Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTIK KLINIS PUSKESMAS PEJERUK

TATALAKSANA KASUS BLEFARITIS

ICD-10 H01.0 Blepharitis


1. Pengertian Blefaritis adalah radang pada tepi kelopak mata
(margo palpebra) yang dapat disertai terbentuknya
ulkus dan dapat melibatkan folikel rambut.
2. Anamnesis 1. Gatal pada tepi kelopak mata
2. Rasa panas pada tepi kelopak mata
3. Merah/hiperemia pada tepi kelopak mata
4. Terbentuk sisik yang keras dan krusta terutama
di sekitar dasar bulu mata
5. Kadang disertai kerontokan bulu mata
(madarosis), putih pada bulu mata (poliosis),
dan trikiasis
6. Dapat keluar sekret yang mengering selama
tidur, sehingga ketika bangun kelopak mata
sukar dibuka
7. Faktor Risiko :
- Kelainan kulit, misalnya dermatitis seboroik
- Higiene personal dan lingkungan yang
kurang baik
3. Pemeriksaan Fisik 1. Skuama atau krusta pada tepi kelopak.
2. Bulu mata rontok.
3. Dapat ditemukan tukak yang dangkal pada tepi
kelopak mata.
4. Dapat terjadi pembengkakan dan merah pada
kelopak mata.
5. Dapat terbentuk krusta yang melekat erat pada
tepi kelopak mata. Jika krusta dilepaskan, bisa
terjadi perdarahan.
4. Pemeriksaan Penunjang Pada umumnya tidak perlu dilakukan
5. Kriteria Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
6. Diagnosis Kerja Blefaritis
7. Diagnosis banding 1. Sel skuama, sel basal, atau karsinoma sel
sebasea pada kelopak mata
2. Dermatitis kontak alergi
8. Tatalaksana 1. Non-medikamentosa :
a. Membersihkan kelopak mata dengan lidi
kapas yang dibasahi air hangat
b. Membersihkan dengan sampo atau sabun
c. Kompres hangat selama 5-10 menit

2. Medikamentosa : apabila ditemukan ulkus pada


kelopak mata, dapat diberikan salep atau tetes
mata kloramfenikol hingga gejala menghilang.
9. Edukasi 1. Memberikan informasi kepada pasien dan
keluarga bahwa kulit kepala, alis mata, dan tepi
palpebra harus selalu dibersihkan terutama pada
pasien dengan dermatitis seboroik.
2. Memberitahu pasien dan keluarga untuk
menjaga higiene personal dan lingkungan.
10. Prognosis Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Bonam
Ad sanationam : Bonam
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat Rekomendasi
13. Kriteria Rujukan Terdapat minimal satu dari kelainan di bawah ini:
1. Tajam penglihatan menurun
2. Nyeri sedang atau berat
3. Kemerahan yang berat atau kronis
4. Terdapat keterlibatan kornea
5. Episode rekuren
6. Tidak respon terhadap terapi
14. Tujuan Rujukan Dokter Spesialis Mata
15. Penelaah Kritis 1. Dr. Alfi Syahrin
2. Dr. Ni Wayan Diptaningsih
3. Dr. Dwi Fachrul
4. Dr. Risky Septiana
16. Indikator Gejala menghilang
17. Kepustakaan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor Hk. 02.02/Menkes/514/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

Anda mungkin juga menyukai