Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1

ALUMINUIM DAN SENYAWANYA

Penyusun :

Muhammad Fadli ( 1301782)

Kelompok 3 ( Tiga) :

Pinta Rida
Ade Amelia Nasution
Sherlin Oktavia
Dosen :1.Dra. Bayharti, M.Sc
2. Miftahul Khair , S.si
3. Eka Yusmaita M.Pd
4. Dra. Andromeda M.Si
Asisten : 1. Rian Setiawan
2. Gusfaria Palendra
LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2014

0
DAFTAR ISI
Daftar Isi....................................................................................................................... 1
ALUMINIUM DAN SENYAWANYA................................................................................... 2
A. TUJUAN PRAKTIKUM............................................................................................. 2
B. WAKTU PELAKSANAAN......................................................................................... 2
C. TEORI DASAR........................................................................................................ 2
D. ALAT DAN BAHAN................................................................................................. 6
E. CARA KERJA.......................................................................................................... 7
1. EKSPERIMEN REAKSI DENGAN ASAM KLORIDA...................................................7
2. Eksperimen reaksi dengan larutan NaOH..........................................................7
3. Eksperimen reaksi dengan oksigen..............................................................................7
4. Membandingkan AlCl2 dan magnesium klorida..............................................................8
5. Eksperiment membandingkan sifat asam-basa AlCl3 dan MgO............................................8
6. Eksperimen membandingkan sifat asam basa ion Al3+ dan Mg2+ terhidrasi..............................9
F. TABEL PENGAMATAN........................................................................................... 10
Table 1 reaksi dengan asam klorida..................................................................................10
Table 2 reaksi dengan larutan natrium hidroksida................................................................10
Table 3 reaksi dengan oksigen........................................................................................ 10
Table 5 Membandingkan sifat asam basa aluminium oksida dan magnesium oksida......................11
Table 6 Membandingkan sifat asam-basa ion Al dan Mg yang terhidrasi...................................11
G. PEMBAHASAN..................................................................................................... 12
1.Eksperiment reaksi aluminium dengan asam klorida..........................................................12
2. Eksperiment reaksi dengan larutan NaOH......................................................................12
3. Reaksi dengan oksigen.............................................................................................. 13
5. Membandingkan sifat asam basa aluminium oksida dan magnesium oksida.............................13
6. Membandingkan sifat asam-basa ion Al dan Mg yang terhidrasi.........................................14
H.Kesimpulan............................................................................................................... 16
LAMPIRAN................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 21

ALUMINIUM DAN SENYAWANYA

1
A. TUJUAN PRAKTIKUM

Mempelajari kimia aluminium dan senyawanya dan membandingkannya dengan kimia


magnesium dan senyawanya.

B. WAKTU PELAKSANAAN

Hari,tanggal : Jumat , 4 Oktober 2014


Pukul : 09.40-12.20 WIB
Tempat : Laboratorium Kimia Anorganik, FMIPA UNP Padang

TEORI DASAR

Imu kimia aluminium sangat ditentukan oleh muatan yang besar dan jari-jari yang
kecil dari ion Al+3, yaitu kerapatan muatan besar.

Kerapatan Muatan

Kation Satuan muatan Jari-jari ion(nm) Muatan/ jari-jari


Na+ +1 0,098 10
Mg2+ +2 0,065 31
Al+3 +3 0,048 63
Zn2+ +2 0,074 27
Cu2+ +2 0,069 29

Jika garam aluminium dilarutkan dalam air ion Al3+ segera membentuk [Al(H2O)9]3+ yang
biasanya ditulis dengan Al3+(aq). Di dalam larutan air, air yang bebas berfungsi sebagai basa
dan dapat diperoleh kesetimbangan berikut. (Tim
staff praktikum kimia anorganik, 2014)

[Al(H2O]9]3+ + H2O [Al(H2O)9]3+ + H2O

Dalam basa yang kuat seperti NaOH terjadi reaksi.

[Al(H2O)9]3+ + 3OH [Al(H2O)3(OH)3](s) + H2O(l)

2
Dalam larutan NaOH yang berlebih,

[Al(H2O)4(OH)4](s) + OH (aq) [Al(H2O)3(OH)3](s) H2O(l)

Aluminium adalah salah satu golongan III A yang merupakan unsure logam yang
berwarna putih perak mengkilat. Aluminium merupakan 10 gram elektropositif dan
diudara aluminium merupakan logam yang tahan karat.

Aluminium diproduksi dalam jumlah yang besar dalam dunia industry hal ini karena
aluminium banyak dimanfaatkan orang. Proses pembuatan aluminium dalam industry
dikenal dengan proses hal yang terdiri dari dua tahapan proses, yaitu tahap pemurnian
berhasil atau krolit yang memanfaatkan sifat atmosfer dari aluminium oksida dan tahap
elektrolisis untuk memeproleh aluminium murni yang kemudian melalui proses lebih
lanjut. Aluminium dibuat dalam bentuk tertentu beberapa kegunaan aluminium yaitu
digunakan dalam konstruksi pesawat dan mobil.

o Reaksi kimia logam aluminium

Aluminium adalah logam putih yang liat dan dapat ditempa bubuknya berwarna
abu-abu, ia melebur pada 1090C. bila tekanan udara, objek-objek aluminium teroksidasi
pada permukaannya, tetapi lapisan oksidasi-oksidasi ini melindungi objek dari oksidasi
lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutan lebih
lambat dalam asam sulfat encer atau garam nitrat encer.

3 Al + 6 H+ 2 Al 3+ 3 H2

Proses pelarutan dapat dipercepat dengan menambahkan sedikit melarutkan (II) klorida
pada campuran asam pada klorida, pekat juga melarutkan aluminium.

2 Al + 6 HCl 2 Al3+ + 3H2 + 6Cl-

Asam sulfat pekat melarutkan aluminium dengan membedakan belerang dioksida

2 Al + 6H2SO4 2Al3+ + 3SO42- + 3SO2 + 6H2O

3
Asam nitrat pekat membuat logam menjadi positif dengan hidroksi alkali terbentuk larutan
tetrahidroksi aluminat.

2 Al + 2OH + 6 H2O [ Al (OH)4]- + 3H2 + 3H2

Aluminium adalah logam invalen dalam senyawa-senyawanya ion aluminium (Al 3+)
membentuk garam-garam yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak berwarna.

Halida nitrat dan sulfatnya larut dalam air, larutan air, larutan ini memperlihatkan
reaksi asam karena hidrolisis. Aluminium sulfat dapat dibuat hanya dalam keadaan padat
saja, dalam air terhidrolisis dan membentuk (Al(OH)2).

Dua faktor yang harus dipertimbangkan untuk menilai, kelarutan senyawa dalam air,
kecil ukuran dan tingginya muatan ion Al3+ ini sukar larut dalam air. Contoh : Al 2Cl3
bahkan AlF3 ynag merupakan gabungan dari Al3+ dan F- yang bervalensi 1. Menunjukan
kelarutan dalam air yang rendah AlCl3, AlBr2 dan AlI2 mempunyai sifat kovalen dan
mudah larut dalam air.(Sugiyarto, 2004)

Sejumlah garam aluminium dan seperti halnya logam golongan ( VIII A)


mengkristal dan larutannya sebagai hidrat, satu cirri utama , larutan garam aluminium
dalam air bersifat asam.

Karena daya tarik akan elektron dari ion kecil dengan muatan yang tinggi dari Al 3+.
Ikatan OH dalam molekul logam H2O putus. Proton dilepaskan keluar dari lengkung
koordinasi ligan H2O. Sedangkan ion kompleksnya berubah menjadi [Al(H2O)5 OH]2+,
logam aluminium yang dilapisi dengan oksida dapat mencegah pengkaratan pada selang
pH 4,5-8,3

Logam merupakan logam berwarna putih kerapatan dengan kerapatan yang rendah
mempunyai massa jenis 2,7 gram/cm3.

Sifat-sifat yang dimiliki aluminium antara lain :

1. Ringan
Tahan korosi dan tidak beracun maka digunakan untuk alat runah tangga seperti:
panic, wajan, dan lain-lain.

4
2. Refleksi, dalam bentuk aluminium fold digunakan sebagai pembungkus makanan,
obat, dan rokok.
3. Daya hantar listrik, dua kali besar dari Cu maka Al digunakan sebagai kabel mtiang
listrik.
4. Panduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat seperti duralin
( campuran Al,Cu,Mg) untuk pembuatan badan pesawat
5. Al sebagai reduktor untuk oksida MnO2 dan Cr2O2.
Aluminium adalah logam yang sangat melimpah dialam, meskipun demikian, besi
masih bias lebih banyak digunakan dari pada aluminium, karena dapat ongkos
pembuatan aluminium terlalu tinggi, aluminium terdapat sebagai silikat, lempung, batu
serpih, batu tuis, dll. (F. Albert Cotton, 1989)
Pembuatan aluminium dari senyawa-senyawa tersebut diatas memerlukan
ongkos terlalu tinggi . lagi pula, aluminium ynag amsih mengandung besi dan silicon
tidak berguna sama sekali. Untungnya dialam terdapat juga bauksit Al 2O3.H2O.
aluminium yang murni diperoleh dari zat ini dengan cara elektrolida, sebelum
elektrolida dapat dikerjakan. Bijihnya yang masih mengandung silicon dan besi harus
dibersihkan lebih dahulu. Untuk maksud tersebut, dipergunakan sifat amfoter dari
aluminium oksida yang kotor dicampur dengan larutan. Natrium hidroksida panas
sehingga larut berupa ion aluminat + Al(OH)4-(Parham dan Mahdian, 2008)

C. ALAT DAN BAHAN

o Alat

Tabung reaksi
Gelas kimia
Pipa penyalur gas
Pembakar bonsen
o Bahan
Keping aluminium
Serbuk Al
Pita Mg
Asam klorida encer

5
Natrium hidroksida encer
Larutan merkuri(II) klorida
Gas klor
Tabung pengering
CaCl2
Aluminium klorida anhidrat
Magnesium klorida anhidrat
Magnesium oksida
Aluminium oksida
Larutan Al+ 0,1 M
Larutan Mg2+ 0,1 M

D. CARA KERJA

1. EKSPERIMEN REAKSI DENGAN ASAM KLORIDA

5 ml asam klorida encer + beberapa keping logam Al

Masukkan kedalam tabung reaksi

Jika 5 menit Al tidak bereaksi

Panaskan

Ulangi dengan pita Mg

6
2. Eksperimen reaksi dengan larutan NaOH

5 ml NaOH encer + beberapa keeping Al ( serbuk 1 sendok)

Masukkan kedalam tabung reaksi

Jika setelah 5 menit belum bereaksi

Panskan

3. Eksperimen reaksi dengan oksigen

Al foil

Masukkan kedalam gelas kimia

Taburi dengan larutan merkuri (II) klorida

Biarkan beberapa menit, kemudian cuci aluminium foil dengan air

Biarkan bebrapa menit di udara

4. Membandingkan AlCl2 dan magnesium klorida

A. Pemanasan klorida anhidra


AlCl3 anhidrat panaskan dalam tabung reaksi

Lakukan Pengamatan

B. Pengaruh air terhadap klorida anhidrat


1 sendok AlCl3 anhidrat

Masukkan tabung reaksi

7
+ tetes demi tetes air

Ulangi percobaan dengan menggunakan MgCl2 anhidrat

5. Eksperiment membandingkan sifat asam-basa AlCl3 dan MgO

Periksa reaksi dari Al2O3 dan MgO dengan air periksa pH larutan

Periksa reaksi oksida-oksida mula-mula asam klorida encer, NaOH encer

Gunakan 0,1 gram oksida dalam 3 ml asam / basa

6. Eksperimen membandingkan sifat asam basa ion Al3+ dan Mg2+ terhidrasi

Sediakan 2 tabung reaksi

3 ml Al3+ 3ml Mg2+

Periksa pH

+ NaOH encer 3 ml

Lihatlah pengamatannya

8
E. TABEL PENGAMATAN

Table 1 reaksi dengan asam klorida


Perlakuan Pengamatan
5 ml HCl + logam Al tidak bereaksi
Dipanaskan Ada gelembung gas H2 , ada
perubahan warna, bening
abu-abu, adanya gelembung
gas
5 ml HCl + logam Mg Bereaksi ,
ada gelembung gas, keeping
Mg langsung habis, tabung
reaksi panas, logam Al larut

Table 2 reaksi dengan larutan natrium hidroksida


Perlakuan Pengamatan
5 ml NaOH encer + Bereaksi , ada gelembung
Logam aluminium gas, Al berubah menjadi
putih dan keruh

5 ml NaOH + pita Tidak ada perubahan


magnesium

9
Dipanaskan Adanya gelembung gas, uap
bening dan tak berwarna

Table 3 reaksi dengan oksigen


Perlakuan Pengamatan
Al + H2O Bereaksi
Al foil + HgCl2 Ada Gelembung gas pada
permukaan aluminium foil dan
tabung reaksi sedikit panas
larutan menjadi keruh
Dibiarkan beberapa menit Larutan berwarna abu abu
dan lapisan aluminium habis.
Dicuci dengan air dan Al habis dan menjadi abu
didiamkan

Table 4 Membandingkan sifat asam basa aluminium oksida dan magnesium oksida
Perlakuan Pengamatan
Aluminium oksida + H2O ada endapan putih, larutan
bening, PH : 8

Aluminium + HCl ada endapan putih dan warna


larutan bening dengan PH :3
Aluminium + NaOH ada endapan dan larutan bening
dengan PH : 13
Mg + H2O campurannya bersifat homogen,
dan berwarna putih dengan PH : 9

Mg + HCl ( banyak endapan putih, larutan


berwarna putih dengan PH : 6

Mg + NaOH banyak endapan putih, larutan


bening dengan PH : 14

Table 5 Membandingkan sifat asam-basa ion Al dan Mg yang terhidrasi


Perlakuan Pengamatan
2+
Mg ( MgCl2) pH= 6
Mg+NaOH endapan putih
Mg+NaOH ( berlebih ) ternyata endapan masih ada dan tidak hilang (tidak larut)
3+
Al (AlCl3) pH= 3
10
Al+NaOH endapan putih
Al + NaOH ( berlebih ) warna larutan kembali menjadi bening dan endapan hilang (melarut)

F. PEMBAHASAN

Pada percobaan ini eksperiment yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

1.Eksperiment reaksi aluminium dengan asam klorida


Hal yang pertama dilakukan yaitu mencampurkan 5 ml asam klorida encer dengan
kepingan aluminium kedalam tabung reaksi, namun pada saat itu tidak terjadi reaksi.
Kemudian setelah 5 menit tidak terjadi reaksi, maka dilakukan pemanasan pada campuran
tersebut, ada gelembung gas H2. Pada reaksi yang terjadi pada Al + HCl berlangsung lambat
dengan reaksi sebagai berikut:
2Al + 6HCl 2AlCl3 + 3H2
Setelah itu mereaksikan magnesium dengan HCl, langkahnya sama dengan aluminium
tetapi, pada magnesium terjadi reaksi yang berlangsung cepat dibandingkan dengan
aluminium . adapun reaksinya yaitu sebagai berikut:
Mg + 2HCl MgCl + H 2 2

Dalam eksperimen ini, kita mengetahui lambat atau cepat reaksinya suatu logam terlihat
dari banyak nya gelembung gas yang tampak, dimana pada Al ketika blm dipanaskan tidak
ada gelembung, hal ini menunjukkan bahwa logam Al itu kurang reaktif terhadap HCl,
sedangkan pada pita Mg terlihat banyak gelembung gas, hal ini menunjukkan bahwa pita
Mg lebih reaktif di bandingkan logam Al.

2. Eksperiment reaksi dengan larutan NaOH


Eksperimen ini sama dengan eksperimen pertama. Hanya saja pada eksperiemen kedua
ini larutan asam klorida diganti dengan natrium hidroksida.dimana pada eksperimen ini
terlihat bahwa logam Al lebih cepat bereaksi dengan NaOH , hal ini terbukti dengan
banyaknya gelembung gelembung gas, sedangkan pita Mg lambat bereaksi dengan NaOH,
hal ini terlihat dari tidak tampak nya gelembung gas pada sisi pita Mg, namun ketika
dipanaskan baru mulai tampak gelembung gelembung gas pada pita Mg. Ini menunjukkan
bahwa logam Al lebih reaktif dari pada Mg apabila direaksikan dengan Basa. Jadi semakin
kuat sifat logam makin mudah berekasi dengan Asam dan sulit bereaksi dengan basa, dan

11
semakin lemah sifat logam semakin sulit bereaksi dengan asam dan mudah bereaksi dengan
basa.

Perlu diketahui bahwa aluminium tidak boleh dicuci dengan soda kue ( natrium
karbonat). Karena hal ini disebabkan larutan yang mampu mengendap adalah Al(OH) 2,
karena larutan ini memberikan konsentrasi OH- yang cukup tinggi sebagai akibat dari
hidrolisis. Sedangkan natrium karbonat merupakan senyawa-senyawa yang bersifat korosi
degan persamaan rekasi:
CO 2- H O HCO
3 (aq) + 2 3(aq) + OH-
Dan juga apabila panci Aluminium dicuci dengan Na2CO3 akan rusak dan bereaksi
dengan Na2CO3 sehingga lapisan Aluminium akan terkikis.

3. Reaksi dengan oksigen


Percobaan ketiga ini yaitu meneteskan larutan HgCl2 pada kertas alumunium Foil,
menurut hasil pengamatan pada Aluminium Foil terbentuk gelembung kemudian
mendiamkan beberapa menit aluminium foil menjadi warna keabu- abuan akibat terkikisnya
lapisanAluminium pada aluminium Foil tersebut. Alumunium Foil dicuci dengan air
terbentuk gelembung dibawahnya. Setelah itu membiarkannya beberapa menit di udara.
Kertas Aluminium Foil terkelupas semua dan lama kelamaan akan hancur menjadi abu
.Reaksi dengan oksigen terjadi setelah Al Foil direaksikan dengan HgCl2 yang membentuk
oksida, Al yang berbentuk seperti abu, yaitu membersihkan lapisan permukaan Alumunium
Foil secara,efektif karena HgCl2 tersebut dapat melepaskan lapisan oksida dari alumunium
sesuai dengan reaksi.
HgCl2(aq) + Al2O3(s) 2 AlCl3 + 3 HgO
Setelah lapisan Aluminium terkikis, kemudian dicuci dengan aquadest.Perlakuan
selanjutnya yaitu membiarkan di udara, sehingga terjadi reaksi dengan oksigen membentuk
lapisan tipis oksida (AlCl3) yang melindungi dari oksidasi lebih lanjut. Reaksi yang terjadi :
2Al(s) + 3/2O2 Al2O3(S)

12
5. Membandingkan sifat asam basa aluminium oksida dan magnesium oksida
Oksida (Al2O3) dalam air cenderung membentuk asam , meskipun juga bersifat basa ,
karena memiliki sifat amfoter dimana H2O akan memberikan sifat Basa (OH-) sehingga
terbentuk 2Al(OH)3 pada saat pengukuran pH = 8 . Adapun reaksi yang terjadi adalah :
Al2O3 + H2O 2Al (OH)3
Al2O3 dicampur dengan HCl encer menghasilkan endapan putih, warna larutan bening
dan bersifat asam memiliki pH 3 . Reaksi yang terjadi adalah :
Al2O3 (s) + 6HCl(aq)encer 2AlCl3(aq) + 3H2O
Al2O3 yang direaksikan dengan NaOH terdapat pula endapan putih dan memiliki pH 13
Yang diuji dengan kertas indikator universal. Reaksi yang terjadi :
NaOH Na+ + OH-
3+
2Al + 2OH- + 6H2O 2Al (OH)4- + 3H2
2Al (OH)4- + 3H2 + 2Na+ 2Na [Al (OH)4 ] + 3H2
Sedangkan untuk MgO dalam air cenderung membentuk basa karena terdapatnya
endapan putih dari Mg(OH)2 yang cenderung basa kuat , memiliki pH 9
Reaksi yang terjadi :
MgO + H2O Mg(OH)2
Sedangkan untuk MgO dalam HCl encer menghasilkan endapan putih dan larutannya
berwarna putih memiliki pH 6 . Reaksi yang terjadi :
MgO(s) + 2HCl (aq)encer MgCl2(s) + H2O(aq)
Sedangkan MgO dalam NaOH memiliki pH 14 dan sifatnya lebih basa . Dengan
memiliki reaksi :
NaOH Na+ + OH-
Mg + 2OH- + 2H2O Mg(OH)4- + H2
2+

Mg(OH)4- + H2 + Na+ Na [Mg (OH)4 ] + H2


Dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa logam aluminium dapat bereaksi dengan senyawa
asam encer dan basa encer . Dengan Kata lain sifat yang dimilik aluminium itu disebut
amfoter.

6. Membandingkan sifat asam-basa ion Al dan Mg yang terhidrasi


Dalam percobaan ini dimasukkan larutan garam aluminium dan larutan garam
magensium masing-masing diukur pH-nya. Pada larutan garam aluminium, pH = 3.
Sedangkan larutan garam magnesium, pH = 6. Hal ini menunjukkan bahwa ion Mg2+ lebih
mendekati ke basa dibandingkan dengan ion Al3+. Hal ini karena AlCl3 berasal dari asam
kuat dan basa lemah sedangkan MgCl2 berasal dari asam kuat dan basa kuat. Disini endapan

13
Al(OH)3 ynag tadinya mengendap menjadi larut menghasilkan ion aluminat. Hal ini
menunjukkan bahwa aluminium hidroksida bersifat amfoter, yaitu dapat bersifat asam

maupun basa. Yaitu Al(OH)3 H3AlO3

Selanjutnya masing-masing larutan ditetesi dengan NaOH sampai tidak terbentuknya


endapan. Percobaan ini menunjukkan bahwa ion Al3+ dan ion Mg2+ ketika direaksikan
dengan NaOH akan sama-sama membentuk senyawa hidroksidanya. Terbentuknya
Al(OH)3 pada larutan dapat dilihat pada warna larutan yang menjadi keruh.
Reaksi keduanya :
Pada Aluminium

Al3+(aq) + 3OH-(aq) Al(OH)3(aq)


Pada Magnesium

Mg2+ + 2OH- Mg(OH)2(aq)

Ketika larutan Mg2+ 0,1M tidak melarut dalam NaOH berlebih karena Mg2+(aq) tidak bersifat
amfoter seperti Al3+(aq), sehingga tidak dapat berbalik sifat untuk menyesuaikan dengan
larutannya, karena endapan basa tidak bisa larut dalam basa.

14
H.Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan :

1. Reaksi logam Aluminium dalam HCl encer berjalan lambat danmemerlukan


pemanasan. Reaksi berjalan lambat karena logamAluminium memiliki lapisan
oksida Aluminium yang bersifat melindungi logamnya. Sedang pada reaksi Pita
Mg dengan HCl encer berlangsung dengan cepat tanpa ada pemanasan.
2. Logam aluminium lebih mudah terlarut dalam larutan NaOH dibandingkan
dengan Magnesium
3. Larutan HgCl2 dapat membersihkan permukaan aluminium foil
4. Ion Al3+ bereaksi dengan basa kuat menghasilkan endapan, penambahan NaOH
selanjutnya dapat melarutkan kembali endapan, sedangkan untuk ion Mg2+
endapannya tidak dapat larut.
5. Aluminium bereaksi dengan asam menghasilkan gas hidrogen

15
LAMPIRAN

Eksperimen.1.Reaksi dengan HCl


1 Reaksi dengan HCl
- Al = saat ditambahkan HCl terbentuk gelembung gas dikeping Al, reaksi lambat sehingga
memerlukan pemanasan.
Reaksi
Al2O3(s) + 6 HCl(aq) 2AlCl3(aq) + 3H2(g)
- Mg = saat ditambahkan HCl, Mg melarut dan terbentuk gelembung-gelembung gas, reaksi
cepat sehingga tanpa pemanasan.
Reaksi
Mg(s) + 2 HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)

2 Baik Al maupun Mg dapat bereaksi dengan HCl membentuk suatu garam dan gas H 2, dan
harga potensial elektrodanya positif (+) sehingga dapat bereaksi. Al lambat bereaksi karena
harga potensial elektroda Mg lebih besar dibandingkan Al.

Eksperimen.2. Reaksi dengan larutan NaOH


3 Logam Al
Saat ditambahkan NaOH terdapat gelembung gas . Logam Al melarut dan timbul gelembung
gas yang banayak pada saat pemanasan.
Pita Mg
Saat ditambahkan NaOH terdapat gelembung-gelembung gas setelah dipanaskan Mg
melarut sedikit (reaksi berjalan lambat dibanding dengan logam Al).

4 dan 5. Persamaan reaksi yang terjadi:


Logam Aluminium : 2Al 3+ + 2OH- + 6H2O 2Al (OH)4- + 3H2
NaOH Na+ + OH-
2Al (OH)4- + 3H2 + 2Na+ 2Na [Al (OH)4 ] + 3H2
Pita Magnesium : Mg2+ + 2OH- + 2H2O Mg(OH)4- + H2
NaOH Na+ + OH-
Mg(OH)4- + H2 + Na+ Na [Mg (OH)4 ] + H2
6. Karena apabila panci Aluminium dicuci dengan Na2CO3 akan rusak dan bereaksi dengan
Na2CO3 sehingga lapisan Aluminium akan terkikis.

Eksperimen.3. Reaksi dengan Oksigen


7. Reaksi dengan Oksigen

16
Ketika larutan HgCl2 diteteskan pada kertas Al Foil. Pada Al Foil terbentuk gelembung dan
terkikis, setelah didiamkan kemudian dicuci dengan air, terbentuk gelembung dibawah Al.
Foil. Saat dibiarkan diudara lapisan Al terkelupas semua dan lama-kelamaan hancur seperti
abu.
Persamaanreaksi :
HgCl2(aq) + Al2O3(s) 2 AlCl3 + 3HgO
2Al(s) + 3/2 O2(g) Al2O3(s)

8. Karena HgCl2 dapat melepaskan lapisan oksida dari alumunium, sesuai dengan reaksi no.7 di
atas

9. Terbentuk Al2O3 karena saat Al bereaksi dengan udara membentuk lapisan tipis oksida yaitu
Al2O3 yang melindungi dari oksidasi lebih lanjut. Al 2O3 stabil karena sulit bereaksi dengan
udara yang ada disekitarnya serta sulit bereaksi dengan asam/basa encer dan asam pekat.

10. Aluminium tidak mengalami korosi karena Aluminium dilindungi oleh lapisan Al2O3 yang
tahan terhadap korosi

11. Kegunaan logam Aluminium:


a. Untuk lapisan peralatan memasak
b. Untuk pembungkus makanan
c. Untuk bahan kontruksi dasar pada rangka, baik gedung mobil maupun pesawat terbang
d. Sebagai kabel listrikl

Sifat Aluminium:
a. Ringan, tahan terhadap korosi udara serta tidak beracun
b. Bersifat reflektif
c. Daya hantar listrik besar
d. Sebagai reduktor

Eksperimen 5 : Membandingkan Sifat Asam Basa Alumunium Oksida dan Magnesium


Oksida
15. Reaksi Al2O3 dengan air menghasilkan ada endapan putih, larutan bening, PH : 8
Reaksi MgO dengan air menghasilkan campurannya bersifat homogen, dan berwarna putih
dengan PH : 9
Adapun kedua oksida ini sama-sama bersifat basa.

16. Oksida yang bersifat basa adalah MgO


Oksida yang bersifat Asam adalah Al2O3
Oksida yang bersifat Amfoter adalah Al2O3

17. Persamaan Reaksi :


Al2O3 (s) + 6HCl(aq)encer AlCl3(aq) + 3H2O

NaOH Na+ + OH-


3+
2Al + 2OH- + 6H2O 2Al (OH)4- + 3H2

17
2Al (OH)4- + 3H2 + 2Na+ 2Na [Al (OH)4 ] + 3H2

MgO(s) + 2HCl (aq)encer MgCl2(s) + H2O(aq)


NaOH Na+ + OH-
Mg2+ + 2OH- + 2H2O Mg(OH)4- + H2
Mg(OH)4- + H2 + Na+ Na [Mg (OH)4 ] + H2

Eksperimen 6. Membandingkan sifat asam-basa ion Al3+ dan Mg2+ yang Terhidrasi

18. Asam Bronsted -Lowry terkuat adalah Al3+ karena asam melepaskanIon H+ bila dilarutkan
dalam air, untuk melepaskan AL2+, sedangkan Mg2+ bersifat basa.

19. Ketika larutan Al3+ ditambahkan NaOH 1 ml terbentuk endapan putih, kemudian
ditambahkan NaOH berlebih sebanyak 6 ml endapan melarut
Reaksi :
Al3+(aq)+ 3NaOH(aq) Al(OH)3(s) + 3 Na+(aq)
[Al(H2O)6]3+ + 3OH- [Al(H2O)3(OH)3](s) + 3H2O(l)
20. [Al(H2O)2]- melarut sedangkan [Al(OH)3(H2O)3] tidak melarut, karena [Al(H2O)2]-
merupakan ion kompleks yang tentunya melarut, sedangkan [Al(OH)3(H2O)3] tidak dapat
mengion sebagai donor akseptor elektron dalam air.

21. Ketika larutan Mg2+0,1M tidak melarut dalam NaOH berlebih karena Mg2+(aq) tidak bersifat
amfoter seperti Al3+(aq), sehingga tidak dapat berbalik sifat untuk menyesuaikan dengan
larutannya, karena endapan basa tidak bisa larut dalam basa.

22. Perbedaannya :
Al bersifat amfoter, sehinngakurang reaktif.
Mg bersifat basa,sehingga lebih reaktif.

18
19
DAFTAR PUSTAKA

F. Albert Cotton. (1989). Kimia Anorganik Dasar (p. 265). Jakarta: UI-Press.

Parham dan Mahdian, S. (2008). Panduan Praktikum Kimia Anorganik. Banjarmasin: FKIP
UNLAM.

Sugiyarto, K. (2004). Kimia Anorganik. Yogyakarta: JICA.

Tim staff praktikum kimia anorganik. (2014). Modul Praktikum Kimia Anorganik 1.
Padang: Fmipa UNP.

20

Anda mungkin juga menyukai