Agresi Dan Perilaku Prososial
Agresi Dan Perilaku Prososial
Variabel input
Agresi
• Variabel input: aspek-aspek dari situasi saat ini
atau kecenderungan yang dibawa ketika individu
menghadapi situasi tertentu, misal: frustrasi,
bentuk serangan tertentu dari orang lain
(penghinaan), pemaparan terhadap model
agresi, munculnya tanda-tanda yang
berhubungan dengan agresi, dan hampir semua
hal yang dapat menyebabkan individu
mengalami ketidaknyamanan, misal suhu udara
yang tinggi, kuliah yang membosankan .
• Variabel perbedaan individual: meliputi
trait yang mendorong individu untuk
melakukan agresi, misal mudah sekali
marah, sikap dan belief tertentu terhadap
kekerasan, nilai mengenai kekerasan,
keterampilan fisik yang berkaitan dengan
agresi, misal mengetahui bagaimana cara
menggunakan berbagai senjata.
• Variabel situasional dan individual yang beragam
tersebut kemudian dapat menimbulkan agresi
terbuka melalui pengaruh masing-masing
terhadap tiga proses dasar:
– Arousal/keterangsangan: variabel-variabel tersebut
dapat meningkatkan keterangsangan fisiologis atau
antusiasme
– Keadaan afektif: variabel-variabel tersebut dapat
membangkitkan perasaan hostile dan tanda-tanda
yang tampak dari hal itu, misal ekspresi wajah marah
– Kognisi: variabel-variabel tersebut dapat membuat
individu memiliki pikiran hostile atau membawa
ingatan hostile ke pikiran.
• Tergantung pada penilaian individu atas
situasi saat ini dan faktor-faktor
peringatan yang ada (misal kehadiran
polisi atau keadaan mengancam dari
orang yang dimaksudkan sebagai target)
yang menentukan apakah agresi akan
terjadi atau tidak.
Determinan dari Agresi Manusia: Sosial,
Pribadi, Situasional
Sisa dari
Keterangsangan Frustrasi
Hampir tertabrak Keterangsangan (masih tetap ada (penundaan saat di
di jalan raya Yang meningkat Saat di gerbang Gerbang)
Bandaraa
Keterangsangan
Dan kemarahan
Agresi tidak Diatribusikan pada
meningkat Kecelakaan yang
Hampir terjadi
Di jalan raya
2. Penyebab Pribadi dari Agresi
• Pola Perilaku
Pola perilaku tipe A: sebuah pola yang
terutama meliputi tingkat kompetitif, selalu
terburu-buru dan mudah tersinggung/hostiliti
yang tinggi
Altruisme:
- Perilaku menolong orang lain tanpa mengharapkan
keuntungan.
Ya
Langkah 1
Tidak
Pertolongan tidak diberikan Apakah Bystender memperhatikan situasi
tersebut
Karena kegagalan memberikan
perhatian
Ya
Langkah 2
Tidak Apakah Bystender Menginterpretasikan
Pertolongan tidak diberikan Situasi tersebut sebagai Keadaan darurat
Karena misinterpretasi sebagai
Keadaan bukan darurat Ya
Langkah 3
Tidak Apakah Bystender Mengasumsikan adanya
Pertolongan tidak diberikan Tanggung jawab untuk Mengambil
Karena adanya asumsi bahwa tindakan?
Orang lain seharusnya melakukan
sesuatu Ya
Langkah 4
Tidak Apakah Bystender memiliki Pengetahuan,
Pertolongan tidak diberikan ketrampilan & pelatihan untuk
Karena tidak dimilikinya Menyediakan pertolongan
Pengetahuan, ketrampilan
& pelatihan Ya
Langkah 5
Tidak Apakah Bystender Memutuskan untuk
terlibat Dalam perilaku menolong
Pertolongan tidak diberikan
Karena ketakutan akan konsekuensi Ya
Negatif/tidak cukup kuatnya
Motivasi positif yang ada Bystender memberikan
Tingkah laku menolong
Faktor situasional yang mendukung atau
menghambat tingkah laku menolong:
– Daya tarik
– Atribusi : siapa yang bertanggungjawab
terhadap situasi darurat yang dialami korban
– Model-model prososial: kekuatan dari contoh
positif.
Motivasi dan Moralitas:
tiga motif utama yang relevan ketika seseorang
dihadapkan pada dilema moral
• Self interest: motivasi untuk terlibat dalam
tingkah laku apapun yang menyediakan kepuasan
pribadi yang terbesar
• Integritas Moral: motivasi untuk bermoral dan
benar-benar terlibat dalam tingkah laku moral
• Hipokrisi Moral: motivasi untuk terlihat bermoral
selagi melakukan apa yang terbaik untuk
menghindari kerugian yang dilibatkan dalam
tindakan bermoral yang sebenarnya.
Motivasi Hasil tingkah laku