Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN AKHIR

PROGRAM BELAJAR BEKERJA TERPADU (PBBT)

PERUSAHAAN KONVEKSI
UZI TAILOR
Perumahan Taman Kampus Estate A1 Nomor 16 Jember

Disusun oleh:

MUHAMMAD RIJALUS SHOLIHIN


NIM: 10.7920

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MANDALA


JEMBER
2013

DAFTAR ISI

SAMPUL .................................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................
A. Latar Belakang ....................................................................................
B. Profil UMKM ......................................................................................
C. Tugas dan Target .................................................................................
D. Pencapaian ...........................................................................................
E. Kendala ................................................................................................
F. Manfaat ................................................................................................
G. Saran-saran ...........................................................................................
Lampiran

ii

i
ii
1
3
7
8
9
10
11

A. Latar Belakang
1. Program Co-op
Kemampuan bangsa untuk bersaing dalam perdagangan jasa maupun
barang dipandang merupakan salah satu hal penting agar Indonesia tetap
kuat sebagai bangsa maupun sebagai salah satu bangsa yang disegani di
dunia. Oleh sebab itulah peningkatan daya saing bangsa (nation
competitiveness) menjadi salah satu isu utama dalam pengembangan
pendidikan tinggi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi memandang
pentingnya pelibatan atau kerjasama dengan lembaga lain dalam upaya
untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkarakter unggul agar
mampu berkontribusi terhadap kemampuan bersaing bangsa, merupakan
salah satu jalan keluar yang baik. Melalui kerjasama berbagai pihak
diharapkan setiap potensi yang dimiliki dapat disinergikan guna
mendorong peningkatan kualitas lembaga pendidikan tinggi, tidak saja
dalam bidang akademik tetapi juga dalam bidang sosial dan ekonomi.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan di perguruan tinggi pada
umumnya lebih menitik beratkan kepada pengembangan intelektual atau
kemampuan akademis serta penalaran dan kurang memberikan bekal
kemampuan teknis / operasional untuk memasuki dunia kerja. Di sisi lain
dunia usaha dan industri (DUDI) menghendaki tenaga kerja yang memiliki
keterampilan teknis serta pengalaman kerja yang sering menjadi kendala
bagi mahasiswa untuk memperoleh pekerjaan setelah lulus. Bertolak dari
pencanangan program Co-operative Academic Education oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan pada konferensi internasional The First
Indonesian National Executive Conference on Co-operative Education di
Jakarta pada tahun 1994, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi bekerja
sama dengan Bappenas dan kemudian dengan Dewan Pengembangan
Program Kemitraaan (DPPK) telah merintis dan mengembangkan Program
Co-operative Academic Education (Co-op) atau Program Belajar Bekerja
Terpadu (PBBT) yang dilaksanakan dan dikembangkan dengan tujuan
memperkenalkan dunia usaha atau dunia kerja lebih dini kepada mahasiswa.
Program ini merupakan program yang mengintegrasikan berbagai latar
belakang ilmu yang didapatnya di bangku kuliah dengan pengalaman nyata
dunia usaha. Di dunia internasional program seperti ini dikenal dengan
nama work-integrated learning atau work based learning. Sedikit
berbeda dengan program link and match yang lebih dulu dicanangkan
pemerintah yang lebih berorientasi pada subject-based atau curriculum
and practice-based learning, Co-op lebih mementingkan work place
experience atau pengalaman dan berkegiatan dalam dunia kerja nyata.
Untuk pekerjaan yang dilakukannya, mahasiswa peserta mendapat
kompensasi keuangan dari perusahaan atau tempat bekerja. Selama
mengikuti kegiatan, mahasiswa peserta program akan di evaluasi oleh
petugas yang ditunjuk oleh perusahaan dan atau oleh mentor yang ditunjuk
oleh perguruan tinggi dan setelah selesai akan mendapatkan sertifikat.
Program Co-op sebagai program belajar bekerja terpadu, menetapkan
indikator umum keberhasilannya yaitu bilamana setiap pihak yang terlibat

(mahasiswa, perguruan tinggi, dunia usaha/UMKM) mendapat manfaat dari


program tersebut. Oleh sebab itulah program ini diunggulkan sebagai
salah satu program bersama antara perguruan tinggi dengan DUDI untuk
menghasilkan sumber daya manusia atau lulusan yang berdaya saing.
2. Tujuan Program Co-op
a. Menghasilkan wirausahawan muda yang memiliki gagasan baru dalam
menciptakan lapangan kerja.
b. Meningkatkan mutu dan relevansi lulusan perguruan tinggi dengan
kebutuhan dunia usaha.
c. Meningkatkan kualitas usaha mikro, kecil dan menengah dalam
pengelolaan maupun pengembangan usaha.
d. Meningkatkan jaringan kerjasama antara perguruan tinggi dengan dunia
usaha/industri
e. Meningkatkan kepercayaan dunia usaha/industri terhadap perguruan
tinggi
B. Profil UMKM
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Nama Uzi Tailor berasal dari kata nama pemilik UMKM itu sendiri yaitu
FAUZI, awal mula berdirinya perusahaan ini ketika beliau masih
menempuh bangku kuliah fakultas ilmu pendidikan dan ilmu keguruan
jurusan pendidikan bahasa Inggris Universitas Jember sekitar tahun 1991,
tekat yang kuat dan kegigihan yang mantap membuat mahasiswa kelahiran
kota Lamonga ini berniat untuk mempunyai pekerjaan lain disamping
menjadi seorang mahasiswa. Sejah tahun 1993 sebagai titik awal peledakan
semangat dalam berwirausaha beliau mulai belajar menjahit pada UMKM
yang bernama di Jalan Kalimantan sekitar pengadilan negeri Jember dengan
nama Wijaya tailor, disitulah awal mula beliau belajar menjadi konfeksi
provesional, tak pernah ada kata menyerah dan putus asa yang membuat
rasa wirausaha ini semakin besar, hingga pada tahun 1994 pengusaha muda
ini berniat membuka usaha sendiri yang yang diberinama Uzi Tailor dan
bertempat dijalan Kaliamantan X Jember yang merupakan tempat tinggal
sementara atau yang sering kita sebut dengan sebutan tempat kos.
Keahlian yang semakin handal membuat jasa yang diberikan semakin
dikenal orang, terutama dikalangan mahasiswa yang menjadi bidikan utama
obyek usaha, sehingga pada tahun 1994 Uzi tailor dengan semangatnya
menyewa ruko dijalan Kalimantan sebagai tempat produksinya. Namun
dengan keterbatasannya sebagai seorang mahasiswa jasa yang diberikan
masih terbatas dalam bentuk vermak jins dan penjahit baju layaknya
penjahit pada umumnya tanpa menerima jahitan yang berjumlah puluhan
bahkan ratusan seperti saat ini.
Selama melakukan kegiatan pemberian jasa didalam ruko usaha yang
dilakukan juga tidakkalah semakin maju pesat, hingga pada tahun 1999
beliau menikah dan pada tahun 2000 Penanggung jawab utama diserahkan
kepada sang suami sebagi koordinator dalam kegiatan usaha, mengingat
Pendiri utama yaitu Bapak Fauzi teah menjadi seorang guru dan Pegawai

ii

Negeri Sipil sehingga mempunyai tanggungjawab yang lebih penting,


namun demikian hal kewajiban dan ikut serta membantu dalam segi
pemasar serta tatakelola usaha tidak pernah beliau kesampingkan,
mengingat usaha yang telah dirintisnya selama bertahun-tahun itu perlu
adanya pengembangan yang lebih baik.
Mulain tahun 2000 Uzi Tailor mulai berusaha berproduksi dengan skala
besar, tempatnya yang berada dipusat kota dan lingkungan kampus menjadi
bidikan terpenting dalam usaha ini, sehingga sejak saat itu produksi yang
dilakukan sudah layaknya usaha besar yang melayani jasa pembuatan baju,
seragam, jas almamater, topi dan lain-lain kebutuhan mahasiswa maupun
siswa sekolah. Berbagai universitas yang telah bekerjasama dengan Uzi
Tailor diantaranya yaitu:
1. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mandala Jember
2. Politeknik Negeri Jember
3. Universitas Islam Jember
4. Universitas Jember
Dan berbagai sekolah negeri maupun swasta dikabupaten Jember, hingga
sampai saat ini kerjasam yang telah terjalin adalah dengan Politeknik Negeri
Banyuwangi.
2. Struktur Organisasi

Manajer
Bagian
Administrasi

Bagian
Potong Kain

Bagian
Desain

Keterangan:
Bagian
Sablon

Bagian
Penjahit
= alur perintah
= alur koordinasi

iii

Bagian
Packing

3. Job Discription
a. Manajer
Tugas dan wewenang seorang manajer disini yaitu memutuskan harga
jual atas pesanan atau tawaran dari hasil negoisasi dengan pemesan, serta
sebagai pengatur utama jalannya proses pelaksanaan pengerjaan produk,
mulai bagia administrasi hingga bagian packing.
b. Bagian Adminitrasi
Setiap transaksi perlu adanya pengarsipan sebagai dasar pertimbangan
dalam menentukan harga jual atauapun bernegoisasi dengan pelanggan,
namun disamping itu, pencatatan yang berkaitan tentang administrasi lain
seperti pendataab karyawan dan mengevaluasi bahan dan kebutuhan juga
perlu dilakukan, hal inilah yang menjadi tugas dan wewenang bagian
administrasi.
c. Bagian Desain
Tugas dan wewenang seorang desainer adalah mendesain gambar, logo
atau sejenisnya yang diminta oleh pelanggan untuk nantinya dijadikan
sebagai dasar gambar dalam menyablon pada bagian kain yang telah
ditentukan oleh pelanggan, dengan bagiaannya yang tidak mudah,
seorang desainer harus berhati-hati dan mempunyai jiwa seni agar
tercipta hasil yang baik, tepat dan enak dipandang, serta diharapkan
nantinya mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan atas apa yang
telah dipesan.
d. Bagian Potong
Dalam setiap bagian dengan bagian lain harus saling koordinas sebagai
bagian dari tugas dan wewenang mereka,begitu juga dengan bagian
potong kain yang harus saling berkoordinasi dengan bagian sablon dan
bagian desain, serta juga harus berkoordinasi dengan bagian Jahit, sebab
tugas dari bagian potong kain ini adalah memotong kain dengan
tepatserta memadukan antara model baju, tempat dan ukuran sablon,
serta kesesuaian gambar yang telah didesain oleh seorang desainer, agar
dapat terjadi kesesuaian antara satu dengan yang lain. Serta tugas lain
bagian potong adalah menghitung persediaan bahan baku seperti kain,
benang, kancing, resleting dan persediaan lain yang diperlukan dalam
produksi.
e. Bagian Sablon
Bagian sablon mempunyai yugas dan wewenng untuk menyablon hasil
gambar yang telah didesain oleh bagian desainer pada potongan kain
yang telah disediakan bagian potong kain. Oleh sebab itu bgian sablon
juga harus melakukan koordinasi untuk menyesuaikan dalam menyablon
agar tidak terjadi kesalahan yang fatal.
f. Bagian Penjahit
Tugas pokok dari bagian penjahit adalah menjahit kain yang telah
dipotong dan disablon untuk diproses menjadi produk jadi, denagn
disertai koordinasi dengan pihak-pihak yang terkain untuk menciptakan
produk yang tepat dan memuaskan.

iv

g. Bagian Packing
Bagian packing disini mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan
pembungkusan barang jadi, namun bukan hanya itu, bagian packing juga
mempunyai tugas mengecek barang apakah layak dikirim atau belumm,
seperti terjadi cacat atau kekurangan stock barang, disamping itu bagian
packing juga mempunyai tugas memberi kancing baju apabila proses
produksi mengejar waktu pesanan yang mana proses tersebut tidak
mampu dilakukan oleh bagian penjahit, serta melakukan koordinasi
dengan bagian adminitrasi apakah barang siap dikirim atau masih
menunggu hal yang lain.
4. Denah Perusahaan

POLIJE
Jalan Mastrib

U
N
E
J

C. Tugas dan Target


1. Tugas
a. Packing, yaitu tugas membungkus barang jadi atau produk jadi untuk
siap dikirim sesuai pesanan, karena dalam membungkus barang jadi
semata-mata bukan hanya memasukkan barang jadi kedalam plastik,
melainkan perlu adanya teknis yang benar dan tepat guna mendapatkan
hasil yang baik.
b. Menghitung daftar pesanan dan merekap kedalam komputer, yaitu tugas
untuk menghitung daftar ukuran serta jumlah pesanan barang guna
mendapatkan hasil yang tepat dalam segu jumlah dan ukuran yang
kemudian dimasukkan kedalam komuter untuk dapat dijadikan sebagai
dasar pemotonagan bahan.
c. Desain, yaitu melakukan deain pada saat ada kebutuhan tertentu yang
menuntut adanya perubahan atau pembuatan gambar baru untuk dapat
dijadikan sebagai dasar dalam menyablon.

d. Manajerial umum, yaitu membantu segala jenis kegiatan yang dianggap


mampu untuk dilakukan seperti sekedar membantu tataruang jahit, ruang
persediaan barang mentah dan barang jadi, hingga proses produksi.
2. Target
Target yang diharapkan dari tugas packing ini adalah dapat membantu
dalam menyelesaikan pembungkusan barang jadi agar siap dikirim dengan
tatakemas yang lebih baik dan benar, mulai dari cara melipat pakaian,
hingga selesai dikemas dan siap dikirim kepada pemesan.
Sedangkan untuk pendataan pesanan sesuai ukuran diharapkan mampu
dan mempermudah bagi bagian pemotong kain dalam memotong kain dalam
setiapukuran dan jumlah yang tepat, adar tidak terjadi kesalahan dalam
meotong seperti, kekurang produk saat produk jadi dikarenakan bahan yang
terpotong kurang pas atau tidak sesuai pesanan. Oleh sebab itu hal ini sangat
penting. Data yang telah direkap kemudian dimasukkan kedalam komputer
untuk dapat dicetak dan mudah dalam menggandakan dan menyimpan
untuk dapat dijasikan sebagai arsip.
Mendesain merupakan rangkain dalam memproduksi baju dalam hal
meyablon, sebab desain menentukan tingkat keelegan baju jika dipandang
selain dari segi model, dengan demikian dalam mendesain diharapkan
mampu menciptakan inovasi dan hal kreatif yang mampu menarik perhatian
dalam hal seni yang akan tertera dalam baju atau kaos.
Kenyamanan dan kebersihan menjadi dasar dalam kenyamanan dalam
berkerja, serta menjadi penilaian terselubung bagi pelanggan dalam memilih
produsen, hal ini disebabkan kebersihan dan kerapian merupakan dasar
dalam pelaksanaan pekerjaan produk. Dengan demikian diharapkan setiap
perusahaan mampu menjaga kebersihan dan penataan tempat dengan baik,
rapi, dan tepat guna membangun rasa nyaman dan aman dalam melakukan
proses produksi, ditambah sebagai penilaian terselubung bagi konsumen
dalam memilih produsen.
D. Pencapaian
Selama melaksanakan program belajar bekerja terpadu (PBBT) atau
Cooperative education pencapain yang telah berhasil dilakukan diantaranya
melakukan packing produk jadi hingga menghitung dan siap untuk dikirim,
dalam segi teknik melipat dalam setiap jenis produk selalu berbeda tergantung
dari jenis produk, namun hal tersebut tidak menajdi penghambat dalam
menghasilkan packing yang baik dan bagus untuk siap dikirim.
Dari segi pendataan data pesanan dalam hal pencapaian dapat disimpulkan
bahwa pendataan dapat dilakukan dengan baik dan tepat, apalagi mengingat
data yang harus dihitung dan dianalisis tidak setiap hari ada. Jadi hasilnyapun
dapat maksimal. Hal ini tidak jauh berbeda dengan mendesain yang tidak setiap
hari dituntut untuk melakukan desain dikarenakan pesanan desain juga hanya
ada jika pemesan membutuhkan perubahan atau pembuatan baru, sehingga
dalam pelaksanaannya juga dapat dilakukan dengan santai dan menghasilkan
desain yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

vi

Dalam segi penataan ruangan amaupun kebersihan dalam pelaksanaanya


dapat dilakukan sesuai target yaitu menciptakan ruangan yang nyaman dan
enak dipandang, sehingga membuat kenyamanan dalam bekerja dapat
terwujud.
E. Kendala
Setiap kegiatan pada umumnya mengalami banyak kendala, demikian juga
yang terjadi pada perusahaan UZI Tailor yang mempunyai beberpa kendala
diantaranya kurangannya tenaga kerja. Pada dasarnya tenaga kerja adalah
faktor utama dalam kegiatan produksi barang, namun apa jadinya jika faktor
utama tidak memenuhi apa yang diaharapkan, diantara tenaga kerja yang
kurang adalah dibagian sablon, pemotong kain, desain, dan pemasaran, dan
juga terkadang jika saat pesanan melimpah tenaga kerja bagian jahit juga dirasa
masih kurang untuk memenuhi target pesanan dalam jangka waktu yang
diberikan kepada pelanggan.
Dari segi lain seperti penataan persediaan yang dirasa kurang tepat juga
menjadi kendala dalam kenyamanan bekerja, karena sisa bahan produksi
terkadang tidak bisa tertata dengan rapi untuk dapat diketahui dan gunakan
dikemudian hari, oleh sebab itu penataan tempat atau setting room perlu
dilakukan untuk menciptakan kenyamanan dalam bekerja.
Dari segi mahasiswa selaku peserta pelatihan programbelajar bekerja
terpadu kendala yang dihadapi adalah dalam hal membantu melengkapi tenaga
kerja yang dianggap kurang tersebut seperti tukang jahit, sablon, serta menata
ruang, mengingat mahasiswa adalah jurusan akuntansi dan tidak mempunyai
dasar dalam membantu proses produksi, namun dengan berjalannnya waktu
semua itu dapat dilakukan sedikit demi sedikit untuk membantu kekurangan
bagian tenaga kerja yang dibutuhkan.
F. Manfaat
1. Bagi UMKM
a. Menjaring karyawan potensial
b. Memperoleh tenaga kerja jangka pendek yang berkualitas
c. Memperoleh ide-ide baru dan segar
d. Bukti kepedulian instansi atau perusahaan pada pengembangan SDM
daerah
e. Menjalin hubungan baik dengan universitas
f. Memperoleh tenaga kerja jangka pendek
g. Mempromosikan citra perusahaan
2. Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh pengalaman kerja
b. Menerapkan teori pada masalah nyata
c. Mempelajari sikap atau perilaku kerja
d. Mempelajari keterampilan teknis bekerja
e. Menerapkan keterampilan komunikasi
f. Meningkatkan keterampilan membangun relasi dan kerjasama
g. Meningkatkan motivasi belajar

vii

3. Bagi Perguruan Tinggi


a. Meningkatkan efisiensi eksternal
b. Meningkatkan hubungan dengan perusahaan
c. Membuka kesempatan interaksi dosen dengan industri
d. Mempromosikan sumber daya
G. Saran-saran
1. Bagi UMKM
a. Sebagi dsar dalam mengejar target pemesan sebaiknya UMKM
menambah tenaga kerja
b. Dalam melakukan pembagian tugas sebaik perlu adanya koordinasi
kembali, mengingat masih terjadi beberapa kesalahan,seperti kehabisan
kancing pada saat proses pemasangan pada baju, namun dari keseluruhan
sudah bisa dikatakan baik, namun tenaga kerja yang dianggap kurang
menjadi faktor utama dalam kegiatan produksi barang.
2. Bagi Mahasiswa
a. Perlu adanya kepastian dalam hal jam kerja ntara mahasiswa dan
UMKM, karena selama ini belum ada kesepakatan waktu yang tepat
dalam hal masuk amupun pulang kerja.
b. Dalam pelaksanannya program sudah cukup baik, namun masih perlu
ditingkatkan mulai dari keaktifan dalam memberi masukan atas semua
kegiatan produksi yang mana perlu ditingkatkan agar memperoleh hasil
yang maksimal.
3. Bagi Perguruan Tinggi
a. Perlu adanya komunikasi yang baik dalam kegaitan program antara pihak
kam[us dengan UMKM, mulai dari kerjasama hingga berkhirnya
program, seperti sering dikunjunginya peserta coop dan monitoring
langsung dilapangan.
b. Perlu adanya penjelasan lebih lanjut terkait UMKM yang belumjelas atas
hak dan keajiban yang harus dilakuakn dan diperuntukkan bagi peserta
program coop.
c. Secara keseluruhan kegiatan program coop sudah berjalan dengan baik
dan tepat.namun masih perlu adanya komunikasi yang lebih aktif antara
kampus dengan peserta coop, mengingat ada beberapa keluhan dan
harapan peserta yang dirasa perlu untuk dicari titik terang agar dapat
semakin membawa manfaat bagi semua pihak.

viii

Anda mungkin juga menyukai