Anda di halaman 1dari 5

1.

Menghitung Angka Ekivalen (AE) atau CESA


Gunakan tabel Angka Ekivalen berdasarkan AASHTO 93 untuk IPt = 2,0 & SN = 3

Kendaraan Ringan ( 1 + 1 ) = 0,0004 + 0,0004 = 0,0008

Interpolasi untuk beban 1 ton ( Sumbu Tunggal )

0.90 0.0002000
1.00 AE
1.80 0.0020000

0.00 - 0.00
AE = 0.00 + x 1.00 - 0.90
1.80 - 0.9
0.0004
AE =
0

Kendaraan Bus ( 3 + 5 ) = 0,0200 + 0,1456 = 0,1656

Interpolasi untuk beban 3 ton ( Sumbu Tunggal )

2.70 0.0100000
3.00 AE
3.60 0.0400000

0.04 - 0.01
AE = 0.01 + x 3.00 - 2.70
3.60 - 2.7
0.0200
AE =
0

Interpolasi untuk beban 5 ton ( Sumbu Tunggal )

4.50 0.0900000
5.00 AE
5.40 0.1900000

0.19 - 0.09
AE = 0.09 + x 5.00 - 4.50
5.40 - 4.5
0.1455
AE =
6

Kendaraan Truk 2 As ( 4 + 8 ) = 0,0622 + 0,9133 = 0,9755

Interpolasi untuk beban 4 ton ( Sumbu Tunggal )


3.60 0.0400000
4.00 AE
4.50 0.0900000

0.09 - 0.04
AE = 0.04 + x 4.00 - 3.60
4.50 - 3.6
0.0622
AE =
2

Interpolasi untuk beban 8 ton ( Sumbu Tunggal )

7.30 0.6100000
8.00 AE
8.20 1.0000000

1.00 - 0.61
AE = 0.61 + x 8.00 - 7.30
8.20 - 7.3
AE = 0.91333

Kendaraan Truk 3 As ( 6 +7.7 ) = 0,2860 + 0,7335 = 1,0195

Interpolasi untuk beban 6 ton ( Sumbu Tunggal )

5.40 0.1900000
6.00 AE
6.40 0.3500000

0.35 - 0.19
AE = 0.19 + x 6.00 - 5.40
6.40 - 5.4
AE = 0.28600

Interpolasi untuk beban 14 ton ( Sumbu Tandem )

13.60 0.6460000
14.00 AE
14.50 0.8430000

0.84 - 0.65
AE = 0.65 + x 14.00 - 13.60
14.50 - 13.6
AE = 0.73356

2. Menghitung Beban Sumbu Selama Umur Rencana (W18)

Diketahui :
Faktor Distribusi Arah = 0,5
Faktor Distribusi Lajur = 1,0
Umur Rencana (UR) = 10 tahun
Faktor Pertumbuhan L.Lintas (i) = 6 % pertahun
Dengan UR =10 th,dan i= 6 % pertahun, dengan menggunakan table 4.10
Didapat Faktor Umur Rencana(N) = 13,18

W18 = LHR x DA x DL x 365 x N

LHR Faktor
Jenis Kendaraan Beban Sumbu ESAL W18
Awal UR
Kendaraan Ringan ( 1+1 ) ton 0,0008 600 13,18 1154,57
Kendaraan Bus Kecil ( 3+5 ) ton 0,1656 250 13,18 99581,49
586604,7
Kendaraan Truk 2 As ( 4+8 ) ton 0,9755 250 13,18 3
Kendaraan Truk 3As ( 6 +7,7 ) ton 1,0195 75 13,18 183919,1
Jumlah 871259,9

3. Menghitung Tebal Perkerasan Lentur Metode AASTHO 93

Rumus :
Gt
Log Wt18 = ZR x So + 9.36 x log.(SN+1) - 0.2 + + 2.32 x log.MR - 8.07
0.4 + (1094/(SN+1)5.19)

S0 = Standar deviasi (0,4-0,5) diambil 0,4


R = Reabilitas, table 4.12, jalan Arteri, Luar kota diambil = 80 %
ZR = Standar Normal Deviasi, table 4.11, untuk R, dan S0, diambil =-0,841
IPt = Indeks Permukaan Akhir perkerasan, diambil 2,0 (arteri) table 6.2
IPo = Indeks Permukaan Awal perkerasan, diambil 4,0, table 6.1
MR = Modulus Resielent = 1500*CBR= 1500*4,36=6540

Cara analitis :
CBRrata-rata = 6 + 6 + 6 + 5 + 5 + 4 + 4 + 7 + 6 + 4 = 5,30
10
Nilai CBR = CBRrata-rata ( ) R= 3,18

Nilai CBR = 5,30 ( ) = 4,36


Gt = Log.{(4.0- Pt) / (4.2-1.5)} = -0,1303
Log Wt = Log 0,871 x 10^6 = 5,940

Masukkan nilai-nilai tersebut kedalam rumus diatas maka didapat SN= 3,185 mendekati nilai
asumsi SN = 3

Menentukan Tebal Perkerasan Lentur

a1. Koefisien Surface a1 = 0,173 ln (EAC) 1,813


EAC = 50.000 psi, 20C (68F), a1 = 0,44
a2. Koefisien Base a2 = 0,249(logEBS)-0,977,atau
a2 = 0,0428 ln (CBRBase) 0,0542
untuk CBR (90%), a2 = 0,138
a3. Koefisien Sub Base a3 = 0.227(log ESB)- 0,839, atau
a3 = 0,0264 ln (CBRSub-Base) + 0,0194
untuk CBR (50%), a3 = 0,123

m2 = Koefisien Drainase lapis pondasi atas m2 = 0,9 tabel 4.14


m3 = Koefisien drainase lapis pondasi bawah m3 = 0,8 tabel 4.14

Tebal Minimal (Tabel 4.15)


D1 = 3,0 inch
D2 = 6,0 inch

SN = a1D1 + a2D2m2 + a3D3m3

3,0 = 0,44 x 3,0 + 0,138 x 6,0 x 0,9 + 0,123 x D3 x 0,8


D3 = 9,5 inch
Jadi
D1 = 3,0 inch = 7,5 cm
D2 = 6,0 inch = 15,0 cm
D3 = 9,5 inch = 24,0 cm
Tabel 2.
MST untuk Truk Angkutan Peti Kemas
(KM Perhubungan No.74-1990, pasal 9)
No
Konfigurasi As dan Roda Truk
MST, ton
Catatan
Roda Tunggal
6,0
1 Sumbu Tunggal
Roda Ganda
10,0
2 Sumbu Ganda
(Tandem)
Roda Ganda
18,0
3
Sumbu Tiga (tripel)
Roda Ganda
20,0
Tidak diatur ijin
untuk
beroperasi
pada fungsi
jalan atau kelas
jalan tertentu.
Pengaturan ini (Tabel 2)
tidak bertentangan dengan
pengaturan yang ditetapkan
berikutnya pada tahun 1993
seperti ditunjukkan pada Tabel 1,
bahkan mengatur lebih ringan
dari MST yang ditetapkan tahun
1993 tersebut. Truk angkutan peti
Kemas pada umumnya berupa
truk tempelan yang beroperasi di
jalan-jalan arterial dengan MST
maksimum 10 ton. Baik untuk
sumbu tunggal, sumbu Ganda,
maupun sumbu Tiga, pembatasan

Anda mungkin juga menyukai