Anda di halaman 1dari 17

Proyeksi yang cara penyajian suatu gambar tiga dimensi terhadap bidang dua dimensi dala

proyeksi..??

a. Proyeksi Piktorial
b. Proyeksi Ortogonal
c. Proyeksi Pandangan
d. Proyeksi penyandaran

Kode : PTK.NP01.006.01

MELAKUKAN DINAS JAGA DEPARTEMEN PENGELOLAANSUMBERDAYA


KELAUTANDisusun : R.Diyan Krisdiana,A.Pi,M.Si Edisi Revisi : AHalaman 1 dari 24Tanggal :
12 Januari 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009
BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang
Pengertian tugas Dinas Jaga adalah suatu kegiatan pengawasanselama 24 (
duapuluh empat
) jam di atas kapal, yang dilakukan dengantujuan mendukung operasi pelayaran supaya
terlaksana denganselamat. Ini dilakukan dengan mengkondisikan pelayaran supayadapat
berjalan dengan kewaspadaan sesuai dengan kaidahkeselamatan pelayaran, yang didalamnya
memuat antara lainkegiatan pengamatan kondisi sekeliling kapal sesuai denganPeraturan
Pencegahan Tubrukan di Laut (P2TL)

1972Seiring berkembangnya teknologi penangkapan ikan dan jumlaharmada penangkapan ikan
yang makin bertambah, serta kondisi alamyang sulit terprediksi, mendorong pelaksana kegiatan
operasipenangkapan ikan merancang suatu kerjasama tim yang solid di ataskapal, agar
tercapai tujuan operasi kegiatan kapal ( Kegiatanpenangkapan ikan) yang maksimal.Berangkat dari
permasalahan tersebut di atas, di dalam kegiatanoperasi penangkapan ikan diperlukan suatu
aturan yang baku sertadapat dijadikan acuan atau patokan dalam pelaksanaan kegiatan,yang
melibatkan seluruh personel yang bekerja diatas kapal. Olehkarena itu dibuatlah suatu tata
urutan kerja
(Job Discription)
terutamadalam pelaksanaan kegiatan dinas jaga di atas kapal yang bertujuanagar :1. Kegiatan
operasi kapal penangkap ikan dapat berjalan dengan baikdengan memperhatikan keselamatan
jiwa manusia, kapal, muatandan lingkungan, baik saat kapal berada di pelabuhan maupun
saatberlayar di laut. 2. Penerapan tugas jaga kapal sesuai dengan aturan P2TL

1972.3. Pembagian tugas dan tangg
PENGERTIAN TUGAS JAGA MESIN YAITU :
seseorang atau sekelompok personil tugas jaga atau suatu periode tanggung jawab
seorang perwira selama mana kehadiranya di kamar mesin merupakan keharusan
atau tidak menjalankan tugas jaga.

TUJUAN TUGAS JAGA :


Tugas dinas jaga mesin adalah untuk mencapai keamanan dari mesin tersebut dan
kapal sampai tujuan dengan selamat.

TANGGUNG JAWAB PERWIRA YANG MELAKSAKAN TUGAS JAGA MESIN:


wakil kepala kamar mesin dan terutama selalu bertanggung jwab untuk
keselamatan dan efesiensi pengoperasian dari pemeliharaan mesin yang
mempengaruhi keselamtan kapal dan juga bertanggung jawab dalam pemeriksaan,
pengoperasian dan pengujian peralatan yang dibawah tanggung jwab tugas jaga
kamar mesin.

Penjelasan pengaturan tugas jaga yaitu :


Pengaturan tugas jaga diatas kapal baik dek ataupun mesin diatur berdasarkan
ketentuan STCW 1978 Amandemen 1995 Bab VII yg mengatur hal hal yg diperlukan
oleh awak kapal selama melaksanakan tugasnya baik dipelabuhan maupun saat
berlayar

Yang dimaksud dengan :

Jaga Laut : Yaitu tugas jaga yang dilaksanakan agar pengopeasian permesinan
selama berlayar dapat di laksanakan dengan lancar dan aman,tugas jaga laut
dilaksanakan bergantian setiap 4 jam sekali,yaitu kondisi terbaik untuk
ketahanan fisik dan dapat diulang setelah beristirahat selama 8 jam.

Jaga Rutin ; Yaitu tugas jaga yg dilakukan oleh awak kapal yg bersifat rutin baik
dilaut maupun dipelabuhan sesuai pembagian tugas dan jadwal yg ditetapkan
didalam pengoperasian kapal.

Jaga pelabuhan : Yaitu tugas jaga yang dilaksanakan ketika kapal sedang
sandar ataupun berlabuh jangkar apapun tujuannya bongkar muat atau
perbaikan dan dilaksanakan dengan prinsip jaga 24 jam secara bergantian ,Hal
ini bertujuan agar awak kapal dapat diatur bergantian pesiar/meninggalkan kapal
sehingga jaga pelabuhan efektif dilakukan penuh 24 jam atau diatur.

Jaga khusus : Yaitu tugas jag yang dilakukan oleh awak kappa yang bersifat
khuhsus yang dadlam peaksanaannya tidak lagi mengacu pada pembagian
tugas dan jadual yang ditetapkan tetapi mengacu pada kegiatan yang sedang
dilakukan,misalnya kapal perbaikan /perawatan di galangan kapal/dok.

Jaga Darurat : Yaitu tugas jaga yang dilakukan oleh awak kapal pada saat kapal
dalam keadaan darurat atau ketika dilakukan tindakan penyelamatan
(badai/cuaca buruk kandas,terbakar,perbaikan dilaut/kapaltidak bertenaga,Untuk
pengaturan bagian dan jadual yang ditetapkan tidak lagi menjadi acuan tugas
awak kapal,tetapi bersifat tindakan penyelamatan jiwa,barang dan lingungan.

Jaga mesin : Yaitu tugas jaga yang dilakukan oleh awak kapal yang melakukan
tugas dan pekerjaannya di bagian mesin

Prosedur Serah Terima Tugas Jaga Yang Benar Yaitu

Sebelum serah terima jaga ,jaga lama harus melaporkan tugasnya kepada
pengganti jaga dan meyakini laporan tersebut telah dimengerti dan
melaksanakan tugas jaganya

Jurnal jaga telah diisi lengkap dan ditanda tangani oleh petugas jaga lama
sebagai pertanggung jawaban tugas jaga

Regu pengganti jaga harus telah berada ditempat tugasnya (dikamar mesin)
sedikitnya 15 menit sebelum serah terima jaga.

Melakukan pengamatan bersama kedua regu jaga.

Jika terdapat perbedaan yang mencolok dari parameter sesungguhnya dengan


yang dilaporkan di jurnal jaga,maka dilaporkan kepada KKM.

Jika pengganti jaga telah mengerti dan menerima tugas jaga yang akan
dilanjutkan maka barulah regu jaga dapat meninggalkan kamar mesin

Kondisi kondisi kapal yang dikatakan keadaan darurat yaitu :


- Kapal diserang badai
- Kapal terbakar
- Kapal kandas ,dan muatan tumpah kelaut ( kapal tangker )
- Kapal bocor dan stabilitasnya terganggu
- Kapal tanpa tenaga penggerak ( mesin sedang rusak/diperbaiki )

Yang harus dilaporkan dalam jurnal jaga pada serah terima tugas jaga yaitu :
- Permesinan yang sedang beroperasi
- Permesinan /peralatan yang sedang diperbaiki
- Perubahan jenis pengoperasian (otomatis menjadi manual /sebaliknya)
- Kelainan yang teramati
- Jumlah bahan bakar dan minyak lumas yang terpakai dan sisanya
- Kondisi buangan air got,limbah lain yang harus dittangani
- Pemindahan bahan bakar, air tawar, air ballast dll..
- Perintah anjungan yang akan dilakukan pada jam jaga berikutnya
- Pecobaan percobaan yang dilakukan

Prinsip prinsip tugas jaga pada umumnya berdasarkan SOLAS 1978 Amandemen
STCW 1995 yang lebih ditentukan oleh awak kapal dalam hal :
- Pengetahuan dan ketrampilan sesuai tanggung jawabnya
- Kesiapan phisik dan mental
- Pengaturan dan kelengkapan dalam menjalankan tugas

Yang harus dicatat pada Pengoperasian permesinan secara manual di kamar


mesin yaitu :
Umumnya meliputi : Mesin induk/penggerak kapal, Generator listrik, pompa pompa
pendinginan permesinan, ketel uap, purifier, mesin kemudi, penyejuk udara(AC),
pendingin permakanan, OWS, dll.. Dan yang dicatat di dalam tugas jaga yaitu :

Suhu : Gas buang , minyak lumas, bahan bakar, air pendingin, ruang mesin,
ruang pendingin makanan

Tekanan : Minyak lumas, bahan bakar, air pendingin, udara bilas, udara
pneumatic, udara pejalan, uap ketel

Putaran : poros engkol, propeller, altenator,

Jumlah/volume : Bahan bakar, minyak lumas, air ketel, air tawar.

Hal hal lain yang diperlukan

Pelaksanaan tugas jaga diatas kapal khususnya awak kapal bagian mesin harus
menerapkan prinsip prinsip tugas jaga yang aman (safe) dan mencegah
terjadinya pencemaran lingkungan laut,untuk itu awak mesin haruslah :

Memiliki pengetahuan yang memadai tentang fungsi dan cara kerja permesinan
diatas kapal dan bagiannya masing masing

Mengerti tugas dan tanggung jawabnya masing masing

Mengerti prinsip kerja yang aman

Memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam penanggulangan keadaan


daruratdan pencegahan pencemaran lingkungan laut
Sebelum seseorang melaksanakan tugas jaga,awak kapal harus mempersiapkan
fisik dan mental agar tugas jaga dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar
dengan memperhatikan :

Waktu istirahat yang cukup ( sedikitnya 10 jam untuk harian )

Awak kapal sebelum jaga dilarang meminum alkohol/obat obatan yang


memabukan (4 jam sebelum jaganya)

Awak kapal wajib melengkapi diri dengan perlengkapan diri yang


memadai,misalnya sepatu pengaman werpak dll..)

Yang harus dilakukan setelah kapal sandar dipelabuhan pada saat mesin induk
telah berhenti (stop) yaitu harus memperhatikan hal hal sebagai berikut :

Segera matikan dan amankan permesinan yang tidak digunakan lagi,dan dalam
keadaan tanpa kegiatan

Mengamati linkungan perairan,apakah ada pencemaran minyak,bila ada lakukan


pencegahan secara memadai

Mengetahui kegiatan apa yang sedang dilaksanakan (bongkar


muat,perbaikan,bunker,dll)

Mengetahui pemimpin masing masing

Mengerti pengoperasian permesinan yang diperlukan pada saat tugas jaga

Mengetahui letak sarana penghubung kedarat

Pengamatan periodik tetap dilaksanakan dan dilaporkan dalam jurnal jaga

Sesuai prosedur dan kemampuan serta tanggung jawab dalam keadaan darurat
pengamanan terhadap permesinan guna mencegah meluasnya marabahaya
dengan :

Mematikan pengoperasian mesin penggerak utama, generator listrik, separator


limbah, ketel uap dll. Yang diperlukan

Menutup katup tangki bahan baka

Menutup pintu kedap dan pintu kamar mesin


Membunyikan tanda bahaya

Persiapan Olah gerak 1jam sebelum kapal berangkat/ tiba yaitu :

Periksa permukaan minyak lumas mesin induk

Periksa kompresor udara dan bejananya

Persiapkan mesin kemudi dan koordinasi dengan anjungan untuk test kemudi

Hidupkan pompa LO gearbox

Koordinasi dengan anjungan untuk test telegraph

Hidupkan pompa pendingin mesin induk

Start Main Engine dan bow thruster ,laporkan ke anjungan

1 Standard tugas jaga tentang kebugaran (fitness) untuk menjalankan tugas sebagai
perwira atau sebagai bawahan yg ambil bagian suatu tugas jaga yaitu :

Memperhatikan waktu istirahat sebanyak 10 jam dalam setiap periode 24 jam

Jam jam istirahat hanya boleh dibagi paling banyak menjadi 2 periode istirahat
yg salah satunya paling sedikit tidak kurang dari 6 jam

Tugas jaga khusus, pada pelayaran sempit/ alur pelayaran ramai /kondisi cuaca yg
kurang bagus adalah : Yaitu tugas jaga yg dilakukan awak kapal, khususnya yg dalam
pelaksanaannya tidak mengacu pada pembagiantugas jaga dan jadwal yg ditetapkan ,
tetapi mengacu pada kegiatan yg sedang dilakukan

Pengaturan dinas jaga yaitu ;


Pelaksanaan tugas jaga diatas kapal baik dek maupun bagian mesin, diatur
berdasarkan ketentuan STCW 1978 Amandemen 1995 Bab VIII yg mengatur hal hal yg
diiperlukan oleh awak kapal. Selama melaksanakan tugasnya baik dipelabuhan
maupun dilaut atau berlayar.

Persyaratan minimal sertifikat jaga mesin dan tanggung jawab perwira mesin
sebagai wakil KKM yaitu :

1. Setiap KKM atau Masinis II disebuah kapal yg digerakan mesin utama


berkapasitas 3000 kW Harus memiliki sertifikat yg sesuai
2. Setiap calon harus memiliki sertifikat, mempunyai persyaratan memperoleh
sertifikat sebagai seorang perwira yg bertanggung jawab atas tugas jaga masinis

Pengertian tugas jaga diatas kapal baik dek maupun bagian mesin, diatur
berdasarkan ketentuan STCW 1978 Amandemen 1995 Bab VIII yg mengatur hal
hal yg diiperlukan oleh awak kapal. Selama melaksanakan tugasnya baik
dipelabuhan maupun dilaut atau berlayar.

BAGI YG BLOM BACA..INI ISI STCW AMANDEMEN MANILA 2010..

SEMINAR NASIONAL SOSIALISASI IMPLEMENTASI STCWAMANDEMEN 2010


MANILA

KATA PENGANTAR

Konferensi diplomatik negara anggota Konvensi STCW, yang diselenggarakan di Manila


Filipina, pada tanggal 21-25 Juni 2010, telah mengadopsi beberapa perubahan mendasar
terhadap Konvensi STCW dan STCW Code. Maksud dari amandemen-amandemen
tersebut (dikenal sebagai Amandemen Manila) adalah untuk meningkatkan standar
profesionalisme dari para pelaut serta untuk meningkatkan keselamatan pelayaran,
keamanan dan perlindungan terhadap lingkungan laut.

Amandemen-amandemen tersebut memperbarui standard kompetensi untuk


mengakomodir teknologi terbaru, memperkenalkan persyaratan dan metodologi baru
untuk diklat dan sertifikasi, serta meningkatkan mekanisme untuk menjalankan
ketentuan-ketentuan dalam konvensi STCW oleh administrasi Negara Bendera (Flag
State) dan Negara Pelabuhan (Port State), serta menjelaskan secara spesifik persyaratan-
persyaratan yang berkaitan ketentuan jam kerja dan istirahat, pencegahan
penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan alkohol, serta standard medical fitness bagi
para pelaut.

Bahan sosialisasi ini dimaksudkan untuk memberikan informasi atas persyaratan-


persyaratan inti dari Manila Amandemen, untuk membantu komunitas maritim Indonesia
guna mempersiapkan diri guna menghadapi perubahan-perubahan yang diperlukan sesuai
ketentuan Amandemen Manila tersebut.

Jakarta, 30 November 2011

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

i. Kata pengantar

ii. Daftar isi

I. Program Implementasi STCW 2010 Amandments 2010 Manila

II. Pelaksanaan Diklat Kepelautan

A. Mulai, 1 Januari 2012

B. Mulai, 1 Januari 2013

C. Mulai, 1 Juli 2013


D. Mulai 1 Januari 2014

iii. Lampiran lampiran

I. PROGRAM IMPLEMENTASI KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG


STANDARDS PELATIHAN, SERTIFIKASI DAN DINAS JAGA UNTUK PELAUT
1978 (STCW CONVENTION) dan STCW CODE - AMANDEMEN 2010, MANILA, DI
INDONESIA

A. KETENTUAN WAKTU TRANSISI IMPLEMENTASI AMANDEMEN MANILA

1. Amandemen Manila pada STCW 2010 akan mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari
2012. Bagi para pelaut yang memulai diklat pada atau setelah tanggal 1 Juli 2013 harus
sudah memenuhi persyaratan amandemen Manila. Para pelaut pemegang sertifikat
kompetensi (COC) dan sertikat keterampilan (COP) yang dikeluarkan sesuai dengan
ketentuan konvensi STCW amandemen 1995, diberikan batas waktu sampai 31 Desember
2016 untuk memenuhi ketentuan dalam Amandemen Manila.

2. Sertifikat Kompetensi Republik Indonesia yang dikeluarkan berdasarkan peraturan saat


ini (Konvensi STCW amandemen 1995) akan dapat direvalidasi sampai dengan 31
Desember 2016. Sertifikat-sertifikat tersebut akan diberikan perpanjangan/endorsment
melebihi 1 Januari 2017 setelah pemegang sertifikat memenuhi persyaratan dalam
Amandemen Manila. Detail dari diklat tambahan yang memungkinkan pemegang
sertifikat yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan konvensi STCW amandemen 1995
untuk dapat memenuhi ketentuan STCW 2010 amandemen Manila dapat dilihat pada
lampiran.
3. Ketentuan waktu transisi berdasarkan STCW aturan I/15 Manila Amandemen hanya
diberlakukan untuk diklat tambahan dan pengeluaran sertifikat pelaut. Ketentuan lain
yang telah ditetapkan oleh konvensi harus sudah diimplementasikan pada tanggal 1
Januari 2012.

Until

B. STANDARD MEDIS PELAUT

Persyaratan medis untuk pelaut telah direvisi dalam amandemen tersebut. Sertifikat
Medis untuk pelaut harus diterbitkan sesuai dengan ketentuan pada seksi A-I/9 dan B-I/9
dari STCW amandemen Manila, dan harus memiliki validitas 2 tahun, atau 1 tahun untuk
pelaut berusia 18 tahun. Jika validitas sertifikat medis berakhir pada tengah pelayaran,
maka sertifikat medis dapat di perpanjang sampai dengan pelabuhan berikutnya.

Berdasarkan ketentuan transisi, sertifikat medis yang dikeluarkan kepada pelaut


berdasarkan ketentuan aturan saat ini atau STCW amandemen 1995 akan tetap berlaku
sampai dengan habis tanggal masa berlakunya sebagaimana tertera pada sertifikat atau
untuk maksimum periode 5 tahun sejak tanggal dikeluarkannya, tetapi tidak boleh
melewati tanggal 31 Desember 2016.

C. JAM KERJA DAN JAM ISTIRAHAT

1. Para perwira dan rating yang melaksanakan tugas jaga navigasi atau jaga kamar mesin,
atau anak buah kapal lainnya yang diberi tugas berkaitan dengan keselamatan,
pencegahan polusi, dan keamanan harus diberikan periode istirahat, sebagai berikut:

a. Minimum 10 jam istirahat dalam periode waktu 24 jam.

b. 77 jam istirahat dalam 7 hari periode.

c. Jam istirahat dapat dibagi menjadi tidak lebih dari 2 periode, yang mana salah satunya
harus berdurasi sedikitnya selama 6 jam dan interval waktu antara periode yang
berlangsung secara terus menerus tidak boleh melampui 14 jam.
d. Pengurangan jam istirahat menjadi 70 jam istirahat dalam periode 7 hari diperbolehkan
untuk waktu yang tidak melampaui 2 minggu berturut-turut.

2. Nakhoda harus menempatkan pengumuman yang memuat pembagian jam kerja di atas
kapal, yang berisikan informasi jadual kerja/istirahat harian selama berlayar dan selama
di pelabuhan, pada tempat yang mudah terlihat dan diakses di atas kapal, dalam bahasa
yang dipergunakan di atas kapal dan dalam bahasa Inggris, untuk memudahkan bagi
semua anak buah kapal.

Dokumentasi waktu istirahat harian harus terpelihara dengan baik dan ditandatangani
oleh nahkoda, atau perwira yang ditunjuk oleh nahkoda. Salinan dari catatan jam istirahat
dan jadual berkenaan krew kapal, yang sepatutnya disyahkan oleh nahkoda atau perwira
yang diberi kewenangan oleh nahkoda, harus diberikan juga kepada crew yang
bersangkutan.

Perusahaan pelayaran direkomendasikan untuk menggunakan format standar dalam


menyiapkan tabel pengaturan jam kerja dan jadual jam jaga dan record dari jam istirahat
untuk memperlihatkan kesesuaian dengan persyaratan dalam STCW. Perusahaan
pelayaran disarankan untuk menggunakan petunjuk dari IMO/ILO (IMO/ILO Guidelines
for the Development of Tables of Seafarers Shipboard Working Arrangements and
Formats of Records of Seafarers Hours of Work and Rest) untuk mengatur jam kerja dan
jam istirahat. Dokumentasi dari record ini harus disimpan di atas kapal dalam masa
setidaknya 2 tahun untuk memungkinkan monitoring dan verifikasi pemenuhan peraturan
Seksi A-VIII/1.
Perusahaan pelayaran harus menyatakan prosedur untuk mempersiapkan jam jaga
tersebut dan pencatatan jam istirahat harian ke dalam sistem manajemen keselamatannya
(Safety Management System). Ketentuan ini harus sudah mulai diimplementasikan pada
tanggal 1 Januari 2012.

D. PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN ALKOHOL

Nahkoda, perwira, dan anak buah kapal lainnya pada saat melaksanakan tugas jaga
anjungan dan kamar mesin, atau tugas lain yang berkaitan dengan keselamatan,
keamanan, dan pencegahan polusi tidak diperbolehkan mengkonsumsi alkohol yang akan
melampui batas kandungan alkohol dalam darah (BAC-Blood Alcohol Level) lebih besar
dari 0.05% atau kandungan 0.25 mg/l dalam nafasnya.

Perusahaan pelayaran harus menetapkan prosedur berdasarkan manajemen keselamatan


kapal untuk mencegah penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang di atas kapal.

E. PERUBAHAN-PERUBAHAN PENTING PADA DIKLAT PELAUT


Amandemen STCW Manila telah mengamandemen persyaratan berkaitan dengan rating
dan perwira, termasuk ketentuan sertifikasi baru untuk perwira dan rating. Penjelasan
lebih detil sebagai berikut:

1. Pendidikan dan Pelatihan Berkaitan Keselamatan dan Keamanan


a. Basic Safety Training (Diklat Dasar Keselamatan) telah ditingkatkan kontennya
dengan memasukkan modul untuk memberikan perhatian lebih pada pencegahan polusi
terhadap lingkungan laut, komunikasi yang efektif dan human relationship di atas kapal.
Setiap pelaut pemegang sertifikat ini diwajibkan untuk setiap 5 (lima) tahun sekali untuk
mengikuti diklat pembaruan dengan tujuan mempertahankan standard kompetensi.

b. Semua pelaut dipersyaratkan untuk mengikuti diklat keterampilan berkaitan dengan


pengenalan dan kesadaran terhadap keamanan sesuai dengan ketentuan pada seksi A-VI/6
paragraf 1-4 pada STCW Code.
Untuk pelaut yang didesain untuk menangani tugas keamanan juga harus memenuhi
ketentuan kompetensi sebagaimana tertera pada seksi A-VI/6 paragraf 68 pada STCW
Code. Batas waktu persyaratan pemenuhan sertifikat dimaksud sampai dengan tanggal 1
Januari 2014.

2. Pendidikan dan Pelatihan untuk Perwira dan Rating Dek


Terdapat perubahan pada tabel spesifikasi yang memuat standard minimum kompetensi
untuk sertifikasi sebagai perwira dek dengan topik baru, seperti halnya pengoperasian
dari Electronic Chart Display and Information System (ECDIS), leadership, team
working skills, dan manajerial skills. Level jabatan baru untuk rating dek dikenal sebagai
Able-Seafarer Deck, dengan spesifikasi standar kompetensi untuk dapat disertifikasi
sebagai Able Seafarer Deck pada tabel II/5 STCW Code.

3. Pendidikan dan Pelatihan untuk Perwira dan Rating Mesin


Terdapat perubahan skema diklat baru untuk perwira mesin dan perubahan tabel standar
minimum kompetensi untuk perwira mesin, dengan memasukkan topik baru, meliputi
leadership dan team-working skills, dan managerial skills. Diperkenalkan level jabatan
baru untuk perwira dan rating mesin meliputi Able-Seafarer Engine, Electro-tehnical
rating, dan Perwira Electro-Technical.

4. Pendidikan dan Pelatihan Khusus Untuk Personil Yang Bekerja Di Kapal Tanker
Persyaratan minimum untuk pelatihan dan kualifikasi bagi nahkoda, perwira, dan rating
untuk kapal tanker minyak, bahan kimia dan gas telah direvisi. Pemegang sertifikat
keahlian sebagai perwira deck atau perwira mesin dipersyaratkan untuk menjaga
kompetensi untuk bekerja di atas kapal setiap interval 5 (lima) tahun sekali. Sertifikat
keterampilan dan endorsment yang berkaitan dengan kapal tanker yang diterbitkan
berdasarkan STCW 1995 akan tetap diakui sampai dengan sebelum 1 Januari 2017.

F. TANGGUNG JAWAB DARI PERUSAHAAN PELAYARAN

1. Perusahaan pelayaran memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa:


a. Pelaut yang bekerja di atas kapalnya telah menerima diklat penyegaran dan pembaruan
(updating) menurut ketentuan STCW Amandemen 2010;

b. Jumlah kru di atas kapal cukup memenuhi untuk melaksanakan tugas berkaitan dengan
keamanan kapal; dan

c. Tercipta komunikasi lisan yang efektif setiap saat di atas kapalnya, sesuai dengan
ketentuan SOLAS Chapter V aturan 14.
2. Berdasarkan daftar sertifikat dan bukti dokumen yang dipersyaratkan oleh Dirjen
Hubla untuk di endorsed setiap 5 (lima) tahun sekali, agar perusahaan pelayaran
memperhatikan ketentuan perpanjangan, endorsment serta perubahan nama sertifikat dan
bukti dokumen berdasarkan amandemen Manila tersebut.

G. Perubahan Peraturan Perundang-undangan Terkait


Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2000 tentang Kepelautan serta Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor KM. 43 tahun 2008 tentang Ujian Keahlian, serta sertifikasi
Kepelautan, serta peraturan pelaksanaan terkait lainnya akan direvisi untuk memberikan
dasar bagi implementasi STCW Amandemen Manila 2010. Agar pihak yang terkait
segera mengambil langkah yang diperlukan untuk mengimplementasi perubahan terkait.

II. PELAKSANAAN PROGRAM DIKLAT KEPELAUTAN

Mulai 1 Januari 2012

1. Pelatihan Keterampilan Keselamatan Dasar Basic Safety Training (STCW Reg.VI/1-


4).

2. Pelatihan Keterampilan Sekoci Penyelamat dan Perahu Penolong selain Perahu


Penolong Cepat - Survival Craft & Rescue Boats Other Than Fast Rescue Boats Training
(STCW Reg. VI/2).

3. Pelatihan Keterampilan Perahu Penolong Cepat - Fast Rescue Boats Training (STCW
Reg. VI/2).

4. Pelatihan Keterampilan Pemadaman Kebakaran Tingkat Lanjut - Advanced Fire


Fighting Training (STCW Reg. VI/3).

5. Pelatihan Keterampilan Pertolongan Pertama dan Penanganan Medis - Medical First


Aid and Medical Care Training (STCW Reg. VI/4).
6. Pelatihan Keterampilan Pengendalian Massa - Crowd Management Training (STCW
Reg. V/2).

7. Pelatihan Keterampilan Penanganan Situasi Krisis Crisis - Management and Human


Behaviour Training (STCW Reg. V/2).

8. Pelatihan Keterampilan Perwira Keamanan Kapal - Ship Security Officers Training


(STCW Table A-VI/5, B-VI/5).

9. Pelatihan Keterampilan Pengoperasian Electronic Chart and Display System (ECDIS) (


STCW Tabel A-II/1 dan Tabel A-III/1).

10. Pelatihan Keterampilan Bridge Resource Management (BRM) dan Engine Resource
Management (ERM) ( STCW Tabel A-II/1 dan Tabel A-III/1).

11. Pelatihan Keterampilan untuk Rating yang melaksanakan Tugas jaga navigasi atau
jaga kamar mesin - Training for ratings duly certified to be part of a navigational or
Engine Room Watch (STCW Reg. II/4, III/4).

12. Pelatihan Keterampilan untuk Rating yang melaksanakan tugas sebagai Able Seafarer
- Training for ratings duty certified as able seafarer deck, able seafarer engine (STCW
Reg. II/5 , III/5).

13. Pelatihan Keterampilan Dasar Kapal Tanker Minyak dan Bahan Kimia - Basic
Training for oil & Chemical Tanker Cargo Operations (STCW Tabel A-V/1-1-1).

14. Pelatihan Keterampilan Dasar Pengoperasian Kapal Tanker Gas - Basic Training for
Liquefied Gas Tanker Cargo Operations (STCW Tabel A-V/1-2-1).

15. Pelatihan Keterampilan Lanjutan Pengoperasian Kapal Tanker Minyak - Advanced


Training for oil tanker cargo operations (STCW Tabel A-V/1-1-2).

16. Pelatihan Keterampilan Lanjutan Pengoperasian Kapal Tanker Bahan Kimia -


Advanced Training for chemical tanker cargo operations (STCW Tabel A-V/1-1-3).
17. Pelatihan Keterampilan Lanjutan Pengoperasian Kapal Tanker Gas - Advanced
Training for Gas tanker cargo operations (STCW Tabel A-V/1-2-2)

Mulai 1 Januari 2013

1. Pendidikan dan Pelatihan Updating Untuk Perwira dan Rating Bagian Dek (STCW
Reg. II/1, II/2, II/3).
2. Pendidikan dan Pelatihan Updating Untuk Perwira dan Rating Bagian Mesin (STCW
Reg. III/1, III/2, III/3).


Mulai 1 Juli 2013

1. Pendidikan dan Pelatihan Keahli

STCW 95 konvensi diubah di manila pada tanggal 25 Juni 2010 dalam kehadiran
anggota IMO

Yang harus dicatat pada Pengoperasian permesinan secara manual di kamar


mesin yaitu :
Umumnya meliputi : Mesin induk/penggerak kapal, Generator listrik, pompa pompa
pendinginan permesinan, ketel uap, purifier, mesin kemudi, penyejuk udara(AC),
pendingin permakanan, OWS, dll.. Dan yang dicatat di dalam tugas jaga yaitu :

1. Suhu : Gas buang , minyak lumas, bahan bakar, air pendingin, ruang mesin,
ruang pendingin makanan

2. Tekanan : Minyak lumas, bahan bakar, air pendingin, udara bilas, udara
pneumatic, udara pejalan, uap ketel

3. Putaran : poros engkol, propeller, altenator,

4. Jumlah/volume : Bahan bakar, minyak lumas, air ketel, air tawar.

5. Hal hal lain yang diperlukan /dicantumkan dalam laporan tugas jaga misalnya
:penggantian suku cadang,pembuangan air got ,dll..

Pelaksanaan tugas jaga diatas kapal khususnya awak kapal bagian mesin harus
menerapkan prinsip prinsip tugas jaga yang aman (safe) dan mencegah
terjadinya pencemaran lingkungan laut,untuk itu awak mesin haruslah :

Memiliki pengetahuan yang memadai tentang fungsi dan cara kerja permesinan
diatas kapal dan bagiannya masing masing

Mengerti tugas dan tanggung jawabnya masing masing

Mengerti prinsip kerja yang aman


Memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam penanggulangan keadaan
daruratdan pencegahan pencemaran lingkungan laut

Sebelum seseorang melaksanakan tugas jaga,awak kapal harus mempersiapkan


fisik dan mental agar tugas jaga dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar
dengan memperhatikan :

Waktu istirahat yang cukup ( sedikitnya 10 jam untuk harian )

Awak kapal sebelum jaga dilarang meminum alkohol/obat obatan yang


memabukan (4 jam sebelum jaganya)

Awak kapal wajib melengkapi diri dengan perlengkapan diri yang


memadai,misalnya sepatu pengaman werpak dll..)

Pada saat kapal berlabuh jangkar dan kapal sandar di pelabuhan maka tugas dari
perwira jaga dan oiler melaksanakan tugas jaga pelabuhan yang dilaksanakan dengan
prinsip jaga 24 jam secara bergantian dan dengan jumlah dan kemampuan awak kapal
yang memadai selama 24 jam jaga tersebut dimana masing masing bagian dipimpin
oleh seorang perwira jaga yang mampu mengambil keputusan yang tepat pada saat
terjadi keadaan darurat

Yang harus dilakukan setelah kapal sandar dipelabuhan pada saat mesin induk
telah berhenti (stop) yaitu harus memperhatikan hal hal sebagai berikut :

Segera matikan dan amankan permesinan yang tidak digunakan lagi,dan dalam
keadaan tanpa kegiatan

Mengamati linkungan perairan,apakah ada pencemaran minyak,bila ada lakukan


pencegahan secara memadai

Mengetahui kegiatan apa yang sedang dilaksanakan (bongkar


muat,perbaikan,bunker,dll..)

Mengetahui pemimpin masing masing

Mengerti pengoperasian permesinan yang diperlukan pada saat tugas jaga

Mengetahui letak sarana penghubung kedarat

Pengamatan periodik tetap dilaksanakan dan dilaporkan dalam jurnal jaga


Sesuai prosedur dan kemampuan serta tanggung jawab dalam keadaan darurat,
pengamanan terhadap permesinan guna mencegah meluasnya marabahaya
dengan :

1. Mematikan pengoperasian mesin penggerak utama, generator listrik, separator


limbah, ketel uap dll. Yang diperlukan

2. Menutup katup tangki bahan bakar

3. Menutup pintu kedap dan pintu kamar mesin

4. Membunyikan tanda bahaya

Persiapan Olah gerak 1jam sebelum kapal berangkat/ tiba yaitu :


1. Periksa permukaan minyak lumas mesin induk
2. Periksa kompresor udara dan bejananya
3. Persiapkan mesin kemudi dan koordinasi dengan anjungan untuk test kemudi
4. Hidupkan pompa LO gearbox
5. Koordinasi dengan anjungan untuk test telegraph
6. Hidupkan pompa pendingin mesin induk
7. Start Main Engine dan bow thruster ,laporkan ke anjungan

Standard tugas jaga tentang kebugaran (fitness) untuk menjalankan tugas


sebagai perwira atau sebagai bawahan yg ambil bagian suatu tugas jaga yaitu :
1. Memperhatikan waktu istirahat sebanyak 10 jam dalam setiap periode 24 jam
2. Jam jam istirahat hanya boleh dibagi paling banyak menjadi 2 periode istirahat yg
salah satunya paling sedikit tidak kurang dari 6 jam

Tugas jaga khusus, pada pelayaran sempit/ alur pelayaran ramai /kondisi cuaca
yg kurang bagus adalah : Yaitu tugas jaga yg dilakukan awak kapal, khususnya yg
dalam pelaksanaannya tidak mengacu pada pembagiantugas jaga dan jadwal yg
ditetapkan , tetapi mengacu pada kegiatan yg sedang dilakukan

Pengaturan dinas jaga yaitu ;


Pelaksanaan tugas jaga diatas kapal baik dek maupun bagian mesin, diatur
berdasarkan ketentuan STCW 1978 Amandemen 1995 Bab VIII yg mengatur hal hal yg
diiperlukan oleh awak kapal. Selama melaksanakan tugasnya baik dipelabuhan
maupun dilaut atau berlayar.

Persyaratan minimal sertifikat jaga mesin dan tanggung jawab perwira mesin
sebagai wakil KKM yaitu :
A. Setiap KKM atau Masinis II disebuah kapal yg digerakan mesin utama berkapasitas
3000 kW .Harus memiliki sertifikat yg sesuai
B. Setiap calon harus memiliki sertifikat, mempunyai persyaratan memperoleh sertifikat
sebagai seorang perwira yg bertanggung jawab atas tugas jaga masinis

Pengertian tugas jaga diatas kapal baik dek maupun bagian mesin, diatur berdasarkan
ketentuan STCW 1978 Amandemen 1995 Bab VIII yg mengatur hal hal yg diiperlukan
oleh awak kapal. Selama melaksanakan tugasnya baik dipelabuhan maupun dilaut atau
berlayar.

Anda mungkin juga menyukai