Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS JURNAL

No Hasil analisis jurnal


1 Pendahuluan Pemeriksaan Blood Gas Analysis (BGA) atau analisa gas darah merupakan tindakan
pemeriksaan laboratorium untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan
keseimbangan asam basa pasien, jumlah oksigen dan karbondioksida dalam darah,
serta untuk menilai fungsi kerja paru-paru dalam menghantarkan oksigen. Hasil
pemeriksaan BGA bisa dijadikan sebagai acuan penanganan pasien-pasien dengan
kondisi emergency di Intalasi Gawat Darurat (IGD) karena dapat membantu petugas
kesehatan dalam menentukan penatalaksanaan dan pengobatan yang tepat. Ketepatan
dan keakuratan dalam interpretasi BGA sangat diperlukan supaya penatalaksanaan
yang diberikan dapat maksimal. Perawat perlu meningkatkan ketelitian dalam
pengambilan darah arteri serta memperhatikan saat pengiriman darah arteri ke
laboratorium. Pengiriman sampel darah arteri perlu disimpan dalam tempat yang
dingin untuk menghambat metabolisme darah. Berdasarkan hasil pengamatan di IGD
RSUP dr.Kariadi, perawat sudah berusaha mempertahankan sampel darah arteri tetap
dingin dengan membalut spuit menggunakan kassa yang diberi alkohol-gliserin.
Penggunaan kassa alkohol-gliserin ini membutuhkan waktu yang relatif lama mulai
dari pembasahan kassa dengan alkohol-gliserin hingga melilitkan kassa pada spuit.

2 Metode Quality Improvement Project (QIP) ini termasuk dalam penelitian eksperimental
menggunakan pretest-posttest experimental design with a comparison group. Project
ini berfokus pada kestabilan suhu dalam BGA cooling storage. Desain rancangan
instrumen BGA cooling storage berbentuk seperti dompet dengan bahan yang dapat
menyimpan suhu dingin. BGA cooling storage ini terdiri dari 2 sisi, sisi pertama
merupakan tempat spuit sampel darah BGA dan sisi kedua yaitu tempat untuk
menaruh ice pack/ice gel. BGA cooling storage dirancang untuk dapat
mempertahankan suhu lebih rendah dari suhu ruangan (4 sampai 11oC). Total
responden yang didapat adalah sebesar 24 responden yang dilakukan pemeriksaan
BGA dan sampel darah arterinya dikirim ke laboratorium cito. Sampel darah arteri
tersebut dibagi menjadi dua secara non random yaitu 12 responden sebagai kelompok
perlakukan dan 12 responden sebagai kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan
pada penelitian ini adalah BGA cooling storage, kassa, alkohol dan gliserin, spuit 1
cc, dan lembar observasi. Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan
yang signifikan antara suhu yang dapat dipertahankan dalam BGA cooling storage
dengan kassa alkohol gliserin. Data yang sudah terkumpul dianalisis dengan uji
Paired T Test.

3 Hasil 1. Stabilisasi Suhu dalam BGA Cooling Storage


penelitian Tabel 1. Distribusi frekuensi suhu BGA dalam cooling storage dan Kassa Alkohol
Gliserin saat di IGD dan di Laboratorium Cito RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun
2014 . (n=24)

Tabel 1. menunjukkan bahwa penggunaan BGA cooling storage suhu yang dapat
dipertahankan sebelum dikirim ke laboratorium adalah 11C sedangkan pada kassa
alkohol gliserin adalah 22,67 C. Peningkatan suhu pada BGA Cooling Storage
didapatkan 0,330,49 sedangkan pada Kassa Alkohol Gliserin 1,420,67

2. Temperatur yang dapat Dipertahankan dalam Waktu 45 Menit

Tabel 2. menunjukkan bahwa suhu yang dapat dipertahankan dalam BGA cooling
storage sebesar 10C dalam waktu 5-15 menit dan terjadi peningkatan suhu menjadi
11C pada menit ke-20 dan menit ke-25 serta terjadi peningkatan kembali menjadi
12C pada menit ke-30, sedangkan suhu pada kassa alkohol gliserin setiap
penambahan 5 menit terjadi peningkatan suhu sebesar 1C.

3. Hasil Uji Beda Temperatur pada BGA Cooling Storage dan Kassa
Alkohol-Gliserin

Tabel 3. Menunjukkan bahwa hasil QIP didapatkan P-value 0,003 menunjukkan


bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan temperatur pada BGA
cooling storage dengan kassa alkohol gliserin (p value<0,05)

4 Pembahasan Hasil QIP didapatkan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
peningkatan temperatur pada BGA cooling storage dengan kassa alkohol-gliserin (p
value<0,05). Hal tersebut menandakan bahwa instrument BGA cooling storage lebih
baik digunakan dalam mempertahankan suhu tempat penyimpanan sampel BGA
dibandingkan dengan menggunakan kassa alkohol-gliserin. Stabilisasi suhu BGA
cooling storage pada tabel 1 menunjukkan bahwa dari 12 sampel darah yang dikirim
ke laboratorium Cito RSUP Dr. Kariadi Semarang hanya terdapat 4 sampel darah
yang mengalami peningkatan suhu sebesar 1C, sedangkan pada penyimpanan dengan
kassa alkohol-gliserin hanya ada satu yang tidak mengalami peningkatan suhu.

5 Kesimpulan Hasil QIP ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara suhu
yang dapat dipertahankan dalam BGA cooling storage dengan kassa alkohol gliserin
(p value<0,05) dimana suhu pada BGA Cooling Storage dapat dipertahankan sebelum
dikirim ke laboratorium adalah sekitar 11C, sedangkan pada kassa alkohol gliserin
sekitar 24,42 C. Peningkatan suhu pada BGA cooling storage sebesar 0,33 C
sedangkan pada kassa alkohol gliserin sebesar 1,42 C.

6 Kelebihan Kelebihan
dan Dapat mengetahui keefektifan BGA Colling Storage untuk Stabilisasi Sampel Blood
kekurangan Gas Analysis (BGA) di Instalasi Gawat Garurat RSUP dr. Kariadi Semarang.

Kekurangan
Project ini tidak membandingkan hasil analisis pemeriksaan BGA yang dikirim
menggunakan BGA Cooling Storage dengan kassa alkohol gliserin. Selain itu project
ini hanya mengukur suhu saat di IGD dan suhu saat di laboratorium, peneliti tidak
mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai sampel dianalisis oleh petugas.

Anda mungkin juga menyukai