Chandra Darmawan
1306443072
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat-Nya, penulis dapat
melaksanakan kerja praktek dan menyelesaikan laporan akhir kerja praktek berjudul
Menentukan Hipocenter Gempa Mikro dengan Menggunakan Metode Single Event
Determination SED pada Daerah Lapangan Geothermal Bravo yang disusun untuk
memenuhi salah satu syarat mata kuliah Kerja Praktek di Departemen Fisika Universitas
Indonesia.
Kegiatan Kerja Praktek ini dapat berjalan lancar dan baik dikarenakan bantuan
dukungan dan kesempatan serta doa dari seluruh pihak yang telah terlibat dalam kerja praktek
dan pembuatan laporan akhir kerja praktek. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Kedua orang tua penulis yang telah membesarkan dan mendidik penulis dan keluarga
yang telah mendukung penulis.
2. Bapak Syamsu Rosid selaku dosen mata kuliah Kerja Praktek dan Ketua Peminatan
Geofisika yang telah memberikan izin untuk melakukan Kerja Praktek di Pertamina
Geothermal Energy.
3. Mba Astha Dandari selaku pembimbing dari PT. Pertamina Geothermal Energy atas
ilmu serta bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama melaksanakan kerja
praktek di PT. Pertamina Geothermal Energy.
4. Bapak Imam Raharjo selaku Manajer Geofisika PT. Pertamina Geothermal Energy
yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan kerja praktek dan memberikan topik
kerja praktek.
5. Mas Lendri, Mba Anita, Bapak Leo dan seluruh fungsi eksplorasi Lantai 19 PT.
Pertamina Geothermal Energy atas bantuan dan bimbingannya.
6. Bapak Agus Salam selaku Ketua Departemen Fisika Universitas Indonesia.
7. Seluruh staf dosen dan tata usaha Departemen Fisika Universitas Indonesia.
8. Yuliani Widia yang telah membantu penulis dalam melakukan kerja praktek.
9. Keluarga besar Geofisika UI atas seluruh pembelajaran yang telah diberikan.
10. Kepada Endah Sumartiwi Prihastuti yang telah setia menemani penulis, memberikan
semangat, pembelajaran kepada penulis, dan atas segala kebaikannya.
11. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam penyelesaian kerja praktek ini.
Laporan Kerja Praktek ini masih belum sempurna dan banyak kesalahan, oleh karena itu
kritik dan saran dari segala pihak sangat diharapkan untuk penyempurnaan laporan ini.
Penulis berharap laporan tugas akhir ini bermanfaat untuk semua pihak.
ii
Abstract
This paper decribes the determination hipocenter by using Single Event Determination (SED)
and numerical Geiger with Adaptive Damping (GAD). A total of 7 seismometers were
deployed from June to July 2016 around a geothermal field Bravo. A threshold time
difference between S and P-wave was applied with an arrival time of less than three seconds.
Otherwise, the waves were assumed as regional or teleseismic events. Then the P-and S-wave
arrival times of events were carefully picked visually by eye. After this, the events were
located. So far, 10microearthquake events have been determined using a nonlinear algorithm
integrated in the seismotool. These events seem to concentrated around geothermal field.
Seismic velocities from the 1-D model were used as reference velocity in subsurface, and
Vp/Vs ratio subsurface structures around this geothermal field.
Keyword: Single Event Determination, Geiger with Adaptive Damping, micro
Earthquake
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .. ............................................................................................... ii
ABSTRAKSI .................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan ................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................................................... 2
1.3 Alat Kerja .................................................................................................................... 2
1.4 Waktu dan Tempat Pengolahan Data .......................................................................... 2
1.5 Ruang Lingkup ............................................................................................................. 2
1.6 Metode Penelitian ....................................................................................................... 2
iv
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Kontur Daerah Penelitian Lapangan Geothermal Bravo ..................... 3
Gambar 2.1 Sistem Panas Bumi ......................................................................................... 5
Gambar 2.2 Perambatan Gelombang P pada Medium ........................................................ 8
Gambar 2.3 Perambatan Gelombang S pada Medium ....................................................... 9
Gambar 2.4 Arah Rambat Gelombang Love pada Medium ............................................. 11
Gambar 2.5 Arah Rambat Gelombang Reyleigh pada Medium ................................... .. 12
Gambar 2.5 Karakteristik Gelombang Seismik ................................................................ 13
Gambar 2.6 Metode Grafik untuk Determinasi Gempa ................................................... 15
Gambar 2.7 Rambatan Gelombang Seismik pada Lapisan Satu Bumi ............................. 16
Gambar 2.7 Flowchart Pengolahan Data SED ................................................................. 18
Gambar 3.1 Diagram Alur Pengolahan Data MEQ .......................................................... 20
Gambar 3.2 Raw Data Stasiun MEQ 1 dalam Bulan Juli 2016 ....................................... 21
Gambar 3.3 Software SMARTOffiline ............................................................................ 21
Gambar 3.4 Proses Konversi Data ................................................................................... 22
Gambar 3.5 Pengatuan SMARTAssociate ....................................................................... 22
Gambar 3.6 Deteksi Gempa dengan SMARTQuake ........................................................ 23
Gambar 3.7 Pengaturan Smartquake untuk Mendeteksi Gempa ...................................... 24
Gambar 3.9 Pengaturan Umum (General Setting) SMARTQuake .................................. 24
Gambar 3.10 Pengaturan Lokasi Stasiun pada Software SMARTQuake ........................ 25
Gambar 3.11 Pengaturan Velocity Model pada Software SMARTQuake ........................ 25
Gambar 3.12 Detection And Event Setting pada Software SMARTQuake ...................... 26
Gambar 3.13 Velocity Model dari Data Sonic Log .......................................................... 27
Gambar 3.14 Proses Deteksi Event pada SMARTQuake ................................................ 27
Gambar 3.15 Respon Event Local pada Seluruh Seismometer ........................................ 28
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Indonesia terletak pada daerah perbatasan antara tiga lempeng
besar, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia
yang menghasilkan tumbukan. Tumbukan antar lempeng EuroAsiaAustralia yang disebut sebagai subduksi dengan lempeng Asia yang
memiliki masa yang lebih berat sedangkan lempeng Australia memiliki
masa yang lebih ringan. Hasil dari zona subduksi tersebut menyebabkan
Indonesia memiliki zona subduksi yang aktif membentang dari barat ke
timur Indonesia. Aktifitas yang terjadi di zona subduksi menyebabkan
terjadinya rekahan (fracture) di dalam lapisan bumi.
Aktifitas panas bumi dapat mengalir keluar dari lapisan bumi
melalui rekahan untuk digunakan sebagai sumber energi panas bumi. Pada
permukaan bumi aktiftas rekahan tersebut dapat ditunjukan dengan adanya
fumarole dan gunung api. Oleh sebab itu, kondisi geologi yang seperti ini
telah memberikan gambaran yang cukup baik untuk potensi cadangan
energy panas bumi di Indonesia. Pengunaan energi panas bumi tersebut
dapat dijadikan sebagai energi alternative yang akan terus dikembangkan
lagi sebagai salah satu cara untuk meminimalkan konsumsi energy fosil.
Manisfestasi panas bumi yang berjumlah tidak kurang 244 lokasi
yang tersebar di pulau Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Kepulauan Nusa
Tenggara, Maluku, Pulau Sulawasi, Halmahera, dan Irian Jaya
menunjukan betapa besarnya kekayaan energi panas bumi yang tersimpan
di dalamnya. Hal ini menyebabkan Indoneisa mempunyai sumber panas
bumi yang melimpah dimana sekitar 40% panas bumi di dunia berada di
Indonesia dan jika dimanfaatkan dapat menyuplai energi listrik sebesar
27.500 MW (Herman, 2006).
Secara umum, sistem panas bumi diawali dengan proses
pemanasan air pada reservoir kemudian diubah menjadi uap bertekanan
tinggi untuk menggerakan generator listrik kemudian didistribusikan ke
masyarakat. Ektraksi uap panas yang secara terus menerus dari reservoir
menyebabkan terjadi delitasi massa batuan di dalam bumi. Proses delitasi
massa ini dapat dikurangin dengan cara pengisian air kembali (recharge)
melalui proses alami berupa air hujan (natural recharge) ataupun proses
buatan melalui injeksi air.
Dalam menentukan letak panas bumi, dilakukan metode geofisika
dan juga geologi. Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Sistem Geothermal
Sistem geothermal merupakan keadaan dari suatu daerah yang mendukung
perambatan panas dari sumber panas (heat source) menuju manifestasi di
permukaan. Suatu sistem geothermal terdapat zona reservoir dengan bagian atas
terdapat clay cap. Clay cap sebagai penghambat panas bumi ke permukaan
memiliki karakteristik yang baik sebagai penutup reservoir dengan permeabilitas
yang rendah sehingga panas dari reservoir dapat terperangkap didalam reservoir.
Pada sistem geothermal terdapat zona recharge dapat berupa danau atau hutan
hujan yang dapat menjaga massa di dalam reservoir tetap stabil saat panas
dialirkan menuju permukaan.
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
patahan dan fracture merubah distribusi massa yang menyebabkan terjadi gempa
bumi.
Secara umum sistem geothermal dapat dibedakan menjadi dua tipe, yang
pertama tipe Vulkanik dan yang kedua tipe Hydrothermal (non-vulkanik). Sistem
geothermal vulkanik memiliki kandungan magmatik yang lebih banyak berupa
H2 S, HF, HCl dan SO 2. Kandungan pada sistem geothermal ini bersifat lebih asam
dengan ditunjukan adanya Sulfur mounds di permukaan hasil dari kondisi
magmatic fluid yang dominan. Sistem geothermal hydrothermal memiliki ciri
khas berupa kondisi meteroid fluid yang dominan . Potensi panas bumi di
Indonesia didominasi oleh sistem geothermal volkanik, hanya pada daerah
Sulawesi tengah, Papua Utara dan Kalimantan Utara yang merupakan sistem
gothermal non volkanik.
Ernest membagi parameter sistem geothermal menjadi dua bagian yaitu:
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
a. Adanya sumber panas bumi (pluton magma) yaitu larutan cair pijar
dengan suhu sekitar 10000 C.
b. Adanya batuan penudung (claycap) yang menahan hilangnya panas
yang berasal dari sumber panas,
c. Adanya batuan yang mempunyai porositas tinggi sehingga dapat
terbentuk uap karena arus konveksi.
d. Adanya struktur yang memungkinkan uap dapat mencapai permukaa
yaitu berupa rekahan atau patahan.
e. Curah hujan yang cukup untuk terbentuknya uap ( 3000-400
mm/tahun) (Sulasno 1990)
Daerah manifestasi goethermal yang telah dikembangkan pada umumnya terletak
pada daerah:
a. Sepanjang jajaran gunung api yang paralel dengan daerah seismik
aktif.
Merupakan jalur gunung api Sirkum Pasifik dan jalur Sirkum
Mediteran. Jalur Mediteran yaitu mebentang dari pantai barat
sumatera, pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara sampai Maluku.
Sedangkan jalur sirkum Pasifik yaitu membentang dari Filipina ke
Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya.
b. Di atas daerah penunjaman (subduction zone).
Dalam teroti lempeng, daerah reservoir panas bumi dikaitkan dengan
daerah subduksi lempeng samudera sekitar beberapa ratus km ke arah
darat dari trench yaitu batas dimana kulit bumi di daerah tersebut
mengalami rekahan akibat arus konveksi.
c. Sepanjang rekahan lempeng
Daerah rekahan akibat tensional stress yang umumnya terjadi di daerah
volkanik merupakan daerah fracture dan memiliki kaitan dengan
kemungkinan porositas yang tinggi pada daerah tersebut. Adanya
fluida yang mengisi rekahan batuan ini dapat merubah kecepatan
penjalaran gelombang seismik ketika melewati daerah tersebut
(Karyatama Jaya Abadi, 1986)
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
2 +
2 2
(2.1)
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
Dimana
2 +
(2.2)
(2.3)
(2.4)
(2.5)
(2.6)
(2.7)
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
10
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
11
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
12
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
13
dan
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
14
(2.8)
Jika nilai dan diketahui maka parameter yang tidak diketahui adalah .
Dengan menggunakan persamaan diatas maka jarak dapat ditentukan.
Metode grafis dapat diaplikasikan dengan cukup mudah untuk menentukan
lokasi gempa. Prinsip dasar dari metode grafis ini adalah dengan menggambarkan
lingkaran dengan radius pada masing masing lokasi seismometer. Perpotongan
ketiga lingkaran dengan tersebut merupakan lokasi dari fokus gempa yang
terjadi (Gambar 2.6)
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
15
Station 2
Station 1
Surface
Seismic Source
(2.9)
(2.10)
(2.11)
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
16
, , , , ,
(2.12)
TT merupakan travek time prediksi dari sumber gempa hingga terekam di stasiun
pengamatan,
Perkiraan arril time prediksi memenuhi persamaan
+ +
, , , , ,
(2.13)
(2.14)
Terlihat bahwa perubahan dari koordinat awal menunjukan hubungan yang liner.
Salah satu cara yang digunakan dengan iterasi yang membuat persamaan diatas
mendekati nilai
=
(2.15)
(2.16)
Kemudian kondisi matematis diats dapat di tulis dalam bentuk matriks sebagai
berikut
[
Dengan notasi
, serta nilai
[ ] =
]
[
(2.17)
]
koordinat prediksi sumber gempa yang tidak lain adalah solusi persamaan linier
tersebut. Dengan asumsi bawah matriks dapat dituliskan
[] . [ ] = [
[ ] = [] [
(2.18)
]
(2.19)
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
17
(2.30)
(2.31)
(2.32)
Waktu
Jumlah
Waktu
Waktu
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
18
Ketiga faktor tersebut menjadi penting untuk mendapatkan velocity model yang
sesuai dengan keadan bawah permukaan bumi. Adanya velocity model dapat
dilakukan dengan pengukuran petrofisika berupa pengambilan contoh batuan yang
kemudian diukur nilai porositas batuan tersebut, atau dapat dilakukan dengan
metode sonic log dan dapat dilakukan dengan data Preliminary Reference Earth
Model (PREM) yang dilakukan dari remote sensing.
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
19
BAB III
PENGOLAHAN DATA
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
20
Gambar 3.2 Raw data di stasiun MEQ1 selama satu bulan Juli 2016
Mengonversikan data ke format yang diinginkan (.suds) menggunakan
software SMARTOFFLINE.
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
21
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
22
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
23
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
24
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
25
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
26
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
27
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
28
Menentukan
Menentukan
Menentukan
Menentukan
wave weight
naik atau turun
amplitudo
akhir gelombang
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
30
3
.
4.1.2 Gempa Regional (Regional event)
>3
. Gempa regional
dapat berupa gempa yang diakibatkan oleh gerakan tektonik dalam skala besar.
Event Seismic
Local event
Regional Event
Number of event
40
30
29
20
10
23
8
0
Jun-16
Jul-16
Date
Gambar 4.2 Jumlah gempa yang terdeteksi pada bulan Juni dan Juli 2016
Pada Gambar 4.2 terlihat bahwa gempa regional lebih seringterjadi
dibandingkan dengan gempa mikro. Pada bulan Juni terdapat 2 gempa mikro dan
23 gempa regional, sementara pada bulan Juli terdapat 29 gempa regional dan 8
gempa mikro. Pada proses klasifikasi terjadinya gempa regional dilakukan proses
automatis dengan sebelumnya menentukan parameter parameter yang dimaksud
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
31
sebagai gempa regional. Pada gempa mikro dimasukan parameter waktu terjadi
gempa kurang dari 10 sekon dan magnitude gempa yang kurang dari 3 SR, seperti
yang dijelaskan pada Bab pengolahan data.
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
32
ARRIVAL TIME dan ditentukan jenis gelombang primer atau sekunder. Seperti
penjelasan pada bagian Single Event Determination (SED) diatas, dalam
menentukan residual observasi dan kalkulasi harus diusahakan mendekati nilai
terkecil untuk mendapatkan nilai residual minimum. Hal ini dapat dilihat pada
report diatas nilai O-C
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
33
Norting
Gambar 4.3 Hasil determinasi epicenter metode SED pada daerah lapangan
geothermal Bravo setelah dilakukan pemodelan kontur dengan
Surfer12
Proses hasil yang diinginkan dalam pengolahan data MEQ dengan metode
ini diharapkan memetakan zona lemah yang memiliki potensi terdapat aliran
fluida atau panas bumi. Hasil determinasi epicenter daerah lapangan geothermal
Bravo, disajikan sebagai gambar 4.3. Pada daerah ini terdapat hipocenter diduga
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
34
terdapat zona lemah berupa fracture, hal ini memerlukan data pendukung dari
metode geofisika, geologi dan geokimia.
Heard (Geosrvices 1985) menyatakan bahwa aktifitas hidrothermal akan
mengakibatkan melemahnya batuan sehinga menjadi rapuh dan mudah pecah.
Spencer (Geoservices 1985) menyatakan bahwa temperatur yang cukup tinggi
pada batuan berpori yang mengandung air akan mengakitbkan fase air menajdi
uap. Masuknya air tanah atau air hujan akan mempengaruhi uap air sehingga
dapat berubah fase menjadi air panas. Perubahan temperature yang cepat akan
diikuti perubahan bentuk sesaat sehingga terjadinya gempa karena pelepasan
energi. Hal ini berarti zona lemah yaitu daerah yang diduga menjadi reservoir
geothermal adalah daerah yang memiliki konsentrasi episenter yang cukup tinggi.
Eberhart philip dan Oppeheimer (1984) menyatakn bahwa zona produksi
uap dalam daerah panas bumi ditunjukan oleh konsentrasi hipocenter yang lebih
cepat dibandingkan petunjuka adanya reservoir geothermal. Daerah fracture ini
berhubungan erat dengan adanya sesar atau patahan setempat. Sesar ini dapat
bertindak sebagai jalur penyuplai fluida atau air bagi kelangsungan reservoir
geothermal.
Untuk mengetahui lokasi hipocenter secara vertical maka dilakukan proses slicing
untuk mendapatkan section pada lintasan tersebut.
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
35
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
36
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Perbedaan antara gelombang mikro dengan regional didasarkan selisih waktu
datang gelombang P dan S
3
.
3.2 Saran
Interpretasi yang lebih baik akan dapat dilakukan dengan menggunakan data
pendukung tambahan berupa data metode geofisika lainnya, data geologi dan
geokimia untuk mencari koorelasi antara hasil determinasi zona lemah berupa
hipocenter.
Hasil determinasi lokasi (x.y,z,t) dari metode SED dapat dilakukan pengolahan
lebih lanjut data dilakukan dengan menggunakan metode Double Difference dan
Join Double Difference untuk mendapatkan titik gempa yang sebenarnya.
Pemodelan velocity model yang digunakan sangat berpengaruh dengan terhadap
hasil determinasi akhir, sehingga diperlukan velocity model yang menggambarkan
keadaan geologi bawah permukaan.
Hasil data rekaman seismik pada penelitian ini terdapat beberapa stasiun data
pengukuran yang mengandung noise tinggi, hal ini dapat disebabkan kondisi alat
yang kurang baik atau terdapat noise disekitar pengukuran.
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
38
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
39
REFERENSI
Budi Sarjono, Imam. Penggunaan Gempa Mikro dalam Kaitannya dengan Daerah
Prospek Geothermal di Indonesia. Universitas Indonesia. Depok: 1991
Caffagni, Enrifo. Regional Seismicity: A Potential Pitfall for Identification of
Long-Period Lon-duration events. Library Society of Exploration
Geophysic: 2015
Daud, Yunus. Kuliah Ekplorasi Geothermal. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Indonesi. Depok: 2016
Gomberg, J. S., K. M. Shedlock, and S. W. Roecker, The effect of S-wave arrival
times on the accuracy of hypocenter estimation: Bulletin of the
Seismological Society of America, ( 1990). 16051628.
Tata Kerja Individu: Pengolahan Data Gempa Mikro. PT Pertamina Gothermal
Energy. Jakarta:2015
Karya Tama Jaya Abadi, PT. 1987. Laporan penelitian Gempa bumi mikro daerah
Gunung Wayang Windu Jawa Barat, Laporan Penelitian oleh Pertamina
Divisi Geothermal.
Lee, W.H.K and S.W Steawrd 1981. Principles And Applications Of
Microearthquake Networks. Yale University. Academic Press: 1981
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
40
LAMPIRAN
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
41
MEQ 1
MEQ 2
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
42
MEQ 3
MEQ 4
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
43
MEQ 5
MEQ 7
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
44
MEQ 8
Laporan Akhir Kerja Praktek | Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, FMIPA - UI
45