Anda di halaman 1dari 1

BAB IV

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Reaksi alkoholisis pada umumnya menggunakan alkohol yang berlebihan agar reaksi dapat
berjalan sempurna, karena menyebabkan reaksi bergeser ke kanan. Selain itu pemakaian
alkohol berlebihan akan memperbesar frekuensi tumbukan, sehingga konstanta
kecepatan reaksi bertambah. Menggunakan metanol berlebih atau mengambil salah satu
hasil reaksi akan menggeser keseimbangan ke kanan, dengan demikian di dapat hasil
produk yang banyak dari proses alkoholisis
2. Semakin tinggi temperatur (sampai pada batas tertentu), makin cepat jalannya reaksi.
Pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi dipengaruhi oleh katalisator yang
digunakan. Dalam hal ini katalis yang digunakan adalah NaOH.
3. Makin lama waktu reaksi, makin besar konversi reaksi menjadi biodiesel, ini
disebabkan kesempatan methanol dan minyak jelantah untuk saling bertumbukan
makin besar. Tetapi apabila konversi tidak berubah, penambahan waktu reaksi tidak
menguntungkan.
4. Proses pembuatan metil ester dapat dilakukan dengan reaksi esterifikasi dan reaksi
transesterifikasi.

5.2 Saran
1. Karena seiring berjalannya waktu persediaan energi dari fosil semakin berkurang sehingga
solar semakin menipis persediaannya dibandingkan dengan kebutuhan terhadap solar yang
semakin meningkat. Maka sekarang kita dapat memaksimalkan penggunaan minyak
jelantah sebagai penggantinya dan bahan bakar biodiesel. Karena adanya alternatif ini kita
menjadi tidak sangat tergantung akan solar.
2. Membuang limbah minyak goreng atau minyak jelantah yang dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan yang bertentangan dengan prinsip green chemistry, dan
mengakibatkan penyakit apabila dipakai kembali, sebaiknya kita dapat mendaur ulangnya
seperti menjadi bahan bakar biodiesel.

Anda mungkin juga menyukai