Tentang
(Sistem Kardiovaskuler )
Disusun oleh :
Jurusan : S1 Keperawatan
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mahluk hidup khususnya manusia memiliki bermacam-macam sistem jaringan dan organ
dalam tubuhnya. Sistem tersebut memiliki fungsi dan peranan serta manfaat tertentu bagi mahluk
hidup. Salah satu sistem yang ada pada mahluk hidup yaitu sistem kardiovaskuler. Fungsi utama
dari sistem kardiovaskuler adalah untuk memberi oksigen ke setiap sel tubuh. Sistem
kardivaskuler terdiri dari jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan
darah itu sendiri. Jantung adalah organ berongga, berotot, yang terletak di tengah toraks, dan
jantung menempati rongga antara paru-paru dan diafragma. Beratnya sekitar 300 g (10,6 oz).
Berat jantung di pengaruhi oleh usia, jenis kelamin, berat badan. Selain itu kebiasaan latihan
fisik dan penyakit jantung juga mempengaruhi berat dari jantung. Fungsi jantung adalah untuk
memompa darah ke jaringan, menyuplai oksigen dan zat nutrisi lain sambil mengangkut
karbondioksida dan sampah hasil metabolisme.
Sebenarnya terdapat dua pompa jantung, yang terletak disebelah kanan dan kiri. Keluaran
jantung kanan didistribusikan seluruhnya ke paru melalui arteri pulonali, dan keluaran jantung
kiri seluruhnya didistribusikan kebagian tubuh lain melalui aorta. Kedua pompa itu
menyemburkan darah secara bersamaan dengan kecepatan keluaran yang sama. Kerja
pemompaan jantung dijalankan oleh kontraksi dan relaksasi ritmik dinding otot. Selama
kontraksi otot (sistolik), kamar jantung menjadi lebih kecil karena darah disemburkan keluar.
Selama relaksasi otot dinding jantung (diastolik), kamar jantung akan terisi darah sebagai
persiapan untuk penyemburan berikutnya. Jantung dewasa normal berdetak sekitar 60-80 kali per
menit, menyemburkan sekitar 70mL darah dari kedua ventrikel per detakan, dan keluaran
totalnya sekitar 5 L/menit.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana fisiologi sistem peredaran darah manusia?
2. Apa saja anatomi sistem kardiovaskuler?
3. Bagaimana fisiologi sistem kardiovaskuler?
4. Bagaimana fisiologi sistem konduksi jantung?
C. Tujuan
1. Mengetahui fisiologi sistem peredaran darah manusia
2. Mengetahui anatomi sistem kardiovaskuler
3. Mengetahui fisiologi sistem kardiovaskuler
4. Mengetahui fisiologi sistem konduksi jantung
D. Manfaat
Kami mengharapkan makalah ini dapat menjadi wawasan pengetahuan bagi pembaca dan
juga khususnya bagi mahasiswa akademi keperawatan terutama dalam memahami materi tentang
Sistem Kardiovaskuler.
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, kami memperoleh materi dari beberapa sumber yaitu
buku-buku yang terkait dengan materi Sistem Kardiovaskuler.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fisiologi Sistem Peredaran Darah Manusia
Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran darah,
pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. Peredaran darah manusia merupakan peredaran
darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah dan
darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah
ganda, yaitu
a. Peredaran darah besar (sistemik)
Peredaran darah sistemik adalah peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari
ventrikel sinistra lalu diedarkan keseluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan
karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena
menuju atrium dextra.
b. Peredaran darah kecil (pulmonal)
Peredaran darah pulmonal adalah peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-
paru dan kembali lagi ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari ventrikel dextra dialirkan
ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolis darah tersebut bertukar dengan darah yang
kaya oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis.
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi
memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh
(bagian dari homeostasis). Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka,
dan sistem peredaran darah tertutup.
a. Sistem Peredaran Darah Terbuka
Sistem peredaran darah terbuka artinya dalam peredarannya, darah dan cairan lainnya tidak
selamanya beredar atau berada di dalam pembuluh darah. Darah menuju jaringan tanpa melalui
pembuluh. Pada saat tertentu darah meniggalkan pembuluh darah dan langsung beredar dalam
rongga-rongga tubuh dan akhirnya kembali lagi ke dalam tubuh. Sistem peredaran darah terbuka
terdiri-dari jantung yang merupakan pusat peredaran darah, sejumlah sinus (rongga) dan
sejumlah arteri. Jantung terletak dibagian tengah belakang dada, berdinding otot tebal, berbentuk
sadel atau tabung yang terbungkus oleh perikardium. Arteri merupakan saluran yang berasal dari
jantung, mempunyai valve(katub-katub) yang mencegah darah masuk kembali ke jantung.
Pada sistem peredaran darah terbuka, terdapat empat jenis arteri berikut:
1).Arteri Optalmik (mata)
2).Dua arteri antena
3) Dua arteri hati
4) Arteri dorsal abdominalis
b. Sistem Peredaran Darah Tertutup
Peredaran darah tertutup adalah sirkulasi darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh pembuluh
darah. Pada sistem peredaran darah lni. Darah diedarkan melewati arteri dan kembali ke jantung
melewati vena. Contoh cacing tanah (Lumbricus terrestris). Pada cacing tanah, sistem
peredarannya terdiri dari cairan darah, beberapa pembuluh darah, dan jantung sebagai pusat
peredaran. Darah cacing tanah terdiri atas plasma darah dan benda darah. Darah cacing tanah
berwarna merah disebabkan oleh adanva hemoglobin yang larut dalam plasma darah. Jantung
dan saluran darahnva memiliki katup sehingga darah tidak mengalir kembali ke jantung. Aliran
darah disebabkan oleh kontraksi lengkung jantung. Jantung memompa darah dari saluran darah
dorsal ke saluran darah ventral kemudlian ke seluruh tubuh. Pertukaran gas terjadi di jaringan-
jaringan tubuh, Dari seluruh tubuh, darah menuju bagian dorsal tubuh, darah menuju bagian
dorsal tubuh. Dari bagian dorsal tubuh darah kembali ke jantung. Sistem peredaran darah, yang
merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem
kardiovaskuler) dibentuk.
Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel
dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.
1) Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah yang
berlawanan.
2) Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari
saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan
kebutuhan mereka, diproses atau disimpan. Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah
(seperti urea atau asam urat) yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi
(ginjal dan usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan
bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.
Jantung merupakan sistem elektromekanikal dimana signal untuk kontraksi otot jantung
timbul akibat penyebaran arus listrik di sepanjang otot jantung.
Konsep automaticity mempunyai karakteristik berikut:
1. Sel jantung memiliki fungsi mekanik dan elektrik serta terdiri dari filamen-filamen kontraktil
yang jika terstimulasi akan saling berinteraksi sehingga sel miokard akan berkontraksi.
2. Kontraksi sel otot jantung yang berhubungan dengan perubahan muatan listrik disebut
depolarisasi dan pengembalian muatan listrik disebut repolarisasi. Rangkaian proses ini disebut
potensial aksi.
3. Sel miokard bersifat depolarisasi spontan, yang berfungsi sebagai back up sel pacu jantung jika
terjadi disfungsi nodal sinus atau kegagalan propagasi depolarisasi dengan manifestasi klinis
berupa aritmia.
Sistem konduksi terdiri dari sel otot jantung yang memiliki sifat unik, terdiri dari:
1. Nodal Sinoatrial (SA)
a. Nodal SA merupakan sekumpulan sel yang terletak di bagian sudut kanan atas atrium kanan
dengan ukuran panjang 10-20 mm dan lebar 2-3 mm serta merupakan pacemaker jantung.
b. Nodal SA mengatur ritme jantung (60-100x/menit) dengan mempertahankan kecepatan
depolarisasi serta mengawali siklus jantung ditandai dengan sistol atrium.
c. Impuls dari nodal SA mentebar pertama sekali ke atrium kanan lalu ke atrium kiri (melalui
berkas Bachman) yang selanjutnya di teruskan ke nodal atrioventrikular (AV) melalui traktus
internodal.
2. Nodal Atrioventrikular (AV)
a. Nodal AV terletak dekat septum interatrial bagian bawah, di atas sinus koronarius dan dibelakang
katup trikuspid yang berfungsi memperlambat kecepatan konduksi sehingga memberi
kesempatan atrium mengisi ventrikel sebelum sistol ventrikel serta melindungi ventrikel dari
stimulasi berlebihan atrium seperti pada fibrilasi atrial.
b. Nodal AV menghasilkan impuls 40-60x/menit dan kecepatan konduksi 0,05 meter/detik.
c. Impuls dari nodal AV akan diteruskan ke berkas His.
3. Sistem His-Purkinje
a. Berkas His terbagi atas berkas kanan dan kiri.
Berkas His kiri terbagi menjadi berkas anterior kiri, posterior dan septal.
b. Berkas kanan menyebabkan impuls listrik ke ventrikel kanan, sedangkan berkas kiri
menyebarkan impuls ke septum inter-ventrikel dan ventrikel kiri dengan kecepatan konduksi 2
meter/detik.
c. Berkas-berkas tersebut bercabang menjadi cabang-cabaang kecil atau serabut purkinje yang
tersebar mulai dari septum interventrikel sampai ke muskulus papilaris dan menghasilkan impuls
20-40x/menit dengan kecepatan konduksi 4 meter/detik.
d. Impuls listrik menyebar mulai dari endokardium ke miokardium dan terakhir mencapai
epikardium, yang selanjutnya otot jantung akan bergerak (twisting) dan memompa darah keluar
dari ruang ventrikel ke pembuluh darah arteri.
Fase potensial aksi jantung
1. Fase 0:
Depolarisasi cepat (fase sodium channel): terjadi pemasukan cepat Na+ dari luar sel ke dalam sel
melalui saluran Na+ Ion K+ bergerak ke luar sel dan Ca++ bergerak lambat masuk ke dalam sel
melalui saluran Ca++. Sel akan terdepolarisasi dan dimulailah kontraksi jantung ditandai dengan
kompleks QRS pada elektrokardiogram (EKG). Selanjutnya terjadi repolarisasi segera yang
terdiri dari 3 fase (fase 1,2 dan 3).
2. Fase 1:
Repolarisasi dini: saluran Na+ akan menutup sebagian sehingga memperlambat aliran Na+ ke
dalam sel. Pada saat bersamaan, Cl- masuk ke dalam sel dam K+ keluar melalui saluran K+.
Alhasil terjadi penurunan jumlah ion positif dalam sel yang menimbulkan gelombang defleksi
negatif kecil pada kurva potensial aksi.
3. Fase 2:
Fase plateau: Terjadi pemasukan lambat Ca++ ke dalam sel melalui saluran Ca++ Ion K+ terus
keluar dari sel melalui saluran K+. Fase ini ditandai dengan segmen ST pada EKG.
4. Fase 3:
Repolarisasi cepat akhir: Terjadi downslope potensial aksi, dimana K+ bergerak cepat keluar sel.
Saluran Ca++ dan Na+ tertutup sehingga Ca++ dan Na+ tidak bisa masuk ke dalam sel.
Pengeluaran cepat K+ menyebabkan suasana elektrik di dalam sel menjadi negatif. Hal ini
menjelaskan terjadi gelombang T (repolarisasi ventrikel) pada EKG. Jika saluran K+ dihambat,
terjadi pemanjangan potensial aksi.
5. Fase 4:
Resting membrane potential: kembali pada keadaan istirahat, Na+ dijumpai banyak di dalam sel
serta K+ banyak diluar sel. Pompa Na+K+ akan diaktivasi untuk mengeluarkan Na+ dan
memasukkan K+ ke dalam sel. Jantung mengalami polarisasi ( siap untuk stimulus berikutnya).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran
darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. Peredaran darah manusia merupakan
peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan keseluruh tubuh melalui pembuluh
darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai
peredaran darah ganda. Peredaran darah sistemik adalah peredaran darah yang mengalirkan
darah yang kaya oksigen dari ventrikel sinistra lalu diedarkan keseluruh jaringan tubuh. Oksigen
bertukar dengan karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa
melalui vena menuju atrium dextra. Peredaran darah pulmonal adalah peredaran darah yang
mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali lagi ke jantung. Darah yang kaya
karbondioksida dari ventrikel dextra dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolis
darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke
atrium sinistra melalui vena pulmonalis.
Sedangkan sistem konduksi jantung dimana aktivitas listrik dari jantung merupakan
akibat dari perubahan pada permiabelitas membran sel, yang memungkinkan pergerakan ion-ion.
Dengan masuknya ion-ion tersebut maka muatan listrik sepanjang membran itu mengalami
perubahan relative. Ada tiga ion yang mempunyai fungsi penting sekali dalam elektrofisiologi
sel, yaitu : kalium, natrium dan kalsium. Adalah kation intrasel yang dominan sedangkan
konsentrasi Na dan Ca tertinggi pada lingkungan ekstrasel. Membran sel otot jantung pada
keadaan istirahat berada dalam keadaan polarisasi, dengan bagian luar berpotensi positif
dibandingkan bagian dalam selisih potensial ini disebut potensial membrane. Bila membran otot
jantung dirangsang, sifat permeabel berubah sehingga ion Na masuk ke dalam sel, yang
menyebabkan potensial membrane. Perubahan potensial membran karena stimulasi ini disebut
depolarisasi. Setelah proses depolarisasi selesai, maka potensial membran kembali mencapai
keadaan semula yaitu proses repolarisasi.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa yang kami tulis masih banyak
kesalahan, baik dari isi materi dan cara penulisan. Oleh karena itu, penulis mengharapankan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga makalah ini dapat
menjadi wawasan pengetahuan bagi pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Suddarth, (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta, Buku Kedokteran EGC.
https://tiahafizah.wordpress.com/2014/01/30/makalah-sistem-peredaran-darah/ diakses pada
tanggal 28 September 2015
https://chellious.wordpress.com/2011/03/06/elektrofisiologi-dan-sistem-konduksi-jantung/
diakses pada tanggal 28 September 2015