Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Peran Agama, Moral, Etika dalam Pelayanan Keperawatan dan Kesehatan


Dosen Pengampu : Ibu Lulut Handayani, S.Kep., Ns., M.Kes

Disusun Oleh :

1. Indriawan Junia Inesa P1337420523014


2. Arifa Nasywa Indraswari P1337420523040
3. Putu Alya Yoa Oktaviana P1337420523084
4. Wizda Wahyu Aryadinata P1337420523097
5. Yustin Diana Hesti P1337420523130

PRODI DIII KEPERAWATAN MAGELANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat dan rahmat-Nya kepada kami, sehingga memudahkan kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa kami panjatkan shalawat dan salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya ke jalan
yang baik.

Manusia adalah makhluk yang tidak luput dari kesalahan, tidak ada kata lain
yang dapat kami sampaikan selain mohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi penulisan maupun isi. Kritik
dan saran dari seluruh pembaca sangat kami butuhkan guna melakukan perubahan
demi penulisan makalah selanjutnya.

Magelang, 28 Januari 2024

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Pengertian Agama, Moral, dan Etika..............................................................................2
B. Pengertian Agama, Moral, dan Norma Menurut para Ahli.............................................3
C. Peran Agama, Moral, dan Etika dalam Pelayanan Keperawatan dan Kesehatan............5
D. Hubungan dari Agama, Moral, dan Etika dalam Pelayanan Keperawatan dan
Kesehatan...............................................................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya, dalam menjalankan proses keperawatan kita tidak bisa jauh dari hal
hal dasar yang berada di lingkungan kita. Hal hal dasar tersebut tidak bisa diabaikan
begitu saja karena sangat berpengaruh dalam menjalankan proses keperawatan. Hal dasar
tersebut yaitu agama, moral, dan etika.
Saat kita melakukan proses keperawatan kita harus melakukannya berdasarkan agama
sebagai tiang atau dasar dalam melakukan proses keperawatan. Begitu juga dengan moral,
kita harus senantiasa berbuat baik dan melakukan pelayanan dengan sepenuh hati kepada
pasien. Etika juga sangat penting karena perbuatan kita sangat berpengaruh terhadap
proses keperawatan terhadap pasien.

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan agama, moral, dan etika?


b. Apa yang dimaksud dengan agama, moral, dan norma menurut para ahli?
c. Apa saja peran agama, moral, dan etika dalam pelayanan keperawatan dan
Kesehatan?
d. Apa hubungan dari agama, moral, dan etika dalam pelayanan keperawatan dan
Kesehatan?

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian agama, moral, dan etika?


b. Untuk mengetahui pengertian agama, moral, dan norma menurut para ahli?
c. Untuk mengetahui peran agama, moral, dan etika dalam pelayanan keperawatan
dan Kesehatan?
d. Untuk mengetahui hubungan dari agama, moral, dan etika dalam pelayanan
keperawatan dan Kesehatan?

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama, Moral, dan Etika

1. Pengertian agama

Agama adalah suatu fenomena yang selalu hadir dalam sejarah umat manusia,
bahkan dapat dikatakan bahwa sejak manusia ada, fenomena agama telah hadir.
Walaupun demikian, tidaklah mudah untuk mendefinisikan apa itu agama.

Mengapa? Pertama, karena pengalaman manusia tentang agama sangat


bervariasi, mulai dengan yang paling sederhana seperti dalam agama animisme
/dinamisme sampai ke agama-agama politeisme dan monoteisme. Agama juaga
termasuk sistem kepercayaan, praktik, dan pandangan hidup yang digunakan oleh
orang untuk mengarahkan hubungan mereka dengan dunia dan makhluk lain, dan
untuk menemukan makna dan tujuan hidup mereka. Agama dapat mencakup berbagai
macam kepercayaan dan praktik, termasuk kepercayaan tentang keberadaan Tuhan
atau kekuatan yang lebih tinggi, praktik ritual, dan ajaran moral.

Dalam agama setiap aspek kehidupan selalu di atur baik itu hal-hal besar
seperti beribadah, pola makanan yang sehat, berpuasa, pekerjaan sampai pada hal-hal
yang kecil dalam kehidupan sehari-hari seperti berpakaian, memakai sandal, keluar
rumah dan lain-lain. Dan dalam islam mempersilahkan manusia dengan
kecerdasannya untuk mengembangkan sains dan teknologi.

Disini agama memiliki tujuan utama yaitu, memelihara dan mengembangkan


kehidupan yang sejahtera di dunia dan akhirat. Secara global, agama mewajibkan
manusia untuk berbuat kebaikan dan menghindari hal-hal yang dilarang oleh agama,
termasuk masalah kesehatan. Sehat badannya sebagai cerminan dari sehat jasmani,
damai di hatinya sebagai cerminan dari sehat rohani dan punya makanan untuk sehari-
harinya sebagai cerminan dari sehat sosial. Dari sini dapat dipahami bahwa sehat
bukan dalam kondisi stabil antara aspek jasmani rohani sosial dan lingkungan.

Dari berbagai ulasan di atas, kita tahu bahwa kesehatan adalah rahmat yang
istimewa yang diberikan Tuhan kepada kita dan upaya-upaya yang berkaitan dengan
pemeliharaan kesehatan mengandung nilai ibadah dan manfaat bagi diri sendiri
masyarakat dan lingkungan. Sebagai calon tenaga kesehatan berfikir akan pentingnya
kesehatan dalam kehidupan serta kesehatan itu juga bermanfaat dalam agama dan
menjaga kesehatan itu lebih baik dari pada mengobati setelah sakit.

2. Pengertian moral

v
Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa
Latin,bentuk jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia moral diartikan sebagai akhlak, budi
pekerti, atau susila. Secara terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian
moral, yang dari segi substantif materiilnya tidak ada perbedaan, akan tetapi
bentuk formalnya berbeda.

Moral sebagai perangkat ide-ide tentang tingkah laku hidup, dengan


warna dasar tertentu yang dipegang oleh sekelompok manusia di dalam
lingkungan tertentu. Moral adalah ajaran tentang laku hidup yang baik
berdasarkan pandangan hidup atau agama tertentu. Moral sebagai tingkah laku
hidup manusia, yang mendasarkan pada kesadaran, bahwa ia terikat oleh
keharusan untuk mencapai yang baik , sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku dalam lingkungannya.

Kata moral juga sering disinonimkan dengan etika, yang berasal dari
kata ethos dalam bahasa Yunani Kuno, yang berarti kebiasaan, adat, akhlak,
watak, perasaan, sikap, atau cara berfikir.

3. Pengertian etika

Etika, atau moralitas, adalah konsep yang mengevaluasi kebenaran


atau kebaikan tindakan sosial berdasarkan tradisi individu atau kelompok.
Etika terbentuk melalui proses filosofis sehingga etika menjadi bagian dari
filsafat. Unsur terpenting pembentuk etika adalah moralitas. Etika hanya
mengatur perbuatan manusia dan tidak memperhatikan kondisi fisik manusia.
Etika melibatkan analisis dan penerapan konsep kebenaran, kesalahan, baik,
jahat dan tanggung jawab. Kelompok etika secara umum terdiri atas etika
deskriptif, etika normatif, etika deontologis, dan etika teleologis. Keunggulan
etika adalah pengendalian diri individu, yang dapat memudahkan terwujudnya
kepentingan kelompok sosial.

B. Pengertian Agama, Moral, dan Norma Menurut para Ahli

1. Pengertian agama menurut para ahli

Edward Burnett Tylor, dikutip dari Seven Theories of Religion (1996) karya
Daniel L. Pals, definisi agama adalah kepercayaan seseorang terhadap makhluk
spiritual, misalnya roh, jiwa, dan hal-hal lain yang punya peran dalam kehidupan
manusia.

James George Frazer dalam bukunya berjudul The Golden Bough cenderung
sepakat dengan Tylor, namun ia membedakan sihir dengan agama. Menurutnya,
agama adalah keyakinan bahwa dunia alam dikuasai oleh satu atau lebih dewa
dengan karakteristik pribadi dengan siapa bisa mengaku, bukan oleh hukum.

vi
Koentjaraningrat dalam Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan (1974)
memaparkan, di Indonesia, istilah agama digunakan untuk menyebut enam agama
yang diakui resmi negara: Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budhisme, dan
Khonghuchu. Selain itu, Koentjaraningrat juga menyimpulkan bahwa agama
merupakan rasa percaya seorang manusia agar bisa nyaman ketika menjalani
kehidupan, meliputi kenyamanan jasmani (fisik) dan rohani (jiwa).

2. Pengertian moral menurut para ahli

Russel Swanburg berpendapat bahwa moral memiliki makna sebagai suatu


pernyataan dari gagasan, ide atau bahkan pikiran yang berhubungan dengan
dorongan dan menggelegak pada diri seorang individu dalam bekerja serta
berfungsi sebagai suatu aspek yang dapat membangkitkan perilaku seseorang.

Moral menurut Elizabeth B. Hurlock merupakan suatu tatanan kebiasaan,


kebudayaan serta adat istiadat yang berlaku dari suatu peraturan yang memiliki
orientasi pada perilaku yang telah menjadi suatu kebiasaan bagi masyarakat dalam
makna kebudayaan.

Maria J. Wantah mengemukakan pendapat bahwa pengertian moral adalah


sesuatu yang berkaitan erat dengan kemampuan untuk menentukan nilai benar
maupun salah dan baik buruknya suatu perilaku individu yang melekat pada diri
setiap individu yang hidup dalam masyarakat.

Menurut Imam Sukardi, moral merupakan karakteristik yang melekat pada


sesuatu yang mengandung nilai kebaikan yang dijunjung tinggi dalam masyarakat
berdasarkan pada sistem nilai yang diterapkan secara bersama-sama.

3. Pengertian etika menurut para ahli

Menurut Aristoteles, etika adalah ilmu pengetahuan yang membahas mengenai


problema tingkah laku maupun perbuatan manusia. Sementara manner and cutom
adalah pengkajian etika yang memiliki kaitan dengan tata cara serta adat yang
melekat pada diri setiap individu serta kaitannya dengan baik maupun buruknya
tingkah laku, perbuatan atau perilaku seorang individu.

Etika menurut W.J.S Poerwadarminta adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan


dengan perbuatan dan perilaku manusia dilihat dari sisi baik dan buruknya yang
ditentukan oleh manusia pula.

Etika merupakan suatu ilmu yang memberikan acuan, arahan dan juga menjadi
pijakan atas perilaku maupun perbuatan manusia.

vii
Kattsoff berpendapat bahwa etika pada hakikatnya lebih berkaitan dengan asas
pembenaran dalam relasi tingkah laku di antara manusia.

Menurut Mustafa, etika merupakan ilmu yang menelaah mengenai suatu


tingkah laku maupun perbuatan manusia dari segi baik dan buruknya dengan cara
memperhatikan perilaku manusia tersebut sejauh yang diketahui oleh akal dan
pikiran manusia.

Etika menurut Sumaryono adalah etika sebagai suatu studi yang membahas
mengenai kebenaran dari tindakan maupun perilaku manusia atas kodrat maupun
fitrah yang memang telah melekat pada diri seorang manusia.

C. Peran Agama, Moral, dan Etika dalam Pelayanan Keperawatan dan Kesehatan

1. Peran agama dalam pelayanan keperawatan

Agama dan ilmu pengetahuan kesehatan memiliki potensi saling


mendukung, misalnya adalah orang yang hendak melaksanakan ibadah haji
(islam) membutuhkan peran tenaga medis untuk melakuka general check up
kesehatan supaya kegiatan ibadah haji dapat berjalan dengan baik. Contoh
lain, yaitu tradisi puasa atau diet merupakan salah satu terapi yang telah diakui
oleh kalangan medis dalam meningkatkan kesehatan. Oleh karena itu, ajaran
agama sejatinya memiliki potensi untuk memberi dukungan terhadap
kesehatan dan begitu pun sebaliknya.
Saling melengkapi yang dimaksudkan disini adalah adanya peran dari agama
untuk mengoreksi praktik kesehatan atau ilmu kesehatan yang mengoreksi
praktik keagamaan. Dengan adanya saling koreksi ini, menyebabkan praktik
kesehatan dapat dibangun lebih baik lagi.

Islam memberikan ajaran bahwa buka puasa akan lebih baik dengan
cara memakan makanan yang manis. Perintah ini dianggap sebagai sesuatu
yang dianjurkan (sunnah). Namun, secara kesehatan buka puasa dengan
makanan yang manis ini bukan dimaksudkan sebagai sesuatu yang
menyehatkan, tetapi lebih ditujukan untuk memulihkan kondisi tubuh
sehingga tidak kaget ketika akan menerima asupan yang lebih banyak lagi.

Sesungguhnya antara agama dan kesehatan itu memiliki peluang untuk


berkembang masing-masing. Tradisi agama Hindu di India, memiliki
paradigma dan sekaligus teknologi kesehatan yang berbeda dengan apa yang
berkembang di dunia kesehatan, yang dikenal dengan paradigma kesehatan
Ayurveda. Kesimpulan pemikiran mengenai hubungan antara agama dengan
kesehatan, yaitu agama memberikan penekanan mengenai hubungan diri

viii
dengan Tuhan. Sedangkan kesehatan lebih menekankan hubungan manusia
dengan tubuh atau jiwa nya sendiri.
Banyak- banyaklah mempelajari atau memperdalam agama karena itulah
sumber semua tentang bagaimana cara menjaga Kesehatan dan juga obat
dalam segala penyakit yang di derita. Agama dan penyakit bukan merupakan
dua hal yg saling berdiri sendiri, akan tetapi saling melengkapi atau saling
menggenapi. Karena agama bisa dijadikan panduan agar bisa terhindar dari
penyakit, misalnya panduan agama dalam hal thaharah.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjaga pola hidup sehat, seperti
makan makanan yang sehat dan bergizi, berolahraga, dan menjaga kebersihan
diri. Selain itu, dalam agama Islam juga dianjurkan untuk melakukan ruqyah,
yaitu perawatan kesehatan dengan cara membaca ayat-ayat Al-Quran dan doa.
Ruqyah dipercayai dapat mengobati berbagai penyakit, baik yang berasal dari
faktor fisik maupun spiritual.

2. Peran etika dalam pelayanan keperawatan

Etika merupakan peran yang sangat penting dalam proses keperawatan.


Etika keperawatan mencakup norma-norma moral dan nilai-nilai yang
membimbing perilaku perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Berikut adalah beberapa peran etika dalam proses keperawatan:

a. Menghormati otonomi pasien:

Etika keperawatan menekankan penghormatan terhadap otonomi pasien.


Perawat harus melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan terkait
perawatan mereka dan menghormati preferensi dan nilai-nilai pasien.

b. Kejujuran dan integritas:

Etika memerintahkan perawat untuk bertindak dengan jujur dan menjaga


integritas dalam memberikan informasi kepada pasien. Ini mencakup
memberikan informasi yang akurat dan transparan tentang kondisi kesehatan
pasien.

c. Keadilan:

Prinsip keadilan menjadi penting dalam penentuan distribusi sumber daya


kesehatan. Perawat harus memastikan bahwa pelayanan kesehatan diberikan
secara adil dan setiap pasien diperlakukan dengan layanan yang setara.

d. Nonmaleficence (tidak merugikan):

Etika keperawatan mendorong perawat untuk menghindari menyebabkan


kerugian atau malapetaka kepada pasien. Ini mencakup menghindari kesalahan

ix
medis, memberikan perawatan yang aman, dan mengelola risiko dengan
bijaksana.

e. Keprofesionalan:

Etika mengharapkan perawat untuk menjaga tingkat keprofesionalan yang


tinggi. Ini mencakup mematuhi standar etika dan praktik keperawatan, serta
terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.

f. Empati dan kepedulian:

Etika keperawatan mendorong perawat untuk menunjukkan empati dan


kepedulian terhadap pasien. Ini membantu menciptakan hubungan yang positif
antara perawat dan pasien, yang dapat memengaruhi pemulihan pasien.

g. Penghormatan terhadap kerahasiaan:

Etika keperawatan menekankan pentingnya menjaga kerahasiaan informasi


pasien. Perawat harus memastikan bahwa informasi medis pasien tidak
diungkapkan tanpa izin yang sesuai.

h. Kerja tim dan kolaborasi:

Etika keperawatan mencakup kerja tim dan kolaborasi dengan anggota tim
kesehatan lainnya. Perawat diharapkan untuk bekerja sama dengan profesional
kesehatan lainnya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien.

Penerapan prinsip-prinsip etika ini dalam praktek keperawatan


membantu menciptakan lingkungan perawatan yang etis dan menghasilkan
pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi. Etika keperawatan menjadi dasar
bagi pelayanan kesehatan yang holistik dan berfokus pada kebutuhan pasien.

3. Peran moral dalam pelayanan keperawatan

Peran moral dalam proses keperawatan melibatkan kesadaran,


pertimbangan, dan penerapan prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai etis dalam
pelayanan perawatan kesehatan. Berikut adalah beberapa aspek peran moral
dalam proses keperawatan:

a. Pertimbangan Etika dalam Pengambilan Keputusan:

Perawat sering dihadapkan pada keputusan etis, seperti pemilihan tindakan


perawatan atau pengelolaan sumber daya kesehatan. Peran moral melibatkan
pertimbangan matang terhadap konsekuensi etis dari keputusan tersebut dan
memastikan bahwa keputusan yang diambil selaras dengan nilai-nilai moral.

x
b. Penghargaan Terhadap Keadilan dan Kesetaraan:

Perawat perlu mempertimbangkan prinsip keadilan dalam memberikan


perawatan. Ini mencakup distribusi sumber daya kesehatan secara adil, tanpa
memandang faktor-faktor diskriminatif.

c. Pentingnya Empati dan Kepedulian:

Peran moral melibatkan kemampuan untuk merasakan dan memahami


perasaan pasien serta menunjukkan kepedulian yang tulus. Hal ini tidak hanya
meningkatkan hubungan antara perawat dan pasien, tetapi juga dapat
berkontribusi pada pemulihan pasien.

d. Pencegahan dan Mengelola Konflik Moral:

Proses keperawatan sering kali melibatkan situasi di mana nilai-nilai dan


prinsip moral berbenturan. Perawat harus memiliki keterampilan untuk
mengidentifikasi, mencegah, dan mengelola konflik moral secara etis, mencari
solusi yang menghormati nilai-nilai semua pihak terlibat.

e. Pertanggungjawaban Profesional:

Perawat memiliki tanggungjawab moral untuk memberikan perawatan


yang aman dan efektif. Ini mencakup pemahaman dan penerapan standar etika
dan praktik keperawatan yang relevan, serta kemampuan untuk mencari
bantuan atau melaporkan jika menemui situasi yang melanggar norma etika.

f. Komunikasi yang Jujur dan Terbuka:

Peran moral mencakup komunikasi yang jujur dan terbuka dengan pasien,
keluarga, dan anggota tim kesehatan. Hal ini memastikan bahwa informasi
yang diberikan adalah akurat dan memungkinkan pasien untuk berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan tentang perawatan mereka.

g. Pentingnya Pendidikan dan Advokasi:

Perawat memiliki peran moral untuk menjadi advokat pasien dan keluarga,
memastikan bahwa hak-hak dan kebutuhan mereka dihormati. Ini dapat
melibatkan memberikan informasi yang memadai kepada pasien atau
menyuarakan kebutuhan mereka dalam tim perawatan.

h. Penerapan Prinsip-Prinsip Bioetika:

Perawat harus memahami dan menerapkan prinsip-prinsip bioetika, seperti


otonomi pasien, keadilan, kebaikan, dan tidak merugikan (non-maleficence),
dalam proses keperawatan sehari-hari.

xi
Dengan memahami dan mengakui peran moral dalam proses
keperawatan, perawat dapat memastikan bahwa praktik mereka mencerminkan
nilai-nilai etis yang mendasari profesi keperawatan. Ini tidak hanya
berkontribusi pada pelayanan kesehatan yang berkualitas, tetapi juga
membangun kepercayaan pasien dan masyarakat terhadap profesi
keperawatan.

D. Hubungan dari Agama, Moral, dan Etika dalam Pelayanan Keperawatan dan
Kesehatan

Hubungan antara agama, moral, dan etika dalam pelayanan keperawatan dan
kesehatan dapat bersifat kompleks dan bervariasi tergantung pada keyakinan individu,
budaya, dan nilai-nilai yang berkembang dalam suatu masyarakat.

Agama seringkali merupakan sumber nilai-nilai moral yang mengarahkan


tindakan dan sikap individu. Keyakinan agama dapat mempengaruhi pandangan
seseorang terhadap hidup, kematian, penderitaan, dan pemeliharaan kesehatan.
Prinsip-prinsip etika dalam agama dapat menjadi dasar bagi norma-norma moral
dalam pelayanan keperawatan.

Baik agama maupun etika sering menekankan pentingnya nilai-nilai moral


seperti kejujuran, empati, keadilan, dan kepedulian. Nilai-nilai ini juga menjadi dasar
dalam memberikan perawatan yang bermartabat dan etis.

Dalam memberikan pelayanan keperawatan, perawat perlu memahami dan


menghormati perbedaan agama pasien. Komunikasi yang sensitif terhadap nilai-nilai
agama dapat meningkatkan kualitas perawatan dan membangun hubungan yang baik
antara perawat dan pasien.

Meskipun agama, moral, dan etika dapat saling terkait, penting untuk diingat
bahwa nilai-nilai etis tidak selalu terkait dengan keyakinan agama tertentu. Ada etika
universal yang diterapkan dalam konteks pelayanan keperawatan untuk memastikan
bahwa perawatan diberikan dengan menghormati hak asasi manusia dan prinsip-
prinsip etis yang mendukung kesejahteraan pasien.

xii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Agama adalah fenomena yang hadir sejak awal sejarah manusia, mencakup
kepercayaan, praktik, dan pandangan hidup untuk mengarahkan hubungan manusia
dengan dunia dan makhluk lain. Moral berkaitan dengan tata-cara, adat-istiadat, dan
nilai-nilai budi pekerti, sedangkan etika melibatkan evaluasi kebenaran atau kebaikan
tindakan sosial.

Agama dapat memberikan dukungan terhadap kesehatan, mengoreksi praktik


kesehatan, dan menekankan hubungan manusia dengan Tuhan. Etika memandu
perilaku perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan, mencakup penghormatan
terhadap otonomi pasien, keadilan, nonmaleficence, dan keprofesionalan. Moral
melibatkan pertimbangan etika, empati, kejujuran, dan kepedulian dalam memberikan
perawatan.

Agama dan etika dapat saling mendukung atau mengoreksi praktik satu sama lain.
Keduanya menekankan nilai-nilai moral seperti kejujuran, keadilan, dan kepedulian.
Komunikasi yang sensitif terhadap nilai-nilai agama dapat meningkatkan kualitas
perawatan.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

https://staffnew.uny.ac.id/upload/130515047/pendidikan/DASAR-
DASAR+PENGERTIAN+MORAL.pdf

https://www.umm.ac.id/en/arsip-koran/jurnal-post/keterkaitan-kesehatan-manusia-dan-peran-
agama-dalam-lingkup-masyarakat.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Etika

https://tirto.id/apa-itu-agama-menurut-para-ahli-sejarah-macam-perkembangan-gaHK

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-moral-dan-etika/

xiv

Anda mungkin juga menyukai