Laporan Lambda Ganda - Parasetamol-Kafein KLMPK F
Laporan Lambda Ganda - Parasetamol-Kafein KLMPK F
Golongan / Kelompok : P/ F
FAKULTAS FARMASI
2015/2016
I. TUJUAN
Mahasiswa dapat menentukan penetapan kadar parasetamoldankafein dalam tablet
yang berada pada pasaran dengan menggunakan spektrofotometer dengan sinar
UVdenganmenggunakanmetode lambda ganda.
SPEKTROFOTOMETER
dengan :
A = serapan
Io = intensitas sinar yang datang
It = intensitas sinar yang diteruskan (ditransmisikan)
= absortivitas molekular
a = daya serap
b = tebal larutan / kuvet
c = konsentrasi
PARACETAMOL
Pemerian : hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam 13
bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam 9 bagian propilen glikol P;
larut dalam larutan alkali hidroksida (Depkes RI, 1979).
COFFEINA
Pemerian : serbuk atau hablur bentuk jarum mengkilat biasanya menggumpal;
putih; tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan : agak sukar larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; mudah larut
dalam kloroform P; sukar larut dalam eter P (Depkes RI, 1979).
Kafein ialah senyawa kimia yang dijumpai secara alami di didalam makanan
contohnya bijikopi, teh, biji kelapa, buah kola (cola nitide) guarana, dan mate. Teh
adalah sumber kafein yanglain, dan mengandung setengah dari kafein yang
dikandung kopi. Beberapa tipe teh yaitu tehhitam mengandung lebih banyak
kafein dibandingkan jenis teh yang lain. Teh mengandungsedikit jumlah
teobromine dan sedikit lebih tinggi theophyline dari kopi(Ware, 1995).
Kafein juga merupakan bahan yang dipakai untuk ramuan minuman non
alkohol seperti cola,yang semula dibuat dari kacang kola. Soft drinks khususnya
terdiri dari 10-50 miligram kafein.Coklat terbuat dari kokoa mengandung sedikit
kafein. Efek stimulan yang lemah dari coklatdapatmerupakan kombinasi dari
theobromine dan theophyline sebagai kafein(Ware, 1995).
Kafein adalah stimulan dari sistem saraf pusat dan metabolisme, digunakan
secara baik untukpengobatan dalam mengurangi keletihan fisik dan juga dapat
meningkatkan tingkat kewaspadaansehingga rasa ngantuk dapat ditekan. Kafein
juga merangsang sistem saraf pusat dengan caramenaikkan tingkat kewaspadaan,
sehingga fikiran lebih jelas dan terfokus dan koordinasi badanmenjadi lebih baik
(Ware, 1995).
saring dengan kertas saring, filtrate pertama dibuang, lalu selanjutnya ditampung
pipet 40 l(0,04ml)
amati di spektro uv pada keempat lamda yang telah didapat dari spectrum
parasetamol dan kafein
Baku Paracetamol :
Range absorbansi 0,2-1,5
Berdasarkan AOAC
Range Konsentrasi:
0.2 1.5
10000 ppm=2.17 ppm ; 10000 ppm=16,30 ppm
920 920
4 ppm
10 ml=0.08 ml
C1 = 514 ppm
6 ppm
10 ml=0.12 ml
C2 = 514 ppm
8 ppm
10 ml=0.16 ml
C3 = 514 ppm
10 ppm
10 ml=0.20 ml
C4 = 514 ppm
12 ppm
10 ml=0.24 ml
C5 = 514 ppm
Baku Coffeine
Range absorbansi 0.2-1.5
Range Konsentrasi
0.2 1.5
10000 ppm=3,85 ppm; 10000 ppm=28,90 ppm
519 519
4 ppm
10 ml=0.08 ml
C1 = 506 ppm
6 ppm
10 ml=0.12 ml
C2 = 506 ppm
8 ppm
10 ml=0.16 ml
C3 = 506 ppm
10 ppm
10 ml=0.20 ml
C4 = 506 ppm
12 ppm
10 ml=0.24 ml
C5 = 506 ppm
Hasil praktikum :
Paracetamol
Penimbangan baku paracetamol 0.0257 g/50 ml = 514ppm
0.08 ml
514 ppm=4 ppm
C1 = 10 ml
0.12ml
514 ppm=6 ppm
C2 = 10 ml
0.16 ml
514 ppm=8 ppm
C3 = 10 ml
0.20 ml
514 ppm=10 ppm
C4 = 10 ml
0.24 ml
514 ppm=12 ppm
C5 = 10 ml
PersamaanGaris
y = 0,0553x+0,0228
r = 0,9979
Coffeine
Penimbanganbakukafein 0.0253 g/50 ml = 506 ppm
0.08 ml
506 ppm=4 ppm
C1 = 10 ml
0.12ml
506 ppm=6 ppm
C2 = 10 ml
0.016 ml
506 ppm=8 ppm
C3 = 10 ml
0.20 ml
506 ppm=10 ppm
C4 = 10 ml
0.24 ml
506 ppm=12 ppm
C5 = 10 ml
y = 0,0192x -0,0574
r = 0,9684
Pengamatan Sampel
Paracetamol
Kafein
Data sampel :
1 0.0755 25 1x 12,08
2 0.0753 2 1x 12,048
3 0.0752 25 1x 12,032
Perhitungan C teoritistiapsampel
0.04 ml
3020 ppm=12,08 ppm
S1 = 0,0755 mg/0.025l = 10 ml
0.04 ml
3012 ppm=12,048 ppm
S2 = 0,0753 mg/0.025l = 10 ml
0.04 ml
3008 ppm=12,032 ppm
S3 = 0,0752 mg/0.025l = 10 ml
Csanpel
100
Penetapan Kadar Sampel : Cteori
Paracetamol :
9,605
100 =79,51
S1 = 12,08
8,4846
100 =70,41
S2 = 12,048
9,4792
100 =78,78
S3= 12,032
79,51+70,41+78,78
Rata rata = 3
76,23 x 692mg
= 527,5mg paracetamol
Kafein
4,9687
100 =41,13
S1 = 12,08
4,9687
100 =41,24
S2 = 12,048
5,0729
100 =42,16
S3 = 12,032
7.4888+7.1621+7.4595
Rata rata = 3
41,51 692mg
287,249 mgkafein
VI. PEMBAHASAN
Oleh karena itu, rentang konsentrasi kurva baku parasetamol kami adalah
4-12 ppm sedangkan rentang konsentrasi kurva baku kafein kami adalah 4-12
ppm. Hal tersebut dibuat demikian karena pada sampel telah diketahui kadar
parasetamol dan kafein berselisihsekitar 8 kali lipat, maka dibuat pula rentang
kurva baku yang berjarak agak jauh agar relevan dengan sampel yang akan
digunakan.
Pada saat pengamata dipilih C3 dari parasetamol dan C5 dari kafein guna
mengetahui spectrum dari kedua senyawa . Setelah itu kedua spectrum
dimunculkan bersamaan dan dicari panjang gelombang untuk pengamatan
parasetamol dengan memilih dua panjang gelombang yang menghasilkan
absorbansi yang mendekati 0 pada spectrum kafein.Hal tersebut bertujuan agar
pada saat pengamatandengan dua panjang gelombang tersebut, kafein tidak/sedikit
memberikan serapan yang bermakna, dan begitu pula sebaliknya unutk
mengetahui 2 panjang gelombang pengamatan untuk kafein.
VII. KESIMPULAN
1. Kadar Parasetamol dan kafein dapat ditetapkan dengan menggunakan
spektrofotometer metode lambda ganda
2. Kadar parasetamol dalam sampel pada percobaan adalah 527,5 mg dan
kafein adalah 287,249 mg.
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A., A.L. Underwood., 1966. Analisis Kimia Kuantitatif, edisi kelima.
Jakarta : Penerbit Erlangga.