OLEH,
MUHAMMAD ABDI AWAL, S.KH
NIM : O111 11 264
Pemeriksaan hewan kurban dibagi dalam dua tahap yakni pemeriksaan antemortem yaitu
pemeriksaan fisik luar hewan sebelum dilakukan pemotongan,
pemeriksaan bagian dalam hewan sesudah pemotongan. Hewan yang sehat secara klinis,
yakni tidak cacat, hidung normal, mata normal, jantung dan paru-paru juga normal..
Sementara itu, untuk pemeriksaan postmortem dilakukan dengan sasaran pemeriksaan
meliputi kondisi hati, jantung, paru-paru, limpa, ginjal dan organ bagian dalam hewan.
Apabila ditemukan kelainan-kelainan dan ada cacing hati maka organ tersebut harus
disingkirkan, karena tidak layak untuk dikonsumsi.
Dalam rangka melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban yang aman bagi
masyarakat. Pemeriksaan antemortem dan postmortem sangat penting untuk dilaksanakan
agar daging kurban yang dibagikan dimasyarakat terjamin keamanan dan kesehatannta dari
penyakit zoonosis.
1.1 Tujuan
hewan kurban
Untuk mengetahui penyakit-penyakit apa saja yang ada pada sapi dan kambing pasca
1.2 Manfaat
Mendapatkan ilmu dan wawasan tentang pemeriksaan dan jenis jenis penyakit pasca
menunjukkan hewan sedang sakit. Cara buang kotoran dan kencingnya lancar tanpa
menunjukkan gejala kesakitan. Konsistensi kotoran (feses) padat (Hayati dan Choliq, 2009).
Pemeriksaan Fisik dilakukan pemeriksaan terhadap suhu tubuh (temperatur),
menggunakan termometer badan ( digital atau air raksa ), suhu tubuh normal sapi berkisar
antara 38,5C 39,2C. Bola mata bersih, bening, dan cerah. Kelopak mata bagian dalam
(conjunctiva) berwarna kemerahan (pink) dan tidak ada luka. Kelainan yang biasa dijumpai
pada mata yaitu adanya kotoran berlebih sehingga mata tertutup, kelopak mata bengkak,
warna merah, kekuningan (icterus) atau cenderung putih (pucat). Mulut dan bibir, bagian luar
bersih, mulus, dan agak lembab. Bibir dapat menutup dengan baik. Selaput lender rongga
mulut warnanya merata kemerahan (pink), tidak ada luka. Air liur cukup membasahi rongga
mulut. Lidah warna kemerahan merata, tidak ada luka dan dapat bergerak bebas. Adanya
keropengdi bagian bibir, air liur berlebih atau perubahan warna selaput lendir (merah,
kekuningan atau pucat) menunjukkan hewan sakit. Hidung, Tampak luar agak lembab
cenderung basah. Tidak ada luka, kotoran, leleran atau sumbatan. Pencet bagian hidung,
apabila keluar cairan berarti terjadi peradangan pada hidung. Cairan hidung bisa bening,
keputihan, kehijauan, kemerahan, kehitaman atau kekuningan. Kulit dan bulu, bulu teratur,
bersih, rapi, dan mengkilat. Kulit mulus, tidak ada luka dan keropeng. Bulu kusam tampak
kering dan acak-acakan menunjukkan hewan kurang sehat. Kelenjar getah bening, kelenjar
getah bening yang mudah diamati adalah yang berada di daerah bawah telinga, daerah ketiak
dan selangkangan kiri dan kanan. Apabila ada peradangan kemudian membengkak tanpa
diraba akan terlihat jelas pembesaran di daerah dimana kelenjar getah bening berada. Daerah
anus, bersih tanpa ada kotoran, darah dan luka. Apabila hewan diare, kotoran akan menempel
pada daerah sekitar anus (Hayati dan Choliq, 2009).
2.3 Pemeriksaan Post mortem
Setelah hewan dipotong (disembelih) dilakukan pemeriksaan postmortem dengan
teliti pada bagian-bagian sebagai berikut: Karkas, Karkas sehat tampak kompak dengan
warna merah merata dan lembab. Bentuk-bentuk kelainan yang sering dijumpai bercakbercak pendarahan, lebam-lebam dan berair. Paru-paru, paru-paru sehat berwarna pink, jika
diremas terasa empuk dan teraba gelembung udara, tidak lengket dengan bagian tubuh lain,
tidak bengkak dengan kondisi tepi-tepi yang tajam. Ditemukan benjolan-benjolan kecil
padaparu-paru atau terlihat adanya benjolan-benjolan keputihan (tuberkel) patut diwaspadai
adanya kuman tbc. Jantung, ujung jantung terkesan agak lancip, bagian luarnya mulus tanpa
ada bercak-bercak perdarahan. Jantung dibelah untuk mengetahui kondisi bagian dalamnya.
Hati, warna merah agak gelap secara merata dengan kantong empedu yang relative kecil.
Konsistensi kenyal dengan tepi-tepi yang cenderung tajam. Kelainan yang sering ditemui
adalah adanya cacing hati (Fasciola hepatica atau Fasciola gigantica pada sapi). Limpa,
ukuran limpa lebih kecil daripada ukuran hati, dengan warna merah keunguan. Pada penderita
anthrax keadaan limpa membengkak hebat. Ginjal, kedua ginjal tampak luar keadaannya
mulus dengan bentuk dan ukuran relatif semetris. Adanya benjolan, bercak-bercak
pendarahan, pembengkakan atau perubahan warna merupakan kelainan pada ginjal. Lambung
dan usus bagian luar dan bagian dalam tampak mulus. Lekukan-lekukan bagian dalamnya
teratur rapi. Penggantung usus dan lambung bersih Tidak ditemukan benda-benda asing yang
menempel atau bentukan-bentukan aneh pada kedua sisi lambung dan usus. Pada lambung
kambing sering dijumpai adanya cacing yang menempel kuat berwarna kemerahan (Soedarto,
2003).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Temuan pada saat pemeriksaan ante mortem dan post mortem :
3.2.1 Pink eye (katarak)
Pink eye disebut juga infectious bovine keratoconjunctivitis (IBK), infectious
keratitis, atau blight merupakan penyakit yang biasa menyerang sapi. Penyakit ini bersifat
mudah menular menyebabkan inflamasi pada kornea dan konjungtiva. Beberapa kasus (2%)
bahkan ada yang sampai menyebabkan ulkus kornea hingga kebutaan. Pinkeye sebenarnya
termasuk ke dalam self limiting disease, artinya dapat sembuh dengan sendirinya.Pinkeye
menyebabkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit, tercatat kerugiannya mencapai 150 juta
dolar di Amerika tiap tahunnya. Kerugian ekonomi dapat berupa penurunan bobot badan,
produksi susu, dan biaya pengobatan. Penyakit ini umum menyerang heifers dan pedet umur
3 minggu.
Gejala klinis
Terdapat 4 tahap gejala dari penyakit ini, setiap tahapan bila tidak ada tindakan
pengobatan maka akan berkembang menuju tahap selanjutnya.
Tahap 1: hiperlakrimasi, peningkatan sensitivitas terhadap cahaya, kemerahan, dan sering
berkedip.
Tahap 2: ulkus pada kornea
Tahap 3: ulkus menyebar, inflamasi pada bagian dalam mata.
Tahap 4: ulkus hingga ke iris, hewan menjadi buta.
Diagnosa
Diagnosa didasarkan pada gejala klinis. M. Bovis dapat dideteksi dengan cara
fluorescence antibody technique (FAT), kultur bakteri dan identifikasi.
Terapi
Pengobatan awal perlu dilakukan untuk mencegah semakin parahnya kondisi penyakit
dan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut terhadap sapi lain. Tindakan karantina perlu
dilakukan, karena sapi yang terinfeksi dapat berberan sebagai reservoir. Tindakan pengobatan
pada prinsipnya adalah untuk mengurangi iritasi, mengurangi risiko penyebaran penyakit, dan
melindungi mata dari kerusakan lebih lanjut. Antibiotik long acting seperti tetracycline dan
tulathromycin dapat digunakan untuk mengobati penyakit ini. Antibiotik seperti florfenicol
dan tilomicosin juga pernah dicobakan untuk mengobati pinkeye dan hasilnya cukup efektif.
3.2.2 ORF (Sore mouth, scabby mouth)
Salah satu penyakit yang sering dilaporkan menyerang ternak di Indonesia adalah
penyakit Ecthyma Contagiosa atau yang biasa disebut Orf. Penyakit Orf ini adalah penyakit
menular yang umum dan merupakan penyakit viral yang sangat infeksius. Penyakit ini
ditandai dengan terbentuknya lesi-lesi pada kulit berupa keropeng, bernanah, basah, terutama
pada daerah moncong dan bibir. Menyerang pada umur 3-6 bulan paling banyak menderita,
meskipun yang berumur beberapa minggu dan hewan dewasa juga dapat menderita sangat
parah. Diketahui juga bahwa penyakit orf dapat menular ke manusia (zoonosis) lewat luka
abrasi, atau saat memerah susu, atau karena kelalaian pada saat melakukan vaksinasi.
Penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh Van Der Laan tahun 1914 pada kambing di Medan,
Sumatra Utara, Kemudian Bubberman dan Kraneveld (1931) melaporkan kejadian penyakit
tersebut di Bandung, Jawa Barat. Penyebaran penyakit Orf juga terjadi di daerah Jawa,
Sumatra Barat, Sulawesi Selatan, Bali dan Papua. Menurut data lain yang menyebutkan
bahwa sebanyak 20 provinsi sebagai daerah tertular sampai tahun 1988 (Adjid, 1992).
Gejala klinis
Masa inkubasi berlangsung selama 2 3 hari. Mula-mula terbentuk papula, vesikula
atau pustule pada daerah sekitar mulut. Vesikula hanya terlihat selama beberapa jam saja,
kemudian pecah/ Isi vesikula ini berwarna putih kekuningan. Kira-kira pada hari ke 10
terbentuk keropeng tebal dan berwarna keabu-abuan. Bila lesi di mulut luas, maka hewan
sulit makan dan menjadi kurus. Terjadi peradangan pada kulit sekitar mulut, kelopak mata,
alat genital, ambing pada hewan yang sedang menyusui dan medial kaki, pada tempat yang
jarang ditumbuhi bulu.
Selanjutnya peradangan ini berubah menjadi eritema, lepuh-lepuh pipih mengeluarkan
cairan, membentuk kerak-kerak. yang mengelupas setelah 1 2 minggu kemudian. Pada
selaput lendir mulut yang terserang, tidak terjadi pergerakan. Apabila lesi tersebut hebat,
maka pada bibir yang terserang terdapat kelainan yang menyerupai bunga kool. Kalau tidak
terkena Orf dan infeksi sekunder, lesi-lesi ini biasanya sembuh setelah penyakit tersebut
berlangsung 4 minggu.
Pada hewan muda, keadaan ini bias sangat mengganggu, sehingga dapat
menimbulkan kematian. Selain itu, adanya infeksi sekunder, memperhebat keparahan
penyakit. Pada bedah bangkai, tidak terlihat adanya kelainan-kelainan menyolok pada alat
tubuh bagian bagian dalam, kecuali kelainan-kelainan pada kulit. Pada manusia, gejala
penyakit ini berupa lepuh-lepuh pada tangan dan lengan. Lesi ini kemudian mengering serta
mengeras estela 2 3 minggu.
Diagnosa
Diagnosa dapat dilakukan berdasarkan gejala klinis yang ditemukan. Jumlah penderita
yang biasanya lebih dari seekor dalam satu kelompok hewan sehingga memperkuat dugaan
adanya Orf. Ukuran virus yang cukup besar dan bentuk virus yang spesifik, sehingga dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron juga memudahkan peneguhan diagnosa
(Akoso, 1991). Pada domba dan kambing, lesi yang terlihat cukup spesifik, dapat didiagnosa
secara klinik tanpa bantuan laboratorium.
Diferensial diagnosa atau diagnosa banding didasarkan atas kesamaan ciri penyakit
lain yang ditemukan. Namun, agen penyebab penyakit adalah berbeda. Diagnosa banding
terhadap penyakit Orf meliputi dermatitis karena jamur dan eczema facialis (Akoso, 1991)
selain itu penyakit oleh virus cacar (sheeppox) serta tumor pada kulit serta bluetongue.
Terapi
Penyakit orf penyebabnya adalah virus, maka tidak ada obat yang efektif terhadap
penyakit Orf. Pengobatan yang dilakukan secara simptomatis hanya untuk mencegah infeksi
sekunder oleh bakteri dan myasis oleh larva serta mempercepat kesembuhan, misalnya
dengan penggunaan antibiotika berspektrum luas seperti oksitetrasiklin dan pemberian
multivitamin (Adjid, 1993). Cara lain yang lebih sederhana adalah pengerokan keropeng
sampai terkelupas dan sedikit berdarah selanjutnya setelah itu dioleskan methylen blue pada
lesinya. Selain itu, dapat juga dengan menggunakan yodium tincture 3% setelah sebelumnya
lesi Orf digosok dengan tampon sampai terkelupas lalu di desinfeksi dengan menggunakan
alcohol 70% serta dilanjutkan dengan langkah yang terakhir adalah dilakukan penyuntikan
antibiotik untuk mencegah super infeksi. Obat anti lalat juga dianjurkan penggunaannya
untuk mencegah myasis oleh larva lalat (Abu Elzein dan Housawi, 1997).
3.2.3 Papillomiasis (kutil)
Penyakit kutil (Warts) atau papillomatosis pada sapi
mematikan, seperti antrax atau SE tetapi lebih menyebabkan kepada gangguan fisik dan
keindahan. Penyakit kutil biasanya akan hilang sendirinya tetapi dalam waktu yang lama.
Kutil pada sapi bisa ditemukan diseluruh tubuh, tetapi yang paling sering ditemui adalah pada
daerah moncong, leher, daun telinga, pantat, kaki dan puting. Penyebab kutil atau
papillomatosa pada sapi adalah golongan papillomavirus yaitu bovine papillomavirus (BPV).
Bovine papilloma virus (BPV) dikenal ada 6 strain yang masing-masing menyebabkan lesi
pada bagian tubuh yang berbeda. BPV1 biasanya menyebabkan lesi pada daerah hidung,
puting dan gland penis. BPV2 menyebabkan lesi pada kepala, leher. BPV3 pada kepala dan
daerah intradigital. BPV4 pada saluran pencernaan dan vesika urinaria. BPV5 dan BPV6
menyebabkan lesi pada puting.
Gejala klinis
Bovine papilloma virus memiliki 6 strain yang dapat menyebabkan lesi yang berbedabeda. BPV1 biasanya menyebabkan lesi pada daerah hidung, puting dan gland penis. BPV2
menyebabkan lesi pada kepala, leher. BPV3 pada kepala dan daerah intradigital. BPV4 pada
saluran pencernaan dan vesika urinaria. BPV5 dan BPV6 menyebabkan lesi pada putting.
Ada 4 bentuk dari pertumbuhan kutil
Tag shaped
Pedunculated (stalked)
Sessile (squat)
flat
Diagnosa
Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan klinis dan histologis. Kutil-kutil pada puting
susu dapat disamakan dengan lesi cacar. Dapat pula digunakan tes presipitasi dan mikroskop
elektron.
Terapi
a. Pembedahan /penyayatan
Efektive jika dilakukan pada kutil yang bersifat tunggal (papilloma) dan dalam
keadaan pertumbuhan maksimal. Metode penyayatan pada kutil yang masih muda dan
yang bersifat banyak (papillomatosa) tentu saja tidak efektive.
b. Pengikatan
Bisa dilakukan dengan mengikat kutil pada bagian pangkalnya dengan erat
sehingga aliran darah terputus dalam waktu lama sampai kutil terlepas. Metode ini
tentu saja tidak efektive untuk papillomatosa.
c. Vaksinasi
Vaksin untuk papillomatosis sebenarnya sudah tersedia di beberapa negara
maju, tetapi secara ekonomi kurang efektive karena biasanya perlu dilakukan
beberapa kali dan didalam satu vaksin komersial biasanya tidak mengandung semua
jenis strain BPV.
d. Autovaksin
Merupakan cara yang efektive dan mudah. Autovaksin pada prinsipnya adalah
penyuntikan kembali antigen (virus) yang di ambil dari jaringan kutil untuk
menstimulasi terbentuknya antibody dalam tubuh.
Cara Pembuatan Autovaksin:
mula-mula dangkal kemudian dalam, batuk, setelah berlangsung beberapa hari muncul
leleran pada hidung, pulsus 60-90 kali per menit, demam ( suhu 42C ) kenaikan suhu tubuh
ini sejalan dengan reaksi tubuh dalm memobilisasi sel-sel darah putih dan berlangsungnya
seperti antigen-antibodi.
Pada inspeksi terkadang tercium bau abnprmal dari pernapasan penderita. Bau busuk (
halitosis, foxtor ex ero ) dapat berasal dari runtuhan sel atau dari produk bakteri penyebab
pneumonia. Bau busuk selalu ditemukan pada radang paru-paru yang disertai ganggren. Pada
auskultasi daerah paru-paru akan terdengar berbagai suara abnormal. Terdengar suara
bronchial ( rhonci basah ) yang seharusnya suara vesicular disebabkan alveoli terisi cairan
radang. Pada pemeriksaan perkusi pada daerah paru-paru tidak ditemukan adanya perubahan
pada batas-batas daerah perkusi. Suara resonansi yang dihasilkan bervariasi mulai dari agak
pekak pada daerah yang mengalami hiperemi sampai pekak total pada daerah yang
mengalami hepatisasi. Pada sapi perah terjadi penurunan produksi susu bahkan sering sekali
produksi susu terhenti sama sekali. Penderita tampak lesu, malas berbaring, gelisah,
kehilangan nafsu makan dan minum, depresi, terkadang pernapasan dengan mulut, konstipasi
dan oligouria.
Gejala klinis terjadinya pneumonia pada sapi adalah respirasi cepat dan dangkal,
sesak nafas (dyspnoe), batuk, keluar discharge atau eksudat pada hidung, tegak sapi dalam
posisi abduksio (bahu direnggangkan), tidak selalu ditandai dengan kenaikan suhu/demam
karena kenaikan suhu tubuh berlangsung sejalan dengan reaksi tubuh dalam memobilisasi sel
darah putih dan berlangsungnya reaksi antigen-antibodi. Pada pneumonia yang telah berjalan
cukup lama (kronis) tidak disertai dengan kenaikan suhu tubuh (Subronto 2003). Pada
pemeriksaan auskultasi, daerah paru-paru akan terdengar suara abnormal. Karena alveol
berisi cairan radang, pada saat inspirasi suara bronchial lebih kecil atau sama dengan suara
vesikular. Pada pemeriksaan secara perkusi, tidak ditemukan batas-batas yang jelas pada
gema perkusinya. Suara resonansi yang dihasilkan bervariasi.
perkembangan lebih lanjut, pada sapi yang sedang produksi akan mengalami penurunan
produksi atau produksi air susu akan terhenti sama sekali, hewan lesu, malas, berbaring dan
kehilangan nafsu makan dan minum (Subronto 2003).
Diagnosa
Didasarkan pada:
a. Gejala Klinis
Diagnosa pneumonia didasarkan atas gejala klinik yang terlihat dan dilengkapi
dengan pemeriksaan secara auskultasi, perkusi dan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan
lanjutan berupa pemeriksaan foto rontgent. Untuk mengetahui etiologi atau agen penyebab
pneumonia perlu dilakukan pemeriksaan mikrobiologis berupa pemeriksaan sputum atau
leleran hidung atau swab trakheal (Subronto 2003).
b.
Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan ini untuk melihat gambaran sel darah putih dan jika memungkinkan
dapat pula dilakukan pemeriksaan serologis, terutama untuk mengetahui keberadaan agen
virus. Bahkan pemeriksaan feses natif untuk mengetahui telur cacing juga dapat dilakukan.
Karena larva nematoda Dictyocaulus viviparus dalam perjalanannya di paru-paru dapat
menyebabkan peradangan (Lungworm pneumonia).
c.
Pemeriksaan makroskopis
Pemeriksaan makroskopis pada paru-paru tampak perubahan warna mulai yang dari
kemerahan sampai menjadi abu-abu dan kuning bahkan terjadi hepatisasi merah,
konsistensinya berubah menjadi seperti hati yang elastis bahkan mengalami kerapuhan. Pada
pengirisan paru-paru ditemukan adanya eksudat mulai dari serous sampai mukopurulen,
jaringan parenkim tampakmengalami kongesti dan hepatisasi. Pada uji apung akan melayang
atau tenggelam, dan ditemukan inklusi bodi pada pneumonia yang disebabkan virus.
Diagnosa Banding
Differensial diagnosa terhadap pneumonia adalah didasarkan pada adanya kemiripan
diantara penyakit seperti gejala klinis respirasi cepat dan dangkal, sesak nafas (dyspnoe),
batuk, keluar discharge atau eksudat pada hidung, tegak sapi dalam posisi abduksio (bahu
direnggangkan). Keadaan oedema pulmonum patut dipertimbangkan. Mengingat pada
kondisi oedema pulmonum juga terlihat adanya gangguan suplai oksigen dan karbondioksida
akibat adanya pengisian cairan pada alveola. Selain itu, gangguan pada pleura (pleuritis)
perlu diperhatikan juga, karena pada pemeriksaan atau uji gumba, kondisi pleuritis juga
menunjukkan reaksi sakit (positif). Terlebih radang ini jarang ditemukan yang berdiri sendiri.
Kondisi pneumonia yang telah berlanjut pun dapat mengakibatkan peradangan pada pleura
(Subronto 2003).
gangguan jantung
hiperemi pulmonum,
oedema pulmonum,
emfisema pulmonum
laringo-tracheitis
Terapi
Pengawasan pada hewan yang masih sehat sangatlah penting, penderita ditempatkan
dikandang yang bersih, hangat dan ventilasi yang baik. Pemberian Ca boroglukonat dan
vitamin C serta penangan dehidrasi sangat berguna untuk terapi pneumonia.
Terapi sangat efektif dilakukan jika telah mengetahui agen penyebab pneumonia.
Pengobatan dengan antibiotik berspektrum luas.
3.2.7 Fascioliasis
Fasciolisis dikenal dibanyak Negara dengan berbagai istilah yang berbeda namun
mempunyai arti yang sama. Nama lain dari fascioliasis adalah Distomatosishepatik,
Fasciolosis, cattle liver fluke, Giant liver fluke (Akoso,1991).
Etiologi
Fascioliasis adalah penyakit yang disebabkan cacing dari genus fasciola. Berdasarkan
taxonominya cacing ini mempunyai klsifikasi sebagai berikut:
Phylum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda
Ordo : Digenea
Family : Fasciolidae
Genus : Fasciola
Species : Fasciola hepatica, Fasciola gigantika
Sedang secara anatomi fasciola berbentuk pipih dorsoventral. Ukuran dan bentuk
fasciola bervariasi F. gigantika berukuran 25-75 X 5-12 mm, berwarna terang dan pundaknya
tidak begitu nyata, telurnya berukuran 156-197 X 90-104 mikron. F. hepatika berukuran 2530 X 8-15 mm, berwarna coklat keabuan dan pundaknya lebar, telurnya berukuran 130-160 X
63-90 mikron (Levin, 1994)
Gejala klinis
Gejala klinis fascioliasis dapat sangat ringan atau tanpa gejala, namun gangguan pada
fungsi hati dapat juga terjadi. Bentuk akut pada sapi mempunyai ciri-ciri gangguan
pencernaan, adanya gejala konstipasi yang jelas dan kadang-kadang mencret. Terjadi
pengurusan yang cepat, lemah dan anemia. Bentuk kronik pada sapi berupa penurunan
produktivitas dan pertumbuhan yang terhambat. Bentuk akut pada domba dan kambing,
berupa mati mendadak disertai darah yang merembes atau keluar dari hidung dan anus.
Bentuk kronik pada tahap pertama pada domba menunjukan gejala menjadi gemuk akibat
banyaknya empedu yang disalurkan ke dalam usus, karena lemak kurang berfungsi atau tidak
dipergunakan akibat adanya anemia. Meskipun gemuk terjadi kelemahan otot. Selanjutnya
diikuti penurunan nafsu makan, selaput lendir pucat, serta bulu menjadi kering dan rontok,
akhirnya terjadi kebotakan dan hewan menjadi lemah dan kurus (AAK, 1995)
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat sakit penderita yang mengalami
pembesaran hati yang melunak, dan disertai sindrom demam eosinofilik. Migrasi cacing
muda dari usus ke hati dapat menimbulkan lesi ektopik di dinding usus, jantung, bola mata,
paru dan jaringan dibawah kulit, sehingga menimbulkan keluhan setempat (Akoso, 1994).
Untuk menegakkan diagnosis pasti, dilakukan pemeriksan tinja atau cairan duodenum
atau cairan empedu hospes untuk menemukan telur cacing fasciola. Penghitungan jumlah
telur tiap gram tinja, menemukan metaserkaria pada rumput. Untuk membantu menegakkan
diagnosis terutama fasciolosis jaringan dan fascioliasis dalam periode prepaten, maka dapat
dilakukan berbagai uji imunodiagnostik misalnya uji imunofluoresen tak langsung, uji
hemaglutinasi pasif, uji presipitasi gel atau metode imunodiagnostik lainnya (Akoso, 1995)
Diagnosa banding
Bentuk akut dapat keliru dengan penyakit antrax, karena adanya pengeluaran darah
dari hidung dan anus. Bentuk kronik pada domba dapat keliru dengan haemonchosis karena
adanya bottle jaw, anemia pada fascioliasis dapat keliru dengan anemia oleh penyebab yang
lain (Akoso, 1991).
Pengobatan
Hexachloroethane (Egitol 20-30 mg/kg BB, PO)
Hexachlorophene (Distodin 15-20 mg/kg BB, PO)
Nitroxynil (Dovenik 10 mg/kg BB, SC. Trodak 10-12,5 mg/kg BB, SC)
Derivat Benzimidazol (Albendazol, Triclabendazol, Prebendazol, Febantel) Dosis 10-15
mg/kg BB untuk sapi dan kerbau, 10 mg/kg BB untuk domba dan kambing.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hewan kurban yang akan disembelih harus dilakukan pemeriksaan kesehatan.
Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh dokter hewan atau tenaga terlatih dibawah
pengawasan dokter hewan. Tahapan ini dimaksudkan untuk menyingkirkan (mengeliminasi)
kemungkinan-kemungkinan terjadinya penularan penyakit dari hewan ke manusia. Proses ini
juga bermanfaat untuk menjamin tersedianya daging dan produk ikutannya dengan mutu
yang baik dan sehat. Dua tahap proses pemeriksaan kesehatan hewan kurban yaitu
pemeriksaan antemortem dan postmortem. Pemeriksaan antemortem dilakukan sebelum
hewan dipotong atau saat hewan masih hidup. Sebaiknya pemeriksaan antemortem dilakukan
sore hari atau malam hari menjelang pemotongan keesokan harinya. Pemeriksaan
postmortem dilakukan setelah hewan dipotong. Untuk usia harus sudah memenuhi syarat
untuk dijadikan hewan kurban yaitu sudah ganti gigi atau berusia satu tahun ke atas untuk
kambing dan domba, sedangkan untuk sapi dan kerbau harus sudah berumur di atas dua
tahun. Pengambilan dan pengiriman sampel perlu dilakukan untuk mengetahui diagnosa
lanjut dari kelainan-kelaina yang ditemukan pada pemeriksaan post mortem kesehatan hewan
kurban.
DAFTAR PUSTAKA
AAK, 1995, Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah, Kanisius, Yogyakarta.
Akoso,T. B., 1991, Manual Untuk Paramedik Kesehatan Hewan, 2ed, Omaf-Cida Disease
Investigasi center.
Bearden HJ, and JW Fuquay. 1992. Applied Animal Reproduction Third Edition Prentice
Hall. Englewood Cliffs. New Jersey.
Fincher, M.G., W.J. Gibbons, K. Mayer, S.E. Park. 1956. Diseases of Cattle. American
Veterinary Publication, ING., Evanston, Illinois.
Hayati dan Choliq, 2009. Ilmu Reproduksi Hewan. PT. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.
Ressang, A. A., 1984, Pathologi Khusus Veteriner, Fad Project Khusus Investigasi Unit Bali.
Soedarto. 2003. Zoonosisi Kedokteran. Airlangga press. Surabaya.
LAMPIRAN
N
o
Tanggal
Pemilik Hewan/Nama
Masjid
Kec./Kel.
Popul
asi
(ekor)
Jum
Laya
k
1
05/09/20 H. Zainuddin
Manggala
580
50
16
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
H. Madikalu
H. Tompo
06/09/20 Azis Salleng
16
Dg. Lala
07/09/20 Umar
16
Umar
Aco
Yaqub
Dg. Naja
H. Amir Lurang
Syarifuddin
Hasyim
Dg. Tola
08/09/20
Rudi
16
Lalling
Mansur
Iwan Bella
Umar Naba
09/09/20
Safri
16
Sangkala
Manggala
Manggala
Manggala
150
50
465
136
50
300
Manggala
Manggala
305
250
38
33
Pam
Baruga
18
116
40
48
63
57
90
102
18
60
38
20
30
57
60
50
Tamangapa
55
50
Tamangapa Raya
Perumnas
Manggala
Manggala
24
22
65
32
15
15
50
30
Manggala/Batua Raya
50
30
Panakkukang
85
2455
Borong
Bangkala
Borong
Manggala
Manggala
Manggala
Total :
70
1412
Tanggal
Pemilik Hewan/Nama
Masjid
Kec./Kel.
Popul
asi
(ekor)
Jumla
yang
Sapi
Antang Manggala
12
Manggal
Toddopuli 4/Panakkukang
5
20
M. Baiturrahman
Panaikang/ Panakkukang
11
5
6
M. Nurul Iman
18
Antang/ Manggala
24
12
M. Nurul Muslimin
Manggala
13
17
18
19
20
21
22
23
24
M.
M.
M.
M.
M.
M.
M.
12
8
13
11
9
14
2
25
26
27
Toko Makmur
UD. Hamming
Borong Raya/Manggala
Tello Baru/ Manggala
Karampuang/ Panakkukang
Karampuang/ Panakkukang
Karuwisi/ Panakkukang
Panaikang/ Panakkukang
Paropo/ Panakkukang
Komp.
Anggrek/Panakkukang
Poros Antang/Manggala
Poros Antang/Manggala
Bukit Baruga
Antang/Manggala
Komp. Bukit
Baruga/Manggala
Perumdos Antang/Manggala
Tamangapa Raya/Manggala
Rahmatullah/Manggala
Manggala
2
3
4
8
9
M. Raya Baruga
M. Jamiul Ikhsan
10
M. Rihlah Mubarah
11
M. Annas
12
13
M. Al-Huwa
14
15
16
M. Hubbu Al-Wathan
M. Al-Munawwarah
Babussalam
Tello Baru
Baiturahman
Nurul Ittihad
Nurus Shalah
Ridho Allah
Nurul Taqwa
Toko Arda
28
M. Fatimah
29
30
31
32
Hj. Nurhayati
M. Jami Nurul Ilham
M. Rahmatullah
RPH Tamangapa
41
22
9
4
3
12
12
16
21
1
1
1
33
4
12
15
13
33
34
35
36
37
38
RPH/Sikki
Warga H. Sulhi
Warga H. Kulu
Warga H. Murniati
M. Nur Ilham
39
40
41
M. Al-Amin
M. Istiqamah
42
43
44
45
M. Ar-Rahman
M. An-Nur
M. Komp. Azalea
M. Muhajirin Kampung
Lette
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
Warga H. Ramli
M. Nazar
Manggala
RPH/Manggala
Manggala
Manggala
SMA 10/Manggala
Komp. Berlian
Permai/Manggala
Manggala
Tamamaung/Panakkukang
Bakti
Tamamaung/Panakkukang
Boelevard/Panakkukang
Boelevard/Panakkukang
Azalea/Panakkukang
Kel.Banggala Kec.
Manggala
Kel.Banggala Kec.
Manggala
Jln.Toddopuli Raya IV
Jln.Borong Indah
Jl.Toddopuli VII
Jl.Toddopuli 22
Kel.Antang
Kel.Batua
Kel.Batua
Kel.Batua
Jl.Dr.Laemena
Jl.Moha Lasulora
Jl.Antang Raya No.100
Kel.Antang Kec. Manggal
Jl.Bitoa I Perumnas Antang
Jl.Nipa-Nipa Perumnas
Antang
Blok V1 Kel.Bangkala
Kec.Manggala
Borong Jambu
Kom.Unhas Antang
Jl.Rahmatullah Tamangapa
Jl.Rahmatullah Tamangapa
Jl.Rahmatullah Tamangapa
Jl.Rahmatullah Tamangapa
Jl.Rahmatullah Tamangapa
Jl.Rahmatullah Tamangapa
Jl.Rahmatullah Tamangapa
Jl.Rahmatullah Tamangapa
2
1
7
1
8
7
12
19
2
12
3
6
7
1
25
18
14
16
30
7
1
5
8
18
3
8
7
12
12
5
8
1
1
1
5
1
6
1
1
72
M. Darun Na'im
Nipa-nipa Raya
Total
12
718
25
LAPORAN HARIAN
PEMERIKSAAN KESEHATAN HEWAN QU
(POST MORTEM)
HARI/TANGGAL : SENIN , SELASA & RABU / 12-14
SEPTEMBER 2016
N
O
TANGGA
L
12/09/20
16
KOR
D.
NAMA
MASJID/INSTANSI/LEMBAGA
LAINNYA
ALAMAT
M. Jami
Antang/ Manggala
2
3
M. Jannatul Firdaus
M. Nurul Azhar
M. Al-Musabbihin
M. Al-Hijrah
Aroepala/Rappocini
Manggala
Komp. Permata Sudiang
Raya/Biringkanaya
Komp. Taman Sudiang
Indah/Biringkanaya
Komp. Angkasa Pura/Biringkanaya
Toddopuli 4/Panakkukang
Daya/ Biringkanaya
Minasa Upa/ Rappocini
Minasa Upa/ Rappocini
Panaikang/ Panakkukang
Puri Pattene/Biringkanaya
Baraya/ Bontoala
Barombong/ Tamalate
Komp. Pemda/Rappocini
Permata Sudiang Raya/Biringkana
Onta Lama/ Mamajang
Yonif 700 Raider 5/Tamalanrea
BTP/ Tamalanrea
Talasalapang/Rappocini
Ujung Pandang
Batua Raya/ Panakkukang
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
M. Al-Dinul Karim
M. Babul Jannah
Kantor BKN
M. Al-Ikhlas
M. Al-Muttazam
M. Baiturrahman
M. Khadijah
M. Rahmatullah
M. Hj. Nurhanih
M. Baitul Mukminin
M. Al-Musabbihin
M. Suhada
M. Isti'wan
M. Al-Muamalah
Kampus Unismuh
Kantor Balaikota
M. Nurul Iman
Pondok Pesantren Tahfidzul
Qur'an
Bank Syariah Mandiri
M. Tauhid
M. Jami'
Bpk. Kel. Abd. Rahim
M. Jami Awwalul Islam
Bpk. Usman
M. Raya Baruga
Pondok Pesantren Wahdah
Islamiyah
M. Hj. St. Suaerah
M. Jamiul Ikhsan
Makassar
H. Bau/ Ujung Pandang
Dahlia/Mariso
Biringkanaya
Kapasa/ Biringkanaya
Bulurokeng
Kapasa/ Biringkanaya
Bukit Baruga Antang/Manggala
Antang/ Manggala
Abd. Dg. Sirua/ Manggala
Toddopuli Raya/ Panakkukang
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
M. Rihlah Mubarah
M. Annas
Warga BTN Ranggong
M. Nurul Muhammad
M. Ulul Ilmi
Komp. Villa Mutiara Cluster Asri
Komp. Villa Mutiara Cluster Elok
Komp. Villa Mutiara Cluster Biru
Bank Panin
M. Al-Huwa
M. Hubbu Al-Wathan
M. Syura
M. Darul Muttaqin
M. Jami Islahuddin
M. Ikhtiyar
Bank Sulselbar
M. Al-Munawwarah
M. Al-Ikhlas
M. Maradekayya
M. Nurul Muslimin
M. Babussalam
M. Darul Falah
M. Da'watul Khair
57
M. Nurul Hijrah
BTP/ Tamalanrea
58
M. Jannatul Firdaus
BTP/ Tamalanrea
59
M. Babul Jannah
NHP/ Tamalanrea
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
M. Babul Khaer
M. Tello Baru
M. Baiturahman
M. Nurul Ittihad
M. Nurul Yaqin
M. Nurus Shalah
M. H. Sulaiman
M. Ridho Allah
M. Nurul Rohmat
M. Nurul Hasan
M. Amar Makruf
M. Nurul Taqwa
Pasar Hobby Panakkukang
M. An-Falah
TK Korib Salam
Toko Makmur
UD. Hamming
Toko Arda
M. Fatimah
BTP/ Tamalanrea
Tello Baru/ Manggala
Karampuang/ Panakkukang
Karampuang/ Panakkukang
Ablam/ Makassar
Karuwisi/ Panakkukang
Tamalanrea Jaya
Panaikang/ Panakkukang
BTN Hamzi/Tamalanrea Jaya
BTN Antara/Tamalanrea Jaya
BTN Asal Mula/Tamalanrea Jaya
Paropo/ Panakkukang
Komp. Anggrek/Panakkukang
Paccinongan Raya
Paccinongan Raya
Poros Antang/Manggala
Poros Antang/Manggala
Bukit Baruga Antang/Manggala
Komp. Bukit Baruga/Manggala
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
10
0
10
1
10
2
10
3
10
4
10
5
10
6
10
7
10
8
10
9
11
0
11
1
11
2
11
3
11
Hj. Nurhayati
M. Jami Nurul Ilham
M. Rahmatullah
RPH Tamangapa
RPH/Sikki
Warga H. Sulhi
Warga H. Kulu
Warga H. Murniati
M. Nur Ilham
Warga H. Ramli
M. Multazam
M. Babussalam
M. Polda Sulsel
M. Al-Ikhlas
M. Al-Haq
M. Nurul Ittihad
M. At-Taqwa
Kerukunan Bima
Bpk. Kel. Usman C
M. Nurul Yaqin
PT. Dwira Massagena
Perumdos Antang/Manggala
Tamangapa Raya/Manggala
Rahmatullah/Manggala
Manggala
Manggala
RPH/Manggala
Manggala
Manggala
SMA 10/Manggala
Komp. Berlian Permai/Manggala
BTN Angkasa Pura/Biringkanaya
BTN Angkasa Pura/Biringkanaya
BTN Angkasa Pura/Biringkanaya
Tamalanrea
Ibnu Sina/Tamalanrea
Paccerakang/Biringkanaya
BTP/ Tamalanrea
BTP/ Tamalanrea
Kapasa/ Biringkanaya
Kapasa Baru/Biringkanaya
Kima Raya/ Biringkanaya
Kapasa Baru/Biringkanaya
Kapasa Baru/Biringkanaya
M. Nurut Tauhid
Kel. Bira/Tamalanrea
M. Miftahul Alkhah
Parangloe/Tamalanrea
Parangloe/Tamalanrea
Parangloe/Tamalanrea
Parangloe/Tamalanrea
WIKA Beton
M. Al-Aqsha
M. Al-Azhar
BTP/ Tamalanrea
M. Khaerullah
BTP/ Tamalanrea
BTP/ Tamalanrea
M. Nurul Istihanah
BTP/ Tamalanrea
M. Nurul Ikhlas
BTP/ Tamalanrea
M. Syuhada
Datuk ditiro/Tallo
4
11
5
11
6
11
7
11
8
11
9
12
0
12
1
12
2
12
3
12
4
12
5
12
6
12
7
12
8
12
9
13
0
13
1
13
2
13
3
13
4
13
5
13
6
13
7
13
8
13
9
14
0
M. Ikhtiar Baraya
Sunu/Tallo
M. Jami
Rappokalling/Tallo
M. Rabiah Al-Adawiah
Barawaja/Tallo
M. Nurul Amin
Rappokalling/Tallo
Sunu/Tallo
M. Al-Markaz Al-Islami
Sunu/Bontoala
M. Al-Fatah
Mesjid Raya/Bontoala
M. Roudhatul Muflihin
Pasar Terong/Bontoala
M. Haqqul Yaqien
Sunu/Tallo
M. Nurul Mu'minin
Panampu/Ujung Tanah
M. Hidayatullah
Barawaja/Tallo
M. Al-Jihad
Barawaja/Tallo
M. Darul Ma'rif
Darul Ma'rif/Tallo
M. Lailatul Qadri
Pongtiku/Tallo
M. Nurul Islam
Nuri Baru/Mariso
Travel Az-Sumar
Nuri Baru/Mariso
M. Babut Taqwa
Dahlia/Mariso
M. Nuni Takwa
Baji Minasa/Mariso
M. Al-Ikhlas
Baji Pamaji/Mariso
M. Ainal Qakin
Cendarawasih/Mariso
M. Baiturrahim
Cendarawasih/Mariso
M. Al-Ikhlas
M. Al-Muttazam
M. Amin
Komp. Pemda/Rappocini
M. Nurul Huda
Baji Pamai/Mariso
M. Assobirin
Baji Panggai/Mariso
14
1
14
2
14
3
14
4
14
5
14
6
14
7
14
8
14
9
15
0
15
1
15
2
15
3
15
4
15
5
15
6
15
7
15
8
15
9
16
0
16
1
16
2
16
3
16
4
16
5
16
6
16
M. Al-Husna
Baji Minasa/Mariso
M. Al-Furqan
Pettarani/Telkom
Kampus UNM
Pettarani/Telkom
M. Baitul Mukminin
Komp. Pemda/Rappocini
M. Nurul Ilmi
Hertasning/Rappocini
Baruga Telkom
Pettarani/Rappocini
M. Nur Al-Aqsha
Amirullah/Mamajang
M. Syuhada
Nurul Jihad
Tupai/Mamajang
Serigala/Mamajang
Kel. H. Rahmat
Tupai/Mamajang
Kel. H. Ismail
Kelinci/Mamajang
M. Nurul Askar
Cendarawasih/Mariso
Cendarawasih/Mariso
Cendarawasih/Mariso
TVRI
Kakatua/Mamajang
Bank Bukopin
Ratulangi/Mamajang
M. Nuru Da'wah
Badak/Mamajang
M. Babussa'dah
Macan/Mamajang
M. Nurul Mag
M. Emy Saelan/Rappocini
M. Al-Khaer
Tamalanrea
M. Nurul Ihsan
Pai/Biringkanaya
Bank Mandiri
Slamet Riyadi
PT. Indosat
Dinar Seafood
7
16
8
16
9
17
0
17
1
17
2
17
3
17
4
17
5
17
6
17
7
17
8
17
9
18
0
18
1
18
2
18
3
18
4
18
5
18
6
18
7
18
8
18
9
19
0
19
1
19
2
19
3
13/09/20
16
Syariah Mandiri
Ratulangi/Mamajang
Ratulangi/Mamajang
Bank Permata
Ratulangi/Mamajang
M. Aqsa
Maipa/Ratulangi
M. Nurul Ilmi
Kosdam VII
BNI
Dana sekelurga
Kec.Tamalate
H.Abd.Aziz
Kec.Tamalate
H.Dg.Api
Kec.Tamalate
M. Taqwa
Riki
Kec.Tamalate
M.Graha Janna
Kec.Tamalate
M.Jannatul Iman
Kec.Tamalate
Kec.Tamalate
Kec.Tamalate/Dg.Tata
M.Darrussalam
Kec.Tamalate
M.Nurul Arafah
Kec.Tamalate
M. Ta'mirul Muhammadiyah
Banda/Ujung Pandang
M. Nurul Hijrah
Kassi-kassi/Rappocini
M. Al-Huda
Karunrung/Rappocini
Perum Pelindo
Alauddin/Rappocini
M. Nahdatul Sa'adah
Cendrawasih Penyambungan/Mari
M. Babul Taqwa
Paccerakang/Biringkanaya
M. Nurul Fitrah
Paccerakang/Biringkanaya
19
4
19
5
19
6
19
7
19
8
19
9
20
0
20
1
20
2
20
3
20
4
20
5
20
6
20
7
20
8
20
9
21
0
21
1
21
2
21
3
21
4
21
5
21
6
21
7
21
8
21
9
22
M. Hikma 2
Bara-barayya/Makassar
M. Jami
Kerung-kerung/Makassar
M. Miftahul Falah
Maccini Sawah/Makassar
M. Babul Jannah
Urip Sumoharjo/Makassar
PT. Sucofindo
Urip Sumoharjo/Makassar
M. Nurul Mukminin
Urip Sumoharjo/Makassar
Kantor Keuangan
Urip Sumoharjo/Makassar
M. Mujahidin
Maccini Sawah/Makassar
M. Ittihad
Bara-barayya/Makassar
M. Al-Munawwarah
Ablam/ Makassar
M. Nurullah
Maccini Tengah/Makassar
Kerung-kerung/Makassar
M. Alauddin
Veteran Selatan/Makassar
M. Nurul Watan
Baronang/Makassar
M. Al-Furqan
Veteran utara/Makassar
M. Darul Ikhlas
Dg. Reggea/Tallo
M. Raya
Mesjid Raya/Bontoala
M. Nurul Jannah
Kandea II/Bontoala
M. Ihyaul Jumuah
Lembo/Tallo
M. Darul Falah
Regge/Tallo
M. Darul Amar
Barukang Raya/Tallo
M. Darussalam
Nusantara/Ujung Tanah
M. Kampung Mampu
Sabutung/Ujung Tanah
M. Nurul Ihsan
Tinumbu 272/Bontoala
Baji Pamai/Mariso
Baji Pangassang/Mariso
Kel. H. Sukri
Baji Minasa/Mariso
0
22
1
22
2
22
3
22
4
22
5
22
6
22
7
22
8
22
9
23
0
23
1
23
2
23
3
23
4
23
5
23
6
23
7
23
8
23
9
24
0
24
1
24
2
24
3
24
4
24
5
24
6
FIF Cendrawasih
Cendarawasih/Mariso
Tamalate/Rappocini
Kel. H. Hamzah
Pettarani/Rappocini
Seroja
M. Nurul Ilmi
kak eda
M. Nuruzzaman
Tidung 10/Rappocini
M. Mardiyah
Talasalapang/Rappocini
M. Ridha Muhammadiyah
Tamalate/Rappocini
M. Al-Ikhlas
Tidung 10/Rappocini
M. Al-Jauharatul Khadra
Hertasning Baru/Rappocini
M. Nami'raj
Cilallang Jaya
M. Nurul Hijrah
Tamalate 3/Rappocini
M. Al-Huda
BTN Agraria/Rappocini
M. Nurul Muttahidin
Tamalate 1/Rappocini
PT. Benhar
Hertasning Baru/Rappocini
M. Mubarak
M. Makmur Melayu
Sulawesi/Ujung Tanah
Kel. H. Tono
M. Al-Fajri
Serui/Ujung Tanah
Masyarakat Butung
Nusantara/Ujung Pandang
Kel. Bpk.Roby
Ranggong/Ujung Pandang
Baji Ateka/Wajo
24
7
24
8
24
9
25
0
25
1
25
2
25
3
25
4
25
5
25
6
25
7
25
8
25
9
26
0
26
1
26
2
26
3
26
4
26
5
26
6
26
7
26
8
26
9
27
0
27
1
27
2
27
12/09/20
16
BPOM
Baji Minasa/Wajo
M. Nurul Ikhlas
Cendrawasih/Wajo
M. Khadijah
Baji Gau/Wajo
M. Azhar
Onta Baru/Wajo
M. Nurul Askar
Asrama Mattoangin
M. Al-Fatah
Tanjung Alang/Wajo
M. Al-Habibu
Tanjung Rangos/Wajo
M. Nurul Falah
Tanjung Alang/Wajo
M. Syuhada
M. NurulFalah
Kakatua/Mamajang
M. Nurul Waddah
Badak/Mamajang
M. Babus Saadah
Macan/Mamajang
Jl.Sultan Hasanuddin
Jl.Sultan Hasanuddin
M. Nurul Jihad
Tupai/Mamajang
M. Al-Abrar
Alauddin/Rappocini
M. Ni'matullah
Andi Tonro/Rappocini
M. Nurul Muhammad
Andi Tonro/Rappocini
M. Nurul Taybin
Mappaodang
M. Nurul Kautsar
A. Mangerangi
M. Darul Ikhlas
Cendrawasih
M. Khadijah
Baji Gau
M. Amirul Mukminin
Abd. Kadir
M. Babul Hidayah
Hartaco
M. Amri
Parangtambung
M. Nurul Ishak
Dg.Tata
M. Baitul Hikma
Dg. Tata
3
27
4
27
5
27
6
27
7
27
8
27
9
28
0
28
1
28
2
28
3
28
4
28
5
28
6
28
7
28
8
28
9
29
0
29
1
29
2
29
3
29
4
29
5
29
6
29
7
29
8
29
9
M. Babul Muttaqien
Dg. Tata
M. Baitul Khaer
M. Al-Manaar
Dangko
M. Cengho
Tanjung Bunga
M. Nurul Arafat
Baji Gau
Pesantren As-Sunnah
Baji Rupa
M. As-Salihin
Mappaodang
STIEM Bongaya
Mappaodang
M. Nurul Sya'ban
Manunggal
M. Nurul Badar
Kumala II
Kemenkumham
St. Alauddin
Telkomsel
Pettarani
GMTD
Tanjung Bunga
M. Salman Fauzan
Barombong/ Tamalate
M. Nurul Huda
Dg. Tata I
M. Baiturrahim
M. Al-Ashar
Komp. Tabaria
M. Al-Argam
Manuruki 13
M. Nurul Huda
Manuruki 9
M. Babul Jannah
Manuruki 2
M. Babussa'adah
Manuruki 2
M. Babul Muttaqien
Bontoduri 6
Manuruki 2
Kel. Mappatunru
Bontoduri Raya
M. At-Taubah
Suka Mulya/Panakkukang
30
0
30
1
30
2
30
3
30
4
30
5
30
6
30
7
30
8
30
9
31
0
31
1
31
2
31
3
31
4
31
5
31
6
31
7
31
8
31
9
32
0
32
1
32
2
32
3
32
4
32
5
32
M. Nurul Amin
Suka Ria 13
M. Al-Amin
AP. Pettarani
M. Darussalam
Borong Jambu
M. Al-Amin
Manggala
M. Darun Na'im
Nipa-nipa Raya
M. Istiqamah
Tamamaung/Panakkukang
M. Nazar
Bakti Tamamaung/Panakkukang
M. Ar-Rahman
Boelevard/Panakkukang
M. An-Nur
Boelevard/Panakkukang
M. Komp. Azalea
Azalea/Panakkukang
M. Nurul Hidayah
Maccini Gusung/Makassar
M. Fastabiqul Haerat
Maccini Gusung/Makassar
M. Nurul Hidayah
Maccini Gusung/Makassar
M. As-Syuhada
M.Raodahtul Jannah
M. Miraatui khaerat
M. Nurul Iman
M.Al Ashri
M. Darul Mustakim
Jln.Toddopuli Raya IV
M.Jannatul iman
Jln.Borong Indah
M.Jami' Al Ittihad
Jl.Toddopuli VII
M. Almuhajirin
Jl.Toddopuli 22
M.Nahdatul Umma
Warga Pannara
M.Rahmatullah
Kel.Antang
Kel.Batua
6
32
7
32
8
32
9
33
0
33
1
33
2
33
3
33
4
33
5
33
6
33
7
33
8
33
9
34
0
34
1
34
2
34
3
34
4
34
5
34
6
34
7
34
8
34
9
35
0
35
1
35
2
Pak Ruslan
Kel.Batua
M.At- Thoyyibah
Kel.Batua
M.darul Abrar
Jl.Dr.Laemena
Jl.Moha Lasulora
M.Nurul Taqwa
Rw. V
M.Al Khaerat
M.Darun Na'im
M.Hajratul Qadri
M.Darussalam Muhammadiyah
Borong Jambu
M.Al Muhajjirin
Kom.Unhas Antang
Dg. Naba
Jl.Rahmatullah Tamangapa
H.Pole
Jl.Rahmatullah Tamangapa
Hatta/Syarifuddin
Jl.Rahmatullah Tamangapa
Matawia
Jl.Rahmatullah Tamangapa
Dg.Boni
Jl.Rahmatullah Tamangapa
Arifin Dg.Janji
Jl.Rahmatullah Tamangapa
H.Duni
Jl.Rahmatullah Tamangapa
Hasyim
Jl.Rahmatullah Tamangapa
H.Rahim
Jl.Suka Mulya
H.Latief
M.Al Kuddus
Mamajang
M.Nurul Jannah
Jl.Rappocini Raya
M.Sitti Aminah
Jl.Rappocini Raya
M.Saiful Sanusi
Jl.Rappocini Raya
M.Nurul Hidayah
Jl.Rappocini Raya
35
3
35
4
35
5
35
6
35
7
35
8
35
9
36
0
36
1
36
2
36
3
36
4
M.Da'watul Khair
Jl.Rappocini Raya
M.Nurul Qalbi
Jl.Anuang/ Mamajang
M.Darul Falah
M.Darussalam
Jl.Toddopuli Kassi-kassi
M.Nurul Haq
Tidung/Rappocini
M.Jannatul Jannah
Tamalatae I/ Rappocini
Al.Jouharatul Hadra
Jl.Hertasning
M.Quraisy
Jl.Cendrawasih
Ajendam
Jl.Garuda
M.Jami
Jl.Nuri
H.Dahlan
Jl.Cendrawasih
JUML
TEMUAN KASUS
PEMERIKSAAN ANTEMORTEM
Jumlah sapi, kambing/domba yang diperiksa: 2455 ekor
Jumlah sapi, kambing/domba yang tidak diperiksa: 0 ekor
Populasi sapi, kambing dan domba: di lokasi pemeriksaan: 2455 ekor
No
Gambar perubahan/abnormalitas
yang teramati
Keterangan
Temuan: caplak
Dapat menyebbakan kerusakan
pada kulit sapid an
menyebabkan anemia
PEMERIKSAAN POSTMORTEM
Jumlah sapi, kambing/domba yang diperiksa: 29 ekor
umlah sapi, kambing/domba yang tidak diperiksa: 154 ekor
Populasi sapi, kambing dan domba di lokasi pemeriksaaan: 718 ekor
No
1
Keterangan