Anda di halaman 1dari 9

BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA

BAB II
CRUDE DISTILLATION UNIT
(CDU)

I. Pendahuluan

Crude Distillation Unit (CDU) beroperasi dengan prinsip dasar pemisahan


berdasarkan titik didih komponen penyusunnya. Kolom CDU memproduksi
produk LPG, naphtha, kerosene, dan diesel sebesar 50-60% volume feed,
sedangkan produk lainnya sebesar 40-50% volume feed berupa atmospheric
residue.

Atmospheric residue pada kilang lama, yang tidak memiliki Vacuum Distillation
Unit/VDU, biasanya hanya dijadikan fuel oil yang value-nya sangat rendah atau
dijual ke kilang lain untuk dioleh lebih lanjut di VDU. Sedangkan pada kilang
modern, atmospheric residue dikirim sebagai feed Vacuum Distillation Unit atau
sebagai feed Residuel Catalytic Cracking (setelah sebagiannya di-treating di
Atmospheric Residue Hydro Demetalization unit untuk menghilangkan
kandungan metal atmospheric residue).

II. Teori Crude Distillation Unit

II.1. Crude Oil Composition


Crude oil terdiri dari atom carbon dan hydrogen yang bergabung membentuk
molekul hydrocarbon. Berdasarkan struktur molekuler umum, hydrocarbon
dikelompokkan menjadi 4 macam, yaitu paraffin, naphthene, aromatic, dan
olefin.

II.1.1.Paraffin
Senyawa paraffin paling simple adalah methane (CH 4 ). Contoh
senyawa parafin lain adalah ethane (C 2 H 6 ) atau biasa disebut dry
gas, propane (C 3 H 8 ), butane (C 4 H 1 0 ), pentane (C 5 H 1 2 ), hexane
(C 6 H 1 4 ), heptane (C 7 H 1 6 ), octane (C 8 H 1 8 ) dan seterusnya. Molekul
paraffin mempunyai formula standard C n H n + 2 dengan n adalah
jumlah atom carbon. Penamaan senyawa parafin mempunyai
keunikan, yaitu diberi akhiran -ane.

II.1.2.Naphthene
Struktur hydrocarbon jenis ini lebih kompleks daripada struktur
hydrocarbon jenis paraffine karena atom carbon tersusun dalam
suatu cincin. Contoh struktur hydrocarbon jenis naphthene adalah
sebagai berikut :

Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 1 dari 9 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA

H H
H C H
H C C H

H C C H
H C H
H H

Cyclohexane (C6H12)

H H
H H C C H
H C H H
H C C H
H C C H
H C H
H H

Ethyl Cyclohexane (C8H16)

Formula umum dari senyawa naphthene adalah CnH2n dengan n adalah


jumlah atom carbon.

II.1.3.Aromatic
Senyawa aromatik yang paling sederhana dan yang memiliki boiling
point paling rendah adalah benzene (C 6 H 6 ). Senyawa ini serupa
dengan senyawa naphthene dalam hal struktur ring namun berbeda
dalam hal jumlah atom hydrogen yang hanya satu yang terikat pada
atom carbon (naphthene memiliki 2 atom hydrogen yang terikat
pada atom carbon).
H
C
H C C H

H C C H
C
H
Benzene (C6H6)

Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 2 dari 9 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA

H
C H H
H C C C C H
H H
H C C
C H
H
Ethylbenzene (C8H10)

II.1.4.Olefin
Olefin sangat jarang ditemukan dalam crude oil karena komponen ini
merupakan produk dekomposisi dari jenis hydrocarbon lainnya. Konsentrasi
olefin terbesar ditemukan dalam produk thermal cracking dan catalytic
cracking.

H H H H
H C C C C H

H H
Butene (C4H8)

H H H H
H C C C C H

Butadiene (C4H6)

Seperti pemberian nama pada jenis paraffin, penamaan jenis olefin


mempunyai keunikan. Jika senyawa memiliki 1 ikatan rangkap disebut
dengan akhiran -ene (seperti propene, butene) dan jika senyawa memiliki 2
ikatan rangkap disebut dengan akhiran -adiene (seperti butadiene,
propadiene).

II.1.5.Senyawa Lain
Selain mengandung senyawa-senyawa hydrocarbon seperti tersebut
di atas, crude oil juga mengandung senyawa-senyawa lain dalam
jumlah kecil yang dikelompokkan sebagai impurities, seperti
sebagai berikut :

Salts/Garam
Senyawa garam yang paling banyak adalah senyawa chloride,
seperti sodium chloride, magnesium chloride, dan calcium
chloride. Senyawa garam ini dapat membentuk asam yang dapat
menimbulkan korosi pada bagian atas kolom CDU. Senyawa
garam juga bisa menyebabkan plugging pada peralatan seperti
heat exchanger dan tray kolom fraksinasi.

Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 3 dari 9 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA

Senyawa sulfur
Jika sulfur content suatu crude tinggi disebut sour crude.
Senyawa sulfur yang paling ringan adalah hydrogen sulfide
(H 2 S) yang selain korosif juga merupakan deadly gas. Senyawa
lain adalah mercaptan yang merupakan nama umum untuk
paraffinic hydrocarbon yang satu atom hydrogennya diganti
dengan radikal SH. Senyawa sulfur lainnya mempunyai struktur
ring olefin dan biasanya diberi nama depan thio.

H H H H
H C C C C SH
H H H H

Butyl Mercaptan
(C4H9SH)
Mercaptan (RSH)

H
H C
C
S
C
H C
H

Thiophene
(C4H4S)

C-C-S-C-C
Sulfide (RSR)

H H H H
H C C S S C C H
H H H H

Disulfide (RSSH)

Metal
Jenis metal yang biasa ditemukan di crude oil adalah arsenic,
lead (timbal), vanadium, nikel, dan besi. Sebagian besar metal
dalam umpan CDU akan keluar bersama atmospheric residue.
Arsenic dan lead merupakan racun paling mematikan dari
katalis unit catalytic reforming, sedangkan vanadium, nikel, dan
besi akan mendeaktivasi katalis catalytic cracking.

Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 4 dari 9 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA

Sand, Mineral Matter and Water


Senyawa-senyawa ini dikelompokkan bersama sebagai Base
Sediment and Water (BS&W), dan biasanya berjumlah kurang
dari 0,5 %wt total crude.

II.2. Desalter
Seperti telah dijelaskan di atas, crude oil mengandung salt water
dan sediment. Salt content crude oil biasanya dilaporkan sebagai
pounds salt (diukur sebagai sodium chloride) per thousand barrels
minyak (ptb). Range salt content bervariasi antara 0 s/d 1000 ptb,
biasanya antara 10 s/d 200 ptb.

Pada sebagian besar crude oil, sekitar 95% total salt content
ditemukan dalam BS&W crude oil. Salt terjadi dalam bentuk highly
concentrated brine droplet yang terdispersi dalam crude oil.
Droplet ini sangat kecil dan sangat susah terpisah dari crude oil.
Proses desalting berfungsi untuk mengencerkan high salt content
brine dengan menambahkan fresh water pada crude oil untuk
memproduksi low salt content water.

Agar fresh water dapat berkontak dengan efektif dengan


concentrated brine atau BS&W, suatu emulsi harus terbentuk untuk
mendispersi air yang ada pada crude. Emulsi diproduksi dengan
melewatkan liquid pada kecepatan tinggi melalui orifice kecil yang
kemudian melalui mixing valve. Setelah demulsifikasi dan settling,
BS&W yang tersisa dalam crude adalah diluted water, bukan lagi
concentrated brine.
TWO STAGE DESALTER

PLANT NNF STRIPPED


WATER WATER
DESALTED
CRUDE

MIXING ELECTRODES MIXING ELECTRODES


VALVE VALVE

PDC PDC

LC LC

1ST STAGE 2ND STAGE

RAW CRUDE BRINE

Gambar 1. Two Stage Desalter

III. Feed dan Produk Crude Distillation Unit

Jenis umpan CDU dapat berupa sour crude atau sweet crude
tergantung dari disainnya. Penggunaan crude non-disain tetap
dimungkinkan namun terlebih dahulu harus dilakukan uji coba
pemakaian untuk mengetahui efeknya terhadap unit-unit
dowstream.
Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 5 dari 9 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA

Typical produk CDU adalah sebagai berikut :


Tabel I. Typical Produk CDU
Jenis Produk Cut Range Normal TBP, oC
Overhead product (Gas, LPG) < 30
Naphtha 30-150
Kerosene 150-250
Diesel 250-370
Atmospheric residue 370+

Tingkat ketajaman pemisahan ditentukan berdasarkan gap antara


95% temperatur distilasi ASTM fraksi dengan boiling point lebih
rendah dan 5% temperatur distilasi ASTM fraksi dengan boiling
point lebih tinggi. Best practice gap tersebut adalah sebagai
berikut:
Straight run naphtha/Kerosene : 20 o F (11 o C).
Kerosene/Diesel : 10 o F (5,6 o C).

IV. Aliran Proses Crude Distillation Unit

Process Flow Diagram CDU dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2. Process Flow Diagram CDU

Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 6 dari 9 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA

V. Variabel Proses Crude Distillation Unit

Beberapa variabel proses yang berpengaruh pada operasi CDU


adalah sebagai berikut :

V.1. Flash Zone Temperature


Semakin tinggi flash zone temperature maka semakin banyak yield produk
yang dihasilkan, dan sebaliknya semakin sedikit yield bottom CDU. Namun
flash zone temperatue tidak boleh terlalu tinggi karena dapat mengakibatkan
terjadinya thermal decomposition/cracking umpan. Temperature thermal
decomposition/cracking tergantung jenis umpan. Pada umumnya temperature
thermal decomposition/cracking crude adalah sekitar 370 oC (UOP
menyebutkan 385 oC). Flash zone temperature diatur secara tidak langsung,
yaitu dengan mengatur Combined Outlet Temperatur/COT fired heater.

V.2. Temperature Top Kolom CDU


Temperature top kolom CDU diatur dengan mengembalikan
sebagian naphtha yang telah dikondensasi sebagai reflux kembali
ke top kolom CDU. Jika temperature flash zone dinaikkan, maka
reflux rate harus dinaikkan untuk menjaga temperature top tetap.
Temperature top kolom merupakan salah satu petunjuk endpoint
naphtha. Untuk memperoleh endpoint overhead produk yang lebih
rendah maka top temperature harus diturunkan dengan cara
menambah jumlah top reflux.

V.3. Tekanan Top Kolom CDU


Meskipun tekanan top kolom tidak pernah divariasikan, namun
perubahan kecil pada tekanan top kolom akan menghasilkan
perubahan besar pada temperature pada komposisi umpan yang
tetap. Jika tekanan top kolom tidak dapat dijaga tetap dan operasi
CDU hanya mengandalkan quality control produk hanya
berdasarkan pengaturan temperature tray/temperature draw off,
maka komposisi produk akan berubah cukup signifikan. Pressure
swing yang sangat sering akan membuat operasi CDU menjadi tidak
stabil. Untuk menjaga stabilitas tekanan top kolom maka dipasang
temperature controller yang di-cascade dengan flow top reflux.

V.4. Stripping Steam


Jumlah stripping steam (superheated) yang dimasukkan ke bottom
tiap side cut product stripper digunakan untuk menghilangkan uap
ringan yang terlarut dalam produk, yang akan menentukan flash
point produk. Stripping steam dapat juga dimasukkan ke bagian
bawah/bottom kolom CDU sebagai pengganti reboiler dengan fungsi
sama, yaitu menghilangkan fraksi ringan yang ada dalam produk
bottom kolom CDU.

VI. Troubleshooting
Beberapa contoh permasalahan, penyebab, dan troubleshooting yang terjadi di
Crude Distillation Unit dapat dilihat dalam table II berikut ini :

Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 7 dari 9 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA

Tabel II. Contoh Permasalahan, Penyebab, dan Troubleshooting Crude Distillation Unit

Permasalahan Penyebab Troubleshooting


Endpoint produk naphtha Adanya fraksi kerosene terikut dalam produk Turunkan temperture top kolom CDU
tinggi. naphtha. dengan menambah jumlah top reflux.
Turunkan temperature draw off kerosene
dengan tidak sampai mengganggu
spesifikasi produk kerosene.
Derajat pemisahan Perubahan komposisi umpan. Atur temperature flash zone.
naphtha-kerosene atau Perubahan temperature flash zone. Atur temperature draw off masing-masing
kerosene-diesel rendah. Perubahan temperature draw off produk. produk.
Korosi pada overhead line Senyawa-senyawa garam tidak terpisahkan Evaluasi pemakaian corrosion
kolom CDU. dengan sempurna di desalter. inhibitor/filming amine.
Supply air laut pendingin Turunkan feed hingga temperature/
top kolom CDU tekanan top kolom tidak terlalu tinggi.
Pompa supply di unit utilities bermasalah.
bermasalah/tidak ada Jika tidak dapat terkontrol, maka unit
supply air laut. harus di-shutdown.
Cek dan drain tangki umpan untuk
mengurangi air yang mungkin ada di
bagian bawah tangki.
Pompa feed kavitasi. Terikutnya air dari tangki crude oil ke dalam umpan.
Over tangki umpan.
Jika tidak dapat terkontrol, maka unit
harus di-shutdown.

Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 8 dari 9 Kontributor : Adhi Budhiarto
BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA

VII. Istilah-istilah

Sour crude Crude oil yang mengandung impurities


(terutama sulfur) yang tinggi.
Sweet crude Crude oil yang mengandung impurities
(terutama sulfur) yang rendah.
(VDU/CDU/fraksinasi).
TBP True Boiling Point

VIII. Daftar Pustaka

1. Operating Manual Crude Distillation Unit PERTAMINA Unit Pengolahan II


Dumai.
2. Operation Manual for Unit 100 Crude Distillation Unit, Pakistan-Arabian
Refinery Limited, Mid-Country Refinery Project (PARCO), Mahmood Kot,
Pakistan.
3. 2006 UOP Engineering Design Seminar, Des Plaines, USA.

Teknologi Proses Kilang Minyak Bumi Halaman 9 dari 9 Kontributor : Adhi Budhiarto

Anda mungkin juga menyukai