Anda di halaman 1dari 12

TUGAS AGAMA

Pembentukan Akhlak dan Etika Menurut Agama


Hindu serta Hubungan Agama Hindu dengan
Kesehatan

Nama Anggota Kelompok 3 :

1 Ni Kadek Ariyastuti
(P07120214007)
2 I Nyoman Sugiharta Dana
(P07120214008)
3 Ni Made Ayu Lisna Pratiwi
(P07120214009)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


2014/2015

BAB

A. PENDAHULUAN

1. KONSEP-KONSEP KUNCI
2. PETUNJUK
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Tujuan Pembelajaran Umum.
b. Tujuan Pembelajaran Khusus.

B. PENYAJIAN MATERI.

C. TUGAS DAN LATIHAN

D. PENUTUP

1. RANGKUMAN
2. TES AKHIR BAB.
a. Soal
b. Kunci Jawaban

E. DAFTAR PUSTAKA.

BAB I

2
A. Latar Belakang Masalah

Agama merupakan wadah dari suatu keyakinan. Dalam suatu Negara Agama
sangatlah penting karena agama memiliki peran sebagai pemandu dalam upaya
mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari
peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi
agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang
ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, di lembaga
pendidikan formal maupun nonformal. Semua mahluk dan tidak terkecuali setiap
manusia diberikan pengetahuan yang luar biasa oleh yang Maha Kuasa akan
tetapi bila tanpa pengetahuan agama, semua yang ia peroleh tidak akan mencapai
hasil yang maksimal. Seperti yang dikatakan Albert Einstein agama tanpa ilmu
buta, ilmu tanpa agama lumpuh. Keduanya berikatan dan terkait satu sama lain,
aturan, hidup, ilmu, kesehatan, semua berhubungan dengan agama, khususnya
Agama Hindu yang ajaran sucinya terhimpun dalam kitab suci weda yang banyak
mengajarkan manusia mengenai dharma dan kebenaran etika serta keperibadian.
Dalam ajaran agama Hindu, belajar mengenai weda tidak pernah ada
habisnya. Dalam pengklasifikasiannya, weda dibagi menjadi 4 yaitu reg weda,
sama weda, yayur weda, dan atharwa weda. Di dalamnya terdapat kaidah-kaidah
mengenai yadnya, spiritual, lagu pujaan, mantra. Didalamnya lagi, terdapat aturan
mengenai etika, kesehatan, akhlak mulia dan masih banyak lagi. Untuk itu,
sebagai calon professional kesehatan kita perlu memperdalam lagi mengenai
pembentukan akhlak, etika berdasarkan agama hindu, serta hubungan agama
hindu dengan kesehatan. Sehingga, penting bagi penulis untuk membuat karya
tulis ini yang berjudul Pembentukan Akhlak dan Etika Menurut Agama Hindu
serta Hubungan Agama Hindu dengan Kesehatan

1. Konsep Kunci
a. Definisi etika

3
b. Definisi kesehatan
c. Hubungan Agama Hindu dengan kesehatan

2. Petunjuk
a. Pelajari pokok bahasan mengani Pembentukan Akhlak dan Etika
Menurut Agama Hindu dengan tekun dan disiplin.
b. Penyajian setiap bab meliputi: judul bab dan konsep-konsep kunci,
petunjuk, kerangka isi, tujuan pembelajaran umum, tujuan
pembelajaran khusus, paparan materi, tugas dan latihan,
rangkuman, dan soal-soal akhir bab yang disertai dengan kunci
jawaban.
c. Dalam uraian materi terdapat test sambil jalan. Test ini dapat
menjadi tuntunan pembaca dalam memahami uraian bahan ajar
bagian demi bagian.
d. Kerjakan soal-soal latihan dan soal akhir bab dengan tekun dan
disiplin.
e. Bacalah sumber-sumber pendukung untuk memperdalam
pengetahuan dan wawasan anda.
f. Ikuti turutan penyajian setiap bab tahap demi tahap.
g. Selamat belajar, semoga sukses.
3. Tujuan
a. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami pembentukan akhlak dan etika menurut
Agama Hindu dan hubungan Agama Hindu dengan kesehatan
b. Tujuan Khusus Pembelajaran
Mahasiswa mampu :

a. Memahami definisi etika menurut agama Hindu


b. Memahami hubungan etika agama Hindu dengan kesehatan
c. Menjelaskan definisi kesehatan
d. Menjelaskan hubungan Agama Hindu dengan kesehatan

B. Penyajian Materi
a. Definisi etika
Kata etika berasal dari perkataan Yunani, yaitu dari kata ethos atau la ethos
yang berarti kebiasaan atau adat. Ilmu pengetahuan ini tidak membahas

4
kebiasaaan yang semata-mata berdasarkan tata adat, melainkan membahas adat
yang berdasarkan sifat-sifat dasar dan bersandar atas inti sari kemanusiaan, ialah
suatu adat-istadat yang berhubungan dengan pengertian kesusilaan (Moral). Etika
dinyatakan dengan Bahasa Indonesia dengan tepat oleh perkataan KESUSILAAN
atau TATA SUSILA.Perkataan kesusilaan terdiri atas kata su (baik) dan sila
(dasar). Dalam perkataan su tersimpul pengertian baik sedangkan kata sila
mengandung arti norma/kaidah,perintah,sopan-santun,sikap,serta kelakuan. Dari
uraian ini dapatlah disimpulkan bahwa dalam perkataan kesusilaan terkandung
pengertian. Pertama, norma dan menerangkan bahwa norma itu baik. Kedua
menunjukkan sikap terhadap semua norma itu dan menegaskan bahwa kelakuan
harus sesuai dengan norma atau perintah agama. Titik peninjauannya adalah
tentang kebaikan atau keburukan, keharusan dan kebajikan serta pahalanya.
Etika merupakan ilmu pengetahuan normatif dan praktis, yang dibagi
menjadi etika umum dan etika khusus, yang tergambar pada tingkah laku manusia.
Pertama manusia dipandang sebagai pribadi perseorangan, sesudah itu sebagai
makhluk sosial. Yang sangat penting bagi etika ialah adanya Tuhan, kebebasan
kehendak dan keabadianAtman (Adia Wiratmadja,1975:5)
Dalam hal ini maka etika dalam agama Hindu dikatakan sebagai ilmu yang
mempelajari tata nilai, tentang baik dan buruknya suatu perbuatan manusia,
mengenai apa yang harus dikerjakan dan apa yang harus ditinggalkan, sehingga
dengan demikian akan tercipta kehidupan yang rukun dan damai dalam kehidupan
manusia. Pada dasarnya etika merupakan rasa cinta kasih, rasa kasih sayang,
dimana seseorang yang menjalani dan melaksanakan etika itu karena ia mencintai
dirinya sendiri dan menghargai orang lain. Etika menjadikan kehidupan
masyarakat menjadi harmonis, karena saling menjunjung tinggi rasa saling
menghargai antar sesama dan saling tolong menolong. Dengan etika akan
membina masyarakat untuk menjadi anggota keluarga dan anggota masyarakat
yang baik, menjadi warga negara yang mulia.
Etika agama Hindu pada dasarnya mengajarkan aturan tingkah laku yang
baik dan mulia. Dengan adanya pedoman tersebut diharapkan seluruh umat hidup
dapat menjalani serta memahami secara baik dan benar. Kerangka dasar etika
dalam Hindu Dharma antara lain:

5
I. Tri Kaya Parisuda
Tri Kaya Parisuda berasal dari kata tri artinya tiga, kaya berarti tingkah laku dan
parisuda mulia atau bersih. Tri Kaya Parisuda dengan demikian berarti tiga
tingkah laku yang mulia (baik).1[8]
Adapun tiga tingkah laku yang baik termaksud adalah:
1. Manacika (berpikir yang baik dan suci). Seseorang dapat dikatakan
manacika apabila ia:
A. Tidak menginginkan sesuatu yang tidak halal.
B. Tidak berpikir buruk terhadap sesama manusia atau mahluk lainnya.
C. Yakin dan percaya terhadap hukum karma.
2. Wacika (berkata yang baik dan benar). Seseorang dapat dinyatakan sebagai
wacika, apabila ia:
A. Tidak mencaci maki orang lain.
B. Tidak berkata-kata yang kasar kepada orang lain.
C. Tidak memfitnah atau mengadu domba
D. Tidak ingkar janji.
3. Kayika (berbuat yang baik dan jujur). Seseorang dapat dikatakan kayika,
manakala ia:
A. Tidak menyiksa, menyakiti atau membunuh.
B. Tidak berbuat curang, mencuri atau merampok.
C. Tidak berzina

b.Definisi kesehatan
Menurut Charanjit Ghooi, untuk mengerti kesehatan, seseorang harus
mengetahui definisi dari kesehatan. Kesehatan adalah kondisi nomal manusia,
hidup sesuai dengan hukum alam untuk menjaga tubuh, pikiran dan jiwa serta
lingkungan. Manusia harus sehat secara fisikal, mental, emosional, secara social
dan spiritual dan bukan hanya semata bebas dari penyakit. Di dalam ajaran agama
hindu, ilmu mengenai kesehatan dan pengobatan banyak diatur dalam kitab suuci
weda, tepatnya di dalam ayurveda.
c.Hubungan Agama Hindu dengan kesehatan

6
Kata Ayurveda tersusun dari dua suku kata, yaitu Ayu dan Veda, yang secara
harfiah berarti Ilmu tentang umur, sehingga Ayurveda dapat dikatakan sebagai
ilmu yang mengajarkan tentang kesehatan individu dan teknik-teknik
menyembuhkan penyakit, sehingga diharapkan kualitas hidup dan batas usia
seseorang akan menjadi lebih baik. Beberapa sejarahwan Barat mengatakan
bahwa Ayurveda setidaknya telah ada 1500 SM, bahkan beberapa diantaranya
meyakini angka yang lebih tua lagi, yaitu 3000 SM. Sehingga semua pakar sejarah
dan arkeolog meyakini bahwa Ayurveda merupakan buku medis tertua di dunia.
Mereka meyakini Dhanvantari dan Divodasa (Raja Kasi) sebagai pelopor
pengembangan teknik pengobatan Ayurveda.
Di dalam ayurweda, penyakit dalam tubuh manusia diyakini disebabkan pula
oleh papa-karma atau dosa yang dilakukan di kehidupan masa lalu. Hal ini
ditegaskan dalam salah satu sloka yang menyebutkan: Suatu dosa yang dilakukan
di kehidupan masa lalu dapat memberikan masalah dalam bentuk penyakit dalam
kehidupan sekarang. Upaya menyembuhkan penyakit akibat papa-karma dapat
dilakukan melalui Yadnya/korban suci, Japa, Homa/Agni Hotra, dan Pudja serta
diikuti dengan kayachikitsa (konsumsi obat-obatan herbal).
Berkenaan dengan kayachikitsa, dikenal juga istilah yukti-vyapasraya, yaitu
upaya membasmi virus, bakteri dan senyawa patogen lainnya dalam tubuh dengan
menggunakan bahan-bahan herbal yang komposisinya harus disesuaikan dengan
kondisi tubuh pasien, cuaca, lingkungan dan waktu pemberian ramuan. Hanya
saja teknik ini tidak semuanya ditujukan untuk mengobati secara langsung,
melainkan beberapa diantaranya hanya untuk menekan gejala dan rasa sakit. Sakit
kepala migrain, hipertensi, diabetes dan asma adalah beberapa contoh penyakit
yang ditangani dengan yukti-vyapasraya dan bertujuan hanya menahan rasa sakit
dan gejalanya saja. Untuk penyakit seperti ini, termasuk kanker dan AIDS harus
dibarengi dengan teknik Ayurveda yang lainnya.
Dikatakan bahwa meredupnya unsur Agni di dalam tubuh akan menurunkan
resistensi kita terhadap penyakit. AIDS adalah salah satu penyakit yang paling
ditakuti yang menyebabkan meredupnya unsur Agni ini. Sehingga untuk
mengobati AIDS, Ayurveda memberikan teknik untuk mengembalikan unsur Agni
seperti sedia kala dengan melalui latihan Yoga, Naturopathy dan Panchakarma.

7
Berkaitan dengan tindakan operasi (Shalyachikitsa), dalam The Book of Origins,
karya Trevor Homer, Penguin Books, London, 2007 disebutkan bahwa pada
milenium pertama sebelum masehi pendarahan pada hidung sangat lazim terjadi
karena kasus pemotongan hidung tawanan pada saat peperangan. Dan sekitar
tahun 500 SM, dikatakan Sushruta dari India dengan teknik Ayurveda berhasil
mengadakan rhinoplasty atau operasi mengembalikan bentuk hidung. Sushruta
menjelaskan potongan kulit dari kepala dapat tumbuh di bekas luka hidung yang
terpotong.
Selain keterkaitan agama hindu dengan kesehatan seperti yang dijelaskan
di atas, masih ada contoh aplikasi atau penerapannya maupun teori-teori kesehatan
yang secara jelas dapat diketahui bahwa hubungan antara agama hindu dengaan
kesehatan sangatlah erat, karena di dalam agama hindu teknik pengobatan dan
ilmu kesehatan diatur jelas dalam weda yang termuat dalam kitab suci Ayurveda.
D.PENUTUP
1. Rangkuman
2. Soal Akhir Bab
1. Etika berasal dari bahasa
a. Belanda
b. Yunani
c. Australia
d. Jerman
e. Austria
2. Sebutkanlah salah satu pengertian etika
a. Etika adalah adat istiadat
b. Etika adalah moral
c. Etika adalah tingkah laku yang baik dan mulia
d. Etika adalah kesusilaan
e. Etika adalah tata susila

3. Tiga kerangka dasar etika dalam Agama Hindu disebut


a. Tri Mala
b. Tri Hita Karana

8
c. Tri Kaya Parisudha
d. Tri Warga
e. Tri Kona
4. Tidak melakukan pembunuhan dalam Agama Hindu disebut
a. Himsa karma
b. Ahimsa
c. Anresangsia
d. Agamais
e. asteya
5. Perbuatan himsa karma dilakukan oleh agama hindu, kecuali :
a. Untuk yadnya
b. Untuk suguhan kepada tamu
c. Bersenang-senang
d. Untuk persembahan upakara
e. Untuk sarana rsi bhojana
6. Pembunuhan dalam Agama Hindu dibenarkan, pembunuhan ini disebut
dengan istilah :
a. Dharma Wighata
b. Dharma Sentosa
c. Dharma Kria
d. Dharma Agama
e. Dharma Negara
7. Kitab suci yang membahas tentang kesehatan dalam kitab suci weda
disebut
a. ..
b. ..
c. ..
d. ..
e. ..
8. Dalam Agama Hindu bahwa penyakit dalam tubuh manusia
disebabkan oleh
a. Depresi

9
b. ..
c. ..
d. ..
e. Karma Phala
9. Bagaimanakah cara pencegahan penyakit AIDS dalam Agama Hindu..
a. ..
b. ..
c. ..
d. ..
e. ..
10. Dalam kitab kayachikista disebutkan bahwa obat-obatan herbal itu
adalah
a. ..
b. ..
c. ..
d. ..
e. ..

10
E. DAFTAR PUSTAKA

Bertens, K. Etika. Jakarta: Gramedia, 2004.

G. Pudja, dan Tjokorda Rai Sudharta 2004 Manava Dharmasastra atau Veda
Smrti. Surabaya: Paramita,

Pudja, Gede.1984. Agama Hindu. Mayasari: Jakarta.

http://ngarayana.web.ugm.ac.id/2010/02/ayurveda-ilmu-kedokteran-veda/, diakses
tanggal 30 Agustus 2014 pukul: 10.12 wita

http://fpmhdunud28.blogspot.com/2013/03/pembentukan-karakter-melalui-
pendidikan.html, diakses tanggal 30 agustus 2014, pukul: 10.36 wita

http://masykuri.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/11/4_Akhlak.pdf diakses tanggal 13


September 2014 pukul 07.30 wita

11
12

Anda mungkin juga menyukai