Makalah Asam Askorbat
Makalah Asam Askorbat
I.TUJUAN PPRAKTIKUM
1. Praktikan dapat membuat sediaan steril Asam askorbat 10 %
2. Praktikan dapat memahami prinsip dasar pembuatan sediaan injeksi pembawa
air asam askorbat 10 %
II.TEORI
Istilah parenteral berasal dari kata Yunani para dan enteron yang berarti disamping
atau lain dari usus. Sediaan ini diberikan dengan cara menyuntikan obat di bawah
atau melalui satu atau lebih lapisan kulit atau membran mukosa. Karena rute ini di
sekitar daerah pertahanan yang sangat tinggi dari tubuh yaitu kulit dan
selaput/membran mukosa, maka kemurnian yang sangat tinggi dari sediaan harus
diperhatikan. Yang dimaksud dengan kemurnian tinggi adalah sediaan harus steril.
Sterilisasi adalah proses membunuh semua organisme beserta sporanya serta
mencegah organisme tersebut agar tidak hidup kembali. Sterilisasi dapat
dilakukan dengan cara penyaringan menggunakan bakteri filter, dengan cara
pemanasan menggunakan Autoklaf, atau dengan cara kimiawi menggunakan
desinfektan.
Cara sterilisasi (menurut FI III)
1. Cara sterilisasi A
Produk parenteral selain diusahakan harus steril juga tidak boleh mengandung
partikel yang memberikan reaksi pada pemberian, juga tidak mengandung bahan
pirogenik. Bebas dari mikroba (steril) dapat dilakukan dengan cara sterilisasi
dengan pemanasan pada wadah akhir, namun harus diingat ada bahan yang tidak
tahan terhadap pemanasan . Untuk itu dapat dilakukan tekhnik aseptik.
Injeksi adalah sediaan berupa larutan, emulsi atau suspensi,atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan
dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir
injeksi. Injeksi dibuat dengan melarutkan, mengemulsikan atau mengsuspensikan
sejumlah obat ke dalam sejumlah pelarut dan disisipkan ke dalam wadah takaran
tunggal atau ganda, biasanya menggunakan ampul atau vial.
Yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah Asam askorbat 10 % atau
Vitamin C dengan menggunakan bahan tambahan Natrium Chlorida, natrium
EDTA, Natrium metabisulfit/pyrosulfit dan Aqua pro proinjection, menggunakan
vial dengan tutup karet yang kedap.
Keuntungan dan kelemahan menggunakan obat secara parenteral
Keuntungan :
1.
2.
3.
4.
5.
Kelemahan:
1. Rasa nyeri saat disuntik
2. Memberikan efek psikologis pada penderita yang takut disuntik
3. Kekeliruan pemberian obat atau dosis tidak mungkin dihindari, terutama
setelah pemberian intravena
4. Obat hanya dapat diberikan kepada penderita di rumah sakit atau di tempat
praktik dokter oleh dokter dan perawat yang berkompeten
Vitamin C berfungsi aktif dalam sel oganisme hidup, dimana enzim propel
hidroksilase tetap stabil, apabila kandungan vitamin C cukup dalam sel. Vitamin C
juga mencegah lesi pada kulitdan mencegah dinding pembuluh darah mudah
pecah. Seperti pada penyakit gusi/gigi mudah berdarah.
Monografi:
Asam askorbat 10%
Obat suntik dalam vial 5ml No V(Lima)
Bahan berkhasiat
Pemerian
Kelarutan
Dosis lazim
Dosis maksimum
:-
Perhitungan dosis
:-
Daftar obat
Stabilitas
OTT
PH
Pengawet
:-
Antioksidan
: Natrium metabisulfit/pyrosulfis
Penyimpanan sediaan injeksi : Dalam wadah tidak tembus cahaya, dosis tunggal,
sebaiknya dari kaca Tipe I atau Tipe II
Beker gelas
Corong dan kertas saring
Vial
Erlemeyer
Gelas ukur
Batang pengaduk
Syringe 5 ml
Spatel logam
9. Asam askorbat
10. Nacl
11. NAOH
12. Aqua proinjeksi
13.Natrium EDTA
14.Natrium metabisulfit
IV.METODE
A. Sterilisasi alat
ALAT
Beker gelas
Corong dan kertas saring
Ampul
Erlemeyer
Gelas ukur
Batang pengaduk
Syringe
Spatel logam
Sediaan Obat
STERILISASI
WAKTU
0
Oven 170 C
30 menit
Autoklaf 1210C
15 menit
0
Oven 170 C
30 menit
Oven 1700 C
30 menit
0
Oven 170 C
30 menit
Api langsung
20 menit
Autoklaf 1210C
15 menit
Api langsung
20 menit
: disterilkan dengan cara sterilisasi penyaringan
yaitu menggunakan Bakteri filter
B. Formulasi
Asam askorbat/Vitamin C
: 10 %
Na EDTA
: 0,1%
Natrium metabisulfit
: 0,5%
Natrium chloridum(Nacl)
ad 5 ml
C. Perhitungan tonisitas
Zat
Asam askorbat
Na EDTA
Natrium
metabisulfit/pyrosulfis
Tonisitas:
W=
0,52 tb .C
0,576
tb
0,139
0,132
0,386
C ( g/100ml)
10
0,1
0,5
W=
W=
0,52(1,39+ 0,0132+0,293)
0,576
W=
0,521,5962
0,576
W=
1,0762
0,576
W= -1,868 g/100 ml
W:
b 1 (tb) : penurunan titik beku air disebabkan air 1% b/v zat berkhasiat
b 2 (0,576) : penurunan titik beku air yang disebabkan oleh penambahan 1% b/v
zat tambahan
C
D. Perhitungan bahan
BAHAN
SATUAN DASAR
5 ml
VOLUME PRODUKSI
5 vial / 30 ml
Asam askorbat
10
100 x5 ml= 500 mg
500mgx6= 3000 mg
Na EDTA
0,1
100 x5 ml= 5 mg
5 mgx6= 30 mg
Natrium
0,5
100 x5 ml= 25 mg
25 mgx6= 150 mg
metabisulfit/pyrosulfis
*1 vial berisi 5ml, produksi sediaan yang dimasukkan ke dalam vial hanya 5 vial
saja, tetapi keseluruhan produksi dibuat untuk 6 vial (30 ml), untuk
mengantisipasi jikalau ada yang tumpah atau menempel/bersisa di alat-alat
praktikum
E. Penimbangan
Asam askorbat/Vitamin C
= 3000 mg
Na EDTA
= 30 mg
Natrium metabisulfit
= 150 mg
V.PEMBAHASAN
Injeksi adalah sedian steril berupa larutan, emulsi atau suspense, atau serbuk yang
harus dilarutkan terlebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral. Wadahnya
bias menggunakan ampul atau vial. Pada praktikum kali ini dibuat sediaan injeksi
Asam askorbat/ Vitamin C. Zat ini memiliki kelarutan mudah larut dalam air,
sehingga menggunakan pelarut dan pembawa air. Air merupakan pelarut yang
banyak digunakan dalam sediaan injeksi karena sifatnya yang dapat bercampur
dengan cairan fisiologis tubuh. Dalam perhitungan tonisitas didapatkan hasil W
negatif atau dapat dikatakan bahwa sediaan bersifat hipertonis. Sediaan
parenteral hipertonis diperbolehkan digunakan. Karena ntidak perlu penambahan
10
DAFTAR PUSTAKA
Farmakope Indonesia Edisi ketiga 1979. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
Farmakope Indonesia Edisi keempat 1995. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
Yeni P T, Kenti P,Modul Praktikum Farmasetika 2, 2016; Bandung
https://www.scribd.com.Pembuatan injeksi vitamin C
www.academia.edu.laporan praktikum kimia farmasi analisis II dengan metode
Iodometri
http://dokumen .tips/documents/laporan-resmi-praktikum-tekhnologi-sediaansteril.html