Anda di halaman 1dari 46

Kesamaan Negara Korea Selatan dengan Indonesia

Diposkan oleh Aghisna di 19.26

Pulau Jeju

Tanah Lot Bali

Bagi para remaja yang sedang terkena demam Korea aku ada artikel tentang kesamaan negara
Korea dengan Indonesia versi anameastory:

1. Korea dan Indonesia merupakan negara Republik dengan Presiden sebagai kepala negara
2. Sama-sama bagian dari benua asia (mutlak!)
3. Bulan dan tahun kemerdekaan Korea sama dengan bulan dan tahun kemerdekaan Indonesia
yaitu bulan agustus 1945 dimana hari kemerdekaan Korea adalah 15 Agustus 1945 dan Indonesia
17 Agustus 1945 (beda dua hari!)
4. Kedua negara ini sama-sama pernah dijajah Jepang
5. Makanan Pokok kedua negara ini adalah nasi
6. Postur tubuh warganya sama-sama gak terlalu tinggi, gak setinggi orang eropa dan amerika pada
umumnya
7. Marga yang digunakan berasal dari pihak patrilineal (dari keturunan ayah, walopun di Indonesia
mungkin gak semua patrilineal)
8. sama-sama dikelilingi oleh laut
9. sama-sama punya serial drama. klo Indonesia->sinetron, klo Drama->kadorama
10.dari segi olahraga, Sama-sama diperhitungkan dalam hal olahraga di asia terutama bidang Bulu

Tangkis
11.ada sebutan yang khas. kalo Indonesia ada panggilan mbak, mas klo korea ada panggilan, oppa,
noona, eonni
12.pernah jadi macan asia
13.Adat istiadatnya kuat atau masih kental
14.memiliki budaya,sopan santun, dan tata krama yang tidak boleh dilanggar
15.untuk menu nasi, Korea punya bibimbap, Indonesia punya nasi goreng
16.Sama-sama punya masalah dengan Negara tetangga
17.sama-sama anggota PBB
18.Memilki banyak agama yang tersebar di Negara atau Multi-Religi
19.pernah berbentuk negara kerajaan
20.Masih menganut kebiasaan menghormati yang lebih tua.
21.Kalau sekolah, masih menggunakan seragam.
22.Banyak yang menggunakan internet terutama Twitter.
23.Pemandangan alamnya lebih bagus atau Negara yang Indah
24.Menganut asas kekeluargaan
25.Sama mempunyai pulau kebanggaan. Indonesia: Bali dan Korea Selatan: Jeju
26.Suka makan Mie Instan
27.Suka makan pedas.
28.Banyak memilki gunung
29.Sama-sama Negara Agraris
30.Sama-sama manggil kakak cewek eonnie kalo korea, uni klo orang padang. mama, eomma kalo
korea, uma kalo orang batak
31.Mempunyai kebiasaan mudik dihari Raya. Kalau di Indonesia waktu Idul Fitri dan Natal, dan
kalau di Korsel waktu hari Chuseok.
32.Merupakan negara demokrasi
33.Korea punya musik aslinya genre Trot , indonesia punya Dangdut.
34.Di korea dan Indonesia sama2 melarang keras sesuatu yg terlalu mengekspose bagian tubuh yg
terlalu terbuka (terlalu seksi)
35.Ini dalam bahasa padang iko di korea jg iko.
36.Sama-sama ada acara reality show and variety show.
37.punya banyak acara music. Contoh, Indonesia: Dahsyat kalau Korea: MuBank
38.punya banyak acara penghargaan di bidang entertain terutama musik.

39.Sama-sama lagi meningkatkan tempat wisata dengan melalui film ,udah ada yang tau kalau
menteri di indonesia lagi promo ke produser2 film di hollywood buat bikin film di indo and responnya
sangat bgus.
40.Unsur warna bendera kedua negara ini sama, yaitu ada warna merah dan putih.
41.Sama2 ras asia mongoloid.
42.Korea selatan punya Daum Indonesia punya Kaskus.
43.Sama2 suporter sepak bola fanatik, apalagi klo buat negaranya.
44.Banyak pelafalan kata2 korea yg sama dengan bhs batak, mis> *korea:aigoo.., kalo batak:
agoo artinya sama..masih banyak kata lain tapi beda arti.
45.Sama-sama suka pork (non muslim) sebagai makanan khas.
46.Sama-sama pencinta K-Pop
47.aslinya Korea memiliki warna rambut yang sama dengan Indonesia yaitu warna hitam
48.Sama-sama memiliki pakaian adat yang khas, Kalo Korea punya hanbok, kalo Indonesia punya
kebaya
49.sebutan ayah Korea dan Indonesia hampir sama. kalo Korea manggilnya Appa, kalo Indonesia
(padang) Appak. (beda "k" :p)
50.Memiliki ilmu bela diri yang khas, kalo Korea punya tae kwon do, kalo Indonesia punya pencak
silat
51.Mata pencaharian rakyat pada umumnya adalah nelayan dan petani
52.Pernah disinggahin Obama sewaktu kunjungan di Asia
53.Merupakan negara kepulauan
54.Masih memperhatikan budaya tradisional dan melestarikannya serta mengembangkannya.
55.Kedua negara sama-sama menu mie kuah yang pedas. kalo Korea punya mie ramyeon, kalo
Indonesia (batak) punya mie gomak
56.penduduk di ibu kota kedua negara sama-sama padat
57.kedua negara memiliki cagar alam yang masuk dalam 7 keajaiban dunia dimana Korea-> Pulau
Jeju, Indonesia-> Pulau Komodo
58.Sama-sama punya agensi yang kontroversial tapi tetep laku dan mungkin paling laris, korea =
sment, indonesia = republik cinta :p
59.Sama-sama musiknya lebih unggul di Asia.
60.kalo mau berkunjung pasti selalu bawa sesuatu seperti bingkisan makanan, dll
61.sama-sama punya kebiasaan suka minum teh, kalo orang korea biasanya suka minum teh
barley(gandum) kalau orang Indonesia suka minum teh hijau, merah dll.

62.sama-sama punya kebiasaan kalo abis makan suka bersendawa (jorok) walopun gak semua di
wilayah Indonesia punya kebiasaan seperti itu
63.Kedua negara ini juga suka makan seafood.
64.sama-sama punya boyband and girl band walopun boyband dan girlband Indonesia masih kalah
jauh kualitasnya dari Korea :p

Persamaan Indonesia dan Korea Selatan


OPINI | 29 December 2010 | 20:51

Dibaca: 1684

Komentar: 7

1. Sama-sama ada di Benua Asia.


2. Sama-sama negaranya berbentuk Republik.
3. Kepala negaranya Presiden.
4. Benderanya sama2 bernuansa Merah dan Putih.
5. Bulan dan Tahun kemerdekaan negaranya sama dibulan Agustus dan
Tahun 1945.
6. Sebagian besar mata pencaharian warganya jadi Nelayan dan Petani.
7. Masih memperhatikan budaya tradisional dan melestarikannya serta
mengembangkannya. Atau juga Adat istiadatnya kuat atau masih kental.
8. Negaranya sama-sama pernah dijajah Jepang.
9. Sama-sama punya budaya, sopan santun, dan tata krama yg tidak
boleh dilanggar.
10.
Kedua Negara mempunyai beraneka jenis makanan dan yang
khas daerah.
11.Sama-sama Negara kepulauan.
12.

Dulu sebelum merdeka berbentuk Kerajaan.

13.

Sama-sama punya masalah dengan Negara tetangga.

14.

Anggota PBB [Persatuan Bangsa-Bangsa].

15.

Mempunyai pakaian khas. Korea: Hanbok dan Indonesia: Batik.

16.

Memilki banyak agama yang tersebar di Negara atau Multi-Religi.

17.

Masih menganut kebiasaan menghormati yang lebih tua.

18.

Kalau sekolah, masih menggunakan seragam.

19.

Ibukotanya sama-sama super padat.

20.

Banyak yang menggunakan internet terutama Twitter.

21.

Sama-sama musiknya lebih unggul di Asia.

22.

Pemandangan alamnya lebih bagus atau Negara yang Indah.

23.

Menganut asas kekeluargaan.

24.
Sama mempunyai pulau kebanggaan. Indonesia: Bali dan KorSel:
Jeju
25.

Budaya kesopanan amat sangat dijunjung ditinggi.

26.

Sama-sama presidential ada legislatif, yudikatif, dan eksekutif.

27.

Sama-sama mengalami krisis moneter tahun 1998.

28.

Suka makan Mie Instan.

29.

Banyak memilki gunung-gunung.

30.

Sama-sama Negara Agraris.

31.
Sama-sama manggil kakak cewek eonnie kalo Korea, uni klo
orang Padang.
32.
Mempunyai kebiasaan mudik dihari Raya. Kalau di Indonesia
waktu Idul Fitri, dan kalau di Korsel waktu hari Chuseok.
33.

Pernah jadi Macan Asia.

34.

Menjunjung demokrasi.

35.
Korea punya musik aslinya genre Trot , Indonesia punya
Dangdut.
36.
Sama-sama punya agensi yang kontroversial tapi tetep laku dan
mungkin paling laris, Korea = sment, Indonesia = republik cinta.
37.
Sama-sama diperhitungkan dalam hal olahraga di Asia terutama
bidang Bulu Tangkis.
38.
Kalau manggil yg lebih tua harus ada sebutannya (oppa, nunna,
kak, abang, mas, dll).
39.
Punya pencari berita yang tajam, Indonesia=Kaskuser dan
Korsel=Netizen.
40.

Indonesia ada sinetron, korea ada serial.

41.
Di korea dan Indonesia sama-sama melarang keras sesuatu yg
terlalu mengekspose bagian tubuh yg terlalu terbuka (terlalu seksi)
cuma indonesia lebih menentang keras.
42.

Ayah dalam bahasa padang appa di korea juga appa.

43.

Ini dalam bahasa padang iko di korea jg iko.

44.

Negaranya dikelilingi Laut.

45.

Sama-sama ada acara reality show and variety show.

46.
Sama-sama punya banyak acara music. Contoh, Indo: Dahsyat
kalau Korea: MuBank.
47.
Sama-sama punya banyak acara penghargaan di bidang
entertain terutama musik.
48.

Sama-sama punya bnyak band and punya fansclubnya sendiri.

49.
Sama-sama lagi meningkatkan tempat wisata dengan melalui film
,udah ada yang tau kalau menteri di Indonesia lagi promo ke produserproduser film di hollywood buat bikin film di Indonesia and responnya
sangat bagus.
50.

Sama-sama punya rambut hitam

51.

Aktor/aktris banyak yg jadi penyanyi.

52.

KorSel ada Daum Indonesia ada Kaskus.

53.
Sama-sama memiliki suporter sepak bola fanatik, apalagi klo buat
negaranya.
54.
Namanya suka makai Marga dari Ayahnya. 60. Banyak pelafalan
kata2 korea yg sama dengan bhs batak, mis> *korea:aigoo.., kalo
batak: agoo artinya sama..masih banyak kata lain tapi beda arti.
55.
Adat hampir sama..>setiap berkunjung ke org2 terdekat harus
bawa sesuatu.
56.

Sama-sama suka pedes.

57.

Makanan pokoknya nasi.

Jeju Korea dan Sepotong Warisan Dunia


Senin, 21 Oktober 2013 | 11:22 WIB

SHUTTERSTOCKKota

Jeju di Korea Selatan.

Berita Terkait

Gila Makan dan Belanja di Thailand serta Kamboja


Nikmatnya Kehidupan dari Sungai Ciwulan
Serunya Pasar Malam di Chiang Mai
Asita: Tambang Kurangi Destinasi Wisata di Babel
Pulau Karang yang Memikat

INDONESIA punya Bali, Korea Selatan punya Jeju. Bali menjadi pusat turisme negeri khatulistiwa
ini, begitu pula Jeju. Banyak kesamaan Jeju dan Bali, terutama keindahan alamnya.
Bali punya warisan budaya kuat. Jeju tidak kalah hebat. Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan,
dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa- Bangsa (UNESCO) bahkan menganugerahkan dua gelar
kepada pulau kecil di barat daya Semenanjung Korea itu sebagai Kawasan Cagar Biosfer (2002) dan
Situs Warisan Alam Dunia (2007). Masih ada lagi, Jeju adalah rekan Pulau Komodo dalam kategori
Tujuh Keajaiban Alam Dunia Baru (2011).
UNESCO tentu tidak sembarangan menetapkan status berkelas dunia. Gelar itu berkaitan dengan

sejarah kelahiran Pulau Jeju, yang berkaitan erat dengan letusan Gunung Halla. Erupsi gunung
berapi setinggi 1.950 meter itulah yang membuat fenomena alam luar biasa yang dapat dinikmati
hingga saat ini.
Lima jalur
Perjalanan menuju puncak Gunung Halla, dengan 260 anak gunungnya yang disebut oreum, adalah
obyek yang wajib dicicipi di Jeju. Maklum, seluruh Pulau Jeju adalah wilayah pegunungan, dengan
kaki yang langsung menyentuh lautan. Puncak Gunung Halla adalah titik pusat pulau itu.
Ada lima jalur dengan karakteristik atau tingkat kesulitan berbeda menuju wilayah tertinggi di Korea
itu. Kepenatan pasti terbayar tatkala melihat keindahan alam dengan puncak Baeknokdam, berupa
kawah danau berwarna biru di atasnya.
Pada musim semi, perjalanan mencapai puncak disuguhi pemandangan hamparan padang rumput
yang luas, diselingi bunga cantik berwarna merah muda. Suguhan keindahan alam melewati hutan
yang masih terjaga sangat meneduhkan hati.
Apabila stamina pas-pasan, tidak perlu khawatir. Anda bisa memakai jalur Yeongsil, menuju salah
satu oreum. Hanya, puncak Baeknokdam tidak dapat dijangkau, tetapi pemandangannya lumayan.
Penat mendaki, atau jika tidak ingin berjalan menanjak, Anda dapat menyusuri perut bumi, Goa
Manjanggul di Gujwa. Goa ini merupakan salah satu lorong terpanjang di dunia yang tercipta akibat
aliran lava gunung berapi. Panjang gua mencapai 7,5 kilometer, tetapi Pemerintah Otonomi Jeju
hanya membuka satu jalur, sepanjang 1 kilometer, untuk umum. Jalur lain dipakai untuk kepentingan
ilmu pengetahuan atau penelitian semata.
Memasuki goa tidak sulit karena sudah ada tangga turun atau naik yang tidak terlalu terjal.
Lingkaran goa juga besar, 23-30 meter, sehingga leluasa berselisih jalan dengan pengunjung lain
pada saat ramai.
Di dalam goa dipasang pencahayaan seadanya sehingga kesan remang-remang kedalaman bumi
terasa kental. Suhu cukup dingin, 11-18 derajat celsius, meskipun pada musim panas.
Di beberapa lokasi, terdapat petunjuk tentang goa, seperti bentuk-bentuk batuan, ornamen, dan
struktur dinding akibat aliran lava. Di ujung lorong sepanjang 1 kilometer, berdiri sebuah pilar berupa

batu lava membeku dari bawah ke atas seperti stalaktit dan stalagmit yang bersatu. Sungguh seperti
perjalanan menuju negeri antah-berantah.

KOMPAS/SYAHNAN RANGKUTISeongsan

Ilchulbong merupakan anak Gunung Halla yang berbentuk seperti kastel tua.
Pemandangan matahari terbit dari lokasi ini diyakini merupakan yang terindah di seantero Korea Selatan.

Manjanggul terbentuk akibat aliran lava yang diperkirakan terjadi 100.000 sampai 300.000 tahun
lalu. Goa ini merupakan salah satu bagian utama penilaian UNESCO yang menjadikan Jeju sebagai
Warisan Alam Dunia.
Di lokasi lain, terdapat hasil erupsi lain Gunung Halla, berupa bukit di tepi laut yang dinamakan
Seongsan Ilchulbong, yang berarti puncak matahari terbit. Bentuknya unik, seperti kerucut. Sepintas
mirip dengan kastel kuno yang dihuni keluarga pembesar dari Eropa zaman dahulu.
Bentuk seperti bangunan tinggi menjulang dengan deburan ombak laut biru adalah perpaduan alam
yang sempurna. Tidak ada pemandangan terindah matahari terbit selain di Seongsan Ilchulbong di
seantero Korea.
Menggunakan sepeda
Di tepi laut kaki Seongsan, hidup beberapa perempuan tua berumur sampai 70 tahun, yang masih
aktif menyelam mencari keong laut yang disebut abaloni. Profesi yang dalam bahasa lokal disebut

haenyeo ini begitu terkenal dan dilakoni oleh ribuan orang. Uniknya, semua pelakunya adalah kaum
ibu. Kisah haenyeo sangat menginspirasi karena membuat perempuan Korea menjadi begitu
perkasa.
Cara paling luar biasa menikmati alam Jeju sebenarnya dengan menggunakan sepeda. Rute
mengelilingi Jeju adalah perjalanan yang sangat menantang. Dengan jalur melingkari pulau sejauh
181 kilometer, tentunya bukan sebuah kerja berat untuk bikers. Pemerintah setempat sudah
membuat jalur khusus sepeda yang aman dan nyaman untuk menggowes.
Anda tinggal menentukan pilihan berapa lama ingin mendayung pedal. Jalur pendek sekitar dua
sampai tiga jam ada. Mau sehari penuh juga bisa. Apabila ingin memutari seluruh Jeju, Anda harus
menyediakan waktu empat hari tiga malam. Untuk urusan menginap tidak susah karena hotel-hotel
tersedia di sepanjang jalur. Menarik dan pantas untuk dicoba.
Obyek wisata di Jeju sangat banyak. Pilihannya sangat beragam. Di setiap penjuru angin tersedia
puluhan obyek dengan tema berbeda meski dengan lanskap yang bercirikan sama, gunung dan laut.
Jadi, sebelum ke Jeju, Anda harus menentukan dahulu hendak ke mana agar jangan sampai
kebingungan setelah sampai di sana.
Barat, timur, utara, dan selatan memiliki perbedaan. Di utara saja terdapat 36 obyek wisata yang
dikelola Badan Pariwisata Jeju. Sebut saja, pantai Taewoo yang paling dekat dijangkau dari kota
Jeju. Museum seni, museum legenda dan sejarah alam, planetarium, taman cinta, arboretum Halla,
menyusur sungai di Sanjicheon, serta menyusur di jalan misterius.
Yang disebut dengan jalan misterius sebenarnya merupakan fenomena alam yang disebut anomali.
Jamaknya, air akan mengalir ke tempat yang lebih rendah, tetapi di lokasi itu air justru bergerak ke
tempat yang lebih tinggi. Kendaraan seperti bus yang memiliki bobot sampai 5 ton akan melaju
kencang pada jalan menanjak meski mesin dalam kondisi mati.
Itu masih di utara. Di selatan, barat, dan timur tidak kalah banyaknya obyek wisata yang tentunya
tidak dapat digambarkan satu per satu. Rata-rata menarik dan unik.
Kunjungan tanpa visa
Untuk menikmati semua perjalanan, kisah petualangan, dan cerita menginspirasi di Jeju ternyata
tidak sulit. Pemerintah Kota Jeju mengeluarkan terobosan dengan menerapkan kebijakan tanpa visa
kepada pendatang dari seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Jeju Island, Pulau Bali-nya Korea


November 10, 2010 admin Destination No comments

.Apakah akhir-akhir ini anda merasa sedang dilanda demam Korean Wave? Saat ini
Kimchi, Bulgogi, Super Junior, SNSD, drama Korea, dan gaya berdandan pemainnya
yang trendy sepertinya memang sedang menjangkit di mana-mana, termasuk di
Indonesia. Kalau hal ini membuat anda jadi kepikiran untuk mengunjungi Korea, anda
bisa pergi ke Jeju Island sebagai tujuan pertama anda.
Dari semua daerah di daratan Korea, baik Selatan maupun Utara, sepertinya Jeju
Island adalah yang paling istimewa. Pulau yang terletak di ujung semenanjung Korea
dan sangat dekat dengan kawasan Jepang ini adalah satu-satunya provinsi berotonomi
khusus di seluruh pelosok Korea Selatan. Meskipun mempunyai sejarah yang panjang
dan menyedihkan, namun kini Pulau Jeju telah berubah menjadi sebuah kawasan wisata
yang paling terkenal di Korea, bahkan orang Korea menyebutnya sebagai Pulau Balinya Korea.
Pulau Jeju merupakan wilayah yang paling hangat di Korea dan pada musim dingin
sangat jarang turun salju, sehingga tanaman-tanaman yang biasanya hanya bisa
tumbuh di daerah subtropis bisa bertahan hidup di daerah jeju. Salah satu
pemandangan indah yang bisa anda nikmati adalah memandangi puncak gunung
Hallasan, gunung tertinggi di Korea, di tengah padang bunga yang bermekaran dengan
indah. Di Pulau Jeju, semua pemandangan indah dari mulai gunung dan tebing berbatu,
pantai, air terjun, dan taman bunga, semuanya menyatu dengan suasana tradisional
khas Korea yang masih terasa. Suasana alamnya yang tenang dan romantis menjadikan
Pulau Jeju terkenal sebagai salah satu tempat tujuan bulan madu dan terkenal dengan
sebutan Love Island.
Salah satu aktifitas masyarakat setempat yang akhirnya menjadi sebuah tradisi dan
bahkan menjadi sebuah atraksi tersendiri yang mampu menarik perhatian para
wisatawan adalah kegiatan para haenyo saat mencari abalon di perairan
Jeju. Haenyo yang secara harfiah berarti wanita laut adalah sebuah istilah untuk
menyebut para penyelam wanita yang mendedikasikan hidupnya untuk mencari ikan

dan kerang dengan cara menyelam di laut. Mereka sudah pasti tangguh karena minimal
harus mampu menahan napas selama 2 menit dan menyelam sedalam 20 meter.
Jeju membuat para gadis Jeju enggan melirik dan meneruskan
Perkembangan zaman telah

tradisihaenyo ini dan lebih memilih pergi ke kota besar dan mengejar mimpinya di sana.
Tak heran kalau saat iniLokasi
kebanyakan haenyo yang masih setia dengan pekerjaannya
adalah para wanita paruh baya. Kalau anda tertarik untuk mengetahui lebih banyak
mengenai haenyo, anda dapat mengunjungi museumnya yang memiliki arsitektur dan
bentuk yang indah. Atau anda juga bisa melihat sebuah film korea berjudul My Mother,
the Mermaid (2004) yang mengisahkan tentang haenyo dengan background pulau Jeju
yang sangat indah.
(Berbagai sumber).

Pulau Jeju
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Nama bahasa Korea


Hangul:
Hanja:
Alihaksara Baru:Jeju Teukbyeol Jachi-do
McCune-Reischauer:Cheju T'kpyl Chach'ido
Data dan statistik2004
Luas:

1 845,55km

Penduduk:

560 000 jiwa

Kepadatan:

jiwa/km

Pemb. administratif:

2 si

ISO 3166-2:
Situs resmi:http://www.cyber.jeju.go.kr/

Jeju, Pulau Vulkanik dan Tabung Lava

Situs Warisan Dunia UNESCO


Negara

Republik Korea

Tipe

Alam

Kriteria

vii,viii

Nomor identifikasi

1264

Kawasan UNESCO

Asia Pasifik

Tahun pengukuhan

2007 (sesi ke-27)

Pulau Jeju (Jeju-do) adalah pulau terbesar di Korea dan terletak di sebelah selatan Semenanjung
Korea. Pulau Jeju adalah satu-satunya provinsi berotonomi khusus Korea Selatan.
Terletak di Selat Korea, sebelah barat daya Provinsi Jeolla Selatan, yang dahulunya merupakan
satu provinsi sebelum terbagi pada tahun 1946. Ibukota Jeju adalah Kota Jeju (Jeju-si).
Topografi Pulau Jeju terbentuk sekitar 2 juta tahun lalu oleh aktivitas vulkanis. Di tengah-tengah
pulau muncul Hallasan (Gunung Halla), gunung tertinggi di seluruh Korea (1.950 m). Pulau ini
bercuaca hangat sepanjang tahun dan pada musim dingin jarang turun salju, sehingga tanamantanaman yang tumbuh di daerah subtropis bisa bertahan hidup.
Pulau Jeju dijuluki Samdado, "Pulau yang Berlimpah dengan Tiga Hal"
yaitu, bebatuan, wanita dan angin]. Karena memiliki keindahan alam dan kebudayaan yang unik,
Pulau Jeju adalah salah satu objek wisata paling terkenal di Korea. Dalam catatan sejarah, Jeju

disebut dalam berbagai nama, mulai


dari Doi, Dongyeongju, Juho, Tammora, Seomna, Tangna atau Tamra.
Kota pelabuhan terdekat Jeju dengan daratan utama Korea adalah Mokpo, provinsi Jeolla Selatan.
Panjang garis pantai 253 km, luas keseluruhan 1.825 km. Suhu di Jeju dapat bervariasi, mulai dari
tropis sampai subtriopis. Suhu rata-rata per tahunnya adalah 14,6 C dan 4,7 di musim dingin.
Keanekaragaman flora yang tumbuh di Jeju sangat berbeda dengan yang ada di Semenanjung
Korea. Karena iklimnya yang baik, pulau ini ditumbuhi lebih dari 1.700 jenis tanaman, sehingga Jeju
dijuluki sebagai "Pulau Botani" karena kekayaan floranya.
Selama berabad-abad, penduduk Pulau Jeju dijuluki sebagai yukgoyeok ("enam jenis pekerja
keras") yang merujuk kepada warga yang mengerjakan berbagai pekerjaan sulit dan berat untuk
hidup, seperti mencari abalon dan kerang dengan cara menyelam ke dasar laut, membangun
pelabuhan, beternak, membuat kapal dan bertani. Seringkali mereka diperas demi membayar upeti
kepada penguasa di ibukota. Bencana alam seperti kekeringan dan angin topan juga sering
mengakibatkan gagal panen dan kelaparan yang memakan banyak korban jiwa.
Peristiwa paling kelam dalam sejarah rakyat Jeju adalah insiden berdarah pada periode
pembentukan Republik Korea pada tahun 1948 sampai periode Perang Korea (1950-1953) dimana
banyak warganya dibantai karena dianggap sebagai sarang pemberontak atau pengikut komunis.
Karena mengalami kehidupan yang keras oleh tekanan penguasa, warga Jeju dikenal sebagai
orang-orang yang tabah dan mampu bertahan dalam situasi yang sulit. Rakyat Jeju menyatakan
tentang kehidupan mereka dengan ungkapan:

Kebahagiaan itu kecil seperti butir pasir, sementara kesedihan itu sebesar
batu karang

Daftar isi

1 Sejarah

2 Objek wisata

3 Kuliner

4 Provinsi kembar

5 Lihat pula

6 Referensi

7 Pranala luar

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Menurut catatan sejarah Cina kuno, San Guo Zhi, pada abad ke-3 Masehi, Pulau Jeju adalah
sebuah kerajaan independen yang bernama Tamra. Pada saat itu Tamra sudah menjalin hubungan
dagang dengan Tiga Negara Han di Semenanjung Korea. Dari abad ke-5 sampai 9, Tamra juga
menjalin hubungan dagang dengan kerajaan Goguryeo, Silla, Dinasti Tang dan Jepang. Tahun 1105,
Tamra diserap dalam teritori Dinasti Goryeo pada masa pemerintahan Raja Gojong (bertahta 12151259) dan namanya diganti menjadi Jeju ("daerah"). Dengan masuknya Jeju dalam teritori Goryeo,
sumber daya alam Jeju diperas demi memberi upeti kepada istana sehingga beberapa kali rakyat
Jeju melakukan pemberontakan. Pada tahun 1270, Tiga Polisi Elit(Sambyeolcho) dibantu oleh
rakyat Jeju memberontak pada pemerintahan setempat dan penguasa Mongol, namun berhasil
dipatahkan.
Para penguasa Mongol memilih Jeju sebagai pangkalan untuk menyerbu ke Jepang. Di pulau ini
mereka menternakkan kuda, membuat kapal perang dan mendirikan kuil Buddha
bernama Beobhwasa. Pada periode Dinasti Joseon (1392-1910), kaum penguasa memandang Jeju
sebagai daerah perbatasan. Rakyat di daratan utama umumnya menganggap Jeju sebagai tempat
asing dimana narapidana dibuang atau diasingkan. Pada abad ke-17, Raja Injo bahkan membuat
peraturan bahwa rakyat Jeju dilarang pergi ke daratan utama. Peraturan ini bertahan hampir 200
tahun sampai dihapuskannya di abad ke-19. Akibatnya, rakyat Jeju sangat terisolasi dari dunia luar.
Pada saat penjajahan Jepang, rakyat Jeju menderita kelaparan dan kemiskinan. Banyak di antara
mereka pindah ke Osaka pada tahun 1923. Selama periode penjajahan, warga Jeju berpartisipasi
dalam perlawanan terhadap kolonialisme. Perlawanan terbesar terjadi antara tahun 1931-1932 di
desa-desa nelayan di Kecamatan Gujwa dan Seongsan oleh para penyelam wanita (haenyeo).
Pergerakan ini adalah perlawanan terbesar yang pernah dilakukan oleh wanita di Korea. Namun
gerakan ini tidak menemui hasil. Setelah penjajahan berakhir, Pulau Jeju berada di bawah
pengawasan militer Amerika Serikat. Pada peringatan Pergerakan 1 Maret 1919 tahun 1947, terjadi
insiden berdarah yang disebabkan oleh penembakan polisi. Warga Jeju merespon insiden itu
dengan mengadakan demonstrasi besar-besaran namun diredam oleh militer Amerika Serikat
dengan penangkapan dan pembantaian.
Insiden ini memicu resistensi warga Jeju, terutama dari kaum pemuda yang mulai memberontak dan
membangun pertahanan di kaki Gunung Halla. Kelompok ini menolak pembentukan Republik
Korea yang dijadwalkan tanggal 10 Mei 1948. Pada tanggal 3 April 1948 mereka menyerang 11 pos
polisi di seluruh pulau. Peristiwa ini menandai dimulainya Insiden Tiga April di Pulau Jeju. Setelah
penyerangan tersebut, militer Amerika Serikat turun tangan dibantu tentara nasional dalam upaya
pembersihan terhadap para pemberontak yang dianggap sebagai simpatisan komunis dengan cara
membakar desa-desa di kawasan pegunungan. Upaya pembersihan berlanjut menjadi genosida
mulai bulan Agustus 1948 sampai tahun 1949 yang membunuh ribuan orang.

Objek wisata[sunting | sunting sumber]

Gunung Halla

Air Terjun Jeongbang

Air Terjun Cheonjiyeon

Jeonbokjuk, masakan khas Jeju.

Seongsan Ilchulbong atau Puncak Matahari Terbit adalah kawah gunung berapi yang
memiliki luas 99.000 m dan tinggi 182 m di sebelah timur Jeju.

Mokseokwon ("Taman Batu dan Kayu"), terletak 4 km di selatan Kota


Jeju adalah taman yang memiliki kumpulan batu-batuan berbentuk unik dan akar-akar pohon
tua yang sudah mati. Karena keunikannya, taman ini dijadikan sebagai monumen regional Jeju
nomor 25.

Halla Arboretum (Kebon Raya Halla), tempat pelestarian sebanyak 506 jenis pohon, 90
spesies herbal. Terletak di sebelah barat Puncak Namjosun, selatan Kota Jeju.

Manjanggul (Gua Manjang), gua yang terbentuk dari aktivitas gunung berapi. Terletak di
Desa Donggimnyeong, Kecamatan Gujwa,Kabupaten Jeju Utara, 30 km timur Kota Jeju. Dikenal
akan stalaktit-stalaktit sepanjang 70 cm dan batu-batu dari lahar yang sudah membeku.

Kebon Raya Yeomiji, kebon raya terluas di Asia (12.210 m). Mengkoleksi berbagai jenis
tanaman anggrek tropis, dilengkapi denganobservatorium, institut ekologi. Di luarnya terdapat
replika taman-taman terkenal.

Gelanggang Pacuan Kuda Jeju, didirikan oleh Asosiasi Pacuan Kuda Korea untuk
mengembangkan olahraga berkuda di Jeju. Pacuan kuda diadakan seminggu sekali tiap hari
Sabtu di tempat ini.

Gunung Sanbang (Sanbang-san), terletak di Kabupaten Jeju Selatan

Institut Seni Bonsai (Bunjae Artpia), terletak di Desa Jeoji, Kec. Hangyeong, Kab. Jeju Utara.
Didirikan tahun 1992, adalah tempat pemeliharaan bonsai khas Korea.

Air Terjun Cheonjeyeon, terletak sebelah barat kota Seogwipo, Kab. Jeju Selatan. Terdiri dari
tiga tingkat. Dilengkapi jembatan dan paviliun.

Air Terjun Jeongbang, terletak 1,5 km di tenggara kota Seogwipo, salah satu dari 3 air
terjun utama di Jeju. Air terjun Jeongbang langsung bermuara ke laut dan dianggap sebagai
salah satu tempat yang pernah dikunjungi oleh Seo Bok (Xu Fu;), utusan KaisarQin Shi
Huang (berkuasa 259 SM-210 SM) dalam perjalanan mencari obat panjang umur. Di dinding
dekat air terjun terdapat ukiran yang bertuliskan "" ("Seobul gwa cha") yang
menandakan kunjungan Seobul.

Oedolgae atau "Batu Kesepian" adalah batu karang setinggi 20 meter yang menonjol di
pantai selatan kota Seogwipo.

Taman Hallim, di dalamnya termasuk Gua Hyeopjae dan Ssangyong. Taman Hallim
dilengkapi dengan kebon raya dan fasilitas rekreasi.

Yongduam, bermakna "Batu Kepala Naga", dikarenakan bentuknya mirip kepala naga yang
muncul dari air laut. Terletak di wilayah Kota Jeju.

Kawah Sangumburi, salah satu dari tiga kawah utama di Jeju. Kawasan yang menjadi
tempat konservasi flora, sebanyak 420 jenis spesies tanaman iklim subtropis, sedang dan alpen.

Chisatgae, kumpulan bebatuan yang membentuk persegi panjang di sepanjang pantai di


Desa Daepo, antara Seogwipo dan Jungmun.

Kampung Seongeup, kampung tradisional yang mempertahankan gaya hidup khas rakyat
Jeju. Terletak sebelah barat daya Seongsan, Jeju bagian timur.

Kuliner[sunting | sunting sumber]


Kuliner rakyat Jeju sangat berbeda dengan yang ada di daratan utama. Mereka banyak bekerja
sebagai nelayan sehingga bahan makanannya kebanyakan adalah hasil dari laut. Orang Jeju gemar
mengkonsumsi makanan segar seperti ikan mentah. Hasil utama lain adalah rumput
laut, abalon dan buah-buahan. Salah satu masakan Jeju yang paling terkenal adalah Jeonbokjuk,
bubur abalon.

Provinsi kembar[sunting | sunting sumber]


Jeju memiliki provinsi atau negara bagian kembar yang juga merupakan pulau,
yaitu: Hainan (Republik Rakyat Tiongkok), Hawaii (Amerika Serikat), Sakhalin (Russia),
dan Bali(Indonesia).

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Haenyeo

Jeju Chilmeoridang Yeongdeunggut

Peristiwa Jeju

Referensi[sunting | sunting sumber]

Cheju Consolidation Vote. Korea Times, 28 Juli 2005. Diambil pada tanggal 29 Juli 2005.

Jeju Free International City Development Center website. Diambil pada tanggal 1 August
2005.

Jeju Thermal P/P. Korea Midland Power website. Diambil pada tanggal 29 Juli 2005.

Pulau Terindah di Korea Selatan

Seperti halnya Indonesia, Korea Selatan juga merupakan negara kepulauan dan banyak
memiliki pulau-pulau yang unik dan belum terjamah. Bagi sebagian wisatawan asing
mungkin hanya mengenal dan mengunjungi pulau Jeju, karena pulau Jeju merupakan salah
satu dari 7 keajaiban dunia. Menurut data, total pulau-pulau di Korea Selatan mencapai

3,358 lho chingudeul. Diantara jumlah tersebut ada sekitar 33 pulau yang memiliki
pemandangan indah dan mudah untuk dikunjungi. Mau tahu apa saja pulaunya? Simak
liputan bagian 1 di bawah ini:
1. Seonjaedo ()

Pulau ini terletak di Seonjae-ri, Yeongheung-myeon, Ongjin-gun, Incheon. Kota yang


terkenal dengan bandaranya ini ternyata memiliki satu pulau yang sangat indah. Pada saat
laut sedang surut, chingudeul bisa melihat pasir-pasir yang membentuk jalan kecil sebagai
akses untuk ke pulau tersebut dengan berjalan kaki. Dengan air laut yang jernih serta
keunikannya, tidak salah jika pulau ini jadi salah satu tujuan wisata chingudeul di Korea
Selatan. Info: http://bit.ly/Y6H5VH
2. Sinuido (>or )

Sinuido, merupakan pulau yang pernah ditayangkan di stasiun TV KBS2 dalam program 1
2 (1 malam 2 hari ) merupakan pulau yang sangat indah dan juga sebagai produsen
terbesar garam laut di Korea Selatan. Salah satu alasan banyak turis yang mengunjungi
pulau ini adalah bukan untuk memancing, berenang, ataupun mendaki gunung melainkan
untuk melihat gundukan-gundukan garam ditambang garam (Salterns). Pada saat panen
garam, pulau ini akan kedatangan banyak turis.
3. Hongdo ()

Pulau Hongdo berlokasi Hongdo-ri, Heuksan-myeon, Sinan-gun, Jeollanam-do dan berjarak


sekitar 115 km dari sebelah barat daya pelabuhan Mokpo. Hongdo sendiri dalam bahasa
Korea berarti merah karena chingudeul akan melihat cahaya merah diseluruh pulau pada
saat matahari terbenam. Dengan luas sekitar 6,47 km2,

Hongdo merupakan rumah


bagi sekitar 270 subspesies dari tanaman hijau dan sekitar 170 spesies hewan.
Info: http://bit.ly/UijjOh
4. Cheongsando ( [])

Pulau Cheongsando merupakan pulau yang masuk ke dalam Taman Nasional Dadohae.
Berlokasi disebelah selatan pantai semenanjung Korea, pulau ini sempat menjadi lokasi
syuting dari film Korea "Seopyeonje" dan serial drama Korea "Waltz of Spring. Jika
mengunjungi pulau ini, chingudeul jangan lupa untuk mencicipi bubur abalone dan
Hoe(ikan mentah) sebagai makanan khas setempat. Info: http://bit.ly/UME8TV
5. Ulleungdo

Pulau ini merupakan Ini tujuan wisata populer dan lokasi perikanan utama dari pantai
timur. Disini terdapat banyak desa-desa nelayan di sepanjang garis pantai Semenanjung
Korea. Makanan laut yang sangat terkenal disini adalah cumi-cumi, bagi chingudeul yang
ingin mengemari cumi-cumi datanglah ke pulau ini. Dipulau ini juga terdapat gua-gua, air
terjun, pepohonan tua, dan pantai yang bersih yang sangat sayang untuk dilewatkan.
6. Deokjeokdo Island ()

Pulau Deokjeokdo merupakan salah satu pulau indah yang berlokasi di Irwon, Deokjeokmyeon, Ungjin-gun, Incheon. Disini chingudeul bisa melihat pemandangan alam hutan,
pegunungan, dan pantai menjadi satu. Pulau yang dipenuhi bebatuan kerikil dipantainya ini
ditumbuhi oleh pepohonan pinus yang berusia lebih dari 300 tahun lho ^^.
Info: http://bit.ly/VjPXDX
7. Uido ()

Uido merupakan sebuah pulau yang masuk dalam jajaran kepulauan di Dadohaehaesang
National Park, Jeollanam. Nama Uido berarti telinga sapi karena pulau ini berbentuk seperti
telinga sapi. Disini chingudeul bisa merasakan pemadangan unik pasir pantai yang luas dan
menyerupai gurun pasir. Dengan air laut yang jernih serta kaya akan fauna lautnya,
chingudeul juga bisa berenang dan memancing disini. Info:http://bit.ly/VJG9US
8. Ganghwado ()

Sebagai pulau terbesar kelima di Korea, Ganghwado, dapat diakses dengan berjalan
melewati sebuah jembatan. Pulau ini merupakan pulau yang sangat banyak memiliki gunung
ketimbang pantainya. Gunung yang paling tinggi dan paling populer adalah Gunung Mani
(468 meter). Selain itu dikaki gunung Goryeo, chingudeul bisa melihat sekitar 120 artefak
unik yang merupakan peninggalan dari zaman perunggu. Disini chingudeul juga bisa
bermain lumpur lho. Lumpur disini sangat banyak ^^. Info: http://bit.ly/JltYER
9. Wando ()

Kata "Wan" dari Wando berarti tersenyum lebar. Salah satu kegiatan yang menarik untuk
dilakukan di pulau ini adalah mendaki. Chingudeul bisa mendaki sejauh 644 meter keatas
puncak Sanghwang. Salah satu kegiatan yang direkomendasikan lainnya adalah memancing.
Selain itu chingudeul juga bisa menikmati pemandangan desa yang rumah-rumahnya masih
berbentuk rumah kuno.
10. Jukdo Island (Boryeong) ( - )

Pulau yang berlokasi di Woljeon-ri, Nampo-myeon, Boryeong-si, Chungcheongnam-do ini


merupakan salah satu pulau karang besar yang terdapat di Korea Selatan. Meskipun tempat
ini merupakan tempat yang sulit untuk hidup dan juga pulau yang sepi, dan kurangnya
sumber air. Namun pulau ini merupakan pulau yang memiliki pemandangan alam yang
sangat menakjubkan lho ^^. Info: http://bit.ly/ZWpT0K
11. Geojedo Island()

Pulau Geojudo merupakan pulau kedua terbesar di Korea Selatan setelah pulau Jeju. Pulau
yang menjual industri pariwisata yang indah ini dikenal sangat bersih dan memiliki jalur
pendakian yang landai. Pulau ini sangat ramai pada saat musim panas. Berlokasi di Geojemyeon, Geoje-si, Gyeongsangnam, pulau ini menyajikan beberapa obyek wisata favorit
seperti bukit dengan rerumputan hijau yang memiliki pemandangan langsung ke laut yang
disebut "The Hill of the Wind dan juga Hakdong Black Pearl Mongdol Beach dimana
pantainya memiliki pasir hitam yang berkilau. Info: http://bit.ly/10GRvvU
12. Oedo Island ()

Berjarak sekitar 4 km dari Pulau Geojudo, pulau Oedo ini merupakan pulau subtropis
terpencil yang dulunya tidak memiliki listrik. Saat ini pulau ini memiliki sebuah kebun raya
besar yang memiliki luas sekitar 132 km2 dan menjadi tempat tinggal dari 3.000 jenis
tanaman langka. Kebun raya yang disebut Oedo-Botania memiliki bangunan bergaya barat
dengan beberapa patung-patung khas Eropa. Tempat ini juga sering dijadikan lokasi syuting
drama Korea. Info: http://bit.ly/YmmMUp
13. Somaemuldo Island()

Pulau ini merupakan pulau yang terletak di provinsi Gyeongsangnam, tepatnya di


Deungdaeseom, Somaemul-do, San 65, Tongyeong-si, Gyeongsangnam. Dengan sekitar 1 jam
perjalanan menggunakan kapal ferry dari Pelabuhan Tonggyeong, pulau ini masuk dalam
daftar Taman Nasional Maritim yang dikenal karena tebing curam dan juga batu-batu
karangnya. Pulau ini sering juga dijadikan lokasi syuting. Salah satu yang tidak boleh
terlewati saat mengunjungi pulau ini adalah mencicipi kue biscuit khasnya.
Info:http://bit.ly/SzrxGX
14. Udo Island

Berlokasi di Udo-myeon, Jeju, Pulau Udo merupakan satu-satunya pulau dengan pantai
karang di Korea. Salah satu obyek yang menakjubkan disini antara lain adalah tebing larva
hitam, mercusuar, dan pemandangan perdesaan sekitar. Yang paling terkenal dari pulau ini
adalah para Haenyeo (Wanita laut) dimana para perempuan atau ibu-ibu disini mencari
nafkah dengan menyelam untuk menangkap ikan. Info:http://bit.ly/LxWXtB
15. Seonyudo Island()

Pulau Seonyudo merupakan salah satu obyek wisata favorit di kawasan pantai barat Korea.
Berlokasi di Seonyudo-ri, Okdo-myeon, Gunsan-si, Jeollabuk, Seonyudo, dinamakan karena
adanya gunung setinggi 100 meter. Puncak Seonyu, diduga menyerupai dua dewa yang
sedang bermain Go (baduk). Pemandangan populer adalah menyaksikan matahari
terbenam, tiga pulau kecil tak berpenghuni di sekitar pulau juga sangat wajib untuk
dikunjungi. Info: http://bit.ly/Wynitz
16. Bogildo Island ()

Bogildo, adalah pulau yang ditutupi pepohonan, yang lebih dikenal sebagai rumah Joseon
era penyair Yun Seon-do dan peninggalannya yang tersisa. Salah satu obywk wisata yang
paling dikenal adalh peninggalan dari kalangan Yun yaitu Seyeonjeong, sebuah paviliun di
mana ia menulis puisi, yang dibangun di atas kolam yang digali. Nama Seyeonjeong berarti
"untuk menghikangkan hal buruk dari dunia. Info:http://bit.ly/V1EQi2
17. Gageodo Island (())

Pulau Gageodo terkenal sangat indah, bebatuan dipesisir pantai dan tempat terbaik untuk
memancing. Sementara dalam beberapa hal mirip dengan pulau-pulau lainnya di sepanjang
pantai ini, dengan bebatuan dan masyarakatnya yang nelayan. Namun pulau Gageodo adalah
pulau yang terisolasi. Info:http://bit.ly/Tunb5C
18. Geomundo Island ()

Geomundo merupakan kepulauan yang terdiri dari tiga pulau yaitu Seodo, Dongdo dan Godo
yang lokasinya berdekatan yang membentuk menyerupai sebuah cincin. Terdapat sebuah
teluk danau ditengah-tengahnya sehingga menambah keindahan pulau ini. Pulau ini diklaim
oleh pelaut Inggris di tahun 1885 sebagai bagian dari jajahan Inggris, tetapi segera dibawa
kembali oleh Laksamana Yeochang Jeong. Untuk pemburu harta karun: berabad-abad koin
dan celadon telah ditemukan di pulau ini. Info: http://bit.ly/WXQMzl
19. Eocheongdo Island ()

"Eocheong" berarti "cermin air". Eocheongdo dinamakan demikian karena laut sekitarnya
sangat jernih sebagai cermin. Konon karena lokasinya yang relatif tinggi dari permukaan
laut. Pulau ini juga dikenal sebagai rumah untuk spesies yang langka dan beragam burung.
Salah satu onyek wisata favorit disini adalah mercusuar yang berusia sangat tua.
Info: http://bit.ly/V5IdDy
20. Gwanmaedo Island (-)

Gwanmaedo adalah pulau yang memiliki tiga desa dan 300 penduduk. Pulau luas yang
menarik, memiliki pantai pasir putih yang dangkal, penduduk nelayan yang ramah, hutan
pinus hitam lebat yang berbatasan langsung dengan laut menjadikan pulau ini wajib
dikunjungi. Dipulau ini terdapat batu-batu dengan bentuk dan posisi yang unik, seperti di
utara pulau terdapat batu yang disebut Bangado, di mana batu kecil ini tergantung/terjepit
di antara 2 tebung yang tinggi. Info: http://bit.ly/nOdJ43
Sumber : https://www.facebook.com/notes/korea-tourism-organization-indonesia/33pulau-terindah-di-korea-selatan-part-2/526202550733961

Pulau Jeju, 'Hawaii'-nya Korea Selatan


Sabtu, 01 Maret 2014 08:00 by ningcil | 25763 hits

Korea Selatan yang kini mulai terkenal dengan budaya K-Pop dan Hallyu Starnya yang mendunia tidak hanya mempunyai kecantikan dan keindahan pada
artis artis maupun penyanyinya, tetapi juga mempunyai panorama yang
indah.
Salah satunya adalah Pulau Jeju. Pulau Jeju atau Jeju Do dalam bahasa Korea
sering disebut Hawaii-nya Korea karena letak geografis dan pemandangan
pantai serta gunung yang sama dengan pulau Hawaii di Amerika. Tak jarang
Pulau Jeju sering dijadikan lokasi syuting untuk film dan drama Korea.

Ada beberapa objek wisata yang terkenal di Pulau Jeju, diantaranya yang
paling menarik adalah:
Hallasan National Park

Hallasan atau Gunung Halla terletak pada pusat kota Pulau Jeju dan salah
satu landmark paling mengesankan di pulau ini. Disebut juga Gunung
Yeongjusan yaitu gunung yang cukup tinggi untuk menarik galaksi. Lebih dari
1.800 jenis tanaman dan 4.000 spesies hewan (3.300 spesies serangga)
terdapat di Hallasan National Park.

Seongsan Ilchulbong Peak

Gunung vulkanik yang menjunjung dari dasar laut ini terjadi karena letusan
gunung berapi pada 100.000 tahun yang lalu. Gunung yang terletak
disebelah timur Pulau Jeju ini menyediakan tempat untuk berjalan-jalan dan
menunggang kuda. Gunung yang disebut juga sebagai puncak matahari
terbit ini dikelilingi oleh bunga cerah berwarna kuning pada musim semi.

Pantai Hyeopjae

Merupakan pantai dengan pasir putih yang membentang indah sepanjang 9


kilometer ini memiliki air laut berwarna biru terang dan hutan cemara yang
terserah disekitarnya. Dikebun yang hijau, banyak fasilitas yang mudah
digunakan dan berkemah bagi pengunjung untuk digunakan di taman
Hanrim yang terletak tidak jauh dari pantai Hyeopjae. Taman Hanrim
menyediakan tempat tur yang menarik eperti arboretum subtropis, Gua
Hyeopjaegul yang menghubungkan dengan pantai Geumreung.

Teddy Bear Museum

Teddy Bear, karakter boneka beruang yang dicintai oleh anak-anak di seluruh
dunia ini dibuat museumnya di Jeju. Sesuai dengan namanya, Teddy Bear
Museum memamerkan berbagai macam Teddy Bear dari berbagai negara.
Didalamnya juga terdapat toko souvenir, restoran, kafe, dan taman outdoor.
Kita dapat melihat Laut Jungmun yang spektakuler. Museum ini
dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu Aula Sejarah, Aula Seni, dan Aula
Pameran Proyek. Disini kita dapat menemukan Teddy Bear terkecil didunia
dengan ukuran 4,5 mm.

Taman Bukchan Dol Hareubang

Patung dari batu yang merupakan simbol dari Pulau Jeju ini dinamakan Dol
Hareubang atau Kakek Tua. Patung ini hampir menyerupai patung batu
seperti di Pulau Easter. Di taman ini terdapat 48 buah Dol Hareubang. Patung
yang terbuat dari batuan basal berpori ini diyakini dapat menawarkan
perlindungan dan menangkal setan. Ini adalah warisan budaya yang unik
yang hanya dapat dilihat di Pulau Jeju.
Mana yang mau kamu kunjungi duluan, Dreamers? ^^
(ncl)

KEBUDAYAAN MASYARAKAT KOREA DARI MASA KERAJAAN KOJOSUN


HINGGA MASA KERAJAAN CHOSUN
Oleh :
Ani Andriani
Widya Rakha Dania F.

Abstraksi :
K-pop fever yang dialami semua negara di belahan dunia ini menunjukkan keberhasilan
kebudayaan Korea Selatan dalam ranah internasional. Kesuksesan ini merupakan kerja keras
panjang bangsa Korea dalam menciptakan, mengakulturasi, mengasimilasi dan menanamkan
budaya sebagai jati diri bangsanya. Dimasa kerajaan pertama (Kojosun) hingga kerajaan
terakhir Korea (Chosun) merupakan perjalanan panjang sejarah yang menghasilkan banyak
kebudayaan. Harta karun di masa yang panjang inilah yang menjadikan Korea khususnya
Korea Selatan menjadi bangsa besar.
K-pop fever which spreading in every country in the world showing sucsessed South Korea
culture in international region. This sucsessed is long hard work Korean people in creation,
aculturation, asimilation and being culture as nationself. At first kingdom (Kojosun) until last
kingdom of Korea (Chosun) is long journey of history which producing a lot of culture. The
National Tresure in this long era (Kojosun until Chosun) be Korea especially South Korea be
The Great People.
1. Sistem Kepercayaan (Religi)
a. Shamanisme Korea
Shamanisme Korea adalah kepercayaan asli rakyat Korea yang menggabungkan berbagai
kepercayaan dan praktik yang dipengaruhi agama asli Korea, agama Buddha dan Taoisme.
Pandangan religius mereka tidak tertanam pada satu agama saja, namun oleh berbagai kombinasi
kepercayaan dan agama yang diimpor ke Korea.
Walaupun shamanisme Korea tidak lagi banyak pengikutnya seperti dahulu, praktik ini masih
berlangsung di Korea. Di masa lalu ritual ini juga diadakan untuk meminta kelimpahan
pertanian. Shamanisme Korea dicirikan dengan pengadaan upacara gut yang beraneka ragam
untuk melakukan kontak antara manusia dengan alam roh. Profesi shaman biasanya cukup dapat
menghasilkan banyak uang di Korea. Tradisi Shaman Korea agak serupa dengan tradisi shaman
dari suku-suku di Siberia, Mongolia, dan Manchuria. Shamanisme Korea berakar dari
kebudayaan masyarakat pedalaman daratan yang telah berusia lebih dari 40 ribu tahun. Kata
shaman disamakan dengan "dukun", "tabib", "psychopomp", mistik, dan puitis (Eliade, 1974).
Kepercayaan shamanisme juga meyakini roh-roh yang mendiami hutan, gua keramat, batubatuan, rumah-rumah dan desa, juga hantu-hantu orang yang meninggal secara tidak wajar. Rohroh ini dipercaya mempunyai kekuatan untuk memengaruhi atau memberi keberuntungan bagi
manusia. Ritual-ritual yang dilakukan telah mengalami banyak perubahan sejak
zaman Silla dan Koryo. Bahkan kepercayaan ini tak tergerus dalam masa Dinasti Chosun yang
menerapkan Konfusianisme kuat.
b. Buddhisme di Korea
Pemikir Buddhis Korea menyebar dari pengenalannya dari India lewat Cina menjadi bentuk
yang khusus. Tiga Kerajaan lalu memperkenalkan agama Buddha ke Jepang. Aliran Buddhisme

Korea sebagian besar menganut sekte Seon (Tiongkok:Chen, Jepang:Zen). Kuil Buddha di
Korea dapat ditemukan di semua wilayah Korea dan sebagian besar berumur ratusan tahun yang
dianggap sebagai warisan sejarah.
Buddhisme di Korea pertama kali diperkenalkan ke Korea dari Cina pada masa
kerajaan Koguryo pada tahun 372. Setelah itu, pada tahun 384, seorang biksu dari India yang
melewati Cina Selatan memperkenalkan agama Buddha ke kerajaan Baekje. Di kerajaan Silla,
agama Buddha mulai diintroduksikan oleh seorang biksu Koguryo pada tahun 527 dan mulai
menyebar dengan pesat sehingga berbenturan dengan kepercayaan tradisional rakyatnya. Pada
awal abad ke-6, Silla mulai mengadopsi Buddhisme sebagai agama negara berkat seorang martir
bernama Yi Cha-don. Agama Buddha tidak hanya dianut oleh masyarakat banyak, namun raja
dan bangsawan Silla serta Baekje menjadi pengikut Buddhisme. Kebudayaan spiritual yang
mereka kembangkan dengan Buddhisme telah membuat kebudayaan Tiga Kerajaan berkembang
pesat. Terutama di Silla dan Baekje, agama Buddha menjadi fondasi spiritual sehingga
banyak kuil dan pagoda yang dibangun. Seni Buddhisme pun berkembang pesat dan banyak
patung Buddha yang dibuat. Dengan meningkatnya pengaruh Buddhisme, hubungan Korea
dengan negara lain pun berkembang.
c. Konfusianisme Korea
Salah satu hal yang memiliki pengaruh paling besar dalam sejarah pemikiran Korea
adalah Konfusianisme yang diperkenalkan dari Cina. Konfusianisme adalah bagian fundamental
(pembangun) dalam masyarakat Korea yang membentuk sistem moral, hubungan sosial antara
orang tua dan kaum muda, dan bahkan bertahan dalam moderenisasi hukum di Korea
Selatan.Konfusianisme Korea atau Yugyo adalah bentuk dari konfusianisme yang berkembang
di Korea. Konfusianisme yang dibawa dari Tiongkok melalui proses pengimporan budaya telah
memengaruhi sejarah intelektual dan pemikiran tradisional orang Korea modern. Paham
konfusianisme telah menjadi bagian kebudayaan fundamental, yaitu sebagai pembentuk sistem
moral, pola kehidupan dan hubungan sosial antar-generasi serta dasar bagi banyak sistem legal
dalam masyarakat Korea.
Konfusianisme pada periode Tiga Kerajaan Paham dan kepercayaan yang pertama kali masuk
ke Korea sebelum Konfusianisme adalah Budhhisme, yaitu pada zaman Tiga Kerajaan Korea (57
SM-935 M). Agama Buddha memengaruhi sistem pendidikan, moral dan politik, dan pada saat
yang sama Konfusianisme dipraktekkan oleh kalangan istana. Kerajaan Koguryo yang paling
dekat lokasinya dengan Tiongkok, pertama kali mengadopsi Budaya Tiongkok dan Buddhisme.
Konfusianisme
pertama
kali
diterima
di
Koguryo,
lalu
berturut-turut
ke Baekje dan Silla kemungkinan sejak abad ke-4 Masehi, saat ketiga negara telah mencapai
tingkat kematangan. Walau begitu Koguryo tetap memelihara adat istiadat dan tradisi aslinya. Di
pihak lain, Baekje menerapkan paham konfusianisme secara penuh, yang membentuk sistem
pemerintahan dan seni budayanya. Silla tercatat paling akhir menerima Konfusianisme untuk
mengatur administrasi negaranya. Konfusianisme pada zaman Dinasti Koryo, telah melakukan

beberapa peristiwa-peristiwa penting; 1) Raja Gwangjong (949 - 975) membuat sistem ujian
negara (gwageo); 2) Raja Seongjang dari Goryeo (981997) mendirikan gukjagam, yaitu
perguruan tinggi yang memakai kurikulum Konfusius, contohnya seperti Perguruan
Tinggi Sungkyunkwan. Ia juga membangun sebuah altar di istana sebagai penghormatan bagi
leluhurnya.
Paham Konfusianisme di Chosun diterapkan sangat ketat dengan penggunaan ide dan ideal
yang kentara; chung adalah kesetiaan; hyo: rasa persatuan; in: kebajikan dan sin adalah
kepercayaan. Sejak 1392, saat berdirinya Chosun, Konfusianisme dianut secara mendalam oleh
kaum bangsawan (yangban) dan para pejabat. Masyarakat Korea sejak lama telah mudah untuk
mengikuti ajaran kepercayaan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai penganut agama.
Keluarga istana adalah penganut Konfusianisme, biksu di sisi Buddhisme yang semakin terdesak,
dan rakyat yang mempraktekkan shamanisme. Konfusianisme memainkan peran penting karena
diterapkan secara luas pada bidang adminstrasi negara dan peraturan sosial, mengintegrasikan
masyarakat yang berbudaya berdasar cara Tiongkok untuk meningkatkan transfer budaya dari
negeri tersebut. Sekolah-sekolah tinggi dibangun dengan dasar dan sistem kurikulum Konfusius,
dengan tenaga ahli dan ilmuwan dari Tiongkok. Perpustakaan yang besar dibuat serta adanya
dukungan terhadap perkembangan seni-budaya. Kurikulum Konfusius Korea untuk akademi
berkembang pesat dengan 15 buah karya utama yang tercipta. Pada abad ke-16, muncul 2 tokoh
ilmuwan besar yang berpengaruh bagi perkembangan Konfusianisme, yakni Yi Hwang (15011570) dan Yi I (1536-1584). Kedua ahli ini sering disebut dengan nama pena Toegye dan Yulgok,
yang saat ini terpampang di mata uang kertas W 1000 dan W 5000 Korea Selatan.
2. Sistem Pengetahuan
Sistem penanggalan atau kalender Korea didasarkan pada kalender lunisolar. Kalender
Korea dibagi dalam 24 titik putaran (jeolgi) yang masing-masing terdiri dari 15 hari dan
digunakan untuk menentukan masa tanam atau panen pada masyarakat agraris pada zaman
dahulu, namun pada saat ini tidak digunakan lagi. Kalender Gregorian diperkenalkan di Korea
tahun 1895, tapi hari-hari tertentu seperti festival, upacara, kelahiran dan ulang tahun masih
didasarkan pada sistem kalender lunisolar.
Misalnya Festival terbesar di Korea antara lain:
a. Seollal, hari pertama dari tahun bulan yang baru, yang jatuh kira-kira pada akhir Januari atau
awal Februari pada kalender matahari. Seluruh keluarga berkumpul pada hari itu. Dengan
berpakaian Hanbok atau pakaian terbaik mereka, seluruh keluarga melaksanakan upacara
menghormati roh leluhur. Sesudah upacara, anggota keluarga yang lebih muda memberikan
penghormatan secara tradisional dengan cara membungkuk dalam-dalam kepada anggota yang
lebih tua keluarga yang dinamakan sebae.
b. Daeboreum, festival bulan purnama pertama. Pada hari libur ini, para petani dan nelayan berdoa
meminta hasil panen dan tangkapan ikan yang melimpah, dan rumah tangga biasanya

c.

d.

mengungkapkan keinginan untuk mengalami tahun yang penuh keberuntungan dan terhindar dari
nasib buruk dengan cara mempersiapkan makanan istimewa berupa sayur-sayuran yang telah
dibumbui.
Dano, festival musim semi. Hari kelima pada bulan kelima tahun bulan, para petani tidak pergi
ke ladang dan mengambil satu hari libur untuk mengadakan perayaan bersama untuk menandai
selesainya musim semai, sedangkan para wanita mencuci rambut mereka dengan air khusus yang
dibuat dengan merebus bunga iris dengan harapan mereka mampu terhindar dari kemalangan.
Chuseok, festival panen raya atau festival kue bulan. Hari bulan purnama di musim gugur yang
jatuh pada hari ke-15 bulan kedelapan kalender bulan, mungkin merupakan hari raya yang paling
ditunggu-tunggu bagi rakyat Korea masa kini. Anggota keluarga berkumpul bersama,
memberikan penghormatan pada nenek moyang mereka, serta mengunjungi makam leluhur.

3. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia


a.
Rumah
Hanok, rumah tradisional Korea, memiliki bentuk yang tidak berubah dari masa Tiga
Kerajaan sampai akhir periode Dinasti Chosun (1392 1910). Yang unik dari Hanok
adalah ondol, sistem pemanasan bawah lantai khas Korea, digunakan untuk pertama kalinya di
daerah utara. Asap dan panas yang dihasilkan oleh kompor-kompor dapur di atas tanah
disalurkan melalui pipa asap yang dibangun di bawah lantai. Di daerah selatan yang lebih hangat,
ondol digunakan bersama dengan lantai kayu. Bahan baku utama rumah-rumah tradisional
adalah tanah liat dan kayu. Giwa, atau genteng atap beralur hitam, dibuat dari tanah, biasanya
tanah liat warna merah.
Hanok dibangun tidak menggunakan paku namun kayu-kayunya disatukan menggunakan
pasak-pasak kayu. Rumah-rumah untuk kaum kelas atas terdiri dari sejumlah bangunan terpisah,
satu untuk menampung wanita dan anak-anak, satu untuk kaum laki-laki dalam keluarga dan
tamu-tamu mereka, dan bangunan lain untuk para pembantu, yang semuanya dikelilingi oleh
sebuah tembok. Tempat ibadah keluarga untuk menghormati arwah nenek moyang dibangun di
belakang rumah. Sebuah kolam dengan bunga teratai kadang-kadang dibuat di depan rumah di
luar tembok.
Bentuk rumah-rumah ini berbeda antara daerah utara yang lebih dingin dengan daerah selatan
yang lebih hangat. Rumah-rumah sederhana dengan lantai berbentuk persegi panjang, dapur,
serta sebuah kamar di tiap sisinya berkembang menjadi rumah berbentuk huruf L di daerah
selatan. Hanok pada perkembangannya berubah bentuk menjadi mirip huruf U atau kotak yang
mengelilingi sebuah halaman.
Hanok memilih tempat berdasarkan geomansi. Orang Korea meyakini bahwa beberapa
bentuk topografi atau suatu tempat memiliki energi baik dan buruk yang harus diseimbangkan.
Geomansi memengaruhi bentuk bangunan, arah, serta bahan-bahan yang digunakan untuk
membangunnya. Rumah menurut kepercayaan mereka harus dibangun berlawanan dengan

b.

c.

gunung dan menghadap selatan untuk menerima sebanyak mungkin cahaya matahari. Cara ini
masih sering dijumpai dalam kehidupan modern saat ini.
Pakaian
Pakaian tradisional Korea disebut Hanbok (Korea Utara menyebut Choson-ot). Hanbok
terbagi atas baju bagian atas (Jeogori), celana panjang untuk laki-laki (baji) dan rok wanita
(Chima). Orang Korea berpakaian sesuai dengan status sosial mereka sehingga pakaian
merupakan hal penting. Orang-orang dengan status tinggi serta keluarga kerajaan menikmati
pakaian yang mewah dan perhiasan-perhiasan yang umumnya tidak bisa dibeli golongan rakyat
bawah yang hidup miskin. Dahulu, Hanbok diklasifikasikan untuk penggunaan sehari-hari,
upacara dan peristiwa-peristiwa tertentu. Hanbok untuk upacara dipakai dalam peristiwa formal
seperti ulang tahun anak pertama (doljanchi), pernikahan atau upacara kematian.
Bangunan dan Situs Bersejarah
Kuil
Jongmyo
Kuil
Jongmyo yang
terletak
di
jantung
kota Seoul dijadikan UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1995. Kuil ini dibangun
untuk menyimpan tablet-tablet memorial anggota mendiang penguasa (Dinasti Chosun) yang
didasarkan pada tradisi Konfusianisme. Setiap tahun pada bulan Mei diadakan upacara Jongmyo
(Jongmyo Daeje) yang menampilkan upacara persembahan dan tarian. Pertama dibangun
tahun1394 dan terbakar tahun 1592 ketika Jepang menyerang Korea, lalu pada tahun 1608
dibangun kembali. Kuil ini berisi 19 buah tablet memorial para raja dan 30 tablet ratu yang
ditempatkan di dalam 19 buah kamar.
Istana Changdeok Changdeokgung atau Istana Kebajikan Mulia dibangun tahun 1405 dan
musnah dilalap api pada tahun 1592 akibat invasi Jepang, dan direkonstruksi kembali pada
tahun 1609. Lebih dari 300 tahun Istana Changdeok adalah pusat kedudukan kerajaan. Istana
Changdeok dimasukkan dalam daftar Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1997.
Tripitaka Koreana dan Haeinsa Haeinsa adalah kuil Buddha tempat penyimpanan kitab
suci Tripitaka Koreana. Dibangun pada tahun 802 M di puncak Gunung Gaya di
propinsi Gyeongsang Selatan. Tripitaka Koreana adalah kitab suci Buddha yang tersusun dari
ukiran tulisan di blok-blok kayu, berjumlah 81.258 buah blok kayu yang tersusun rapi. Semua
tulisannya diukir dalam aksara Tionghoa (hanja).
Hwaseong Benteng Hwaseong adalah sebuah benteng yang dibangun pada masa
Dinasti Chosunyang terletak di kota Suwon, propinsi Gyeonggi. Rekonstruksinya diselesaikan
pada tahun 1796 dan melingkupi pada tanah yang datar dan bukit-bukit sepanjang 5,52 km.
Benteng ini memiliki 4 gerbang utama, sebuah gerbang air, 4 gerbang rahasia, dan sebuah
menara suar.
Kota Gyeongju adalah ibukota kerajaan Silla dimana masih terdapat kompleks makam
penguasa Silla yang berbentuk bukit-bukit besar. Wilayah Namsan terkenal akan artefak-artefak
Silla yang berharga seperti mahkota emas, perhiasan, kuil-kuil Buddha, pagoda dan arca-arca
yang umumnya berasal dari abad 7 sampai abad ke 10 Masehi. Komplek

Makam Koguryo berada di wilayah negara Korea Utara, seperti di Pyongyang, propinsi Pyongan
Selatan, dan kota Nampo (Hwanghae Selatan).
4. Mata pencaharian dan sistem ekonomi
Sebenarnya sejak masa neolitikum pertanian sudah mulai dikenal dan mulai
dikembangkan lebih maju lagi menggunakan alat besi di masa Kojosun. Tetapi pada masa
unifikasi tiga kerajaan, keadaan para petani berada dalam golongan menengah setelah golongan
bangsawan dan raja. Mereka harus memenuhi berbagai pajak dan harus memenuhi panggilan raja
sebagai tenaga kerja. Sehingga pertanian kurang berkembang. Tetapi dengan adanya sarana
irigasi menyelamatkan industri pertanian di masa 3 kerajaan ini. Perekonomian di masa unifikasi
3 kerajaan berlandaskan kepentingan kaum ningrat. Kaum bangsawan menerima sejumlah tanah
yang luas dari raja dan mereka pun memiliki banyak budak dikarenakan pemberian uang dan
bunga tinggi.
Di masa Koguryo, kerajaan banyak membantu kaum petani, yakni dengan adanya sistem
Jindaebub yakni memberi pinjaman bahan pangan pada musim semi dan menerima
pengembaliannya pada musim panen. Hasil panen banyak berasal dari ladang seperti kacangkacangan. Mata pencaharian dalam bidang perikanan, peternakan, perdagangan dan industri
kerajinan tangan mulai dikembangkan.
Pada masa kerajaan Koryo perdagangan mulai berkembang pesat dan mulai melakukan
perdagangan bilateral dengan kerajaan Sung. Koryo mengekspor emas, perak, ginseng, tikar dan
mengimpor sutra. Dengan suku Khitan dan Nuzhen di Manchuria dan utara semenanjung Korea,
Koryo mengekspor bahan pangan dan alat-alat tulis dan mengimpor perak dan kulit binatang.
Kerajaan koryo pun telah melakukan kontak dengan dunia islam dengan mengekspor emas dan
kain sutera serta mengimpor air raksa. Dengan pertukaran kegiatan perdagangan ini nama Koryo
mulai dikenal dengan Korea oleh dunia barat. Di masa Koryo pun mulai diedarkannya mata
uang.

5. Sistem kemasyarakatan
Sistem kemasyarakatan Patriarkhi menimbulkan status sosial yang dipecah-pecah dalam
sistem kasta. Kelompok teratas dipegang oleh raja beserta keluarganya besrta bangsawan,
kelompok menengah diisi pendudu yang sebagian besar petani, yang ketiga ialah kaum rendahan
yaitu budak. Kelompok menengah dan rendah tinggal di daerah khusus yaitu Hyang, So dan
Bugok. Di masa kerajaan Chosun, aliran Konghuchu menjadi landasan bagi negara sehingga
negara berusaha menekankan rakyatnya untuk mengikuti Konghuchu dan meninggalkan Buddha
yang telah dianut masyarakat.

6. Bahasa
Bahasa Korea termasuk rumpun Altaik, bahasa Altaik meliputi bahasa Turki, Mongolia,
Tungusik dan sebagainya mulai dari Siberia sampai Sungai Volga. Alasan bahasa Korea
dipercaya termasuk rumpun Altaik, adalah karena bahasa Korea mempunyai kecirikhasan
susunan yang sama dengan bahasa lain yang tergolong rumpun Altaik.
Akibat semenanjung Korea terbagi cukup lama, heterogenitas bahasa antara Korea
Selatan dan Korea Utara makin meningkat. Namun, perbedaan bahasa antar Korea, terdapat
hanya dari makna kosakata, contoh penggunaan kosakata, istilah baru dan sebagainya, maka
tidak ada masalah apa pun dalam komunikasi. Korea Selatan dan Korea Utara berusaha keras
untuk mengatasi heterogenitas bahasa seperti itu, misalnya para pakar bahasa Korea Selatan dan
Korea Utara bekerjasama meneliti bahasa. Dialek bahasa Korea biasanya terdiri dari 6 jenis,
yaitu :
a. Dialek daerah timur laut = di propinsi Hamgyeong Utara, propinsi Hamgyeong Selatan dan
propinsi Yanggang di Korea Utara
b. Dialek daerah barat laut = di propinsi Pyeongan Utara, propinsi Pyeongan Selatan, propinsi
Jagang, dan daerah bagian utara propinsi Hwanghae di Korea Utara
c. Dialek daerah tenggara = di propinsi Kyeongsang Utara, propinsi Kyeongsang Selatan, dan
sekitarnya.
d. Dialek daerah barat daya = di propinsi Cheola Utara, dan propinsi Cheola Selatan
e. Dialek pulau Jeju = di pulau Jeju dan pulau-pulau sekitarnya
f. Dialek bagian tengah = di propinsi Kyeonggi, propinsi Chungcheong Utara, Chungcheong
Selatan, propinsi Kangwon, dan propinsi Hwanghae
Huruf Korea, Hangeul diciptakan oleh raja ke-4 di masa kerajaan Chosun, Raja Agung
Sejong di tahun 1443 lalu, hingga diamanatkan di tahun 1446. Nama huruf Korea saat itu
merupakan 'Hunminjeongeum' berarti 'tulisan untuk rakyat', yang akan menjadikan pembacaan
dan penulisan bahasa Korea menjadi suatu urusan yang mudah bagi semua orang, tidak tertentu
kelasnya. Huruf Korea terdiri dari 17 huruf konsonan dan 11 huruf vokal yang digabung untuk
membentuk suku kata.
Meskipun Hunminjeongeum diamanatkan, namun dokumen resmi tetap dicatat dalam
huruf Cina. Setelah titah raja berisi huruf Korea harus dipakai sebagai pengganti huruf Cina,
yang dikeluarkan di bulan Nopember tahun 1894, huruf Korea menjadi bahasa negara yang resmi
setelah 450 tahun berlalu sejak Hunminjeongeum diciptakan.
Nama 'Hangeul' diciptakan oleh sarjana Ju Shi-kyeong, hingga dipakai sejak tahun 1913
lalu. Setelah itu, nama 'Hangeul' disebarluaskan setelah majalah rutin berjudul 'Hangeul'
diterbitkan tahun 1927. 'Hangeul' bermakna 'bahasa untuk bangsa Korea', 'bahasa agung', dan
'bahasa terunggul di dunia', hingga sama dengan makna istilah Hunminjeongeum. Sesuai dengan
yang ditetapkan oleh Institut Pengkajian Bahasa Korea tahun 1933, 4 huruf dari 28 huruf yang

aslinya diciptakan, dihapuskan, hingga menjadi 24 huruf, yaitu 14 huruf konsonan dan 10 huruf
vokal.
7. Kesenian
a.
Seni Musik dan Seni Tari
Musik dan tarian merupakan sarana ibadah, dan tradisi ini berlanjut terus selama periode Tiga
Kerajaan. Lebih dari 30 alat musik digunakan dalam periode ini, dan satu yang khususnya patut
dicatat adalah hyeonhakgeum (sitar berbentuk seperti burung bangau berwarna hitam), yang
diciptakan oleh Wang San-ak dari Koguryo dengan mengubah sitar bersenar tujuh dari Dinasti
Jin dari Cina. Alat musik gayageum yang terdiri dari 12 senar masih dimainkan di Korea
modern. Koryo mengikuti tradisi musik Silla pada tahun-tahun awalnya, namun
selanjutnya Koryo memiliki aliran-aliran yang lebihberagam. Ada tiga jenis musik di Koryo,
yakni Dangak yang berarti musik dari Dinasti Tang di Cina, Hyangak atau musik pedesaan, dan
Aak atau musik istana.
Beberapa jenis musik Koryo merupakan warisan dari Dinasti Chosun dan masih
digunakan dalam upacara-upacara masa ini, terutama upacara-upacara yang melibatkan
pemujaan pada nenek moyang. Seperti halnya pada musik, pada mulanya Koryo juga menikmati
tradisi tarian dari Tiga Kerajaan, namun kemudian Koryo menambahkan jenis - jenis lain dengan
diperkenalkannya tarian istana dan tarian keagamaan dari Dinasti Song di Cina. Pada jaman
Dinasti Chosun, musik dihargai sebagai unsur utama ritual keagamaan dan upacara-upacara.
Sejak awal munculnya dinasti ini, dua lembaga yang menangani masalah musik didirikan dan
upaya-upaya ditempuh untuk menyusun komposisi-komposisi musik. Hasilnya, sebuah kitab
musik yang dikenal sebagai Akhakgwe-beom diterbitkan pada tahun 1493. Buku ini
mengelompokkan musik yang akan dimainkan di istana menjadi tiga kategori yakni, musik
upacara, musik Cina, dan musik pribumi. Terutama di saat Raja Sejong berkuasa, banyak alat
musik baru dikembangkan. Di samping musik istana, tradisi musik sekuler seperti Dangak dan
Hyangak terus berlanjut. Tari-tarian rakyat, termasuk tarian petani, tarian dukun, dan tarian
biarawan, menjadi populer di kemudian hari pada periode periode Chosun, seiring dengan
populernya tarian topeng yang dikenal dengan nama Sandaenori dan tarian boneka.
Tari topeng ini menggabungkan tarian dengan lagu dan cerita serta memasukkan unsur unsur shamanisme yang sangat menarik bagi rakyat biasa. Sebaliknya, pengaruh-pengaruh
Konfusius dan Budha sangat menonjol pada tarian tradisional. Pengaruh Konfusianisme bersifat
represif, sedangkan pengaruh Budha mengijinkan sikap yang lebih toleran seperti ditunjukkan
pada tari-tarian istana yang sangat indah serta tari-tarian shaman yang ditujukan bagi orang yang
telah meninggal.
b.
Seni Rupa
Lukisan dinding pada makam-makam Koguryo, yang kebanyakan ditemukan di sekitar
Jiban dan Pyongyang, menunjukkan kebesaran seni kerajaan ini. Lukisan-lukisan dinding pada

keempat dinding dan langit-langit ruang penguburan menampilkan gambar-gambar dengan


warna cerah dan gerakan penuh energi dan dinamis, menggambarkan pemikiran - pemikiran
mengenai kehidupan di bumi dan di dunia sesudah kematian. Seni Baekje terutama ditandai oleh
permukaan yang halus serta senyum-senyum yang hangat seperti ditemukan pada gambar tiga
serangkai Budha yang dipahat pada batu di Seosan.
Benang-benang dari emas serta biji-biji emas yang ditemukan di dalam makam
bersamadengan perhiasan-perhiasan yang amat indah membuktikan keterampilan artistik yang
sangat tinggi dari kerajaan ini. Sementara itu, pengakuan resmi akan agama Budha sepanjang
pemerintahan Tiga Kerajaan berujung pada dibuatnya dibuatnya patung-patung Budha. Salah
satu contoh utama adalah patung Maitreya (Budha Masa Depan) yang duduk dalam meditasi
dengan salah satu jarinya menyentuh pipi.
Kerajaan Silla Bersatu (676 935) mengembangkan suatu budaya artistik yang telah
diperindah dengan selera internasional yang kuat sebagai akibat dilakukannya pertukaran pertukaran dengan Dinasti Tang dari Cina (618 907). Meski demikian, tetap saja agama Budha
menjadi kekuatan pendorong utama di balik perkembangan budaya Kerajaan Silla. Gua
Seokguram, contoh sempurna seni rupa Kerajaan Silla Bersatu, merupakan mahakarya yang
tidak ada bandingannya karena patung-patungnya yang megah, ungkapan-ungkapannya yang
realistis, serta bagian-bagiannya yang khas.
Di samping itu, para pengrajin Kerajaan Silla juga sangat mahir dalam membuat lonceng
kuil. Lonceng-lonceng perunggu seperti Lonceng Ilahi milik Raja Seongdeok yang dibuat pada
akhir abad ke-8 terkenal karena desainnya yang elegan, suaranya yang nyaring, serta bentuknya
yang sangat besar.
Nilai artistik Kerajaan Koryo (918 - 1392) dapat dilihat dari barang-barang seladon.
Warna hijau seperti pada batu permata jade, disain yang elegan, dan berbagai macam seladon
Koryo merupakan keindahan yang sangat tinggi dan berbeda dari keramik - keramik buatan
Cina.
Sampai paruh pertama abad ke-12, seladon Koryo dikenal karena warnanya yang bersih,
sedangkan pada paruh kedua abad tersebut teknik menoreh desain pada tanah liat dan mengisi
ceruk-ceruknya dengan tanah liat lunak warna putih atau hitam menjadi ciri utamanya.
Buncheong, periuk yang terbuat dari tanah liat berwarna abu-abu dan dihiasi dengan
lapisan tanah liat lunak warna putih, merupakan jenis keramik yang dibuat pada masa Dinasti
Chosun. Keramik ini dilapisi oleh lapisan berwarna biru keabu-abuan yang mirip dengan jenis
seladon. Yang juga menjadi produk khas dari jaman ini adalah porselen porselen warna biru dan
putih. Digunakan oleh rakyat biasa dalam kehidupan sehari-hari mereka, barang-barang
Buncheong dihiasi oleh pola-pola bebas. Porselen putih, yang menunjukkan harmoni yang
sempurna antara lekukan-lekukan dan nadanada warna yang halus merupakan contoh puncak
keindahan seni. Dimulai pada pertengahan abad ke-15, porselen biru dan putih mulai

c.

menunjukkan nilai estetik yang tinggi berkat polapola menawan yang dilukis pada zat warna
kobalt berwarna biru pada seluruh permukaan porselen.
Seni Lukis
Walupun pelukis-pelukis Korea menunjukkan tingkat keterampilan tertentu yang
terakumulasi sejak masa Tiga Kerajaan, sebagian besar lukisan yang dibuat telah musnah karena
dilukis di atas kertas. Akibatnya, hanya mungkin bagi kita untuk mengapresiasi lukisan-lukisan
dari masa itu dengan jumlah sangat terbatas, seperti misalnya lukisan-lukisan pada dinding
makam.
Selain lukisan-lukisan dinding Koguryo, ubin-ubin lanskap Baekje dan Lukisan Kuda
Terbang dari Kerajaan Silla menjadi bukti kekhasan dan kualitas lukisan-lukisan dari masa Tiga
Kerajaan. Karya-karya ini menunjukkan garis-garis penuh energi dan berani serta komposisi
yang sangat teratur, yang merupakan ciri-ciri khusus periode ini. Garis-garis yang sangat halus
dan hidup menjadi ciri lukisan-lukisan ilustrasi ini. Baik lukisan-lukisan dekoratif maupun
lukisan-lukisan agama Budha mencapai puncaknya pada masa Dinasti Koryo. Dalam periode ini,
bermacam jenis lukisan dibuat. Lukisan-lukisan dari periode ini yang masih ada sampai sekarang
terutama lukisan-lukisan agama Budha dari abad ke-13 dan 14.
Prestasi terbesar dalam seni lukis Korea terjadi pada periode Dinasti Chosun. Para
pelukis profesional yang terlatih serta para seniman terpelajar memainkan peran utama dalam
perkembangan seni lukis Korea. Kecenderungan ini bisa dilihat pada lukisan-lukisan lanskap
dengan tema-tema sekuler. Jeong Seon (1676 1758) dan Kim Hong-do (1745 1816) dianggap
sebagai dua pelukis utama pada periode ini.
Jeong Seon mengisi kanvasnya dengan pemandangan indah gunung-gunung di Korea
berdasarkan gaya lukis Aliran Selatan dari Cina, sehingga ia mampu menciptakan gaya lukis
Korea yang khas. Ia telah memberikan pengaruh pada seniman Korea mana pun dalam
perkembangan selera seni kaum terpelajar pada masanya, dan hal ini terus berlanjut sampai
sekarang. Salah satu mahakaryanya adalah Pemandangan Panoramik Pegunungan Geumgang.
Sementara itu, lukisan-lukisan Kim Hongdo sangat dihargai karena ia mampu menangkap
kehidupan sederhana para petani, pengrajin, dan pedagang. Penggambarannya yang seksama
namun penuh humor sangatlah menonjol. Pada tahun-tahun terakhir Dinasti Chosun, gaya-gaya
seni lukis Korea semakin berkembang. Para pelukis yang tidak memperoleh latihan sebelumnya
justru muncul sebagai penghasil lukisan-lukisan rakyat yang sangat aktif, dengan konsumen yang
juga berasal dari rakyat biasa. Lukisan-lukisan rakyat ini menampilkan penggunaan warna-warna
cerah yang bebas serta desain yang disederhanakan dan telah distilisasi atau tidak menggunakan
bentuk-bentuk natural.

Anda mungkin juga menyukai