d1.4.1.Pet-lap-Pengendalian OPT PDF
d1.4.1.Pet-lap-Pengendalian OPT PDF
(OPT )PADI
1. DEFINISI
3. MANFAAT
Peserta diklat dapat menggunakan informasi ini (yang dibuat sendiri) sebagai
antisipasi pengendalian Organisme Pengganggu tanaman padi di musim
berikutnya pada lokasi yang sama
4. METODE
Praktek, ceramah, Tanya jawab
6. Tempat
Lapangan/Sawah
7. LANGKAH KEGIATAN PENGENDALIAN OPT
Keragaan OPT
No Item Keragaan Jumlah Keterangan
1 Serangga/Organisme Hitung populasinya :
jumlah yang ditemukan
dibagi jumlah rumpun
8. HASIL
Simpulkan,bagaimana hasil kerja Saudara dalam pengendalian Organisme
Pengganggu Tanaman Padi
. .. .
bisa melakukan pengendalian OPT Taman padi secara benar
a. Hama yang umumnya adalah dari golongan serangga, tikus, dan binatang lainnya
b. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh cendawan, bakteri, nematoda,
tungau dan virus.
c. Gulma yaitu tumbuhan/ tanaman liar yang dapat menjadi pesaing dan
mengganggu pertumbuhan tanaman pokok.
Penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir, bila populasi hama telah melewati
ambang batas pengendalian, gunakan pestisida secara berkala dan sesuai dengan dosis
yang diajurkan.
Beberapa cara penanggulangan OPT yang telah dilakukan, diantaranya:
1. Cara Budidaya Tanaman atau Penggunaan Praktek Agronomi.
a. Penggunaan Varietas resisiten dari tanaman
b. Rotasi tanaman.
c. Penghancuran tanaman yang tidak berguna
d. Pembajakan /pengoalahan tanah dengan baik
e. Keseragaman waktu tanam atau waktu panen
f. Pemangkasan
g. Pemupukan
h. Sanitasi dan Pengelolaan air
2. Cara Mekanik
a. Penghancuran dengan tangan
b. Pencegahan dengan tirai atau pembatas
c. Perangkap, alat penghisap.
3. Cara Fisik
a. Tempratur panas atau dingin
b. Kelembaban
c. Energi, perangkap lampu.
d. Suara
4. Cara Biolog/Hayatii
a. Perlindungan dan pemantapan musuh alami
b. Introduksi, pemanfaatan parasit dan predator.
c. Perbanyakan dan penyebaran patogen (bakteri, virus, fungi dan protozoa).
5. Cara Kimiawi
a. Bahan penarik (attractants)
b. Bahan penolak (repellents)
c. Pestisida (insektisida, fungisida, bakterisida, herbisida dll).
6. Cara Genetik
Perbanyak dan pelepasan OPT steril atau yang secara genetic tidak kompatibel
7. Cara Peraturan
Yaitu melaui Karantina tumbuhan dan hewan
Tanda Serangan
Tanaman padi yang terserang hama wereng coklat menunjukkan gejala menguning
dan mengering dengan cepat. Umumnya gejala terlihat mengumpul pada satu lokasi
dan melingkar (hopperburn). Selain sebagai hama, wereng coklat juga merupakan
vektor (penular) penyakit virus kerdil rumput pada tanaman padi.
3. WERENG HIJAU
Wereng hijau merupaka hama dari
kelompok Hemiptera.
Ada 4 (empat) jenis hama wereng
hijau yang biasa menyerang padi yaitu :
a. Nephotettix virescens
b. N. nigropictus
c. N. cincticeps
d. N. malayanus
Bioekologi Wereng Hijau
Umumnya ditemukan pada padi
sawah irigasi & tadah hujan, tdk pada padi gogo.
Jarang menimbulkan kerusakan
Merupakan vektor virus tungro.
Populasi hanya meningkat pd saat tanam s.d. pembentukan malai, tertinggi 1
ekor/ rumpun.
Siklus hidup 23 30 hari.
Tanda Serangan.
Wereng lebih menyukai menghisap cairan tanaman pada daun bagian pinggir.
Sangat menyukai tanaman yg dipupuk dgn Nitrogen dosis tinggi.
Tanaman kerdil, anakan berkurang, daun berubah warna menjadi kuning hingga
kuning oranye.
Pengendaliannya
Menanam varietas tahan seperti Tukad Petanu, Tukad Balian
Tindakan pengendalian dilakukan jika sudah terlihat gejala tungro.
Insektisida yg dianjurkan berbahan aktif :
4. TIKUS SAWAH
(RATTUS ARGENTIVENTER)
Bioekologi Tikus Sawah
a. Tikus adalah hama yang sangat
merugikan pada banyak jenis
tanaman pangan (polyfag).
8. HAMA PUTIH
9. ULAT GRAYAK
Ekobiologi Ulat Grayak
a. Menyerang tanaman pada malam hari secara tiba-tiba
b. Bersifat polypag
c. Menyerang pucuk dan daun tanaman
d. Pada serangan berat dapat menimbulkan puso
Cara Pengendalian
Ulat gryak dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida yaitu disemprot
dengan insektisida sistemik seperti Regent.
a. Gejala serangannya
Jamur ini sebagai penyebab berbagai penyakit pada berbagai tanaman. Nama
latinya akan muncul berulang kali pada setiap tanaman.
Pemantauan penyakit ini perlu dilakukan karena keganasan serangannya.
Penyebab penyakit ini kelembaban tinggi pemberian pupuk nitrogen berlebihan.
Disamping penggunaan varietas yang potensi hasil tinggi jumlah anakan tinggi
kelembaban disekitar tanaman tinggi kondisi seperti ini merangsang munculnya
penyakit ini
b. Pencegahannya.
Untuk mencegah serangan penyakit ini dapat menggunakan fungisida dengan
aplikasi pada saat anakan maksimun dan awal fase produktif.
a. Gejala serangan
Virus kerdil hampa mudah dikenali yaitu adanya daun yang memutar dengan
tepi daun yang tak teratur, serta tanaman kerdil.
Virus kerdil rumput juga mudah dikenali yaitu pertumbhan tanaman yang
sangat kerdil, daun kaku dan sempit, pembentukan anakan berlebihan, terdapat
bercak coklat dan merah pada daun.
Virus kerdil hampa dan kerdil rumput ditularkan oleh hama wereng coklat.
b. Pencegahan.
Virus kerdil hampa dan kerdil rumput dapat dicegah dengan mudah yaitu dengan
mengendalikan hama wereg coklat.
Ledakan penyakit ini dapat disebabkan berkurangnya populasi musuh alami
akibat dari penggunaan pestisida yang kuang bijaksana.
Untuk pengendalian virus ini dapat juga dilakukan dengan beberapa cara seperti
penggunaan varietas tahan, pergiliran varietas antar musim, pergilran varietas
dalam satu musim,
JENIS-JENIS GULMA PADA TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA
Gulma yaitu tumbuhan/tanaman liar yang tidak dikehendaki yang dapat menjadi pesaing
dan mengganggu pertumbuhan tanaman pokok.
C. Pengamatan Gulma :
Tujuan pengamatan gulma adalah untuk mengetahui dominasi gulma yang ada
sehingga apabila akan dikendalikan dengan herbisida dapat digunakan dasar
pemilihan herbisida yang tepat ..
D. Kerapatan Gulma
Untuk mengukur kerapatan gulma digunakan dua ukuran yaitu :
1. Untuk gulma yang berkompetisi terhadap sinar matahari, ciri gulma ini adalah
pertumbuhannya ke atas dan menaungi tanaman pokok..Kompetisi gulma yang
tumbuh tegak diukur dengan menghitung jumlah gulma per meter pesegi (
ukuran ini dibandingkan dengan jumlah tanaman pokok per meter pesegi ).
2. Kompetisi gulma yang tumbuh rendah ( menjalar ) diukur dengan
membandingkan luas lahan yang tertutup gulma. Dengan dua cara tersebut
nilai yang kecil akan memperlihatkan jumlah gulma yang sedikit dan tingkat
kompetisinya kecil. Hal ini dilakukan dalam rangka menentukan jenis, dosis dan
cara pengendalian dengan herbisida
E. Cara Pengendalian Gulma
Ada beberapa tehnik pengendalian gulma yang umum dilakukan yaitu :
1, Preventif ( Pencegahan )
Cara ini dilakukan melalui pengelolaan tanah dan pengelolaan air.
2. Mekanis ( dengan alat alat baik sederhana / modern )
a. Manual/tenaga manusia : dengan tangan dan alat-alat sederhana (kored,
cangkul, sabit, garu, dan ternak)
b. Semi mekanis : mesin-mesin sederhana (mower, cultivator, dsb)
c. Mekanisasi penuh : alat-alat modern (traktor, ratavator, weed craster, dsb)
d. Penggunaan dengan api (mekanis / physik)
3. Kimiawi
a. Pengendalian kimiawi dilakukan dengan menggunakan herbisida, baik yang
bersifat kontak maupun sistemik.
b. Penggunaan herbisida harus memenuhi kriteria 5 (lima) tepat yaitu : tepat jenis,
tepat sasaran, tepat dosis, tepat waktu dan tepat cara.