Anda di halaman 1dari 77

RANGKUMAN

TEORI INSTRUMENTASI

Disusun oleh :

Eko Aji Prasetyo ( NIM:1162050 )

Dosen Pengampu :

Bernadus Irawan S.Pd

PRODI D-III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL


SURAKARTA

TAHUN 2016
BAB 1

ALAT GELAS

Nama Macam- Isi , syarat, ciri- fungsi


macam ciri
1.Haemocytometer 1.Pipet Throma Untuk pemeriksaan
2.Kamar Hitung hitung jumlah sel-sel
darah ( leukosit,
erytrosit, trombosit,
eosinofil )
2.Pipet Throma 1.Pipet Ciri-ciri: -Untuk
Throma 1. Mempunyai mengencerkan darah
Leukosit skala dari 0,5; 1; dalam pemeriksaan
11. jumlah leukosit dan
2. Di dalamnya eosinofil.
terdapat bola
kaca berwarna
putih.
3. Pengenceran
darah yang
dilakukan dengan
menggunakan
alat ini yaitu ;
- 20 kali untuk
2.Pipet pemeriksaan Untuk mengencerkan
Throma aanthal darah dalam
eritrosit leukosit(hitung pemeriksaan jumlah
leukosit) eritrosit dan
- 10 kali untuk trombosit.
pemeriksaan
anthal
eosinofil(hitung
eosinofil)
Ciri-ciri :
1. Mempunyai
skala dari 0,5; 1;
101.
2. Di dalamnya
terdapat bola
kaca berwarna
merah.
3. Pengenceran
darah yang
dilakukan dengan
menggunakan
alat ini yaitu 200
kali baik untuk
pemeriksaan
Anthal eritrosit
maupun
trombosit
3.Kamar Hitung - Kamar hitung Untuk menghitung
Improve jumlah sel-sel darah.
Neubauer
- Kamar hitung
Original
Neubauer
- Kamar hitung
Burker
- Kamar hitung
Turk
- Kamar hitung
Thoma.
4.Pipet LED ( Laju 1.Pipet Hal yang perlu
Endap Darah) Westergreen diperhatikan
2.Pipet dalam
Wintrobe penggunaan pipet
LED :
- Pipet LED yang
akan digunakan
harus betul-betul
kering.
- Tidak terkena
sinar matahari
langsung, tidak
ada getaran,
posisi pipet harus
tegak ( 2 ).
- Pengerjaan
pemeriksaan
dilakukan pada
suhu 18-25 C.
- Tidak boleh
terjadi
gelembung udara.
5. Haemometer Alat ini terdiri - Digunakan pada
dari : pemeriksaan

1.Batang kadar Hb darah

Standart secara visual

2.Tabung dengan
menggunakan
Pengencer
metode Sahli.

- BATANG
Haemometer SATNDART:
Guna : Untuk Untuk
tempat membandingkan

mengencerkan warna larutan


yang terjadi dalam
darah dan
tabung pengencer
asam pada
dalam penetapan
penetapan
kadar Hb cara
kadar Hb cara
Sahli.
Sahli.
Satuan yang - Tabung

digunakan pengencer
haemometer:
adalah Gram
Untuk tempat
% (gr%) atau
mengencerkan
gram/100 ml
darah dan asam
darah ( gr/dl).
pada penetapan
- Skala
kadar Hb cara
terendah yang Sahli.
terbaca : 2 g%.
- Skala Satuan yang

tertinggi yang digunakan adalah

terbaca:22 g%. Gram % (gr%) atau


gram/100 ml darah
( gr/dl).
- Skala terendah yang
terbaca : 2 g%.
- Skala tertinggi yang
terbaca : 22 g%.

Pipet Hb mempunyai skala Untuk menghisap


(Hemoglobin) sampai 20 Cmm, darah pada
artinya darah pemeriksaan kadar
yang dapat Hb cara sahli.
dihisap sebanyak
0,02 ml ( 20 ).
Obyek Glass - Untuk tempat
pembuatan
preparat apus
darah.
- Untuk tempat
pemeriksaan masa
pembekuan cara
object glass.
- Untuk tempat
sediaan
mikroskopis

Deck Glass / Cover -Untuk menutup


Glass sediaan
mikroskopis dan
menutup kamar
hitung. yang
digunakan khusus
untuk menutup
kamar hitung
dibuat lebih tebal
dari yang biasa
dan sangat datar,
mempunyai tinggi
1/10 mm.
Urinometer -digunakan untuk
mengukur berat jenis
urine.
Pipet volume digunakan untuk
mengambil larutan
dengan volume tepat
sesuai dengan label
yang tertera pada
bagian yang
menggelembung
(gondok) pada bagian
tengah
pipet.instrumen ini
mengukur volume
larutan secara tepat
dan teliti dalam 1
volume(Sesuai
volume yang tertera
dalam badan pipet
volume)
Pipet ukur merupakan instrumen
yang digunakan
untuk memindahkan
larutan dengan
volume yang
diketahui secara tepat
dan teliti. pipet
berukuran 1 ml, 5 ml
dan 10 ml.
Labu takar untuk keperluan
pengenceran larutan
sampai dengan
volume tertentu
sesuai dengan
kapasitas volume
yang tertera pada alat
dengan tepat dan
teliti.
Buret Untuk titrasi
Cawan Petri (Petri untuk membiakkan
Dish) (kultivasi)
mikroorganisme.
Batang L bermanfaat untuk
menyebarkan cairan
di permukaan
supaya bakteri yang
tersuspensi dalam
cairan tersebut
tersebar merata
Erlenmeyer berfungsi utk
menampung
larutan,bahan atau
cairan.
Becker Glass Beker glass
merupakan sebuah
wadah penampung
yang digunakan
untuk: -mengaduk -
mencampur -
memanaskan cairan
yang biasa digunakan
dalam laboratorium.
Gelas ukur Berguna untuk
mengukur volume
suatu cairan, seperti
labu erlenmeyer,
gelas ukur memiliki
beberapa pilihan
berdasarkan skala
volumenya.
Kaca Arloji Kaca arloji, berupa
piring yang terbuat
dari kaca bening,
terdiri atas berbagai
ukuran diameternya
Botol Timbang berguna untuk
menyimpan bahan
yang akan ditimbang
terutama untuk bahan
cair dan pasta
maupun yang bersifat
higroskopis
Corong gelas Corong gelas (Funnel
conical) berfungsi
unuk membantu
memindahkan cairan
dari wadah yang satu
ke wadah yang lain
Corong pisah memisahkan cairan
(separatory funnel) dari cairan yang lain
berdasarkan
perbedaan berat
jenisnya.
Labu didih (boilling Leher labu didih Berguna sebagai
flask) ada tiga jenis : wadah larutan yang
1)Single Neck sedang dipanaskan
2) Double Neck atau diuapkan
3)Triple neck khususnya
Bagian bawah pemanasan yang
labu didih ada dirangkaikan dengan
dua jenis: pendingin balik
1)Flat bottom
2.)round bottom
Sewaktu proses
pemanasan atau
penguapan
hendaknya
dilengkapi
dengan batu didih
(boiling chips)
Eksikator/Desikator Desikator/eksi 1.mendinginkan
kator ada 2 bahan atau wadah
macam, yaitu: sebelum dilakukan
1.Desikator penimbangan.
biasa 2. Menyimpan bahan
2.Desikator agar tetap dalam
vakum kondisi kering
(Vacum) Eksikator/desikator
berisi desikan.
Contoh : silika gel.
3.Tempat menyimpan
sampel yang harus
bebas air.
4.Mengeringkan dan
mendinginkan
sample yang akan di
gunakan untuk uji
kadar air
Kondensor -Kondensor adalah
sepotong
peralatan gelas
laboratorium yang
digunakan untuk
mendinginkan
cairan panas atau
uap.
Pipet tetes -Pipet tetes (Pasteur
Pippete) Fungsinya
sama dengan pipet
ukur, namun volume
yang dipindahkan
tidak diketahui. Salah
satu penerapannya
adalah dalam
menambahkan HCl /
NaOH saat mengatur
pH media,
penambahan reagen
ada uji biokimia, dll.
Tabung reaksi Merupakan tabung
genggam yang
digunakan untuk
mencampur atau
memanaskan bahan-
bahan kimia di
laboratorium
Labu Kjedhal pada destruksi bahan
makanan pada
analisa protein.
Pignometer Digunakan Untuk
menentukan massa
jenis air

BAB 2
MIKROSKOP

Pengertian: alat bantu dalam melihat suatu benda dalam ukuran kecil

Jenis mikroskop:
- Monokuler
- Binokuler

Prinsip Dasar Mikroskop


1. Perbesaran / Magnification: kemampuan lensa membedakan jarak
pandang sebuah obyek.

2. Resolusi / Resolution: kemampuan lensa membedakan 2 titik tanpa


timbul bayangan.

3. Kontras / Contrast: kemampuan membedakan intensitas cahaya dan


warna dari sebuah obyek.

Jenis mikroskop dan metode observasinya:


- Mikroskop monokuler

- Mikroskop binokuler

- Mikroskop sederhana

- Mkkroskop electron

Jenis Mikroskop Berdasarkan Sistem Pencahayaan


1. SEM ( Scaning Elektron Mikroskop )/ Mikroskop Pindai Elektron
( MEP ):

-Resolusi tinggi ( hingga I nm)


-Menggunakan Elektrostatistik dan elektro magnetik sebagai
sumbercahaya.
-Pembesaran tinggi hingga 40.000 X
-Memiliki Kemampuan pengamatan 3D
2. TEM ( Transmition Elektron Mikroskop ) Mikroskop transmisi
elektron ( MTE ):

-Memiliki cara kerja mirip proyektor slide,dimana elektron


ditembakkan / ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan pengamat
mengamati hasil proyeksinya melalui layar.
-Menggunakan Elektro statik dan Elektro Magnetik Sebagai
sumbersistem cahaya.
-Memiliki resolosi tinggi hingga 0.5 nm
memiliki perbesaran hingga 500.000 X
-Kemampuan pengamatan 2D

3. Compound Light Mikroscope ( Mikroskop Cahaya ):

-Perbesaran rendah ( Kurang dari 2000 X )


-Resolusi rendah
-Kemampuan pengamatan 2D dan 3D

Metode observasi mikroskop

Komponen utama mikroskop


Lensa okuler, Lensa obyektif, Condensor

Komponen pendukung:
Rangka, Meja preparat, Tombol fokus, Dudukan meja objektif,
Dudukan kondensor, Kolom pengamatan, Sumber cahaya
Berikut adalah tabel yang menunjukan jarak antara spesimen dengan
lensa objektif jika fokus telah didapatkan

Perbesaran 4x 10x 40x 60x


objektif
Jarak 29 6,3 0.53 0.29
(mm)

Dalam memilih jenis mikroskop,harus memperhatikan beberapa hal


berikut :

- Jenis Spesimen yang akan diamati


- Metode Observvasi
- Perbesaran yang dibutuhkan
- Bugdet yang tersedia
Imersi: teknik yang digunakan untuk meningkatkan resolusi ( Resolution)
dan Kecerahan ( Brigthness ) dari bayangan yang dibentuk oleh
mikroskop. Dapat dicapai dengan merendam lensa obyektif dan sampel
dalam cairan transparan yang memiliki indeks bias tinggi,sehingga
meiningkatkan angka/indeks celah ( Numerical Aperture ) dari lensa
obyektif.
KALIBRASI DAN MAINTENANCE
Mikrometer Mikroskop Cahaya

a. Mikrometer Obyektif / Stage Micrometer: Mikrometer yang


dipasang di lensa okuler,dan digunakan sebagai alat ukur obyek
yang diamati.

b. Mikrometer Okuler / Eyepiece Micrometer: Mikrometer yang


dipasang di meja preparat ,dan digunakan sebagai alat ukur
pembanding atau referensi terhadap mikrometer okuler.
Mikrometer ini juga serin disebut Mikrometer Kalibrasi.

Perbedaan Mikrometer Obyektif dengan mikrometer Okuler

Mikrometer Okuler Mikrometer Obyektif

1. Tidak memiliki satuan besaran 2. Memiliki satuan ukur absolut


jarak ( mm , Mikron) ( mm , Mikron)

2. Hanya Memiliki garis sumbu 3. Memiliki garis sumbu ukur atau


ukur atau skala, baik dalam skala, baik dalam bentuk garis
bentuk garis lurus,persegi lurus,persegi empat atau
empat atau lingkaran, lingkaran,yang dibagi dalam
satuan yang lebih kecil.

( mikron meter )

3. Angka yang tertera hanya 4. Angka yang tertera memiliki


angka-angka tanpa satuan satuan
Kalibrasi merupakan kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional
nilai penunjukkan ALAT UKUR dan BAHAN UKUR dengan cara
membandingkan terhadap STANDAR UKUR.

Kapan melakukan kalibrasi :

- Ganti Lensa Obyektif / Lensa Okuler

- Adanya perpindahan Mikroskop ( adanya getaran )

- Setelah 5 tahun dikalibrasi.


Masalah utama pada mikroskop:
- Jamur: menyebabkan bayangan pada lensa okuler tidak jelas.

Bagaimana jamur dapat merusak lensa:

Uap air diudara yang bercampur dengan akar jamur akan mengakibatkan
timbulnya asam.
Jamur pertama merusak bagian pelapis lensa yang berfungsi memantulkan
cahaya dan kemudianbaru merusak bagian lensa.
- Cairan imersi: Cairan imersi yang digunakan terutama pada imersi
jenis minyak dapat merusak pelapis dan bagian lensa bila tidak
dibersihkan.

- Debu: Minyak pelumas yang digunakan dapat menarik debu sekitar


dan membuat pergerakan sistem mekanik pada mikroskop menjadi
tidak lancar.

Debu dapat pula membiaskan cahaya dan membuat gambar kelihatan


buram.

Pembersihan lensa obyektif:


1. Setelah minyak imersi digunakan ,bersihkan dengan segera lensa
obyektif.

2. Jangan sampai minyak imersi membeku dan berdampak pada


fokus bayangan.

BAB 3
SPEKTROFOTOMETER

A. Pengertian

Merupakan instrumen yang digunakan untuk pengukuran yang


didasarkan pada interaksicahaya/sinar monokromatis dengan materi, yaitu
pada saat sejumlah cahaya/sinarmonokromatis dilewatkan pada sebuah
larutan, ada sebagian sinar yang diserap,dihamburkan, dipantulkan dan
sebagian lagi diteruskan.
B. Macam-macam Spektrofotometer

- Spektrofotometer UV-Vis

- Spektrofotometer Infra merah

- Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)

- Spektrofotometer Resonansi Magnetik (NMR)

- Spektrofotometer dengan metode hamburan cahaya (nefelometer,


turbidimeter dan spektrofotometer Raman)

- Spektrofotometer Pendar Molecular (pendar fluor/pendar fosfor)

gelas yang berbentuk tabung


Macam dan Contoh Kuvet:
Cuvet berbentuk persegi panjang lebar

Cuvet persegi panjang lebar

C. Macam-macam Spektrofotometer berdasarkan berkas sinar

1. Spektrofotometer berkas tunggal

- Penentuan spektrum serapan secara manual, sehingga boros waktu


- Baik untuk analisa kualitatif
2. Spektrofotometer berkas ganda

-Penentuan spektrum serapan secara otomatis, sehingga hemat waktu.


- Baik untuk analisa kuantitatif, karena lebih akurat.

D. Penggunaan Spektrofotometer

Dalam Hal ini prosedur penggunaan Spektrofotometer SPECTRONIC 20 :

1. Nyalakan Instrumen SPECTRONIC 20

2. Tunggu 15 Menit

3. Masukkan Blangko dan Atur Transmiten pada 100 % dan Absorbansi pada
nilai 0.

4. Masukkan Sampel,kemudian tekan tombol panel Absrobansi dan tombol


panel Transmiten.

5. Catat hasil yang tertera pada layar.

E. Prinsip Kerja Spektrofotometer

Fungsi masing-masing:
1. Sumber sinar: sebagai penyedia radiasi sinar (polikromatis)
(biasanya lampu wolfram).

-Untuk sepktrofotometer UV menggunakan lampu deuterium atau


disebut juga heavi hidrogen
-sepktrofotometer UV VIS menggunakan lampu tungsten yang
sering disebut lampu wolframUV-VIS menggunan photodiode yang
telah dilengkapi monokromator.

-Infra merah, lampu pada panjang gelombang IR.

2. Monokromator berfungsisebagai penyeleksi panjang gelombang


yaitu mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis
menjadi cahaya monaokromatis.

3. Sel sampelberfungsi sebagai tempat meletakan sampel. Pada


spektrofotometer UV, VIS dan UV-VIS menggunakan kuvet sebagai
tempat sampel.

4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel


dan mengubahnya menjadi arus listrik.

Syarat-syarat sebuah detektor :

Kepekaan yang tinggi

Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi

Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.

Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.

Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga


radiasi.

5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya


isyarat listrik yang berasal dari detektor.

CATATAN
Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer,
bila cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka
sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan
sebagian lagi dipancarkan (It). Dari monokromator tadi cahaya / energi
radiasi diteruskan dan diserap oleh suatu larutan yang akan diperiksa di
dalam kuvet. Kemudian jumlah cahaya yang diserap oleh larutan
akan menghasilkan signal elektrik pada detektor, yang mana signal
elektrik ini sebanding dengan cahaya yang diserap oleh larutan tersebut.
Besarnya signal elektrik yang dialirkan ke pencatat dapat dilihat sebagai
angka.

F. Faktor Kesalahan

- Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan
blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan
dianalisis termasuk zat pembentuk warna.

- Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau
kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.

- Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi


sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan
pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat
yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).

G. Keunggulan

- Tidak memerlukan perusakan bahan

- Berpotensi utk dikembangkan dan dijalankan secara otomatis

- Bahan analisa yg dibutuhkan hanya sedikit dan bahkan dalam keadaan


tercampur.

H. Prosedur Kalibrasi
A. Kalibrasi Panjang gelombang

menggunakan filter gelas holium oksida yang memupnyai panjang


gelombang acuan (nm) :

pasang filter gelas holium oksida pada kompartemen sampel dan


kompartemen pembanding dibiarkan kosong (udara)

Scan spektrum serapan holium oksida, bandingkan panjang gelombang


spektrum yang diperoleh dengan data panjang gelombang acuan.

B. Kalibrasi Absorbans

Buat larutan kalium dikromat 50 + 0,5 mg dalam 1 liter 0,005 mol/L asam
sulfat (larutan A)

Buat larutan kalium dikromat 100 + 1 mg dalam 1 liter 0,005 mol/L asam
sulfat (larutan B)

buat larutan 0,005 mol/L asam sulfat sebagai pembanding dan bandingkan
hasilnya dengan data acuan (+ 2%

BAB 4

HEMATOLOGY ANALYZER

1. Pengertian

Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah dan


komponen yang terkandung didalamnya. Dari ilmu itu berkembanglah
cara/metode penelitian tentang darah yang semakin berkembang,
kemudian dibuatlah alat Hematology Analyzer.
Hematology Analyzer adalah salah satu alat laboraturium yang
berfungsi untuk pengukuran dan pemeriksaan sel darah dalam sampel
darah. Berikut ini akan dijelaskan teori tentang darah sebagai bahan
ukur alat Hematology Analyzer.
2. Prinsip Kerja
Sampel darah yang sudah dicampur dengan reagent didilusi
sebanyak 200x dan melalui proses hemolyzing untuk mengukur kadar
jumlah hemoglobin dengan cara fotometri dan mengukur kadar jumlah
sel darah putih, serta didilusi lagi sebanyak 200x (jadi 40.000x) untuk
mengukur kadar jumlah sel darah putih dan platelet. Kemudian
diproses pada blok data processing dan hasilnya akan ditampilkan pada
display dan print out.
3. Cara Kerja

1. Kabel power dihubungkan ke stabilisator

2. Tekan saklar on/off pada sisi kanan atas alat

3. Alat akan self chec, please wait akan tampil dilayar

4. Alat otomatis melakukan self check kemudian background check

5. Dalam keadaan ready, sampel disiapkan

6. Tekan tombol whole blood WB pada layar

7. Tekan tombol ID dan masukkan nomor sampel tekan enter

8. Tekan bagian atas dari tempat sampel yang berwarna ungu untuk
membuka dan meletakkan sampel dalam adaptor

9. Tutup tempat sampel dan tekan RUN

10. Hasil akan muncul secara otomatis

11. Mencatat hasil pemeriksaan

4. Macam-macam Hematology Analyzer

a.) Jenis Semi Otomatis (dilusi dilakukan manual).


- Merk Celtac
- Tipe MEK-5208
- Buatan Nihon Kohden
- Menghitung WBC, RBC, Platelet, dan Hb.
b.) Jenis Otomatis WBC 3-Part(dilusi, hemolyzing, count, display,
dan print out dilakukan secara otomatis).
- Merk Celtac Alpha
- Tipe MEK-6318
- Buatan Nihon Kohden
- Menghitung 3 jenis WBC, RBC, Platelet, dan Hb.
c.) Jenis Otomatis WBC 5-Part (pengambilan sampel, dilusi,
hemolyzing, count, display, dan print out dilakukan secara otomatis).
- Merk Celtac F
- Tipe MEK-8222
- Buatan Nihon Kohden
- Menghitung 5 Jenis WBC, RBC, Platelet, dan Hb.
5. Kalibrasi

Dari menu kalibrasi operator dapat melakukan proses kalibrasi atau


dapat melihat riwayat kalibrasi.
1. Faktor : untuk memeriksa atau merubah faktor kalibrasi secara manual

2. Database : untuk melihat database kalibrasi

3. Kalibrasidengan pengukuran: untuk menjalankan kalibrasi

4. Riwayat : untuk melihat riwayat peristiwa kalibrasi yang ditunjukan


dengan faktor

5. Pengenceran : untuk kalibrasi faktor pengenceran. Faktor kalibrasi


pengenceran digunakan untuk megkalkulasi hasil pengukuran dalam mode
pengenceran.

6. Histogram/kalkulasi

Adalah pengukuran Parameter parameter selain yang diatas.


Metode pengukuran ini berdasarkan penjumlahan dari hasil hasil yang
didapat dari pengukuran oleh dua metode diatas. Metode ini dikenal
dengan Complete Blood Count (CBC). Complete Blood Count
(CBC) adalah suatu penghitungan untuk menganalisis
berbagai macam komponen darah :
- RBC : Red blood cell / Sel Darah Merah.
- HGB : Hemoglobin Concentration / Konsentrasi Hemoglobin.
- HCT : Hematocrit .
- MCV : Mean Corpuscular Volume / Rata-rata volume sel darah.
- MCH : Mean Corpuscular Hemoglobin / rata-rata sel hemoglobin.
- MCHC : Mean Corpuscular Hemoglobin Honcentration/ Rata-rata
konsentrasi sel hemoglobin.
- RDW : Red blood cell Distribution Width / lebar distribusi sel
darah merah.
- PLT : Platelet Count / perhitungan trombosit
- PCT : Platelet crit
- MPV : Mean platelet volume / Kelompok volume trombosit.
- PDW : Platelet Distribution Width/ lebar distribusi trombosit
7. Faktor yang mempengaruhi hasil

- Salah cara sampling dan pemilihan spesimen

- Salah penyimpanan spesimen dan waktu pemeriksaan ditunda terlalu


lama sehingga terjadi perubahan morfologi sel darah.

- Kesalahan tidak mengocok sampel secara homogen, terutama bila


tidak memiliki alat pengocok otomatis (nutator) maka dikhawatirkan
tidak sehomogen saat sampel darah diambil dari tubuh pasien.

- Kehabisan reagent lyse sehingga seluruh sel tidak dihancurkan saat


pengukuran sel tertentu.

- Tidak melakukan kalibrasi secara berkala dan darah kontrol yang


digunakan sudah mengalami expired date tapi tetap dipakai.

- Carry over, homogenisasi, volume kurang. Untuk alat jenis open tube
maka, penyebabnya salah saat pada memasukkan sampel pada jarum
sampling alat, misal jarum tidak masuk penuh ujungnya pada darah
atau darah terlalu sedikit dalam tabung atau botol lebar sehingga saat
dimasukkan jarum tidak terendam seluruhnya. Untuk jenis close tube
kesalahan hampir sama juga, yaitu tidak memenuhi volume minimum
yang diminta oleh alat. Untuk tipe close tube menggunakan cara
predilute, perlu dikocok dahulu saat pengenceran darah dengan diluent.

- Alat atau reagen rusak. Alat dapat saja rusak bila suhu yang tidak
sesuai (warning : temperature ambient abnormal) dan kondisi meja
yang tidak baik.

8. Prinsip dan teknologi Pengukuran

A. Spektrofotometri

Spektrofotometri berdasarkan pengukuran serapan sinar monokromatik


suatu larutan panjang gelombang spesifik dengan monokromator prisma
tertentu yang diteksi oleh detektor fototube.digunakan untuk menghitung
kadar hemoglobin (Hb) dalam darah.
B. Flow impedance cytometry

Flowcytometry diartikan sebagai pengukuran stimultan beberapa karakter


fisik dari sebuah sel tunggal yang tersuspensi dan dialirkan melalui suatu
celah yang disebut aperture .
Cara pengukuran sel yang dapat digunakan pada impedance
flowcytometry ( dengan mengukur impedansi listrik yang ditimbulkan).
C. Laser Optical flowcytometry

Merupakan prinsip pendaran cahaya atau light scattering yang terjadi


ketika sel melewati celah dan berkas cahaya akan difokuskan pada sensing
area yang ada pada aperture.Apabila cahaya mengenai sel ,maka cahaya
akan dihamburkan atau dipantulkan dalam beberapa arah.Beberapa
detektor akan menangkap sinar yang terpengaruh oleh sel tersebut.
Pulsa cahaya yang berasal dari hamburan cahaya,intensitas warna atau
flouresensi akan diubah menjadi pulsa listrik.Oleh suatau program
komputer,pulsa ini dihitung jumlah,ukuran maupun isi dari bagian masing-
masing sel. Hamburan cahaya dengan arah lurus ( forward scattered
light ) mendeteksi volume dan ukuran dari sel.Sedangankan cahaya yang
dihamburkan 900 menunjukkan informasi yang terkait dengan isi granula
sitoplasma. Untuk meningkatkan kemampuan deteksi mengenali ciri-ciri
dari sel darah,pada metode ini juga dapat dilakukan pewarnaan dengan
cara menambahkan pewarna pada reagen yang digunakan.
D. Deteksi RF/DC

Pada metode ini,sel darah yang telah tersuspensi dilewatkan melalui


aperture,sehingga mengubah resistensi arus searah (DC) dan retensi sinyal
frekuensi radio (RF) antara kedua elektroda(tampak pada gambar berikut).
Ukuran sel darah dideteksi oleh perubahan resistensi pada arus searah,dan
kepadatan sel darah diukur dengan perubahan resistensi frekuensi.
E. Teknologi hidrofokus dinamis

Pada prinsip ini detektor yang digunakan berupa nosel sampel yang
diletakan didepan aperture dengan posisi garis lurus dengan pusatnya.
Metode ini berguna untuk meningkatkan akurasi dan kecepatan
perhitungan.
F. Teknologi VCS ( Volume,Conducvity and laser light scatetring )

Pada metode volume,kondutivitas dan hamburan cahaya laser digunakan


secara bersamaan pada setiap sel yang melewati aperture.

BAB 5
FOTOMETER

A. Pengertian
Fotometer ialah alat untuk menangkap kekuatan cahaya atau interaksi
cahaya yang ditransmisikan atau pengukuran berdasarkan cahaya dengan sumber
radiasi elektromagnetik. Nama lain dari fotometer yang dipraktikumkan ialah
Hospitex Diagnostic artinya instrument yang biasa digunakan pada rumah sakit
yang menggunakan sample klinis misalnya serum darah. Komponen-komponen
fotometer hampir sama dengan spektrofotometer meliputi sumber cahaya atau
sumber radiasi yaitu lampu halogen, kemudian filter, tempat sample atau kuvet,
detector ialah silicon, dan sample klinis yaitu serum darah.
B. Prinsip Dasar
Prinsip kerja fotometer yaitu sampel yang telah diinkubasi kemudian
disedotkan pada aspirator sehingga masuk ke dalam kuvet dan dibaca oleh sinar
cahaya kemudian sampel akan disedot kembali dengan pompa peristaltik menuju
ke pembuangan. Sampel yang digunakan harus dimasukkan dalam inkubator. Hal
ini agar reagen-reagen dalam sampel bekerja secara maksimal.
C. Bagian-Bagian dan Fungsinya
1. Selang aspirator untuk menghisap sample untuk dianalisis.
2. Pompa peristaltic untuk menghisap sample dari kuvet dan menuju pembuangan.
3. Kuvet untuk tempat meletakkan sample.
4. Inkubator untuk menyamakan kondisi dengan yang sebenarnya dan agar
hasilnya sempurna.
5. Waste (pembuangan) untuk wadah pembuangan cairan yang telah dianalisis
oleh fotometer.
6. Selang peristaltic untuk membantu kerja pompa peristaltic yang bersifat elastic
dan menjadi jalur mengalirnya sample untuk dianalisis.
D. Jenis-Jenis Fotometer
Absorption, Fotometer, Flame-fotometer, Fluorometer, Nefelometer
Atomik spectrometer
Perawatan dan Penyimpanan

- Setiapsesudahdigunakandibilasdenganaquabidessertadihindaridaripelaruty
angbersifatkorosif.
- Lampuhalogendimatikansetiapsetelahdigunakan.
- Pembersih yang digunakan dapat berupa campuran detergen ,alkohol dan
air atau menggunakan sodium hipoklorit.
Lanjutan Perawatan dan Penyimpanan

- Perawatan alat dilakukan dengan cara alat disimpan pada meja permanen.
- Tujuannya adalah agar alat tidak terkena guncangan dan mengurangi
efektivitas kerja alat.
- Alat disimpan ditempat yang bersih ,tidak boleh terkena cahaya matahari
langsung dan hindari kontak atau berdekatan dengan alat yang
mengeluarkan gelombang magnetik seperti TV,radio dan handphone.
Kalibrasi

Ketepatan panjang gelombang lakukan kalibrasi setiap 6 bulan, contoh


dengan cara pada arah jalannya sinar diberi kertas putih dan amati warna yang
timbul pada panjang gelombang tertentu, yaitu hijau ke biruan pada 500nm, hijau
terang pada 525nm ,kuning hijau pada 585nm.

BAB 6

ELISA (ENYZME LINKED IMMUNESORBENT ASSAY)

A.Pengertian
Suatu teknik biokimia yang terutamadigunakan dalam bidang imunologi
untukmendeteksi kehadiran antibodi atau antigen dalamsuatu sampel. ELISA telah
digunakan sebagai alat diagnostikdalam bidang medis, patologi tumbuhan, dan
jugaberbagai bidang industri.
Teknik kualitatif
adalah Berdasarkan bahwa tiapantibodi berikatan pada antigen yang spesifik.
Teknik kuantitatif
Berdasarkan jumlah ikatanantigen-antibodi yang ditentukan dengan nilaiabsorbansi.
Teknik ini menggabungkan spesifitasantibody dengan kepekaan uji enzymatisdengan
spektrofotometer biasa atau antigendilekatkan pada enzyme yang mudah ditera
Jenis ELISA:
Direct ELISA
Biasanya digunakan dengan kompetisi dan InhibisiELISA. Digunakan untuk
deteksi antigen.
Indirect ELISA
Antigen terikat pada plate. Digunakan untukdeteksi antibody.
Sandwich ELISA
Antibodi terikat pada Plate. Digunakan untukdeteksi antigen.
Capture ELISA
Antihuman antibodi terikat pada Plate.Digunakan untuk deteksi antibody.
Cara Kerja Sandwitch
1. Disiapkan permukaan untuk mengikatkan antibodi penangkap
2. Semua non spesifik
3. binding sites pada permukaan diblokir
4. Sampel berisi antigen dimasukkan dalam plate
5. Plate dicuci untuk membuang kelebihan antigen yang tidak terikat
6. Antibodi primer ditambahkan, supaya berikatan secara spesifikdengan
antigen
7. Antibodi sekunder yang berikatan dengan enzim dimasukkan, yang
akanberikatan dengan antibodi primer
8. Platedicuci, sehingga konjugat antibodi-enzimyang tidak terikat dapat
dibuang
9. Ditambahkan reagen yang dapat diubah olehenzim menjadi sinyal
berwarna/berfluoresensi/ elektrokimia
10. Diukur absorbansinya untuk menetukankehadiran dan kuantitas dari
antigen
Beberapa bahan yang digunakandalam teknik ELISA, yaitu :
1. Bahan padat yang dipakai dalam ELISA termasuk selulosa,
dextranberangkai silang, poliacrilamide, polistiren dan polipropilen.
Bentuknyadapat berupa butiran, lempeng atau tabung.
2. Antigen dapat dilekatkan secara adsorpsi pasif atau diikat secara kovalendengan
sianoben-bromida.
3. Enzim dipilih yang aktivitasnya tinggi misalnya fosfatse alkalis
danperoksidase. Bahan pengabung yang sering dipakai adalah
glutaraldehide
PerawatanELISA
1.Perawatan Harian:
-Matikan alat setelah selesai digunakan
-Bersihkan tray dari kotoran. atau debu denganmenggunakan spondadu atau dengan tissu
2. Perawatan 6 bulan :-Lakukan kalibrasi pada alat secara keseluruhanseperti : Lampu,proses
pembacaannya.
Tips untuk mendapatkan hasil ELISA yang akurat dan konsisten
1. Pipet yang digunakan adalah pipet yang sudah terkalibrasi.2. Karena analisa
elisa adalah analisa yang sensitif terhadapperubahan suhu, suhu harus diatur di
kisaran 2025 derajatcelcius. Hindari melakukan analisa dibawah ventilasi
atauterkena sinar matahari langsung
3.Tambahkan standar ke plate hanya dari konsentrasiyang paling rendah dan konsentrasi
yang palingtinggi
4.Untuk mempertahankan stabilitas, selalu dinginkan plate di plastik bagian tertutup
yang mengandung dessicant.
5. Hangatkan test kita selama 23 jam.
6.Pindahkanseluruh komponen dari box selama masa ini.Sample harus dicampur
dengan baik sebelum diencerkan.
7. Jangan biarkan plate dikeringkan setelah pencucian sampaipenambahan
reagen.8. Gunakan alat ukur untuk reagen dengan alat yang bersih dansteril.
Encerkan hanya sample yang akan digunakan.
9. Sangat penting untuk menggunakan hanya air destilasi atau air deionisasi
10. Plate harus dibaca sesegera mungkin setelah larutanterakhir.
KEUNTUNGAN
Keuntungan dalam penggunaanELISA ini yaitu tekhnikpengerjaan yang relatif
sederhana,ekonomis, dan memiliki sensitivitasyang cukup tinggi
KERUGIAN
Kerugian dalam penggunaan ujiELISA ini yaitu kemungkinanterjadi nya hasil false
positif karena adanya reaksi silangantara antigen yang satu denganyang lain
APLIKASI
ELISA dapat mengevaluasi kehadiran antigen danantibody dalam suatu sampel
karena merupakanmetode yang sangat berguna untuk mendeterminasikonsentrasi
antibody dalam serum. Metode ini jugabisa di aplikasikan dalam industri makanan
untukmendeteksi allergen potensial dlam makanan seperti
susu, walnut, almon, dan telur.

BAB 7
KROMATOGRAFI DAN MIKROPIPIET

1. Kromatografi
Pengertian Kromatografi
Tehnik pemisahan fisik suatu campuran zat-zat kimia yang berdasar pada
perbedaan migrasi dari masing-masing komponen campuran yang terpisah pada
fase diam dibawah pengaruh fase gerak.

Jenis-jenis Kromatografi berdasarkan Teknik Kerja yang digunakan, antara lain:

Kromatografi Kertas

Kromatografi Kolom

Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi Gas

A. Kromatografi kertas

Kromatografi yang menggunakan kertas selulosa murni yang mempunyai


afinitas besar terhadap air atau pelarut polar lainnya.

Kromatografi kertas digunakan untuk memisahkan campuran dari


substansinya menjadi komponen-komponennya.

Prinsip Kerja Kromatografi Kertas :

Pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada


laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak
warna.

Cara penggunaan Kromatogarfi kertas :

1. Kertas yang digunakan adalah Kertas Whatman No.1.

2. Sampel diteteskan pada garis dasar kromatografi kertas.

3. Kertas digantungkan pada wadah yang berisi pelarut dan terjenuhkan oleh
uap pelarut.
4. Penjenuhan udara dengan uap, menghentikan penguapan pelarut sama
halnya dengan pergerakan pelarut pada kertas.

B. Kromatografi Kolom

Kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan


komponen-komponen dalam campuran.

Prinsip Kerja Kromatografi Kolom :


Didasarkan pada absorbsi komponen-komponen campuran dengan afinitas
berbeda terhadap permukaan fase diam.
Absorben bertindak sebagai fase diam dan fase geraknya adalah cairan
yang mengalir membawa komponen campuran sepanjang kolom.
Sampel yang mempunyai afinitas besar terhadap absorben akan secara
selektif tertahan dan afinitasnya paling kecil akan mengikuti aliran pelarut.
Cara Penggunaan Kromatografi Kolom :

1. Sampel yang dilarutkan dalam sedikit pelarut, dituangkan melalui atas


kolom dan dibiarkan mengalir ke dalam adsorben (bahan penyerap).

2. Komponen dalam sampel diadsorbsi dari larutan secara kuantitatif oleh


bahan penyerap berupa pita sempit pada permukaan atas kolom.

3. Dengan penambahan pelarut secara terus menerus, masing-masing


komponen akan bergerak turun melalui kolom dan akan terbentuk pita
yang setiap zona berisi satu macam komponen.

4. Setiap zona yang keluar kolom dapat ditampung dengan sempurna


sebelum zona yang lain keluar kolom.

C. Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah cara pemisahan campuran senyawa menjadi
senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang digunakan.
Kromatografi lapis tipis dapat digunakan untuk memisahkan senyawa senyawa
yang sifatnya hidrofobik seperti lipida lipida dan hidrokarbon yang sukar
dikerjakan dengan kromatografi kertas.

Prinsip kerja Kromatografi Lapis Tipis

KLT menggunakan sebuah lapis tipis silika atau alumina yang seragam
pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras.

Jel silika (atau alumina) merupakan fase diam.

Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.

Pelaksanaan ini biasanya dalam pemisahan warna yang merupakan


gabungan dari beberapa zat pewarna.

Cara Penggunaan Kromatografi Lapis Tipis

Pada cara penggunaan KLT hampir sama dengan penggunaan Kromatografi


kertas, hanya saja pada KLT fase diamnya menggunakan plat gelas atau logam
atau Aluminium foil sedangkan pada kromatografi kertas menggunakan kertas
saring.

D. Kromatografi Gas
Kromatografi gas adalah proses pemisahan campuran menjadi
komponen- komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang
melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam.

Prinsip Kerja Kromatografi Gas


Gas pembawa (biasanya menggunakan helium, argon / nitrogen) dengan
tekanan tertentun dialirkan secara konstan melalui kolom yang berisi fase
diam.
Komponen sampel akan terabsorbsi oleh fase dim dengan kecepatan
berbeda.
Cara Kalibrasi
1. Buat satu seri larutan

2. Setelah itu, suntikan dengan volume sama tiap larutan ke dalam tempat
penyuntikan zat.

3. Gambar garis kalibrasi dari kromatogram, dengan berat zat pada sumbu
horizontal, dan tinggi puncak kurva atau luas daerah puncak kurva pada
sumbu vertical.

4. Buat larutan zat seperti yang tertera pada masing-masing monografi.

5. Dari kromatogram yang diperoleh dengan kondisi yang sama seperti cara
memperoleh garis kalibrasi, ukur luas daerah puncak kurva atau tinggi
puncak kurva.

6. Hitung jumlah zat menggunakan garis kalibrasi. Dalam cara kerja ini,
semua harus dikerjakan dengan kondisi yang betul-betul tetap.

Cara Penggunaan Kromatografi Gas

1. Sampel diinjeksikan ke injektor yang suhunya telah diatur.

2. Setelah sampel menjadi uap, akan dibawa oleh aliran gas pembawa
menuju kolom.

3. Sehingga komponen akan terabsorbsi oleh fase diam sampai terjadi


pemisahan.

4. Komponen yang terpisah menuju detektor akan menghasilkan sinyal listrik


yang besarnya proporsional.

5. Sinyal listrik tersebut akan diperkuat oleh amplifier.

6. Kromatogram akan dicatat oleh rekorder berupa puncak.

Cara Memelihara Kromatografi


1. Pada kromatografi kertas & kromatografi lapis tipis, fase diam harus
disimpan dalam ruang tertutup atau di tempat yang kering jauh dari
sumber uap.

2. Pada kromatografi kolom & kromatografi gas sebelum dan sesudah


dipakai harap dicuci bersih kemudian dikeringkan, lalu disimpan pada
tempat yang aman.

B. Mikropipet
PENGERTIAN MIKROPIPET

Mikropipet adalah alat yang digunakan untuk mengambil suatu


sampel dalam jumlah kecil (skala l). Mikropipet sendiri terdiri dari
berbagai macam kapasitas volume pengambilan sampel. Pada praktikum
ini terdapat 5 jenis mikropipet dengan skala ukuran 20 l, 100 l, 200 l,
1000 l, dan 2000 l.
Dalam mikropipet juga digunakan tip yang berfungsi sebagai
wadah cairan sampel yang akan diambil. Dalam pengambilan sampel,
mikropipet dapat diatur dengan memutar bagian thumb knob (pompa)
hingga diperoleh skala angka yang diinginkan. Perlu diperhatikan pula
dalam pengaturan skala, jika terlalu keras memutar bagian thumb knob
ataupun jika praktikan mengambil sampel melebihi kapasitas mikropipet
akan mempercepat kerusakan alat tersebut. Pada mikropipet juga tertera
warna yang sama dengan warna tip yang harus dipasangkan, dengan kata
lain disesuaikan dengan kapasitas pengambilan sampel.
Tip adalah wadah berbahan polimer yang digunakan pada ujung
mulut mikropipet, dan berfungsi sebagai wadah penampungan sampel.
Ukuran dan warna tip bisa bermacam-macam, tergantung dengan jenis
mikropipet yang sesuai. Tip pada umumnya bersifat disposable atau sekali
pakai, namun beberapa tip ada pula yang digunakan berulang-ulang karena
dapat disterilisasi dengan menggunakan autoklaf. Pada beberapa jenis tip
ada yang memiliki filter, yang berfungsi untuk mencegah masuknya
kembali cairan yang diambil dari tip ke dalam mikropipet. Penyimpanan
tip diletakkan di dalam rak tip dan disesuaikan dengan warna atau
kapasitas penampungan sampelnya.
Tip yang digunakan dalam praktikum, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Tip putih dipakai untuk mikropipet dengan volume 5-10 l dengan
ketelitian hingga 0,05 l.
2. Tip kuning dipakai untuk mikropipet dengan volume 20-200 l
dengan ketelitian hingga 0,1
l.
3. Tip biru dipakai untuk
mikropipet dengan volume
maksimal 1.000 l dengan
ketelitian hingga 1 l.

JENIS-JENIS MIKROPIPET
Ada beberapa macam mikropipet yang biasa dipakai di laboratorium,
seperti misalnya merk Gilson ada tertulis P20, P200 dan P1000 pada
kepala pipet.

Macam-macam mikropipet

Keterangan:
- P20 dimaksudkan untuk memipet larutan pada volume antara 2 - 20 ul.
- P200 untuk memipet larutan pada volume antara 20 200 ul.
- P1000 untuk memipet larutan pada volume antara 100 1000 ul.
Bagian Bagian Mikropipet

Semua alat-alat laboratorium memiliki bagian-bagian, tidak


terkecuali mikropipet.

CARA KERJA MIKROPIPET

Cara kerja mikropipet dapat dilihat pada langkah dibawah ini:


1. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk
memastikan lancarnya mikropipet.

2. Masukkan Tip bersihkedalam Nozzle / ujung mikropipet.

3. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan


ditekan lebih kedalam lagi.

4. Masukkan tip kedalam cairan sedalam 3-4 mm.

5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari


Thumb Knob maka cairan akan masukke tip.

6. Pindahkan ujung tip ketempat penampung yang diinginkan.

7. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan
semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.

8. Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan
maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan
alat tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar.

Beberapa hal yang perlu dihindari, antara lain:


1. Jangan menggunakan pipet tanpa tip di ujungnya. Larutan tidak boleh
masuk ke dalam pipet, karena bisa menyebabkan kontaminasi.
2. Jangan memutar volume atau menggunakan pipet melebihi ukuran
maksimalnya. Hal ini akan menyebabkan ketidakakuratan ukuran, bahkan
merusakkan pipet.
3. Saat mengambil tip, jangan menekan terlalu keras dan berulang-ulang.
Juga jangan terlalu lemah, karena tip bisa jatuh.
4. Ketika menekan tombol pipet, jangan menekan melebihi penghentian
normalnya, karena akan menyebabkan larutan yang diambil berlebihan.
5. Ketika mengambil larutan, jangan melepas tombol penekan secara tiba-
tiba. Hal ini akan menyebabkan larutan masuk ke dalam pipet, dan
ketidakakuratan ukuran. Lepaslah tombol penekan secara perlahan dan
terkontrol.
6. Ketika mengambil larutan, jangan angkat pipet sebelum seluruh larutan
masuk ke dalam tip. Jika mengambil larutan yang banyak, pastikan ujung
tip masih terendam dalam larutan.
7. Selama ada larutan dalam tip di ujung pipet, jangan meletakkan pipet
secara sembarangan, karena larutan bisa masuk ke dalam pipet dan
menyebabkan kontaminasi.

Agar penggunaan mikropipet optimal, ada beberapa hal yang harus


diperhatikan seperti :
a. Konsisten speed dan kelancaran saat tekan serta lepaskan tombol nya.
b. Konsisten tekanan plunger pada pertama.
c. Konsisten dan cukup saat memasukan tip kedalam cairan.
d. Posisi tip pada cairan posisinya hampir vertikal dari pipet.
e. Mengindari semua gelembung udara.
f. Tidak pernah meletakan pada side pipet/pipet membalikan jika cairan
diujung.
Agar penggunaan mikropipet optimal, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan seperti, konsisten speed dan kelancaran saat menekan serta
melepaskan tombol nya, konsisten tekanan plunger pada pertama,
konsisten dan kecukupan saat memasukan tip kedalam cairan, posisi tip
pada cairan posisinya hampir vertikal dari pipet, mengindari semua
gelembung udara, dan tidak pernah membalikkan side pipet saat cairan
diujung.

KALIBRASI DAN PERAWATAN MIKROPIPET


Kalibrasi dilakukan untuk mengetahui nilai ketepatan dan penyimpangan.
Selain itu saat ini telah dijual yellow tip dan blue tip yang telah memiliki
garis-garis cincin tanda pada ukuran tertentu, misal untuk yellow tip: 10
ul, 20 ul, 50 ul, dan 100 ul, dan pada blue tip : 250 ul, 500 ul, dan 100 ul,
sehingga kalibrasi dapat dilakukan langsung. Lakukan kalibrasi secara
rutin minimal setahun
sekali.Kalibrasimikropipetdianjurkandenganaquabidest.

Sedangkan untuk perawatan mikropipet sendiri dapat dilahat pada point-


point dibawah ini:

A. Mengecek secara rutin kondisi pipet dan memeriksa apakah ada bagian
yang rusak, retak, atau ada komponen yang hilang.
B. Membersihkan pipet setiap sebelum dan sesudah pemakaian dengan
alkohol atau cairan khusus pembersih pipet.
C. Mensterilkan komponen-komponen pipet yang dapat disterilkan
(dengan autoclave atau menyinaran UV).
Jika terdapat kerusakan atau kelainan dan kejanggalan segera periksa
kondisi pipet ke manufacturer atau agen penjualnya

Berikut adalah gangguan yang sering terjadi, penyebab dan cara


penaggulangannya:

KEMUNGKINAN
No GANGGUAN PENANGGULANGAN
PENYEBAB

- Tip jelek - Gunakan tip berkualitas


1 Tip bocor - Posisi tip tidak kencang/tidak - Tip dikencangkan dengan
pas kuat (searah jarum jam)

Saluran tangkai pipet Pipet dibersihkan


2 Pengisapanla
tersumbat
mbat /
volume
terisapsebagia
n

- Tangkai tip longgar


Volume - Pipet terkontaminasi - Putar dengan kuat
3 - Memipet larutan yang tidak - Pipet dibesihkan
rendah - Pipet dikalibrasi
menganduk air
Tombol bagian atas sewaktu
Penggunaan pipet sesuai
4 Volume tinggi pemipetan ditekan sampai
prosedur pemipetan
kebawah atau akhir

BAB 8
Blood Gas Analyzer

Analisa gas darah merupakan salah satu alat diagnosis dan


penatalaksanaan penting bagi pasien untuk mengetahui status oksigenasi dan
keseimbangan asam basanya. Manfaat dari pemeriksaan analisa gas darah tersebut
bergantung pada kemampuan dokter untuk menginterpretasi hasilnya secara tepat.
Pemeriksaan Analisa gas darah penting untuk menilai keadaan fungsi paru-
paru. Pemeriksaan dapat dilakukan melalui pengambilan darah astrup dari arteri
radialis, brakhialis, atau formalis.
Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH (dan juga
keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat,
saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah
arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam
penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Meskipun
biasanya pemeriksaan ini menggunakan spesimen dari darah arteri, jika sampel
darah arteri tida dapat diperoleh suatu sampel vena campuran dapat digunakan.
Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan
penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa
hanya dari penilaian analisa gas darah dan keseimbangan asam basa saja, kita
harus menghubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data
laboratorium lainnya.
Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tergantung pada
konsentrasi ion H+ dan dapat dipertahankan dalam batas normal melalui 3 faktor,
yaitu:
1. Mekanisme dapar kimia
2. Mekansime pernafasan.
3. mekanisme ginjal .
Terdapat 4 macam dapar kimia dalam tubuh, yaitu:
1. Sistem dapar bikarbonat-asam karbonat
2. Sistem dapar fosfat
3. Sistem dapar protein
4. Sistem dapar hemoglobin
Mekanismenya terdiri dari:
1. Mekanisme pernafasan
2. Mekanisme ginjal
3. Reabsorpsi ion HCO3-
4. Asidifikasi dari garam-garam dapar
5. Sekresi ammonia

Gangguan Asam Basa Sederhana

Gangguan asam basa primer dan kompensasinya dapat diperlihatkan


dengan memakai persamaan yang dikenal dengan persamaan Henderson-
Hasselbach. Persamaan asam basa adalah sebagai berikut:
Persamaan ini menekankan bahwa perbandingan asam dan basa harus
20:1 agar pH dapat dipertahankan dalam batas normal. Persamaan ini juga
menekankan kemampuan ginjal untuk mengubah bikarbonat basa melalui proses
metabolik, dan kemampuan paru untuk mengubah PaCO2 (tekanan parsial CO2
dalam darah arteri) melalui respirasi. Nilai normal pH adalah 7, 35 - 7,45. berikut
ini adalah gambaran rentang pH:
Perubahan satu atau dua komponen tersebut menyebabkan gangguan asam
dan basa. Penilaian keadaan asam dan basa berdasarkan hasil analisa gas darah
membutuhkan pendekatan yang sistematis. Penurunan keasaman (pH) darah <
7,35 disebut asidosis, sedangkan peningkatan keasaman (pH) > 7,45 disebut
alkalosis. Jika gangguan asam basa terutama disebabkan oleh komponen respirasi
(pCO2) maka disebut asidosis/alkalosis respiratorik, sedangkan bila gangguannya
disebabkan oleh komponen HCO3 maka disebut asidosis/alkalosis metabolik.
Disebut gangguan sederhana bila gangguan tersebut hanya melibatkan satu
komponen saja (respirasi atau metabolik), sedangkan bila melibatkan keduanya
(respirasi dan metabolik) disebut gangguan asam basa campuran.

Berikut terdapat klasifikasi gangguan asam basa primer :


1. Normal bila tekanan CO2 40 mmHg dan pH 7,4. Jumlah CO2 yang
diproduksi dapat dikeluarkan melalui ventilasi.
2. Alkalosis respiratorik. Bila tekanan CO2 kurang dari 30 mmHg dan
perubahan pH, seluruhnya tergantung pada penurunan tekanan CO2 di mana
mekanisme kompensasi ginjal belum terlibat, dan perubahan ventilasi baru terjadi.
Bikarbonat dan base excess dalam batas normal karena ginjal belum cukup waktu
untuk melakukan kompensasi. Kesakitan dan kelelahan merupakan penyebab
terbanyak terjadinya alkalosis respiratorik pada anak sakit kritis.
3. Asidosis respiratorik. Peningkatan tekanan CO2 lebih dari normal akibat
hipoventilasi dan dikatakan akut bila peninggian tekanan CO2 disertai penurunan
pH. Misalnya, pada intoksikasi obat, blokade neuromuskuler, atau gangguan SSP.
Dikatakan kronis bila ventilasi yang tidak adekuat disertai dengan nilai pH dalam
batas normal, seperti pada bronkopulmonari displasia, penyakit neuromuskuler,
dan gangguan elektrolit berat.
4. Asidosis metabolik yang tak terkompensasi. Tekanan CO2 dalam batas normal
dan pH di bawah 7,30. Merupakan keadaan kritis yang memerlukan intervensi
dengan perbaikan ventilasi dan koreksi dengan bikarbonat.
5. Asidosis metabolik terkompensasi. Tekanan CO2 < 30 mmHg dan pH 7,30
7,40. Asidosis metabolik telah terkompensasi dengan perbaikan ventilasi.
6. Alkalosis metabolik tak terkompensasi. Sistem ventilasi gagal melakukan
kompensasi terhadap alkalosis metabolik ditandai dengan tekanan CO2 dalam
batas normal dan pH lebih dari 7,50 misalnya pasien stenosis pilorik dengan
muntah lama.
7. Alkalosis metabolik terkompensasi sebagian. Ventilasi yang tidak adekuat
serta pH lebih dari 7,50.
8. Hipoksemia yang tidak terkoreksi. Tekanan oksigen kurang dari 60 mmHg
walau telah diberikan oksigen yang adekuat.
9. Hipoksemia terkoreksi. Pemberian O2 dapat mengoreksi hipoksemia yang ada
sehingga normal.
10. Hipoksemia dengan koreksi berlebihan. Jika pemberian oksigen dapat
meningkatkan tekanan oksigen melebihi normal. Keadaan ini berbahaya pada bayi
karena dapat menimbulkan Retinopati of Prematurity, peningkatan aliran darah
paru, atau keracunan oksigen. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan yang
lain seperti konsumsi dan distribusi oksigen.
A. Tujuan

Tujuan dari analisa gas darah ada 3, yaitu :


1. Menilai tingkat keseimbangan asam dan basa
2. Mengetahui kondisi fungsi pernafasan dan kardiovaskuler
3. Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh
B. Indikasi
Indikasi dari pasien yang harusmelakukan analisa gas darah yaitu:

1. Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik.


2. Pasien dengan edema pulmo .
3. Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS).
4. Infark miokard
5. Pneumonia
6. Klien syok
7. Post pembedahan coronary arteri baypass.
8. Resusitasi cardiac arrest
9. Klien dengan perubahan status respiratori
10. Anestesi yang terlalu lama.
Faktor yang mempengaruhi Pemeriksaan BGA
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan BGA:
1. Gelembung udara
Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel
darah maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen
sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat.
2. Antikoagulan
Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemberian
heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH tidak
terpengaruh karena efek penurunan CO2 terhadap pH dihambat oleh keasaman
heparin.
3. Metabolisme
Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan hidup, ia
membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebaiknya sampel
diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak langsung
diperiksa, dapat disimpan dalam kamar pendingin beberapa jam.
4. Suhu
Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan tingginya
PO2 dan PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2.
Nilai pH darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis sedangkan nilai
PCO2 yang abnormal terjadi pada keadaan hipo atau hiperventilasi. Hubungan
antara tekanan dan saturasi oksigen merupakan faktor yang penting pada nilai
oksigenasi darah.
Komplikasi
1. Apabila jarum sampai menebus periosteum tulang akan menimbulkan
nyeri
2. Perdarahan
3. Cidera syaraf
4. Spasme arteri
Cara Kerja
Pre Instumentasi
1. Persiapan Pasien
a. Jelaskan prosedur dan tujuan dari tindakan yang dilakukan
b. Jelaskan bahwa dalam prosedur pengambilan akan menimbulkan
rasa sakit
c. Jelaskan komplikasi yang mungkin timbul.
2. Bahan Pemeriksaan ; darah, serum, plasma
3. Parameter :
a. Blood Gas Parameters : pH, PCO2, PO2
b. Electrolyte Parameters :Sodium (Na+), Potassium (K+), Chloride
(Cl), Calcium (Ca2+)
c. Hematocrit (Hct)
4. Persiapan Sampel
a. Lakukan pengambilan sampel darah arteri yang letaknya dapat
dilakukan pada:
Arteri Radialis, merupakan pilihan pertama paling aman
dipakai untuk fungsi arteri kecuali terdapat banyak bekas
tusukan atau haematoem juga apabila Allen test negatif.
Arteri Dorsalis Pedis, merupakan pilihan kedua.
Arteri Brachialis, merupakan pilihan ketiga karena lebih
banyak resikonya bila terjadi obstruksi pembuluh darah.
Arteri Femoralis, merupakan pilihan terakhir apabila
semua arteri diatas tidak diambil. Bila terdapat obstruksi
pembuluh darah akan menghambat aliran darah ke seluruh
tubuh / tungkai bawah dan bila mengakibatkan
berlangsung lama menyebabkan kematian jaringan. Arteri
femoralis berdekatan dengan vena besar, sehingga dapat
terjadi percampuran antara darah vena dan arteri.
b. Penambahan antikoagulan berupa lithium heparin 240-250 unit tiap
1 cc darah.
c. Alat pengambilan sampel menggunakan semprit khusus.
d. Dilakukan pengukuran suhu badan serta kadar hemoglobin pasien.
e. Pengecekan BGA dan reagen.
Hal-hal yang harus diperhatikan yaitu :

1. Penusukan tepat pada arteri ditandai dengan darah yang keluar berwarna
segar dan memancar.

2. Spesimen dimasukkan ke dalam kantong es bila tempat pemeriksaan jauh.

3. Cantumkan suhu pasien, jam pengambilan darah dan konsentrasi oksigen


yang diberikan.

4. Daerah/lokasi pengambilan darah arteri harus bergantian.

Prinsip

Gas sampel yang diambil melalui probe akan masuk ke setiap sampel sel
secara bergiliran dimana gas sampel akan dibandingkan dengan gas standar
melalui pemencaran system infra red dimana akan menghasilkan perbedaan
panjang gelombang yang akan dikonversi receiver menjadi signal analog

Cara Kerja

1. Nyalakan power ON

2. Setiap pertama kali menghidupkan alat, lalu kalibrasi dengan cara tekan
calibrate kemudian enter. Alat akan melakukan kalibrasi secara otomatis.

3. Apabila ada sample pemeriksaan sebelum melakukan pemeriksaan tekan


status untuk mengetahui kondisi apakah pH, PCO 2 dan PO2 kondisinya
OK. Jika OK sample langsung dapat diperiksa. Setelah dilakukan
pemeriksaan, alat ini akan mengkalibrasi secara otomatis.
4. Apabila alat sudah dalam kondisi ready for analysa berarti alat sudah siap
melakukan pemeriksaan, tekan Analyzer. Selang pengisap sample akan
keluar secara otomatis kemudian masukan sample bersamaan tekan lagi
analyzer sampai sample terhisap secara otomatis selang akan masuk
sendiri.

Wadah sampel yang dimasukkan ke selang dapat disesuaikan dengan kondisi.


a. Syringe
Untuk pengukuran gas darah menggunakan syringe 2 mL. The Vitalpath Analyzer
akan langsung mengaspirasi dari jarum suntiknya.
b. Tabung Koleksi Heparin
Dapat juga menggunakan tabung DRI-CHEM 4000 atau
DRI-CHEM 7000 yang sudah berisi heparin. Dengan ukuran tabung 0,5 mL
dan 1,5 mL.
c. Tabung Kapilari
Ketika pasien mengalami dehidrasi atau memerlukan sampel yang sedikit, atau
saat melakukan pemeriksaan ulang dapat menggunakan tabung kapilari berisi 140
uL.
5. Lakukan daftar isian seperti yang terlihat dilayar monitor, sample ID , HB,
suhu badan, jenis sample (0 arteri, 1 vena, 2 kapiler), F102 (volume
oksigen yang dilorelasi dengan persen lihat daftar), kemudian clear 2x.
6. Alat akan menghitung secara otomatis dalam waktu yang relatif cepat hasil
akan keluar melalui printer.
Quality Control

Quality control digunakan untuk menjamin kualitas instrument sehari-hari


guna menjaga akurasi dan realibilitas hasil pasien melalui tes kontrol eksternal
dengan mengetahui rentang nilai yang dapat diterima untuk setiap tes yang
dilakukan. Hal ini memungkinkan dokter untuk menafsirkan data laboratorium
dengan lebih percaya diri. Protokol TrueQC Heska yang berpola setelah
Pedoman ASVCP dan termasuk proses untuk melaksanakan program QC
sederhana dan dapat diandalkan yang memvalidasi faktor penting yang melekat
untuk pengujian di rumah sakit. Pengujian QC harian sejalan dengan praktek
laboratorium standar dan memberikan kepastian dan validasi hasil laboratorium
yang akurat.
Rekomendasi untuk QC untuk Analyzer VitalPath termasuk menjalankan materi
QC harian pada awal setiap hari, sebelum setiap sampel pasien yang dijalankan.
ini sederhana protokol memastikan kinerja optimal dari analisa, reagen, dan
operator, dan memberikan keyakinan sepenuhnya pada hasil.
Post Instrumentasi
1. Hasil pemeriksaan yang tertera pada layar dilihat dan diamati.
2. Hasil pemeriksaan dicetak.
3. Hasil pemeriksaan pada data pasien dicatat pada log book.
Kelebihan dan Kekurangan
A. Kelebihan :

1. Kalibrasi secara otomatis setelah pemeriksaan sampel

2. Hasilnya cepat

3. Akurat

4. Fleksibel karena wadah sampel bisa disesuaikan dengan kondisi

5. Mencakup elektrolit, hematokrit, dan gas darah

6. Hasil pmeriksaan sudah diklasifikasikan dalam keadaan normal atau


tidak sehinggan memudahkan dalam penarikan kesimpulan.

B. Kekurangan :

1. Mahal

2. Penggunaannya harus terus menerus

3. Perawatan harus rutin dilakukan


BAB 9

POCT DAN ELEKTROFORESIS

A. POCT (Point of Care Testing )


POCT merupakan alat pemeriksaan laboratorium yang dioperasikan bukan
di dalam laboratorium induk, melainkan di dekat pasien, baik pasien rawat jalan
maupun pasien rawat inap. dengan menggunakan sampel darah ataupun urine
dalam jumlah sedikit.

Bagaimana POCT bekerja ?

Terdapat beberapa teknologi yang dapat digunakan untuk mengukur kadar kimia
darah dalam sebuah alat POCT.Diantaranya :

1. Amperometric detection

2. Reflectance

1. Amperometric Detection

Metode deteksi menggunakan pengukuran arus listrik yang dihasilkan pada


sebuah reaksi elektrokimia.

Ketika darah diteteskan pada test strip akan terjadi reaksi antara bahan kimia yang
ada dalam darah (sampel) dengan reagen yang ada dalam strip.
Reaksi ini akan menimbulkan arus listrik yang besarnya setara dengan konsentrasi
bahan kimia yang ada dalam darah sampel.

Susunan strip Amperometer detection

Susunan strip Amperometer detection

1. Top Support Layer dan bottom suport layer

Merupakan penutup dan pendukung dari bahan-bahan yang berada didalam strip.

2. Working Elektroda

Merupakan elektroda penghantar arus yang dihasilkan oleh reaksi antara sampel
dan alat.

Bahan Elektroda ini biasanya merupakan bahan inert seperti carbon,emas


atau platunium.Pada Bagian ini tertempel reagen kimia berupa Enzim dan
mediator serta sejumlah reagen kimia lainnya yang akan menghasilkan arus
listrik bila bereaksi dengan bahan kimia yang berad dalam sampel darah.

3. Counter/reference and fill detection elecroda

Merupakan elektroda yang mengalirkan elektron yang telah dihantarkanoleh


elektroda kerja kealat supaya kembali ke strip setelah pengukuran. Bahan yang
digunakan dalam elektroda referensi ini biasanya campuran perak dan perak
klorida atau bahan inert yang sama seperti Au,C,Pt

4. Spacer (pressure sensitive adhesive)


Merupakan lapisan pemisah dengan keebalan 50-200 pikometer yang berfungsi
memisahkan elektroda kerja dan elektroda referensi.Pada Lapisan inilah darah
dimasukkan.

2. Reflectance

Reflectance ( pemantulan ) didiefinisikan sebagai rasio antara jumlah total


radiasi ( seperti cahaya ) oleh sebuah permukaan dengan totsl radiasi yang
diberikan pada permukaan tersebut.

Pada Instrumen POCT,prinsip Reflectance ( pemantulan ) ini digunakan


dengan cara membaca warna yang terbentuk dari sebuah reaksi antara sampel
yang mengandung beberapa macam bahan kimia tertentu dengan reagen yang
terdapat pada strip tes. Reaksi yang terjadi pada strip test akan menghasilkan
warna dengan intensitas tertentu yang memiliki nilai berbanding lurus dengan
kadar bahan kimia yang ada dalam sampel.Selanjutnya warna yang terbentuk
dibaca oleh alat dari bawah strip.

Prosedur Penggunaan POCT

Kalibrasi POCT

POCT biasanya dikalibrasi untuk meter dan untuk memperhitungkan variasi


manufaktur di strip tes. Kalibrasi dilakukan dengan memasukkan kode secara
manual atau dengan memasukkan perangkat memori dari paket POCT. Sebuah
perangkat memori EPROM atau EEPROM memungkinkan informasi tambahan
yang akan ditransfer, yang merupakan keuntungan yang signifikan atas manual
memasukkan kode.Sebuah perangkat POCT memori memberikan manfaat
tambahan, karena nomor identifikasi seri yang unik pada setiap Perangkat POCT
memastikan bahwa yang tepat test strip digunakan.

Kelebihan POCT

1. Penggunaan Instrumen Praktis,mudah,portable

2. Penggunaan jumlah sampel sedikit

3. Hasil dapat diketahui secara cepat ( biasanya dalam hitungan detik )

4. Pemeriksaan dapat dilakukan secara mandiri( tanpa mengunjungi


laboratorium )

5. Hemat waku.

Kekurangan POCT

1. Jenis Pemeriksaan Masih Terbatas

2. Akurasi dan presisi masih belum sebaik dari hasil alat laboratorium lain
semisal :Cobas,Hitachi

3. Proses QC belum baik

4. Proses dokumentasi hasil belum baik,karena biasanya instrumen ini belum


dilengkapi dengan sistem idenifikasi pasien dan belum terkoneksi dengan
SIL

B. ELEKTROFORESIS
Elektroforesis adalah suatu cara analisis kimiawi yang didasarkan pada
pergerakan molekul-molekul protein bermuatan di dalam medan listrik (titik
isoelektrik). Menurut STENESH dalam TITRAWANI (1996) teknik elektroforesis
dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu : elektroforesis larutan (moving boundary
electrophoresis) dan elektroforesis daerah (zone electrophoresis).
Cara kerja terdiri dari beberapa tahap yaitu:
1. Ekstraksi enzim
Setelah sample dibersihkan ditempatkan di dalam mortar dan diberi
larutan pengekstrak sebanyak + 200 (tergantung dari banyak, sedikitnya
sampel atau besar kecilnya sampel). Kemudian sampel digerus hingga
halus. Penggerusan dilakukan pada kondisi dingin (+4C) dan dilakukan di
dalam meja pendingin, agar suhu tetap konstan. Hasil gerusan tersebut
dimasukkan ke dalam tabung Eppendorf dan kemudian dilakukan
sentrifuse dengan kecepatan 2000 rpm selama 20 menit. Supernatan yang
didapat dipisahkan dari endapan, yang selanjutnya dimasukkan ke dalam
tabung Eppendorf dan disimpan dalam lemari pendingin (Freezer) dengan
suhu sekitar -70C.
2. Pembuatan gel pati
Pembuatan gel pati biasanya bermacammacam. Ada yang berasal
dari pati kentang, dan lain sebagainya. Setelah ditentukan banyaknya pati,
maka diberikan larutan buffer morfolin sitrat dengan pH 6.1 sebanyak 350
ml di dalam labu erlenmeyer 1000 ml. Campuran tersebut kemudian
dipanaskan dalam penangas air dengan suhu + 80 C, selama 25 menit.
Panaskan lagi dengan magnetic bar dan diaduk dengan menggunakan
magnetic strirer selama 5 menit hingga mengental membentuk gel yang
bening. Setelah gel mendidih, dilakukan pengisapan gelembung udara
dengan cara diisap dengan "water jet pump" dan setelahdingin, gel
dituangkan ke dalam cetakan gel yang berukuran 20 x 16 x 1 cm3 hingga
rata dan biarkan mengeras pada suhu kamar lebih kurang 60menit.
3. Penempatan sampel
Gel dilepaskan dari cetakan gel dengan cara mengiris keliling tepi
gel dengan menggunakan pisau. Bagian ujung gel diiris kira 2 cm dari
salah satu tepinya yaitu dari arah kotada yang dipakai sebagai penyimpan
ekstra enzim. Ekstrak enzim yang akan diuji dikeluarkan dari freezer dan
biarkan sebentar hingga mencair. Pengambilan ekstrak enzim dilakukan
dengan cara mencelupkan kertas saring berukuran 6x15 mm ke ekstrak
enzim. Potongan kertas saring yang telah berisi ekstrak enzim diletakkan
dengan posisi tegak lurus ke celah irisan gel. Jarak antara celah 1-1.5 mm.
Sebagai indikator adanya pergerakkan maka pada celah irisan gel tersebut
diberikan sedikit biru brom fenol.
4. Proses elektroforesis
Gel yang telah siap kemudian diletakkan secara horizontal di atas
kotak elektroforesis yang telah berisi larutan penyangga elektroda.
Proses ini dilakukan di dalam lemari pendingin dengan suhu 4 C.
Kedua sisi gel diberi spons yang telah dibasahi dengan larutan
penyangga elektroda sebagai jembatan antar larutan penyangga
elektroda dengan gel. Setelah itu gel ditutup dengan plastik dan di atas
gel tersebut diberi gel yang dingin. Proses elektroforesis dijalankan
dengan memberi daya listrik pada gel. Pemberian daya listrik
disesuaikan dengan sampel yang akan digunakan, misalnya sebesar 50
- 70 A, 50-60 A atau 45-55 A selama kurang lebih 3 jam. Setelah
terlihat bahwa biru brom fenol mencapai titik yang berjarak + 3 cm
dari ujung gel, maka proses elektroforesis dihentikan. Bagian gel yang
tidak terpakai dipotong
sedangkan potongan gel yang menjadi tempat migrasi enzim diiris
tipis secara horizontal dengan menggunakan gergaji yang berkawat
tipis. Gel diiris menjadi beberapa lembar gel yang kemudian setiap
lembar diletakkan dalam wadah plastik, untuk selanjutnya diwarnai
sesuai enzim yang akan dianalisis.
5. Visualisasi sistem enzim
Visualisasi sistem dilakukan dengan pewarna biokimia. Dengan
komposisi yang telah ditentukan sebelumnya
6. Observasi gel
7. Metode analisis
Dalam hal ini cara menganalisa hasil pita dari elektroforesis
tersebut sangat tergantung dari topik apa yang akan diteliti. Hasil
visualisasi enzin berupa bintik atau noda yang disebut pola pita
(bandmorp).
KEGUNAAN
- Secara umum, elektroforesis digunakan untuk memisahkan,
mengidentifikasi, dan memurnikan fragmen DNA.
Secara khusus :
- Untuk pengamatan taksonomi, sistematik dan genetik
- Untuk mengidentifikasi spesien hewan maupun tumbuhan (bio-
sistematik).
- Untuk melihat phylogenetic reconstruction (rekonstruksi secara
Filogenik) dari suatu jenis hewan atau tumbuhan.
BAB 10
REFRAKTOMETER
A. Pengertian

Refraktometer ialah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kadar


atau konsentrasi bahan terlarut.

B. Prinsip Kerja

Prinsipnya sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi


cahaya.
C. Bagian-bagian
Lubang
Teropong
Grib
Pegangan
Sekrup Pemutar
skala
Penutup kaca
prisma
Kaca

D. Cara Penggunaan

E. Cara Pembersihan

1. Day light plate pada refraktometer dibuka

2. Bersihkan sampel pada bidang prisma dengan menggunakan


tissu kering dengan cara diusapkan ke sampel secara perlahan-
lahan & hati-hati

3. Refraktometr setelah dibersihkan dengan tissue lalu


dibersihlkan menggunakan kertas lensa

4. Penutup prisma ditutup secara perlahan-lahan dan disimpan


F. Cara kalibrasi

Refractometer dapat dikalibrasi dengan menggunakan larutan sukrosa.


Larutan tersebut bisa kita beli dari beberapa suplier bahan kimia.
1.) Buat larutan standar sukrosa 20 % dengan menimbang 20 gr
sukrosa grade analisis dan tambahkan 80 gram air distilasi dan aduk
hingga homogen.
2.) Buat berturut-turut larutan standar sukrosa 30 %, 40 %, dan 50%
dengan kombinasi sebagai berikut
30 gram sukrosa dengan 70 gram air distilasi
40 gram sukrosa dengan 60 gram air distilasi
50 gram sukrosa dengan 50 gram air distilasi
3.) Kalibrasi refractometer dengan larutan sukrosa yang telah kita buat
tadi.
G. Macam-macam Refraktometer

1. Refraktometer Abbe

Refraktometer abbe merupakan alat untuk determinasi


secara cepat konsentrasi, kemurnian, kualitas-kualitas dispersi dari
sample cair, padat dan plastik.
Contoh sample uji:
Larutan: alkohol, eter

Minyak: wax

Makanan: sari buah, syrup, larutan gula

- Dapat digunakan untuk mengukur bermacam-macam indeks bias


suatu larutan

- Dapat digunakan untuk mengukur kadar tetapi kita harus membuat


kurva standar.

Prosedur kalibrasi:
- Lensa refraktometer dibersihkan dari kotoran-kotoran dengan kapas
yang telah dibasahi dengan xylol.
- Suhu pembacaan (suhu tidak boleh berada lebih kecil/besar 20C dari
suhu pembanding). Suhu disesuaikan /dikondisikan 200C.

- Teteskan air suling pada lensa prisma dengan pipet tetes.

- Setelah terlihat adanya perbedaan terang dan gelap, kemudian bacalah


besarnya indeks bias air suling. Bila belum terlihat adanya perbedaan
terang dan gelap, maka tepatkanlah menggunakan kunci sampai
perbedaannya terlihat jelas.

- Indeks bias air suling kemudian dibaca

2. Hand refraktometer

- Indeks bias sudah dikonversikan hingga dapat langsung dibaca


kadarnya.

- Hanya untuk mengukur kadar zat tertentu saja dan terbatasi.

Cara Penggunaan:
1. Refraktometer dibersihkan terlebih dahulu dengan tisu ke arah
bawah

2. Refraktometer ditetesi dengan aquadest atau larutan NaCl 5% pada


bagian prisma dan day light plate

3. Refraktometer dibersihkan dengan kertas tissue sisa aquadest /


NaCl yang tertinggal

4. Sampel cairan diteteskan pada prisma 1 3 tetes

5. Skala kemudian dilihat ditempat yang bercahaya dan dibaca


skalanya

6. Kaca dan prisma dibilas dengan aquades / NaCl 5% serta


dikeringkan dengan tisu

7. Refraktometer disimpan di tempat kering


Cara kalibrasi:
1. Letakkan satu atau dua tetes aquadest diatas kaca prisma

2. Tutup penutup kaca prisma dengan perlahan

3. Pastikan aquadest memenuhi permukaan kaca prisma

4. Pembacaan : skala, melalui lubang teropong, pastikan garis batas


biru tepat pada skala 00Brix (% mark sukrosa)

5. Jika garis batas biru tidak tepat pada skala 00Brix, putar skrup
pengatur skala hingga garis batas biru tetpat pada skala 00Brix

BAB 11
OVEN INKUBATOR
AUTOCLAVE DAN WATERBATH

A. AUTOCLAVE
Sebuah perangkat sterilisasi yang menggunakan uap bertekanan tinggi
dalam ruang tertutup untuk mendekontaminasi atau mensterilkan peralatan. Alat
pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan
uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit.

Alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan
dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang
digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121.

Prinsip AUTOCLAVE :

Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoclave lama kelamaan
akan mendidih.

Uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoclave.

Setelah udara dalam autoclave diganti dengan uap air, katup udara / uap
ditutup sehingga tekanan udara dalam autoclave naik.

Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai, maka proses sterilisasi
dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur.

Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan


dibiarkan turun perlahan hingga mencapai suhu 0.

Intinya : uap air panas bertekanan

Autoklaf terutama ditujukan :

Untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh


bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotic,
Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 C, yang merupakan titik didih air
pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 C, endospora dapat dibunuh
dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya
dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 C. Perhitungan waktu sterilisasi
autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 C. Jika objek
yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bagian dalam
autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total
untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 C untuk waktu 10-15
menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume besar
akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk mencapai suhu sterilisasi. Performa autoklaf diuji dengan indicator
biologi, contohnya Bacillus stearothermophilus.

Macam-macam autoklaf :

gravity displacement

prevacuum atau high vacuum

steam-flush pressure-pulse

Perbedaan ketiga jenis autoklaf ini terletak pada bagaimana udara


dihilangkan dari dalam autoklaf selama proses sterilisasi

Bagian-bagian autoklaf :

1. Tombol pengatur waktu mundur (timer)


2. Katup pengeluaran uap.
3. Pengukur tekanan
4. Klep pengaman
5. Tombol on-off
6. Termometer
7. Lempeng sumber panas
8. Aquades (H2O)
9. Sekrup pengaman
10. Batas penambah air.

Cara Kerja :
Masukkan air dalam autoclave sampai batas yang sudah ditentukan.
Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan
karat.

Masukkan peralatan dan bahan.

Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak
ada uap yang keluar dr bibir autoklaf.

Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu
121C.

Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen


autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman.

Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai


selesai. Penghitungan waktu 15' dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.

Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dlm kompartemen
turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada
preissure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman
dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1. Bagian bawah autoklaf harus berisi air bebas mineral sampai setinggi
penyangga

2. Pastikan bahwa air akan cukup selama proses sterilisasi

3. Pastikan autoklaf tertutupdan karet pengunci terpasang dilekukannya

4. Katup udara keluar harus terbuka

5. Pastikan pemanas (elektrik, gas atau kerosene) hidup

6. Pastikan katup pengaman terpasang selama pemanasan


7. Pastikan proses selesai sebelum melepas tutup atau membuka

8. Pastikan bahan yang disterilisasi cukup lama didiamkan sampai dingin

Kalibrasi :

Digunakan untuk menguji apakah fungsi alat, suhu, waktu dan tekanannya
sudah benar.

Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan :

1. Autoclave Indicator Tape, cara :

a. Rekatkan indicator tape secara melingkar pada kemasan yg akan disterilkan.


Pada autoklave yang besar, kemasan diletakkan pada bagian atas dan bagian
bawah otoklaf

b. Atur suhu, waktu dan tekanan

c. Hidupkan autoklaf

d. Setelah selesai, baca indikator tape dengan melihat perubahan warna yang
terjadi pada garis-garis diagonal. Bila proses sterilisasi berjalan dengan baik,
garis-garis diagonal berubah berwarna dari putih menjadi coklat kehitaman.

2. Bacillus stearothermophilus, cara :

a. Masukkan Bacillus stearotheramophilus dalam bentuk liofilisasi dalam


autoklaf

b. Atur suhu, waktu dan tekanan

c. Hidupkan autoklaf

d. Setelah selesai, ambil Bacillus stearothermophilus dan tanam pada agar darah
(blood agar) dan inkubasi pada suhu 40-60 derajat celcius selama 24-48 jam

e. Proses sterilisasi berjalan baik bila tidak ada pertumbuhan Bacillus


stearothermophilus
Pemeliharaan pencegahan:

Bersihkan tiap bulan

Ganti dalam autoklaf

INKUBATOR

Inkubator adalah alat untuk menginkubasi mikroba pada suhu yang


terkontrol (umumnya di atas suhu kamar) serta dilengkapi dengan pengatur suhu
dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator misalnya adalah 10-70oC.

Prinsip kerja : menginkubasi dengan menggunakan suhu tertentu dalam keadaan


diam

Bagian-bagian inkubator :

1. Pintu inkubator
2. Tombol panel berfungsi untuk mengatur suhu yang diperlukan
3. Rak inkubator berfungsi sebagai tempat meletakkan bahan yamg akan
diinkubator

Tipe-tipe Inkubator :
Berdasarkan kegunaannya secara khusus
1. Shaker incubator: inkubator yang dilengkapi dengan pengocok untuk
aerasi biakan.
2. Cooled incubator: inkubator untuk suhu inkubasi dibawah suhu
ambient.
Macam macam inkubator :
CO2 incubator: inkubator yang mampu menyediakan keadaan
kaya karbondioksida.
Automatic temperature change incubator: inkubator yang
dilengkapi dengan pengatur perubahan suhu otomatis sehingga
tidak perlu memindahkan kultur ke inkubator lain saat
membutuhkan perubahan suhu secara bertahap
Portable incubator: inkubator jinjing atau mudah dibawa yang
umumnya diaplikasikan untuk mikrobiologi lingkungan.
Incubator room: suatu ruangan yang diubah menjadi inkubator
sesuai dengan keperluan dan syarat mikrobiologisnya.

Kalibrasi :
1. Catat suhu inkubator pada kartu setiap hari sebelum mulai bekerja
2. Penyimpangan suhu yang melebihi 2C, pengatur suhu perlu disetel
kembali

Pemeliharaan :
Bersihkan bagian dalam dan rak dengan disinfektan tiap bulan

Waterbath (penangas air)


Merupakan alat untuk memanaskan bahan pada suhu konstan tidak lebih
dari 100C dan tekanan udara 1 atm
Waterbath merupakan peralatan yang berisi air yang bisa
mempertahankan suhu air pada kondisi tertentu selama selang waktu yang
ditentukan.
Cara kerja water bath :
1. Air dimasukkan ke dalam bejana
2. Atur suhu yang dikehendaki dan hidupkan water bath
3. Masukkan benda yang akan dipanaskan ke dalam air ( untuk tangas air )
letakkan benda pada salah satu lubang ( untuk tangas uap ), ingat lubang
lain yang tidak digunakan tetap ditutup.
Cara penyimpanan water bath :
Sebagai media pemanas digunakan air suling ( jangan menggunakan air
sumur, karena menyebabkan korosi )
Selesai digunakan ( jika menggunakan listrik ) matikan arus listrik dan
dicabut dari arus listrik
Jika hendak disimpan air ( media pemanas ) dikosongkan.
Cara Perawatan Waterbath :
Untuk perawatan, bersihkan alat hanya dengan lap bersih yang dibasahi air
kemudian lap dengan kain kering setiap selesai menggunakan alat
Box kontrol jangan sampai tersiram atau kemasukkan air karena dapat
berakibat tersengat tegangan listrik ( berbahaya ) atau alat akan menjadi
rusak
Cara rutin air dapat diganti atau ditambahi +/-2 bulan sekali
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan :
1. Ketinggian air perlu diperiksa tiap hari. Tinggi air dalam waterbath harus
lebih tinggi dari larutan yang akan di inkubasi
2. Kebersihan dinding bagian dalam harus diperhatikan dengan mengganti air
setiap hari. Sebaiknya aquades
Kalibrasi :
Yang perlu dipantau adalah suhu, cara pemantauan suhu sama dengan
oven atau refrigator ( 2x/t)

OVEN
Merupakan alat penghantar panas yang menggunakan udara sebagai
penghantar panas dengan proses radiasi, konveksi.

Oven laboratorium berbeda dengan oven yang terdapat di dapur- dapur


rumah kita, oven laboratorium atau yang dapat juga disebut drying oven
adalah alat yang berguna untuk memanaskan atau mengeringkan peralatan
laboratorium
Oven merupakan alat sterilisasi yang menggunakan udara panas kering.
Guna oven :
Mengeringkan peralatan gelas laboratorium
Zat-zat kimia maupun pelarut organik
Dapat pula digunakan untuk mengukur kadar air.
Catatan :
Tidak semua alat gelas dapat dikeringkan didalam oven, hanya alat gelas
dengan spesifikasi
Tertentu saja yang dapat dikeringkan, yaitu alat gelas dengan ketelitian
rendah. Sedangkan untuk alat gelas dengan ketelitian tinggi tidak dapat
dikeringkan dengan oven.
Bagian-bagian :
Tombol POWER adalah tombol yang digunakan untuk menghidupkan
ataupun mematikan oven.
Tombol untuk menyalakan atau mematiakn kipas.
Knop berwarna biru berfungsi untuk menaik turunkan kecepatan putaran
kipas.
Pada bagian depan oven terdapat 2 layar yang menunjukkan suhu. Layar
PV menunjukkan suhu alat sedangkan layar SV menunjukkan suhu yang
diinginkan.
Tombol SET, UP (panah keatas) dan DOWN (panah kebawah) digunakan
untuk mensetting suhu yang diinginkan. Dapat pula untuk mensetting
waktu.
Hal yang Perlu Diperhatikan :
Bersihkan bagian dalam oven dari sisa contoh atau kotoran lain.
Bersihkan dinding bagian luar dari debu menggunakan lap bersih, jika
perlu dapat digunakan sedikit deterjen
Jika mungkin penggunaan oven hanya di satu titik ukur
Hidupkan oven setiap hari meskipun tidak digunakan.
Jika tidak digunakan hidupkan 1 2 jam
Pastikan voltase input stabil sesuai dengan spesifikasi alat.
Periksalah suhu oven melalui termometer indikator dan pastikan suhu
mencapai titik yang diinginkan. Jika tidak, segera matikan oven.
Kalibrasi :
Suhu
Waktu
BAB 12
KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA

A. Keamanan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium


Untuk dapat mencegah terjadinya kecelakaan di laboratorium/ bengkel kerja
diperlukan pengetahuan tentang jenis-jenis kecelakaan yang mungkin terjadi di
dalam laboratorium, serta pengetahuan tentang penyebabnya. Jenis-jenis
kecelakaan yang dapat terjadi di laboratorium/bengkel kerja yaitu:
a.) Terluka, disebabkan terkena pecahan kaca dan/atau tertusuk oleh benda-
benda tajam.
b.) Terbakar, disebabkan tersentuh api atau benda panas, dan oleh bahan kimia.
c.) Terkena racun (keracunan). Keracunan ini terjadi karena bekerja menggunakan
zat beracun yang secara tidak sengaja dan/atau kecerobohan masuk ke dalam
tubuh. Perlu diketahui bahwa beberapa jenis zat beracun dapat masuk ke dalam
tubuh melalui kulit.
d.) Terkena zat korosif seperti berbagai jenis asam, misalnya asam sulfat pekat,
asam format, atau berbagai jenis basa.
e.) Terkena radiasi sinar berbahaya, seperti sinar dari zat radioaktif (sinar X).
f.) Terkena kejutan listrik pada waktu menggunakan listrik bertegangan
tinggi.

B. Alat keselamatan kerja di Laboratorium


a. APD (alat pelindung diri) seperti baju praktik, sarung tangan, masker, alas
kaki
b. APAR (Alat pemadam kebakaran) berikut petunjuk penggunaan
c. Perlengkapan P3K
d. Sarana instalasi pengolahan limbah
Fasilitas alat untuk melengkapi ruang kerja di laboratorium reseach
untuk keamanan antara lain:
Fire extinguisher
Hidrant
Eye washer
Water shower
Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
Tandu
Spill Kits
Pakaian pelindung and Respirators
Peralatan dekontaminasi
Disinfektan and peralatan pembersih
Peralatan lain (palu, obeng, tali, dll)
Untuk kotak PPPK bisa dilengkapi dengan:
a. Obat luar
- Salep levertran (untuk luka bakar)
- Revanol
- Betadin
- Handyplast
b. Obat ringan
- Obat-obat anti histamin
- Norit
c. Plester Pembalut
Ukuran kecil, sedang, besar
d. Kapas, kasa steril

C. Langkah-langkah menghindari kecelakaan


Kecelakaan di laboratorium dapat dihindari dengan bekerja secara
berdisiplin, memperhatikan dan mewaspadai hal-hal yang yang
dapatmenimbulkan bahaya atau kecelakaan, dan mempelajari serta
mentaati aturan-aturan yang dibuat untuk menghindari atau mengurangi
terjadinya kecelakaan. Aturan-aturan yang perlu diperhatikan dan ditaati
untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan di dalam laboratorium
perlu dibuat aturan/peraturan untuk diketahui dan dipelajari, dan ditaati
oleh semua yang terlibat di laboratorium. Bila perlu dicetak dengan huruf-
huruf dan ditempel di tempat-tempat yang strategis di dalam dan di luar
laboratorium.Aturan yang perlu diketahui dan ditaati adalah :
Semua yang terlibat dalam kegiatan laboratorium harus mengetahui letak
keran utama gas, keran air, dan saklar utama listrik
Harus mengetahui letak alat-alat pemadam kebakaran, seperti tabung
pemadam kebakaran, selimut tahan api, dan pasir untuk memadamkan api
Gunakan APD [Alat pelindung diri] sesuai dengan jenis kegiatan
dilaboratorium.
Mentaati peraturan perlakuan terhadap bahan kimia yang mudah terbakar
dan berbahaya lainnya
Jangan meletakkan bahan kimia/reagen di tempat yang langsung terkena
cahaya matahari.
Jika mengenakan jas/baju praktik, janganlah mengenakan jas yang terlalu
longgar.
Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium.
Jangan menggunakan perhiasan selama praktik di laboratorium/bengkel
kerja.
Jangan menggunakan sandal atau sepatu terbuka atau sepatu hak tinggi
selama di laboratorium.
Tumpahan bahan kimia apapun termasuk air, harus segera dibersihkan
karena dapat menimbulkan kecelakaan.
Bila kulit terkena bahan kimia, segera cuci dengan air banyak-banyak
sampai bersih. Jangan digaruk agar zat tersebut tidak menyebar atau
masuk kedalam badan melalui
kulit.

Anda mungkin juga menyukai