AIDS/HIV
A. Penggunaan narkoba suntikan
Orang biasanya mengasosiasikan penyalahgunaan narkoba dan HIV/AIDS
dengan penggunaan narkoba suntikan dan jarum berbagi. Penggunaan
narkoba sutikan mengacu pada ketika obat di suntikan ke dalam jaringan
atau vena dengan jarum. Ketika pengguna narkoba suntikan barbagi
peralatan seperti jarum, jarum suntik, dan perlengkapan injeksi obat, HIV
dapat di tularkan di antara pengguna. Infeksi lain-seperti hepatitis c juga
dapat menyebar dengan cara ini. Hepatitis c dapat menyebabkan penyakit
hati dan kerusakan hati permanen. penyalahgunaan narkoba dengan metode
apapun (bukan hanya injeksi) dapat membuat seorang beresiko tertular HIV.
Saat ini mengenai bahaya narkoba khususnya melalui jarum suntik selalu di
sisipi dengan informasi bahaya HIV/AIDS. Penyakit yang melemahkan daya
tahan tubuh penderita ini akan membuar individu menjadi rentan terhadap
serangan penyakit lainnya. Tubuh orang yang terinfeksi menjadi media atau
sarang penyakit, bahkan yang ringan sekalipun. Infeksi biasa seperti
influenza pada pasien dengan HIV/AIDS akan menjadi parah karena yang
bersangkutan tidak memiliki proteksi di dalam tubuhnya.
Kembli ke masalah penularan HIV melalui jarum suntik narkoba, pengguna
harus benar-benar di berikan pengawasan ketat oleh pihak lain mengingat
pada saat memakai jarum suntik, biasanya pengguna sudah dalam keadaan
sakau atau kesadarannya melemah sehingga mereka tidak sadar bahwa
sedang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama. Jika di dalam
sebuah komunitas pemakai narkoba di temukan kasus AIDS, maka harus
segera di bina dan di berikan penyuluhan supaya tidak menyular penyakitnya
kepada pengguna lain.
Demikian erat hubungan narkoba dan HIV untuk itu butuh penanganan yang
serius khususnya bagi para pengguna narkoba dan kelompok yang rentan
terhadap terjadinya penyalahgunaan obat. Penanganan dapat secara
langsung kepada yang sudah terkena ataupun pencegahan melalui berbagai
penyuluhan dan edukasi.