Usulan Penelitian
Oleh :
Saeful Hamdi Al-Rasyid
200110100139
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2013
I
PENDAHULUAN
perubahan yang sangat besar baik dalam dunia teknologi dan dunia industri.
dikenal dengan mesin penetas telur (incubator), yang sepenuhnya dapat meniru
tingkah laku induk ayam selama periode mengeram. Mesin penetas dibuat sebagai
anak yang berkualitas tinggi dalam waktu bersamaan. Jenis mesin tetas dibuat
secara beragam, mulai dari mesin yang paling canggih sampai pada mesin yang
telur ayam karena waktu untuk menetas 28 hari sedangkan pada ayam hanya 21
hari, sehingga lebih banyak waktu untuk berbuat salah (KORTLANG, 1985).
Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya daya tetas, antara lain cara/metoda
penyimpanan telur, ukuran dan bentuk telur dan faktor faktor lain yang masih
belum diketahui.
Secara alami telur itik biasanya ditetaskan di permukaan air, sedangkan
telur ayam akan menetas di atas permukaan tanah. Sehingga jelas penetasan telur
itik membutuhkan kelembaban yang lebih tinggi dibanding penetasan telur ayam
antara jari-jari itik dapat mengotori telur pada saat mengeram . Pori-pori pada
kerabang telur itik yang lebih besar dibanding telur ayam akan mempengaruhi
1) Berapa besar pengaruh dari jenis mesin tetas terhadap daya tetas pada telur
2) Berapa persen daya tetas dan mortalitas telur yang dihasilkan itik setelah
dimasukkan pada mesin tetas dengan jenis mesin penetasan yang berbeda.
1) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari jenis mesin tetas terhadap
mengenai pengaruh dari jenis mesin tetas terhadap daya tetas pada telur dan
Pemenuhan telur dan daging itik dapat dipenuhi dari diperlukan bibit itik
yang baik dan unggul. Bibit itik yang baik dan unggul hanya bisa diperoleh
benar dan tepat, sehingga menghasilkan ternak itik yang memiliki kualitas dalam
Kebutuhan produksi telur dan daging itik tidak dapat terlepas dengan
proses penetasan. Saat ini, penetasan telur itik di Pedesaan masih banyak yang
menggunakan induk untuk menetaskan telur. Hal ini dirasa kurang efektif karena
jumlah telur yang dapat ditetaskan per induk relatif sedikit, yaitu hanya berkisar
antara 5 sampai 10 telur. Sementara kebutuhan konsumsi telur dan daging terus
sehingga dibutuhkan suatu teknologi untuk dapat menetaskan telur itik sesuai
dengan permintaan.
Salah satu teknologi yang sampai saat ini mulai digunakan adalah mesin
penetasan. Penetasan telur itik sudah mulai dilakukan diberbagai daerah. Usaha
menggunakan mesin tetas dengan kapasitas 250350 butir/unit baik dalam skala
usaha kecil, menengah hingga skala besar (Juarini dan Sumanto, 2000).
komersial.
Mesin tetas ini merupakan salah satu media yang berupa peti, lemari atau
box dengan konstruksi yang sedemikian rupa sehingga panas di dalamnya tidak
terbuang. Suhu di dalamnya dapat diatur sesuai ukuran derajat panas yang
Mikrokontroler
Sensor adalah peralatan yang digunakan untuk merubah suatu besaran fisis
menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian listrik tertentu.
Sensor yang digunakan dalam sistem kontrol ini yaitu sensor SHT 11 yang
Panel Surya
sumber daya lain aka terkuras habis, oleh karena itu dengan adanya panel surya
ini, kita bisa menggunakan tenaga surya atau dari sinar matahari yang akan
tersimpan dalam panel ini dan bisa digunakan sebagai alternatif pengganti listrik
kulit telur dan bisa menyebabkan daya tetas rendah . Untuk menghindari
Siregar, dkk., (1975) menyatakan bahwa daya tetas telur yang mendapat perlakuan
fumigasi lebih tinggi dari pada yang tidak. Selain itu persentase embrio yang mati
pada kelompok telur yang tidak difumigasi lebih tinggi dari pada yang difumigasi
.
Tabel dibawah ini menunjukkan pada penelitian beberapa konsentrasi
fumigasi terhadap telur ayam ras Lenghorn putih berjengger tunggal (Siregar, dkk
., 1975).
Daya tetas relur juga dipengaruhi oleh kesegaran telur . Telur yang
disimpan 4 hari dalam suhu ruang didaerah tropis, waktu tetasnya akan bertambah
30 menit dan daya tetasnya akan berkurang 4% (Ngepkep Ginting, 1995). Oleh
karena itu seharusnya telur itik segera ditetaskan jangan disimpan terlalu lama.
Perlakuan Awal Untuk Pencucian Telur
Itik, untuk menjaga kesegaran dan kebersihan telur yang akan ditetaskan juga
dilakukan pencucian telur. Bahan anti kuman yang dipakai untuk mencuci telur
itik yang akan ditetaskan ialah Savlon atau Hebicet (Hospital Cocentrate) . Bahan
tersebut mengandung Chlor Hexidine Gluconate 1,5% b/v dan Centrimide 15,0 %
b/v dengan konsentrasi 2 ml per liter air hangat pada suhu 35-36 C. Pencucian
dilakukan dengan membasahi telur dengan kain halus atau handuk yang telah
dicelupkan dengan larutan anti kuman tersebut satu demi satu . Setelah bersih
Penyimpanan Telur
Telur tetas sebaiknya segera ditetaskan, bila kapasitas mesin tetas tidak
mencukupi atau jumlah telur terlalu sedikit sebelum penetasan, telur dapat
disimpan pada ruangan yang dilengkapi dengan alat pendingin. Suhu yang
(wet bulb) menunjukkan angka 11 .5-13 .5C. Perlu diperhatikan bahwa telur
sebaiknya disimpan dengan bagian yang tumpul atau rongga udara terletak
dibagian atas dan dengan cara ini waktu simpan nya bisa lebih lama sampai 7 hari
pengumpulan. Telur yang akan dimasukkan ke mesin tetas yang berasal dari
sistim penyimpanan dingin paling sedikit 18 jam harus dianginkan disuhu ruang.
Dengan meletakan tempat telur (eggtry) yang diisi telur yang sudah bersih dan
permanganat kedalam cawan plastik atau kaca dibawah rak telur dan kemudian
Inkubasi pertama dilaksanakan mulai telur dimasukkan sampai dengan hari ke 24.
Suhu yang diperlukan berkisar antara 99,5-100F dengan kelembaban nisbi 60-
65% atau wetbulb menunjukkan angka 87-89F. Selanjutnya pada hari ke 25 telur
tetas dipindahkan ke inkubator kedua. Pada periode ini telur tetas sudah tidak
perlu dibalik. Suhu yang diperlukan pada periode inkubator kedua ialah 98 - 99F
dengan kelembaban nisbi 70 -80% atau wet bulb menunjukkan angka 90-94F .
Maksud dari penurunan suhu inkubator kedua ialah pada periode ini embrio sudah
penetasan, yang mana embrio justru perlu sedikit mengeluarkan panas didalam
aktifitas untuk proses pemecahan kulit . Akan tetapi didalam periode ini untuk
membantu keremahan kulit telur perlu kelembaban yang cukup tinggi yaitu 70 -
80% .
Didalam suatu proses penetasan, telur itik perlu dibalik mulai awal
ini ialah untuk meratakan panas dan mencegah embrio berpindah melalui putih
Pendinginan Telur
Caranya ialah rak telur tetas dikeluarkan dari mesin dan diletakan diatas meja .
halus mempergunakan air hangat dengan suhu 40 - 45C . Suhu air yang akan
disemprotkan sengaja dibuat melebihi suhu mesin tetas karena pada waktu
disemprotkan keatas permukaan telur suhu air tersebut akan mendekati suhu telur
sehingga tidak terjadi perubahan yang mendadak. Maksud pendinginan ialah agar
embrio didalam telur bisa mengambil oksigen sebanyak - banyaknya dari udara
1. Hand Sexing
bagian anus/dubur/kloaka itik. Pegang itik dengan tangan kiri, punggung ke arah
bawah serta tangan kanan membuka dubur. Jika ada tonjolan runcing berwarna
putih seperti akar kecambah maka itik tersebut jantan, sedangkan apabila tidak
2. Voice Sexing
Pegang itik dan tekan bagian pangkal leher di dekat tembolok. Jika suara serak
3. Bend Sexing
Adalah cara membedakan kelamin betina dan jantan dengan melihat gerak-
gerik itik. Itik jantan berkepala lebih besar, badan lebih besar, warna bulu gelap,
gerakan lebih tenang, bulu kepala kasar panjang, paruh runcing gelap
dalam keadaan kritis selama waktu penetasan. Ada dua fase kritis embrio dalam
penetasan, yaitu pada tiga hari pertama masa penetasan dan tiga hari sebelum
menetas. Mortalitas embrio dapat ditentukan pada hir penetasan denan pemecahan
telur yang tidak menetas. Hal ini dapat diketahui dari tidak menetasnya telur pada
ahir penetasan.
Hasil tetasan yang normal dari sebuah mesin tetas adalah 75% sampai
85%. Bila ahasilnya kurang dari hasil tersebut, kemungkinan disebabkan selama
priode penetasan terjadi perubahan temperature yang besar (Mayun dan Nugroho,
1981). Hal ini dapat terjadi ketika proses penatasan berlangsung sumber panas
Listiowati (2003) menyatakan, jika sumber pemanas terlalu lama mati akan
mesin full otomatis terhadap peningkatan hasil yang optimal pada daya tetas telur
Telur itik yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 135 butir. Telur
Mesin penetasan yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga macam,
mulai dari mesin yang manual, semi otomatis, dan full otomatis dan alat ini
2.1.3. Mikrokontroler
Sensor suhu dan kelembapan SHT11 yang digunakan dalam penelitian ini
Panel surya diperoleh dari pesanan secara online dari toko online penyedia
Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan usaha penetasan telur itik
mesin tetas diusahakan tidak terkena matahari secara langsung dan tidak terkena
angin secara langsung. Hal ini untuk menghindari perubahan suhu yang cukup
ekstrim, yang berkakibat kurang baiknya daya tetas telur. Pastikan tempat dan
mesin tetas dalam kondisi yang higienis dan steril dari kuman dan bakteri. Kuman
dan bakteri akan mengganggu daya tetas telur. Biasanya sebelum telur-telur itik
pada tempat dan mesin penetas membuat bakteri dan kuman-kuman mati,
Selain faktor tempat, kualitas mesin penetas memiliki peranan yang cukup
penting dalam kesuksesan usaha penetasan telur itik ini. Mesin penetas
diupayakan memiliki lingkungan dan kondisi yang mirip dengan induk
ayam/entok, suhu, kelembaban dan lain-lain. Pastikan mesin tetas yang dipilih
berkualitas bagus, rapat tetapi cukup memiliki ventilasi udara yang baik. Pastikan
juga mesin tetas beroperasi dengan baik, misalnya suhu ruangan bisa mencapai
sudu ideal 37-38 derajat C, dan memiliki termostat sebagai pengatur suhu. Meski
pada rentang suhu 36 s/d 42 derajat C telur bisa menetas tetapi suhu optimal
diupayakan pada 38-39 derajat C. Biasanya pada mesin penetas telur yang dibeli
sudah dilengkapi dengan termometer ruang, untuk memonitor suhu dalam ruangan
mesin penetas.
Kelembaban udara yang diukur dengan Hygrometer didalam ruang mesin penetas
incubator dan lebih tinggi setelah itu. Mesin Penetas yang baik dan berharga
mahal biasanya dilengkapi dengan Hygrometer ini, namun jika tidak tersedia bisa
dibeli sendiri.
menentukan daya tetas telur itik. Telur itik dipilih dari indukan yang tidak terkalu
muda dan tidak terlalu tua, dengan rasio Jantan:Betina 1:5 sampai dengan 1:8.
Cangkang telur dipilih yang tidak terlalu tebal karena akan sulit untuk pecah saat
akan menetas. Cangkang yang terlalu tipis juga tidak layak untuk dipilih. Pilih
2) Persiapan mesin tetas, dari yang manual, semi otomatis dan full otomatis.
15 telur.
4) Untuk mesin yang manual dan semi otomatis, kita harus membolak-
5) Untuk mesin full otomatis, sudah tidak perlu diputar dan di bolak-balikan
lagi. Hanya yang perlu diperhatikan dari listrik yang mungkin bisa padam
pada malam hari oleh karena itu dipasangkan panel surya sebagai
1) Masa Menetas
Telur itik akan mulai pecah sedikit demi sedikit, pada hari ke 26 sudah
mulai terdengar suara dan cangkang yang terbuka pada bagian paruhnya.
Pada hari ke 28 telur dalam mesin penetas yang normal sudah akan
menetas semuanya. Perlu dicermati, jika ada telur yang susa pecah, perlu
cangkang terlalu tebal. Anakan itik yang sudah menetas perlu segera
dipindahkan ke tempat lain yang suhunya hampir sama dengan suhu ruang
2) Seleksi DOD
Anakan itik yang berusia 1 sampai 4 hari lebih mudah dibedakan jenis
itik betina lebih terang dan bersih, sedangkan itik jantan lebih gelap. Jika
diperhatikan suara anak itik betina lebih melengking. Cara lain adalah
dengan melihat melalui anus dengan cara menekannya, meski cara ini
cukup membuat itik tersiksa tapi cukup efektif. Itik jantan terlihat
memiliki alat kelamin yang menonjol. Untuk membedakan anakan itik
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga perlakuan
dan tiga ulangan, sehingga penelitian ini menggunakan 135 butir telur. Dengan
Yij = + i + ij
Keterangan :
Asumsi
1. Nilai ij menyebar normal bebas satu sama lain.
2. Nilai harapan ij = 0 atau (ij) = 0
3. Ragam dari ij = 2 atau (ij) = 2
ij ~ NID (0, 2)
Sidik Ragam
Hipotesis
Kaidah Keputusan :
1. Bila Fhit < Ftabel 0,05 Perlakuan tidak berbeda nyata (terima H0/tolak H1).
2. Bila Fhit > Ftabel 0,05 Perlakuan berbeda nyata (tolak H0/terima H1).
Apabila terdapat perbedaan yang nyata (Fhit > Ftabel 0,05) dan perbedaan
sangat nyata (Fhit > Ftabel 0,01) antar perlakuan, maka dilanjutkan dengan Uji
KTgalat
Sx
r
LSRx = SSRxSx
Keterangan :
Sx = Simpangan Baku
R = Jumlah Ulangan
KTG = Kuadrat Tengah Galat
LSR = Least Significant Range
SSR = Studentized Significant Rang
Kaidah keputusan :
Keterangan :