Refinery 02 - Crude Distillation Unit PDF
Refinery 02 - Crude Distillation Unit PDF
BAB II
CRUDE DISTILLATION UNIT
(CDU)
I. Pendahuluan
Atmospheric residue pada kilang lama, yang tidak memiliki Vacuum Distillation
Unit/VDU, biasanya hanya dijadikan fuel oil yang value-nya sangat rendah atau
dijual ke kilang lain untuk dioleh lebih lanjut di VDU. Sedangkan pada kilang
modern, atmospheric residue dikirim sebagai feed Vacuum Distillation Unit atau
sebagai feed Residuel Catalytic Cracking (setelah sebagiannya di-treating di
Atmospheric Residue Hydro Demetalization unit untuk menghilangkan
kandungan metal atmospheric residue).
II.1.1.Paraffin
Senyawa paraffin paling simple adalah methane (CH 4 ). Contoh
senyawa parafin lain adalah ethane (C 2 H 6 ) atau biasa disebut dry
gas, propane (C 3 H 8 ), butane (C 4 H 1 0 ), pentane (C 5 H 1 2 ), hexane
(C 6 H 1 4 ), heptane (C 7 H 1 6 ), octane (C 8 H 1 8 ) dan seterusnya. Molekul
paraffin mempunyai formula standard C n H n + 2 dengan n adalah
jumlah atom carbon. Penamaan senyawa parafin mempunyai
keunikan, yaitu diberi akhiran -ane.
II.1.2.Naphthene
Struktur hydrocarbon jenis ini lebih kompleks daripada struktur
hydrocarbon jenis paraffine karena atom carbon tersusun dalam
suatu cincin. Contoh struktur hydrocarbon jenis naphthene adalah
sebagai berikut :
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 1 dari 9 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
H H
H C H
H C C H
H C C H
H C H
H H
Cyclohexane (C6H12)
H H
H H C C H
H C H H
H C C H
H C C H
H C H
H H
II.1.3.Aromatic
Senyawa aromatik yang paling sederhana dan yang memiliki boiling
point paling rendah adalah benzene (C 6 H 6 ). Senyawa ini serupa
dengan senyawa naphthene dalam hal struktur ring namun berbeda
dalam hal jumlah atom hydrogen yang hanya satu yang terikat pada
atom carbon (naphthene memiliki 2 atom hydrogen yang terikat
pada atom carbon).
H
C
H C C H
H C C H
C
H
Benzene (C6H6)
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 2 dari 9 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
H
C H H
H C C C C H
H H
H C C
C H
H
Ethylbenzene (C8H10)
II.1.4.Olefin
Olefin sangat jarang ditemukan dalam crude oil karena komponen ini
merupakan produk dekomposisi dari jenis hydrocarbon lainnya. Konsentrasi
olefin terbesar ditemukan dalam produk thermal cracking dan catalytic
cracking.
H H H H
H C C C C H
H H
Butene (C4H8)
H H H H
H C C C C H
Butadiene (C4H6)
II.1.5.Senyawa Lain
Selain mengandung senyawa-senyawa hydrocarbon seperti tersebut
di atas, crude oil juga mengandung senyawa-senyawa lain dalam
jumlah kecil yang dikelompokkan sebagai impurities, seperti
sebagai berikut :
Salts/Garam
Senyawa garam yang paling banyak adalah senyawa chloride,
seperti sodium chloride, magnesium chloride, dan calcium
chloride. Senyawa garam ini dapat membentuk asam yang dapat
menimbulkan korosi pada bagian atas kolom CDU. Senyawa
garam juga bisa menyebabkan plugging pada peralatan seperti
heat exchanger dan tray kolom fraksinasi.
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 3 dari 9 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Senyawa sulfur
Jika sulfur content suatu crude tinggi disebut sour crude.
Senyawa sulfur yang paling ringan adalah hydrogen sulfide
(H 2 S) yang selain korosif juga merupakan deadly gas. Senyawa
lain adalah mercaptan yang merupakan nama umum untuk
paraffinic hydrocarbon yang satu atom hydrogennya diganti
dengan radikal SH. Senyawa sulfur lainnya mempunyai struktur
ring olefin dan biasanya diberi nama depan thio.
H H H H
H C C C C SH
H H H H
Butyl Mercaptan
(C4H9SH)
Mercaptan (RSH)
H
H C
C
S
C
H C
H
Thiophene
(C4H4S)
C-C-S-C-C
Sulfide (RSR)
H H H H
H C C S S C C H
H H H H
Disulfide (RSSH)
Metal
Jenis metal yang biasa ditemukan di crude oil adalah arsenic,
lead (timbal), vanadium, nikel, dan besi. Sebagian besar metal
dalam umpan CDU akan keluar bersama atmospheric residue.
Arsenic dan lead merupakan racun paling mematikan dari
katalis unit catalytic reforming, sedangkan vanadium, nikel, dan
besi akan mendeaktivasi katalis catalytic cracking.
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 4 dari 9 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
II.2. Desalter
Seperti telah dijelaskan di atas, crude oil mengandung salt water
dan sediment. Salt content crude oil biasanya dilaporkan sebagai
pounds salt (diukur sebagai sodium chloride) per thousand barrels
minyak (ptb). Range salt content bervariasi antara 0 s/d 1000 ptb,
biasanya antara 10 s/d 200 ptb.
Pada sebagian besar crude oil, sekitar 95% total salt content
ditemukan dalam BS&W crude oil. Salt terjadi dalam bentuk highly
concentrated brine droplet yang terdispersi dalam crude oil.
Droplet ini sangat kecil dan sangat susah terpisah dari crude oil.
Proses desalting berfungsi untuk mengencerkan high salt content
brine dengan menambahkan fresh water pada crude oil untuk
memproduksi low salt content water.
PDC PDC
LC LC
Jenis umpan CDU dapat berupa sour crude atau sweet crude
tergantung dari disainnya. Penggunaan crude non-disain tetap
dimungkinkan namun terlebih dahulu harus dilakukan uji coba
pemakaian untuk mengetahui efeknya terhadap unit-unit
dowstream.
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 5 dari 9 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 6 dari 9 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
VI. Troubleshooting
Beberapa contoh permasalahan, penyebab, dan troubleshooting yang terjadi di
Crude Distillation Unit dapat dilihat dalam table II berikut ini :
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 7 dari 9 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Tabel II. Contoh Permasalahan, Penyebab, dan Troubleshooting Crude Distillation Unit
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 8 dari 9 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
VII. Istilah-istilah
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 9 dari 9 Kontributor : Adhi Budhiarto