Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR TINDAKAN

RADIO FREQUENCY ABLATION (RFA)


PADA TUMOR/KANKER HEPAR
No. Dokumen
002/SOP/Pely.PSTE/RSUDMln/XI/2015
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

No. Revisi
O

Halaman
1-2

Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Malinau

24 November 2015
dr. Agustine Asie, Sp.B
NIP. 19750817 200212 2 005
Adalah pengobatan kanker hati (hepato celluler carcinoma) dengan
menggunakan jarum elektroda melewati kulit (perkutan) kedalam tumor hati
yang mana ujung jarum elektroda melewatikulit (perkutan) kedalam tumor
hati yang mana ujung jarum dengan energi radio frekuensy (RF) akan
menyebabkan nekrose sel kanker hati
Untuk mematikan sel kanker/tumor heti dengan menggunakan jarum
elektroda
Tindakan RFA pada kanker/tumor hati dilakukan oleh staff/konsultan
Gastroentero Hepatologi
A. Mempersiapkan Pasien
1. Memberitahukan kepada pasien tentang pemeriksaan/tindakan
yang akan dilakukan
2. Infomed consent tindakan
3. Inform consent anaestesi (jika diperlukan)
4. Mengecek laboratorium, khususnya LFT
5. Mengecek hasil EKG bila pasien diatas 40 Tahun sebagai bahan
rujukan
6. Mempersiapkan unit USG
7. Masukkan data pasien
8. Memastikan pasien sudah terpasang infus
9. Mengukur tanda vital
10. Memasang oksigen (bila diperlukan)
B. Mempersiapkan dan mengecek fungsi alat serta bahan yang akan
digunakan
Alat dan bahan
1. Unit Ultrasonografi
2. Unit RFA
3. Probe USG
4. Printer
5. Print out hasil USG
6. Jelly
7. Sarung tangan
8. Oksigen (bila diperlukan
9. Lidocain amp
10. Jarum elektroda
11. Spuit disposible 10 cc
12. Kasa Steril
13. Bethadin
14. Alkohol 70 %
15. Plester / hipavix
16. Gunting plester

17. Duk lubang

C. Sebelum Tindakan
1. Mengecek kembali infomed consent data pasien
2. Mengecek kembali persiapan peralatan
3. Mempersiapkan psikologi pasien
4. Memberi penjelasan pada pasien agar kooperativ
5. Pasang oksigen jika diperlukan
6. Mengukur vital sign
D. Selama Tindakan
1. Memberitahu pasien bahwa tindakan akan dilakukan
2. Bila menggunakan jasa anaestesi tindakan dilakukan setelah
pasien dalam stadium anaestesi/tertidur
3. Desinfeksi area kulit yang akan dilakukan aspirasi dengan alkohol
70%
4. Suntikkan lidocain sesuai kebutuhan (jika tidak menggunakan
anestesi)
5. Dokter melakukan Guiding USG dan melakukan insersi jarum
elektroda kedalam kanker hati, perawat membantu mengatur
posisi pasien sesuai petunjuk dokter
6. Dokter melakukan Guiding USG dan melakukan insersi jarum
elaktroda kadalam kanker hati, perawat membantu mengatur
posisi pasien sesuai petunjuk dokter
7. Dokter melakukan ablasi pada kanker/tumor hati
8. Selama tindakan monitor tanda vital pasien
9. Ablasi tumor dilakukan selama 6-12 menit (tergantung besar
tumor)
10. Dressing luka bekas tusukan jarum dengan kasa betadin
11. Tutup luka dengan kasa betadin
12. Fixasi dengan plester/hipavix
13. Pasien dirapikan
14. Alat-alat dibersihkan
15. Cuci tangan
16. Dokumentasi
E. Sesudah Tindakan
1. Bersihkan probe USG dari kotoran dan jelly
2. Setelah pasien sadar, memberitahukan pada pasien agar bedrest
selama 6 jam
3. Memberitahukan pada pasien agar posisi tidur miring ke kanan
4. Semua instrumen kotor/bekas pakai dicuci dan disterilkan
5. Sampah ditempatkan pada tempatnya
6. Kembalikan alat yang sudah kering pada tempatnya
7. Cuci tangan
Dokumen
Terkait

o Handbook of Ultrasonografi
o Departemen Kesehatan RI (2007). Pemeriksaan USG
o Di Bisceglie AM, Hepatis C andhepatocellular carcinoma, Hepatoloy
1997
o Riling WS, Drooz A. Multidisciplinarymanagement of hepatocellular
carcinoma. Jvasc Interv Radiol 2002

Unit Terkait

o Ruang rawat jalan / Poliklinik


o Ruang rawat inap

Anda mungkin juga menyukai