Laporan Akhir Coop Uzi Tailor PDF
Laporan Akhir Coop Uzi Tailor PDF
PERUSAHAAN KONVEKSI
UZI TAILOR
Perumahan Taman Kampus Estate A1 Nomor 16 Jember
Disusun oleh:
DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................
A. Latar Belakang ....................................................................................
B. Profil UMKM ......................................................................................
C. Tugas dan Target .................................................................................
D. Pencapaian ...........................................................................................
E. Kendala ................................................................................................
F. Manfaat ................................................................................................
G. Saran-saran ...........................................................................................
Lampiran
ii
i
ii
1
3
7
8
9
10
11
A. Latar Belakang
1. Program Co-op
Kemampuan bangsa untuk bersaing dalam perdagangan jasa maupun
barang dipandang merupakan salah satu hal penting agar Indonesia tetap
kuat sebagai bangsa maupun sebagai salah satu bangsa yang disegani di
dunia. Oleh sebab itulah peningkatan daya saing bangsa (nation
competitiveness) menjadi salah satu isu utama dalam pengembangan
pendidikan tinggi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi memandang
pentingnya pelibatan atau kerjasama dengan lembaga lain dalam upaya
untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkarakter unggul agar
mampu berkontribusi terhadap kemampuan bersaing bangsa, merupakan
salah satu jalan keluar yang baik. Melalui kerjasama berbagai pihak
diharapkan setiap potensi yang dimiliki dapat disinergikan guna
mendorong peningkatan kualitas lembaga pendidikan tinggi, tidak saja
dalam bidang akademik tetapi juga dalam bidang sosial dan ekonomi.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan di perguruan tinggi pada
umumnya lebih menitik beratkan kepada pengembangan intelektual atau
kemampuan akademis serta penalaran dan kurang memberikan bekal
kemampuan teknis / operasional untuk memasuki dunia kerja. Di sisi lain
dunia usaha dan industri (DUDI) menghendaki tenaga kerja yang memiliki
keterampilan teknis serta pengalaman kerja yang sering menjadi kendala
bagi mahasiswa untuk memperoleh pekerjaan setelah lulus. Bertolak dari
pencanangan program Co-operative Academic Education oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan pada konferensi internasional The First
Indonesian National Executive Conference on Co-operative Education di
Jakarta pada tahun 1994, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi bekerja
sama dengan Bappenas dan kemudian dengan Dewan Pengembangan
Program Kemitraaan (DPPK) telah merintis dan mengembangkan Program
Co-operative Academic Education (Co-op) atau Program Belajar Bekerja
Terpadu (PBBT) yang dilaksanakan dan dikembangkan dengan tujuan
memperkenalkan dunia usaha atau dunia kerja lebih dini kepada mahasiswa.
Program ini merupakan program yang mengintegrasikan berbagai latar
belakang ilmu yang didapatnya di bangku kuliah dengan pengalaman nyata
dunia usaha. Di dunia internasional program seperti ini dikenal dengan
nama work-integrated learning atau work based learning. Sedikit
berbeda dengan program link and match yang lebih dulu dicanangkan
pemerintah yang lebih berorientasi pada subject-based atau curriculum
and practice-based learning, Co-op lebih mementingkan work place
experience atau pengalaman dan berkegiatan dalam dunia kerja nyata.
Untuk pekerjaan yang dilakukannya, mahasiswa peserta mendapat
kompensasi keuangan dari perusahaan atau tempat bekerja. Selama
mengikuti kegiatan, mahasiswa peserta program akan di evaluasi oleh
petugas yang ditunjuk oleh perusahaan dan atau oleh mentor yang ditunjuk
oleh perguruan tinggi dan setelah selesai akan mendapatkan sertifikat.
Program Co-op sebagai program belajar bekerja terpadu, menetapkan
indikator umum keberhasilannya yaitu bilamana setiap pihak yang terlibat
ii
Manajer
Bagian
Administrasi
Bagian
Potong Kain
Bagian
Desain
Keterangan:
Bagian
Sablon
Bagian
Penjahit
= alur perintah
= alur koordinasi
iii
Bagian
Packing
3. Job Discription
a. Manajer
Tugas dan wewenang seorang manajer disini yaitu memutuskan harga
jual atas pesanan atau tawaran dari hasil negoisasi dengan pemesan, serta
sebagai pengatur utama jalannya proses pelaksanaan pengerjaan produk,
mulai bagia administrasi hingga bagian packing.
b. Bagian Adminitrasi
Setiap transaksi perlu adanya pengarsipan sebagai dasar pertimbangan
dalam menentukan harga jual atauapun bernegoisasi dengan pelanggan,
namun disamping itu, pencatatan yang berkaitan tentang administrasi lain
seperti pendataab karyawan dan mengevaluasi bahan dan kebutuhan juga
perlu dilakukan, hal inilah yang menjadi tugas dan wewenang bagian
administrasi.
c. Bagian Desain
Tugas dan wewenang seorang desainer adalah mendesain gambar, logo
atau sejenisnya yang diminta oleh pelanggan untuk nantinya dijadikan
sebagai dasar gambar dalam menyablon pada bagian kain yang telah
ditentukan oleh pelanggan, dengan bagiaannya yang tidak mudah,
seorang desainer harus berhati-hati dan mempunyai jiwa seni agar
tercipta hasil yang baik, tepat dan enak dipandang, serta diharapkan
nantinya mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan atas apa yang
telah dipesan.
d. Bagian Potong
Dalam setiap bagian dengan bagian lain harus saling koordinas sebagai
bagian dari tugas dan wewenang mereka,begitu juga dengan bagian
potong kain yang harus saling berkoordinasi dengan bagian sablon dan
bagian desain, serta juga harus berkoordinasi dengan bagian Jahit, sebab
tugas dari bagian potong kain ini adalah memotong kain dengan
tepatserta memadukan antara model baju, tempat dan ukuran sablon,
serta kesesuaian gambar yang telah didesain oleh seorang desainer, agar
dapat terjadi kesesuaian antara satu dengan yang lain. Serta tugas lain
bagian potong adalah menghitung persediaan bahan baku seperti kain,
benang, kancing, resleting dan persediaan lain yang diperlukan dalam
produksi.
e. Bagian Sablon
Bagian sablon mempunyai yugas dan wewenng untuk menyablon hasil
gambar yang telah didesain oleh bagian desainer pada potongan kain
yang telah disediakan bagian potong kain. Oleh sebab itu bgian sablon
juga harus melakukan koordinasi untuk menyesuaikan dalam menyablon
agar tidak terjadi kesalahan yang fatal.
f. Bagian Penjahit
Tugas pokok dari bagian penjahit adalah menjahit kain yang telah
dipotong dan disablon untuk diproses menjadi produk jadi, denagn
disertai koordinasi dengan pihak-pihak yang terkain untuk menciptakan
produk yang tepat dan memuaskan.
iv
g. Bagian Packing
Bagian packing disini mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan
pembungkusan barang jadi, namun bukan hanya itu, bagian packing juga
mempunyai tugas mengecek barang apakah layak dikirim atau belumm,
seperti terjadi cacat atau kekurangan stock barang, disamping itu bagian
packing juga mempunyai tugas memberi kancing baju apabila proses
produksi mengejar waktu pesanan yang mana proses tersebut tidak
mampu dilakukan oleh bagian penjahit, serta melakukan koordinasi
dengan bagian adminitrasi apakah barang siap dikirim atau masih
menunggu hal yang lain.
4. Denah Perusahaan
POLIJE
Jalan Mastrib
U
N
E
J
vi
vii
viii