Anda di halaman 1dari 7

PEMERIKSAAN ANTEMORTEM dan POSTMORTEM PADA HEWAN

QURBAN DALAM RANGKA PERAYAAN IDUL ADHA DI KELURAHAN


MERJOSARI MALANG

Oleh : Christyanti Rambu Gedi

Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Brawijaya

Abstrak

Idul adha merupakan hari raya Islam yang dikenal dengan hari raya qurban. Pada
hari raya qurban bagi umat muslim yang mampu di anjurkan untuk menyembelih
binatang atau hewan sebagai qurban. Hewan qurban harus dalam kondisi
sehat,tidak cacat dan cukup umur. Untuk memastikan hal tersebut maka perlu
dilakukan pemeriksaan ante mortem dan post mortem untuk menjamin hewan dan
penyediaan daging yang Aman, Sehat, Utuh, Halal (ASUH). Pemeriksaan ante-
post mortem yaitu pemeriksaan yang dilakukan sebelum dan sesudah
penyembelihan.
Kata kunci : ante mortem, post mortem, ASUH

1. PENDAHULUAN

Kesehatan masyarakat veteriner (Kesmavet) pertama kali diperkenalkan


pasca perang dunia II (Schwabe, 1984), dimana Administrator Kesehatan
Masyarakat Amerika Serikat merasa bahwa bidang kedokteran hewan perlu
dilibatkan terkait pelayanan kesehatan masyarakat. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) mendefinisikan istilah kesehatan masyarakat veteriner sebagai
suatu komponen dari pelayanan kesehatan masyarakat yang melibatkan
penerapan kemampuan, pengetahuan, dan sumber daya kedokteran hewan
dalam upaya melindungi dan meningkatkan kesehatan manusia (WHO,
2002). Dalam hal ini, profesi dokter hewan secara langsung terlibat dalam
peningkatan kesehatan manusia terkait dalam upaya mengurangi paparan
bahaya yang dapat timbul yang bersumber dari hewan dan pangan asal
hewan. (Suandy,2014)
Menurut Suandy (2014), adapun beberapa bidang utama yang menjadi
kewenangan meliputi:

pencegahan penyakit dan wabah penyakit hewan;


perlindungan kesehatan manusia dari bahaya yang bersumber dari
hewan;
perlindungan manusia dari bahaya yang bersumber dari konsumsi
pangan asal hewan;
perlindungan kesejahteraan hewan meliputi mencegah hewan dari
penderitaan;
menjaga dan meningkatkan higienitas dan keamanan produk pangan
asal hewan;
perlindungan kesehatan lingkungan dari dampak domestikasi hewan
dan dampak dari setiap rantai proses produksinya.

Pemeriksaan ante-post mortem yaitu pemeriksaan yang dilakukan sebelum


dan sesudah penyembelihan, sebelum hewan di sembelih perlu di perhatikan
kondisi umum, lubang-lubang tubuh, pernafasan, temperatur tubuh, dan
selaput-selaput mata, mulut dan hidung. Sedangkan setelah disembelih
pemeriksaan dilakukan terhadap kepala, isi rongga dada dan perut, serta
karkas.

Pemeriksaan ante-post mortem dilakukan untuk kepentingan kesejahteraan


hewan dan kesehatan masyarakat. Pemeriksaan hewan di tangani oleh dokter
hewan dan tenaga keswan-kesmavet/paramedis veteriner, keurmaster, juru uji
daging (dibawah pengawasan dokter hewan). Tujuan dari pemeriksaan adalah
untuk menjamin kualitas daging sesuai dengan prinsip Aman, Sehat, Utuh,
Halal (ASUH).

Penyediaan pangan yang bermutu, aman dan layak di konsumsi di


Indonesia telah di atur oleh peraturan perundang-undangan, yaitu UU No. 6
tahun 1967 tentang ketentuan-ketentuan pokok peternakan dan kesehatan
hewan. Selain itu, kebijakan pemerintah khususnya Depertemen Pertanian,
terhadap penyedian daging di Indonesia harus memenuhi konsep penyedian
daging yang Aman, Sehat, Utuh, Halal (ASUH) (Lukman,2008).
Pemeriksaan hewan qurban meliputi pemeriksaan kesehatan dan umur
hewan. Hewan kurban harus benar-benar dalam keadaan sehat dan layak
untuk disembelih, di antaranya harus cukup umur, sudah ganti gigi, tidak
cacat dan dalam kondisi sehat. Selain itu, pemeriksaan hewan kurban juga
untuk mencegah penyebaran penyakit hewan seperti anthrax.

Pemeriksaan hewan kurban dibagi dalam dua tahap yakni pemeriksaan


antemortem yaitu pemeriksaan fisik luar hewan sebelum dilakukan
pemotongan, dan posmortem yaitu pemeriksaan bagian dalam hewan
sesudah pemotongan. Hewan yang sehat secara klinis, yakni tidak cacat,
hidung normal, mata normal, jantung dan paru-paru juga normal. Sementara
itu, untuk pemeriksaan postmortem dilakukan dengan sasaran pemeriksaan
meliputi kondisi hati, jantung, paru-paru, limpa, ginjal dan organ bagian
dalam hewan. Apabila ditemukan kelainan-kelainan dan ada cacing hati maka
organ tersebut harus disingkirkan, karena tidak layak untuk dikonsumsi
(Ressang, 1984 dalam Amijaya,2013).

Pemeriksaan hewan qurban di Kelurahan Merjosari dilakukan untuk


memastikan kelayakan hewan tersebut, oleh karena itu pemeriksaan
antemortem dan postmortem sangat penting untuk dilaksanakan agar daging
qurban yang dibagikan dimasyarakat terjamin keamanan dan terhindar dari
penyakit zoonosis.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dirumuskan


adalah (1) bagaimana proses pemeriksaan ante-post mortem pada hewan
qurban dalam upaya menjaga kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat
sesuai dengan konsep penyediaan daging yang Aman, Sehat, Utuh, Halal
(ASUH).

2. PEMBAHASAN

Pemeriksaan Ante Mortem

Pemeriksaan antemortem meliputi pemeriksaan perilaku dan


pemeriksaan fisik. Pemeriksaan perilaku dilakukan pengamatan dan
mencari informasi dari orang yang merawat hewan qurban tersebut.
Hewan yang sehat nafsu makannya baik, hewan yang sakit nafsu
makannya berkurang atau bahkan tidak mau makan. Cara bernafas hewan
sehat nafasnya teratur, bergantian antara keempat kakinya. Pincang, loyo
dan tidak bisa berjalan menunjukkan hewan sedang sakit. Cara buang
kotoran dan kencingnya lancar tanpa menunjukkan gejala kesakitan.
Konsistensi kotoran (feses) padat (Hayati dan Choliq, 2009 dalam
Amijaya,2013).

Pemeriksaan Fisik dilakukan pemeriksaan terhadap suhu tubuh


(temperatur), menggunakan termometer badan ( digital atau air raksa ),
suhu tubuh normal sapi berkisar antara 38,5C 39,5C. Bola mata bersih,
bening, dan cerah. Kelopak mata bagian dalam (conjunctiva) berwarna
kemerahan (pink) dan tidak ada luka. Kelainan yang biasa dijumpai pada
mata yaitu adanya kotoran berlebih sehingga mata tertutup, kelopak mata
bengkak, warna merah, kekuningan ( icterus) atau cenderung putih (pucat).
Mulut dan bibir, bagian luar bersih, mulus, dan agak lembab. Bibir dapat
menutup dengan baik. Selaput lender rongga mulut warnanya merata
kemerahan (pink), tidak ada luka. Air liur cukup membasahi rongga
mulut. Lidah warna kemerahan merata, tidak ada luka dan dapat bergerak
bebas. Adanya keropeng dibagian bibir, air liur berlebih atau perubahan
warna selaput lendir (merah, kekuningan atau pucat) menunjukkan hewan
sakit. Hidung, tampak luar agak lembab cenderung basah. Tidak ada luka,
kotoran, leleran atau sumbatan. Pencet bagian hidung, apabila keluar
cairan berarti terjadi peradangan pada hidung. Cairan hidung bisa bening,
keputihan, kehijauan, kemerahan, kehitaman atau kekuningan. Kulit dan
bulu, bulu teratur, bersih, rapi, dan mengkilat. Kulit mulus, tidak ada luka
dan keropeng. Bulu kusam tampak kering dan acak-acakan menunjukkan
hewan kurang sehat. Kelenjar getah bening, kelenjar getah bening yang
mudah diamati adalah yang berada di daerah bawah telinga, daerah ketiak
dan selangkangan kiri dan kanan. Apabila ada peradangan kemudian
membengkak tanpa diraba akan terlihat jelas pembesaran di daerah dimana
kelenjar getah bening berada. Daerah anus, bersih tanpa ada kotoran, darah
dan luka. Apabila hewan diare, kotoran akan menempel pada daerah
sekitar anus (Hayati dan Choliq, 2009 dalam Amijaya,2013).

Pemeriksaan Post Mortem

Setelah hewan dipotong (disembelih) dilakukan pemeriksaan


postmortem dengan teliti pada bagian-bagian sebagai berikut: Karkas,
Karkas sehat tampak kompak dengan warna merah merata dan lembab.
Bentuk-bentuk kelainan yang sering dijumpai bercak-bercak pendarahan,
lebam-lebam dan berair. Paru-paru, paru-paru sehat berwarna pink, jika
diremas terasa empuk dan teraba gelembung udara, tidak lengket dengan
bagian tubuh lain, tidak bengkak dengan kondisi tepi-tepi yang tajam.
Ditemukan benjolan-benjolan kecil pada paru-paru atau terlihat adanya
benjolan-benjolan keputihan (tuberkel) patut diwaspadai adanya kuman
tbc. Jantung, ujung jantung terkesan agak lancip, bagian luarnya mulus
tanpa ada bercak-bercak perdarahan. Jantung dibelah untuk mengetahui
kondisi bagian dalamnya. Hati, warna merah agak gelap secara merata
dengan kantong empedu yang relative kecil. Konsistensi kenyal dengan
tepi-tepi yang cenderung tajam. Kelainan yang sering ditemui adalah
adanya cacing hati (Fasciola hepatica atau Fasciola gigantica pada sapi).
Limpa, ukuran limpa lebih kecil daripada ukuran hati, dengan warna
merah keunguan. Pada penderita anthrax keadaan limpa membengkak
hebat. Ginjal, kedua ginjal tampak luar keadaannya mulus dengan bentuk
dan ukuran relatif semetris. Adanya benjolan, bercak-bercak
pendarahan, pembengkakan atau perubahan warna merupakan kelainan
pada ginjal. Lambung dan usus bagian luar dan bagian dalam tampak
mulus. Lekukan-lekukan bagian dalamnya teratur rapi. Penggantung usus
dan lambung bersih Tidak ditemukan benda-benda asing yang menempel
atau bentukan-bentukan aneh pada kedua sisi lambung dan usus. Pada
lambung kambing sering dijumpai adanya cacing yang menempel kuat
berwarna kemerahan (Soedarto, 2003 dalam Amijaya,2013).

Setelah pemeriksaan antemortem dan postmortem, maka daging dan organ


yang dinyatakan sehat dipisahkan dari daging dan organ yang dinyatakan
telah terinfeksi oleh mikroba maupun parasit, hal ini untuk menghindari
daging sehat tersebut tidak terkontaminasi oleh mikroba atau agen infeksius.

Pengertian konsep Aman, Sehat, Utuh, Halal (ASUH) yaitu daging yang
akan dikonsumsi oleh masyarakat harus dalam keadaan aman yaitu dari
proses penyembelihan hingga proses distribusi daging tersebut harus di
pastikan aman hingga sampai kepada masyarakat, sehat yaitu daging
dinyatakan sehat setelah melalui proses pemeriksaan, utuh yaitu dari tempat
penyembelihan hingga kepada masyarakat daging harus dalam kondisi utuh,
halal yaitu penyembelihan harus dilakukan oleh juru sembelih yang
bersertifikat dan penyembelihan dilakukan sesaui dengan hukum
Islam.Daging yang sudah di pastikan Aman, Sehat, Utuh, Halal (ASUH) siap
untuk di bagikan kepada masyarakat dan siap untuk di konsumsi.

Dalam proses pemeriksaan hewan qurban di Kelurahan Merjosari tidak


mengalami kendala yang serius, hewan qurban dibeberapa RT yang telah
disediakan oleh panitia qurban, semua dalam kondisi sehat dan layak, tidak
ditemukan adanya tanda-tanda penyakit yang serius baik pada saat
pemeriksaan antemortem maupun pada saat pemeriksaan postmortem

3. PENUTUP
Kesimpulan
Pemeriksaan ante mortem dan post mortem yaitu pemeriksaan yang
dilakukan sebelum dan sesudah penyembelihan. Pemeriksaan antemortem
meliputi pemeriksaan perilaku dan pemeriksaan fisik sebelum hewan di
sembelih, sedangkan pemeriksaan postmortem meliputi pemeriksaan daging
dan organ hewan yang telah disembelih, hal yang perlu di evaluasi yaitu
perubahan patologis pada daging dan organ hewan tersebut.
Pengertian konsep Aman, Sehat, Utuh, Halal (ASUH) yaitu daging yang
akan dikonsumsi oleh masyarakat harus dalam keadaan aman yaitu dari
proses penyembelihan hingga proses distribusi daging tersebut harus di
pastikan aman hingga sampai kepada masyarakat, sehat yaitu daging
dinyatakan sehat setelah melalui proses pemeriksaan, utuh yaitu dari tempat
penyembelihan hingga kepada masyarakat daging harus dalam kondisi utuh,
halal yaitu penyembelihan harus dilakukan oleh juru sembelih yang
bersertifikat dan penyembelihan dilakukan sesaui dengan hukum Islam.

DAFTAR PUSTAKA

Amijaya,A.P.2013.Pemeriksaan Postmortem dan Antemortem Hewan Kurban.


https://ariputuamijaya.wordpress.com/2013/01/14/makalah-pemeriksaan-
postmortem-dan-antemortem-hewan-kurban/. Diakses pada tanggal 27
Oktober 2016 jam 21.00 WIB.

Lukman, D. W. 2008. Product Safety di RPH. http://higene-


pangan.blogspot.co.id/2008/10/product-safety-di-rph.html. Diakses pada
tanggal 27 Oktober 2016 jam 21.00 WIB.

Suandy, I . 2014. Kesehatan Masyarakat Veteriner (KESMAVET) :Kontribusi


Dokter Hewan Sebagai Jembatan Bagi Kesehatan Hewan dan Kesehatan
Manusia. http://kesmavet.ditjennak.pertanian.go.id/index.php/berita/tulisan-
ilmiah-populer/64-kesehatan-masyarakat-veteriner-kesmavet-kontribusi-
dokter-hewan-sebagai-jembatan-bagi-kesehatan-hewan-dan-kesehatan-
manusia. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2016 jam 21.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai