Laporan Protein Total
Laporan Protein Total
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Protein adalah molekul organik yang terbanyak di dalam sel. Lebih
dari 50% berat kering sel terdiri atas protein. Selain itu, protein adalah
biomolekul yang sesungguhnya, karena senyawa ini yang menjalankan
berbagai fungsi dasar kehidupan, antara lain protein berkontraksi melakukan
gerak, menjalankan berbagai proses metabolisme dalam bentuk enzim.
Protein dapat pula berperan membawa informasi dari luar ke dalam sel dan di
dalam bagian-bagian sel sendiri. Protein juga mengendalikan dapat tidaknya,
serta waktu yang tepat untuk pengungkapan informasi yang terkandung di
dalam DNA, yang diperlukan untuk sintesis protein itu sendiri. Jadi secara
tidak langsung protein mengatur perbanyakan diri sendiri dengan mengatur
DNA, yang merupakan alat perekam informasi untuk protein, sehingga
dengan demikian operasinya di bawah kendali protein (Mohamad Sadikin,
2004).
Secara kimia, protein adalah heteropolimer dari asam-asam amino,
yang terikat satu sama lain dengan ikatan peptide. Ada suatu universalisme di
dalam molekul protein. Protein apapun dan berasal dari mahluk apapun juga
ternyata hanya tersusun dari 20 macam asam amino saja. Perbedaan protein
yang satu dengan yang lainnya disebabkan oleh jumlah dan kedudukan asamasam amino tersebut di dalam tiap-tiap molekul. Kedua puluh asam amino itu
mempunyai cirri umum sebagai berikut. Pertama, semuanya mempunyai
konfigurasi L. Kedua, sama-sama mempunyai 1 gugus COOH dan 1 gugus
NH2 yang terikat ke atom C. Perbedaan individual asam-asam amino ini
disebabkan oleh perbedaan rantai samping. Yang menyebabkan perbedaan
kimia antara asam-asam amino tersebut, pada gilirannya akan menyebabkan
perbedaan sifat kimia dan biologis dari molekul protein yang disusunnya.
Rantai samping R ini tidak ikut membentuk ikatan peptide. Muatan suatu
protein dalam suatu larutan ditentukan oleh gugus NH2 bebas di suatu ujung
dan gugus COOH bebas di ujung yang lain serta jumlah rantai bermuatan.
(Mohamad Sadikin, 2004).
Di dalam tubuh, protein mempunyai peranan yang sangat penting.
Fungsi utamanya sebagai zat pembangun atau pembentuk struktur sel,
misalnmya untuk pembentukan kulit, otot, rambur, membran sel, jantung,
hatu, ginjal, dan beberapa organ penting lainnya. Kemudian, terdapat pula
protein yang mempunyai fungsi khusus, yaitu protein yang aktif. Beberapa di
antaranya adalah enzim yang berperan sebagai biokatalisator, hemoglobin
sebagai pengangkut oksigen, hormon sebagai pengatur metabolisme tubuh,
dan antibodi untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit.
Kekurangan protein dalam jangka waktu lama dapat mengganggu berbagai
proses metabolisme di dalam tubuh serta mengurangi daya tahan tubuh
terhadap serangan penyakit (Estien dan Lisda, 2006).
Tiga perempat zat padat dari tubuh adalah protein dengan fungsi
yang berbeda-beda. Sebagian besar adalah : protein jaringan/structural,
protein kontraktil dan nucleoprotein. Protein yang diperiksa dalam
laboratorium terdapat dalam: darah, urin, saliva, cairan pleural, peritoneal,
dan feses. Pada praktikum ini yang dibahas adalah protein total yang terdapat
dalam serum/plasma (Asscalbiass, 2010 dalam Rahmah, 2010).
1.2 PRINSIP PERCOBAAN
Protein dalam serum bereaksi dengan larutan alkalis copper-tartrat
dan memberikan warna ungu (violet) yaitu reaksi biuret.
1.3 TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Untuk memeriksa kadar protein total dalam plasma darah manusia dengan
metode Biuret
2. Untuk menyimpulkan hasil pemeriksaan total protein pada saat praktikum
setelah membandingkannya dengan nilai normal
1.4 MANFAAT PERCOBAAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Darah merupakan bagian terpenting dari manusia yang memiliki fungsi
utama dalam memelihara homeostasis tubuh. Fungsi darah sebagian besar
dilaksanakan oleh plasma dan berbagai konstituennya. Plasma terdiri atas air,
elektrolit, metabolit, nutrient, protein dan hormon (Murray, 2009 dalam Rahmah,
2010).
Fungsi utama darah antara lain :
1. Respirasi : mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari
jaringan ke paru-paru
2. Nutrisi : mengangkut semua zat-zat makanan yang diserap
3. Ekskresi : mengangkut zat-zat sisa hasil metabolisme untuk dibuang melalui
4.
5.
6.
7.
NH2
Ikatan
peptida
asam
amino
METABOLISME PROTEIN
KATABOLISME PROTEIN
endopeptidase. Golongan enzim ini menyerang protein dari tengah molekul dan
sering juga disebut sebagai enzim proteinase karena menyerang polipeptida tinggi
atau protein. Tripsin menyerang ikatan lisil dan ikatan arginil sehingga peptida
yang dihasilkan mempunyai ujung lisin atau arginin pada terminal karboksil.
Pepsin bersifat kurang khas namun lebih mengutamakan serangan pada titik asam
amino aromatik atau asam amino asam. Hasil degradasi golongan enzim
endopeptidase ini adalah oligopeptida atau fragmen kecil protein.
Sedangkan enzim karboksilase dan aminopeptidase merupakan golongan
enzim protease eksopeptidase yang menyerang ujung dan pangkal oligopeptida
atau fragmen kecil protein. Golongan enzim ini hanya membebaskan asam-asam
amino pada ujung oligopeptida. Karboksipeptidase membebaskan asam amino
pada
ujung
COOH
fragmen
kecil
protein
sedangkan
aminopeptidase
albumin paling menolong walaupun protein akan hilang lagi melalui proteinuria
atau melalui siklus urea. Urea merupakan sisa akhir dari metabolisme protein
yang utama, di samping asam urat, urobilin, kreatinin, dan NPN lainnya
(Zulbadar, 2008).
Fungsi protein plasma:
1. Keseimbangan osmotik
Hipoalbumin menyebabkan tekanan osmotic plasma menurun sehingga kapiler
tidak mampu melawan tekanan hidrostatik sehingga timbul oedem (cairan
darah menuju ke jaringan interstitial).
2. Pembentukan dan nutrisi jaringan
Enzim, hormon, pembekuan darah ( fibrinogen, AT III ) dan jaringan tubuh.
3. Transportasi
a. Umum yaitu albumin
b. Khusus :
Hormon : prealbumin
Vitamin : Prealbumin
Lipid : Lipoprotein
Co : Ceruloplasmin
Hb : Haptoglobin
Heme : Hemopexin
Fe : Transferin
4. Daya tahan tubuh
Antibodi dan komplemen
Perubahan protein plasma:
a. Hiperalbumin: peningkatan kadar albumin
Dijumpai pada dehidrasi terjadi hemokonsentrasi protein plasma.
b. Hipoalbumin
merupakan
suatu
2-globulin.
Protein
tersebut
ikatan yang lebih lemah. Oleh karena itu, albumin akan lebih mudah
menyalurkan tembaganya ke jaringan bila dibandingkan dengan seruloplasmin.
Seruloplasmin memperlihatkan aktivitas oksidase dependentembaga, tetapi
makna secara fisiologis belum dapat dipastikan selain kemungkinan berperan
dalam oksidase Fe2+ dan Fe4+ I dalam transferin (Murray, 2009 dalam Rahmah,
2010).
3. Imunoglobulin
Immunoglobulin mengandung minimal dua rantai ringan (L) identik
(Sekitar 23 kDa) dan dua rantai berat heme (H) identik (53=75 kDa). Separuh
dari rantai ringan (L) ke arah terminal karboksildisebut sebagai regio konstan
(C1). Sedangkan separuh terminl amino adalah regio variable rantai ringan
(V1). Sekitar seperempat dari rantai besar (H) di terminal amino disebut
sebagai regio variable, sedangkan tiga perempat lainnya disebut dengan regio
konstan (CH1, CH2, CH3) rantai H (Murray, 2009 dalam Rahmah, 2010).
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 ALAT
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: tabung
reaksi, mikropipet 20 l, makropipet/dispenser 10 ml, dan photometer
analyzer dengan panjang gelombang 530-570 nm.
3.2 BAHAN
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: serum
jernih dan reagensia warna.
3.3 PROSEDUR KERJA
1. Persiapan sampel:
a. Darah diambil sebanyak 3 cc dengan menggunakan spoit dan
b.
tourniquet.
Darah dimasukkan ke dalam tabung sentrifius secukupnya ( 3 ml)
c.
sampel.
2. Disiapkan 3 buah tabung reaksi, yaitu untuk uji blanko, uji standard dan
uji sampel/test berupa serum darah.
3. Tabung uji blanko diberi aquadest sebanyak 10 l dan ditambahkan reagen
warna sebanyak 1000 l.
4. Tabung uji standard diberi 10 l reagen standard protein dan ditambah
dengan 1000 l reagen warna, dicampur supaya homogen.
5. Tabung uji sampel/test diberi 10 l sampel (serum) dan 1000 l reagen
warna, dicampur supaya homogen.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
A. TABEL ABSORBANCE
Absorbance terhadap blank
Nilai
Test
Standard
Kadar Standard
0,403
0,103
8,3 g/dl
B. PERHITUNGAN
Protein Total (gram/dl) =
|.|Test
Kadar Std
|.|Std
0,403
8, 3 g/dl
0,103
faal
hati
atau
pemeriksaan
elektroforosis
protein.
Rasio
kadar
protein
tertentu
dalam
plasma
dapat
mengindikasikan adanya :
1. Suatu keadaan peradangan akut atau akibat adanya kerusakan jaringan
jenis tertentu, misalnya pada C-Reactive Protein
2. Kelainan atau gangguan fungsi tempat sintesis. Misalnya, pada penyakit
hepatitis akut dan kronis
c.
d.
e.
ukur sedikit berbeda dengan ukuran yang terdapat pada gelas ukur.
Alat praktikum yang digunakan kurang bersih.
Alat spektrofotometer yang digunakan tidak cukup memadai.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN