Teori Identitas Sosial PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 22

Eman

Mankom-B
210110110044
Tokoh Pencetus

Nama : Henri Tajfel

Tempat, Tanggal lahir : Polandia


(Wloclawek), 22 Juni 1991

Agama : Yahudi (Agnostik)

Pendidikan :
- Pendidikan ilmu Kimia di Universitas Sorbone
- Pendidikan Psikologi di Universitas Birckbeck pada tahun
1950
Karier:
- Guru Besar Psikologi Sosial dari Departemen Psikologi pada
Universitas Bristol
- Berkerja di departemen sosial
hal ini tidak terlepas dari pengalamannya selama menjadi
tahanan perang antara perancis dan Jerman

kedua, mengakui kalau Pertama, dia


nasibnya terikat kuat mengembangkan
sepenuhnya dengan konsep prejudice yang
identitas kelompoknya bersifat menetap

ketiga, dia memahami kalau Holocoust bukan hasil


dari psikologi tapi dari operasi proses psikologi
dimana konsep yang ada sebelumnya sudah terberi
dalam konteks sosial dan politiknya
Pengertian Identitas Sosial

Identitas Sosial: bagaimana kita


mengonseptual dan mengevaluasi diri
sendiri (Deux, 1993)

Identitas Sosial: defenisi seseorang tentang


siapa dirinya, termasuk di dalamnya atribut
pribadi dan atribut yang dibaginya dengan
orang lain (Baron & Byrne, 2003)
Komponen Teori Identitas Sosial
kategori social merupakan sistem yang
membantu ke arah menciptakan dan
menggambarkan individu dalam suatu
masyarakat

Identifikasi (identification). Identifikasi


digunakan untuk proses katategorisasi. Dengan
identifikasi, individu akan tahu bagaimana
posisinya dalam suatu komunitas

Identifikasi (identification). Identifikasi


digunakan untuk proses katategori sasi. Dengan
identifikasi, individu akan tahu bagaimana
posisinya dalam suatu komunitas
1.Setiap individu selalu berusaha untuk merawat atau
meninggikan self-esteemnya: mereka berusaha untuk
membentuk konsep diri yang positif

2.Kelompok atau kategori sosial dan anggota dari


mereka berasosiasi terhadap konotasi nilai positif
atau negatif

3.Evaluasi dari salah satu kelompok adalah berusaha


mendeterminasikan dan juga sebagai bahan acuan pada
kelompok lain secara spesifik melalui perbandingan sosial
dalam bentuk nilai atribut atau karakteristik (Tajfel, 1974,
dalam Hogg & Abrams, 2000
Penjelasan Teori Identitas Sosial

manusia adalah hewan yang unik, dimana hewan


ini mampu berpikir secara sistematis terhadap
reaksi dan aksi yang menerpa hidupnya

ketika manusia berpikir pada saat itu pula


manusia akan menyadari keberadaannya

Jadi, berpikir adalah proses akan lahirnya kesadaran. Kesadaran akan


sesuatu maksudnya adalah ada diri selain diri kita yang berada diluar
sana atau di luar diri
Penjelasan Teori Identitas Sosial

Verkuyten (2005) mengemukakan bahwa


adanya identitas dapat lebih memudahkan
manusia menggambar keberadaan sesuatu
sehinga dapat memberikan kemudahan
manusia untuk bertindak.
Penjelasan Teori Identitas Sosial

Teori Identitas Sosial ini merupakan hasil pengembangan


dari teori kategori sosial. Dimana teori kategorisasi sosial
ini juga diperkenalkan oleh Henri Tajfel. Teori kategori
sosial lebih menekankan pada pengkategorian seseorang
belum itu menggambarkan secara keseluruhan keberadaan
seseorang tersebut. Untuk itu, kategori sosial hanya melihat
nilai umumnya saja dari suatu individu sebagai dari
kelompok yang dia anut.
Teori Kategori Sosial

Stangor mengatakan bahwa kategorisasi sosial


terjadi ketika kita berpikir tentang seseorang baik
diri kita atau orang lain sebagai anggota kelompok
sosial yang berarti atau bermakna
Teori Identitas Sosial

Verkuyten berpendapat bahwa konsep identitas sosial


adalah bagaimana seseorang itu secara sosial dapat
dijelaskan, karena dalam teori identitas sosial seorang
individu tidaklah dianggap sebagai individu secara
mutlak satu dalam kehidupannya, namun merupakan
bagian dari kelompok tertentu baik disadari maupun
tidak disadari
Identitas yang terberi disini maksudnya
adalah identitas yang dimiliki oleh
seseorang merupakan identitas mutlak
yang tidak dapat ditawar lagi, misalnya
saja seks, ras, suku, bangsa, keturunan

identitas yang diusahakan adalah


identitas yang dalam mencapainya
memerlukan usaha terlebih dahulu
misalnya, gelar akademis (sarjana,
master, doktor, ustadz)
Dengan adanya identitas kita menjadi tahu siapa kita dan siapa
orang lain yang ada didepan kita, dimana posisi dia berasal, dan
seperti apa dia seharusnya. Permasalahannya, suatu identitas
individu itu, yang melekat pada dirinya tidaklah satu identitas,
melainkan banyak identitas
Contoh Kasus

Andrea adalah seorang perempuan lulusan bidang jurnalistik,


Ia adalah seorang penulis berita. Pada saat Ia melamar
pekerjaan untuk menjadi penulis, Ia malah diterima disebuah
majalah Fesyen yang mana bukan menjadi seorang penulis
berita melainkan menjadi seorang asisten pemiliki majalah
tersebut. Andrea yang notabene seorang jurnalis tidak
mengenal begitu banyak dunia fesyen, ia hanya mengenal
fesyen sebagaimana yang sering ia kenakan sehari-hari dan
menurutnya itu sudah cukup. Namun ketika Andrea memasuki
lingkungan kerja barunya ini ia menerima begitu banyak
tekanan dari para pegawai di majalah tersebut, Andrea
dikatakan orang yang out up to date mengeani fesyen yang
dikenakannya
Contoh Kasus

Selama hampir 4 bulan lamanya Andrea belum dapat


menyesuaikan dengan lingkungan barunya sehingga ia
merasa tidak cocok berada dalam lingkungan tersebut,
hingga pada akhirnya ia hampir dipecat karena selama 5
bulan bekerja di majalah fesyen tersebut Andrea belum ada
perubahan. Demi mempertahankan pekerjaan, akhirnya
Andrea mau merubah penampilannya. Andrea kini
menjelma menjadi seorang perempuan yang modis, trendi,
dan glamor meskipun ia merasakan kurang nyaman dengan
kondisi berpakainnya. Seiring berjalnnya waktu, Andrea
mulai menikmati kehidupannya didunia fesyen dan
pakaian modis yang dikenaknnya kini telah dirasa nyaman
dan cocok untuk dirinya.
Analisis Contoh Kasus

(Tajfel, 1974).
Berdasarkan asumsi pertama, bahwa setiap individu
menginginkan penghargaan yang tinggi dari orang-orang di
sekitarnya (Self Esteem). Hal ini dapat dilihat dari usaha
Andrea yang menyesuaikan gaya hidup layaknya seorang
perempuan lainnya yang bekerja di dunia fesyen yang
identik dengan segala sesuatu yang up to date, glamour dan
trendi. Meskipun pada awalnya merasa kurang nyaman
dengan apa yang di kenakannya sekarang. Namun seiring
berjalannya waktu akhirnya Dia menikamti hal tersebut.
Analisis Contoh Kasus

Asumsi ke-2
Kelompok atau kategori sosial dan anggota dari mereka
berasosiasi terhadap konotasi nilai positif atau negatif.
Karenanya, identitas sosial mungkin positif atau negatif
tergantung evaluasi (yang mengacu pada konsensus sosial,
bahkan pada lintas kelompok) kelompok tersebut yang
memberikan kontribusi pada identitas sosial individu. Pada
kasus Andrea bahwa gaya berpakaiannya dinilai negative
karena tidak mengikuti fesyen yg berkembang. Orang-orang
yang tergabung dalam kelompok social up to date
memandang hal yg di kenakan Andrea tidak pantas berada di
lingkungan social mereka.
Analisis Contoh Kasus

Evaluasi dari salah satu kelompok adalah berusaha


mendeterminasikan dan juga sebagai bahan acuan
pada kelompok lain secara spesifik melalui
perbandingan sosial dalam bentuk nilai atribut atau
karakteristik (Tajfel, 1974).memandang bahwa identitas
social yang dia nut kelompok lain tidak lebih baik dari
identitas social yang di sandang oleh kelompok
lainnya.
Kesimpulan
Identitas sangat diperlukan oleh setiap individu untuk
mengenali dirinya sendiri, terlebih untuk
membedakannya dengan orang lain yang ada di
sekitar tempat dia hidup, dengan begitu ketika
seseorang mengetahui identitasnya maka secara tidak
langsung seorang individu akan mengetahui
peranannya dalam lingkungan hidup kelompoknya.
Kesimpulan

Andrea yang out up to date merupakan identitas yang dibawa


dari kelompok sebelumnya, sehingga secara tidak langsung
juga mempengaruhi konsep dirinya mengenai fesyen. Namun
identitas sosial yang dibawa Andrea ke lingkungan baru,
yaitu dunia fesyen menuntut dia harus merubah secara total
penampilnnya dan Andrea berhasil melakukan mobilitas
sosial itu sehingga ia diterima dikelompok/ lingkungan
kerjanya
Kesimpulan

Pada kasus ini dapat dilihat bahwa identitas dapat dilihat


dari apa yang melekat pada seseorang misalnya saja adalah
fesyen, mulai dari model baju, celana/rok, tas, belt,
aksesoris, tatanan rambut sampai ke tatarias muka juga
menjadi bahan pertimbangan untuk memberikan suatu
identitas. Ketika kita akan memasuki dunia baru, dunia yang
berbeda dari identitas sosial kita disadari atau tidak hal itu
akan menuntut kita untuk melakukan mobilitas sosial agar
kita diterima dan dianggap menjadi suatu bagian dari
kelompok terebut.
Kesimpulan
Identitas sosial juga akan memberikan sebuah hierarki dalam
komunikasi, dimana sebuah struktural akan mengatur
komunikasi yang akan kita lakukan, misalnya adalah
komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal. Komunikasi
vertikal berlaku ketika kita melakukan pembicaraan dengan
orang yang kita anggap lebih dewasa dan pantas untuk
dihormati atau orang yang memiliki jabatan lebih tinggi,
sehingga pemilihan kata, nada, rait muka dan gesture akan
menunjukan edifikasi yang tinggi. Sedangkan komunikasi
horizontal adalah komunikasi yang dilakukan kepada orang
yang memiliki posisi sama atau sederajat misalnya
perbincangan antar sesama teman di kampus. Obrolannya
akan lebih cair dan bersifat infomal.

Anda mungkin juga menyukai