Penjaskes
Penjaskes
f.
Tata Rias
Menentukan Tema
Langkah pertama dalam menuangkan gagasan pembuatan
karya seni teater kreatif dari teater tradisional Asia sama
seperti pada pembuatan karya seni teater kreatif dari teater
tradisional Nusantara, yaitu menentukan tema.. Kemudian
disesuaikan dengan situasi dn kondisi atau latar belakang
masyarakat penonton yang nantinya akan dikembangkan
menjadi teater kreatif. Pemilihan tema dalam pembuatan
karya seni teater kreatif dari teater tradisional Asia hendaknya
mengambil hal-hal yang dekat dengan penulis atau pencipta.
Tema yang dipilih hendaknya mengambil tema yang aktual
dan
mengandung
nilai-nilai
atau
norma-norma
kemasyarakatan.
b.
Menentukan Karakterisasi
Karakterisasi adalah pelukisan watak pada tiap-tiap tokoh..
Tokoh menurut perannya dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Tokoh protagonis, yaitu tokoh utama yang menjadi
pembawa arah cerita.
Tokoh ini diidentikan dengan peran
baik.
2. Tokoh antagonis, yaitu tokoh utama yang berperan sebagai
penentang alur cerita. Tokoh ini diidentikan dengan peran
jahat.
3. Tokoh tritagonis, yaitu tokoh yang berperan sebagai
penengah antara tokoh protagonis dengan tokoh antagonis.
4. Tokoh pembantu, yaitu tokoh yang berperan membantu
tokoh utama. Secara langsung dan tidak langsung tokoh ini
juga terlibat konflik.
c.
Menentukan Struktur Plot dan Konflik
Dalam menentukan struktur plot dan konflik, seorang
penggagas atau sutradara harus memahami struktur plot.
Struktur plot adalah susunan jalan cerita (alur). Sedangkan yg
dimaksud dengan konflik ialah pertenangan antara tokoh
dengan tokoh lainnya atau dengan lingkungannya. Ada dua
macam konflik di dalam dunia teater: Konflik batin, yaitu
pertentangan pikiran dan perasaan. Sedangkan konflik lahir,
yaitu konflik-konflik yang tampak. Seperti, perebutan harta.
d.
Menentukan Setting Cerita
-Latar Waktu
-Latar Tempat
Pengertian setting dalam karya pentas teater adalah tempat
permainan drama berlangsung..
2. Pembuatan Karya Seni Teater Kreatif
a.
Menyusun Karya Seni Teater Kreatif Sesuai dengan
Kaidah Pentas
Menyusun karya seni teater berarti menyusun atau
menuliskan naskah drama yang dipentaskan. Naskah drama
ialah naskah tentang kisah kehidupan manusia dengan
problematika yang ditulisk melalui dialog-dialog para tokoh.
Naskah drama tersebut harus disesuikan dengan kaidah
pentas. Tema dan ceritanya pun diambil dari cerita-cerita
tradisional Asia yang nantinya dikembangkan menjadi karya
seni teater yang kreatif.
Tahapan-tahapan untuk menyusun atau menulis drama:
1.
Carilah sebuah cerita
2.
Selanjutnya baca dan dipahami cerita tersebut
3.
Kemudian ubahlah jalan cerita menjadi beberapa adegan
yang disesuaikan dengan tempat kejadiannya
4.
Tentukanlah tokoh-tokoh yang muncul dalam setiap
adegan
5.
Lalu tuliskanlah isi cerita dari tiap adegan dengan dialog
para tokoh
6.
Tuliskan petunjuk-petunjuk teknis
7.
Dan terakhir teliti ulang karya tersebut dan ubah jika
temukan kesalahan.
b.
Menyajikan Karya Seni Teater
Tahap-tahap yang perlu diperhatikan dalam keberhasilan penyajian
karya seni teater:
1.
Persiapan
2.
Mengkaji naskah
3.
Pemilihan pemain
4.
Pertemuan dan kerja.
Teknik-Teknik yang Berhubungan dengan Pementasan Teater
a.
Teknik Olah Tubuh
Dalam pertunjukan teater tradisional mancanegara (Asia) juga
memerlukan olah tubuh sebelum dimulai pementasan. Hal ini
dilakukan agar dalam mengespresikan diri, tubuh bisa lentur,
sanggup memainkan semua peran. Dalam melakukan olah tubuh
ada beberapa bentuk yang dapat dilakukan, yaitu latihan menari,
silat, renang, dsb.
b.
Teknik Olah Pikiran
Memainkan peran harus melakukan olah pikir, yaitu dengan berlatih
menggunakan akal. Akal merupakan tenaga rohani yang paling
tinggi dan sebagai tenaga yang bisa membuat seseorang menjadi
kritis dalam menghadapi berbagai persoalan yang pelik.
c.
Teknik Olah Suara
Vokal merupakan tenaga dalam olah suara. Dengan vokal yang baik
akan bisa memberi kontribusi yang besar bagi keberhasilan
pertunjukan atau pementasan karya seni teater. \
Pentingnya Bekerja Sama dalam Berteater
Setting panggungnya
Tari Limbai. Tari ini berasal dari suku Bajau, berfungsi untuk
upacara penyambutan pengantin lelaki untuk di arak menuju
penganten perempuan. Penari menari dengan melambai
lambaikan selendang.
Tari Magunatip. Tari ini berasal merupakan tari tradisi suku
Kuhojau/ Kwijau. Penari terdiri dari laki-laki dan perempuan,
dalam tarian ini tidak menggunakan alat music khusus karena
cukup diiringi buluh/ kayu yang sekaligus sebagai property,
caranya dengan menghasilkan bunyi yang kuat, membuka
menutup kayu yang dimainkan penari yang duduk makaakan
menghasilkan bunyi yang kuat, rampak denga nirama yang
menarik. Tari ini mirip sekali dengan tari Tinkling yang berasal
dari Pilipina.
Tari Sumayau. Tari merupakan tari ritual kaum dusun yang
tinggal di Tuaran juga dikenal Madsayau. Tari ini untuk
menghormati. Memuja gusi-gusi dan memperingati keluarga yang
telah meninggal, semacam kenduri yang dilakukan masyarakat
Islam Melayu. Dalam penyajian tarian ini diketuai oleh seorang
wanita yang lanjut usia (Monolian) dan harus dari keturunan
Monolian.
Tari Daling-daling. Tari daling-daling adalah merupakan jenis
tari pergaulan yang ditarikan pada acara tertentu oleh laki-laki
dan perempuan dilakukan cara berbalas pantun.
Tari Adai-adai. Merupakan tari tradisi dari suku Brunei yang
berdiam di Weston Sabah, yang hidup sebagai nelayan. Tarian ini
ditarikan oleh 4 psang penari laki-laki dan perempuan yang
diiringi oleh alat music rebana dan gambus serta nyanyian yang
rampak. Tari ini disajikan pada acara penyambutan tamu dan
perayaan keramaian. Kadangkala jika tiada alat music maka
tarian nyanyian diiringi pinara/ pengayuh sampan atau perahu di
dayung serta pukulan buyung.
Tari Sumazan. Tarian in ditarikan untuk mengucap syukur saat
kegiatan menanam dan menuai padi, untuk menolak bala,
membangkitkan semangat, dan mengobati penyakit. Gerakan
dan iramanya lembut. Pasangan penari laki-laki dan wanita
menari berhadap-hadapan dan menggerakkan kaki dengan
langkah kecil. Biasanya tarian ini ditarikan pada perayaan hari
besar.
Tari Limbai. Limbai merupakan tarian asli masyarakat suku
Bajau. Tarian ini berfungsi sebagai lambang menjembut
pengantin untuk melakukan pernikahan.
Tari Sumayan. Sumayan merupakan tarian dari daerah Tuaran.
Tarian ini khusus digunakan untuk menyambut hari mengaji atau
mengahau, tidak ditarikan pada acara pesta. Ketika music
dimainkan, penari masuk ke gelanggang tari dan mulai menari.
Gerak kaki lebih lambat dibanding gerak tangan.
Tari Magunatip. Magunati sejenis tarian tradisi masyarakat
kaum Murut, suku Kuhijau. Biasanya tarian ini tidak menggunakan
2) Tarian di Thailand
Tari Sri nuan Sri Nuan. Berasal dari wilayah Thailand tengah,
termasuk jenis tari hiburan dimainkan oleh laki-laki dan
perempuan dengan music pengiring yang lembut dan koreograf
yang indah, sehingga dapat menampilkan kecantikan dan
ketampanan orang Thailand.
Tari Nora. Disebut juga tari Chatri berasal dari wilayah selatan
Thailan. Tarian ini menampilka legenda daerah dalam berbagai
versi. Dalam tari ini terdiri dari 12 posisi dan 17 gerakan.
(gadis), yeak (raksasa/ yaksha), dan sva (monyet). Contoh tari klasik
Khmer:
6) Tari di Mongolia
Tari Bielgee (tarian tubuh). Tari ini sejenis pantomime. Tarian ini
menceritakan keseharian pengembara, seperti memerah sapi,
memasak dan berburu.
Tarian ini terdiri dari 2 bagian, antara lain:
Elkendeg
1. Seni rupa
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan
media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan.
Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang,
bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan
estetika.
Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa
murni, kriya, dan desain. Seni rupa murni mengacu kepada karyakarya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi,
sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan
kemudahan produksi.
Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah
fne art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah
fne art menjadi lebih spesifk kepada pengertian seni rupa murni
untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke
dalam bahasan visual arts.
BIDANG SENI RUPA
1. SENI RUPA MURNI
Seni lukis
Seni grafs
Seni patung
Seni instalasi
Seni pertunjukan
Seni keramik
Seni flm
Seni koreograf
Seni fotograf
2. DESAIN
Arsitektur
Desain grafs
Desain interior
Desain busana
Desain produk
3. KRIYA
Kriya tekstil
Kriya kayu
Kriya keramik
Kriya rotan
GAYA-GAYA DALAM SENI RUPA :
Gaya Primitif
1.Tidak mengutamakan keindahan, teteapi untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan kepercayaan
2.Untuk upacara ritual
3.Terkesan misteri, magis, dan makna lambing
4.Proporsi bentuk tidak sempurna
5.Lugas atau apa adanya
Gaya Klasik
Seni rupa gaya klasik memiliki cirri sebagai berikut :
1.Pada masa prasejarah atau jaman kerajaan penuh keindahan,
kemegahan, kewibawaan, dan kesempurnaan
2.Penggambaran segala sesuatu serba sempurna, termasuk obyek
manusia
3.Seni kriya dan seni bangunan tampak kemewahan berupa
ornament, ukiran sehingga tampak glamour
Gaya Baru/ seni modern
Seni rupa modern mempunyai cirri sebagai berikut:
1.Berbentuk unik
2.Batasan seni jadi kabur, antar seni lukis, seni patung dan seni
arsitektur
3.Obyek dan coraknya tampak bebas
4.Wujud karyanya terkesan aneh
Corak seni modern berkembang jadi berbagai aliran, antara lain:
1.Klakisme
Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1)Generalisme
2)Mewah
3)Idealisme
4)Rasio menjadi titik tolak seni
Tokohnya : Vigee Lebrum, Jon Ingres
2.Neo klakisme
Aliran ini dipengaruhi oleh seni klasik Yunani dan Romawi kuno sifatsifatnya sebagai berikut :
1)Homosentris dan idealisme
2)Subyektif
3)Mendambakan yang hamornis
Flute (dizi).
Paixio
Suona.
Yang qin.
Bili.
: SENI BUDAYA