Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN

PEMERIKSAAN HEWAN KURBAN


KECAMATAN MANGGALA DAN PANAKUKKANG,
KOTA MAKASSAR
5 September 14 September 2016

OLEH,
MUHAMMAD ABDI AWAL, S.KH
NIM : O111 11 264

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeriksaan hewan kurban meliputi pemeriksaan kesehatan dan umur hewan. Hewan
kurban harus benar-benar dalam keadaan sehat dan layak untuk disembelih, di antaranya
harus cukup umur, sudah ganti gigi, tidak cacat dan dalam kondisi sehat. Selain itu,
pemeriksaan hewan

juga untuk mencegah penyebaran penyakit hewan seperti anthrax.

Pemeriksaan hewan kurban dibagi dalam dua tahap yakni pemeriksaan antemortem yaitu
pemeriksaan fisik luar hewan sebelum dilakukan pemotongan,

dan posmortem yaitu

pemeriksaan bagian dalam hewan sesudah pemotongan. Hewan yang sehat secara klinis,
yakni tidak cacat, hidung normal, mata normal, jantung dan paru-paru juga normal..
Sementara itu, untuk pemeriksaan postmortem dilakukan dengan sasaran pemeriksaan
meliputi kondisi hati, jantung, paru-paru, limpa, ginjal dan organ bagian dalam hewan.
Apabila ditemukan kelainan-kelainan dan ada cacing hati maka organ tersebut harus
disingkirkan, karena tidak layak untuk dikonsumsi.
Dalam rangka melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban yang aman bagi
masyarakat. Pemeriksaan antemortem dan postmortem sangat penting untuk dilaksanakan
agar daging kurban yang dibagikan dimasyarakat terjamin keamanan dan kesehatannta dari
penyakit zoonosis.
1.1 Tujuan

Untuk mengetahui cara pemeriksaan antemortem dan postmortem pada pemeriksaan

hewan kurban
Untuk mengetahui penyakit-penyakit apa saja yang ada pada sapi dan kambing pasca

pemeriksaan ante mortem dan post mortem


Untuk memeriksa kelayakan hewan kurban tersebut untuk konsumsi
Untuk mengetahui tata cara pengambilan sampel dan pengiriman sampel

1.2 Manfaat

Mendapatkan ilmu dan wawasan tentang pemeriksaan dan jenis jenis penyakit pasca

pemeriksaan antemortem dan postmortem


Mencegah adanya penyakit zoonosis dari hewan kurban ke masyarakat
Mengerti dan melakukan pengambilan sampel dan pengiriman sampel
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kecamatan Manggala dan Panakukkang


2.2 Pemeriksaan Ante mortem
Pemeriksaan antemortem meliputi pemeriksaan perilaku dan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan perilaku dilakukan pengamatan dan mencari informasi dari orang yang merawat
hewan kurban tersebut. Hewan yang sehat nafsu makannya baik, hewan yang sakit nafsu
makannya berkurang atau bahkan tidak mau makan. Cara bernafas hewan sehat nafasnya
teratur, bergantian antara keempat kakinya. Pincang, loyo dan tidak bias berjalan

menunjukkan hewan sedang sakit. Cara buang kotoran dan kencingnya lancar tanpa
menunjukkan gejala kesakitan. Konsistensi kotoran (feses) padat (Hayati dan Choliq, 2009).
Pemeriksaan Fisik dilakukan pemeriksaan terhadap suhu tubuh (temperatur),
menggunakan termometer badan ( digital atau air raksa ), suhu tubuh normal sapi berkisar
antara 38,5C 39,2C. Bola mata bersih, bening, dan cerah. Kelopak mata bagian dalam
(conjunctiva) berwarna kemerahan (pink) dan tidak ada luka. Kelainan yang biasa dijumpai
pada mata yaitu adanya kotoran berlebih sehingga mata tertutup, kelopak mata bengkak,
warna merah, kekuningan (icterus) atau cenderung putih (pucat). Mulut dan bibir, bagian luar
bersih, mulus, dan agak lembab. Bibir dapat menutup dengan baik. Selaput lender rongga
mulut warnanya merata kemerahan (pink), tidak ada luka. Air liur cukup membasahi rongga
mulut. Lidah warna kemerahan merata, tidak ada luka dan dapat bergerak bebas. Adanya
keropengdi bagian bibir, air liur berlebih atau perubahan warna selaput lendir (merah,
kekuningan atau pucat) menunjukkan hewan sakit. Hidung, Tampak luar agak lembab
cenderung basah. Tidak ada luka, kotoran, leleran atau sumbatan. Pencet bagian hidung,
apabila keluar cairan berarti terjadi peradangan pada hidung. Cairan hidung bisa bening,
keputihan, kehijauan, kemerahan, kehitaman atau kekuningan. Kulit dan bulu, bulu teratur,
bersih, rapi, dan mengkilat. Kulit mulus, tidak ada luka dan keropeng. Bulu kusam tampak
kering dan acak-acakan menunjukkan hewan kurang sehat. Kelenjar getah bening, kelenjar
getah bening yang mudah diamati adalah yang berada di daerah bawah telinga, daerah ketiak
dan selangkangan kiri dan kanan. Apabila ada peradangan kemudian membengkak tanpa
diraba akan terlihat jelas pembesaran di daerah dimana kelenjar getah bening berada. Daerah
anus, bersih tanpa ada kotoran, darah dan luka. Apabila hewan diare, kotoran akan menempel
pada daerah sekitar anus (Hayati dan Choliq, 2009).
2.3 Pemeriksaan Post mortem
Setelah hewan dipotong (disembelih) dilakukan pemeriksaan postmortem dengan
teliti pada bagian-bagian sebagai berikut: Karkas, Karkas sehat tampak kompak dengan
warna merah merata dan lembab. Bentuk-bentuk kelainan yang sering dijumpai bercakbercak pendarahan, lebam-lebam dan berair. Paru-paru, paru-paru sehat berwarna pink, jika
diremas terasa empuk dan teraba gelembung udara, tidak lengket dengan bagian tubuh lain,
tidak bengkak dengan kondisi tepi-tepi yang tajam. Ditemukan benjolan-benjolan kecil
padaparu-paru atau terlihat adanya benjolan-benjolan keputihan (tuberkel) patut diwaspadai
adanya kuman tbc. Jantung, ujung jantung terkesan agak lancip, bagian luarnya mulus tanpa
ada bercak-bercak perdarahan. Jantung dibelah untuk mengetahui kondisi bagian dalamnya.

Hati, warna merah agak gelap secara merata dengan kantong empedu yang relative kecil.
Konsistensi kenyal dengan tepi-tepi yang cenderung tajam. Kelainan yang sering ditemui
adalah adanya cacing hati (Fasciola hepatica atau Fasciola gigantica pada sapi). Limpa,
ukuran limpa lebih kecil daripada ukuran hati, dengan warna merah keunguan. Pada penderita
anthrax keadaan limpa membengkak hebat. Ginjal, kedua ginjal tampak luar keadaannya
mulus dengan bentuk dan ukuran relatif semetris. Adanya benjolan, bercak-bercak
pendarahan, pembengkakan atau perubahan warna merupakan kelainan pada ginjal. Lambung
dan usus bagian luar dan bagian dalam tampak mulus. Lekukan-lekukan bagian dalamnya
teratur rapi. Penggantung usus dan lambung bersih Tidak ditemukan benda-benda asing yang
menempel atau bentukan-bentukan aneh pada kedua sisi lambung dan usus. Pada lambung
kambing sering dijumpai adanya cacing yang menempel kuat berwarna kemerahan (Soedarto,
2003).

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Temuan pada saat pemeriksaan ante mortem dan post mortem :
3.2.1 Pink eye (katarak)
Pink eye disebut juga infectious bovine keratoconjunctivitis (IBK), infectious
keratitis, atau blight merupakan penyakit yang biasa menyerang sapi. Penyakit ini bersifat
mudah menular menyebabkan inflamasi pada kornea dan konjungtiva. Beberapa kasus (2%)
bahkan ada yang sampai menyebabkan ulkus kornea hingga kebutaan. Pinkeye sebenarnya

termasuk ke dalam self limiting disease, artinya dapat sembuh dengan sendirinya.Pinkeye
menyebabkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit, tercatat kerugiannya mencapai 150 juta
dolar di Amerika tiap tahunnya. Kerugian ekonomi dapat berupa penurunan bobot badan,
produksi susu, dan biaya pengobatan. Penyakit ini umum menyerang heifers dan pedet umur
3 minggu.
Gejala klinis
Terdapat 4 tahap gejala dari penyakit ini, setiap tahapan bila tidak ada tindakan
pengobatan maka akan berkembang menuju tahap selanjutnya.
Tahap 1: hiperlakrimasi, peningkatan sensitivitas terhadap cahaya, kemerahan, dan sering
berkedip.
Tahap 2: ulkus pada kornea
Tahap 3: ulkus menyebar, inflamasi pada bagian dalam mata.
Tahap 4: ulkus hingga ke iris, hewan menjadi buta.
Diagnosa
Diagnosa didasarkan pada gejala klinis. M. Bovis dapat dideteksi dengan cara
fluorescence antibody technique (FAT), kultur bakteri dan identifikasi.
Terapi
Pengobatan awal perlu dilakukan untuk mencegah semakin parahnya kondisi penyakit
dan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut terhadap sapi lain. Tindakan karantina perlu
dilakukan, karena sapi yang terinfeksi dapat berberan sebagai reservoir. Tindakan pengobatan
pada prinsipnya adalah untuk mengurangi iritasi, mengurangi risiko penyebaran penyakit, dan
melindungi mata dari kerusakan lebih lanjut. Antibiotik long acting seperti tetracycline dan
tulathromycin dapat digunakan untuk mengobati penyakit ini. Antibiotik seperti florfenicol
dan tilomicosin juga pernah dicobakan untuk mengobati pinkeye dan hasilnya cukup efektif.
3.2.2 ORF (Sore mouth, scabby mouth)

Salah satu penyakit yang sering dilaporkan menyerang ternak di Indonesia adalah
penyakit Ecthyma Contagiosa atau yang biasa disebut Orf. Penyakit Orf ini adalah penyakit
menular yang umum dan merupakan penyakit viral yang sangat infeksius. Penyakit ini
ditandai dengan terbentuknya lesi-lesi pada kulit berupa keropeng, bernanah, basah, terutama
pada daerah moncong dan bibir. Menyerang pada umur 3-6 bulan paling banyak menderita,
meskipun yang berumur beberapa minggu dan hewan dewasa juga dapat menderita sangat
parah. Diketahui juga bahwa penyakit orf dapat menular ke manusia (zoonosis) lewat luka
abrasi, atau saat memerah susu, atau karena kelalaian pada saat melakukan vaksinasi.
Penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh Van Der Laan tahun 1914 pada kambing di Medan,
Sumatra Utara, Kemudian Bubberman dan Kraneveld (1931) melaporkan kejadian penyakit
tersebut di Bandung, Jawa Barat. Penyebaran penyakit Orf juga terjadi di daerah Jawa,
Sumatra Barat, Sulawesi Selatan, Bali dan Papua. Menurut data lain yang menyebutkan
bahwa sebanyak 20 provinsi sebagai daerah tertular sampai tahun 1988 (Adjid, 1992).
Gejala klinis
Masa inkubasi berlangsung selama 2 3 hari. Mula-mula terbentuk papula, vesikula
atau pustule pada daerah sekitar mulut. Vesikula hanya terlihat selama beberapa jam saja,
kemudian pecah/ Isi vesikula ini berwarna putih kekuningan. Kira-kira pada hari ke 10
terbentuk keropeng tebal dan berwarna keabu-abuan. Bila lesi di mulut luas, maka hewan
sulit makan dan menjadi kurus. Terjadi peradangan pada kulit sekitar mulut, kelopak mata,
alat genital, ambing pada hewan yang sedang menyusui dan medial kaki, pada tempat yang
jarang ditumbuhi bulu.
Selanjutnya peradangan ini berubah menjadi eritema, lepuh-lepuh pipih mengeluarkan
cairan, membentuk kerak-kerak. yang mengelupas setelah 1 2 minggu kemudian. Pada
selaput lendir mulut yang terserang, tidak terjadi pergerakan. Apabila lesi tersebut hebat,
maka pada bibir yang terserang terdapat kelainan yang menyerupai bunga kool. Kalau tidak
terkena Orf dan infeksi sekunder, lesi-lesi ini biasanya sembuh setelah penyakit tersebut
berlangsung 4 minggu.
Pada hewan muda, keadaan ini bias sangat mengganggu, sehingga dapat
menimbulkan kematian. Selain itu, adanya infeksi sekunder, memperhebat keparahan
penyakit. Pada bedah bangkai, tidak terlihat adanya kelainan-kelainan menyolok pada alat
tubuh bagian bagian dalam, kecuali kelainan-kelainan pada kulit. Pada manusia, gejala
penyakit ini berupa lepuh-lepuh pada tangan dan lengan. Lesi ini kemudian mengering serta
mengeras estela 2 3 minggu.
Diagnosa

Diagnosa dapat dilakukan berdasarkan gejala klinis yang ditemukan. Jumlah penderita
yang biasanya lebih dari seekor dalam satu kelompok hewan sehingga memperkuat dugaan
adanya Orf. Ukuran virus yang cukup besar dan bentuk virus yang spesifik, sehingga dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron juga memudahkan peneguhan diagnosa
(Akoso, 1991). Pada domba dan kambing, lesi yang terlihat cukup spesifik, dapat didiagnosa
secara klinik tanpa bantuan laboratorium.
Diferensial diagnosa atau diagnosa banding didasarkan atas kesamaan ciri penyakit
lain yang ditemukan. Namun, agen penyebab penyakit adalah berbeda. Diagnosa banding
terhadap penyakit Orf meliputi dermatitis karena jamur dan eczema facialis (Akoso, 1991)
selain itu penyakit oleh virus cacar (sheeppox) serta tumor pada kulit serta bluetongue.
Terapi
Penyakit orf penyebabnya adalah virus, maka tidak ada obat yang efektif terhadap
penyakit Orf. Pengobatan yang dilakukan secara simptomatis hanya untuk mencegah infeksi
sekunder oleh bakteri dan myasis oleh larva serta mempercepat kesembuhan, misalnya
dengan penggunaan antibiotika berspektrum luas seperti oksitetrasiklin dan pemberian
multivitamin (Adjid, 1993). Cara lain yang lebih sederhana adalah pengerokan keropeng
sampai terkelupas dan sedikit berdarah selanjutnya setelah itu dioleskan methylen blue pada
lesinya. Selain itu, dapat juga dengan menggunakan yodium tincture 3% setelah sebelumnya
lesi Orf digosok dengan tampon sampai terkelupas lalu di desinfeksi dengan menggunakan
alcohol 70% serta dilanjutkan dengan langkah yang terakhir adalah dilakukan penyuntikan
antibiotik untuk mencegah super infeksi. Obat anti lalat juga dianjurkan penggunaannya
untuk mencegah myasis oleh larva lalat (Abu Elzein dan Housawi, 1997).
3.2.3 Papillomiasis (kutil)
Penyakit kutil (Warts) atau papillomatosis pada sapi

bukanlah penyakit yang

mematikan, seperti antrax atau SE tetapi lebih menyebabkan kepada gangguan fisik dan
keindahan. Penyakit kutil biasanya akan hilang sendirinya tetapi dalam waktu yang lama.
Kutil pada sapi bisa ditemukan diseluruh tubuh, tetapi yang paling sering ditemui adalah pada
daerah moncong, leher, daun telinga, pantat, kaki dan puting. Penyebab kutil atau
papillomatosa pada sapi adalah golongan papillomavirus yaitu bovine papillomavirus (BPV).
Bovine papilloma virus (BPV) dikenal ada 6 strain yang masing-masing menyebabkan lesi
pada bagian tubuh yang berbeda. BPV1 biasanya menyebabkan lesi pada daerah hidung,
puting dan gland penis. BPV2 menyebabkan lesi pada kepala, leher. BPV3 pada kepala dan

daerah intradigital. BPV4 pada saluran pencernaan dan vesika urinaria. BPV5 dan BPV6
menyebabkan lesi pada puting.
Gejala klinis
Bovine papilloma virus memiliki 6 strain yang dapat menyebabkan lesi yang berbedabeda. BPV1 biasanya menyebabkan lesi pada daerah hidung, puting dan gland penis. BPV2
menyebabkan lesi pada kepala, leher. BPV3 pada kepala dan daerah intradigital. BPV4 pada
saluran pencernaan dan vesika urinaria. BPV5 dan BPV6 menyebabkan lesi pada putting.
Ada 4 bentuk dari pertumbuhan kutil

Tag shaped

Pedunculated (stalked)

Sessile (squat)

flat

Diagnosa
Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan klinis dan histologis. Kutil-kutil pada puting
susu dapat disamakan dengan lesi cacar. Dapat pula digunakan tes presipitasi dan mikroskop
elektron.
Terapi
a. Pembedahan /penyayatan
Efektive jika dilakukan pada kutil yang bersifat tunggal (papilloma) dan dalam
keadaan pertumbuhan maksimal. Metode penyayatan pada kutil yang masih muda dan
yang bersifat banyak (papillomatosa) tentu saja tidak efektive.
b. Pengikatan
Bisa dilakukan dengan mengikat kutil pada bagian pangkalnya dengan erat
sehingga aliran darah terputus dalam waktu lama sampai kutil terlepas. Metode ini
tentu saja tidak efektive untuk papillomatosa.
c. Vaksinasi
Vaksin untuk papillomatosis sebenarnya sudah tersedia di beberapa negara
maju, tetapi secara ekonomi kurang efektive karena biasanya perlu dilakukan
beberapa kali dan didalam satu vaksin komersial biasanya tidak mengandung semua
jenis strain BPV.
d. Autovaksin

Merupakan cara yang efektive dan mudah. Autovaksin pada prinsipnya adalah
penyuntikan kembali antigen (virus) yang di ambil dari jaringan kutil untuk
menstimulasi terbentuknya antibody dalam tubuh.
Cara Pembuatan Autovaksin:

Ambil Jaringan kutil, kemudian di hancurkan

Tambahkan aquadest lalu buat suspensi

Suspensi tsb disaring

Tambahkan 0,5 ml formalin 10% (sehingga didapatkan kira-kira 100 ml suspensi)

Tambahkan antibiotik (Penicillin-Streptomicin 2mg/ml)

Vaksin siap di injeksikan (1 ml/20 kg BB; SC)

3.2.4 Heat stres


3.2.5 Caplak
3.2.6 Pneumonia
Pneumonia atau pneumonitis adalah suatu peradangan pada paru-paru terutama pada
bagian parenkhim paru. Kondisi ini mengakibatkan adanya gangguan fungsi sistem
pernafasan (Fincher, et al., 1956).
Radang paru-paru (pneumonia) merupakan radang parenkim yang dapat berlangsung
baik akut maupun kronik ditandai dengan batuk, suara abnormal pada waktu auskultasi,
dyspnoe dan kenaikan suhu tubuh. Radang ini disebabkan oleh berbagai agen etiologi, radang
yang disebabkan bakteri terkadang menyebabkan terjadinya toksemia. Secara patologi
banyak ditemukan bersamaan dengan radang bronchus hingga terjadi bronchopneumonia
yang sering terjadi pada hewan.
Gejala klinis
Pada awalnya radang paru-paru ( pneumonia ) didahului gejala hiperemi pulmonum,
diikuti dyspnoe, frekuensi nafas 40-80 kali permenit, tipe nafas bersifat abdominal, napasnya

mula-mula dangkal kemudian dalam, batuk, setelah berlangsung beberapa hari muncul
leleran pada hidung, pulsus 60-90 kali per menit, demam ( suhu 42C ) kenaikan suhu tubuh
ini sejalan dengan reaksi tubuh dalm memobilisasi sel-sel darah putih dan berlangsungnya
seperti antigen-antibodi.
Pada inspeksi terkadang tercium bau abnprmal dari pernapasan penderita. Bau busuk (
halitosis, foxtor ex ero ) dapat berasal dari runtuhan sel atau dari produk bakteri penyebab
pneumonia. Bau busuk selalu ditemukan pada radang paru-paru yang disertai ganggren. Pada
auskultasi daerah paru-paru akan terdengar berbagai suara abnormal. Terdengar suara
bronchial ( rhonci basah ) yang seharusnya suara vesicular disebabkan alveoli terisi cairan
radang. Pada pemeriksaan perkusi pada daerah paru-paru tidak ditemukan adanya perubahan
pada batas-batas daerah perkusi. Suara resonansi yang dihasilkan bervariasi mulai dari agak
pekak pada daerah yang mengalami hiperemi sampai pekak total pada daerah yang
mengalami hepatisasi. Pada sapi perah terjadi penurunan produksi susu bahkan sering sekali
produksi susu terhenti sama sekali. Penderita tampak lesu, malas berbaring, gelisah,
kehilangan nafsu makan dan minum, depresi, terkadang pernapasan dengan mulut, konstipasi
dan oligouria.
Gejala klinis terjadinya pneumonia pada sapi adalah respirasi cepat dan dangkal,
sesak nafas (dyspnoe), batuk, keluar discharge atau eksudat pada hidung, tegak sapi dalam
posisi abduksio (bahu direnggangkan), tidak selalu ditandai dengan kenaikan suhu/demam
karena kenaikan suhu tubuh berlangsung sejalan dengan reaksi tubuh dalam memobilisasi sel
darah putih dan berlangsungnya reaksi antigen-antibodi. Pada pneumonia yang telah berjalan
cukup lama (kronis) tidak disertai dengan kenaikan suhu tubuh (Subronto 2003). Pada
pemeriksaan auskultasi, daerah paru-paru akan terdengar suara abnormal. Karena alveol
berisi cairan radang, pada saat inspirasi suara bronchial lebih kecil atau sama dengan suara
vesikular. Pada pemeriksaan secara perkusi, tidak ditemukan batas-batas yang jelas pada
gema perkusinya. Suara resonansi yang dihasilkan bervariasi.

Selain itu, pada

perkembangan lebih lanjut, pada sapi yang sedang produksi akan mengalami penurunan
produksi atau produksi air susu akan terhenti sama sekali, hewan lesu, malas, berbaring dan
kehilangan nafsu makan dan minum (Subronto 2003).
Diagnosa
Didasarkan pada:

a. Gejala Klinis
Diagnosa pneumonia didasarkan atas gejala klinik yang terlihat dan dilengkapi
dengan pemeriksaan secara auskultasi, perkusi dan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan
lanjutan berupa pemeriksaan foto rontgent. Untuk mengetahui etiologi atau agen penyebab
pneumonia perlu dilakukan pemeriksaan mikrobiologis berupa pemeriksaan sputum atau
leleran hidung atau swab trakheal (Subronto 2003).
b.

Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan ini untuk melihat gambaran sel darah putih dan jika memungkinkan

dapat pula dilakukan pemeriksaan serologis, terutama untuk mengetahui keberadaan agen
virus. Bahkan pemeriksaan feses natif untuk mengetahui telur cacing juga dapat dilakukan.
Karena larva nematoda Dictyocaulus viviparus dalam perjalanannya di paru-paru dapat
menyebabkan peradangan (Lungworm pneumonia).
c.

Pemeriksaan makroskopis
Pemeriksaan makroskopis pada paru-paru tampak perubahan warna mulai yang dari

kemerahan sampai menjadi abu-abu dan kuning bahkan terjadi hepatisasi merah,
konsistensinya berubah menjadi seperti hati yang elastis bahkan mengalami kerapuhan. Pada
pengirisan paru-paru ditemukan adanya eksudat mulai dari serous sampai mukopurulen,
jaringan parenkim tampakmengalami kongesti dan hepatisasi. Pada uji apung akan melayang
atau tenggelam, dan ditemukan inklusi bodi pada pneumonia yang disebabkan virus.
Diagnosa Banding
Differensial diagnosa terhadap pneumonia adalah didasarkan pada adanya kemiripan
diantara penyakit seperti gejala klinis respirasi cepat dan dangkal, sesak nafas (dyspnoe),
batuk, keluar discharge atau eksudat pada hidung, tegak sapi dalam posisi abduksio (bahu
direnggangkan). Keadaan oedema pulmonum patut dipertimbangkan. Mengingat pada
kondisi oedema pulmonum juga terlihat adanya gangguan suplai oksigen dan karbondioksida
akibat adanya pengisian cairan pada alveola. Selain itu, gangguan pada pleura (pleuritis)
perlu diperhatikan juga, karena pada pemeriksaan atau uji gumba, kondisi pleuritis juga
menunjukkan reaksi sakit (positif). Terlebih radang ini jarang ditemukan yang berdiri sendiri.
Kondisi pneumonia yang telah berlanjut pun dapat mengakibatkan peradangan pada pleura
(Subronto 2003).

Diagnosa banding lainnya antara lain:


*

gangguan jantung

hiperemi pulmonum,

oedema pulmonum,

emfisema pulmonum

laringo-tracheitis

Terapi
Pengawasan pada hewan yang masih sehat sangatlah penting, penderita ditempatkan
dikandang yang bersih, hangat dan ventilasi yang baik. Pemberian Ca boroglukonat dan
vitamin C serta penangan dehidrasi sangat berguna untuk terapi pneumonia.
Terapi sangat efektif dilakukan jika telah mengetahui agen penyebab pneumonia.
Pengobatan dengan antibiotik berspektrum luas.
3.2.7 Fascioliasis
Fasciolisis dikenal dibanyak Negara dengan berbagai istilah yang berbeda namun
mempunyai arti yang sama. Nama lain dari fascioliasis adalah Distomatosishepatik,
Fasciolosis, cattle liver fluke, Giant liver fluke (Akoso,1991).
Etiologi
Fascioliasis adalah penyakit yang disebabkan cacing dari genus fasciola. Berdasarkan
taxonominya cacing ini mempunyai klsifikasi sebagai berikut:
Phylum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda
Ordo : Digenea
Family : Fasciolidae
Genus : Fasciola
Species : Fasciola hepatica, Fasciola gigantika

Sedang secara anatomi fasciola berbentuk pipih dorsoventral. Ukuran dan bentuk
fasciola bervariasi F. gigantika berukuran 25-75 X 5-12 mm, berwarna terang dan pundaknya
tidak begitu nyata, telurnya berukuran 156-197 X 90-104 mikron. F. hepatika berukuran 2530 X 8-15 mm, berwarna coklat keabuan dan pundaknya lebar, telurnya berukuran 130-160 X
63-90 mikron (Levin, 1994)
Gejala klinis
Gejala klinis fascioliasis dapat sangat ringan atau tanpa gejala, namun gangguan pada
fungsi hati dapat juga terjadi. Bentuk akut pada sapi mempunyai ciri-ciri gangguan
pencernaan, adanya gejala konstipasi yang jelas dan kadang-kadang mencret. Terjadi
pengurusan yang cepat, lemah dan anemia. Bentuk kronik pada sapi berupa penurunan
produktivitas dan pertumbuhan yang terhambat. Bentuk akut pada domba dan kambing,
berupa mati mendadak disertai darah yang merembes atau keluar dari hidung dan anus.
Bentuk kronik pada tahap pertama pada domba menunjukan gejala menjadi gemuk akibat
banyaknya empedu yang disalurkan ke dalam usus, karena lemak kurang berfungsi atau tidak
dipergunakan akibat adanya anemia. Meskipun gemuk terjadi kelemahan otot. Selanjutnya
diikuti penurunan nafsu makan, selaput lendir pucat, serta bulu menjadi kering dan rontok,
akhirnya terjadi kebotakan dan hewan menjadi lemah dan kurus (AAK, 1995)
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat sakit penderita yang mengalami
pembesaran hati yang melunak, dan disertai sindrom demam eosinofilik. Migrasi cacing
muda dari usus ke hati dapat menimbulkan lesi ektopik di dinding usus, jantung, bola mata,
paru dan jaringan dibawah kulit, sehingga menimbulkan keluhan setempat (Akoso, 1994).
Untuk menegakkan diagnosis pasti, dilakukan pemeriksan tinja atau cairan duodenum
atau cairan empedu hospes untuk menemukan telur cacing fasciola. Penghitungan jumlah
telur tiap gram tinja, menemukan metaserkaria pada rumput. Untuk membantu menegakkan
diagnosis terutama fasciolosis jaringan dan fascioliasis dalam periode prepaten, maka dapat
dilakukan berbagai uji imunodiagnostik misalnya uji imunofluoresen tak langsung, uji
hemaglutinasi pasif, uji presipitasi gel atau metode imunodiagnostik lainnya (Akoso, 1995)
Diagnosa banding

Bentuk akut dapat keliru dengan penyakit antrax, karena adanya pengeluaran darah
dari hidung dan anus. Bentuk kronik pada domba dapat keliru dengan haemonchosis karena
adanya bottle jaw, anemia pada fascioliasis dapat keliru dengan anemia oleh penyebab yang
lain (Akoso, 1991).
Pengobatan
Hexachloroethane (Egitol 20-30 mg/kg BB, PO)
Hexachlorophene (Distodin 15-20 mg/kg BB, PO)
Nitroxynil (Dovenik 10 mg/kg BB, SC. Trodak 10-12,5 mg/kg BB, SC)
Derivat Benzimidazol (Albendazol, Triclabendazol, Prebendazol, Febantel) Dosis 10-15
mg/kg BB untuk sapi dan kerbau, 10 mg/kg BB untuk domba dan kambing.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hewan kurban yang akan disembelih harus dilakukan pemeriksaan kesehatan.
Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh dokter hewan atau tenaga terlatih dibawah
pengawasan dokter hewan. Tahapan ini dimaksudkan untuk menyingkirkan (mengeliminasi)
kemungkinan-kemungkinan terjadinya penularan penyakit dari hewan ke manusia. Proses ini
juga bermanfaat untuk menjamin tersedianya daging dan produk ikutannya dengan mutu
yang baik dan sehat. Dua tahap proses pemeriksaan kesehatan hewan kurban yaitu
pemeriksaan antemortem dan postmortem. Pemeriksaan antemortem dilakukan sebelum
hewan dipotong atau saat hewan masih hidup. Sebaiknya pemeriksaan antemortem dilakukan
sore hari atau malam hari menjelang pemotongan keesokan harinya. Pemeriksaan
postmortem dilakukan setelah hewan dipotong. Untuk usia harus sudah memenuhi syarat
untuk dijadikan hewan kurban yaitu sudah ganti gigi atau berusia satu tahun ke atas untuk
kambing dan domba, sedangkan untuk sapi dan kerbau harus sudah berumur di atas dua
tahun. Pengambilan dan pengiriman sampel perlu dilakukan untuk mengetahui diagnosa
lanjut dari kelainan-kelaina yang ditemukan pada pemeriksaan post mortem kesehatan hewan
kurban.

DAFTAR PUSTAKA
AAK, 1995, Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah, Kanisius, Yogyakarta.
Akoso,T. B., 1991, Manual Untuk Paramedik Kesehatan Hewan, 2ed, Omaf-Cida Disease
Investigasi center.
Bearden HJ, and JW Fuquay. 1992. Applied Animal Reproduction Third Edition Prentice
Hall. Englewood Cliffs. New Jersey.
Fincher, M.G., W.J. Gibbons, K. Mayer, S.E. Park. 1956. Diseases of Cattle. American
Veterinary Publication, ING., Evanston, Illinois.
Hayati dan Choliq, 2009. Ilmu Reproduksi Hewan. PT. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.
Ressang, A. A., 1984, Pathologi Khusus Veteriner, Fad Project Khusus Investigasi Unit Bali.
Soedarto. 2003. Zoonosisi Kedokteran. Airlangga press. Surabaya.

LAMPIRAN

Hasil Pemeriksaan Antemortem Hewan Kurban K

N
o

Tanggal

Pemilik Hewan/Nama
Masjid

Kec./Kel.

Popul
asi
(ekor)

Jum

Laya
k
1

05/09/20 H. Zainuddin

Manggala

580

50

16

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

H. Madikalu
H. Tompo
06/09/20 Azis Salleng
16
Dg. Lala
07/09/20 Umar
16
Umar
Aco
Yaqub
Dg. Naja
H. Amir Lurang
Syarifuddin
Hasyim
Dg. Tola
08/09/20
Rudi
16
Lalling
Mansur
Iwan Bella
Umar Naba
09/09/20
Safri
16
Sangkala

Manggala
Manggala
Manggala

150
50
465

136
50
300

Manggala
Manggala

305

250

38

33

Pam
Baruga

18
116
40
48
63
57
90
102

18
60
38
20
30
57
60
50

Tamangapa

55

50

Tamangapa Raya
Perumnas
Manggala
Manggala

24
22
65
32

15
15
50
30

Manggala/Batua Raya

50

30

Panakkukang

85
2455

Borong
Bangkala
Borong
Manggala
Manggala
Manggala

Total :

70
1412

Hasil Pemeriksaan Postmortem Hewan


N
o

Tanggal

Pemilik Hewan/Nama
Masjid

Kec./Kel.

Popul
asi
(ekor)

Jumla
yang
Sapi

Antang Manggala

12

Manggal
Toddopuli 4/Panakkukang

5
20

M. Baiturrahman

Panaikang/ Panakkukang

11

5
6

M. Nurul Iman

Batua Raya/ Panakkukang


Bukit Baruga
Antang/Manggala

18

Pondok Pesantren Wahdah


Islamiyah
M. Hj. St. Suaerah

Antang/ Manggala

24

Abd. Dg. Sirua/ Manggala


Toddopuli Raya/
Panakkukang
BTN Ranggong Antang/
Manggala
BTN Ranggong Antang/
Manggala
BTN Ranggong Antang/
Manggala
Bukit Baruga
Antang/Manggala
Pandang/Panakkukang
Abd. Dg.
Sirua/Panakkukang

12

M. Nurul Muslimin

Manggala

13

17
18
19
20
21
22
23
24

M.
M.
M.
M.
M.
M.
M.

12
8
13
11
9
14
2

25
26
27

Toko Makmur
UD. Hamming

Borong Raya/Manggala
Tello Baru/ Manggala
Karampuang/ Panakkukang
Karampuang/ Panakkukang
Karuwisi/ Panakkukang
Panaikang/ Panakkukang
Paropo/ Panakkukang
Komp.
Anggrek/Panakkukang
Poros Antang/Manggala
Poros Antang/Manggala
Bukit Baruga
Antang/Manggala
Komp. Bukit
Baruga/Manggala
Perumdos Antang/Manggala
Tamangapa Raya/Manggala
Rahmatullah/Manggala
Manggala

2
3
4

8
9

12/09/20 Mesjid Jami


16
Mesjid Nurul Azhar
Mesjid Babul Jannah

M. Raya Baruga

M. Jamiul Ikhsan

10

M. Rihlah Mubarah

11

M. Annas

12

Warga BTN Ranggong

13

M. Al-Huwa

14
15
16

M. Hubbu Al-Wathan
M. Al-Munawwarah

Babussalam
Tello Baru
Baiturahman
Nurul Ittihad
Nurus Shalah
Ridho Allah
Nurul Taqwa

Pasar Hobby Panakkukang

Toko Arda

28

M. Fatimah

29
30
31
32

Hj. Nurhayati
M. Jami Nurul Ilham
M. Rahmatullah
RPH Tamangapa

41

22
9
4
3
12
12

16

21
1
1
1
33
4
12
15
13

33
34
35
36
37
38

RPH/Sikki
Warga H. Sulhi
Warga H. Kulu
Warga H. Murniati
M. Nur Ilham

39
40
41

M. Al-Amin
M. Istiqamah

42
43
44
45

M. Ar-Rahman
M. An-Nur
M. Komp. Azalea
M. Muhajirin Kampung
Lette

46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71

Warga H. Ramli

M. Nazar

Warga Kampung Lette


M. Darul Mustakim
M.Jannatul iman
M.Jami' Al Ittihad
M. Almuhajirin
Warga Pannara
M.Rahmatullah
Pak Ruslan
M.At- Thoyyibah
M.darul Abrar
M.Lailatul Qadri Lasuloro
M.Nurul Taqwa
Rw. V
M.Al Khaerat
M.Darun Na'im
M.Hajratul Qadri
M.Darussalam
Muhammadiyah
M.Al Muhajjirin
Dg. Naba
H.Pole
Hatta/Syarifuddin
Matawia
Dg.Boni
Arifin Dg.Janji
H.Duni
Hasyim

Manggala
RPH/Manggala
Manggala
Manggala
SMA 10/Manggala
Komp. Berlian
Permai/Manggala
Manggala
Tamamaung/Panakkukang
Bakti
Tamamaung/Panakkukang
Boelevard/Panakkukang
Boelevard/Panakkukang
Azalea/Panakkukang
Kel.Banggala Kec.
Manggala
Kel.Banggala Kec.
Manggala
Jln.Toddopuli Raya IV
Jln.Borong Indah
Jl.Toddopuli VII
Jl.Toddopuli 22
Kel.Antang
Kel.Batua
Kel.Batua
Kel.Batua
Jl.Dr.Laemena
Jl.Moha Lasulora
Jl.Antang Raya No.100
Kel.Antang Kec. Manggal
Jl.Bitoa I Perumnas Antang
Jl.Nipa-Nipa Perumnas
Antang
Blok V1 Kel.Bangkala
Kec.Manggala
Borong Jambu
Kom.Unhas Antang
Jl.Rahmatullah Tamangapa
Jl.Rahmatullah Tamangapa
Jl.Rahmatullah Tamangapa
Jl.Rahmatullah Tamangapa
Jl.Rahmatullah Tamangapa
Jl.Rahmatullah Tamangapa
Jl.Rahmatullah Tamangapa
Jl.Rahmatullah Tamangapa

2
1
7
1
8
7
12
19
2
12
3
6
7
1
25
18
14
16
30
7
1
5
8
18
3
8
7
12
12
5
8
1
1
1
5
1
6
1
1

72

M. Darun Na'im

Nipa-nipa Raya
Total

12
718

25

LAPORAN HARIAN
PEMERIKSAAN KESEHATAN HEWAN QU
(POST MORTEM)
HARI/TANGGAL : SENIN , SELASA & RABU / 12-14
SEPTEMBER 2016

N
O

TANGGA
L

12/09/20
16

KOR
D.

NAMA
MASJID/INSTANSI/LEMBAGA
LAINNYA

ALAMAT

M. Jami

Antang/ Manggala

2
3

M. Jannatul Firdaus
M. Nurul Azhar

M. Al-Musabbihin

M. Al-Hijrah

Aroepala/Rappocini
Manggala
Komp. Permata Sudiang
Raya/Biringkanaya
Komp. Taman Sudiang
Indah/Biringkanaya
Komp. Angkasa Pura/Biringkanaya
Toddopuli 4/Panakkukang
Daya/ Biringkanaya
Minasa Upa/ Rappocini
Minasa Upa/ Rappocini
Panaikang/ Panakkukang
Puri Pattene/Biringkanaya
Baraya/ Bontoala
Barombong/ Tamalate
Komp. Pemda/Rappocini
Permata Sudiang Raya/Biringkana
Onta Lama/ Mamajang
Yonif 700 Raider 5/Tamalanrea
BTP/ Tamalanrea
Talasalapang/Rappocini
Ujung Pandang
Batua Raya/ Panakkukang

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

M. Al-Dinul Karim
M. Babul Jannah
Kantor BKN
M. Al-Ikhlas
M. Al-Muttazam
M. Baiturrahman
M. Khadijah
M. Rahmatullah
M. Hj. Nurhanih
M. Baitul Mukminin
M. Al-Musabbihin
M. Suhada
M. Isti'wan
M. Al-Muamalah
Kampus Unismuh
Kantor Balaikota
M. Nurul Iman
Pondok Pesantren Tahfidzul
Qur'an
Bank Syariah Mandiri
M. Tauhid
M. Jami'
Bpk. Kel. Abd. Rahim
M. Jami Awwalul Islam
Bpk. Usman
M. Raya Baruga
Pondok Pesantren Wahdah
Islamiyah
M. Hj. St. Suaerah
M. Jamiul Ikhsan

Makassar
H. Bau/ Ujung Pandang
Dahlia/Mariso
Biringkanaya
Kapasa/ Biringkanaya
Bulurokeng
Kapasa/ Biringkanaya
Bukit Baruga Antang/Manggala
Antang/ Manggala
Abd. Dg. Sirua/ Manggala
Toddopuli Raya/ Panakkukang

34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56

M. Rihlah Mubarah
M. Annas
Warga BTN Ranggong
M. Nurul Muhammad
M. Ulul Ilmi
Komp. Villa Mutiara Cluster Asri
Komp. Villa Mutiara Cluster Elok
Komp. Villa Mutiara Cluster Biru
Bank Panin
M. Al-Huwa
M. Hubbu Al-Wathan
M. Syura
M. Darul Muttaqin
M. Jami Islahuddin
M. Ikhtiyar
Bank Sulselbar
M. Al-Munawwarah
M. Al-Ikhlas
M. Maradekayya
M. Nurul Muslimin
M. Babussalam
M. Darul Falah
M. Da'watul Khair

BTN Ranggong Antang/ Manggala


BTN Ranggong Antang/ Manggala
BTN Ranggong Antang/ Manggala
KS Tubun/ Mariso
Komp. Jipang Permai/Rappocini
Biringkanaya
Biringkanaya
Biringkanaya
Ujung Pandang
Bukit Baruga Antang/Manggala
Pandang/Panakkukang
Tallo
BTN Minasa Upa/Rappocini
Camba Jawayya
Perdos UH/Tamalanrea
Ujung Pandang
Abd. Dg. Sirua/Panakkukang
Minasa Upa/ Rappocini
G. Salahutu/Wajo
Manggala
Borong Raya/Manggala
BTN Minasa Upa/Rappocini
BTP/ Tamalanrea

57

M. Nurul Hijrah

BTP/ Tamalanrea

58

M. Jannatul Firdaus

BTP/ Tamalanrea

59

M. Babul Jannah

NHP/ Tamalanrea

60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78

M. Babul Khaer
M. Tello Baru
M. Baiturahman
M. Nurul Ittihad
M. Nurul Yaqin
M. Nurus Shalah
M. H. Sulaiman
M. Ridho Allah
M. Nurul Rohmat
M. Nurul Hasan
M. Amar Makruf
M. Nurul Taqwa
Pasar Hobby Panakkukang
M. An-Falah
TK Korib Salam
Toko Makmur
UD. Hamming
Toko Arda
M. Fatimah

BTP/ Tamalanrea
Tello Baru/ Manggala
Karampuang/ Panakkukang
Karampuang/ Panakkukang
Ablam/ Makassar
Karuwisi/ Panakkukang
Tamalanrea Jaya
Panaikang/ Panakkukang
BTN Hamzi/Tamalanrea Jaya
BTN Antara/Tamalanrea Jaya
BTN Asal Mula/Tamalanrea Jaya
Paropo/ Panakkukang
Komp. Anggrek/Panakkukang
Paccinongan Raya
Paccinongan Raya
Poros Antang/Manggala
Poros Antang/Manggala
Bukit Baruga Antang/Manggala
Komp. Bukit Baruga/Manggala

79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
10
0
10
1
10
2
10
3
10
4
10
5
10
6
10
7
10
8
10
9
11
0
11
1
11
2
11
3
11

Hj. Nurhayati
M. Jami Nurul Ilham
M. Rahmatullah
RPH Tamangapa
RPH/Sikki
Warga H. Sulhi
Warga H. Kulu
Warga H. Murniati
M. Nur Ilham
Warga H. Ramli
M. Multazam
M. Babussalam
M. Polda Sulsel
M. Al-Ikhlas
M. Al-Haq
M. Nurul Ittihad
M. At-Taqwa
Kerukunan Bima
Bpk. Kel. Usman C
M. Nurul Yaqin
PT. Dwira Massagena

Perumdos Antang/Manggala
Tamangapa Raya/Manggala
Rahmatullah/Manggala
Manggala
Manggala
RPH/Manggala
Manggala
Manggala
SMA 10/Manggala
Komp. Berlian Permai/Manggala
BTN Angkasa Pura/Biringkanaya
BTN Angkasa Pura/Biringkanaya
BTN Angkasa Pura/Biringkanaya
Tamalanrea
Ibnu Sina/Tamalanrea
Paccerakang/Biringkanaya
BTP/ Tamalanrea
BTP/ Tamalanrea
Kapasa/ Biringkanaya
Kapasa Baru/Biringkanaya
Kima Raya/ Biringkanaya

Kel. Bpk. H. Zainuddin

Kapasa Baru/Biringkanaya

Kel. Bpk. Agus

Kapasa Baru/Biringkanaya

M. Nurut Tauhid

Kel. Bira/Tamalanrea

M. Miftahul Alkhah

Parangloe/Tamalanrea

M. Jabal Nur Booka

Parangloe/Tamalanrea

Kel. Bpk. H. Aris

Parangloe/Tamalanrea

Kel. Ibu Rohana

Parangloe/Tamalanrea

WIKA Beton

Kima Raya/ Biringkanaya

M. Al-Aqsha

Asrama Yonif 10/ Biringkanaya

M. Al-Azhar

BTP/ Tamalanrea

M. Khaerullah

BTP/ Tamalanrea

Pondok Pesantren Hidayatullah

BTP/ Tamalanrea

M. Nurul Istihanah

BTP/ Tamalanrea

M. Nurul Ikhlas

BTP/ Tamalanrea

M. Syuhada

Datuk ditiro/Tallo

4
11
5
11
6
11
7
11
8
11
9
12
0
12
1
12
2
12
3
12
4
12
5
12
6
12
7
12
8
12
9
13
0
13
1
13
2
13
3
13
4
13
5
13
6
13
7
13
8
13
9
14
0

M. Ikhtiar Baraya

Sunu/Tallo

M. Jami

Rappokalling/Tallo

M. Rabiah Al-Adawiah

Barawaja/Tallo

M. Nurul Amin

Rappokalling/Tallo

M. Nur Wahyu Syamsi

Sunu/Tallo

M. Al-Markaz Al-Islami

Sunu/Bontoala

M. Al-Fatah

Mesjid Raya/Bontoala

M. Roudhatul Muflihin

Pasar Terong/Bontoala

M. Haqqul Yaqien

Sunu/Tallo

M. Nurul Mu'minin

Panampu/Ujung Tanah

M. Hidayatullah

Barawaja/Tallo

M. Al-Jihad

Barawaja/Tallo

M. Darul Ma'rif

Darul Ma'rif/Tallo

M. Lailatul Qadri

Pongtiku/Tallo

M. Nurul Islam

Nuri Baru/Mariso

Travel Az-Sumar

Nuri Baru/Mariso

M. Babut Taqwa

Dahlia/Mariso

M. Nuni Takwa

Baji Minasa/Mariso

M. Al-Ikhlas

Baji Pamaji/Mariso

M. Ainal Qakin

Cendarawasih/Mariso

M. Baiturrahim

Cendarawasih/Mariso

M. Al-Ikhlas

Minasa Upa/ Rappocini

M. Al-Muttazam

Minasa Upa/ Rappocini

M. Amin

Komp. Pemda/Rappocini

M. Nurul Huda

Baji Pamai/Mariso

M. Assobirin

Baji Panggai/Mariso

14
1
14
2
14
3
14
4
14
5
14
6
14
7
14
8
14
9
15
0
15
1
15
2
15
3
15
4
15
5
15
6
15
7
15
8
15
9
16
0
16
1
16
2
16
3
16
4
16
5
16
6
16

M. Al-Husna

Baji Minasa/Mariso

M. Al-Furqan

BTN Minasa Upa/Rappocini

M. Nurul Iman Telkom

Pettarani/Telkom

Kampus UNM

Pettarani/Telkom

M. Baitul Mukminin

Komp. Pemda/Rappocini

M. Nurul Ilmi

Hertasning/Rappocini

Baruga Telkom

Pettarani/Rappocini

M. Nur Al-Aqsha

Amirullah/Mamajang

M. Syuhada

Onta Lama/ Mamajang

Nurul Jihad

Tupai/Mamajang

Kel. Hj. St. Nurhayati

Serigala/Mamajang

Kel. H. Rahmat

Tupai/Mamajang

Kel. H. Ismail

Kelinci/Mamajang

M. Nurul Askar

Cendarawasih/Mariso

Kel. Bpk. Baso

Cendarawasih/Mariso

Kel. Bpk. Basri

Cendarawasih/Mariso

TVRI

Kakatua/Mamajang

Bank Bukopin

Ratulangi/Mamajang

M. Nuru Da'wah

Badak/Mamajang

M. Babussa'dah

Macan/Mamajang

M. Nurul Mag

M. Emy Saelan/Rappocini

M. Al-Khaer

Tamalanrea

M. Nurul Ihsan

Pai/Biringkanaya

Bank Mandiri

Slamet Riyadi

PT. Indosat

Ahmad Yani/Ujung Pandang

Quality Plaza Hotel

Somba Opu/Ujung Pandang

Dinar Seafood

Somba Opu/Ujung Pandang

7
16
8
16
9
17
0
17
1
17
2
17
3
17
4
17
5
17
6
17
7
17
8
17
9
18
0
18
1
18
2
18
3
18
4
18
5
18
6
18
7
18
8
18
9
19
0
19
1
19
2
19
3

13/09/20
16

Syariah Mandiri

Ratulangi/Mamajang

Sentral Cakar Ratulangi

Ratulangi/Mamajang

Bank Permata

Ratulangi/Mamajang

M. Aqsa

Maipa/Ratulangi

M. Nurul Ilmi

Somba Opu/Ujung Pandang

Kosdam VII

Tinggi Mae/Ujung Pandang

BNI

Jend. Sudirman/Ujung Pandang

Dana sekelurga

Kec.Tamalate

H.Abd.Aziz

Kec.Tamalate

H.Dg.Api

Kec.Tamalate

M. Taqwa

Tentara Pelajar/Ujung Pandang

Riki

Kec.Tamalate

M.Graha Janna

Kec.Tamalate

M.Jannatul Iman

Kec.Tamalate

M.Al-Nindyra Praja Rindra

Kec.Tamalate

Perumahan Citra mas

Kec.Tamalate/Dg.Tata

M.Darrussalam

Kec.Tamalate

M.Nurul Arafah

Kec.Tamalate

M. Ta'mirul Muhammadiyah

Banda/Ujung Pandang

M. Nurul Hijrah

Kassi-kassi/Rappocini

M. Al-Huda

Karunrung/Rappocini

Perum Pelindo

Alauddin/Rappocini

Pabrik Terigu Berdikari

Nusantara Baru/Ujung Tanah

M. Nahdatul Sa'adah

Cendrawasih Penyambungan/Mari

M. Babul Taqwa

Paccerakang/Biringkanaya

M. Nurul Fitrah

Paccerakang/Biringkanaya

19
4
19
5
19
6
19
7
19
8
19
9
20
0
20
1
20
2
20
3
20
4
20
5
20
6
20
7
20
8
20
9
21
0
21
1
21
2
21
3
21
4
21
5
21
6
21
7
21
8
21
9
22

M. Hikma 2

Bara-barayya/Makassar

M. Jami

Kerung-kerung/Makassar

M. Miftahul Falah

Maccini Sawah/Makassar

M. Babul Jannah

Urip Sumoharjo/Makassar

PT. Sucofindo

Urip Sumoharjo/Makassar

M. Nurul Mukminin

Urip Sumoharjo/Makassar

Kantor Keuangan

Urip Sumoharjo/Makassar

M. Mujahidin

Maccini Sawah/Makassar

M. Ittihad

Bara-barayya/Makassar

M. Al-Munawwarah

Ablam/ Makassar

M. Nurullah

Maccini Tengah/Makassar

CV. Adnan Utama

Kerung-kerung/Makassar

M. Alauddin

Veteran Selatan/Makassar

M. Nurul Watan

Baronang/Makassar

M. Al-Furqan

Veteran utara/Makassar

M. Darul Ikhlas

Dg. Reggea/Tallo

M. Raya

Mesjid Raya/Bontoala

M. Nurul Jannah

Kandea II/Bontoala

M. Ihyaul Jumuah

Lembo/Tallo

M. Darul Falah

Regge/Tallo

M. Darul Amar

Barukang Raya/Tallo

M. Darussalam

Nusantara/Ujung Tanah

M. Kampung Mampu

Sabutung/Ujung Tanah

M. Nurul Ihsan

Tinumbu 272/Bontoala

Kel. Ibu Hj. Lumanti

Baji Pamai/Mariso

Kel. Bpk. H. Raufiddin

Baji Pangassang/Mariso

Kel. H. Sukri

Baji Minasa/Mariso

0
22
1
22
2
22
3
22
4
22
5
22
6
22
7
22
8
22
9
23
0
23
1
23
2
23
3
23
4
23
5
23
6
23
7
23
8
23
9
24
0
24
1
24
2
24
3
24
4
24
5
24
6

FIF Cendrawasih

Cendarawasih/Mariso

Kel. Bpk. Saleh

Tamalate/Rappocini

Kel. H. Hamzah

Minasa Upa/ Rappocini

MTSn Model Pettarani

Pettarani/Rappocini

Kel. Bpk. Mahmuddin

Seroja

Kel. Bpk. Aminuddin

BTN Minasa Upa/Rappocini

Kel. Ibu Rasdiana

BTN Minasa Upa/Rappocini

M. Nurul Ilmi

kak eda

M. Nuruzzaman

Tidung 10/Rappocini

M. Mardiyah

Talasalapang/Rappocini

M. Ridha Muhammadiyah

Tamalate/Rappocini

M. Al-Ikhlas

Tidung 10/Rappocini

M. Al-Jauharatul Khadra

Hertasning Baru/Rappocini

M. Nami'raj

Cilallang Jaya

M. Nurul Hijrah

Tamalate 3/Rappocini

M. Al-Huda

BTN Agraria/Rappocini

M. Nurul Muttahidin

Tamalate 1/Rappocini

PT. Benhar

Hertasning Baru/Rappocini

M. Mubarak

Pasar Butung/Ujung Pandang

M. Makmur Melayu

Sulawesi/Ujung Tanah

Kel. H. Tono

Pasar Butung/Ujung Pandang

M. Al-Fajri

Serui/Ujung Tanah

Masyarakat Butung

Pasar Butung/Ujung Pandang

Polres Pelabuhan Mks

Nusantara/Ujung Pandang

Kel. Bpk.Roby

Ranggong/Ujung Pandang

Persatuan Islam Tionghoa

Baji Ateka/Wajo

24
7
24
8
24
9
25
0
25
1
25
2
25
3
25
4
25
5
25
6
25
7
25
8
25
9
26
0
26
1
26
2
26
3
26
4
26
5
26
6
26
7
26
8
26
9
27
0
27
1
27
2
27

12/09/20
16

BPOM

Baji Minasa/Wajo

M. Nurul Ikhlas

Cendrawasih/Wajo

M. Khadijah

Baji Gau/Wajo

M. Azhar

Onta Baru/Wajo

M. Nurul Askar

Asrama Mattoangin

M. Al-Fatah

Tanjung Alang/Wajo

M. Al-Habibu

Tanjung Rangos/Wajo

M. Nurul Falah

Tanjung Alang/Wajo

M. Syuhada

Onta Lama/ Mamajang

M. NurulFalah

Kakatua/Mamajang

M. Nurul Waddah

Badak/Mamajang

M. Babus Saadah

Macan/Mamajang

Kel.Besar Yayasan Pendidikan


Ramah

Jl.Sultan Hasanuddin

Dinas Pertanahan Kota Makassar

Jl.Sultan Hasanuddin

M. Nurul Jihad

Tupai/Mamajang

M. Al-Abrar

Alauddin/Rappocini

M. Ni'matullah

Andi Tonro/Rappocini

M. Nurul Muhammad

Andi Tonro/Rappocini

M. Nurul Taybin

Mappaodang

M. Nurul Kautsar

A. Mangerangi

M. Darul Ikhlas

Cendrawasih

M. Khadijah

Baji Gau

M. Amirul Mukminin

Abd. Kadir

M. Babul Hidayah

Hartaco

M. Amri

Parangtambung

M. Nurul Ishak

Dg.Tata

M. Baitul Hikma

Dg. Tata

3
27
4
27
5
27
6
27
7
27
8
27
9
28
0
28
1
28
2
28
3
28
4
28
5
28
6
28
7
28
8
28
9
29
0
29
1
29
2
29
3
29
4
29
5
29
6
29
7
29
8
29
9

M. Babul Muttaqien

Dg. Tata

M. Baitul Khaer

Komp. Puri Tata Indah

M. Al-Manaar

Dangko

M. Cengho

Tanjung Bunga

M. Nurul Arafat

Baji Gau

Pesantren As-Sunnah

Baji Rupa

M. As-Salihin

Mappaodang

STIEM Bongaya

Mappaodang

M. Nurul Sya'ban

Manunggal

M. Nurul Badar

Kumala II

Kemenkumham

St. Alauddin

Telkomsel

Pettarani

GMTD

Tanjung Bunga

M. Salman Fauzan

Barombong/ Tamalate

M. Nurul Huda

Dg. Tata I

M. Baiturrahim

Komp. Pondok Lestari

M. Al-Ashar

Komp. Tabaria

M. Al-Argam

Manuruki 13

M. Nurul Huda

Manuruki 9

M. Babul Jannah

Manuruki 2

M. Babussa'adah

Manuruki 2

M. Babul Muttaqien

Dg. Tata Raya

Kel. H. Yusuf Hamid

Bontoduri 6

Kel. Sanusi Dg. Nyampa

Manuruki 2

Kel. Mappatunru

Bontoduri Raya

M. At-Taubah

Suka Mulya/Panakkukang

30
0
30
1
30
2
30
3
30
4
30
5
30
6
30
7
30
8
30
9
31
0
31
1
31
2
31
3
31
4
31
5
31
6
31
7
31
8
31
9
32
0
32
1
32
2
32
3
32
4
32
5
32

M. Nurul Amin

Suka Ria 13

M. Al-Amin

AP. Pettarani

M. Darussalam

Borong Jambu

M. Al-Amin

Manggala

M. Darun Na'im

Nipa-nipa Raya

M. Istiqamah

Tamamaung/Panakkukang

M. Nazar

Bakti Tamamaung/Panakkukang

M. Ar-Rahman

Boelevard/Panakkukang

M. An-Nur

Boelevard/Panakkukang

M. Komp. Azalea

Azalea/Panakkukang

M. Nurul Hidayah

Maccini Gusung/Makassar

M. Fastabiqul Haerat

Maccini Gusung/Makassar

M. Nurul Hidayah

Maccini Gusung/Makassar

M. As-Syuhada

Kompleks Pertamina Sudiang

M.Raodahtul Jannah

Kompleks Griya Mulya Asri

M. Miraatui khaerat

JL. Abu bakar lambogo

M. Nurul Iman

Jl.Tamangapa Raya III

M. Muhajirin Kampung Lette

Kel.Banggala Kec. Manggala

Warga Kampung Lette

Kel.Banggala Kec. Manggala

M.Al Ashri

Per.Puri Taman Sari

M. Darul Mustakim

Jln.Toddopuli Raya IV

M.Jannatul iman

Jln.Borong Indah

M.Jami' Al Ittihad

Jl.Toddopuli VII

M. Almuhajirin

Jl.Toddopuli 22

M.Nahdatul Umma

Kom.Griya Puspita Sari

Warga Pannara
M.Rahmatullah

Kel.Antang
Kel.Batua

6
32
7
32
8
32
9
33
0
33
1
33
2
33
3
33
4
33
5
33
6
33
7
33
8
33
9
34
0
34
1
34
2
34
3
34
4
34
5
34
6
34
7
34
8
34
9
35
0
35
1
35
2

Pak Ruslan

Kel.Batua

M.At- Thoyyibah

Kel.Batua

M.darul Abrar

Jl.Dr.Laemena

M.Lailatul Qadri Lasuloro

Jl.Moha Lasulora

M.Nurul Taqwa

Jl.Antang Raya No.100

Rw. V

Kel.Antang Kec. Manggal

M.Al Khaerat

Jl.Bitoa I Perumnas Antang

M.Darun Na'im

Jl.Nipa-Nipa Perumnas Antang

M.Hajratul Qadri

Blok V1 Kel.Bangkala Kec.Mangga

M.Darussalam Muhammadiyah

Borong Jambu

M.Al Muhajjirin

Kom.Unhas Antang

Dg. Naba

Jl.Rahmatullah Tamangapa

H.Pole

Jl.Rahmatullah Tamangapa

Hatta/Syarifuddin

Jl.Rahmatullah Tamangapa

Matawia

Jl.Rahmatullah Tamangapa

Dg.Boni

Jl.Rahmatullah Tamangapa

Arifin Dg.Janji

Jl.Rahmatullah Tamangapa

H.Duni

Jl.Rahmatullah Tamangapa

Hasyim

Jl.Rahmatullah Tamangapa

H.Rahim

Jl.Suka Mulya

H.Latief

Jl.Suka Maju Raya

M.Al Kuddus

Mamajang

M.Nurul Jannah

Jl.Rappocini Raya

M.Sitti Aminah

Jl.Rappocini Raya

M.Saiful Sanusi

Jl.Rappocini Raya

M.Nurul Hidayah

Jl.Rappocini Raya

35
3
35
4
35
5
35
6
35
7
35
8
35
9
36
0
36
1
36
2
36
3
36
4

M.Da'watul Khair

Jl.Rappocini Raya

M.Nurul Qalbi

Jl.Vetran Selatan No271

Panti Asuhan Nahdiyat

Jl.Anuang/ Mamajang

M.Darul Falah

Jl.Kakak Tua 2 No.1

M.Darussalam

Jl.Toddopuli Kassi-kassi

M.Nurul Haq

Tidung/Rappocini

M.Jannatul Jannah

Tamalatae I/ Rappocini

Al.Jouharatul Hadra

Jl.Hertasning

M.Quraisy

Jl.Cendrawasih

Ajendam

Jl.Garuda

M.Jami

Jl.Nuri

H.Dahlan

Jl.Cendrawasih

JUML

TEMUAN KASUS
PEMERIKSAAN ANTEMORTEM
Jumlah sapi, kambing/domba yang diperiksa: 2455 ekor
Jumlah sapi, kambing/domba yang tidak diperiksa: 0 ekor
Populasi sapi, kambing dan domba: di lokasi pemeriksaan: 2455 ekor
No

Gambar perubahan/abnormalitas
yang teramati

Keterangan

Nama organ/sistema: mata


Kelainan: katarak dan pink eye
Penyakit yang sering terjadi
pada sapi dan dapat
menyebbakan kebutaan

Nama organ : mulut


Kelainan: ORF
Keropeng pada daerah sekitar
mulut

Nama organ: wajah dan leher


Kelainan: papillomatosis atau
kutil

Kelainan: heat stress


Sering terjadi pada sapi pada
saat perubahan iklim, sapi
berusaha mengeluarkan panas
dari dalam tubuh.

Temuan: caplak
Dapat menyebbakan kerusakan
pada kulit sapid an
menyebabkan anemia

PEMERIKSAAN POSTMORTEM
Jumlah sapi, kambing/domba yang diperiksa: 29 ekor
umlah sapi, kambing/domba yang tidak diperiksa: 154 ekor
Populasi sapi, kambing dan domba di lokasi pemeriksaaan: 718 ekor
No
1

Gambar perubahan patologis

Keterangan

Nama organ : Hati


Ditemukan trematoda fasciola
gigantica
Menyebabkan gangguan fungsi
hati

Nama organ : Paru-paru


Tampak perubahan warna mulai
yang dari kemerahan

Anda mungkin juga menyukai