Anda di halaman 1dari 224

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga


penyusunan Buku Panduan Pelaksanaan Rencana
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman
Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) dapat berjalan lancar
dengan tepat waktu.
Pengembangan kawasan permukiman di perkotaan
memiliki fungsi yang strategis dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi kota. Kontribusi permukiman
perkotaan melalui pemenuhan kebutuhan permukiman
yang layak, secara langsung akan memberikan kontribusi
dalam peningkatan produktivitas masyarakat sehingga
mendorong pembangunan nasional yang mampu berday a
saing.

Upaya perwujudan permukiman yang layak huni sejalan dengan upaya mewujudkan peningkatan
dan pemerataan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Perwujudan permukiman perkotaan yang layak huni dimulai dengan penanganan permukiman
kumuh perkotaan yang komprehensif dan kolaboratif. Keterpaduan antar berbagai aspek
permukiman sangat diperlukan untuk menjamin penanganan secara tuntas yang terintegras i
dengan pengembangan skala kota. Sistem yang terintegrasi ini perlu didukung oleh semua
pelaku pembangunan secara kolaboratif. Tanggung jawab pengembangan perkotaan harus
ditopang oleh kerjasama yang solid dari pemangku kepentingan sesuai dengan peran masing-
masing. Penanganan permukiman kumuh perkotaan merupakan upaya bersama dalam
kesetaraan pelaku pembangunan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi kota yang
berkesinambungan.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP i


Penyelenggaraan permukiman kumuh perkotaan memerlukan perencanaan yang
berkesinambungan dan terstruktur sebagai acuan pelaksanaan pembangunan untuk
mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh. Pemerintah kab/kota sebagai nahkoda harus
didorong untuk memiliki dokumen perencanaan sebagai dasar pengembangan kawasan
permukiman sehingga penyelenggaraan pembangunan permukiman kumuh perkotaan berada
pada arah yang tepat menuju permukiman yang layak huni dan berkelanjutan. Produk dari
dokumen perencanaan penanganan permukiman kumuh perkotaan diharapkan memiliki kualitas
yang bermutu tinggi, baik dari segi konsep, strategi, kegiatan, sampai dengan konsep desain dan
desain teknis kawasan. Selain itu, aspek non-fisik diharapkan juga menjadi perhatian dalam
perencanaan penanganan permukiman kumuh perkotaan untuk mendukung aspek fisik yang
dibangun.
Melalui buku ini, diharapkan proses penyusunan dokumen perencanaan yang berupa Rencana
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) dapat
dilaksanakan dengan baik untuk mendukung penyelenggaraan permukiman kumuh perkotaan
menuju permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

Jakarta, April 2016

Ir. Rina Farida


Ir. Rina Farida, MT
Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

ii PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


APAR : Alat Pemadam Api Ringan
ASKOT : Assisten Kota Program Pemberdayaan Masyarakat
BKM : Badan Keswadayaan Masyarakat
CAP : Community Action Plan
DED : Detail Engineering Design
FGD : Focus Group Discussion
IPAL : Instalasi Pengelolaan Air Limbah
IPAS : Instalasi Pengelolaan Akhir Sampah
IPLT : Instalasi Pengelolaan Limbah Terpadu
Korkot : Koordinator Kota Fasilitator P2KKP
KOTAKU : Kota Tanpa Kumuh
KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat
KSN : Kawasan Strategis Nasional
KSP : Kawasan Strategis Provinsi
KSK : Kawasan Strategis Kota/Kabupaten
NUAP : Neighborhood Upgrading Action Plan
NUSP : Neighborhood Upgrading Shelter Project
MBR : Masyarakat Berpenghasilan Rendah
P2KKP : Program Peningkatan Kualitas Kumuh Perkotaan
Pokjanis : Kelompok Kerja Teknis
RAB : Rencana Anggaran Biaya

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP iii


RDTR : Rencana Detail Tata Ruang
RKM : Rencana Kerja Masyarakat
RKP : Rencana Kawasan Permukiman
RP2KPKP : Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan
RP2KP : Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
RP3KP : Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman
RPI2JM : Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
RPJP : Rencana Pembangunan Jangka Panjang
RPKPP : Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas
RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah
SDGs : Sustainable Development Goals
SIAP : Slum Improvement Action Plan
SKS : Survey Kampung Sendiri
SPAM : Sistem Pengelolaan Air Minum
SPM : Standar Pelayanan Minimal
SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja
SPPIP : Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
TAP : Tenaga Ahli Pendamping
TPS : Tempat Pengolahan Sampah
TPS 3R : Tempat Pengolahan Sampah 3R
TPST : Tempat Pengolahan Sampah Terpadu

iv PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


KATA P ENGANTAR .............................................................................................................i
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... v
DATAR TABEL.................................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................ix

BAB 1 P ENDAHULUAN ................................................................................................. 1-1


1.1 LATA R BELAKANG.................................................................................................... 1-1
1.2 MAKSUD, TUJUAN, DA N SASARAN .......................................................................... 1-3
1.2.1 MAKSUD.......................................................................................................... 1-3
1.2.2 TUJUA N........................................................................................................... 1-3
1.2.3 SASARAN ........................................................................................................ 1-3
1.3 MANFAA T PANDUA N ................................................................................................ 1-4
1.4 SIS TEMA TIKA PANDUAN .......................................................................................... 1-4

BAB 2 P EMAHAMAN DAS AR RP2KP KP ....................................................................... 2-1


2.1 LANDASAN HUKUM .................................................................................................. 2-1
2.1.1 AMANAT UNDANG-UNDA NG NO.1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMA N................................................................................ 2-1
2.1.2 AMANAT UNDANG-UNDA NG NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN
DAERA H .......................................................................................................... 2-4

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP v


2.1.3 AMANA T RPJMN 2015-2019 ............................................................................. 2-6
2.1.4 PERMEN PUPR NO.2/PRT/M/2016 TENTANG PENINGKATAN KUALITAS
TE RHA DAP PERUMAHA N KUMUH DAN PERMUK IMAN KUMUH .................... 2-10
2.1.5 PERMEN PU NO.1/PRT/M/2014 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG
PEKERJAAN UMUM DAN PE NA TAAN RUA NG ............................................... 2-26
2.2 PERMASALAHA N DA N KEBUTUHA N PENANGANA N PERMUKIMA N KUMUH .......... 2-29
2.3 PENANGANAN PERMASALAHAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
MELALUI RP 2KPKP ................................................................................................. 2-31
2.3.1 PEMAHAMAN DASA R RP2KPKP .................................................................... 2-31
2.3.1 MUATAN PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS DALAM KONTEKS
RP2KPKP ....................................................................................................... 2-32
2.3.2 PENDEKA TAN RP2KPKP ............................................................................... 2-34
2.3.3 KEDUDUKAN RP2KPKP DALAM KERANGKA PEMBANGUNAN
KABUPATE N/KOTA ........................................................................................ 2-36
2.3.4 PENDEKATAN RP2KPKP DALAM SKEMA PROGRAM PENANGANAN
PERMUK IMAN K UMUH .................................................................................. 2-41
2.3.5 PERAN PEMANGK U KEPENTINGAN DALAM RP 2KPKP ................................. 2-42
2.3.6 LEGALISASI RP 2KPKP................................................................................... 2-46

BAB 3 KEGIATAN PENYUS UNAN RP2KPKP ................................................................. 3-1


3.1 RUA NG LINGK UP KEGIA TA N RP2KPKP .................................................................... 3-1
3.1.1 LINGK UP KEGIA TA N PENYUS UNAN RP 2KPKP ............................................... 3-1
3.1.2 LINGK UP WILAYAH PENY US UNA N RP2KPKP ................................................. 3-4
3.1.3 KEDALAMAN S UBSTA NS I RP2KPKP ............................................................... 3-9
3.2 PROSES DAN P ROSE DUR PELAKSANAAN KEGIA TA N RP2KPKP .......................... 3-12
3.2.1 TA HAP PERSIAPA N ....................................................................................... 3-15
3.2.2 TA HAP VERIFIKAS I LOKASI SE RTA PERUMUSA N KONSEP DA N S TRA TEGI 3-39
3.2.3 TA HAP PERUMUSAN RENCANA PENA NGA NAN ........................................... 3-99
3.2.4 TA HAP PENYUS UNA N DESA IN TEKNIS ....................................................... 3-119
3.3 KELUARA N YANG DIHAS ILKAN............................................................................... 3-14

vi PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Tabel 2.1 Pembagian Urusan Pemerintah terkait Penanganan Permukiman Kumuh........ 2-6
Tabel 2.2 Tipologi Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh .................................. 2-25
Tabel 2.3 Standar Minimal Pelayanan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sub
bidang Keciptakaryaan ............................................................................... 2-27
Tabel 2.4 Muatan P encegahan terjadinya Permukiman Kumuh .................................... 2-32
Tabel 2.5 Muatan P eningkatan Kualitas Permukiman Kumuh ....................................... 2-33
Tabel 2.6 Peran dan Bentuk Keterlibatan Pemangku Kepentingan dalam Penyusunan
RP2KPKP .................................................................................................. 2-43

Tabel 3.1 Keterkaitan Lingkup Kegiatan dengan Capaian dalam Kegiatan Penyusunan
RP2KPKP .................................................................................................... 3-1
Tabel 3.2 Cont oh Form Survey ................................................................................. 3-23
Tabel 3.3 Cont oh Form Data Umum Permukiman Kumuh ............................................ 3-25
Tabel 3.4 Tabel Overview Kebijakan Pembangunan Daerah ....................................... 3-33
Tabel 3.5 Overview Program/Kegiatan Sektor Penanganan Permukiman Kumuh .......... 3-36
Tabel 3.6 Cont oh Form isian Data Profil Permukiman Kumuh ...................................... 3-44
Tabel 3.7 Contoh data profil permukiman yang menampilkan data numerik dan
persentase................................................................................................. 3-47
Tabel 3.8 Cont oh Rekapitulasi Hasil Survey dan Pengolahan Data Permukiman Kumuh 3-49
Tabel 3.9 Form Verifikasi Permukiman Kumuh P erkotaan ............................................ 3-61
Tabel 3.10 Tabel Krit eria dan Indikator Penent uan Urutan Kawasan Prioritas ................. 3-71

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP vii


Tabel 3.11 Hasil Penilaian Penentuan Klasifikasi dan Skala Prioritas Penanganan .......... 3-77
Tabel 3.12 Contoh Tabel Penilaian Lokasi Berdasarkan Kriteria, Indikator Dan Parameter
Kekumuhan................................................................................................ 3-81
Tabel 3.13 Contoh Tabel Rekapitulasi Hasil Penilaian, Penentuan Klasifikasi, Dan Skala
Prioritas Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh .................................... 3-81
Tabel 3.14 Cont oh Rumusan Kebutuhan Penanganan Skala Kota/Perkotaan ................. 3-88
Tabel 3.15 Cont oh Rumusan Kebutuhan Penanganan Skala Kawasan ........................... 3-89
Tabel 3.16 Cont oh Perumus an Strategi Skala Kota ....................................................... 3-93
Tabel 3.17 Contoh Perumusan Konsep dan Strategi Penanganan Permukiman Kumuh Skala
Kawasan.................................................................................................... 3-93
Tabel 3.18 Cont oh Skema Skenario Pentahapan Skala Kota dan Skala Kawas an ......... 3-103
Tabel 3.19 Contoh Tabel Rencana Aksi Program Kawasan Prioritas Penanganan
Permukiman Kumuh ................................................................................. 3-111
Tabel 3.20 Cont oh Tabel Memorandum Program ........................................................ 3-112
Tabel 3.21 Cont oh Daft ar Komponen Pembangunan Tahap 1 (By Name by Address) ... 3-124

viii PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Gambar 2.1 Proses Peningkatan Kualitas Perumahan dan Permukiman Kumuh Menurut
UU No. 1/ 2011 .......................................................................................... 2-3
Gambar 2.2 Struktur Pembagian Peran Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat . 2-4
Gambar 2.3 Peran Antar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Permukiman .................................................................................. 2-5
Gambar 2.4 Ilustrasi Arah Pembangunan Kota yang Dibentuk Berdasarkan Pada Kebutuhan
Kabupaten/Kota ......................................................................................... 2-30
Gambar 2.5 Pendekatan dalam Pembangunan dan Pengembangan Permukiman ............ 2-35
Gambar 2.6 Skema Kedudukan RP2KPKP dalam Kerangka Perencanaan Pembangunan 2-39
Gambar 2.7 Keterkaitan RP2KPKP dengan Program-program Penanganan Permukiman
Kumuh Lainnya .......................................................................................... 2-42
Gambar 2.8 Keterkaitan antarstakeholder dalam proses penyusunan RP2KPKP .............. 2-43
Gambar 2.9 Pendekatan Alur Proses Penyusunan Peraturan Walkota/Peraturan Bupati
berdasarkan Permendagri Nomor 53 Tahun 2011 ........................................ 2-47
Gambar 2.10 Kedudukan proses penyusunan produk Peraturan Walikota/Bupati dan
Dokumen RP 2KPKP................................................................................... 2-48

Gambar 3.1 Contoh delineasi Kawasan Permukiman Perkotaan di Lingkup Administrasi


Kota ............................................................................................................ 3-5
Gambar 3.2 Contoh Delineasi Kawasan Permukiman Perkotaan di Lingkup Administrasi
Kabupaten ................................................................................................... 3-6

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP ix


Gambar 3.3 Contoh Sebaran Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan berdasarkan SK
Kumuh ......................................................................................................... 3-7
Gambar 3.4 Cont oh Peta Kawasan Permukiman Kumuh Prioritas ...................................... 3-8
Gambar 3.5 Cont oh Peta Komponen Pembangunan Tahap 1 ............................................ 3-9
Gambar 3.6 Skema Dasar Pertimbangan Perumusan Strategi dan Program Penanganan . 3-11
Gambar 3.7 Kerangka Pelaksanaan Kegiatan RP2KPKP ................................................ 3-13
Gambar 3.8 Rangkaian Kegiatan pada Lingk up Kegi atan Persiapan ................................ 3-16
Gambar 3.9 Cont oh Data Awal Profil Permukiman Kumuh ............................................... 3-29
Gambar 3.10 Contoh Peta Hasil Overlay Permukiman Kumuh Eksisting dengan Rencana Pola
Ruang........................................................................................................ 3-37
Gambar 3.11 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan Verifikasi dan
Perumusan Strat egi .................................................................................... 3-40
Gambar 3.12 Kedudukan Verifikasi Lokasi Permukiman Kumuh ........................................ 3-59
Gambar 3.13 Contoh Peta Verifikasi Permukiman Kumuh By Name By Adress Untuk Indikator
Bangunan Gedung/Hunian .......................................................................... 3-67
Gambar 3.14 Contoh Peta Verifikasi Permukiman Kumuh By Name By Adress Untuk Indikator
Jalan Lingkungan ....................................................................................... 3-67
Gambar 3.15 Contoh Peta Verifikasi Permukiman Kumuh By Name By Adress Untuk Indikator
Drainase Lingkungan .................................................................................. 3-68
Gambar 3.16 Cont oh Peta Klasifikasi Tingkat Kekumuhan ................................................ 3-83
Gambar 3.17 Contoh Peta Sebaran Dan Urutan Permukiman Kumuh Prioritas Berdasarkan
Hasil Penilaian Terhadap Kompleksitas Permasalahan ................................. 3-83
Gambar 3.18 Skema Umum Perumusan Konsep dan Strategi Pencegahan dan Peningkatan
Kualitas Permukiman Kumuh Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011
dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun
2016 .......................................................................................................... 3-92
Gambar 3.19 Contoh Peta Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman
Kumuh Skala Kota/P erkotaan...................................................................... 3-95
Gambar 3.20 Cont oh Peta Konsep dan Strategi Penanganan Skala Kawasan .................... 3-95
Gambar 3.21 Rangkaian Kegiatan pada Lingkup Kegiatan Perumusan Rencana
Penanganan ............................................................................................ 3-100
Gambar 3.22 Cont oh 1 Konsep Desain Kawasan ............................................................ 3-104
Gambar 3.23 Cont oh 2 Konsep Desain Kawasan Permukiman K umuh ............................. 3-105
Gambar 3.24 Cont oh 3 Konsep Desain Kawasan Permukiman K umuh ............................. 3-106

x PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Gambar 3.25 Cont oh 4 Konsep Desain Kawasan Permukiman K umuh .............................3-107
Gambar 3.26 Contoh Peta Rencana Aksi Program Penanganan Bangunan Permukiman
Kumuh......................................................................................................3-110
Gambar 3.27 Cont oh Peta Rencana Aksi Program Penanganan Jalan Lingkungan ...........3-110
Gambar 3.28 Rangkaian Kegiatan pada Lingk up Kegiatan Penyusunan Desain Teknis ......3-120
Gambar 3.29 Plotting/pemetaan Daftar Komponen Infrastruktur Pembangunan tahap 1 .....3-125
Gambar 3.30 Cont oh Siteplan Kawasan Prioritas .............................................................3-126
Gambar 3.31 Contoh siteplan kawasan skala 1:1000 (disertai dokumentasi kondisi
eksisting) ..................................................................................................3-127
Gambar 3.32 Ilustasi Perbandingan Kondisi Sebelum (Before) dan Setelah (After)
Penanganan .............................................................................................3-128
Gambar 3.33 Cont oh ilustrasi 3D Kawasan .....................................................................3-129

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP xi


1.1 LATAR BELAKANG
Masalah permukiman kumuh hingga saat ini masih menjadi masalah utama yang yang dihadapi
di kawasan permukiman perkotaan. Tingginya arus urbanisasi akibat menumpuknya sumber
mata pencaharian di kawasan perkotaan menjadi magnet yang cukup kuat bagi masyarakat
perdesaan (terutama golongan MBR) untuk bekerja di kawasan perkotaan dan tinggal di lahan-
lahan ilegal yang mendekati pusat kota, hingga akhirnya menciptakan lingkungan permukiman
kumuh. Di sisi lain, belum terpenuhinya standar pelayanan minimal (SPM) perkotaan pada
beberapa kawasan permukiman yang berada di lahan legal pun pada akhirnya juga bermuara
pada terciptanya permukiman kumuh di kawasan perkotaaan. Bermukim di kawasan kumuh
perkotaan bukan merupakan pilihan melainkan suatu keterpaksaan bagi kaum MBR yang harus
menerima keadaan lingkungan permukiman yang tidak layak dan berada dibawah standar
pelayanan minimal seperti rendahnya mutu pelayanan air minum, drainase, limbah, sampah
serta masalah-masalah lain seperti kepadatan dan ketidakteraturan bangunan yang lebih lanjut
berimplikasi pada meningkatnya bahaya kebakaran maupun dampak sosial seperti tingkat
kriminal yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu.
Permasalahan permukiman kumuh menjadi salah satu isu utama pembangunan perkotaan
yang cukup menjadi polemik, karena upaya penanganan yang sebenarnya dari waktu ke waktu
sudah dilakukan berbanding lurus dengan terus berkembangnya kawasan kumuh dan
munculnya kawasan-kawasan kumuh baru. Secara khusus dampak permukiman kumuh juga
akan menimbulkan paradigma buruk terhadap penyelenggaraan pemerintah, dengan
memberikan dampak citra negatif akan ketidakberdayaan dan ketidakmampuan pemerintah
dalam pengaturan pelayanan kehidupan hidup dan penghidupan warganya. Dilain sisi dibidang
tatanan sosial budaya kemasyarakatan, komunitas yang bermukim di lingkungan permukiman
kumuh secara ekonomi pada umumnya termasuk golongan masyarakat berpenghasilan rendah,

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 1-1


yang seringkali menjadi alasan penyebab terjadinya degradasi kedisiplinan dan ketidaktertiban
dalam berbagai tatanan sosial masyarakat.
Pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh telah diamanatkan UU No.1 tahun
2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, Selain itu, penanganan permukiman
kumuh sudah secara jelas ditargetkan pada RPJMN 2015-2019, dimana target besarnya adalah
terciptanya kota bebas kumuh di tahun 2019. Proses penanganan kumuh telah dimulai tahun
2015 dan target nol persen harus dicapai pada 2019, sehingga waktu penyelesaian tinggal 4
(empat) tahun dengan ragam persoalan yang belum sepenuhnya terdeteksi. Langkah awal
dalam mengejar target kota bebas kumuh 2019 sebenarnya telah dimulai oleh Kementerian
Pekerjaam Umum melalui Ditjen Cipta Karya sejak tahun 2014 dengan menyusun road map
penanganan kumuh serta pemutakhiran data kumuh yang dilaksanakan secara kolaboratif
dengan kementerian/lembaga yang terkait serta pemerintah daerah di seluruh Indonesia.
Dengan berpatokan pada undang-undang, penanganan permukiman kumuh diawali dengan
identifikasi lokasi permukiman kumuh dan penetapan lokasi permukiman kumuh tersebut
melalui SK Walikota/Bupati. Melalui identifikasi tersebut, penanganan dilakukan sesuai Undang-
undang no 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman khususnya di pasal VII
dan VIII yang menjelaskan berbagai hal tentang pemeliharaan dan perbaikan kawasan
permukiman, serta pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman kumuh
dengan tiga pola penanganan yaitu pemugaran, peremajaan dan pemukiman kembali. Tahapan
penanganan kawasan kumuh berdasarkan UU No.1/2011 mengamanatkan agar pemerintah
kota/kabupaten menyusun Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman (RP3KP), serta menyusun Rencana Pencegahan dan Peningkatan
Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP), sebagai instrumen utama dalam upaya
penanganan permasalahan permukiman kumuh di kawasan perkotaan.
Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya melalui Subdit
Perencanaan Teknis memberikan fasilitasi berupa pendampingan dalam penyusunan
RP2KPKP sebagaimana dimaksud di Kabupaten/Kota sebagai sebagai bentuk pembinaan
kepada Pemerintah Daerah dalam menyusun rencana penanganan permukiman kumuh di
kabupaten/kotanya masing-masing dengan harapan:
1. Terciptanya percepatan penanganan permukiman kumuh secara menyeluruh dan tuntas
bagi kawasan kumuh yang telah disepakati dalam SK Walikota/Bupati;
2. Terciptanya keterpaduan program yang dapat menyelesaikan dan/atau menuntaskan
permasalahan permukiman kumuh perkotaan melalui semua peran sektor keciptakaryaan
melalui kegiatan reguler sektoral;
3. Meningkatnya kapasitas pemerintah Kabupaten/Kota melalui pelibatan aktif dalam proses
penanganan permukiman kumuh bersama kelompok swadaya masyarakat (KSM/CBOs);
dan
4. Terciptanya keberlanjutan progam penanganan permukiman kumuh sebagai bagian dari
strategi pengurangan luasan kawasan permukiman kumuh.

1-2 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN
1.2.1 MAKSUD
Panduan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan (RP2KPKP) ini disusun dengan maksud untuk memberikan panduan teknis bagi
pemangku kepentingan dalam penyusunan RP2KPKP di kabupaten/kota.

1.2.2 TUJUAN
Disusunnya Panduan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) memiliki tujuan:
memberikan pemahaman dasar mengenai RP2KPKP;
memberikan acuan teknis mengenai penyelenggaraan penyusunan RP2KPKP baik secara
proses maupun substansi; dan
memberikan acuan teknis baku mutu dari produk RP2KPKP yang dihasilkan.

1.2.3 SASARAN
Sasaran disusunnya Panduan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) ini antara lain:
tersedianya landasan memahami konsepsi penyusunan RP2KPKP;
tersedianya acuan teknis bagi penyelenggaraan penyusunan RP2KPKP;
tercapainya standar baku mutu dari produk RP2KPKP yang dihasilkan.

1.3 MANFAAT PANDUAN


Panduan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan (RP2KPKP) ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum sebagai acuan dalam
rangka melaksanakan tugas pembinaan melalui fasilitasi kegiatan Penyusunan RP2KPKP;
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman dan Tim Teknis Provinsi sebagai
acuan dalam mengarahkan dan melakukan monitoring evaluasi terhadap pelaksanaan
proses dan pencapaian hasil RP2KPKP yang disusun;
Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) kabupaten/kota sebagai acuan dalam merumuskan
RP2KPKP di kabupaten/kota masing-masing, baik dalam konteks proses penyusunan
maupun substansi kegiatan penyusunan RP2KPKP; dan
Tenaga Ahli Pendamping sebagai acuan dalam memberikan pendampingan padaanggota
Pokjanis dan mengarahkan pada proses pelaksanaan kegiatan yang seharusnya.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 1-3


1.4 SISTEMATIKA PANDUAN
Untuk memudahkan dalam memahami proses dan substansi penyusunan RP2KPKP, maka
Panduan Penyusunan RP2KPKP ini dibagi kedalam 3 (tiga) bagian, yaitu:

BAGIAN I Bagian ini menjelaskan mengenai latar belakang, maksud,


Pendahuluan tujuan dan sasaran, serta manfaat dari Panduan RP2KPKP

BAGIAN II Bagian ini membahas mengenai landasan hukum penyusunan


Pemahaman Dasar RP2KPKP, permasalahan kawasan permukiman kumuh
RP2KPKP perkotaan dan kebutuhan penanganannya, serta penanganan
permasalahan kawasan permukiman kumuh perkotaan
melalui RP2KPKP

BAGIAN III Bagian ini merupakan inti dari Buku Panduan Penyusunan
Kegiatan Penyusunan RP2KPKP ini yang menjelaskan ruang lingkup kegiatan
RP2KPKP penyusunan RP2KPKP, proses dan prosedur penyusunan
RP2KPKP, serta keluaran yang dihasilkan.

1-4 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


2.1 LANDASAN HUKUM
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan
(RP2KPKP) didasari atas amanat Undang-undang No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman, sedangkan upaya pencapaian kota bebas kumuh pada tahun 2019
sendiri diamanatkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019. Adapun secara teknis pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh mengacu pada PermenPUPR tentang Peningkatan Kualitas Perumahan dan Permukiman
Kumuh serta Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.

2.1.1 AMANAT UNDANG-UNDANG NO.1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN
Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan,
penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan
perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman
kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat.
Pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh
guna meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni dilakukan untuk
mencegah tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru serta
untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dan fungsi perumahan dan permukiman. Pencegahan
dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh wajib dilakukan
oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau setiap orang.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-1


Pencegahan

Pencegahan terhadap tumbuh a. ketidakteraturan dan kepadatan bangunan yang tinggi;


dan berk embangnya perumahan b. ketidaklengkapan prasarana, sarana, dan utilitas umum;
k umuh dan permuk iman k umuh c. penurunan kualitas rumah, perumahan, dan
baru mencak up: permukiman, serta prasarana, sarana dan utilitas
umum; dan
d. pembangunan rumah, perumahan, dan permukiman
yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.
Pencegahan dilak sanak an a. pengawasan dan pengendalian; dan
melalui: b. pemberdayaan masyarakat
Pengawasan dan pengendalian dilakukan atas kesesuaian terhadap perizinan, standar
teknis, dan kelaikan fungsi melalui pemeriksaan secara
berkala sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pemberdayaan masyarak at dilakukan terhadap pemangku kepentingan bidang
perumahan dan kawasan permukiman melalui
pendampingan dan pelayanan informasi.

Peningkatan Kualitas

Peningk atan k ualitas terhadap a. pemugaran;


perumahan k umuh dan b. peremajaan; atau
permuk iman k umuh didahului c. pemukiman kembali.
dengan penetapan lokasi
perumahan k umuh dan
permuk iman k umuh dengan
pola-pola penanganan:
Penetapan Lokasi Penetapan lokasi perumahan dan permukiman kumuh
wajib memenuhi persyaratan:
a. kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah
nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, dan
rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota;
b. kesesuaian dengan rencana tata bangunan dan
lingkungan;
c. kondisi dan kualitas prasarana, sarana, dan utilitas
umum yang memenuhi persyaratan dan tidak
membahayakan penghuni;
d. tingkat keteraturan dan kepadatan bangunan;
e. kualitas bangunan; dan
f. kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.

2-2 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Peningkatan Kualitas

Pemugaran merupakan upaya perbaikan atau dapat pula dilakukan


melalui pembangunan kembali kawasan permukiman agar
menjadi layak huni.
Peremajaan merupakan upaya untuk mewujudkan kondisi rumah,
perumahan, permukiman, dan lingkungan hunian yang
lebih baik dengan tujuan untuk melindungi keselamatan
dan keamanan penghuni dan masyarakat sekitar. Untuk
meremajakan suatu kawasan, terlebih dahulu perlu
menyediakan tempat inggal bagi masyarakat yang terkena
dampak.
Peremajaan harus menghasilkan rumah, perumahan, dan
permukiman dengan kualitas yang lebih baik dari
sebelumnya.
Pemukiman Kembali dilakukan apabila lokasi kumuh eksisting adalah lokasi
yang tidak diperuntukkan bagi kawasan permukiman
menurut RTRW atau merupakan lokasi yang rawan
bencana serta dapat menimbulkan bahaya bagi orang
yang mendiami kawasan/ lokasi tersebut. Pemukiman
kembali merupakan upaya memindahkan masyarakat dari
lokasi eksisting yang dilakukan oleh dukungan Pemerintah
dan pemerintah daerah yang juga menetapkan lokasi
untuk pemukiman kembali dengan turut melibatkan peran
masyarakat

Mengacu pada Undang Undang No.1 Tahun 2011, upaya peningkatan kualitas permukiman
kumuh pada dasarnya meliputi 4 (empat) tahapan utama yakni pendataan, penetapan lokasi,
pelaksanaan dan pengelolaan sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar berikut .

Gambar 2.1 Proses Peningkatan Kualitas Perumahan dan Permukiman Kumuh Menurut UU No. 1/ 2011

Selain itu, UU No.1/2011 juga mengamanatkan bahwa penyelenggaraan perumahan dan


kawasan permukiman dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan melibatkan
peran masyarakat. Terkait hal ini, masing-masing stakeholder memiliki peran, tugas dan fungsi
sesuai dengan kapasitasnya dalam penyelenggaraan kawasan permukiman, termasuk di

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-3


dalamnya terkait upaya pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sebagaimana
yang dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Struktur Pembagian Peran Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat

2.1.2 AMANAT UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG


PEMERINTAHAN DAERAH
Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman bersifat multisektoral dan melibatkan
banyak pihak. Direktorat Jenderal Cipta Karya merupakan leading sector dalam pengembangan
dan pembangunan kawasan permukiman, namun bukan sebagai pelaku tunggal. Perlu dipahami
bahwa pencapaian target pembangunan merupakan upaya terpadu dan sinkron dari berbagai
pemangku kepentingan baik pemerintah, masyarakat maupun swasta.
Dalam penyelenggaraanny a, pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman
dilakukan secara terdesentralisasi oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan melibatkan
peran masyarakat. Pemerintah (baik pusat maupun daerah) akan lebih berperan sebagai
pembina, pengarah, dan pengatur, agar terus dapat tercipta suasana yang semakin kondusif.
Antara pemerintah dengan pemerintah daerah, juga terdapat pembagian peran dalam
pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengendalian mengacu pada peraturan perundangan
yang berlaku. Disamping itu agar terjadi efisiensi dan efektivitas dalam pembangunan
perumahan dan permukiman, baik di kawasan perkotaan maupun di kawasan perdesaan,

2-4 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


pelaksanaannya harus dilakukan secara terpadu (baik sektornya, pembiayaannya, maupun
pelakunya) dan dilakukan berdasarkan dokumen perencanaan pembangunan dan penataan
ruang yang berlaku. Pembagian peran dan kewenangan dalam pembangunan dan
pengembangan kawasan permukiman secara luas, dapat dilihat dalam ilustrasi pada gambar
berikut ini.

Gambar 2.3 Peran Antar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Permukiman

Terkait penanganan permukiman kumuh, undang-undang ini mengamanatkan bahwa pemerintah


pusat dapat turun langsung dalam upaya pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh perkotaan dengan beberapa prasyarat, antara lain:
1. Kawasan permukiman kumuh berada pada lingkup Kawasan Strategis Nasional (KSN);
dan
2. Kawasan permukiman kumuh memiliki luas minimal 15 Ha.
Secara rinci pembagian urusan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota untuk sub urusan kawasan permukiman serta perumahan dan kawasan
permukiman kumuh dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-5


Tabel 2.1 Pembagian Urusan Pemerintah terkait Penanganan Permukiman Kumuh

PEMERINTAH PEMERINTAH
NO. SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT
PROVINSI KAB/KOTA

1. Kawasan a. Penetapan sistem Penataan dan a. Penerbitan izin


Permukiman kawasan peningkatan kualitas pembangunan dan
permukiman. kawasan permukiman pengembangan
b. Penataan dan kumuh dengan luas 10 kawasan
peningkatan (sepuluh) ha sampai permukiman.
kualitas kawasan dengan di bawah 15 b. Penataan dan
permukiman kumuh (lima belas) ha. peningkatan
dengan luas 15 kualitas kawasan
(lima belas) ha atau permukiman kumuh
lebih. dengan luas di
bawah 10 (sepuluh)
ha.

2. Perumahan dan --- --- Pencegahan


Kawasan perumahan dan
Permukiman kawasan permukiman
Kumuh kumuh pada Daerah
kabupaten/kota.

Sumb er: Lampiran UU No.23/2014

A. Agenda Pembangunan Nasional terkait Permukiman Kumuh

Agenda Pembangunan Nasional yang berkaitan dengan Permukiman Kumuh termasuk ke dalam
agenda keenam yaitu Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya Saing di Pasar Internasional
dengan sub agenda Membangun Infrastruktur / Prasarana Dasar. Pembangunan
Infrastruktur/Prasarana Dasar meliputi air minum, sanitasi, perumahan dan ketenagalistrikan
dengan sasaran sebagai berikut:
1) Terfasilitasinya penyediaan hunian layak untuk 18,6 juta rumah tangga berpenghasilan
rendah yakni pembangunan baru untuk 9 juta rumah tangga melalui bantuan stimulan
perumahan swadaya untuk 5,5 juta rumah tangga dan pembangunan rusunawa untuk
514.976 rumah tangga, serta peningkatan kualitas hunian sebanyak 9,6 juta rumah
tangga dalam pencapaian pengentasan kumuh 0 persen (pengurangan luasan
permukiman kumuh sebanyak 38431 Ha).
2) Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia melalui
(1) pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di 3.099 kawasan MBR, 2.144
Ibukota Kecamatan, 16.983 desa, 7.557 kawasan khusus, dan 28 regional; (2)
Pembangunan Penampung Air Hujan (PAH) sebanyak 381.740 unit; (3) Fasilitasi
optimasi bauran sumber daya air domestik di 27 kota metropolitan dan kota besar; (4)
Fasilitasi 38 PDAM sehat di kota metropolitan, kota besar, kota sedang dan kota kecil;
(5) Fasilitasi business to business di 315 PDAM; (6) Fasilitasi restrukturisasi utang 394
PDAM; (6) Peningkatan jumlah PDAM Sehat menjadi 253 PDAM, penurunan jumlah

2-6 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


PDAM kurang sehat menjadi 80 PDAM, dan penurunan jumlah PDAM sakit menjadi 14
PDAM.
3) Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan
drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar yaitu (i) untuk
sarana prasarana pengelolaan air limbah domestik dengan penambahan infrastruktur air
limbah sistem terpusat di 430 kota/kab (melayani 33,9 juta jiwa), penambahan
pengolahan air limbah komunal di 227 kota/kab (melayani 2,99 juta jiwa), serta
peningkatan pengelolaan lumpur tinja perkotaan melalui pembangunan IPLT di 409
kota/kab; (ii) untuk sarana prasarana pengelolaan persampahan dengan pembangunan
TPA sanitary landfill di 341 kota/kab, penyediaan fasilitas 3R komunal di 334 kota/kab,
fasilitas 3R terpusat di 112 kota/kab; (iii) untuk sarana prasarana drainase permukiman
dalam pengurangan genangan seluas 22.500 Ha di kawasan permukiman; serta (iv)
kegiatan pembinaan, fasilitasi, pengawasan dan kampanye serta advokasi di 507
kota/kab seluruh Indonesia.
4) Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung di kawasan perkotaan
melalui fasilitasi peningkatan kualitas bangunan gedung dan fasilitasnya di 9
kabupaten/kota, fasilitasi peningkatan kualitas sarana dan prasarana di 1.600 lingkungan
permukiman, serta peningkatan keswadayaan masyarakat di 55.365 kelurahan.

B. Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur dan Sarana Dasar


1) Meningkatkan akses masyarakat berpendapatan rendah terhadap hunian yang layak, aman,
dan terjangkau serta didukung oleh penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas yang memadai
melalui strategi:
a. Peningkatan peran fasilitasi pemerintah dan pemerintah daerah dalam menyediakan
hunian baru (sewa/milik) dan peningkatan kualitas hunian. Penyediaan hunian baru
(sewa/milik) dilakukan melalui pengembangan sistem pembiayaan perumahan nasional
yang efektif dan efisien termasuk pengembangan subsidi uang muka, kredit mikro
perumahan swadaya, bantuan stimulan, memperluas program Fasilitas Likuiditas
Pembiayaan Perumahan, serta integrasi tabungan perumahan dalam sistem jaminan
sosial nasional. Sementara peningkatan kualitas hunian dilakukan melalui penyediaa n
prasarana, sarana, dan utilitas, pembangunan kampung deret, serta bantuan stimulan
dan/atau kredit mikro perbaikan rumah termasuk penanganan permukiman kumuh yang
berbasis komunitas.
b. Peningkatan tata kelola dan keterpaduan antara para pemangku kepentingan
pembangunan perumahan melalui: i) penguatan kapasitas pemerintah dan pemerintah
daerah dalam memberdayakan pasar perumahan dengan mengembangkan regulasi
yang efektif dan tidak mendistorsi pasar; ii) penguatan peran lembaga keuangan
(bank /non-bank ); serta iii) revitalisasi Perum Perumnas menjadi badan pelaksana
pembangunan perumahan sekaligus pengelola Bank Tanah untuk perumahan.
c. Peningkatan peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terkait dengan penyediaan
perumahan untuk MBR melalui: i) peningkatan ekuitas Bank Tabungan Negara (BTN),
Perum Perumnas, dan Sarana Multigriya Finansial (SMF) melalui Penyertaan Modal

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-7


Negara (PMN); ii) mendorong BTN menjadi bank khusus perumahan, serta iii) melakukan
perpanjangan Peraturan Presiden tentang SMF terkait penyaluran pinjaman kepada
penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan sumber pendanaan dari pasar modal
dengan dukungan pemerintah.
d. Peningkatan efektifitas dan efisiensi manajemen lahan dan hunian di perkotaan melalui
fasilitasi penyediaan rumah susun sewa dan rumah susun milik serta pengembangan
instrumen pengelolaan lahan untuk perumahan seperti konsolidasi lahan (land
consolidation), bank tanah (land bank ing), serta pemanfaatan lahan milik BUMN, tanah
terlantar, dan tanah wakaf.
e. Pemanfaatan teknologi dan bahan bangunan yang aman dan murah serta
pengembangan implementasi konsep rumah tumbuh (incremental housing).
f. Penyediaan sarana air minum dan sanitasi layak yang terintegrasi dengan penyediaan
dan pengembangan perumahan. Sarana air minum dan sanitasi menjadi infrastruktur
bingkai bagi terciptanya hunian yang layak.

2) Menjamin ketahanan sumber daya air domestik melalui optimalisasi bauran sumber daya air
domestik melalui strategi:
a. Jaga Air, yakni strategi untuk mengarusutamakan pem-bangunan air minum yang
memenuhi prinsip 4K (kualitas, kuantitas, kontinuitas dan keterjangkauan) serta mening -
katkan kesadaran masyarakat akan hygiene dan sanitasi.
b. Simpan Air, yakni strategi untuk menjaga ketersediaan dan kuantitas air melalui upaya
konservasi sumber air baku air minum yakni perluasan daerah resapan air hujan,
pemanfaatan air hujan (rain water harvesting) sebagai sumber air baku air minum
maupun secondary uses pada skala rumah tangga (biopori dan penampung air hujan)
dan skala kawasan (kolam retensi), serta pengelolaan drainase berwawasan lingkungan.
c. Hemat Air, yakni strategi untuk mengoptimalkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
yang telah ada melalui pengurangan kebocoran air hingga 20 persen, pemanfaatan idle
capacity; dan pengelolaan kebutuhan air di tingkat penyelenggara dan skala kota.
d. Daur Ulang Air, yakni strategi untuk memanfaatkan air yang telah terpakai melalui
pemakaiaan air tingkat kedua (secondary water uses) dan daur ulang air yang telah
dipergunakan (water reclaiming).

3) Penyediaan infrastruktur produktif melalui penerapan manajemen aset baik di perencanaan,


penganggaran, dan investasi termasuk untuk pemeliharaan dan pembaharuan infrastruktur yang
sudah terbangun melalui strategi :
a. Penerapan tarif atau iuran bagi seluruh sarana dan prasarana air minum dan sanitasi
terbangun yang menuju prinsip tarif pemulihan biaya penuh (full cost
recovery)/memenuhi kebutuhan untuk Biaya Pokok Produksi (BPP). Pemberian subsidi
dari pemerintah bagi penyelenggara air minum dan sanitasi juga dilakukan sebagai
langkah jika terjadi kekurangan pendapatan dalam rangka pemenuhan full cost recovery.

2-8 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


b. Pengaturan kontrak berbasis kinerja baik perancangan, pembangunan, pengoperasian,
dan pemeliharaan aset infrastruktur.
c. Rehabilitasi dan optimalisasi sarana dan prasarana air minum dan sanitasi yang ada saat
ini dan peningkatan pemenuhan pelayanan sarana sanitasi komunal.

4) Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi yang dilakukan di tingkat nasional, provinsi,
kabupaten/kota, dan masyarakat melalui strategi:
a. Peningkatan kualitas Rencana Induk-Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) yang
didasari dengan neraca keseimbangan air domestik kota/kabupaten dan telah
mengintegrasikan pengelolaan sanitasi sebagai upaya pengamanan air minum;
b. Upaya peningkatan promosi hygiene dan sanitasi yang terintegrasi dengan penyediaan
sarana dan prasarana air minum dan sanitasi;
c. Implementasi Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten (SSK) yang berkualitas melalui
pengarusutamaan SSK dalam proses perencanaan dan penganggaran formal;
d. Peningkatan peran, kapasitas, serta kualitas kinerja Pemerintah Daerah di sektor air
minum dan sanitasi.
e. Advokasi kepada para pemangku kepentingan di sektor air minum dan sanitasi, baik
eksekutif maupun legislatif serta media.

5) Peningkatan efektifitas dan efisiensi pendanaan infrastruktur air minum dan sanitasi melalui
sinergi dan koordinasi antar pelaku program dan kegiatan mulai tahap perencanaan sampai
implementasi baik secara vertikal maupun horizontal melalui strategi:
a. Pelaksanaan sanitasi sekolah dan pesantren, sinergi pengembangan air minum dan
sanitasi dengan kegiatan-kegiatan pelestarian lingkungan hidup dan upaya-upay a
mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta integrasi pembangunan perumahan dan
penyediaan kawasan permukiman dengan pembangunan air minum dan sanitasi.
Pelaksanaan pelayanan dasar berbasis regional dalam rangka mengatasi kendala ketersediaan
sumber air baku air minum dan lahan serta dalam rangka mendukung konektivitas antar wilayah
yang mendukung perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Sinergi pendanaan air minum dan
sanitasi dilaksanakan melalui (i) pemanfaatan alokasi dana pendidikan untuk penyediaan sarana
dan prasarana air minum dan sanitasi di sekolah; (ii) pemanfaatan alokasi dana kesehatan baik
untuk upaya preventif penyakit dan promosi hygiene dan sanitasi serta pemanfaatan jaminan
kesehatan masyarakat; (iii) penyediaan air minum dan sanitasi melalui Anggaran Dasar Desa
(ADD) serta (iv) sinergi penyediaan air minum dan sanitasi dengan Dana Alokasi Khusus (DAK),
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (TP) untuk bidang kesehatan, lingkungan hidup,
perumahan, dan pembangunan desa tertinggal.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-9


2.1.3 PERMEN PUPR NO.2/PRT/M/2016 TENTANG PENINGKATAN KUALITAS
TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH
1. Kriteria Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kriteria perumahan kumuh dan permukiman kumuh merupakan kriteria yang digunakan untuk
menentukan kondisi kekumuhan pada perumahan kumuh dan permukiman kumuh. Kriteria
perumahan kumuh dan permukiman kumuh meliputi kriteria kekumuhan ditinjau dari:
A. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Bangunan Gedung
Kriteria kekumuhan ditinjau dari bangunan gedung mencakup:
1) Ketidakteraturan Bangunan
Ketidakteraturan bangunan merupakan kondisi bangunan gedung pada perumahan dan
permukiman:
a tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dalam Rencana Detil Tata Ruang (RDTR),
yang meliputi pengaturan bentuk, besaran, perletakan, dan tampilan bangunan pada
suatu zona; dan/atau
b tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dan tata kualitas lingkungan dalam
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), yang meliputi pengaturan blok
lingkungan, kapling, bangunan, ketinggian dan elevasi lantai, konsep identitas
lingkungan, konsep orientasi lingkungan, dan wajah jalan.
2) Tingkat Kepadatan Bangunan Yang Tinggi Yang Tidak Sesuai dengan Ketentuan
Rencana Tata Ruang
Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan rencana
tata merupakan kondisi bangunan gedung pada perumahan dan permukiman dengan:
a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang melebihi ketentuan RDTR, dan/atau RTBL;
dan/atau
b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang melebihi ketentuan dalam RDTR, dan/atau
RTBL.
3) Ketidaksesuaian Terhadap Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
Ketidaksesuaian terhadap persyaratan teknis bangunan gedung merupakan kondisi
bangunan gedung pada perumahan dan permukiman yang bertentangan dengan
persyaratan:
a. pengendalian dampak lingkungan;
b. pembangunan bangunan gedung di atas dan/atau di bawah tanah, di atas dan/atau di
bawah air, di atas dan/atau di bawah prasarana/sarana umum;
c. keselamatan bangunan gedung;
d. kesehatan bangunan gedung;
e. kenyamanan bangunan gedung; dan
f. kemudahan bangunan gedung.

2-10 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Semua persyaratan di atas secara prinsip semestinya sudah tercantum dalam IMB atau
persetujuan sementara mendirikan bangunan, oleh karena itu penilaian ketidaksesuaian
persyaratan teknis bangunan gedung dapat merujuk pada kedua dokumen perizinan
tersebut.
B. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Jalan Lingkungan

Kriteria kekumuhan ditinjau dari jalan lingkungan mencakup:


1) Jaringan Jalan Lingkungan Tidak Melayani Seluruh Lingkungan Perumahan atau
Permukiman
Jaringan jalan lingkungan tidak melayani seluruh lingkungan perumahan atau
permukiman merupakan kondisi sebagian lingkungan perumahan atau permukiman tidak
terlayani dengan jalan lingkungan.
2) Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan Buruk
Kualitas permukaan jalan lingkungan buruk merupakan kondisi sebagian atau seluruh
jalan lingkungan terjadi kerusakan permukaan jalan.
C. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Penyediaan Air Minum
Kriteria kekumuhan ditinjau dari penyediaan air minum mencakup:
1) Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum
Ketidaktersediaan akses aman air minum merupakan kondisi dimana masyarakat tidak
dapat mengakses air minum yang memiliki kualitas tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak berasa.
2) Tidak Terpenuhinya Kebutuhan Air Minum Setiap Individu Sesuai Standar Yang Berlaku
Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum setiap individu merupakan kondisi dimana
kebutuhan air minum masyarakat dalam lingkungan perumahan atau permukiman tidak
mencapai minimal sebanyak 60 liter/orang/hari.
D. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Drainase Lingkungan

1) Drainase Lingkungan Tidak Mampu Mengalirkan Limpasan Air Hujan Sehingga


Menimbulkan Genangan
Drainase lingkungan tidak mampu mengalirkan limpasan air hujan sehingga
menimbulkan genangan merupakan kondisi dimana jaringan drainase lingkungan tidak
mampu mengalirkan limpasan air sehingga menimbulkan genangan dengan tinggi lebih
dari 30 cm selama lebih dari 2 jam dan terjadi lebih dari 2 kali setahun.
2) Ketidaktersediaan Drainase
Ketidaktersediaan drainase merupakan kondisi dimana saluran tersier dan/atau saluran
lokal tidak tersedia.
3) Tidak Terhubung dengan Sistem Drainase Perkotaan

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-11


Tidak terhubung dengan sistem drainase perkotaan merupakan kondisi dimana saluran
lokal tidak terhubung dengan saluran pada hierarki diatasnya sehingga menyebabkan air
tidak dapat mengalir dan menimbulkan genangan.
4) Tidak Dipelihara Sehingga Terjadi Akumulasi Limbah Padat dan Cair di Dalamnya
Tidak dipelihara sehingga terjadi akumulasi limbah padat dan cair di dalamny a
merupakan kondisi dimana pemeliharaan saluran drainase tidak dilaksanakan baik
berupa:
a. pemeliharaan rutin; dan/atau
b. pemeliharaan berkala.
5) Kualitas Konstruksi Drainase Lingkungan Buruk
Kualitas konstruksi drainase lingkungan buruk merupakan kondisi dimana kualitas
konstruksi drainase buruk, karena berupa galian tanah tanpa material pelapis atau
penutup atau telah terjadi kerusakan.
E. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Air Limbah

Kriteria kekumuhan ditinjau dari pengelolaan air limbah mencakup:


1) Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Standar Teknis Yang Berlaku
Sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis yang berlak u
merupakan kondisi dimana pengelolaan air limbah pada lingkungan perumahan atau
permukiman tidak memiliki sistem yang memadai, yaitu terdiri dari kakus/kloset yang
terhubung dengan tangki septik baik secara individual/domestik, komunal maupun
terpusat.
2) Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Memenuhi Persyaratan Teknis
Prasarana dan sarana pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis
merupakan kondisi prasarana dan sarana pengelolaan air limbah pada perumahan atau
permukiman dimana:
a. kloset leher angsa tidak terhubung dengan tangki septik;atau
b. tidak tersedianya sistem pengolahan limbah setempat atau terpusat.
F. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Pengelolaan Persampahan
Kriteria kekumuhan ditinjau dari pengelolaan persampahan mencakup:
1) Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
Prasarana dan sarana persampahan tidak sesuai dengan persyaratan teknis merupak an
kondisi dimana prasarana dan sarana persampahan pada lingkungan perumahan atau
permukiman tidak memadai sebagai berikut:
a. tempat sampah dengan pemilahan sampah pada skala domestik atau rumah tangga;

2-12 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


b. tempat pengumpulan sampah (TPS) atau TPS 3R (reduce, reuse, recycle) pada skala
lingkungan;
c. gerobak sampah dan/atau truk sampah pada skala lingkungan; dan
d. tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) pada skala lingkungan.
2) Sistem Pengelolaan Persampahan Tidak Memenuhi Persyaratan Teknis
Sistem pengelolaan persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis merupak an
kondisi dimana pengelolaan persampahan pada lingkungan perumahan atau
permukiman tidak memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. pewadahan dan pemilahan domestik;
b. pengumpulan lingkungan;
c. pengangkutan lingkungan; dan
d. pengolahan lingkungan.
3) Tidak Terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan Sehingga
Terjadi Pencemaran Lingkungan Sekitar oleh Sampah, Baik Sumber Air Bersih, Tanah
Maupun Jaringan Drainase
Tidak terpeliharanya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan sehingga terjadi
pencemaran lingkungan sekitar oleh sampah, baik sumber air bersih, tanah maupun
jaringan drainase merupakan kondisi dimana pemeliharaan sarana dan prasarana
pengelolaan persampahan tidak dilaksanakan baik berupa:
a. pemeliharaan rutin; dan/atau
b. pemeliharaan berkala.
G. Kriteria Kekumuhan Ditinjau dari Proteksi Kebakaran

Kriteria kekumuhan ditinjau dari proteksi kebakaran mencakup ketidaktersediaan sebagai


berikut:
1) Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Kebakaran
Ketidaktersediaan prasarana proteksi kebakaran yang memenuhi persyaratan teknis
merupakan kondisi dimana tidak tersedianya:
a. pasokan air yang diperoleh dari sumber alam (kolam air, danau, sungai, sumur dalam)
maupun buatan (tangki air, kolam renang, reservoir air, mobil tangki air dan hidran);
b. jalan lingkungan yang memudahkan masuk keluarnya kendaraan pemadam
kebakaran, termasuk sirkulasi saat pemadaman kebakaran di lokasi;
c. sarana komunikasi yang terdiri dari alat-alat yang dapat dipakai untuk pemberitahuan
terjadinya kebakaran baik kepada masyarakat maupun kepada Instansi Pemadam
Kebakaran; dan/atau
d. data tentang sistem proteksi kebakaran lingkungan yang mudah diakses.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-13


2) Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran
Ketidaktersediaan sarana proteksi kebakaran yang memenuhi persyaratan teknis
merupakan kondisi dimana tidak tersedianya sarana proteksi kebakaran yang meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
b. kendaraan pemadam kebakaran;
c. mobil tangga sesuai kebutuhan; dan/atau
d. peralatan pendukung lainnya.
H. Kriteria Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh disesuaikan dengan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan. Ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang
dijadikan acuan adalah sebagai berikut:
1) Aspek Kondisi Bangunan Gedung (rumah dan sarana perumahan dan/atau permukiman)
a) Keteraturan Bangunan
Komponen keteraturan bangunan meliputi:
1. Garis Sempadan Bangunan (GSB) Minimal
GSB adalah sempadan yang membatasi jarak terdekat bangunan terhadap tepi
jalan; dihitung dari batas terluar saluran air kotor (riol) sampai batas terluar muka
bangunan, berfungsi sebagai pembatas ruang, atau jarak bebas minimum dari
bidang terluar suatu massa bangunan terhadap lahan yang dikuasai, batas tepi
sungai atau pantai, antara massa bangunan yang lain atau rencana saluran, jaringan
tegangan tinggi listrik, jaringan pipa gas, dan sebagainya (building line).
2. Tinggi Bangunan
Tinggi bangunan adalah tinggi suatu bangunan atau bagian bangunan, yang diukur
dari rata-rata permukaan tanah sampai setengah ketinggian atap miring atau sampai
puncak dinding atau parapet, dipilih yang tertinggi.
3. Jarak Bebas Antarbangunan
Jarak bebas antarbangunan adalah jarak yang terkecil, diukur di antara permukaan -
permukaan denah dari bangunan-bangunan atau jarak antara dinding terluar yang
berhadapan antara dua bangunan.
4. Tampilan Bangunan
Tampilan bangunan adalah ketentuan rancangan bangunan yang ditetapkan
dengan mempertimbangkan ketentuan arsitektur yang berlaku, keindahan dan
keserasian bangunan dengan lingkungan sekitarnya
5. Penataan Bangunan
a. pengaturan blok, yaitu perencanaan pembagian lahan dalam kawasan menjadi
blok dan jalan, di mana blok terdiri atas petak lahan/kaveling dengan konfiguras i
tertentu.

2-14 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


b. pengaturan kaveling dalam blok, yaitu perencanaan pembagian lahan dalam blok
menjadi sejumlah kaveling/petak lahan dengan ukuran, bentuk, pengelompok an
dan konfigurasi tertentu.
c. pengaturan bangunan dalam kaveling, yaitu perencanaan pengaturan massa
bangunan dalam blok/kaveling.
6. Identitas Lingkungan
a. karakter bangunan, yaitu pengolahan elemenelemen fisik bangunan untuk
mengarahkan atau memberi tanda pengenal suatu lingkungan/bangun an,
sehingga pengguna dapat mengenali karakter lingkungan yang dikunjunginya.
b. penanda identitas bangunan, yaitu pengolahan elemenelemen fisik
bangunan/lingkungan untuk mempertegas identitas atau penamaan suatu
bangunan sehingga pengguna dapat mengenali bangunan yang menjadi
tujuannya.
c. tata kegiatan, yaitu pengolahan secara terintegrasi seluruh aktivitas informal
sebagai pendukung dari aktivitas formal yang diwadahi dalam ruang/bangunan,
untuk menghidupkan interaksi sosial dan para pemakainya.
7. Orientasi Lingkungan
a. tata informasi, yaitu pengolahan elemen fisik di lingkungan untuk menjelaskan
berbagai informasi/ petunjuk mengenai tempat tersebut, sehingga memudahkan
pemakai mengenali lokasi dirinya terhadap lingkungannya.
b. tata rambu pengarah, yaitu pengolahan elemen fisik di lingkungan untuk
mengarahkan pemakai bersirkulasi dan berorientasi baik menuju maupun dari
bangunan atau pun area tujuannya.
8. Wajah Jalan
a. penampang jalan dan bangunan
b. perabot jalan
c. jalur dan ruang bagi pejalan kaki
d. elemen papan reklame
b) Tingkat Kepadatan Bangunan
1. KDB, yaitu angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar
bangunan gedung yang dapat dibangun dengan luas lahan yang dikuasai.
2. KLB, yaitu angka persentase perbandingan antara jumlah seluruh lantai bangunan
gedung yang dapat dibangun dengan luas lahan yang dikuasai.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-15


c) Persyaratan Teknis Bangunan Gedung Komponen persyaratan teknis bangunan
meliputi
1. Pengendalian Dampak Lingkungan Untuk Bangunan Gedung Tertentu bagi
bangunan gedung yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan,
termasuk di dalamnya di luar bangunan rumah tinggal tunggal dan deret. Elemen
pengendalian dampak lingkungan adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkugan
(UKL/UPL)
a. AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan.
b. UKL/UPL adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap Usaha dan/atau
Kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan.
2. Pembangunan bangunan gedung di atas dan/atau di bawah tanah, air dan/atau
prasarana/sarana umum yang dibangun dengan memperhatikan kesesuaian lokasi,
dampak bangunan terhadap lingkungan, mempertimbangkan faktor keselamatan,
kenyamanan, kesehatan dan kemudahan bagi pengguna bangunan, dan memiliki
perizinan.
3. Persyaratan Keselamatan
a. persyaratan kemampuan Bangunan Gedung terhadap beban muatan meliputi
persyaratan struktur Bangunan Gedung, pembebanan pada Bangunan Gedung,
struktur atas Bangunan Gedung, struktur bawah Bangunan Gedung, pondasi
langsung, pondasi dalam, keselamatan struktur, keruntuhan struktur dan
persyaratan bahan.
b. persyaratan kemampuan Bangunan Gedung terhadap bahaya kebakaran
meliputi sistem proteksi aktif (di luar rumah tinggal tunggal dan rumah deret),
sistem proteksi pasif (di luar rumah tinggal tunggal dan rumah deret), persyaratan
jalan ke luar dan aksesibilitas untuk pemadaman kebakaran, persyaratan
pencahayaan darurat, tanda arah ke luar dan sistem peringatan bahaya,
persyaratan komunikasi dalam Bangunan Gedung, persyaratan instalasi bahan
bakar gas dan manajemen penanggulangan kebakaran.
c. persyaratan kemampuan Bangunan Gedung terhadap bahaya petir meliputi
persyaratan instalasi proteksi petir dan persyaratan sistem kelistrikan.
4. Persyaratan Kesehatan
a. sistem penghawaan berupa ventilasi alami dan/atau ventilasi mekanik/buatan
sesuai dengan fungsinya.

2-16 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


b. pencahayaan berupa sistem pencahayaan alami dan/atau buatan dan/atau
pencahayaan darurat sesuai dengan fungsinya
c. sanitasi dan penggunaan bahan bangunan berupa sistem air minum dalam
Bangunan Gedung, sistem pengolahan dan pembuangan air limbah/kotor,
persyaratan instalasi gas medik (untuk sarana medik), persyaratan penyaluran
air hujan, persyaratan fasilitasi sanitasi dalam Bangunan Gedung (saluran
pembuangan air kotor, tempat sampah, penampungan sampah dan/atau
pengolahan sampah).
5. Persyaratan Kenyamanan
a. kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang merupakan tingkat
kenyamanan yang diperoleh dari dimensi ruang dan tata letak ruang serta
sirkulasi antarruang yang memberikan kenyamanan bergerak dalam ruangan.
b. kenyamanan kondisi udara dalam ruang merupakan tingkat kenyamanan yang
diperoleh dari temperatur dan kelembaban di dalam ruang untuk
terselenggaranya fungsi Bangunan Gedung.
c. kenyamanan pandangan merupakan kondisi dari hak pribadi pengguna yang di
dalam melaksanakan kegiatannya di dalam gedung tidak terganggu Bangunan
Gedung lain di sekitarnya.
d. kenyamanan terhadap tingkat getaran dan kebisingan merupakan tingkat
kenyamanan yang ditentukan oleh satu keadaan yang tidak mengakibatkan
pengguna dan fungsi Bangunan Gedung terganggu oleh getaran dan/atau
kebisingan yang timbul dari dalam Bangunan Gedung maupun lingkungannya.
6. Persyaratan Kemudahan
a. kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam Bangunan Gedung tersedianya
fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman dan nyaman termasuk penyandang
cacat, anak-anak, ibu hamil dan lanjut usia.
b. kelengkapan sarana dan prasarana dalam pemanfaatan Bangunan Gedung yaitu
sarana hubungan vertikal antar lantai yang memadai untuk terselenggarany a
fungsi Bangunan Gedung berupa tangga, ram, lift, tangga berjalan (eskalator)
atau lantai berjalan (travelator).
2) Aspek Kondisi Jalan Lingkungan
Komponen jalan lingkungan meliputi:
1. Cakupan Pelayanan
a. Perlunya keterhubungan antar perumahan dalam lingkup permukiman skala
wilayah
1) Jalan lingkungan sekunder bagi kendaraan bermotor beroda 3 (tiga) atau lebih.
2) Jalan lingkungan sekunder yang tidak diperuntukkan bagi kendaraan bermotor
beroda 3 (tiga) atau lebih.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-17


b. Perlunya keterhubungan antar persil dalam perumahan dalam skala kawasan
1) Jalan Lingkungan I, merupakan penghubung antara pusat perumahan dengan
pusat lingkungan I, atau pusat lingkungan I dengan pusat lingkungan I dan
akses menuju jalan Lokal Sekunder III.
2) Jalan Lingkungan II, merupakan penghubung antara pusat lingkungan I dengan
pusat lingkungan II, atau pusat lingkungan II dengan pusat lingkungan II dan
akses menuju jalan lingkungan I yang lebih tinggi tingkat hirarkinya.
2. Kualitas Permukaan Jalan, mengacu dan menyesuaikan dengan Standar Pelayanan
Minimal Jalan
a. Kualitas jalan aspal
Baik : IRI 4
Sedang : IRI > 4 dan IRI 8
b. Kualitas jalan penmac (penetrasi macadam)

Baik : IRI 8
Sedang : IRI > 8 dan IRI 10
c. Jalan tanah/diluar perkerasan
Baik : IRI 10
Sedang : IRI > 10 dan IRI 12
IRI (International Roughness Index) jalan adalah parameter kekerasan permukaan
jalan yang dihitung dari jumlah kumulatif naik turunnya permukaan arah profil
memanjang dibagi dengan jarak/panjang permukaan.
3) Aspek Kondisi Penyediaan Air Minum
Komponen penyediaan air minum meliputi:
1. Akses aman air minum
Syarat kesehatan air minum sesuai peraturan menteri yang menyelenggarak an
urusan pemerintahan di bidang kesehatan
a. Persyaratan fisika: sifat fisik air seperti bau, warna, kandungan zat padat,
kekeruhan, rasa, dan suhu
b. Persyaratan mikrobiologis: kandungan bakteri dalam air yaitu bakteri E-Coli dan
bakteri koliform,
c. Persyaratan kimiawi: kandungan mineral dalam air seperti arsen, fluorida, sianida,
khlorin, alumunium, mangan dan mineral lainnya

2-18 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


2. Kebutuhan air minum
Kebutuhan minimal adalah 60 liter/orang/hari. Kebutuhan air minum dapat dipenuhi
dengan Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan (SPAM) maupun
Sistem Penyediaan Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan (SPAM BJP).
a. SPAM
SPAM merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik ) dan non fisik dari prasarana
dan sarana air minum yang unit distribusinya melalui perpipaan dan unit
pelayanannya menggunakan sambungan rumah/sambungan pekarangan, hidran
umum, dan hidran kebakaran. Komponen SPAM meliputi
1) Unit air baku dengan kapasitas Rencana 130% dari kebutuhan rata-rata,
dengan komponen:

mata air
air tanah
air permukaan (sungai, danau, laut)
air hujan
pipa transmisi air baku dari sumber air baku ke Instalasi Pengolahan Air
Minum (IPA)
2) Unit produksi dengan kapasitas rencana 120% dari kebutuhan rata-rata,
dengan komponen

Bangunan Penangkap Mata Air


Bangunan Pengambilan Air Baku dari Air Tanah (Sumur)
Bangunan Saringan Pasir Lambat
Instalasi Pengolahan Air Minum
Pipa transmisi air minum dari IPA ke reservoir.
3) Unit distribusi dengan kapasitas rencana 115% - 300% dari kebutuhan rata-
rata, dengan komponen
Reservoir (penampungan air sementara sebelum didistribusikan)
Pipa distribusi dari reservoir ke unit pelayanan
4) Unit pelayanan dengan komponen

sambungan rumah
hidran umum
hidran kebakaran
b. SPAM BJP
SPAM BJP merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari
prasarana dan sarana air minum baik bersifat individual, komunal, maupun
komunal khusus yang unit distribusinya dengan atau tanpa perpipaan terbatas dan
sederhana, dan tidak termasuk dalam SPAM. SPAM BJP meliputi:

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-19


1) Sumur dangkal dan/atau Sumur Dalam
2) Penampungan Air Hujan (PAH)
3) Perlindungan Mata Air (PMA)
4) Saringan Rumah Tangga (Sarut)
5) Destilator Surya Atap Kaca
6) IPA sederhana
7) Terminal Air (mobil tangki / tangki air)
4) Aspek Kondisi Drainase Lingkungan
Penyediaan jaringan drainaseadalahuntuk mengelola/mengendalikan air permukaan
(limpasan air hujan) sehingga tidak menimbulkan masalah genangan, banjir dan
kekeringan bagi masyarakat serta bermanfaat bagi kelestarian lingkungan hidup. Yang
disebut genangan adalah terendamnya suatu kawasan lebih dari 30 cm selama lebih
dari 2 jam dan lebih dari 2 kali setahun). Komponen Drainase Lingkungan meliputi:
1. Sistem Drainase yang terbentuk
a. Sistem drainase utama adalah jaringan saluran drainase primer, sekunder,
tersier beserta bangunan pelengkapnya yang melayani kepentingan sebagian
besar masyarakat. pengelolaan/pengendalian banjir merupakan tugas dan
tanggung jawab pemerintah kota
b. Sistem sistem drainase lokal adalah saluran awal yang melayani suatu kawasan
kota tertentu seperti komplek, areal pasar, perkantoran, areal industri dan
komersial
2. Sarana Drainase
Sarana Drainase adalah bangunan pelengkap yang merupakan bangunan yang ikut
mengatur dan mengendalikan sistem aliran air hujan agar aman dan mudah melewat i
jalan, belokan daerah curam, bangunan tersebut.
a. Gorong-gorong
b. Bangunan Pertemuan Air
c. Bangunan Terjunan Air
d. Siphon
e. Street Inlet
f. Pompa
g. Pintu Air

3. Prasarana Drainase
Prasarana Drainase adaalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah
tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang berfungs i
menyalurkan kelebihan air dari suatu kawasan ke badan air penerima.
a. Sumur Resapan
b. Kolam Tandon/kolam retensi

2-20 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


4. Konstruksi Drainase
a. Saluran pasangan batu: umumnya digunakan pada daerah yang mempunyai
tekstur tanah yang relatif lepas, dan mempunyai kemiringan yang curam.
b. Saluran beton: umumnya digunakan pada daerah yang mempunyai topografi, yang
terlalu miring atauterlalu datar, serta mempunyai tekstur tanah yang relatif lepas.
c. Saluran dengan perkuatan kayu: umumnya digunakan pada daerah yang
mempunyaai tekstur tanah yang sangat jelek (gambut) dan selalu terjadi
pergeseran (tanah bergerak).
5) Aspek Kondisi Pengelolaan Air Limbah
Komponen Pengelolaan Air Limbah meliputi:
1. Sistem Pengelolaan Air Limbah
a. Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) adalah sistem pengelolaan air
limbah sistem secara kolektif melalui jaringan pengumpul dan diolah serta dibuang
secara terpusat.
b. Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPAL-S) adalah sistem pengelolaan air
limbah secara individual dan/atau komunal, melalui pengolahan dan pembuangan
air Air limbah limbah setempat.
2. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
a. Sarana dan Prasarana Pengelolaan Air Limbah Terpusat
1) Sarana Buangan Awal menjadi tanggung jawab pemilik rumah

Kloset leher angsa dan kamar mandi


MCK Umum
2) Unit Pelayanan menjadi tanggung jawab pemilik rumah
Sambungan Rumah
Lubang Inspeksi
3) Unit Pengumpulan menjadi tanggung jawab pengembang/pemerintah
Pipa retikulasi
Pipa induk
Bangunan Pelengkap
4) Unit Pengolahan menjadi tanggung jawab pengembang/pemerintah, baik IPAL
Komunal ataupun IPAL Kota
Fasilitas Utama IPAL
Fasilitas Pendukung IPAL
Zona Penyangga

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-21


5) Unit Pembuangan Akhir menjadi tanggung jawab pengembang/pemerintah

Sarana pembuangan efluen


Sarana penampungan sementara lumpur hasil pengolahan
b. Sarana dan Prasarana Pengelolaan Air Limbah Setempat
1) Sarana Buangan Awal menjadi tanggung jawab pemilik rumah

Kloset leher angsa dan kamar mandi


MCK Umum
2) Unit Pengolahan Setempat menjadi tanggung jawab pemilik rumah

Cubluk
Tangki septik dengan sistem resapan
Biofilter
Unit pengolahan air limbah fabrikasi
3) Unit Pengangkutan menjadi tanggung jawab pengembang/pemerintah
Truk tinja
Motor roda tiga pengangkut tinja
4) Unit Pengolahan Lumpur Tinja menjadi tanggung jawab
pengembang/pemerintah
Fasilitas Utama IPLT
Fasilitas Pendukung IPLT
Zona Penyangga
5) Unit Pembuangan Akhir menjadi tanggung jawab pengembang/pemerintah
Sarana pembuangan efluen
Sarana penampungan sementara lumpur hasil pengolahan
6) Aspek Kondisi Pengelolaan Persampahan Komponen dari pengelolaan
persampahan meliputi:
1. Sistem Pengolahan Sampah yang saling terintegrasi
a. Pemilahan
Sistem pemilahan adalah kegiatan pengelompokan sampah menjadi
paling sedikit 5 (lima) jenis sampah yang terdiri atas:
sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun
serta limbah bahan berbahaya dan beracun
sampah yang mudah terurai
sampah yang dapat digunakan kembali
sampah yang dapat didaur ulang
sampah lainnya

2-22 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


b. Pengumpulan
Sistem pengumpulan adalah kegiatan mengambil dan memindahkan
sampah dari sumber sampah ke TPS atau TPS 3R.
c. Pengangkutan
Sistem pengangkutan adalah kegiatan membawa sampah dari sumber
atau TPS menuju TPST atau TPA dengan menggunakan kendaraan
bermotor atau tidak bermotor yang didesain untuk mengangkut sampah.
d. Pengolahan
Sistem pengolahan adalah kegiatan mengubah karakteristik, komposisi,
dan/atau jumlah sampah.
e. Pemrosesan Akhir
Sistem pemrosesan akhir adalah kegiatan mengembalikan sampah
dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan
secara aman.
2. Prasarana dan Sarana Pengolahan Sampah
a. Sarana Pemilahan
1) Kantong Sampah
2) Bak Sampah
3) Kontainer sampah
b. Sarana dan Prasarana Pengumpulan
1) Gerobak Sampah
2) Motor Sampah
3) Mobil Bak Sampah
4) Perahu / Sampan Sampah
5) Tempat Penampungan Sementara (TPS)
c. Sarana Pengangkutan
1) Dump Truck
2) Armroll Truck
3) Compactor Truck
4) Trailer Truck
d. Prasarana Pengolahan
1) Tempat Pengolahan Sampah Dengan Prinsip 3R (TPS 3R)
2) Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-23


3) Stasiun Peralihan Antara (SPA) jika lokasi TPA jauhnya lebih dari 25
km dari pusat permukiman.
e. Prasarana Pemrosesan Akhir, yaitu TPA dengan sistem Sanitary Landfill,
Controlled Landfill, dan TPA dengan menggukan teknologi ramah
lingkungan.
7) Aspek Kondisi Proteksi Kebakaran
Komponen Proteksi Kebakaran meliputi:
1. Prasarana Proteksi Kebakaran
a. Pasokan air yang diperoleh dari sumber alam (kolam air, danau,
sungai, sumur dalam) maupun buatan (tangki air, kolam renang,
reservoir air, mobil tangki air dan hidran).
b. jalan lingkungan yang memudahkan masuk keluarnya kendaraan
pemadam kebakaran, termasuk sirkulasi saat pemadaman kebakaran
di lokasi.
c. Sarana Komunikasi yang terdiri dari telepon umum dan alat -alat lain
yang dapat dipakai untuk pemberitahuan terjadinya kebakaran baik
kepada masyarakat maupun kepada Instansi Pemadam Kebakaran.
d. Data tentang sistem proteksi kebakaran lingkungan yang terletak di
dalam ruang kendali utama dalam bangunan gedung yang terpisah
dan mudah diakses.
2. Sarana Proteksi Kebakaran
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
b. Mobil pompa.
c. Mobil tangga sesuai kebutuhan
d. Peralatan pendukung lainnya.

2. Tipologi Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh


Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh merupakan pengelompokan perumahan
kumuh dan permukiman kumuh berdasarkan letak lokasi secara geografis. Tipologi
perumahan kumuh dan permukiman kumuh terdiri dari perumahan kumuh dan permukiman
kumuh:
a. di atas air;
b. di tepi air;
c. di dataran rendah;
d. di perbukitan; dan
e. di daerah rawan bencana.
Secara umum, pembagian tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh dapat
dijelaskan sebagai berikut.

2-24 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Tabel 2.2 Tipologi Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh

NO TIPOLOGI LOKASI KETERANGAN


1 perumahan kumuh perumahan kumuh dan
dan permukiman permukiman kumuh yang
kumuh di atas air berada di atas air, baik
daerah pasang surut, rawa,
sungai ataupun laut.

2 perumahan kumuh perumahan kumuh dan


dan permukiman permukiman kumuh yang
kumuh di tepi air berada tepi badan air
(sungai, pantai, danau,
waduk dan sebagainya),
namun berada di luar Garis
Sempadan Badan Air.

3 perumahan kumuh perumahan kumuh dan


dan permukiman permukiman kumuh yang
kumuh di dataran berada di daerah dataran
rendah rendah dengan kemiringan
lereng < 10%.

4 perumahan kumuh perumahan kumuh dan


dan permukiman permukiman kumuh yang
kumuh di berada di daerah dataran
perbukitan tinggi dengan kemiringan
lereng > 10 % dan < 40%

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-25


NO TIPOLOGI LOKASI KETERANGAN
5 perumahan kumuh perumahan kumuh dan
dan permukiman permukiman kumuh yang
kumuh di daerah terletak di daerah rawan
rawan bencana bencana alam, khususnya
bencana alam tanah longsor,
gempa bumi dan banjir.

2.1.4 PERMEN PU NO.1/PRT/M/2014 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG


PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.1 tahun 2014 tentang standar pelayanan
minimal bidang pekerjaan umum dan penataan ruang, diamanatkan bahwa pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah
dan pemerintah daerah, dimana dalam hal ini pemerintah daerah bertanggung jawab atas
penurunan kawasan permukiman kumuh sebanyak 10%. Beberapa ketentuan SPM bidang
keciptakaryaan yang terkait dengan upaya pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh dapat dijelaskan pada tabel-tabel di bawah ini.

2-26 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Tabel 2.3 Standar Minimal Pelayanan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sub bidang Keciptakaryaan

Target
No Jenis Pelayanan Dasar Sasaran Indikator Satuan Cara Mengukur Upaya Pencapaian
Tahun 2019
1 2 3 4 5 6 7 8
SPM Provinsi
1 Penyediaan jalan untuk Meningkatnya kualitas persentase tingkat kondisi jalan % 60 Pengukuran kondisi jalan untuk memperoleh nilai Setiap Pemerintah Provinsi memiliki alat
melayani kebutuhan layanan jalan Provinsi provinsi baik dan sedang. IRI dapat dilakukan menggunakan: pengukur (Naasra/ Romdas/
masyarakat 1. Alat (Naasra/ Romdas/ Roughometer) untuk menentukan nilai IRI
Roughometer) Membina dan menyediakan sumber daya
2. Metode visual dengan cara menaksir nilai Road manusia yang dapat:
Condition Index (RCI) yang kemudian dikonversikan 1. Melakukan survei kondisi jalan menggu
ke nilai International Roughness Index nakan alat Naasra/ Romdas/Roughometer
(IRI) yang dilakukan pada kondisi tertentu)* (untuk pengukuran menggunakan alat).
2. Menginterpretasikan kondisi jalan ke
nilai RCI yang selanjutnya dikonversi ke
nilai IRI (untuk pengukuran menggunakan
metode visual).
Melakukan pemeliharaan rutin dan
pemeliharaan berkala untuk mencapai da
nmempertahankan kondisi jalan baik dan
sedang berdasarkan nilai IRI
2 Penyediaan jalan untuk Tersedianya konektivitas persentase terhubungnya pusat- % 100 Pusat-pusat kegiatan dan pusat produksi sesuai Setiap Pemerintah Provinsi melakukan
melayani kebutuhan wilayah Provinsi pusat kegiatan dan pusat produksi yang tercantum pada RTRW Provinsi telah pembangunan/ penambahan ruas jalan
masyarakat (konektivitas) di wilayah terhubung oleh jaringan jalan yang menghubungkan pusat-
provinsi pusat kegiatan dan pusat produksi yang
masih belum terhubungkan dengan
jaringan jalan.
Percepatan penyelesaian Perda tentang
RTRW Provinsi
1 Penyediaan jalan untuk Meningkatnya kualitas persentase tingkat kondisi jalan % 60 Pengukuran kondisi jalan untuk memperoleh nilai IRI Setiap Pemerintah Kabupaten/ Kota
melayani kebutuhan layanan jalan Kab/Kota kabupaten/kota baik dan sedang. dapat dilakukan menggunakan: memiliki alat pengukur (Naasra/ Romdas/
masyarakat alat (Naasra/Romdas/Roughometer) - Roughometer) untuk menentukan nilai IRI
visual dengan cara menaksir nilai Road Condition Membina dan menyediakan sumber daya
Index (RCI) yang kemudian dikonversikan manusia yang dapat:
kenilai International Roughness Index (IRI) yang 1. Melakukan survei kondisi jalan menggu
dilakukan pada kondisi tertentu)* nakan alat Naasra/ Romdas/
Roughometer (untuk pengukuran menggu
nakan alat).
2. Menginterpretasikan kondisi jalan ke nil
ai RCI yang selanjutnya dikonversi ke nilai
IRI (untuk pengukuran menggunakan met
ode visual).

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-27


Target
No Jenis Pelayanan Dasar Sasaran Indikator Satuan Cara Mengukur Upaya Pencapaian
Tahun 2019
Melakukan pemeliharaan rutin dan
pemeliharaan berkala untuk mencapai da
n mempertahankan kondisi jalan baik dan
sedang berdasarkan nilai IRI
2 Penyediaan jalan untuk Tersedianya konektvitas persentase terhubungnya pusat- % 100 Pusat-pusat kegiatan dan pusat produksi sesuai Setiap Pemerintah Kabupaten/Kota
melayani kebutuhan wilayah Kab/Kota pusat kegiatan dan pusat produksi di yang tercantum pada RTRW Kabupaten/ Kota telah melakukan pembangunan/ penambahan
masyarakat wilayah kabupaten/ kota terhubung oleh jaringan jalan. ruas jalan yang menghubungkan pusat--
pusat kegiatan dan pusat produksi yang
masih belum terhubungkan dengan
jaringan jalan.

Percepatan penyelesaian Perda tentang


RTRW Kabupaten/ Kota

1 Penyediaan air minum Meningkatnya kualitas persentase penduduk yang % Contoh survey; kuesioner; dll.
layanan air minum mendapatkan akses air minum yang Penduduk 81,77%
permukiman perkotaan aman
2 Penyediaan sanitasi Meningkatnya kualitas persentase penduduk yang terlayani % Contoh survey; kuesioner; dll.
60%
sanitasi (air limbah, persa sistem air limbah yang memadai Penduduk
mpahan dan drainase) persentase pengurangan sampah di % Contoh survey; kuesioner; dll.
permukiman perkotaan 20%
perkotaan Penduduk
persentase pengangkutan sampah % Contoh survey; kuesioner; dll.
70%
Penduduk
persentase pengoperasian TPA % Contoh survey; kuesioner; dll.
Peng-
70%
operasian
TPA
persentase penduduk yang terlayani si % Contoh survey; kuesioner; dll.
stem 50%
penduduk
jaringan drainase skala kota sehingga t
% Contoh survey; kuesioner; dll.
idak terjadi genangan (lebih dari 30 cm
, selama 2 jam) lebih Pe-
50%
ngurangan
dari 2 kali setahun
genangan
3 Penataan Bangunan dan Meningkatnya tertib persentase jumlah Izin Mendirikan Ban IMB
Lingkungan pembangunan bangunan gunan 60% pendataan
gedung (IMB) yang diterbitkan
4 Penangan Pemukiman Berkurangnya permukiman persentase berkurangnya luasan Ha Contoh survey; kuesioner; dll.
Kumuh Perkotaan kumuh di perkotaan permukiman kumuh di kawasan
10%
perkotaan

2-28 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Target
No Jenis Pelayanan Dasar Sasaran Indikator Satuan Cara Mengukur Upaya Pencapaian
Tahun 2019
5 PenyediaanRuang Terbuka Meningkatnya persentase tersedianya luasan RTH penertiban area yang direncanakan
Hijau (RTH) Publik ketersediaan RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah % 50 survey menjadi RTH; penganggaran penyediaan
kota/kawasan perkotaan dan pengelolaan RTH publik

Keterangan:
1. Apab ila menggunakan alat pengukur ketidakrataan permukaan jalan (Naasra/ Romdas/ Roughometer) hasilnya sudah tidak feasible ( nilai count/ BI > 400)
2. Apab ila situasi lapangan tidak memungkinkan menggunakan kendaraan survei, maka disarankan menggunakan metode visual (RCI)
3. Apab ila tidak mempunyai kendaraan dan alat survei, maka disarankan menggunakan metode visual (RCI)

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-29


2.2 PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH
Banyak permasalahan perkotaan yang berakar pada kawasan permukiman, seperti tidak
meratanya penyediaan infrastruktur permukiman perkotaan, ketidaktersediaan lingkungan
permukiman yang layak, dan sebagainya yang pada akhirnya berimplikasi pada terciptanya
permukiman kumuh di kawasan perkotaan. Permasalahan yang ditimbulkan dari munculnya
kawasan permukiman kumuh seperti lingkungan yang tidak sehat, pemanfaatan lahan ilegal,
dan lain sebagainya tidak hanya berpengaruh terhadap internal kawasan itu sendiri namun
juga terhadap kawasan sekitarnya dan sistem jaringan infrastruktur perkotaan secara umum.
Belum efektifnya penanganan permukiman kumuh (khususnya dalam konteks perkotaan)
hingga saat ini diakibatkan oleh beberapa kondisi sebagai berikut:

tuntutan yang tinggi terhadap pemenuhan kebutuhan permukiman dan infrastruktur


permukiman perkotaan belum didasarkan pada kebijakan dan strategi pembangunan
yang memadai,tepat, berskala kabupaten/kota, dan berbasis kawasan;
Belum terdapatnya strategi penanganan dan pentahapan baik dalam tahapan kegiatan
maupun kawasan penanganan pada program penanganan permukiman kumuh skala
kota;
Kebijakan untuk meningkatkan pembangunan kota kurang memperhatikan kebutuhan
penanganan kawasan kumuh, karena pembangunan kota lebih berfokus pada upaya
peningkatan pertumbuhan perekonomian serta pembangunan infrastruktur skala kota
dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat perkotaan secara umum;
Upaya pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh yang menjadi tugas
dan wewenang pemerintah daerah (UU No. 1/2011) belum diimbangi dengan
kemampuan pemerintah daerah dalam hal kapasitas SDM dan pembiayaan; dan
Terdapat ketidaksinkronan antar instansi di daerah dalam menentukan kebijakan
penanganan terutama penentuan lokasi dan bentuk penanganan yang akan dilakukan
pada tahap selanjutnya.
Berdasarkan permasalahan pembangunan yang ada tersebut, diperlukan beberapa
pertimbangan, antara lain:
bahwa dalam penanganan permukiman kumuh memerlukan adanya arahan yang jelas
hingga ke tataran teknis operasional dan selaras dengan arah pengembangan
kabupaten/kota;
bahwa dalam penanganan permukiman kumuh diperlukan arahan yang didasarkan pada
kebutuhan kawasan dan berorientasi pada penanganan akar masalahnya;
bahwa penanganan permukiman kumuh perlu diselenggarakan secara terpadu dan
berkelanjutan, dengan memuat unsur pencegahan dan peningkatan kualitas
sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang- Undang No. 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman; dan
bahwa dalam pengembangan kabupaten/kota dan kawasan permukiman perkotaan
terdapat kebutuhan untuk merumuskan rencana pencegahan dan peningkatan kualitas

2-30 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


permukiman kumuh yang mampu mendukung dan mengintegrasikan seluruh strategi
sektoral yang terkait.
Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka suatu kabupaten/kota sudah seharusny a
memiliki instrumen pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh yang jelas dan
komprehensif yang mempertimbangkan semua aspek pembangunan baik fisik, sosial,
ekonomi, investasi, pembiayaan, kelembagaan, maupun partisipasi publik. Selain itu,
instrumen yang dimaksud sebaiknya dapat menjadi acuan bagi penerapan program
penanganan yang ada. Terkait dengan hal ini, program-program yang diselenggarak an
mengacu pada kebutuhan untuk menjawab strategi yang telah dirumuskan dan skala
prioritasnya. Selain itu, program yang dikembangkan dapat mendukung terwujudnya tujuan
dan kebijakan pembangunan permukiman pada kota/kabupaten yang bersangkutan secara
umum.

Gambar 2.4 Ilustrasi Arah Pembangunan Kota yang Dibentuk Berdasarkan Pada Kebutuhan
Kabupaten/Kota

Dalam perwujudannya, kebutuhan akan arahan kebijakan dan strategi pencegahan dan
penanganan kualitas permukiman kumuh perkotaan ini tidak hanya menjadi tugas
Pemerintah (pusat) melainkan juga menjadi tanggung jawab penuh pemerintah

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-31


kabupaten/kota. Sejak berlakunya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, telah
terjadi transformasi peran pemerintah daerah, yaitu pemerintah daerah menjadi aktor utama
dalam pembangunan daerah, termasuk dalam melaksanakan rencana tata ruang dan
rencana pembangunan yang menjadi induk bagi pembangunan di bidang permukiman
perkotaan. Dengan adanya peran ini, maka arahan kebijakan dan strategi pencegahan dan
penanganan kualitas permukiman kumuh perkotaan yang dirumuskan oleh pemerintah
daerah harus terpadu dan sinergi dengan rencana tata ruang (RTRW) dan rencana
pembangunan (RPJP dan RPJM).

2.3 PENANGANAN PERMASALAHAN KAWASAN PERMUKIMAN


KUMUH PERKOTAAN MELALUI RP2KPKP
2.3.1 PEMAHAMAN DASAR RP2KPKP
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan
(RP2KPKP) merupakan dokumen rencana aksi penanganan dan pencegahan permukiman
kumuh perkotaan yang disusun oleh Pokjanis Kabupaten/Kota yang berisi rumusan strategi,
kebutuhan program dan investasi untuk mewujudkan permukiman yang bebas kumuh.
Dalam mewujudkan permukiman yang bebas kumuh dokumen rencana aksi tersebut
mencakup pula rencana pengembangan lingkungan hunian yang layak dan terjangkau bagi
penduduk di perkotaan hingga tercapai target 0% kumuh.
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan
(RP2KPKP) merupakan dokumen perencanaan kegiatan penanganan dengan lingkup/skala
kota dan kawasan yang bersifat menyeluruh (komprehensif) dan terpadu, tidak hanya berupa
rencana kegiatan penanganan bersifat fisik namun mencakup juga kegiatan-kegiatan yang
bersifat non-fisik (peningkatan kapasitas/pemberdayaan, sosial dan ekonomi).
Sebagaimana yang diamantkan dalam UU No.1/2011, bahwa upaya penanganan
permukiman kumuh harus memuat unsur-unsur pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh yang diterjemahkan dalam bentuk strategi, program, dan rencana aksi
kegiatan sesuai dengan ketentuan yang diamantkan dalam PermenPUPR No.2 tahun 2016
tentang peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh.Rencana
aksi penanganan dan pencegahan permukiman kumuh kota terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu
: (i) strategi peningkatan kualitas perumahan dan permukiman melalui kegiatan pemugaran,
peremajaan kawasan permukiman kumuh dan/atau pemukiman kembali; dan (ii) strategi
pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya kawasan permukiman kumuh baru,
melalui pemberdayaan, pengawasan dan pengendalian.
Perumusan 2 (dua) strategi tersebut di atas harus mempertimbangkan permasalahan
ketidakteraturan bangunan, kepadatan bangunan, kualitas bangunan, serta sarana dan
prasarana (jalan lingkungan, drainase, sanitasi dan air minum).
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan
(RP2KPKP) diperlukan agar Pemerintah Daerah mampu menyusun dokumen perencanaan
yang komprehensif sebagai acuan dalam pencapaian penanganan permukiman yang bebas
kumuh. Dengan adanya Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas

2-32 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) diharapkan dapat terciptanya keterpaduan
program dan pembiayaan berbagai pemangku kepentingan sesuai dengan kewenanganny a.
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan
(RP2KPKP) diperlukan sebagai acuan dalam pelaksanaan penigkatan kualitas perumahan
dan permukiman kumuh dengan mengintegrasikan skala lingkungan sampai dengan skala
kawasan dan kota. Sedangkan untuk pengelolaan sarana dan prasarana yang terbangun
dengan memampukan dan menumbuhkan kepedulian masyarakat untuk memelihara dan
menjaga lingkungan huniannya.

2.3.1 MUATAN PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS DALAM


KONTEKS RP2KPKP
Secara umum muatan pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya kawasan
permukiman kumuh meliputi 2 (dua) tahapan, yaitu pada saat awal penanganan dan pasca
pelaksanaan pembangunan. Pada tahap awal penanganan, kegiatan pencegahan dilakukan
melalui sosialisasi dan penyuluhan (campaign) kepada pemangku kepentingan di daerah
dan masyarakat.

Tabel 2.4 Muatan Pencegahan terjadinya Permukiman Kumuh

Lingkup RP2KPKP Muatan Pencegahan Pelaku Metode


Kawasan Perkotaan Penegakan terhadap
Permukiman kesesuaian perizinan,
kumuh/terindikasi kumuh kesesuaian tata ruang
yang b erada di luar (RTRW)
peruntukan permukiman
perkotaan b erdasarkan
rencana tata ruang
kab /kota
Permukiman kumuh
yang sumb er
permasalahan utamanya
b erada di luar kawasan.
Kawasan Permukiman Penegakan terhadap Pemerintah Partisipatif-
Perkotaan kesesuaian perizinan, Daerah Fasilitatif
Permukiman kesesuaian tata ruang,
kumuh/terindikasi kumuh SPM, aturan dan standar
yang b erada di lingkup teknis, serta dokumen
peruntukan permukiman perencanaan lainnya
perkotaan (SPPIP/RP3KP) yang
terkait dengan bidang Cipta
Karya

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-33


Lingkup RP2KPKP Muatan Pencegahan Pelaku Metode
Penyusunan action plan Pemerintah Partisipatif-
terkait program-program Daerah Fasilitatif,
pencegahan kawasan Masyarakat Social Mapping
permukiman kumuh melalui
sosialisasi, public
campaign, dan penyuluhan
Pencegahan permukiman
kumuh yang sudah
ditangani agar tidak kembali
menjadi kumuh melalui
upaya:

Pada proses Pemerintah Partisipatif-


perencanaan/pendampinga Daerah Fasilitatif,
n mulai dilakukan Masyarakat pemberdayaan
sosialisasi/ campaign masyarakat
pentingnya terhadap upaya-
upaya pencegahan dan
pelatihan pemeliharaan
hasil-hasil pembangunan

Pada pasca pembangunan


dilakukan melalui
penerapan pemeliharaan
hasil-hasil pembangunan
Pengawasan dan
monitoring evaluasi hasil-
hasil pembangunan dalam
rangka keberlanjutan
program

Tabel 2.5 Muatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Muatan Peningkatan Kualitas Pelaku Metode


Pola Penanganan
Perbaikan, pembangunan kembali menjadi Pemerintah, Advokasi Pemda,
permukiman layak huni Masyarakat, dan Penyiapan
Swasta masyarakat,
Pembangunan
Fisik Tersier dan
Fisik Primer

Mewujudkan permukiman yang lebih baik guna Pemerintah, Advokasi Pemda,


melindungi keselamatan dan keamanan masyarakat Masyarakat, dan Penyiapan
sekitar dengan terlebih dahulu menyediakan tempat Swasta masyarakat,
tinggal bagi masyarakat Pembangunan
Fisik Tersier dan
Fisik Primer

2-34 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Muatan Peningkatan Kualitas Pelaku Metode
Pemindahan masyarakat dari lokasi yang tidak Pemerintah, Advokasi Pemda,
mungkin dibangun kembali/ tidak sesuai dengan Masyarakat, dan Penyiapan
rencana tata ruang dan/ atau rawan bencana serta Swasta masyarakat,
menimbulkan bahaya bagi barang ataupun manusia Pembangunan
(contoh: penyediaan Rusunawa, Rumah deret) Fisik Tersier dan
Fisik Primer

2.3.2 PENDEKATAN RP2KPKP


Pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh merupakan bagian dari upaya
perwujudan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, dimana dalam hal ini tidak dapat
dilepaskan dari upaya pencapaian target pembangunan sebagaimana yang diamantkan
dalam RPJMN. Dalam implementasinya, upaya ini dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan
utama pembangunan dalam bidang Cipta Karya yakni membangun sistem, memfasilitasi
Pemerintah Daerah, dan membangun kapasitas masyarakat. Ketiga pendekatan ini yang
menjadi prinsip pembangunan dan pengembangan permukiman yang mengarah pada
pencapaian gerakan 100-0-100 pada tahun 2019, sebagaimana yang dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

Gambar 2.5 Pendekatan dalam Pembangunan dan Pengembangan Permukiman

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-35


Lebih lanjut bila dikaitkan dengan upaya pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh, maka dalam menyusun Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) paling tidak memuat 4 (empat) prinsip
perencanaan, penanganan dan pencegahan permukiman kumuh yaitu:
Perencanaan yang komprehensif dalam penyusunan RP2KPKP adalah melakukan
perencanaan penanganan permukiman kumuh secara menyeluruh meliputi aspek
sosial, ekonomi, fisik lingkungan;
Pembangunan yang terintegrasi dalam penyusunan RP2KPKP adalah melakukan
perencanaan pembangunan tersistem dari skala lingkungan, kawasan dan kota;
Keterpaduan program (Kolaboratif dan Sinergitas) dalam penyusunan RP2KPKP
adalah melakukan penyusunan rencana investasi pembangunan yang melibatkan
semua sumber pembiayaan dari Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan
swasta;
Keberlanjutan dalam penyusunan RP2KPKP adalah melakukan penyusunan rencana
pengelolaan paska pembangunan; dan
Pembangunan Hijau.

Terkait dengan pemenuhan unsur tersebut, maka dari sisi penyusunannya, proses
penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan (RP2KPKP) ini didasarkan pada tiga (3) pendekatan, yaitu: (1) pendekatan
normatif, (2) pendekatan fasilitatif dan partisipatif, serta (3) pendekatan teknis -akademis,
dengan penjelasan untuk tiap pendekatan sebagai berikut:

Pendekatan Normatif adalah suatu cara pandang untuk memahami permasalahan


atau kondisi dengan berdasarkan pada norma-norma yang ada atau pada suatu aturan
yang menjelaskan bagaimana kondisi tersebut seharusnya terjadi. Dalam pendekat an
ini, perhatian pada masalah utama serta tindakan yang semestinya dilakukan menjadi
ciri utama. Kondisi atau situasi yang terjadi tersebut dijelaskan, dilihat, dan
dibandingkan karakteristiknya dengan kondisi yang seharusnya, dimana dalam konteks
pembangunan kondisi yang seharusnya tersebut didasarkan pada produk legal
peraturan perundangan, baik untuk nasional maupun daerah.
Pendekatan Fasilitatif dan Partisipatif digunakan dengan dasar pertimbangan bahwa
proses penyusunan dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang
terkait dengan penanganan dan pencegahan permukiman kumuh, baik di tingkat
kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional. Hal ini dimaksudkan agar hasil penyusunan
dapat dirasakan dan dimiliki oleh seluruh pemangku kepentingan terkait di daerah.
Pendekatan Teknis-Akademis merupakan pendekatan yang dilakukan dengan
menggunakan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis, baik
itu dalam pembagian tahapan pekerjaan maupun teknik -teknik identifikasi, analisis,
penyusunan strategi maupun proses pelaksanaan peny epakatan. Dalam pendekat an
ini, proses penyusunan RP2KPKP ini menggunakan beberapa metode dan teknik studi
yang baku yang sebelumnya telah disepakati bersama oleh tim kerja, pemberi kerja,
dan tim pokjanis daerah.

2-36 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


2.3.3 KEDUDUKAN RP2KPKP DALAM KERANGKA PEMBANGUNAN
KABUPATEN/KOTA
Penyelenggaraan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan (RP2KPKP) tidak dapat dipisahkan dari kebijakan pengembangan dan
pembangunan kabupaten/kota secara keseluruhan. Berdasarkan Undang-Undang (UU) No.
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, tiap kabupaten/kot a
diamanatkan memiliki dokumen perencanaan pembangunan yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang kemudian diterjemahkan dalam
rencana 5 (lima) tahunan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD). Selain itu dari sisi ruang, UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
mengamanatkan tiap kabupaten/kota memiliki dokumen rencana tata ruang yang tertuang
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/kota berikut dengan rencana
rincinya. Dokumen sectoral Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
(SPPIP) yang merupakan terjemahan, paduan dan integrasi dua kelompok dokumen pilar
pembangunan di Indonesia terkait permukiman dan infrastruktur dan Rencana
Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) yang merupakan dokumen teknis
penanganan kawasan permukiman prioritas pembangunan di suatu kabupaten/kota.
Dalam Undang-Undang No 23 tahun 2014 tentang pembagian kewenangan pusat dan
daerah mengamanatkan bahwa untuk mewujudkan masyarakat mampu bertempat tinggal
serta menghuni rumah yang layak, terjangkau di dalam lingkungan yang sehat, aman,
harmonis dan berkelanjutan terdapat pembagian kewenangan untuk pemerintah pusat,
provinsi maupun daerah. Dalam hal penyedian perumahan pemerintah pusat mempunyai
kewenangan untuk menyediakan rumah bagi MBR, korban bencana nasional serta fasilitasi
penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena dampak program pemerintah pusat. Untuk
kewenangan pemerintah propinsi dalam hal penyediaan rumah hanya pada kasus bencana
provinsi serta fasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena dampak program
pemerintah provinsi. Sedangkan pemerintah daerah berwenang dalam penerbitan izin
pembangunan dan pengembangan perumahan, serta penyediaan rumah bagi kasus
bencana kabupaten/kota juga fasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena
dampak program pemerintah kabupaten/kota.
Kaitannya dengan penanganan dan pencegahan permukiman kumuh di Indonesia
berdasarkan penjelasan yang tertuang dalam UU no 23 Tahun 2014 tersebut dijabarkan
pembagian kewenagan pemerintah pusat, provinsi serta kabupaten/kota. Untuk menangani
perumahan dan kawasan permukiman kumuh pemerintah pusat hanya akan menangani
penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas 15 Ha atau
lebih, untuk pemerintah provinsi penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman
kumuh dengan luas 10 (sepuluh) ha sampai dengan di bawah 15 (lima belas) ha, dan untuk
pemerintah daerah kabupaten/kota berwenang melakukan Penataan dan peningkatan
kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas di bawah 10 (sepuluh) ha serta
melakukan pencegahan perumahan dan kawasan permukiman kumuh pada Daerah
kabupaten/kota.
Untuk menunjang pembangunan bidang permukiman di kawasan perkotaan, berdasark an
Pasal 15 huruf c, dalam UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-37


Permukiman, pemerintah kabupaten/kota perlu menyusun dan memiliki rencana
pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman. Rencana
pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman ini merupakan
penjabaran dari arahan rencana pola ruang kawasan permukiman yang tertuang di dalam
RTRW kabupaten/kota, yang di dalamnya mengatur perencanaan untuk 2 (dua) l ingkup
substansi, yaitu perumahan dan kawasan permukiman.
UU No.1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman mengamanahk an
bahwa Negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia melalui
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar masyarakat mampu
bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak, terjangkau di dalam lingkungan yang
sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia. Dalam mewujudkan
fungsi permukiman, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap permukiman kumuh
dilakukan guna meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni serta
menjaga dan meningkatkan kualitas dan fungsi perumahan dan permukiman berdasark an
pada kepastian bermukim dan menjamin hak bermukim menurut ketentuan peraturan dan
perundangundangan. Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah berkomitmen untuk
mengentaskan permukiman kumuh dengan target 0 % kumuh hingga tahun 2019,
sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019. Langkah awal penanganan permukiman kumuh untuk mencapai target
0% kumuh ini sudah dimulai sejak tahun 2014 oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat cq Ditjen Cipta Karya melalui penyusunan Road Map penanganan
kumuh dan pemutakhiran data kumuh yang dilaksanakan secara koordinatif dengan
kementerian/lembaga terkait serta dengan pemerintah daerah di seluruh Indonesia.
Selanjutnya untuk menunjang pembangunan bidang permukiman khusunya dalam
penanganan dan pencegahaan kawasan permukiman kumuh sesuai amanah UU No.1
Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman, pemerintah kabupaten/kot a
perlu menyusun dan memiliki rencana aksi penanganan dan pencegahan permukiman
kumuh. Untuk mewujudkan rencana aksi aksi penanganan dan pencegahan permukiman
kumuh tersebut diperlukan skenario, konsep dan strategi penaganan yang akan diisi oleh
substansi RP2KPKP.
RP2KPKP yang menjabarkan kebijakan makro terkait pencegahan perkembangan
permukiman kumuh kabupaten/kota serta konsep penanganan kawasan permukiman kumuh
prioritas, dalam implementasinya akan menjadi acuan bagi penyusunan strategi sector dan
rencana induk system komponen-komponen pembentuk permukiman.
Dalam konteks pembangunan permukiman, strategi sektor dan RIS yang telah disusun
secara sistematis dan sinergi ini nantinya akan menjadi masukan dalam proses penyusunan
memorandum program yang selanjutnya akan diterjemahkan kedalam desain teknis.

2-38 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


UNDANG-UNDANG UNDANG-UNDANG UNDANG-UNDANG UNDANG-UNDANG NOMOR
NOMOR 17 TAHUN 2007 NOMOR 26 TAHUN 2007 NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG 23 TAHUN 201 TENTANG
TENTANG TENTANG PERUMAHAN DAN PEMERINTAHAN
RPJPN 2005-2025 PENATAAN RUANG KAWASAN PERMUKIMAN DAERAH
PERATURAN PRESIDEN PEMBAGIAN URUSAN
PEMERINTAHAN BIDANG
NOMOR 2 TAHUN 2015 PERUMAHAN DAN KAWASAN
RPJMN 2015-2019 PERATURAN PEMERINTAH
PERATURAN PEMERINTAH PERMUKIMAN
NOMOR 88 TAHUN 2014
NOMOR 15 TAHUN 2010
PENYELENGGARAAN
PENYELENGGAR AAN
PERUMAHAN DAN
PENATAAN RUANG
KAWASAN PERMUKIMAN
PEMERINTAH PUSAT
Penataan dan peningkatan kualitas kawasan
PERDA permukiman kumuh dengan luas 15 (lima
PERDA RP3KP
RPJPD DAN RPJMD belas) Ha atau lebih dan atau berada di
RTRW PROVINSI PROVINSI
PROVINSI Kawasan Strategis Nasional

SK Bupati/Walikota
PERDA RPJPD DAN tentang PROVINSI
PERDA RTRW RP3KP Penetapan Lokasi Penataan dan peningkatan kualitas kawasan
RPJMD KABUPATEN/ Perumahan permukiman kumuh dengan luas 10 (sepuluh)
KABUPATEN/KOTA KABUPATEN/KOTA
KOTA Kumuh dan Ha sampai dengan dibawah 15 (lima belas) Ha
Permukiman Kumuh dan atau berada di Kawasan Strategis Provinsi

RENCANA SEKTOR KABUPATEN/KOTA


(SSK, RISPAM, RISPAH, SPPIP/RP2KP PERBUP/PERWAL Penataan dan peningkatan kualitas kawasan
RPI2JM permukiman kumuh dengan luas dibawah 10
KABUPATEN/KOTA Masterplan Air & RENCANA KAWASAN
(sepuluh) Ha dan memenuhi Standar
Minum, Masterplan RPKPP PERMUKIMAN (RKP) Pelayanan Minimal
Drainase, RTBL)

PERENCANAAN TEMPAT PERENCANAAN PERENCANAAN


KEGIATAN PENDUKUNG LINGKUNGAN HUNIAN LINGKUNGAN HUNIAN
PERKOTAAN DAN PERDESAAN PERDESAAN PERKOTAAN

Keterangan:
Rencana Pencegahan
Rencana
mengamanatkan Penanganan Rencana Penanganan Rencana Penanganan Rencana Penanganan dan Peningkatan
Permukiman Permukiman Rawan Permukiman Perdesaan Kualitas Permukiman
diturunkan Permukiman Perbatasan Negara Bencana Potensial Kumuh Perkotaan
Tematik Lainnya
diacu RP2KPKP

Gambar 2.6 Skema Kedudukan RP2KPKP dalam Kerangka Perencanaan Pembangunan

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-39


2.3.4 PENDEKATAN RP2KPKP DALAM SKEMA PROGRAM PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH
Amanat Undang-undang No.1 tahun 2011 dimana penyelenggaraan kawasan permukiman
perlu didasarkan pada suatu dokumen rencana yang terpadu dan terintegrasi yaitu Rencana
Kawasan Permukiman, dapat diartikan pula bahwa dalam konteks penanganan permukiman
kumuh perlu juga memiliki suatu instrumen yang dapat menaungi upaya pencegahan dan
peningkatan permukiman kumuh yaitu RP2KPKP. Terkait hal ini RP2KPKP diharapkan dapat
menjadi:

Satu-satunya dokumen yang menjadi acuan Pemerintah Kab./Kota dalam upaya


pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
Dokumen rencana yang mengintegrasikan program-program pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh (program penanganan permukiman kumuh
dari Pemerintah Kab./Kota, NUSP-SIAP, P2KKP/KOTAKU, program regular dari
APBN/Provinsi, dll)
Dalam hal ini pemerintah daerah (kabupaten/kota) menjadi aktor dan pelaku utama dalam
penanganan permukiman kumuh, mulai dari tahap perencanaan melalui fasilitasi
penyusunan RP2KPKP dari pemerintah pusat, hingga ke pelaksanaan dan pengelolaanny a,
terutama terhadap kawasan permukiman kumuh yang memiliki kompleksitas permasalahan
yang relatif ringan, sehingga nantinya penanganannya dapat dilakukan di tingkat kelurahan.
Pemerintah daerah juga dapat mengakses kemungkinan program penanganan lainnya yang
dicanangkan oleh pemerintah pusat, terutama terhadap kawasan-kawasan permukiman
kumuh yang memiliki kompleksitas permasalahan yang masiv dan memerlukan
keterpaduan penanganan dari sisi pelaku serta sumber pendanaan, sebagaimana yang
dapat dijelaskan pada skema di bawah ini.

2-40 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Gambar 2.7 Keterkaitan RP2KPKP dengan Program -program Penanganan Permukiman Kumuh
Lainnya

2.3.5 PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM RP2KPKP


Kegiatan penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan (RP2KPKP) melibatkan pemangku kepentingan, baik yang berada di tingkat
pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota. Secara rinci peran dan bent uk keterlibatan dari
masing-masing pihak tersebut dalam kegiatan penyusunan Rencana Pencegahan dan
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) dapat dilihat pada skema
dan tabel berikut.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-41


MASYARAKAT

TIM PENGENDALIAN PENYUSUNAN TIM PENYUSUN

TIM PROVINSI
TIM TEKNIS POKJANIS
SATKER PKP
Koordinasi Koordinasi
& PENGENDALIAN & PENGENDALIAN &
Kolaborasi PROSES TIM TEKNIS PROSES Kolaborasi
PROVINSI
TIM KONSULTAN TENAGA AHLI
PENGENDALIAN PENDAMPING

Pengendalian/Monev Kegiatan
(Lingkup Substansi, Proses & Prosedur, Kualitas Produk)

Gambar 2.8 Keterkaitan antar stakeholder dalam proses penyusunan RP2KPKP

Tabel 2.6 Peran dan Bentuk Keterlibatan Pemangku Kepentingan dalam Penyusunan
RP2KPKP

PEMANGKU BENTUK
PERAN TUGAS DAN WEWENANG
KEPENTINGAN KETERLIBATAN
TINGKAT PUSAT
Mendorong dan
Direktorat Jenderal Pembina kegiatan mengarahkan
Cipta Karya, TUGAS
penyusunan RP2KPKP penyusunan RP2KPKP melaksanakan pembinaan
Kementerian
Pekerjaan Umum pada kabupaten/kota kegiatan penyusunan
dan Perumahan melalui Pokjanis RP2KPKP
Rakyat daerah menyediakan pedoman
penyusunan RP2KPKP
Memberikan melakukan pemantauan
Direktorat Pembina kegiatan pendampingan teknis
Pengembangan dan evaluasi penyusunan
penyusunan RP2KPKP pelaksanaan
Kaw asan RP2KPKP
Permukiman penyusunan RP2KPKP
Menyediakan2.3.1.1.1.1 WEWENANG
pedoman pelaksanaan
penyusunan RP2KPKP mensosialisasikan
penyusunan RP2KPKP
(KAK, panduan)
Memantau memfasilitasi dan
pelaksanaan mengkoordinasikan
RP2KPKP melalui keterpaduan program
kegiatan koordinasi di lintas sektor, dan
tingkat pusat, provinsi,
dan kabupaten/kota melakukan penilaian dan
Menyelenggarakan rekomendasi tindak lanjut
kolokium terhadap hasil penyusunan
RP2KPKP

2-42 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


PEMANGKU BENTUK
PERAN TUGAS DAN WEWENANG
KEPENTINGAN KETERLIBATAN
TINGKAT PROVINSI
Melakukan tertib
Satuan Kerja Penyelenggara kegiatan administrasi
Pengembangan penyusunan RP2KPKP TUGAS
penyelenggaraan melaksanakan konsolidasi
Kaw asan
kegiatan penyusunan pada tingkat provinsi;
Permukiman
RP2KPKP melaksanakan
Menyediakan tenaga pendampingan dan
ahli pendamping pengendalian kegiatan
Berperan aktif dalam penyusunan RP2KPKP;
tim teknis tingkat dan
provinsi mendorong peningkatan
Mendorong kapasitas pokjanis di
Tim Teknis Provinsi Pendamping/pengendali peningkatan kapasitas
Terdiri dari: tingkat kabupaten/kota.
Kegiatan penyusunan Pokjanis melalui
Ketua: Satker RP2KPKP kegiatan
Perencanaan dan pelatihan/konsolidasi
2.3.1.1.1.2 WEWENANG
Pengendalian bidang tingkat provinsi melaksanakan koordinasi
CK Melakukan penyusunan RP2KPKP
Anggota: Dinas pendampingan dalam lingkup provinsi; dan
PU/CK Provinsi, kegiatan penyusunan memberikan rekomendasi
Bappeda Provinsi RP2KPKP melalui kepada pemerintah
dan Satker Provinsi monitoring dan kabupaten/kota terkait
Bidang CK evaluasi dengan pelibatan
*) Tim Teknis Mensinergikan pemangku kepentingan.
Provinsi kebijakan, strategi, dan
ditetapkan program kab/kota
melalui SK dengan kebijakan
Kepala Dinas provinsi
PU/CK/Bidang
Permukiman
Provinsi
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Merumuskan
Kelompok Kerja
Perumus RP2KPKP RP2KPKP TUGAS
Teknis (Pokjanis),
Mengambil keputusan menyediakan basis data
terdiri dari
dinas/instansi terkait dalam proses dan informasi spasial dan
di lingkup penyusunan dokumen sektoral;
pemerintah RP2KPKP melaksanakan penyusunan
kabupaten/kota Mengaw al RP2KPKP sesuai dengan
keberlanjutan program pedoman;
RP2KPKP hingga menghasilkan RP2KPKP
tahapan implementasi yang dapat
Pembentukan diimplementasikan; dan
Pokjanis ini dibentuk penyebarluasan informasi
berdasarkan Surat produk RP2KPKP kepada
Keputusan (SK) masyarakat
Bupati/Walikota Menindaklanjuti hasil
produk RP2KPKP
Mengahasilkan produk
peraturan (Perbup/perw al)

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-43


PEMANGKU BENTUK
PERAN TUGAS DAN WEWENANG
KEPENTINGAN KETERLIBATAN
2.3.1.1.1.3 WEWENANG
melaksanakan peninjauan
kembali terhadap
RP2KPKP berdasarkan
ketentuan yang tercantum
dalam peraturan menteri
ini;
melibatkan peran
masyarakat dalam proses
penyusunan RP2KPKP;
dan
menetapkan dan
melegalisasi RP2KPKP
menjadi peraturan
w alikota/bupati

Tim Ahli Pendamping kegiatan Memfasilitasi Pokjanis


Pendamping yang penyusunan RP2KPKP dalam proses TUGAS
terdiri dari tenaga penyusunan RP2KPKP Memberikan
ahli beserta asisten pendampingan dalam
tenaga ahli Memberikan advis proses penyusunan
teknis penyusunan RP2KPKP
RP2KPKP
Menghasilkan produk
sesuai dengan lingkup
kegiatan RP2KPKP
Menyusun laporan proses
penyelenggaraan kegiatan
RP2KPKP
Mengemas hasil akhir
RP2KPKP
2.3.1.1.1.4 WEWENANG
Merekomendasikan
pendekatan dan metode
secara teknis akademis
dalam perumusan
kebijakan RP2KPKP

Praktisi, akademisi, Sebagai narasumber Berpartisipasi dalam Memberikan masukan teknis


dan pemerhati atau advisory teknis kegiatan FGD dan akademis terkait dengan
permukiman Konsultasi Publik proses penyusunan
RP2KPKP

Kelembagaan Sebagai mitra pokjanis Berpartisipasi dalam


masyarakat dalam penyusunan kegiatan FGD dan survey TUGAS
RP2KPKP kampung sendiri Membantu pokjanis dalam
koordinasi dan sinkronisasi
data permukiman kumuh
Memberikan input dalam
pola penanganan
permukiman kumuh

2-44 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


PEMANGKU BENTUK
PERAN TUGAS DAN WEWENANG
KEPENTINGAN KETERLIBATAN
Melakukan perencanaan
partisipatif untuk
menghasilkan RKM
WEWENANG
Memberikan masukan dan
pendapat terkait dengan
komponen pembangunan

2.3.6 LEGALITAS
Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan
(RP2KPKP) merupakan salah satu muatan dalam dokumen Rencana Kawasan Permukiman
(RKP). Berdasarkan UU No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
pasal 64, disebutkan bahwa dokumen Rencana Kawasan Permukiman (RKP) akan
ditetapkan melalui Peraturan Walikota/Bupati. Penetapan ini dimaksudkan agar dokumen
RKP memiliki kekuatan hukum yang tetap sebagai instrumen Pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh di tingkat kabupaten/kota.

Dalam hal ini penyusunan Peraturan Walikota/Bupati mengacu kepada peraturan menteri
dalam negeri republik Indonesia nomor 53 tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah, dimana secara umum terdapat beberapa tahapan penyususunan produk hukum
yaitu :
- SK Walikota Pembentukan Tim Pokjanis Penyusun RP2KPKP sampai pada
Peraturan Walikota/Bupati;
- Penyusunan Draft Peraturan Walikota/Bupati berdasarkan dokumen RP2KPKP yang
telah disepakati oleh pemangku kepentingan;
- Pembahasan di bagian hukum (harmonisasi dan koordinasi dgn SKPD terkait);
- Pengajuan RAPERWAL kepada Walikota/Bupati (melalui SEKDA);
- Penyempurnaan peraturan walikota oleh tim penyusun perwal;
- Penetapan peraturan Walikota/Bupati.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-45


Gambar 2.9 Pendekatan Alur Proses Penyusunan Peraturan Walkota/Peraturan Bupati
berdasarkan Permendagri Nomor 53 Tahun 2011

Selanjutnya dalam Permendagri 53 Tahun 2011 disebutkan pula bahwa proses penyusunan
rancangan peraturan Walikota/Bupati dilakukan oleh tim penyusun Perwal/Perbup yang
dipimpin oleh Kepala SKPD pemrakarsa. Draft hasil penyusan Perwal/Perbup kemudian
dibahas di bagian hukum sekaligus untuk harmonisasi dan sinkronisasi dengan SKPD terkait.
Hasil dari pembahaan di bagian Hukum tersebut kemudian dituangkan dalam Paraf
Koordinasi dari kepala bagian hukum dan pimpinan SKPD terkait. Proses selanjutnya dari
hasil pembahasan Raperwal/Raperbup dibagian hukum adalah pengajuan Rancangan
Perwal/Perbup kepada Walikota/Bupati melalui Sekda Kota/Kabupaten. Pada tahap ini
Sekda akan memberikan masukan terhadap perubahan/penyempurnaan dari Perwal/Perbup
yang diajukan tersebut. Berdasarkan catatan perubahan/penyempurnaan dari Sekda,
kemudian tim penyusun Perwal/Perbup yang dipimpin oleh Kepala SPKD pemrakarsa akan
melalukan penyempurnaan, yang kemudian dilengkapi dengan paraf koordinasi dari Bagian
Hukum dan SKPD terkait.
Hasil perbaikan kedua tersebut kemudian disampaikan kepada Sekda untuk kemudian
disampaikan kepada Walikota/Bupati untuk ditandatangi, dan kemudian oleh Bagian Hukum

2-46 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


dituangkan dalam berita daerah sebagai autentifikasi dari naskah produk hukum daerah yang
akan dipublikasikan.
Sebagai penjelasan lebih lanjut, pada gambar berikut dapat diilustrasikan rincian proses yang
dilakukan dalam proses penyusunan dan penetapan Peraturan Walikota/Peraturan Bupati.

Gambar 2.10 Kedudukan proses penyusunan produk Peraturan Walikota/Bupati

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 2-47


3.1 RUANG LINGKUP KEGIATAN RP2KPKP
3.1.1 LINGKUP KEGIATAN PENYUSUNAN RP2KPKP
Secara garis besar lingkup kegiaatan penyusunan RP2KPKP terdiri dari 4 (empat)
tahapan, yaitu : (1) Persiapan, (2) Verifikasi lokasi serta perumusan konsep dan strategi;
(3) Perumusan Rencana Penanganan dan (4) Penyusunan Desain Teknis. Secara rinci,
lingkup kegiatan dari tiap kegiatan besar dan capaian kegiatan dapat dilihat pada Tabel
berikut.

Tabel 3.1 Keterkaitan Lingkup Kegiatan dengan Capaian dalam Kegiatan Penyusunan RP2KPKP

LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN


PERSIAPAN
Mengikuti kegiatan sosialisasi tingkat nasional Kesepahaman tahapan dan prosedur
penyusunan RKP
Melakukan persiapan dan pemantapan rencana Rencana Kerja
kerja Pendekatan dan metodologi pelaksanaan
kegiatan
Menyusun Desain Survey dan format kegiatan Desain survey dan format kegiatan

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-1


LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
Menyiapkan data profil permukiman kumuh yang Data awal profil permukiman kumuh
terdiri dari baseline data kumuh atau data statistik
terkait
Bersama dengan pemangku kepentingan melakukan SK Kumuh, SK Pokjanis, Surat Minat dan
verifikasi readiness kriteria RP2KPKP yang meliputi Peta Dasar
- SK dan permukiman kumuh Peta Dasar Skala 1 : 25.000 untuk Kota
- SK Pokjanis dan 1 : 50.000 untuk Kabupaten
- Surat Pernyataan Minat Kabupaten/Kota Peta skala 1 : 5.000 untuk skala
kawasan
- Peta Dasar
Peta skala 1 : 1.000 untuk skala
kawasan prioritas

Overview kebijakan daerah dan identifikasi Hasil overview dokumen perencanaan


kesesuaian permukiman terhadap rencana tata dan kebijakan daerah
ruang kota Peta kesesuaian permukiman terhadap
rencana pola ruang kota/kabupaten (guna
lahan permukiman
Melakukan kegiatan Konsolidasi Tingkat Provinsi Berita acara hasil Konsolidasi Tingkat
(KTP) Provinsi (KTP)
Melakukan kegiatan penyiapan kelembagaan Terbentuknya/tersiapkannya
masyarakat di tingkat kota kelembagaan masyarakat (BKM/KSM)
VERIFIKASI LOKASI SERTA PERUMUSAN KONSEP DAN STRATEGI
Bersama dengan pemangku kepentingan hasil sinkronisasi data kumuh (primer dan
melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi data sekunder)
kumuh baik data primer maupun data sekunder
Melaksanakan survei dan m engolah data Hasil survei berupa gambaran
permukiman kumuh permukiman kumuh kabuapten/kota dan
hasil pengolahan data permukiman
kumuh
Verifikasi lokasi dan penyusunan profil permukiman data hasil verifikasi lokasi (delineasi,
kumuh luasan, layanan hunian dan infras truktur)
Profil permukiman kumuh yang telah
teverifikasi

Melakukan proses pemutakhiran profil kumuh yang Berita acara penyelanggaraan FGD 1
dilaksanakan memalui Focus Group Discussion (verifikasi lokasi kumuh dan kawasan
(FGD) 1 untuk verifikasi lokasi permukiman kumuh prioritas)

Menilai klasifikasi kekumuhan kawasan berdasarkan Daftar peringkat permukiman kumuh


kriteria, indikator dan parameter kekumuhan berdasarkan kriteria, indikator dan
parameter kekumuhan

3-2 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
Merumuskan arahan distribusi pola kolaborasi Menghasilkan arahan pola kolaborasi
penanganan permukiman kumuh dalam penanganan permukiman kumuh
Bersama dengan pemangku kepentingan Pembagian peran dalam penanganan
mengkoordinasikan peran masyarakat dalam permukiman kumuh
penanganan permukiman kumuh
Merumuskan kebutuhan penanganan kawasan Kebutuhan penanganan kawasan
permukiman kumuh permukiman
Merumuskan konsep dan strategi pencegahan dan konsep dan strategi pencegahan dan
peningkatan kualitas kumuh peningkatan kualitas permukiman kumuh

Melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) 2 Berita acara penyelenggaraan FGD 2


untuk penyepakatan konsep dan strategi (konsep dan strategi)

PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN


Merumuskan skenario pentahapan pencapaian 0% Desain kawasan dan skenario
kumuh dan desain kawasan pentahapan pencapaian 0% kumuh
Merumuskan rencana aksi dan memorandum Rencana aksi pencegahan dan
keterpaduan program untuk skala kota dan skala peningkatan kualitas permukiman kumuh
kawasan untuk skala kota dan skala kawasan
Rencana Investasi dan pembiayaan
permukiman kumuh prioritas
Memorandum keterpaduan program
pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh
Menentukan skala prioritas penanganan skala prioritas penanganan permukiman
permukiman kumuh berdasarkan readiness criteria kumuh
dan pertimbangan lain
Mermuskan konsep tematik & skenario pencegahan Konsep tematik dan skenario pencegahan
dan peningkatan kualitas kawasan kumuh prioritas dan peningkatan kualitas kawasan
permukiman kumuh prioritas
Menyusun Rencana Investasi & Pembiayaan Rencana Investasi dan pembiayaan
kawasan kumuh prioritas kawasan permukiman kumuh prioritas
Bersama Pemangku Kepentingan perencanaan Terselenggaranya perencanaan
partisipatif di kawasan prioritas meliputi partisipatif (pelaksanaan RKM dan
- Pelaksanaan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) penyepakatan komponen DED) di
- Penyepakan Komponen DED kawasan permukiman kumuh prioritas

Melaksanakan focus group discussion (FGD) 3: Berita acara FGD 3 ( rencana aksi,
Penyepakatan rencana aksi, program dan kegiatan program dan kegiatan)
PENYUSUNAN DESAIN TEKNIS
Menyusun Desain Teknis, meliputi Peta rinci/ siteplan

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-3


LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN
- Penyusunan peta rinci/siteplan Visualisasi pendukung perancangan
- Penyusunan visualisasi Pendukung (dokumentasi drone, animasi 3D)
Perancangan
Menyusun Daftar Rencana & Pengukuran Detail Daftar rencana komponen infrastruktur
Komponen Infrastruktur pembangunan tahap 1
Data hasil pengukuran detail komponen
infrastruktur pembangunan tahap 1
Menyusun Detailed Engineering Design / DED DED (Gambar kerja, RAB, RKS)
(GAMBAR KERJA, RAB, RKS) komponen infrastruktur pembangunan
tahap 1
Dokumen lelang
Melaksanakan pembahasan pleno
Menyusun dokumen RP2KPKP Dokumen RP2KPKP
Melakukan legalisasi hasil RP2KPKP Draft ranperwal/ranperbup RP2KPKP

3.1.2 LINGKUP WILAYAH PENYUSUNAN RP2KPKP


Kegiatan penyusunan RP2KPKP dilakukan pada lingkup wilayah kabupaten/kota.
Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan

Untuk wilayah yang berstatus kota, maka lingkup wilayah penyusunan RP2KPKP
mencakup keseluruhan kawasan permukiman kumuh di wilayah administrasi kota yang
ditetapkan melalui SK Walikota dan hasil verifikasinya. Untuk wilayah yang berstatus
kabupaten, maka lingkup wilayah penyusunan RP2KPKP mencakup kawasan di dalam
wilayah administrasi kabupaten yang didefinisikan sebagai kawasan permukiman
kumuh perkotaan oleh SK Bupati dan hasil verifikasinya.

3-4 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Gambar 3.1 Contoh delineasi Kawasan Permukiman Perkotaan di Lingkup Administrasi Kota

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-5


Gambar 3.2 Contoh Delineasi Kawasan Permukiman Perkotaan di Lingkup Administrasi Kabupaten

3-6 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Gambar 3.3 Contoh Sebaran Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan berdasarkan SK Kumuh

Kawasan Permukiman Kumuh Prioritas

Kawasan permukiman kumuh yang diprioritaskan untuk ditangani berdasarkan kriteria


dan indikator yang merujuk kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat No.2/PRT/M/2016 tentang Peningkatan Kualitas Terhadap
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh, yang terdiri dari tiga lokasi kawasan
kumuh. Selanjutnya akan dipilih satu kawasan yang akan ditangani pada pelaksanaan
pembangunan tahap 1 berdasarkan kesepakatan hasil diskusi dengan pemangku
kepentingan.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-7


Gambar 3.4 Contoh Peta Kawasan Permukiman Kumuh Prioritas

Komponen Pembangunan Tahap 1

Pembangunan tahap pertama dapat dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan, yaitu:


- Pembangunan berbasis kawasan pembangunan tahap pertama dilakukan pada
minimal 3 (tiga) kawasan permukiman kumuh prioritas terhadap seluruh aspek
penanganan dan seluruh komponen infrastruktur keciptakaryaan, apabila seluruh
readiness criteria (kesiapan lokasi, pemerintah daerah, dan masyarakat) dapat
dipenuhi pada kawasan tersebut.
- Pembangunan berbasis komponen infrastruktur pembangunan tahap pertama
dilakukan pada minimal 3 (tiga) kawasan permukiman kumuh prioritas, namun
hanya dilakukan terhadap beberapa komponen-komponen infrastruktur

3-8 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


keciptakaryaan yang dianggap telah memenuhi readiness criteria (kesiapan lahan,
pemerintah daerah, dan masyarakat) untuk diimplementasikan pada tahun
berikutnya.

Gambar 3.5 Contoh Peta Komponen Pembangunan Tahap 1

3.1.3 KEDALAMAN SUBSTANSI RP2KPKP


Kedalaman substansi dari RP2KPKP sampai dengan strategi dan program pencegahan
dan peningkatan kualitas permukiman kumuh skala kota menuju 0% kumuh dalam jangka
waktu 5 tahun yang dijabarkan ke dalam rencana keterpaduan program penanganan dan
penyusunan desain teknis dalam skala kawasan. Rencana keterpaduan program
penanganan permukiman kumuh merupakan penjabaran dari strategi dan program ke
dalam skala kawasan yang disusun untuk jangka waktu 5 tahun dan didetailkan pada
program tahunan/1 (satu) tahun. Untuk komponen infrastruktur bidang Cipta Karya pada
program tahun pertama di kawasan pengembangan tahap 1 dilakukan penyusunan
Rencana Detail Desain/Detailed Engineering Design (DED). Rumusan program dan
kegiatan disusun dengan mengacu pada nomenklatur program di dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13.1/PRT/M/2015 tentang Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ; Lampiran
A.VII Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-9


21 Tahun 2011, berikut penyesuaiannya di kabupaten/kota yang bersangkutan yang
ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) kabupaten/kota; serta Rencana Strategi
(Renstra) Kementerian/Lembaga lainnya. Kebutuhan program penanganan RP2KPKP
dalam skala kota, skala kawasan, dan program pembangunan pada tahun pertama disusun
dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut:

Kebijakan dan strategi yang terkait dengan penanganan kawasan permukiman


kumuh perkotaan;
Strategi dan program yang telah ada di berbagai dokumen perencanaan
pembangunan dan penataan ruang yang berlaku dan terkait dengan penanganan
kawasan permukiman kumuh perkotaan;
Kebutuhan penanganan permukiman kumuh perkotaan, yang didasarkan pada isu
strategis kawasan permukiman kumuh dan karakteristik permasalahan permukiman
kumuh perkotaan secara eksisting;
Target capaian dalam menuju 0% kawasan permukiman kumuh perkotaan pada
tahun 2019 sesuai dengan arahan RPJMN 2015-2019;
Readiness criteria yang dapat menjadi pembatas ataupun pendorong bagi
terwujudnya target capaian menuju 0% kawasan permukiman kumuh perkotaan pada
tahun 2019 berupa:
- sumber pendanaan yang dimiliki oleh Pemerintah dan pemerintah daerah;
- kesiapan lahan yang tersedia untuk pembangunan;
- kesiapan masyarakat dalam mendukung program penanganan kumuh;
- komitmen pemerintah kabupaten/kota;
- Kebijakaan pemerintah kabupaten/kota
- dan sebagainya

3-10 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


ISU
STRATEGIS
KAWASAN
PERMUKIMAN
KUMUH

KEBIJAKAN DAN STRATEGI TARGET 0% KEBUTUHAN KONDISI


PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN KAWASAN PENANGANAN EKSISTING
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN YANG TERKAIT PERMUKIMAN KAWASAN PERMASALAHAN
DENGAN PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN
KUMUH 2019 KUMUH KUMUH
PERMUKIMAN KUMUH

READINESS CRITERIA ARAH KEBIJAKAN DAN


PENDANAAN, KESIAPAN LAHAN, KESIAPAN STRATEGI
MASYARAKAT, KOMITMEN PEMERINTAH PENINGKATAN KUALITAS
DAERAH, KEBIJAKAN PEMDA, DSB PENCEGAHAN

STRATEGI KEBUTUHAN PROGRAM PROGRAM DAN


PENANGANAN DAN KEGIATAN KEGIATAN
SKALA KOTA SKALA KOTA SKALA KOTA

STRATEGI KEBUTUHAN PROGRAM PROGRAM DAN


PENANGANAN DAN KEGIATAN KEGIATAN
SKALA KAWASAN SKALA KAWASAN
PRIORITAS SKALA KAWASAN PRIORITAS PRIORITAS

PROGRAM DAN
KEGIATAN
KAWASAN
PENGEMBANGAN
TAHAP 1

Gambar 3.6 Skema Dasar Pertimbangan Perumusan Strategi dan Program Penanganan

Fokus dari obyek yang diatur di dalam RP2KPKP adalah program dan kegiatan terkait
dengan infrastruktur permukiman perkotaan, yang terdiri atas:
Kondisi Fisik Bangunan Hunian;
Aksesibilitas Lingkungan;
Kondisi Drainase Lingkungan;
Kondisi Pelayanan Air Minum/Baku;
Kondisi Pengeolaan Air Limbah;
Kondisi Pengelolaan Persampahan; dan
Kondisi Proteksi Kebakaran;

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-11


Selain fokus pada infrastruktur permukiman kumuh perkotaan, program dan kegiatan yang
disusun dapat juga mencakup infrastruktur bidang lainnya yang dibutuhkan di dalam
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh seperti Ruang Terbuka Hijau
(RTH). Dan yang tidak kalah pentingnya dalam proses penilaian terhadap kawasan kumuh
ada beberapa pertimbangan lain yaitu kejelasan status lahan, kesesuaian dengan rencana
tata ruang, nilai strategis lokasi, kepadatan penduduk, dan kondisi social ekonomi budaya
masyarakat. Tentu saja beberapa fokus objek lainnya akan disesuaikan dengan kebutuhan
di masing-masing kabupaten/kota.

3.2 PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN RP2KPKP


Proses dan prosedur pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Pencegahan dan
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) kabupaten/kota ini
diarahkan dengan mengacu pada rangkaian kegiatan pada Gambar 3-7. Rincian proses
dan prosedur pelaksanaan kegiatan untuk tiap sub kegiatan selama jangka waktu 6 (enam)
bulan dapat dijelaskan pada subbab berikut ini.

3-12 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


TAHAPAN
1 TAHAP PERSIAPAN 2 TAHAP VERIFIKASI LOKASI SERTA PERUMUSAN KONSEP DAN STRATEGI
3 TAHAP PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN

4 TAHAP PENYUSUNAN DESAIN TEKNIS

WAKTU BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5 BULAN 6

A.1.
PENYELENGGARAAN SOSIALISASI
KEGIATAN RP2KPKP A.4
FGD 2: A.5
(pendekatan fasilitasi A.2 A.3 PENYEPAKATAN KONSEP, FGD 3: A.6 A.7
KONSOLIDASI TK. FGD 1: PEMBAHASAN
Pemda) STRATEGI, POLA PENYEPAKATAN RENCANA AKSI, DISEMINASI
PROVINSI PENYEPAKATAN PROFIL HASIL PENANGANAN PERMUKIMAN PROGRAM DAN KEGIATAN (Hasil PLENO
VERIFIKASI KUMUH RKM)

B.1 B.5 B.10 B.11 B.12 B.16


PERSIAPAN DAN SURVEI DAN PERUMUSANKONSEP PENYEMPURNAAN
DAN STRATEGI PERUMUSANSKENARIO PERUMUSANRENCANA AKSI &
PEMANTAPAN PENGOLAHAN PENANGANAN DAN MEMORANDUM KETERPADUAN HASIL PLENO
DATA PENCEGAHAN &
RENCANA KERJA PENINGKATAN KUALITAS KONSEP DESAIN PROGRAM SKALA KOTA DAN
PERMUKIMAN KAWASAN KAWASAN
KUMUH PERMUKIMANKUMUH
B.17
PENYEMPURNAAN
DOKUMEN RP2KPKP
B.2 B.4 B.9 Rencana Aksi 0%
PENYUSUNAN OVERVIEW PERUMUSAN B.13 Kumuh
DESAIN SURVEY B.6 KEBUTUHAN PENENTUAN KAWASAN
KEBIJAKANDAERAH VERIFIKASI LOKASI DAN Rencana Teknis
DAN FORMAT DAN IDENTIFIKASI PENCEGAHAN & PRIORITAS PENANGANAN Pembangunan
PEMUTAKHIRANPROFIL
PROSES PENYUSUNAN KEGIATAN KESESUAIAN PERMUKIMANKUMUH
PENINGKATAN
KUALITAS
PERMUKIMANKUMUH tahap 1
PERMUKIMAN Memorandum
RP2KPKP EKSISTING TERHADAP PERMUKIMANKUMUH Program
(Pendekatan Membangun RENCANA TATA
RUANG KAB/KOTA
DEDKomponen
Prioritas
B.14
Sistem) B.3 B.7 PENYUSUNAN DESAIN
PENYIAPANDATA PENILAIAN LOKASI TEKNIS
PROFIL BERDASARKAN KRITERIA, Daftar rencana
PERMUKIMAN INDIKATOR DAN komponen B.18
KUMUH PARAMETER Pengukuran lapangan FINALISASI &
Data kumuh
KEKUMUHAN Visualisasi pendukung LEGALISASI HASIL
Data statistik perancangan (PERWAL/PERBUP)
terkait

B.8
DISTRIBUSI POLA B.15
KOLABORASI PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
PENANGANAN
PERMUKIMANKUMUH (GAMBARKERJA, RAB, RKS)

PENDAMPINGAN & C.1 C.3 C.4


PENYIAPAN
PELIBATAN MASYARAKAT KELEMBAGAAN
C.2
KOORDINASI & SINKRONISASI DATA KUMUH
KOORDINASI PERAN
MASYARAKAT DALAM PERENCANAANPARTISIPATIFDI KAWASANPRIORITAS:
(Pendekatan Peningkatan MASYARAKAT PADA
LOKASI PERMUKIMAN (data primer & sekunder) PENANGANAN Pelaksanaan Rencana Kerja Masyarakat
Penyepakatan KOMPONENDED
Kapasitas) KUMUH
PERMUKIMANKUMUH

LAPORAN
PELAPORAN LAPORAN
PENDAHULUAN ANTARA
LAPORAN
DRAFT AKHIR
LAPORAN
AKHIR

Rencana kerja yang telah disepakati; Data primer hasil survei dan data sekunder hasil pengolahan; Skenario penanganan dan desain kawasan permukiman kumuh; Daftar rencana komponen infrastruktur
Pendekatan dan metodologi pelaksanaan Data hasil verifikasi lokasi (delineasi, luasan, layanan hunian dan infrastruktur) Rencana aksi penanganan permukiman kumuh; pembangunan tahap 1;
kegiatan yang telah disepakati; Hasil sinkronisasi data kumuh (primer dan sekunder); Memorandum keterpaduan program penanganan skala kota dan kawasan; Data hasil pengukuran detail komponen
Desain survey dan format kegiatan; Profil permukiman kumuh yang telah terverifikasi; Rencana investasi dan pembiayaan kawasan permukiman kumuh; infrastruktur pembangunan tahap 1:
Data awal profil kawasan kumuh; Hasil penilaian lokasi berdasarkan kriteria, indikator, dan parameter kekumuhan; Daftar kawasan prioritas penanganan permukiman kumuh; Peta rinci/siteplan;
Hasil overview dokumen perencanaan dan Pola kolaborasi penanganan permukiman kumuh; Terselenggaranya perencanaan partisipatif (pelaksanaan rencana kerja masyarakat dan penyepakatan Visualisasi pendukung perancangan
OUTPUT kebijakan daerah;
SK Kumuh, SK Pokjanis, Surat Minat, dan Peta


Kebutuhan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh;
Konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh;
komponen DED) di kawasan permukiman kumuh prioritas;
Berita acara FGD 3 (Penyepakatan rencana aksi, program dan kegiatan hasil perencanaan di tingkat
(dokumentasi drone, ilustrasi before-after,
animasi 3D);
Dasar. Peran masyarakat dalam penanganan permukiman kumuh; masyarakat) DED (Gambar kerja, RAB, RKS) komponen
Peta kesesuaian kawasan permukiman Berita acara penyelenggaraan FGD 1 (Penyepakatan profil hasil verifikasi dan pola kolaborasi infrastruktur pembangunan tahap 1;
perkotaan yang terhadap rencana tata ruang penanganan permukiman kumuh); Dokumen lelang;
Hasil penyiapan kelembagaan masyarakat Berita acara penyelenggaraan FGD 2 (Penyepakatan konsep, strategi, dan pola penanganan Dokumen RP2KPKP; dan
permukiman kumuh) Draft Perwal/Perbup

Gambar 3.7 Kerangka Pelaksanaan Kegiatan RP2KPKP

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-13


3-14 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP
3.2.1 TAHAP PERSIAPAN
Kegiatan persiapan adalah kegiatan untuk menyiapkan pelaksanaan kegiatan baik teknis
maupun non-teknis yang akan melandasi rangkaian pelaksanaan kegiatan RP2KPKP secara
keseluruhan. Dalam lingkup kegiatan persiapan ini terdapat 7 (tujuh) sub kegiatan yang terbagi
dalam 3 (tiga) lingkup sebagai berikut:

Penyelenggaraan Kegiatan RP2KPKP A.1 Sosialisasi Penyusunan RP2KPKP


A.2 Konsolidasi Tingkat Provinsi

Proses Perencanaan dan Penyusunan B.1 Persiapan dan pemantapan rencana


kerja
B.2 Penyusunan desain survey dan format
kegiatan
B.3 Penyiapan data profil permukiman kumuh
B.4 Overview kebijakan daerah dan
identifikasi kesesuaian permukiman
terhadap rencana tata ruang

Pendampingan pemangku kepentingan C.1 Penyiapan kelembagaan masyarakat di


tingkat kab./kota

Lingkup kegiatan persiapan ini akan diselesaikan pada 1 (satu) bulan pertama pelaksanaan
kegiatan penyusunan RP2KPKP, terhitung sejak diterbitkannya SPMK. Secara diagramatis,
rangkaian kegiatan pada lingkup kegiatan penyusunan desain teknis dapat dilihat pada Gambar
3-8.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-15


TAHAPAN 1 TAHAP PERSIAPAN

WAKTU BULAN 1

A.1.
PENYELENGGARAAN SOSIALISASI
KEGIATAN RP2KPKP
(pendekatan fasilitasi A.2
KONSOLIDASI TK.
Pemda) PROVINSI

B.1
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA

B.2 B.4
PENYUSUNAN OVERVIEW
DESAIN SURVEY KEBIJAKAN DAERAH
DAN FORMAT DAN IDENTIFIKASI
KESESUAIAN
PROSES PENYUSUNAN KEGIATAN
PERMUKIMAN
RP2KPKP EKSISTING
TERHADAP RENCANA
(Pendekatan Membangun TATA RUANG KAB/
Sistem) B.3
KOTA
PENYIAPAN DATA
PROFIL
PERMUKIMAN
KUMUH
Data kumuh
Data statistik
terkait

PENDAMPINGAN & C.1


PELIBATAN MASYARAKAT PENYIAPAN
KELEMBAGAAN
(Pendekatan Peningkatan MASYARAKAT DI
Kapasitas) TINGKAT KAB/KOTA

PELAPORAN LAPORAN
PENDAHULUAN

Rencana kerja yang telah disepakati;


Pendekatan dan metodologi pelaksanaan
kegiatan yang telah disepakati;
Desain survey dan format kegiatan;
Data awal profil kawasan kumuh;
Hasil overview dokumen perencanaan dan
OUTPUT kebijakan daerah;
SK Kumuh, SK Pokjanis, Surat Minat, dan
Peta Dasar.
Hasil identifikasi kawasan permukiman
perkotaan yang tidak sesuai rencana tata
ruang
Hasil penyiapan kelembagaan masyarakat

Gambar 3.8 Rangkaian Kegiatan pada Lingkup Kegiatan Persiapan

3-16 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


A.1 Sosialisasi Kegiatan sosialisasi merupak an k egiatan yang
diselenggarak an oleh Direk torat Pengembangan Kawasan
Permuk iman, Direk torat Jendral Cipta Karya, Kementerian
Pek erjaan Umum dan Perumahan Rak yat pada awal
pelak sanaan penyusunan RP2KPKP

A.1.
SOSI ALISASI

A.2
KONSOLIDASI TK.
PROVINSI

B.1
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA

TUJUAN Melaksanakan penyebarluasan informasi mengenai RP2KP KP


Mencapai pemahaman yang sama mengenai kebijakan, proses,
prosedur, dan produk yang dihasilkan dari penyusunan RP2KPKP

METODE Workshop dan diskusi

LANGKAH Mengikuti sosialisasi pelaksanaan kegiatan


Koordinasi dengan Pokjanis untuk merumuskan rencana penyelesaian
kegiatan
Melaksanakan alih pengetahuan mengenai proses dan prosedur
penyusunan RP2KPKP

OUTPUT Kesamaan pemahaman mengenai kebijakan penanganan kawasan


permukiman kumuh
Kesamaan pemahaman mengenai prosedur, dan produk dari
penyusunan RP2KPKP

PELAKSANA Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Direktorat Jendral Cipta


Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-17


PESERTA Pokjanis
TA Pendamping

TimTeknis di Lingkungan Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Tim Teknis / Satker di Lingkungan Direktorat Jendral Cipta Karya


Provinsi

Narasumber
KMP

DURASI 1-2 hari *


*) Jadwal dan lok asi penyelenggaraan ditentuk an oleh pihak Direk torat
PKP, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR;
Undangan ak an disampaik an paling lambat 2 (dua) minggu sebelum
penyelenggaraan k egiatan.

Pada tahap Sosialisasi ini Tim Pokjanis Kabupaten/Kota mempersiapkan sejumlah


data/dokumen sebagai berikut:
a. SK Bupati/Walikota tentang Penetapan Kawasan Kumuh;
b. Surat Pernyataan Minat Pendampingan Penyusunan RP2KPKP;
c. Profil Umum Permukiman Kumuh;
d. Data Base Line Kumuh dari P2KKP atau data statistik terkait;
e. SK Walikota/Bupati tentang Pembentukan Pokjanis RP2KPKP;
f. SK Tim Teknis Provinsi;
g. Rencana Kerja Penyelenggaraan Penyusunan RP2KPKP; dan
h. Daftar Tim Tenaga Ahli Pendamping (TAP).

3-18 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


A.2 Konsolidasi Kegiatan ini menjadi bagian dalam proses penyamaan
Tingkat Provinsi pemahaman substansi dan mek anisme penyusunan RP2KPKP
diantara penyusun di tingk at Provinsi, Kabupaten, dan Kota

A.1.
SOSIALISASI

A.2
KONSOLIDASI TK.
PROVINSI

B.1
PERSIAPANDAN
PEMANTAPAN
RENCANAKERJA

TUJUAN Mencapai pemahaman yang sama mengenai kebijakan, proses,


prosedur, dan produk yang dihasilkan dari penyusunan RP2KPKP
Menyepakati rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan, serta
pendekatan dan metodologi yang digunakan dalam lingkup Provinsi
Mensosialisasikan hasil Sosialisasi Nasional kepada pemangku
kepentingan di daerah
Mensinergikan arahan kebijakan pembangunan permukiman di provinsi

METODE Workshop dan diskusi

LANGKAH Mengikuti kegiatan Konsolidasi Tingkat provinsi


Koordinasi dengan Pokjanis untuk merumuskan rencana penyelesaian
kegiatan

OUTPUT Kesamaan pemahaman mengenai kebijakan penanganan kawasan


permukiman kumuh

Kesamaan pemahaman mengenai prosedur, dan produk dari


penyusunan RP2KPKP

Kesepakatan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan


Overview kebijakan sektoral ditingkat provinsi

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-19


PELAKSANA Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi, Direktorat
Jendral Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat

PESERTA Pokjanis
TA Pendamping

Korkot P2KKP/NUSP
Kelembagaan masyarakat tingkat Kabupaten/Kota

Tim Teknis/Satker di Lingkungan Direktorat Jendral Cipta Karya Provinsi


Bappeda Provinsi

Narasumber

DURASI 1 hari *
*) Jadwal dan lok asi penyelenggaraan ditentuk an oleh pihak Satk er PKP
Provinsi (maksimal 1 minggu setelah penyelenggaraan sosialisasi)

B.1 Penyiapan dan Mengk oordinasik an seluruh k egiatan RP2KPKP ini dari awal
Pemantapan sampai ak hir antara Tim Ahli Pendamping (TAP) dan Pok janis
Rencana Kerja Kabupaten/Kota

A.1.
SOSIALISASI

A.2
KONSOLIDASI TK.
PROVINSI

B.1
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA

B.2
PENYUSUNAN
DESAIN SURVEY
DAN FORMAT
KEGIATAN

TUJUAN Koordinasi antara tim ahli pendamping dengan Pokjanis

3-20 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Menyepakati rencana dan metodologi penyusunan RP2KPKP
Menyediakan peta dasar skala kabupaten/kota dan kawasan kumuh
yang diperlukan dalam penyusunan RP2KPKP
Mengumpulkan data dan informasi kabupaten/kota mengenai
permukiman kumuh (baseline dan profil kumuh)

METODE Diskusi dan Koordinasi

LANGKAH Diskusi kesiapan tim ahli pendamping dalam menjalankan lingkup


pekerjaan dan kebutuhan penyiapan pekerjaan
Penyamaan pemahaman lingkup tugas tim ahli pendamping dan
Pokjanis dalam kegiatan penyusunan RP2KPKP
Penyusunan dan penyepakatan rencana kerja dan metodologi yang
akan digunakan
Penyiapan peta dasar; dan Pengumpulan data dan informasi terkait
dengan pembangunan

OUTPUT Rencana kerja dan metodologi yang telah disepakati


Data dan informasi terkait pembangunan dan pengembangan
kabupaten/kota maupun pembangunan permukiman, permukiman
kumuh perkotaan dan infrastruktur permukiman perkotaan
Peta Dasar Skala 1:25.000 untuk wilayah administrasi kota dan peta
dasar skala 1:50.000 untuk wilayah administrasi kabupaten
Peta garis skala 1:5000 untuk kawasan
*) pemanfaatan peta yang ada dari RTRW atau penyediaan peta sesuai
dengan k etentuan dalam penyusunan RP2KPKP
DURASI 1 (satu) minggu *
*) Terhitung sejak minggu pertama bulan pertama atau sejak diterbitk annya
SPMK

B.2 Penyusunan Penyusunan desain survey pada awal k egiatan yang


Desain Survey dan mencak up k ebutuhan-k ebutuhan data dan informasi yang
Format Kegiatan dibutuhk an dalam penyusunan RP2KPKP

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-21


B.1
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA

B.2
PENYUSUNAN
DESAIN SURVEY
DAN FORMAT
KEGIATAN

B.3
PENYIAPAN DATA
PROFIL
PERMUKIMAN
KUMUH
Data kumuh
Data statistik
terkait

TUJUAN Menyiapkan desain survey yang diperlukan untuk keperluan penyusunan


RP2KPKP
Menyusun format format untuk kebutuhan baik dilapangan maupun
pengelohan data dan informasi terkait dengan kondisi kawasan
METODE Diskusi
LANGKAH Penyamaan persepsi dan kesepakatan terkait data dasar yang sudah
ada
Penyamaan kebutuhan data yang diperlukan dalam penyusunan
RP2KPKP
Penyiapan desain survey
Penyiapan format untuk survey dan kegiatan
OUTPUT Data Awal (sekunder)
Desain survey
Format format survey dan kegiatan
DURASI 1 (satu) minggu *
*) Terhitung sejak minggu k edua bulan pertama atau sejak diselesaik annya
sub k egiatan persiapan dan pemantapan rencana k erja

3-22 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Tabel 3.2 Contoh Form Survey

Provinsi : |____|____|
Kabupaten/Kota : |____|____|
Kecamatan : |____|____|
Keluarhan/Desa : |____|____|

No Parameter Data umum Kelurahan


.
1 Data
Program/Kegiata Lokasi Penanganan Luas
Sumber Komponen
No. Kumuh Penanganan Tahun
n Dana Infrastruktur
(RW/RT/Lingkungan) Kumuh (Ha)
Penanganan
Kumuh
Sebelumnya
2 Data umum
wilayah Jumlah Jumlah Luas Permukiman
Luas
Jumlah Penduduk Bangunan Kumuh
Administratif No. RW Wilayah
RT rumah Kawasan Luas
Kelurahan RW (Ha) KK Jiwa
(unit) (Ha)

3 Data Umum
kawasan kumuh Jumlah Jumlah Rumah
Jumlah
Kawasa Luas Penduduk
tingkat No Kepemillika Penduduk
n Kawasa Miskin
kelurahan . n lahan
Kumuh n (Ha) RT/K Jiw RT Jiw Tota Kumu
K a M a l h

4 Data
Kependudukan No. 05 6 12 13 17 18 25 26 40 40 55 > 55 05
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun

5 Data Mata
Pencaharian Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian (orang)
Kawasa
No Tidak
Penduduk n PNS/TNI/Pol Swast Pengraji Nelaya Petan Buru
. Bekeraj
Kumuh ri a n n i h
a

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-23


No Parameter Data umum Kelurahan
.
6 Data Penghasilan
Rata-rata Jumlah Penghasilan Rata-rata Rumah Tangga (KK)
No. Kawasan Kumuh < Rp. 1 Rp. 1 2 Rp. 2 3 Rp. 3 6 >Rp. 6
Penduduk Juta Juta Juta Juta Juta

7 Tingkat
Jumlah Penderita Penyakit Kronis (Jiwa)
Kesehatan Kawasan
No. Diare ISPA Demam
Penduduk Kumuh Muntaber Malaria TBC Lainnya
Berdarah

8 Peta Dasar Kelurahan yang dilengkapi dengan Delineasi Lokasi Permukiman Kumuh

3-24 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Tabel 3.3 Contoh Form Data Umum Permukiman Kumuh

I. Data umum Permukiman Kumuh

1 Nama Kawasan Permukiman Kumuh


2 Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh
Kawasan Pusat Kota 1
Kawasan Pinggiran Kota 2
3 Apakah Lokasi Sesuai dengan RTRW Kota
Ya 1
Tidak 2
4 Luas Kawasan Permukiman Kumuh (Ha) .. Ha
5 Status Kepemilikan Lahan Pada Kawasan Kumuh
Milik Pribadi 1 Ha
Milik Pemda/BUMN 2 Ha
Milik Pemerintah Pusat/BUMN 3 Ha
Milik Swasta 4 Ha
Kepemilikan Lainnya 5 Ha
6 Karakteristik Kawasan Sekitar Permukiman Kumuh
Perumahan 1
Perkantoran 2
Perdagangan 3
Perindustrian 4
Pelabuhan 5
Perkebunan/pertanian 6
7 Kondisi Fisik Kawasan Permukiman Kumuh
Tepi sempadan sungai 1
Tepi saluran drainase induk/utama kota 2
Tepi jalur rel kereta api 3
Tepi sempadan jalan primer 4
Tepi pantai 5
Dibawah SUTET 6
Tepi kawasan lindung 7
8 Apakah lokasi permukiman kumuh tercantum dalam SK Kumuh
Ya 1
Tidak 2

II. Data Kependudukan pada Permukiman Kumuh


1 Jumlah penduduk pada kawasan permukiman kumuh __________ Jiwa
2 Jumlah rumah tangga/kepala keluarga total __________ KK
3 Jumlah penduduk miksin __________ Jiwa

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-25


4 Jumlaj rumah tangga/keluarga miskin __________ RTM
5 Jumlah keluarga yang menempati rumah sendiri __________ KK
6 Jumlah keluarga yang tidak menempati rumah sendiri __________ KK

III. Data Bangunan Rumah Kawasan Kumuh


1 Jumlah bangunan rumah tinggal menurut jenis konstruksi (unit)
Rumah permanen __________ Unit
Rumah semi permanen __________ Unit
Rumah nonpermanen __________ Unit
2 Kondisi kekumuhan bangunan rumah tinggal (unit)
jumlah rumah tidak kumuh 1__________ Unit
jumlah rumah kumuh 2__________ Unit
3 Status pemanfaatan bangunan rumah tinggal (unit)
Ditempati sendiri 1__________ Unit
Dikontrakkan/disewakan 2__________ Unit
Tidak dihuni/ditempati (kosong) 3__________ Unit
4 Legalitas status lahan bangunan rumah tinggal (unit)
Bersertifikat (hak milik/HGB) 1__________ Unit
Perjanjian sewa lahan 2__________ Unit
Tidak memiliki status legal/formal 3__________ Unit
Status lainnya 4__________ Unit
5 Jumlah penghuni rumah
Kurang atau sama dnegan 5 jiwa 1__________ Rumah
Antara 6 smampai 8 jiwa 2__________ Rumah
Lebih besar dari 8 jiwa 3__________ Rumah

IV. Aksesibilitas Infrastrtuktur Permukiman


1 Jumlah rumah tangga yang memiliki akses ke penyediaan air minum
Sambungan rumah (perpipaan PDAM) 1__________ RT
Fasilitas umum 2__________ RT
Sumur pompa/sumur gali 3__________ RT
Sumber air bersih lainnya yang aman 4__________ RT
2 Jumlah rumah tangga yang memiliki akses saran air limbah (s anitasi)
Toilet pribadi dilengkapi septik tank 1__________ RT
Toilet priadi dengan PAL komunal 2__________ RT
MK Cumum 3__________ RT
Sarana sanitasi tidak layak (cubluk, toilet apung, dll) 4__________ RT
Tanpa sarana sanitasi (BABS) 5__________ RT
3 Luas genanagan yang terjadi selam lebih dari 2 ja m __________ Ha
4 Frekuensi terjadinya genangan dalam 1 tahun __________ Kali
5 Penyebab utaa terjadinya genangan
Hujan 1
Luapan sungai 2

3-26 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Luapan air laut (rob) 3
Lainnya 4
6 Rata-rata lamanya terjadi genangana (jam.hari/minggu/bulan)
jam hari minggu bulan
7 Frekeuensi pembersihan saluran drainase lingkungan
setiap hari 1
setiap 2 hari sekali 2
setiap 2 minggu sekali 3
tidak pernah 4
8 Cara membuang/mereduksi sampah rumah tangga
Diangkut petugas sampah 1
Dibuang di pekarangan 2
Dibuangke sungai 3
Di bakar 4
Di olah (3R) 5
9 Frekuensi pengangkutan sampah rumah tangga
setiap hari 1
setuap 2 hari sekali 2
setiap 2 minggu sekali 3
tidak ada layangan pengangkatan sampah 4
10 Pengelola layangan pengangkutan dan pembuangan sampah
Dinas kebersihan atau aparat Pemerintah Daerah 1
Jasa pihak ketiga (kontraktor) 2
Lembaga sosial kemaysarakatan (RT/RW) 3
Kelompok swadaya masyarakat 4
Tidak ada lembaga pengelola sampah 5
11 Prasarana jalan eksisting (m)
Jalan lingkungan diperkeras (aspa l/cor beton/paving blok) 1
Jalan setapak diperkeras (rabat beton/paving blok) 2
Jalan lingkungan nonperkerasn (tanah) 3
Jalan setapak nonperkerasan 4
12 Kelengkapan infrastruktur jalan
Drainase tepi jalan dengan penutup (m) 1
Jalan degan lampu penerangan (m) 2
Jalan tanpa lampu penerangan 3

Catatan :
Form Survey ini merupakan contoh minimal kelengkapan data umum kelurahan yang b isa dikemban gka n
leb ih lanjut oleh Pokjanis

B.3 Penyiapan data Pengumpulan atau k ompilasi data dan informasi dasar terk ait

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-27


profil permukiman dengan k awasan permuk iman k umuh yang nantinya digunak an
kumuh sebagai dasar dalam penyusunan RP2KPKP

B.1
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA

B.2
PENYUSUNAN
DESAIN SURVEY
DAN FORMAT
KEGIATAN

B.3
PENYIAPAN DATA
PROFIL
PERMUKIMAN
KUMUH
Data kumuh
Data statistik
terkait

TUJUAN Menyiapkan data dasar profil kawasan permukiman kumuh

METODE Diskusi dan Koordinasi

LANGKAH Koordinasi internal terkait profil permukiman kumuh yang ada di


Kabupaten/kota sesuai dengan SK penetapan lokasi permukiman kumuh

Koordinasi dengan pihak terkait (P2KKP) untuk Kabupaten/Kota yang


telah memiliki baseline

Penyamaan persepsi dan kesepatan terkait data dasar yang akan


dipakai dalam profile kawasan permukiman kumuh

OUTPUT Peta sebaran permukiman kumuh perkotaan

Profil kawasan permukiman kumuh perkotaan

DURASI 1 (satu) minggu *


*) Terhitung sejak minggu k etiga bulan pertama atau sejak diselesaik annya
sub k egiatan penyusunan desain survey dan format k egiatan

3-28 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Gambar 3.9 Contoh Data Awal Profil Permukiman Kumuh

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-29


B.4 Overview kebijakan Melak uk an k ajian terhadap k ebijak an, strategi, dan
daerah dan program pembangunan daerah yang terdapat dalam
identifikasi dok umen perencanaan pembangunan dan penataan
kesesuaian ruang k abupaten/k ota (RPJPD, RPJMD, Renstra Dinas,
permukiman eksisting RTRW, Rencana Sek tor dan dok umen lain yang terk ait
terhadap rencana tata dengan k awasan permuk iman k umuh)
ruang Kab/Kota

B.1
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA

B.4
OVERVIEW
B.2 KEBIJAKANDAERAH
PENYUSUNAN DAN IDENTIFIKASI
DESAIN SURVEY KESESUAIAN
DAN FORMAT PERMUKIMAN
KEGIATAN TERHADAP
RENCANA TATA
RUANG

B.3
PENYIAPAN DATA
PROFIL
PERMUKIMAN
KUMUH
Data kumuh
Data statistik
terkait

TUJUAN Mengidentifikasi dan melakukan kajian terhadap kebijakan dan


strategi pembangunan, serta rencana tata ruang yang telah tersedia
maupun yang sedang disusun terkait dengan pembangunan
permukiman dan kawasan permukiman kumuh; dan
Mengidentifikasi dan melakukan kajian sinkronisasi kebijakan dan
strategi pembangunan kabupaten/kota, termasuk didalamnya kajian
terhadap dokumen-dokumen sektoral.

Mengidentifikasi dan melakukan kajian kesesuaian permukiman


(kumuh) terhadap rencana tata ruang

METODE Content Analysis (Analisis Isi), Desk Study, Overlay peta

LANGKAH Inventarisasi kebijakan dan strategi pembangunan kabupaten/kota,


khususnya yang terkait pengembangan permukiman kumuh
perkotaan, terutama yang terdapat di dalam RTRW, RPJPD, RPJMD,
SPPIP, RPI2JM, dan rencana sektor lainnya;

Melakukan pemetaan terhadap arahan kebijakan dan strategi


pembangunan terkait penanganan kawasan permukiman kumuh
terutama yang terdapat di dalam RTRW, RPJPD, RPJMD, SPPIP,

3-30 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


RPI2JM, dan rencana sektor lainnya
Melakukan kajian terhadap keselarasan antar kebijakan dan strategi
pembangunan yang terkait pengembangan permukiman terutamanya
terdapat di dalam RTRW, RPJPD, RPJMD, SPPIP, RPI2JM, dan
rencana sektor lainnya
Melakukan superimpose/overlay peta permukiman eksisting dengan
peta rencana pola ruang kota (guna lahan permukiman)

OUTPUT Matriks strategi, kebijakan dan program kabupaten/kota


Peta kesesuaian guna lahan permukiman

Peta rencana pengembangan sektor permukiman

DURASI 1 (satu) minggu *


*) Terhitung sejak minggu k eempat bulan pertama atau sejak
diselesaik annya sub k egiatan penyiapan data profil k awasan k umuh

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-31


3-32 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP
Tabel 3.4 Tabel Overview Kebijakan Pembangunan Daerah

NO. SUMBER/ DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN

1. RPJPD KOTA Visi: Strategi 1: 1. Rencana


BONTANG 2005 KOTA MARITIM BERKEBUDAYAAN Pem bangunan perumahan dan Pengembangan
2025 INDUSTRI YANG BERWAWASAN permukiman yang berwawasan Perumahan Terencana
LINGKUNGAN DAN lingkungan. Pagung, Baltim, dan
MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT Arah Kebijakan: disekitar kaw asan pusat
Pembinaan dan peningkatan kualitas kota yaitu dikaw asan
Misi: lingkungan perumahan dan permukiman pusat pemerintahan.
Meningkatkan kualitas sumber daya disertai dengan penyediaan infrastruktur 2. Rencana
manusia Kota Bontang yang yang memadai. Pengembangan
berkebudayaan industri, berakhlak Pemenuhan kebutuhan perumahan dan Perumahan Atas Raw a
mulia dan martabat permukiman sesuai tingkat kemampuan Perumahan ini timbul
Meningkatkan kualitas tata pendapatan masyarakat secara spontan, proporsi
kepemerintahan yang baik Penataan dan revitalisasi kaw asan distribusinya akan
Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman kumuh. menyebar pada WP I, II
hidup Kota Bontang Penataan dan pembatasan permukiman dan III.
Memperkuat struktur ekonomi kota di atas air dalam rangka perlindungan 3. Rencana
Bontang dengan sektor maritim ekosistem pesisir dan green belt Pengembangan Rum ah
sebagai penopang pembangunan Susun
ekonomi dan tetap menjaga Pengembangan Rumah
keseimbangan industri migas dan Susun (RUSUN) baik
non migas sew a maupun milik akan
diprioritaskan untuk
menunjang kaw asan
industri dan nelayan
yang membutuhkan
rumah.
2 RPJMD KOTA Visi: Tujuan 1: Tujuan 1, Sasaran 1 Tujuan 1, Sasaran 1:
BONTANG TAHUN TERWUJUDNYA MASYARAKAT MEWUJUDKAN KOTA Strategi: Program pengembangan kinerja
2011 2016 KOTA BONTANG YANG BERBUDI BONTANG YANG BERSIH, Pengembangan manajemen pengelolaan pengelolaan persampahan
LUHUR, MAJU, ADIL DAN HIJAU, DAN ASRI sampah
SEJAHTERA Sasaran 1: Arah Kebijakan:
Meningkatkan penanganan Peningkatan pengelolaan sampah di
Misi: sampah menjadi 74% TPA yang berkelanjutan
Meningkatkan kualitas Sasaran 2: Pemenuhan sarana prasarana
sumberdaya manusia kota Memelihara kondisi RTH persampahan
Bontang yang berakhlak mulia eksisting dan meningkatkan Pemberdayaan masyarakat dalam
dan profesional luas RTH menjadi 3.330,96 pengelolaan sampah yang
Meningkatkan Kualitas Tata Ha atau 22,5% berkelnajutan dengan pemanfataan
Kepemerintahan yang baik teknologi ramah lingkungan.
Meningkatkan Kualitas Tujuan 1, Sasaran 2: Tujuan 1, Sasaran 2:
Lingkungan Hidup Strategi: Program pengelolaan ruang
Memperkuat struktur ekonomi Pengembangan ruang terbuka hijau terbuka hijau
dan mempercepat pemenuhan Arah Kebijakan: Program pengendalian
kebutuhan listrik, dan air bersih Gerakan Bontang Green dan one pemanfaatan ruang
dan infrastruktur lainnya man five trees Program rehabilitasi hutan
Peningkatan peran masyarakat dalam dan lahan
peningkatan kualitas dan kuantitas Program peningkatan sarana
RTH prasarana aparatur dan
Pembangunan dan revitalisasi taman administrasi pertanahan
kota dan RTH Program perencanaan
Penanaman pohon di catcment area penataan ruang
kota Bontang Program pemanfaatan ruang
Perumusan kebijakan ruang terbuka
hijau

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-33


NO. SUMBER/ DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN

7. STRATEGI SANITASI SUB SEKTOR AIR LIMBAH


KOTA BONTANG Tujuan 1: Mew ujudkan Strategi: Program pengembangan kinerja 1. Sosialisasi kebijakan pengelolaan air
(SSK) 2012 2016 peran serta masyarakat Peningkatan peran pengelolaan air minum dan air limbah
dalam pengelolaan air serta masyarakat dan limbah 2. Peningkatan peran serta masyarakat
lim bah dunia usaha dalam dalam pengelolaan air limbah
Sasaran: Meningkatnya penyelenggaraan 3. Sanitation Aw ard bagi perusahaan
jumlah kelompok sw adaya pengembangan
masyarakat yang menangani sistem pengelolaan
pengelolaan air limbah dari 5 air limbah pemukiman
menjadi 15 KSM

Tujuan 2: Mem bangun Strategi: Program kemitraan peningkatan 1. Kemitraan program CSR sektor sanitasi
kemitraan strategis dalam Membangun kemitraan dengan berbagai pelayanan kesehatan 2. Workshop pengelolaan oleh sw asta
pem bangunan sanitasi pihak dalam penyediaan sarana dan
Sasaran: Meningkatnya prasarana sanitasi
jumlah perusahaan yang
terlibat dalam program CSR
sektor sanitasi dari 3 menjadi
6

Tujuan 3: Meningkatkan Tujuan 3 Sasaran 1 Tujuan 3, Sasaran 1: Tujuan 3, Sasaran 1:


pengendalian pencemaran Strategi: Program pengembangan kinerja 1. Pembangunan IPAL Berbas Pantai,
lingkungan Peningkatan pengelolaan air limbah pengelolaan air minum dan air Loktuan, Guntung, Kanaan
Sasaran 1: Meningkatnya limbah 2. Pembangunan IPLT
cakupan pelayanan dan Tujuan 3 Sasaran 2 3. Pembangunan WC Umum
pengelolaan air limbah dari Strategi: Tujuan 3, Sasaran 2: 4. Pembangunan Sanimas
4,8% menjadi 10% Peningkatan sarana dan prasarana Program pengendalian 5. Penambahan jaringan pipa air limbah
pengelolaan sanitasi pencemaran dan perusakan
Sasaran 2: Meningkatnya lingkungan Tujuan 3, Sasaran 2:
sarana prasarana sanitasi Peningkatan sarana dan prasarana
dari 0% menjadi 66,7% laboratorium

SUB SEKTOR PERSAMPAHAN


Tujuan 1: Strategi: Program pengembangan kinerja 1. Sosialisasi kebijakan pengelolaan
Meningkatkan peran aktif Mengikutsertakan masyarakat dan pengelolaan persampahan persampahan
m asyarakat dan swasta sw asta untuk berperan aktif dalam 2. Peningkatan peran serta masyarakat
dalam pengelolaan pengelolaan kebersihan dalam pengelolaan persampahan
persampahan m andiri 3. Bimbingan teknis persampahan
berbasis komunitas untuk
dapat m engurangi volume
sam pah
Sasaran: Meningkatnya
jumlah Kelompok Sw adaya
Masyarakat (KSM) dan
sekolah yang melakukan
pengelolaan sampah 3R
yang terbina dari 5
KSM/sekolah menjadi 25
KSM/sekolah
Tujuan 2: Strategi: Program pengembangan kinerja 1. Penyediaan sarana dan prasarana
Meningkatkan cakupan Pengembangan manajemen pengelolaan pengelolaan persampahan pengelolaan persampahan
layanan dan kualitas sistem sampah 2. Pengembangan kinerja TPA
pengelolaan persampahan 3. Peningkatan operasi dan pemeliharaan
Sasaran: Meningkatnya sarana dan prasarana persampahan
cakupan pelayanan 4. Penyusunan dokumen perencanaan
persampahan dari 71,08% 5. Peningkatan operasi dan pemeliharaan

3-34 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


NO. SUMBER/ DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN

menjadi 74% prasarana dan sarana TPA

SUB SEKTOR DRAINASE


Tujuan: Meningkatkan Strategi: Program pengembangan, 1. Normalisasi sungai- sungai di Kota
sistem jaringan drainase Peningkatan penanganan sistem jaringan pengelolaan dan konservasi Bontang
dan pengendalian banjir drainase dan pengendalian banjir sungai, danau dan sumber daya air 2. Peningkatan Waduk Kanaan
Sasaran 1: Meningkatnya lainnya 3. Pembangunan Bendungan Suka
kondisi drainase/saluran Rahmat
pembuangan air sepanjang 4. Pembangunan folder Tanjung Laut dan
jalan dengan kondisi baik dari KCY
13,77% menjadi 38, 62% 5. Pembangunan folder Kel. Tanjung Laut
Sasaran 2: Menurunnya Program pembangunan Pembangunan dan rehabilitasi turap sungai
kondisi drainase tersumbat turap/talud/bronjong dan saluran air
dari 6% menjadi 3% Program pembangunan saluran Pembangunan dan rehabilitasi saluran
drainase/gorong - gorong drainase / gorong-gorong
di Kota Bontang
SUB SEKTOR AIR BERSIH
Tujuan: Meningkatkan Strategi 1: Program pengembangan kinerja 1. Pembangunan WTP Berbas Tengah,
produksi air bersih Peningkatan pelayanan air bersih pengelolaan air minum dan air Gunung Elai, Loktuan dan Kanaan
Sasaran: Meningkatnya limbah 2. Optimalisasi WTP eksisting
cakupan layanan air bersih 3. Pengadaan dan peremajaan jaringan
PDAM dari 52,3% menjadi pipa air bersih Kota Bontang
80%

Strategi 2: Program pengembangan, 1. Dokumen perencanaan pipanisasi air


Penyediaan alternative sumber air baku pengelolaan dan konservasi baku dari Bendungan Marangkayu ke
baru sungai, danau dan sumber daya air Kota Bontang
lainnya 2. Pipanisasi pipa air baku dari Waduk
Marangkayu ke Kota Bontang
3. Pipanisasi air baku permukaan (Folder)
ASPEK PHBS/ HIGIENE
Tujuan: Membangun Strategi 1: Program promosi 1. Upaya promosi kesehatan Puskesmas
perilaku hidup bersih dan Kampanye dan sosialisasi PHBS kesehatan dan 2. Pengembangan media promosi dan
sehat pemberdayaan informasi sadar hidup sehat
Sasaran: Meningkatnya masyarakat 3. Penyuluhan masyarakat tentang pola
perilaku hidup bersih dan hidup sehat
sehat dari 36% menjadi 75% 4. Pembinaan posyandu
5. Pengembangan dan pembinaan
kelurahan sehat
Strategi 2: Program 1. Penyehatan lingkungan permukiman
Peningkatan kualitas hidup masyarakat pengembanagan 2. Pengaw asan sarana air bersih
melalui penerapan perilaku hidup bersih, lingkungan sehat 3. Pembinaan tempat pengolahan
sehat dan pengembangan lingkungan sehat makanan dan minuman
4. Pembinaan tempattempat umum
5. Upaya penyehatan lingkungan
puskesmas
6. Pengembangan pasar sehat
7. Pengembangan kaw asan kota sehat

Overview kebijakan daerah

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-35


Tabel 3.5 Overview Program/Kegiatan Sektor Penanganan Permukiman Kumuh

Program/ Lokasi Kumuh Lokasi dan Luas Penanganan Skala Penanganan Komponen
No Sumber dana Tahun
Kegiatan Sektoral * (Kelurahan) (Cakupan Pelayanan) (Kawasan/Lingkungan) ** Infrastruktur
1
2
3
4
5
Dst.

Catatan
*) - Overview yang dilak uk an mencak up program/k egiatan yang dilak sanak an oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan k eterlibatan swasta
- Overview Program/Kegiatan Sek tor Penanganan Permuk iman Kumuh meliputi Program/Kegiatan yang telah/sedang berjalan dan yang masih dalam tahap rencana

**) Sk ala Penanganan yang dimak sud adalah menyesuaik an dengan fungsi dan pengelolaan infrastruk tur tersebut.

3-36 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Gambar 3.10 Contoh Peta Hasil Overlay Permukiman Kumuh Eksisting dengan Rencana Pola Ruang

Catatan:
Proses superimpose k ondisi dan peta permuk iman k umuh ek sisting berlak u juga untuk rencana
sek toral

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-37


C.1 Penyiapan Dalam k egiatan penyusunan RP2KPKP, peran masyarak at
kelembagaan dalam penanganan k awasan permuk iman k umuh sangat
masyarakat pada penting sebagai salah satu pelak u utama. Dalam hal ini
lokasi permukiman k elembagaan masyarak at di tingk at k awasan perlu disiapk an
kumuh agar pembagian peran masing-masing pemangk u k epentingan
di daerah menjadi lebih efek tif dan jelas.

C.1 C.2
PENYIAPAN
KELEMBAGAAN KOORDINASI &
MASYARAKAT PADA SINKRONISASI DATA
LOKASI PERMUKIMAN KUMUH
KUMUH (data primer & sekunder)

TUJUAN Menyiapkan kelembagaan lokal masyarakat sebagai mitra penggerak


kegiatan sekaligus mengawal dan mengupayakan keberlanjutan program
penanganan permukiman kumuh di tingkat masyarakat.

METODE Sosialisasi, diskusi

LANGKAH Identifikasi kelembagaan masyarakat eksisting dalam konteks


pembangunan permukiman
Melakukan pendekatan dan kerjasama dengan kelembagaan lokal
masyarakat eksisting
Menyiapkan lembaga masyarakat/BKM/KSM eksisting agar siap
mendukung pelaksanaan kegiatan penyusunan RP2KPKP

OUTPUT Terbentuknya/tersiapkannya kelembagaan masyarakat (BKM/KSM)

PELAKSANA Pokjanis kabupaten/kota


UTAMA

PELAKSANA Korkot/Askot/Fasilitator pendamping masyarakat


PENDUKUNG
Tokoh/unsur masyarakat

DURASI 2 (dua) minggu *


*) Terhitung sejak minggu k etiga bulan pertama atau sejak diselesaik annya
sub k egiatan penyiapan data profil permuk iman k umuh

3.2.2 TAHAP VERIFIKASI LOKASI SERTA PERUMUSAN KONSEP DAN


STRATEGI
Tahap verifikasi lokasi serta perumusan konsep dan strategi merupakan tahapan proses
pemutakhiran profil permukiman kumuh agar diperoleh data dan informasi permukiman kumuh

3-38 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


yang detail, akurat, dan terukur sebagai dasar perumusan konsep serta strategi pencegahan
dan peningkatan kualitas permukiman kumuh sesuai dengan kebutuhan lokasi permukiman
kumuh.Tahapan ini terbagi menjadi beberapa rangkaian kegiatan diskusi, penyusunan, serta
penyepakatan terhadap proses rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh perkotaan. Lingkup kegiatan verifikasi serta perumusan konsep dan strategi ini meliputi
5 (lima) sub kegiatan proses penyusunan dan 4 (empat) sub kegiatan diskusi dan
penyepakatan, yaitu sebagai berikut.

Penyelenggaraan Kegiatan A.3 FGD 1 : verifikasi lokasi permukiman kumuh dan


RP2KPKP (pendekatan fasilitasi A.4 FGD 2 : penyepakatan konsep dan strategi
Pemda) pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman
Proses Penyusunan RP2KPKP B.5 Survey dan Pengolahan data permukiman kumuh
(Pendekatan Membangun Sistem) B.6 Verifikasi lokasi dan pemutakhiran profil
permukiman kumuh
B.7 Penilaian lokasi berdasarkan kriteria, indikator
dan parameter kekumuhan
B.8 Distribusi pola kolaborasi penanganan
permukiman kumuh
B.9 Perumusan kebutuhan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh
B.10 Perumusan konsep serta strategi pencegahan
dan peningkatan kualitas permukiman kumuh

Pendampingan pemangku C.2 Koordinasi dan sinkronisasi data kumuh (data


kepentingan (Pendekatan primer dan sekunder)
Peningkatan Kapasitas) C.3 Distribusi pola penanganan berdasarkan
kompleksitas permasalahan

Lingkup kegiatan verifikasi dan perumusan strategi skala kota ini dilakukan dalam jangka waktu
2 (dua) bulan terhitung sejak kegiatan persiapan selesai dilakukan.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-39


TAHAPAN 2 TAHAP VERIFIKASI LOKASI SERTA PERUMUSAN KONSEP DAN STRATEGI

WAKTU BULAN 2 BULAN 3

PENYELENGGARAAN
KEGIATAN RP2KPKP A.4
FGD 2:
(pendekatan fasilitasi A.3 PENYEPAKATAN KONSEP,
FGD 1: STRATEGI, POLA
Pemda) PENYEPAKATAN PROFIL PENANGANAN SKALA KOTA,
PERMUKIMAN HASIL VERIFIKAS DAN KAWASAN PRIORITAS

B.5 B.10 B.11


SURVEI DAN PERUMUSAN KONSEP PENENTUAN
PENGOLAHAN DAN STRATEGI KAWASAN
DATA PENCEGAHAN & PRIORITAS
PERMUKIMAN PENINGKATAN PENANGANAN
KUMUH KUALITAS PERMUKIMAN
PERMUKIMAN KUMUH KUMUH

B.9
B.6 PERUMUSAN
KEBUTUHAN
PROSES PENYUSUNAN VERIFIKASI LOKASI DAN
PEMUTAKHIRAN PROFIL PENCEGAHAN &
PENINGKATAN
RP2KPKP PERMUKIMAN KUMUH KUALITAS
(Pendekatan Membangun PERMUKIMAN KUMUH
Sistem)
B.7
PENILAIAN LOKASI
BERDASARKAN KRITERIA,
INDIKATOR DAN
PARAMETER
KEKUMUHAN

B.8
DISTRIBUSI POLA
KOLABORASI
PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

PENDAMPINGAN & C.2 C.3


PELIBATAN MASYARAKAT KOORDINASI &
SINKRONISASI DATA
KOORDINASI PERAN
MASYARAKAT DALAM
(Pendekatan Peningkatan KUMUH PENANGANAN
Kapasitas) (data primer & sekunder) PERMUKIMAN KUMUH

LAPORAN
PELAPORAN ANTARA

Hasil pengolahan data permukiman kumuh;


Data hasil verifikasi lokasi (delineasi, luasan, layanan hunian dan infrastruktur)
Hasil sinkronisasi data kumuh (primer dan sekunder);
Profil permukiman kumuh yang telah terverifikasi;
Daftar kawsan permukiman kumuh prioritas penanganan;
Daftar kebutuhan penanganan permukiman kumuh;
OUTPUT

Konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh;
Kawasan kumuh prioritas penanganan
Berita acara penyelenggaraan FGD 1 (Penyepakatan profil hasil verifikasi dan pola kolaborasi
penanganan permukiman kumuh);
Berita acara penyelenggaraan FGD 2 (Penyepakatan konsep, strategi, pola penanganan, dan
kawasan prioritas)

3-40 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Gambar 3.11 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan Verifikasi dan Perumusan
Strategi

B.5 SURVEY DAN Merupakan proses identifikasi untuk memahami kondisi


PENGOLAHAN DATA permukiman kumuh berikut sebaran lokasi, konstelasinya
PERMUKIMAN KUMUH terhadap ruang kota/perkotaan, mengidentifikasi tipologi
permukiman kumuh, serta potensi dan permasalahan yang
terkait dengan karakteristik sosial, ekonomi, budaya, fisik, dan
kelembagaan. Identifikasi ini diperlukan sebagai dasar
verifikasi lokasi dan pemutakhiran profil permukiman kumuh
yang telah ditetapkan di dalam SK Walikota/Bupati.

B.5
SURVEI DAN
PENGOLAHAN
DATA
PERMUKIMAN
KUMUH

B.6
VERIFIKASI LOKASI DAN
PEMUTAKHIRAN PROFIL
PERMUKIMAN KUMUH

B.7
PENILAIAN LOKASI
BERDASARKAN KRITERIA,
INDIKATOR DAN
PARAMETER
KEKUMUHAN

C.2
KOORDINASI &
SINKRONISASI DATA
KUMUH
(data primer & sekunder)

TUJUAN Untuk mengidentifikasi kondisi permukiman kumuh berikut sebaran lokasi,


konstelasinya terhadap ruang skala kota/perkotaan, mengidentifikasi tipologi
permukiman kumuh, serta potensi dan permasalahan yang terkait dengan
karakteristik sosial, ekonomi, budaya, fisik, dan kelembagaan.

Hasil dari k egiatan survey dan pengolahan data k umuh ini ak an menjadi
basis informasi awal untuk verifik asi permuk iman k umuh yang telah
ditetapk an didalam SK Walik ota/Bupati.

METODA Survey dan Observasi

Konsolidasi dan Analisis data

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-41


Pemetaan isu strategis, potensi, dan permasalahan

Diskusi

LANGKAH Mengidentifikasi sebaran permukiman kumuh skala kota/perkotaan


(termasuk permukiman kumuh yang berada diluar SK)

Mengidentifikasi konstelasi permukiman kumuh terhadap ruang


kota/perkotaan.

Mengidentifikasi tipologi permukiman kumuh kota/perkotaan untuk


mendapatkan pola penanganan yang tepat

Mengidentifikasi isu-isu strategis penanganan permukiman kumuh

Mengidentifikasi potensi dan permasalahan (karakteristik sosial,


ekonomi, budaya, fisik, dan kelembagaan)

Mengolah basis data permukiman yang ada di Kabupaten/Kota menjadi


profil permukiman kumuh kota/perkotaan. (Salah satu basis data yang
bisa dimanfaatkan diantaranya adalah baseline)

OUTPUT Daftar dan peta sebaran permukiman kumuh skala kota/perkotaan


(termasuk permukiman kumuh yang berada diluar SK)

Matriks isu-isu strategis kawasan perkotaan dan permukiman kumuh


perkotaan.

Karakteristik permukiman kumuh kota/perkotaan yang didalamnya


memuat kesimpulan mengenai kondisi fisik, sosial budaya, ekonomi,
kelembagaan, konstelasi terhadap ruang kota/perkotaan;

Kesesuaian SK dengan profil kumuh hasil survey dan pengolahan data


kumuh

DURASI 2 minggu terhitung dari minggu pertama bulan kedua

Dalam pengolahan data permuk iman k umuh, data baseline bisa dimanfaatk an sebagai
basis data permuk iman k umuh sebagai dasar verifik asi lok asi. B agi k abupaten/k ota yang
belum memilik i data baseline, mak a perlu dilak uk an identifik asi terhadap data rujuk an
permuk iman k umuh yang ada di Kabupaten/Kota serta melak uk an survey secara
menyeluruh di seluruh lok asi permuk iman k umuh untuk mendapatk an basis data
permuk iman k umuh.

3-42 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Catatan :

Data numerik baseline yang ada di Kabupaten/kota pada umumnya masih berupa data profil
permukiman, sehingga parameter datanya perlu dikonversi menjadi data permasalahan
permukiman kumuh. Sebagai contoh data keteraturan bangunan hunian perlu dikonversi
menjadi data ketetidakaturan bangunan hunian pada lokasi permukiman. Sebagai ilustrasi, bisa
dilihat pada tabel berikut.

Data Permukiman Baseline

KRITERIA /
No PARAMETER NILAI SATUAN
INDIKATOR
A FISIK
Keteraturan Jumlah Keteraturan Bangunan Hunian 304 unit rumah tangga
1
Bangunan Hunian Persentase Keteraturan Bangunan Hunian 10% persentase
Luas permukiman .Ha 90,80 Ha
Kepadatan
2 Jumlah total bangunan unit 3.027 Unit
Bangunan Hunian
Tingkat kepadatan bangunan ..unit/Ha 33 Unit/Ha
Jumlah Bangunan hunian memiliki luas lantai 7,2
2539 unit rumah tangga
m2 per orang
Persentase Bangunan hunian memiliki luas lantai
84% persentase
Kelayakan 7,2 m2 per orang
3
Bangunan Hunian Jumlah Bangunan hunian memiliki kondisi Atap,
2.399 unit rumah tangga
Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis
Persentase Bangunan hunian memiliki kondisi Atap,
79% persentase
Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis

Data/Profil Permukiman Kumuh berdasarkan hasil olahan

KONDISI
ASPEK KRITERIA PARAMETER
NUMERIK SATUAN PROSEN
Ketidakteraturan bangunan pada lokasi
2723 Unit 90%
Bangunan tidak memiliki keteraturan
bangunan memiliki
1. KONDISI Tingkat Kepadatan
kepadatan tidak sesuai 16 Ha 16%
BANGUNAN Bangunan
ketentuan
GEDUNG
Ketidaksesuaian dengan bangunan pada lokasi
Persyaratan Teknis tidak memenuhi 628 Unit 21%
Bangunan persyaratan teknis

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-43


Tabel 3.6 Contoh Form isian Data Profil Permukiman Kumuh

FORM ISIAN DATA PROFIL PERMUKIMAN KUMUH DARI HASIL SURVEY DAN PENGOLAHAN DATA BASELINE
Keperluan
1. Database permukiman kumuh
2. Baseline data kawasan kumuh (T0)
3. Monitoring dan Evaluasi outcome penanganan kumuh

TANGGAL SURVEY :

A. INFORMASI LOKASI DAN TIPOLOGI

Propinsi : Luas kawasan : Hektar

Kab/Kota : Jumlah penduduk : Jiwa

Kecamatan : Jumlah KK : KK

Kelurahan : Jumlah bangunan : Unit

Kawasan : Koordinat : E

RT/RW : S

Jumlah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Unit

Panjang Jalan Lingkungan m

Panjang Saluran Drainase m

Batas-batas kawasan Utara Selatan

Timur Barat

Nama Lokasi Kumuh

Luas Lokasi Kumuh berdasarkan SK Ha

Luas Lokasi Kumuh berdasarkan Profil Ha

Legalitas Lokasi Ya, tercantum dalam SK Walikota/Bupati

No. SK Walikota/Bupati

Tidak tercantum dalam SK walikota/Bupati

Tipologi Lokasi Kumuh Di atas air

Di tepi air

Di Dataran Rendah

Di perbukitan

Di daerah rawan bencana

B. KARAKTERISTIK

Karakteristik kawasan Sekitar pusat kota/kws perkotaan


Bantaran sungai

3-44 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Permukiman Nelayan

Sekitar kawasan industri

Sekitar permukiman baru

C. IDENTIFIKASI LEGALITAS LAHAN

Kejelasan Status tanah jelas

sebagian/seluruh

Kesesuaian dengan Peruntukan RTRW sesuai

tidak sesuai

Persyaratan adm. bangunan Memiliki IMB Unit

Tidak memiliki IMB Unit

D. IDENTIFIKASI KONDISI KEKUMUHAN


1 Kondisi bangunan gedung
a. Ketidakteraturan bangunan
Jumlah bangunan/rumah yang tidak memiliki keteraturan Unit
b. Tingkat kepadatan bangunan
Luas kawasan dengan kepadatan 250 unit/Ha (Untuk Kota Besar dan Metropolitan) Unit

Luas kawasan dengan kepadatan 200 unit/Ha (Untuk Kota Sedang dan Kota kecil) Unit

c. Ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis


Jumlah bangunan yang tidak memenuhi syarat teknis bangunan (kecukupan luas, keamanan, kenyamanan, Unit
kesehatan, kemudahan)
2 Kondisi jalan lingkungan
a. Cakupan layanan jalan lingkungan
Luas area yang belum terlayani prasarana jalan lingkungan (jalan lingkungan atau gang dngan struktur Ha
beton/paving/aspal)
b. Kualitas jalan lingkungan
Total panjang jalan lingkungan yang sudah terstruktur (aspal/paving block/beton rabat) meter

Panjang jalan dengan permukaan jalan rusak (yang sudah terstruktur aspal/paving block/beton) meter

3 Kondisi penyediaan air minum


a. Akses penduduk terhadap air minum yang aman
Jumlah penduduk yang tidak terakses air minum yang berkualitas (bersih, tidak berbau dan tercemar) jiwa

b. Kecukupan kuantitas air minum


Jumlah penduduk yg belum terpenuhi kebutuhan air minum secara kuantitas (60 liter/hari) jiwa

4 Kondisi drainase lingkungan


a. Genangan dengan >30cm, >2 jam , > 2x per tahun
Luas area yang terkena genangan Ha
b. Ketidaktersediaan prasarana drainase lingkungan
Luas area yang tidak terlayani prasarana drainase lingkungan Ha

Panjang saluran drainase yang tidak tersedia m


c. Ketidakterhubungan dengan sistem drainase kota
Luas area dengan sistem drainase tidak terhubung ke sistem kota Ha

Panjang saluran drainase yang tidak terhubung dengan sistem drainase kota m
d. Tidak terpeliharanya sistem drainase
Luas area yang sistem drainasenya tidak terpelihara baik melalui pemeliharaan rutin maupun berkala Ha

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-45


panjang saluran drainase yang tidak dipelihara m
e. Kualitas konstruksi sistem drainase
Luas area yang konstruksi prasarana drainasenya buruk, baik karena belum di-struktur atau karena mengalami Ha
kerusakan berat struktur
panjang saluran drainase dengan kualitas konstruksi buruk m
5 Kondisi pemeliharaan air limbah
a. Sistem pengolahan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis yang berlaku
luas area Ha
b. Prasarana dan sarana pengolaha air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis
Luas area yang sistem air limbah tidak sesuai persyaratan teknis Ha
6 Kondisi pengolahan persampahan
a. Sarana dan prasarana persampahan tidak sesuai dengan persyaratan teknis
Luas area yg tdk memiliki sarpras persampahan sesuai syarat teknis dengan pendekatan 3R (Reuse, Reduce, Ha
Recyclcle )
(Bin sampah dg pemilahan, gerobak sampah, TPS 3R, TPST)
b. Sistem pengolahan sampah tidak sesuai persyaratan teknis
Luas area dengan sistem pengolahan sampah yang tidak standar (pewadahan, pengumpulan, pengangkutan Ha
dan pengolahan)
c. Tidak-terpeliharanya sarana dan prasarana persampahan
Luas area yang sarana dan prasarana pengolahan sampahnya tidak terpelihara baik melalui pemeliharaan rutin Ha
maupun berkala
7 Kondisi proteksi kebakaran
a. Tidak tersedia sistem pengamanan secara aktif dan pasif
Luas area yang tidak memiliki sistem pengamanan secara aktif dan pasif Ha
b. tidak tersedia pasokan air untuk pemadaman yang memenuhi persyaratan teknis
Luas area yang tidak memiliki pasokan air Ha
c. Kondisi lebar jalan tidak memadai untuk dilalui sarana pemadam kebakaran
panjang jalan m

E. PERTIMBANGAN LAINNYA
1 Nilai strategis lokal ya, fungsi strategis kabupaten/kota

bukan fungsi strategis kabupaten/kota

2 Kependudukan Rendah < 150 jt jiwa

sedang, 151 - 200 jt jiwa

tinggi, 201 - 400 jt jiwa

sangat padat, . 400 jt jiwa

3 Tingkat partisipasi masyarakat dalam tinggi


mendukung pembangunan
sedang

rendah

4 Lokasi memiliki potensi sosial ekonomi dan budaya untuk dikembangkan/dipelihara ya

tidak

H. DATA PENDUKUNG
1 Peta orientasi lokasi
2 Peta delineasi kawasan
3 SHP koordinat data kawasan
4 Foto situasi kawasan
5 Foto nol pembangunan infastruktur

3-46 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Tabel 3.7 Contoh data profil permukiman yang menampilkan data numerik dan persentase

KRITERIA /
No PARAMETER NILAI SATUAN
INDIKATOR
A FISIK
Keteraturan Jumlah Keteraturan Bangunan Hunian 304 unit rumah tangga
1 Bangunan
Hunian Persentase Keteraturan Bangunan Hunian 10% persentase
Kepadatan Luas permukiman .Ha 90,80 Ha
2 Bangunan Jumlah total bangunan unit 3.027 Unit
Hunian Tingkat kepadatan bangunan ..unit/Ha 33 Unit/Ha
Jumlah Bangunan hunian memiliki luas lantai 7,2 m2 per
2539 unit rumah tangga
orang
Persentase Bangunan hunian memiliki luas lantai 7,2 m2 per
Kelayakan 84% persentase
orang
3 Bangunan
Jumlah Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding
Hunian 2.399 unit rumah tangga
sesuai persyaratan teknis
Persentase Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai,
79% persentase
Dinding sesuai persyaratan teknis
Panjang Total Jaringan Jalan Lingkungan yg ada 22.875 meter
Panjang jalan lingkungan dgn lebar > 1,5 meter 12.815 meter
Panjang jalan lingkungan dgn lebar > 1.5 meter yang
10.300 meter
permukaannya diperkeras
Aksesibilitas Jangkauan Jaringan Jalan Lingkungan yang layak 45% persentase
4
Lingkungan Panjang jalan lingkungan dgn lebar 1,5 meter yang
7.900 meter
permukaannya diperkeras dan tidak rusak
Panjang jalan lingkungan dgn lebar 1,5 meter yang dilengkapi
8.505 meter
sal. samping jalan
Jalan Sesuai Persyaratan Teknis 37% persentase
Luas Area permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 84,67 ha
Persentase Kaw asan permukiman tidak terjadi genangan
93% persentase
air/banjir
Drainase Panjang Total Drainase 14.855 meter
5
Lingkungan Panjang Kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman
7.421 meter
memiliki kualitas tidak rusak/berfungsi baik
Persentase Kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman
50% persentase
memiliki kualitas minimum memadai
Jumlah Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum,
mandi, dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang 457 unit rumah tangga
layak)
Persentase Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk
minum, mandi, dan cuci (perpipaan atau non perpipaan 16% persentase
Pelayanan Air terlindungi yang layak)
6
Minum
Jumlah Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci
2.479 unit rumah tangga
(minimal 60liter/org/hari)
Persentase Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi,
cuci (minimal 60liter/org/hari) 86% persentase

Jumlah Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban


2.670 unit rumah tangga
bersama (5 KK/jamban)
Persentase Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / persentase
93%
jamban bersama (5 KK/jamban)
Pengelolaan Air Jumlah Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan
7
Lim bah teknis (memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan 2.565 unit rumah tangga
septic-tank)
Persentase Jamban keluarga/jamban bersama sesuai
persyaratan teknis (memiliki kloset leher angsa yang terhubung 89% persentase
dengan septic-tank)

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-47


KRITERIA /
No PARAMETER NILAI SATUAN
INDIKATOR
Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan
45% persentase
saluran drainase lingkungan
Jumlah Sampah domestik rumah tangga di kaw asan
1.397 unit rumah tangga
Pengelolaan permukiman terangkut ke TPS/TPA min. dua kali seminggu
8
Persampahan Persentase Sampah domestik rumah tangga di kaw asan
49% persentase
permukiman terangkut ke TPS/TPA min. dua kali seminggu
Pengam anan
Persentase Kaw asan permukiman memiliki prasarana/sarana
9 Bahaya 0% persentase
proteksi kebakaran
Kebakaran
B NON FISIK
Jumlah Bangunan hunian memiliki IMB 2.007 unit rumah tangga
Persentase Bangunan hunian memiliki IMB 66% persentase
Legalitas
1 pendirian Jumlah Lahan bangunan hunian memiliki SHM/ HGB/ Surat yang
2.284 unit rumah tangga
diakui pemerintah
bangunan
Persentase Lahan bangunan hunian memiliki SHM/ HGB/ Surat
75% persentase
yang diakui pemerintah
Kepadatan penduduk ..jiw a/Ha (=jumlah penduduk dibagi luas
78 jiw a/Ha
Kepadatan w ilayah RT)
2
penduduk Jumlah penduduk 11.933 jiw a
Luas w ilayah RT 153,81 Ha
Pertanian,perkebunan, kehutanan, peternakan 2
Perikanan/nelayan 0
Pertambangan/galian 0
Mata pencarian
3 Industri/pabrik 395 rumah tangga
penduduk
Konstruksi/bangunan 70
Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) 2.152
Pegaw ai pemerintah 235
<450 Watt 1.034
900 Watt 1.553
Penggunaan
4 1300 Watt 211 rumah tangga
Daya Listrik
2200 Watt 26
Menumpang/tidak punya meteran sendiri/dll 26
Rumah Sakit 63
Praktik dokter/poliklinik 349
Fasilitas
Puskesmas/Pustu 2.431
5 Pelayanan rumah tangga
Kesehatan Dukun/Pengobatan tradisional 0
Bidan/mantri 0
Tidak pernah 0
Dalam kelurahan/kecamatan yang sama 2.739
Fasilitas Luar kecamatan 0
6 Pelayanan Di kota lain 0 rumah tangga
Pendidikan Tidak sekolah 18
Tidak ada anggota rumah tangga usia w ajib belajar 89

3-48 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Tabel 3.8 Contoh Rekapitulasi Hasil Survey dan Pengolahan Data Permukiman Kumuh

Informasi Lokasi Kondisi


Nam a Lua
Aspek Param eter Data
Kw s s Koordinat RT/RW Kel. Kec. Jm l Sat %
(Ha)
Bangunan/rumah yang tidak
2723 Unit 90%
memiliki keteraturan
Bangunan memiliki kepadatan tidak
sesuai ketentuan (Luas kaw asan
dengan kepadatan 250 unit/Ha 16 Ha 16%
Bangunan
untuk kota besar dan 200 unit/Ha
Gedung
untuk kota sedang/kecil)
Bangunan yang tidak memenuhi
syarat teknis bangunan (kecukupan
628 Unit 21%
luas, keamanan, kenyamanan,
kesehatan, kemudahan)
Luas area yang belum terlayani
prasarana jalan lingkungan (jalan
55,9 meter 55%
Jalan lingkungan atau gang dngan
Lingkunga struktur beton/paving/aspal)
n Panjang jalan dengan permukaan
jalan rusak (yang sudah terstruktur 63,88 meter 63%
aspal/paving block/beton)
Penduduk yang tidak terakses air
1003
minum yang berkualitas (bersih, Jiw a 84%
Penyediaa 9
tidak berbau dan tercemar)
n air
Penduduk yg belum terpenuhi
minum
kebutuhan air minum secara 1658 Jiw a 14%
kuantitas (60 liter/hari)
117 30' Luas area yang terkena genangan
RW 07/ (Genangan dengan >30cm, >2 jam 6,87 meter 7%
18.226" E
RT 1, 2, Tanjung
Gayam 39 - Gayam , > 2x per tahun)
3, dan redeb
2 9' Luas area yang tidak terlayani/tidak
RT 4
16.625" N tersedia saluran/drainase 22,3 Ha 57%
lingkungan
Panjang saluran drainase yang
Drainase 57,74 meter 57%
tidak tersedia
Lingkunga
Panjang saluran drainase yang
n
tidak terhubung dengan sistem 86,44 meter 85%
drainase kota
Panjang saluran drainase yang
tidak dipelihara (drainase 79,32 meter 78%
lingkungan kotor dan berbau)
Panjang saluran drainase dengan
66,1 meter 65%
kualitas konstruksi buruk
Luas area yang sistem pengolahan
air limbahnya tidak sesuai dengan 7,38 Ha 7%
Pengelolaa
standar teknis yang berlaku
n Air
Luas area yang prasarana dan
Limbah
sarana pengolahan air limbahnya 11,09 Ha 11%
tidak memenuhi persyaratan teknis
Luas area yg tdk memiliki sarpras
persampahan sesuai syarat teknis
Pengelolaa dengan pendekatan 3R (Reuse, 52,35 Ha 51%
n
Reduce, Recyclcle )
Persampah
Luas area dengan sistem
an
pengolahan sampah yang tidak 52,35 Ha 51%
standar (pew adahan,

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-49


Informasi Lokasi Kondisi
Nam a Lua
Aspek Param eter Data
Kw s s Koordinat RT/RW Kel. Kec. Jm l Sat %
(Ha)
pengumpulan, pengangkutan dan
pengolahan)
Luas area yang sarana dan
prasarana pengolahan sampahnya
81,35 Ha 80%
tidak terpelihara baik melalui
pemeliharaan rutin maupun berkala
Luas area yang tidak memiliki
101,6
sistem pengamanan secara aktif Ha 100%
9
Proteksi dan pasif
Kebakaran Luas area yang tidak memiliki
101,6
pasokan air untuk kebutuhan Ha 100%
9
proteksi kebakaran
Karang
Ambun

Samba
liung

Dst.

3-50 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-51
3-52 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP
PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-53
3-54 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP
C.2 KOORDINASI DAN Merupakan kegiatan diskusi dalam rangka
SINKRONISASI DATA mengkonsolidasikan hasil identifikasi terhadap data profil
KUMUH permukiman kumuh yang telah diperoleh dari hasil survey
sekunder maupun primer serta hasil pengolahan data
permukiman yang diperoleh dari data baseline maupun data
statistik lainnya yang menjadi rujukan data permukiman
kumuh.

B.5
SURVEI DAN
PENGOLAHAN
DATA
PERMUKIMAN
KUMUH

B.6
VERIFIKASI LOKASI DAN
PEMUTAKHIRAN PROFIL
PERMUKIMAN KUMUH

C.2
KOORDINASI &
SINKRONISASI DATA
KUMUH
(data primer & sekunder)

TUJUAN Untuk mengkonsolidasikan hasil identifikasi terhadap data profil


permukiman kumuh yang telah diperoleh dari hasil survey sekunder
maupun primer serta hasil pengolahan data permukiman yang diperoleh
dari data baseline maupun data statistik lainnya yang menjadi rujukan
data permukiman kumuh.
METODA Diskusi
LANGKAH Mengidentifikasi unsur-unsur terkait dalam proses identifikasi
permukiman kumuh di Kabupaten/Kota, baik di tingkat Pemerintah Kota,
Korkot/Askot P2KKP, Masyarakat/BKM, akademisi.
Melakukan koordinasi dan sinkronisasi data permukiman kumuh, baik itu
data hasil olahan maupun data hasil survey
OUTPUT Hasil sinkronisasi data permukiman kumuh
Basis data permukiman kumuh sebagai dasar verifikasi lokasi
permukiman kumuh
DURASI 1 minggu terhitung dari minggu pertama bulan kedua

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-55


B.6 VERIFIKASI LOKASI Merupakan bagian dari proses pemutakhiran profil
DAN PEMUTAKHIRAN permukiman kumuh untuk memperoleh data dan informasi
PROFIL permukiman kumuh terkini secara detail, akurat, dan terukur
PERMUKIMAN sebagai dasar perumusan konsep dan strategi pencegahan
KUMUH dan peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan yang
sesuai dengan kebutuhan penanganan.

B.5
SURVEI DAN
PENGOLAHAN
DATA
PERMUKIMAN
KUMUH

B.6
VERIFIKASI LOKASI
DAN PEMUTAKHIRAN
PROFIL PERMUKIMAN
KUMUH

B.7
PENILAIAN LOKASI
BERDASARKAN KRITERIA,
INDIKATOR DAN
PARAMETER
KEKUMUHAN

C.2
KOORDINASI &
SINKRONISASI DATA
KUMUH
(data primer & sekunder)

TUJUAN Untuk memutakhirkan daftar dan profil permukiman kumuh


berdasarkan hasil survey dan pengolahan data permukiman
kumuh.
Untuk memperoleh data dan informasi permukiman kumuh terkini
secara detail, akurat, dan terukur sebagai dasar perumusan
konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh perkotaan yang sesuai dengan kebutuhan
penanganan.
Survey - observasi lapangan
METODA
Cek silang dengan hasil identifikasi awal
FGD
Verifikasi data terhadap profil yang telah ada
LANGKAH
Pemutakhiran SK berdasarkan hasil penilaian yang telah
dilakukan
Penyusunan dan pendetailan profil permukiman kumuh
Verifikasi peta permukiman kumuh dengan melakukan
pembuatan peta mutakhir profil permukiman kumuh :

3-56 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


- Peta Sebaran Lokasi Permukiman Kumuh Kota/Perkotaan
(skala 1: 25.000).
- Peta Profil (skala 1:5000) yang menggambarkan kondisi
eksisting permukiman kumuh berserta sarana dan
prasarananya
Melakukan dokumentasi visual (foto, video drone) untuk seluruh
permukiman kumuh perkotaan
Data hasil pemutakhiran SK
OUTPUT
Daftar permukiman kumuh yang telah terverifikasi
Data-data terverifikasi lokasi permukiman kumuh antara lain:
- Lokasi
- Deliniasi
- Luasan
- Layanan Hunian dan Infrastruktur (by name by address)
Pemutakhiran profil detail permukiman kumuh yang mencakup
data fisik yang terkait dengan 7 indikator kumuh dan data non
fisik lingkungan permukiman (by name by address).
Peta sebaran permukiman kumuh hasil verifikasi pada skala 1 :
25.000 1 : 10.000
Peta deliniasi permukiman kumuh hasil verifikasi pada skala 1 :
5.000 dalam bentuk peta citra dan peta garis
Melakukan dokumentasi visual (foto, video drone) untuk seluruh
permukiman kumuh perkotaan
Berita Acara Verifikasi Lokasi

DURASI 2 minggu terhitung dari minggu kedua bulan kedua

Pemutakhiran profil kumuh kota/perkotaan dilakukan untuk menyusun profil permukiman kumuh
pada kawasan perkotaan dalam bentuk :
Pemutakhiran hasil verifikasi kebutuhan data dan peta yang perlu dilengkapi dalam
penyusunan Profil Permukiman Kumuh.
Pemutakhiran data dan peta hasil kegiatan survey terhadap SK Penetapan lokasi
permukiman kumuh (contoh : adanya perubahan luasan, perubahan unit lingkungan RT,
ataupun redeliniasi kawasan).
Kelengkapan peta yang dibutuhkan dalam penyusunan peta profil sebagai berikut:

NO NAMA KEBUTUHAN PETA SKALA

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-57


NO NAMA KEBUTUHAN PETA SKALA
1 Peta orientasi wilayah administratif kota atau perkotaan 1 : 25.000
pada wilayah Kabupaten

2 Peta rencana tata guna lahan kota/perkotaan 1 : 25.000


3 Peta arah pengembangan wilayah kota/perkotaan 1 : 25.000
4 Peta infrastruktur eksisting pada wilayah kota/perkotaan 1 : 25.000
5 Peta sebaran lokasi permukiman kumuh kota/perkotaan 1 : 25.000
6 Peta deliniasi permukiman kumuh kota/perkotaan 1 : 5.000

7 Peta status legalitas lahan pada kawasan perkotaan 1 : 5.000

Catatan :
Beberapa k emungk inan hasil verifik asi lok asi diantaranya (1) luas permuk iman k umuh
bertambah/berk urang; (2) letak administrasi/lok asi RT/RW dan batas -batas k awasan
(deliniasi k awasan) berubah.
Apabila dari hasil verifik asi ada k etidak sesuaian dengan SK penetapan lok asi permuk iman
k umuh yang telah terbit, mak a perlu disepak ati ditingk at Kabupaten/Kota, data permuk iman
yang disepak ati untuk didayagunak an. Dari hasil k esepak atan ini, Pemerintah
Kabupaten/Kota wajib menerbitk an SK revisi penetapan lok asi permuk iman k umuh yang
dilengk api dengan profil permuk iman k umuh.
Adapun penambahan/pengurangan luasan permuk iman k umuh hasil verifik asi ini selanjutnya
ak an dijadik an dasar bagi target penanganan jangk a menengah berik utnya.

Tahap verifikasi permukiman kumuh pada prinsipnya merupakan proses konfirmasi terhadap
data yang diperoleh dari hasil komparasi data hasil survey dan pengolahan data permukiman
kumuh dengan data/profil permukiman kumuh berdasarkan SK penetapan lokasi permukiman
kumuh, sehingga dapat dipastikan akurasi informasi yang dicantumkan ataupun melengkapi
data dan informasi lain yang belum ada tetapi diperlukan terkait pemutakhiran dan pendetailan
profil permukiman kumuh. Secara skematis, kedudukan verifikasi permukiman kumuh, bisa
dilihat pada gambar berikut.

3-58 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


SURVEY & PENGOLAHAN DATA PERMUKIMAN KUMUH
DATA BASIS
PENILAIAN
PERMUKIMAN
TERHADAP 7 ASPEK
BERDASARKAN
DAN KRITERIA
HASIL SURVEY DAN
KEKUMUHAN
DATA BASELINE

DAFTAR PERMUKIMAN DAFTAR


KUMUH HASIL
PERMUKIMAN
SURVEY DAN
PENGOLAHAN DATA COMPARE KUMUH DI
KUMUH BERDASARKAN SK

KESESUAIAN SK DENGAN PROFIL


KUMUH HASIL SURVEY DAN
PENGOLAHAN DATA KUMUH

VERIFIKASI PERMUKIMAN KUMUH

PEMUTAKHIRAN SK

VERIFIKASI PROFIL PEMBENTUKAN


DAN PETA KAWASAN

PENDETAILAN PROFIL
PERMUKIMAN
KUMUH

Gambar 3.12 Kedudukan Verifikasi Lokasi Permukiman Kumuh

Catatan:

Dalam proses verifikasi lokasi, tidak menutup kemungkinan ada proses pembentukan
kawasan (penggabungan spot-spot permukiman kumuh kedalam satu hamparan deliniasi
kawasan/clustering), dengan dasar pertimbangan sebagai berikut:
1. Kesamaan karakteristik/ tipologi kumuh
2. Lokasi dengan jarak yang berdekatan
3. Pembentuk sistem/jaringan infrastruktur yang tidak dapat ditangani dalam bentuk
spot-spot kumuh
4. Pertimbangan keterpaduan penanganan kawasan dan kemudahan penanganan
kawasan

Proses penggabungan kawasan, bisa dilihat pada contoh ilustrasi peta di halaman
berikutnya.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-59


3-60 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP
Tabel 3.9 Form Verifikasi Permukiman Kumuh Perkotaan

Verifikasi dan Identifikasi Permukiman Kumuh Perkotaan


Hasil Penyusunan RP2KPKP 2016
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Lokasi Kumuh Berdasarkan SK Kumuh Bupati/Walikota
a. Jumlah Lokasi :
b. Luasan Kumuh (ha) :

Lokasi Kumuh Berdasarkan Hasil Verifikasi 2015


a. Jumlah Lokasi :
b. Luasan Kumuh (ha) :

Tabel Lokasi Kumuh Hasil Verifikasi


Lokasi Kumuh Berdasarkan SK Lokasi Kumuh Berdasarkan Berita Acara Hasil Peta 1 : 5000 Profil Permukiman
Kategori Kumuh Kawasan Prioritas
No. Walikota/Bupati Verifikasi RP2KPKP 2016 Verifikasi (shp) Kumuh Keterangan
Lokasi* Luasan (Ha) Lokasi* Luasan (Ha) Ada Tidak Ringan Sedang Berat Ya Tidak Ada Tidak Sudah Belum
1
2
3
4
5
dst.

TOTAL

*) Keterangan lokasi mohon dijelaskan hingga RT dan RW

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-61


3-62 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP
PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-63
3-64 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP
PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-65
3-66 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP
Gambar 3.13 Contoh Peta Verifikasi Permukiman Kumuh By Name By Adress Untuk Indikator Bangunan
Gedung/Hunian

Gambar 3.14 Contoh Peta Verifikasi Permukiman Kumuh By Name By Adress Untuk Indikator Jalan
Lingkungan

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-67


Gambar 3.15 Contoh Peta Verifikasi Permukiman Kumuh By Name By Adress Untuk Indikator Drainase
Lingkungan

3-68 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


B.7 PENILAIAN LOKASI Merupakan tahapan untuk menilai lokasi permukiman kumuh
BERDASARKAN berdasarkan kriteria, indikator dan parameter kekumuhan
KRITERIA, INDIKATOR yang telah ditetapkan di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
DAN PARAMETER Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2 tahun 2016 tentang
KEKUMUHAN Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh.

B.5
SURVEI DAN
PENGOLAHAN
DATA
PERMUKIMAN
KUMUH

B.6
VERIFIKASI LOKASI
DAN PEMUTAKHIRAN
PROFIL PERMUKIMAN
KUMUH

B.7
PENILAIAN LOKASI
BERDASARKAN
Kriteria, Indikator dan
Parameter
Kekumuhan

TUJUAN Untuk mendapatkan klasifikasi tingkat kekumuhan dan daftar


urutan (rangking) permukiman kumuh berdasarkan hasil
penilaian terhadap kompleksitas permasalahan sebagai landasan
penetapan strategi dan pola penanganan.
METODA Observasi lapangan, analisis kondisi kawasan, analisis peta
spasial, pemetaan masalah, diskusi melalui Focus Group
Discussion (FGD)
LANGKAH Menentukan daftar urutan (rangking) permukiman kumuh
berdasarkan kompleksitas permasalahan
Skoring permukiman kumuh sesuai dengan kriteria dan
indikator yang telah ditetapkan didalam Permen PUPR
No.2/PRT/M/2016 tentang Peningkatan Kualitas Perumahan
dan Kawasan Permukiman.
Melakukan diskusi FGD untuk menyepakati kolaborasi pola
penanganan dan kontribusi program penanganan
permukiman kumuh (RP2KPKP/P2KKP/NUSP ataupun
penanganan yang dapat ditindaklanjuti melalui program-
program regular di tingkat Pemerintah Kabupaten/Kota
dalam rangka peningkatan Standar Pelayanan Minimal
(SPM).
Pemetaan sebaran lokasi permukiman kumuh dan
kategorinya.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-69


OUTPUT Daftar kawasan permukiman kumuh prioritas.
Peta kawasan permukiman kumuh prioritas
Profil detail permukiman kumuh prioritas
DURASI 2 minggu terhitung dari minggu kedua bulan kedua

Tahap ini akan menjadi saringan awal penilaian lokasi permukiman kumuh berdasarkan
kompleksitas permasalahan yang ada di lokasi permukiman kumuh yang telah teridentifikasi
pada tahap sebelumnya.
Penilaian lokasi dilakukan untuk menilai hasil identifikasi lokasi terhadap aspek:
1. Kondisi Kekumuhan
Penilaian lokasi berdasarkan aspek permasalahan kekumuhan terdiri atas klasifikasi:
a. Kumuh kategori ringan;
b. Kumuh kategori sedang; dan
c. Kumuh kategori berat.
2. Legalitas Lahan
Penilaian lokasi berdasarkan aspek legalitas lahan terdiri atas klasifikasi:
a. Status lahan legal; dan
b. Status lahan tidak legal.
3. Pertimbangan Lain
Penilaian berdasarkan aspek pertimbangan lain terdiri atas:
a. Pertimbangan lain kategori rendah;
b. Pertimbangan lain kategori sedang; dan
c. Pertimbangan lain kategori tinggi.

Hasil identifik asi terhadap k omplek sitas permasalahan pada tahap ini ak an menjadi rujuk an
dalam menetapk an k olaborasi pola penanganan dan k ontribusi program penanganan
permuk iman k umuh melalui k olaborasi multisek tor dan multiak tor diseluruh tahapan
pembangunan yang k emudian ak an menghasilk an rek omendasi pembagian pola
penanganan permuk iman k umuh, baik itu pola penanganan melalui RP2KPKP, P2KKP,
NUSP, ataupun penanganan melalui program-program regular di tingk at Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam upaya pencegahan dan peningk atan k ualitas permuk iman k umuh
perk otaan.

3-70 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Tabel 3.10 Tabel Kriteria dan Indikator Penentuan Urutan Kawasan Prioritas

No ASPEK KRITERIA INDIKATOR PARAMETER NIL SUMBER


. AI DATA
A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan
1. KONDISI Ketidakteraturan Tidak memenuhi 76% - 100% 5
BANGUNAN Bangunan ketentuan tata bangunan pada
GEDUNG bangunan dalam RDTR, lokasi tidak memiliki
meliputi pengaturan keteraturan
bentuk, besaran, 51% - 75% 3
perletakan, dan bangunan pada
tampilan bangunan lokasi tidak memiliki
pada suatu zona; keteraturan
Dokumen
dan/atau 25% - 50% 1
RDTR &
Tidak memenuhi bangunan pada
RTBL,
ketentuan tata lokasi tidak memiliki Format
bangunan dan tata keteraturan Isian,
kualitas lingkungan
Observasi
dalam RTBL, meliputi
pengaturan blok
lingkungan, kapling,
bangunan, ketinggian
dan elevasi lantai,
konsep identitas
lingkungan, konsep
orientasi lingkungan,
dan w ajah jalan.
Tingkat KDB melebihi ketentuan 76% - 100% 5
Kepadatan RDTR, dan/atau RTBL; bangunan memiliki
Bangunan KLB melebihi ketentuan lepadatan tidak
sesuai ketentuan Dokumen
dalam RDTR, dan/atau
RTBL; dan/atau 51% - 75% 3 RDTR &
Kepadatan bangunan bangunan memiliki RTBL,
lepadatan tidak Dokumen
yang tinggi pada lokasi,
sesuai ketentuan IMB,
yaitu:
25% - 50% 1 Format
untuk kota metropolitan
bangunan memiliki Isian, Peta
dan kota besar>250 Lokasi
unit/Ha lepadatan tidak
untuk kota sedang dan sesuai ketentuan
kota kecil >200 unit/Ha

Ketidaksesuaian Kondisi bangunan pada 76% - 100% 5
dengan lokasi tidak memenuhi bangunan pada
Persyaratan persyaratan: lokasi tidak
Teknis Bangunan pengendalian dampak memenuhi
lingkungan persyaratan teknis
pembangunan 51% - 75% 3
bangunan gedung di bangunan pada Waw ancar
atas dan/atau di baw ah lokasi tidak a, Format
tanah, air dan/atau memenuhi Isian,
prasarana/sarana umum persyaratan teknis Dokumen
keselamatan bangunan 25% - 50% 1 IMB,
gedung bangunan pada Observasi
kesehatan bangunan lokasi tidak
gedung memenuhi
kenyamanan bangunan persyaratan teknis
gedung
kemudahan bangunan
gedung

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-71


No ASPEK KRITERIA INDIKATOR PARAMETER NIL SUMBER
. AI DATA
2. KONDISI Cakupan Sebagian lokasi 76% - 100% area 5
JALAN Playanan Jalan perumahan atau tidak terlayani oleh
LINGKUNGAN Lingkungan permukiman tidak jaringan jalan
terlayani dengan jalan lingkungan Waw ancar
lingkungan yang 51% - 75% area 3 a, Format
sesuai dengan ketentuan tidak terlayani oleh Isian, Peta
teknis jaringan jalan Lokasi,
lingkungan Observasi
25% - 50% area 1
tidak terlayani oleh
jaringan jalan
lingkungan
Kualitas Sebagian atau seluruh 76% - 100% area 5
Permukaan Jalan jalan lingkungan terjadi memiliki kualitas
Lingkungan kerusakan permukaan permukaan jalan
jalan pada lokasi yang buruk Waw ancar
perumahan atau 51% - 75% area 3 a, Format
permukiman memiliki kualitas Isian, Peta
permukaan jalan Lokasi,
yang buruk Observasi
25% - 50% area 1
memiliki kualitas
permukaan jalan
yang buruk
3. KONDISI Ketidaktersediaan Masyarakat pada lokasi 76% - 100% populasi 5
PENYEDIAAN Akses Aman Air perumahan dan tidak dapat
AIR MINUM Minum permukiman tidak dapat mengakses air
mengakses air minum minum yang aman
yang memiliki kualitas 51% - 75% populasi 3 Waw ancar
tidak berw arna, tidak tidak dapat a, Format
berbau, dan tidak berasa mengakses air Isian,
minum yang aman Observasi
25% - 50% populasi 1
tidak dapat
mengakses air
minum yang aman
Ketidakterhubung Kebutuhan air minum 76% - 100% populasi 5
an dengan Sistem masyarakat padalokasi tidak terpenuhi
Drainase perumahan atau kebutuhan air
Perkotaan permukiman tidak minum minimalnya
mencapai minimal 51% - 75% populasi 3 Waw ancar
sebanyak 60 tidak terpenuhi a, Format
liter/orang/hari kebutuhan air minum Isian,
minimalnya Observasi
25% - 50% populasi 1
tidak terpenuhi
kebutuhan air minum
minimalnya
4. KONDISI Ketidakmamp Jaringan drainase 76% - 100% area 5
DRAINASE uan lingkungan tidak mampu terjadi
LINGKUNGAN mengalirkan mengalirkan limpasan air genangan>30cm, > 2
Limpasan Air sehingga menimbulkan jam Waw ancar
genangan dengan tinggi dan > 2 x setahun a, Format
lebih dari 30 cm selama 51% - 75% area 3 Isian,
lebih dari 2 jam dan terjadi terjadi Observasi
lebih dari 2 kali setahun genangan>30cm, > 2
jam dan > 2 x
setahun

3-72 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


No ASPEK KRITERIA INDIKATOR PARAMETER NIL SUMBER
. AI DATA
25% - 50% area 1
terjadi
genangan>30cm, > 2
jam
dan > 2 x setahun

Ketidaktersediaan Tidak tersedianya saluran 76% - 100% area 5


Drainase drainase lingkungan pada tidak tersedia
lingkungan perumahan drainase lingkungan
Waw ancar
atau permukiman, yaitu 51% - 75% area 3
saluran tersier dan/atau a, Format
tidak tersedia
saluran lokal Isian, Peta
drainase lingkungan
RIS,
25% - 50% area 1
Observasi
tidak tersedia
drainase lingkungan
Ketidakterhubunga Saluran drainase 76% - 100% 5
n dengan Sistem lingkungan tidak drainase lingkungan
Drainase terhubung dengan tidak terhubung
Perkotaan saluran pada hirarki di dengan hirarki di
atasnya sehingga atasnya Waancara,
menyebabkan air tidak 51% - 75% drainase 3 Format
dapat mengalir dan lingkungan tidak Isian, Peta
menimbulkan genangan terhubung dengan RIS,
hirarki di atasnya Observasi
25% - 50% drainase 1
lingkungan tidak
terhubung dengan
hirarki di atasnya
Tidak Tidak 76% - 100% area 5
Terpeliharanya dilaksanakannyapemeliha memiliki drainase
Drainasee raan saluran lingkungan yang
drainase lingkungan pada kotor dan berbau
lokasi perumahan atau Waw ancar
51% - 75% area 3
permukiman,baik: a, Format
memiliki drainase
Isian, Peta
1. pemeliharaan rutin; lingkungan yang
RIS,
dan/atau kotor dan berbau
Observasi
2. pemeliharaan 25% - 50% area 1
berkala memiliki drainase
lingkungan yang
kotor dan berbau
Kualitas Kualitas konstruksi 76% - 100% area 5
Konstruksi drainase buruk, karena memiliki kualitas
Drainase berupa galian tanah tanpa kontrsuksi drainase
material pelapis atau lingkungan buruk
penutup maupun karena Waw ancar
51% - 75% area 3
telah terjadi kerusakan a, Format
memiliki kualitas
Isian, Peta
kontrsuksi drainase
RIS,
lingkungan buruk
Observasi
25% - 50% area 1
memiliki kualitas
kontrsuksi drainase
lingkungan buruk
5 KONDISI Sistem Pengelolaan air limbah 76% - 100% area 5
Waw ancar
PENGELOLAA Pengelolaan Air pada lokasi perumahan memiliki sistem air
a, Format
N AIR LIMBAH Limbah Tidak atau permukiman tidak limbah yang tidak
Isian, Peta
Sesuai Standar memiliki sistem yang sesuai standar teknis
Teknis memadai, RIS,
51% - 75% area 3
Observasi
yaitukakus/kloset yang memiliki sistem air

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-73


No ASPEK KRITERIA INDIKATOR PARAMETER NIL SUMBER
. AI DATA
tidak terhubung dengan limbah yang tidak
tangki septik baik secara sesuai standar teknis
individual/domestik, 25% - 50% area 1
komunal maupun terpusat memiliki sistem air
limbah yang tidak
sesuai standar teknis
Prasarana dan Kondisi prasarana dan 76% - 100% area 5
Sarana sarana pengelolaan air memiliki sarpras air
Pengelolaan Air limbah pada lokasi limbah tidak sesuai
Limbah Tidak perumahan atau persyaratan teknis
Waw ancar
Sesuai dengan permukiman dimana: 51% - 75% area 3
Persyaratan kloset leher angsa tidak a, Format
memiliki sarpras air
Teknis Isian, Peta
terhubung dengan limbah tidak sesuai
RIS,
tangki septik; persyaratan teknis
Observasi
tidak tersedianya sistem 25% - 50% area 1
pengolahan limbah memiliki sarpras air
setempat atau terpusat limbah tidak sesuai
persyaratan teknis
6. KONDISI Prasarana dan Prasarana dan sarana 76% - 100% area 5
PENGELOLAA Sarana persampahan pada memiliki sarpras
N Persampahan lokasi pengelolaan
PERSAMPAHA Tidak Sesuai perumahan atau persampahan yang
N dengan permukiman tidak sesuai tidak memenuhi
Persyaratan dengan persyaratan persyaratan teknis
Teknis teknis, yaitu: 51% - 75% area 3
tempat sampah dengan memiliki sarpras
pemilahan sampah pengelolaan
pada skala domestik persampahan yang Waw ancar
atau rumah tangga; tidak memenuhi a, Format
tempat pengumpulan persyaratan teknis Isian, Peta
sampah (TPS) atau TPS 25% - 50% area 1 RIS,
3R (reduce, reuse, memiliki sarpras Observasi
recycle) pada skala pengelolaan
lingkungan; persampahan yang
gerobak sampah tidak memenuhi
dan/atau truk sampah persyaratan teknis
pada skala lingkungan;
dan
tempat pengolahan
sampah terpadu (TPST)
pada skala lingkungan.
Sistem Pengelolaan 76% - 100% area 5
Pengelolaan persampahan pada memiliki sistem
Persampahan lingkungan persampahan tidak
yang Tidak Sesuai perumahan atau sesuai standar
Standar Teknis permukiman tidak 51% - 75% area 3
memenuhi persyaratan memiliki sistem Waw ancar
sebagai berikut: persampahan tidak a, Format
1. pew adahan dan sesuai standar Isian, Peta
pemilahan domestik; 25% - 50% area 1 RIS,
2. pengumpulan memiliki sistem Observasi
lingkungan; persampahan tidak
3. pengangkutan sesuai standar
lingkungan;
4. pengolahan
lingkungan
Tidak Tidak dilakukannya 76% - 100% area 5 Waw ancar
terpeliharanya pemeliharaan sarana dan memiliki sarpras a, Format

3-74 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


No ASPEK KRITERIA INDIKATOR PARAMETER NIL SUMBER
. AI DATA
Sarana dan prasarana pengelolaan persampahan yang Isian, Peta
Prasarana persampahan pada lokasi tidak terpelihara RIS,
Pengelolaan perumahan atau 51% - 75% area 3 Observasi
Persampahan permukiman, baik: memiliki sarpras
1. pemeliharaan rutin; persampahan yang
dan/atau tidak terpelihara
2. pemeliharaan 25% - 50% area 1
berkala memiliki sarpras
persampahan yang
tidak terpelihara
7. KONDISI KONDISI Tidak tersedianya 76% - 100% area 5
PROTEKSI PROTEKSI prasarana proteksi tidak memiliki
KEBAKARAN KEBAKARAN kebakaran prasarana proteksi
pada lokasi, yaitu: kebakaran
pasokan air; 51% - 75% area 3 Waw ancar
jalan lingkungan; tidak memiliki a, Format
prasarana proteksi Isian, Peta
sarana komunikasi;
kebakaran RIS,
data sistem proteksi Observasi
kebakaran 25% - 50% area 1
lingkungan;dan tidak memiliki
bangunan pos prasarana proteksi
kebakaran kebakaran
Ketidaktersedi Tidak tersedianya sarana 76% - 100% area 5
aan Sarana proteksi kebakaran pada tidak memiliki sarana
Proteksi lokasi, yaitu: proteksi kebakaran
Kebakaran 1. Alat Pemadam Api 51% - 75% area 3 Waw ancar
a, Format
Ringan (APAR); tidak memiliki sarana
2. mobil pompa; proteksi kebakaran Isian, Peta
RIS,
3. mobil tangga sesuai 25% - 50% area 1
Observasi
kebutuhan; dan tidak memiliki sarana
4. peralatan pendukung proteksi kebakaran
lainnya
B. IDENTIFIKASI LEGALITAS LAHAN
1. LEGALITAS Kejelasan Status Kejelasan terhadap status Keseluruhan lokasi
LAHAN Penguasaan penguasaan lahan memiliki kejelasan
Lahan berupa: status penguasaan (+)
kepemilikan sendiri, lahan, baik milik Waw ancar
dengan bukti dokumen sendiri atau milik a, Format
sertifikat hak atas tanah pihak lain Isian,
atau bentuk dokumen Sebagian atau (-) Dokumen
keterangan status tanah keseluruhan lokasi Pertanaha
lainnya yang sah; atau tidak memiliki n,
kepemilikan pihak lain kejelasan status Observasi
(termasuk milik penguasaan lahan,
adat/ulayat), dengan baik milik sendiri
bukti izin pemanfaatan atau milik pihak lain
tanah dari pemegang Keseluruhan lokasi (+)
hak atas tanah atau berada pada zona
pemilik tanah dalam peruntukan
bentuk perjanjian tertulis perumahan/permuki
Waw ancar
antara pemegang hak man sesuai RTR
a, Format
atas tanah atau pemilik Sebagian atau (-)
Isian,
tanah keseluruhan
RTRW,
lokasiberada bukan
RDTR,
pada zona Observasi
peruntukan
perumahan/permuki
man sesuai RTR

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-75


No ASPEK KRITERIA INDIKATOR PARAMETER NIL SUMBER
. AI DATA
C. IDENTIFIKASI PERTIMBANGAN LAIN
1. PERTIMBANG Nilai Strategis Pertimbangan Lokasi terletak pada 5
AN LAIN Lokasi letak lokasi fungsi strategis
perumahan kabupaten/kota Waw ancar
atau Lokasi tidak terletak 1 a, Format
permukiman pada fungsi strategis Isian,
pada: Kabupaten/ kota RTRW,
1. fungsi strategis RDTR,
kabupaten/kota; atau Observasi
2. bukan fungsi
strategis kabupaten/kota
Kependudukan Pertimbangan kepadatan Untuk Metropolitan& 5
penduduk pada lokasi Kota Besar
perumahan atau Kepadatan
permukiman dengan Penduduk pada
klasifikasi: Lokasi sebesar
rendah yaitu kepadatan >400
penduduk di baw ah 150 Jiw a/Ha
jiw a/ha; Untuk Kota Sedang
sedang yaitu & Kota Kecil
kepadatan penduduk Kepadatan Waw ancar
antara 151 200 Penduduk pada a, Format
jiw a/ha; Lokasi sebesar Isian,
tinggi yaitu kepadatan >200 Jiw a/Ha Statistik,
penduduk antara 201 Kepadatan 3 Observasi
400 jiw a/ha; Penduduk pada
sangat padat yaitu Lokasi sebesar
kepadatan penduduk di 151 - 200
atas 400 jiw a/ha; Jiw a/Ha
Kepadatan 1
Penduduk pada
Lokasi sebesar
<150
Jiw a/Ha
Kondisi Sosial, Pertimbangan potensi Lokasi memiliki 5
Ekonomi, dan yang dimiliki lokasi potensi sosial,
Budaya perumahan atau ekonomi dan
permukiman berupa: budaya untuk
potensi sosial yaitu dikembangkan
tingkat partisipasi atau dipelihara
masyarakat dalam Lokasi tidak 1
mendukung memiliki potensi
pembangunan; Waw ancar
sosial, ekonomi a, Format
potensi ekonomi yaitu dan budaya Isian,
adanya kegiatan tinggi untuk Observasi
ekonomi tertentu yang dikembangkan
bersifat strategis bagi atau dipelihara
masyarakat setempat;
potensi budaya yaitu
adanya kegiatan atau
w arisan budaya
tertentu yang dimiliki
masyarakat setempat

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas
Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

3-76 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan berdasarkan formula penilaian tersebut di atas,
selanjutnya lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh dapat dikelompokkan dalam
berbagai klasifikasi sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 3.11 Hasil Penilaian Penentuan Klasifikasi dan Skala Prioritas Penanganan
BERBAGAI KEMUNGKINAN KLASIFIKASI
KETERANG
NILAI A A A A A A B B B B B B C C C C C C
AN
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Kondisi Kekumuhan
71 Kumuh
X X X X X X
95 Berat
45 Kumuh
X X X X X X
70 Sedang
19 Kumuh
X X X X X X
44 Ringan
Legalitas Lahan
Status
(+) X X X X X X X X X
Lahan Legal
Status
(-) Lahan Tidak X X X X X X X X X
Legal
Pertimbangan Lain
Pertimbanga
79 X X X X X X
n Lain Tinggi
Pertimbanga
46 n Lain X X X X X X
Sedang
Pertimbanga
13 n Lain X X X X X X
Rendah
SKALA PRIORITAS
1 1 4 4 7 7 2 2 5 5 8 8 3 3 6 6 9 9
PENANGANAN
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas
Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa :


1. Berdasarkan kondisi kekumuhan, suatu lokasi merupakan:
a. kumuh berat bila memiliki nilai 71-95;
b. kumuh sedang bila memiliki nilai 71-95;
c. kumuh berat bila memiliki nilai 71-95;
2. Berdasarkan pertimbangan lain, suatu lokasi memiliki:
a. pertimbangan lain tinggi bila memiliki nilai 7-9;
b. pertimbangan lain sedang bila memiliki nilai 4-6;
c. pertimbangan lain rendah bila memiliki nilai 1-3;
3. Berdasarkan kondisi kekumuhan, suatu lokasi memiliki:
a. status lahan legal bila memiliki nilai positif (+);

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-77


b. status lahan tidak legal bila memiliki nilai negatf (-).
Berdasarkan penilaian tersebut, maka dapat terdapat 18 kemungkinan klasifikasi perumahan
kumuh dan permukiman kumuh, yaitu sebagai berikut :
1. A1 merupakan lokasi kumuh berat, dengan pertimbangan lain tinggi, dan status lahan
legal;
2. A2 merupakan lokasi kumuh berat, dengan pertimbangan lain tinggi, dan status lahan tidak
legal;
3. A3 merupakan lokasi kumuh berat, dengan pertimbangan lain sedang, dan status lahan
legal;
4. A4 merupakan lokasi kumuh berat, dengan pertimbangan lain sedang, dan status lahan
tidak legal;
5. A5 merupakan lokasi kumuh berat, dengan pertimbangan lain rendah, dan status lahan
legal;
6. A6 merupakan lokasi kumuh berat, dengan pertimbangan lain rendah, dan status lahan
tidak legal;
7. B1 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain tinggi, dan status lahan
legal;
8. B2 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain tinggi, dan status lahan
tidak legal;
9. B3 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain sedang, dan status lahan
legal;
10. B4 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain sedang, dan status lahan
tidak legal;
11. B5 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain rendah, dan status lahan
legal;
12. B6 merupakan lokasi kumuh sedang, dengan pertimbangan lain rendah, dan status lahan
tidak legal;
13. C1 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain tinggi, dan status lahan
legal;
14. C2 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain tinggi, dan status lahan
tidak legal;
15. C3 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain sedang, dan status lahan
legal;
16. C4 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain sedang, dan status lahan
tidak legal;
17. C5 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain rendah, dan status lahan
legal;
18. C6 merupakan lokasi kumuh rendah, dengan pertimbangan lain rendah, dan status lahan
tidak legal.

3-78 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Berdasarkan berbagai klasifikasi tersebut, maka dapat ditentukan skala prioritas penanganan,
sebagai berikut:
Prioritas 1 yaitu untuk klasifikasi A1 dan A2;
Prioritas 2 yaitu untuk klasifikasi B1 dan B2;
Prioritas 3 yaitu untuk klasifikasi C1 dan C2;
Prioritas 4 yaitu untuk klasifikasi A3 dan A4;
Prioritas 5 yaitu untuk klasifikasi B3 dan B4;
Prioritas 6 yaitu untuk klasifikasi C3 dan C4;
Prioritas 7 yaitu untuk klasifikasi A5 dan A6;
Prioritas 8 yaitu untuk klasifikasi B5 dan B6;
Prioritas 9 yaitu untuk klasifikasi C5 dan C6.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-79


3-80 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP
Tabel 3.12 Contoh Tabel Penilaian Lokasi Berdasarkan Kriteria, Indikator Dan Parameter Kekumuhan
Lokasi Permukiman Kumuh

Berbas Tengah
Bontang Kuala

Berbas Pantai

Gunung Elai 1

Pulau Gusung

Bontang Baru
Tanjung Laut

Teluk Kadere
Nyerakat Kiri
Belimbing

Selangan
Loktuan

Pagung
Indah

Pulau
NO ASPEK KRITERIA INDIKATOR DAN PARAM ETER NILAI

Dst.
A. Id entifikasi Kond isi Kekumuhan (Fisik)
76% - 100% Bangunan Tidak Memiliki
5 5 5 5 5 5 5 5 5
Keteraturan
(a) Ketidak-teraturan 51% - 75% Bangunan Tidak Memiliki
3 3 3 3 3
Bangunan Keteraturan
25% - 50% Bangunan Tidak Memiliki
1 1
Keteraturan
76% - 100% Bangunan Memiliki
5 5 5
Kepadatan Tidak Sesuai Ketentuan
Kondisi Bangunan (b) Tingkat Kepadatan 51% - 75% Bangunan Memiliki
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Gedung Bangunan Kepadatan Tidak Sesuai Ketentuan
25% - 50% Bangunan Memiliki
1 1 1 1
Kepadatan Tidak Sesuai Ketentuan
76% - 100% Bangunan Tidak Memenuhi
5 5 5 5 5 5 5 5
Persyaratan Teknis
(c) Ketidaksesuaian dengan Bangunan Tidak Memenuhi Persyaratan
3 3 3 3 3
Persyaratan Teknis Bangunan Teknis
25% - 50% Bangunan Tidak Memenuhi
1 1 1
Persyaratan Teknis
76%-100% area tidak terlayani oleh
5 5 5 5
jaringan jalan lingkungan
(a) Cakupan Pelayanan Jalan 51%-75% area tidak terlayani oleh
3 3 3 3 3 3 3
Lingkungan jaringan jalan lingkungan
25%-50% area tidak terlayani oleh
1 1 1 1 1
Kondisi Jalan jaringan jalan lingkungan
2
Lingkungan 76% - 100% area memiliki kualitas
5 5 5 5 5 5 5
permukaan jalan yang buruk
(b) Kualitas Permukaan Jalan 51%-75% area memiliki kualitas
3 3 3 3 3 3 3 3
Lingkungan permukaan jalan yang buruk
25%-50% area memiliki kualitas
1
permukaan jalan yang buruk
Kondisi Penyediaan Air
4
Minum
Kondisi Drainase
4
Lingkungan
Kondisi Pengelolaan Air
5
Limbah
Kondisi Pengelolaan
6
Persampahan
Kondisi Proteksi
7
Kebakaran
SUBTOTAL 17 21 25 25 23 11 19 17 13 15 13 13 15
B. Id entifikasi Pertimb ang an Lain
Lokasi terletak pada fungsi strategis
5 5 5 5 5 5 5
kabupaten/kota
(a) Nilai Strategis Lokasi
Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis
1 1 1 1 1 1 1 1
kabupaten/kota
Kepadatan Penduduk pada Lokasi
5 5
sebesar > 200 Jiwa/Ha
8 Pertimbangan Lain
Kepadatan Penduduk pada Lokasi
(b) Kependudukan 3 3 3 3 3 3 3 3 3
sebesar 151 - 200 Jiwa/Ha
Kepadatan Penduduk pada Lokasi
1 1 1 1 1
sebesar < 150 Jiwa/Ha
(c) Kondisi Sosial, Ekonomi,
dan Budaya
SUBTOTAL 8 8 8 10 8 4 4 2 2 2 2 4 8
C. Id entifikasi Leg alitas Lahan
Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan
status penguasaan lahan, baik milik (+ ) 1 1 1 1 1
sendiri atau milik pihak lain
(a) Kejelasan Status
Sebagian atau keseluruhan lokasi tidak
Penguasaan Lahan
9. Legalitas Lahan memiliki kejelasan status penguasaan
(-) -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
lahan, baik milik sendiri atau milik pihak
lain
(b) Kesesuaian RTR

SUBTOTAL -1,00 -1,00 -1,00 -1,00 -1,00 1,00 -1,00 1,00 1,00 -1,00 -1,00 1,00 1,00

Tabel 3.13 Contoh Tabel Rekapitulasi Hasil Penilaian, Penentuan Klasifikasi, Dan Skala Prioritas Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-81


TINGKAT KEKUMUHAN PERTIMBANGAN LAIN LEGALITAS LAHAN
JUMLAH NILAI
JUMLAH NILAI
PENILAIAN

RENDAH
SEDANG

SEDANG
KUMUH

RINGAN
KUMUH

KUMUH

TINGGI
BERAT

LEGAL

LEGAL
TIDAK
ASPEK
NO KAWASAN KRITERIA DAN KLASIFIKASI SKALA PRIORITAS
PERTIMBANGAN
INDIKATOR
LAIN
KEKUMUHAN
(71-95) (45-70) (19-44) (11-15) (6-10) (1-5) Nilai (+ ) Nilai (-)
1 Bontang Kuala 67 x 13 x x B2 Prioritas 2
2 Berbas Pantai 87 x 13 x x A2 Prioritas 1
3 Belimbing 79 x 9 x x A4 Prioritas 4
4 Gunung Elai 1 81 x 11 x x A2 Prioritas 1
5 Tanjung Laut Indah 89 x 13 x x A2 Prioritas 1
6 Nyerakat Kiri 51 x 5 x x B5 Prioritas 8
7 Pulau Gusung 59 x 5 x x B6 Prioritas 9
8 Loktuan 57 x 3 x x B5 Prioritas 8
9 Pagung 59 x 3 x x B5 Prioritas 8
10 Pulau Selangan 57 x 3 x x B6 Prioritas 8
11 Teluk Kadere 53 x 3 x x B5 Prioritas 8
12 Bontang Baru 50 x 5 x x B5 Prioritas 8
13 Berbas Tengah 61 x 13 x x B1 Prioritas 2
14 Baltim 35 x 3 x x C5 Prioritas 9
Sempadan Sungai
15 44 x 9 x x C4 Prioritas 6
Bontang
16 Gunung Sari 41 x 3 x x C5 Prioritas 9
17 Guntung 37 x 3 x x C5 Prioritas 9
18 Gunung Elai 41 x 3 x x C6 Prioritas 9
19 Satimpo 37 x 3 x x C5 Prioritas 9
20 Tanjung Laut 1 43 x 3 x x C6 Prioritas 9
21 Tanjung Laut 43 x 3 x x C6 Prioritas 9
22 Kanaan 31 x 5 x x C5 Prioritas 9
23 Telihan 29 x 5 x x C5 Prioritas 9
24 Kanaan 1 27 x 3 x x C5 Prioritas 9

3-82 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Gambar 3.16 Contoh Peta Klasifikasi Tingkat Kekumuhan

Gambar 3.17 Contoh Peta Sebaran Dan Urutan Permukiman Kumuh Prioritas Berdasarkan Hasil
Penilaian Terhadap Kompleksitas Permasalahan

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-83


A.3. FGD 1 : Merupak an k egiatan disk usi, k onsolidasi data, dan
penyepak atan profil permuk iman k umuh berdasark an hasil
PENYEPAKATAN
pemutak hiran data dan verifik asi yang telah dilak uk an.
PROFIL PERMUKIMAN
KUMUH HASIL
VERIFIKASI

A.3
FGD 1:
PENYEPAKATAN PROFIL
PERMUKIMAN KUMUH HASIL
VERIFIKASI

B.5
SURVEI DAN
PENGOLAHAN
DATA
PERMUKIMAN
KUMUH

B.6
VERIFIKASI LOKASI
DAN PEMUTAKHIRAN
PROFIL PERMUKIMAN
KUMUH

B.7
PENILAIAN LOKASI
BERDASARKAN
KRITERIA, INDIKATOR
DAN PARAMETER
KEKUMUHAN

TUJUAN Untuk memperoleh kesepakatan dari semua pemangku kepentingan


mengenai profil permukiman kumuh di Kabupaten/kota berdasarkan
hasil pemutakhiran data dan verifikasi yang telah dilakukan.

PENYELENGGARA Pokjanis

PESERTA DAN Kegiatan FGD terdiri peserta dan pendukung Peserta meliputi:
PENDUKUNG Dinas/instansi tingkat kota yang membidangi infrastruktur
permukiman, permukiman, dan perencanaan
Akademisi
Tim P2KKP (Korkot/Faskel)
BKM/KSM
Tokoh Masyarakat
Pendukung meliputi:

3-84 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Tim Teknis Provinsi
Tenaga Ahli Pendamping

DURASI Minimal 1 hari * dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana


kerja yang disusun
*) Dilak sanak an pada minggu k e-4 bulan k e-2 atau sejak
diselesaik annya sub k egiatan penilaian lok asi berdasark an k riteria,
indik ator dan parameter k ek umuhan

METODE Diskusi dan metaplan

TEMPAT di kabupaten/kota tempat penyusunan RP2KPKP


PELAKSANAAN

OUTPUT Berita acara kesepakatan profil permukiman kumuh hasil verifikasi

B.8 DISTRIBUSI POLA Merupakan bagian dari proses perumusan untuk memberikan
KOLABORASI kejelasan distribusi peran dan peluang program penanganan
PENANGANAN permukiman kumuh perkotaan sesuai dengan cakupan sk ala
PERMUKIMAN penanganan permukiman kumuh
KUMUH

B.9
PERUMUSAN
KEBUTUHAN
PENCEGAHAN &
PENINGKATAN
KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH

B.7
PENILAIAN LOKASI
BERDASARKAN KRITERIA,
INDIKATOR DAN
PARAMETER
KEKUMUHAN

B.8
DISTRIBUSI POLA
KOLABORASI
PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

C.3
KOORDINASI PERAN
MASYARAKAT DALAM
PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-85


TUJUAN Untuk mendapatkan kejelasan distribusi peran dan peluang program
penanganan permukiman kumuh perkotaan sesuai dengan cakupan
skala penanganan permukiman kumuh. Distribusi peran
penanganan dapat dikategorikan berdasarkan penanganan kawasan
permukiman kumuh berat/masiv, kumuh sedang, dan kumuh ringan.
Penanganan kumuh berat dilakukan melalui pendekatan
keterpaduan program dan pendanaan dengan melibatkan
pemerintah pusat, provinsi, kab/kota, dan pelaku lainnya.
Sedangkan penanganan kumuh sedang dan ringan (berbasis
kawasan/kelurahan) dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota atau
memanfaatkan peluang dan skema program yang telah ada
(P2KKP, NUSP-SIAP, SISHA, dan lainnya.
Penetapan kategori kumuh (Kumuh Berat, Kumuh Sedang, dan
METODA
Kumuh Ringan)
FGD
Menetapkan kategori permukiman kumuh berdasarkan hasil
LANGKAH
penilaian yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya (kotak
B.7)
Mengelompokkan lokasi-lokasi permukiman kumuh yang akan
ditangani melalui :
kontribusi program skala kawasan (contoh : kontribusi
program melalui dokumen RP2KKP, dokumen SIAP, dan
dokumen lainnya yang memiliki konteks penanganan skala
kawasan)
kontribusi program skala kelurahan/lingkungan (contoh :
kontribusi program melalui dokumen NUAP, BLM, dan
dokumen lainnya yang memiliki konteks penanganan skala
lingkungan)
Daftar lokasi permukiman kumuh yang akan ditangani melalui
OUTPUT
kontribusi program skala kawasan
Daftar lokasi permukiman kumuh yang akan ditangani melalui
kontribusi program skala kelurahan/lingkungan
Berita acara penyepakatan
DURASI 2 minggu terhitung dari minggu kedua bulan kedua

3-86 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


B.9 PERUMUSAN KEBUTUHAN Merupak an proses identifik asi untuk memperk irak an
PENCEGAHAN DAN k ebutuhan penanganan dalam k ontek s pencegahan dan
PENINGKATAN KUALITAS peningk atan k ualitas permuk iman k umuh baik itu pada
PERMUKIMAN KUMUH sk ala k ota/perk otaan maupun sk ala k awasan
berdasark an rumusan isu, potensi, permasalahan, dan
hasil pemutak hiran profil permuk iman k umuh.

B.9
PERUMUSAN
KEBUTUHAN
PENCEGAHAN &
PENINGKATAN
KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH

B.7
PENILAIAN LOKASI
BERDASARKAN KRITERIA,
INDIKATOR DAN
PARAMETER
KEKUMUHAN

B.8
DISTRIBUSI POLA
KOLABORASI
PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

C.3
KOORDINASI PERAN
MASYARAKAT DALAM
PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

TUJUAN Untuk memperoleh daftar kebutuhan penanganan dalam konteks


pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh baik itu pada
skala kota/perkotaan maupun skala kawasan berdasarkan rumusan isu,
potensi, permasalahan, dan hasil pemutakhiran profil permukiman kumuh
pada tahapan sebelumnya.
Kebutuhan penanganan pada skala kota/perkotaan dirumuskan berdasarkan
kondisi faktual dan isu strategis serta kebijakan penanganan permukiman
kumuh hasil overview yang telah teridentifikasi pada tahap sebelumnya.
Kebutuhan penanganan pada skala kawasan dirumuskan berdasarkan profil
dan permasalahan permukiman kumuh yang telah dimutakhirkan dan
diverifikasi sesuai dengan 7 (tujuh) indikator kekumuhan.

METODE Analisis kebutuhan berdasarkan hasil verifikasi, analisis kawasan, diskusi

LANGKAH Merumuskan dan menyusun daftar kebutuhan pencegahan dan


peningkatan kualitas permukiman kumuh Pada :
- Permukiman perkotaan yang tidak sesuai peruntukan di dalam RTRW
- Permukiman kumuh yang telah diverifikasi dan dimutakhirkan.
Melakukan pemetaan kebutuhan penanganan secara spasial untuk

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-87


menentukan lokasi-lokasi pada permukiman kumuh perkotaan yang
membutuhkan pencegahan ataupun penanganan.

OUTPUT Tabel kebutuhan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman


skala kota/perkotaan.
Tabel kebutuhan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh skala kawasan.

DURASI 2 minggu terhitung dari minggu pertama pada bulan ketiga

Tabel 3.14 Contoh Rumusan Kebutuhan Penanganan Skala Kota/Perkotaan

Kebijakan
Kondisi Faktual dan Kebutuhan Penanganan
Penanganan
No Isu Strategis Lokasi
Permukiman Kumuh
Kota/Perkotaan Pencegahan Peningkatan
Hasil Overview
1 Berkembangnya Kawasan Pengendalian Penegakan Pemukiman
permukiman di lahan Permukiman pembangunan aturan kembali
yang tidak sesuai di bantaran permukiman pada perijinan
dengan sungai kawasan yang tidak
peruntukannya Cimanuk sesuai peruntukannya
2 Alih fungsi lahan Membatasi Pengaturan Pengembalian
(konversi) menjadi perkembangan Pemanfaatan fungsi kawasan
fungsi permukiman permukiman di wilayah Lahan dan sesuai dengan
akibat demand yang limitasi Pengendalian peruntukannya
cukup tinggi Ruang di
cenderung Kawasan
berkembang pada Lindung
wilayah limitasi
3 Munculnya kantong- Penataan kawasan Pembinaan Fasilitasi
kantong kumuh permukiman perkotaan masyarakat pembangunan
akibat dalam infrastruktur
perkembangan yang pengelolaan dasar
tidak terkendali dan pemukiman
pemeliharaan berbasis
lingkungan masyarakat
permukiman
4 . .. Penyusunan ..
norma,
standar,
pedoman,
dan kriteria
(NSPK)
Rumah
Sederhana
Sehat

Tabel 3.15 Contoh Rumusan Kebutuhan Penanganan Skala Kawasan

3-88 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


KAWASAN KEBUTUHAN PENANGANAN
ASPEK YANG DIAMATI PERMASALAHAN
KUMUH PENCEGAHAN PENINGKATAN
Kawasan Bangunan Gedung Sebanyak 2.723 Sosialisasi dan Perubahan fungsi
Kumuh A unit bangunan edukasi dan massa
hunian tidak mengenai aturan bangunan
memiliki dan ketentuan
keteraturan dan teknis kawasan
lingkungan sempadan pantai
permukiman Meningkatkan Pemukiman
didominasi oleh peran serta kembali
bangunan yang antara bangunan yang
berada di atas pemerintah berada di atas
sempadan pantai dengan pihak sempadan pantai
lain dalam
pengawasan dan
pengendalian
pembangunan
permukiman
16 Ha bangunan di Sosialisasi dan Pengendalian
dalam kawasan edukasi aturan dan pembatasan
memiliki kepadatan bangunan dan perkembangan
tidak sesuai lingkungan permukiman
ketentuan
Sebanyak 628 Unit Sosialisasi, Rehabilitasi
bangunan berada edukasi, dan bangunan
pada lokasi tidak promosi rumah gedung sesuai
memenuhi dan lingkungan dengan standar
persyaratan teknis sehat lingkungan rumah
sehat
Jalan Lingkungan area tidak terlayani - Pembangunan
oleh jaringan jalan jalan baru
lingkungan
sepanjang 55,90
meter
area memiliki - Peningkatan
kualitas permukaan kualitas jaringan
jalan yang buruk jalan
sepanjang 63,88
meter
Air Minum

Drainase Lingkungan

Pengelolaan Air Limbah

Pengelolaan Persampahan

Sistem Proteksi Kebakaran

Kawasan
Kumuh B

Dst.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-89


B.10 PERUMUSAN KONSEP Merupak an proses identifik asi terhadap k onsep serta
SERTA STRATEGI strategi pencegahan dan peningk atan k ualitas
PENCEGAHAN DAN permuk iman k umuh untuk sk ala k ota/perk otaan dan
PENINGKATAN KUALITAS sk ala k awasan pada seluruh lok asi permuk iman k umuh
PERMUKIMAN KUMUH yang telah diverifik asi.

A.4
FGD 2:
PENYEPAKATAN KONSEP,
STRATEGI, POLA
KOLABORASI PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

B.10
PERUMUSAN KONSEP
DAN STRATEGI
PENCEGAHAN &
PENINGKATAN KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH

B.9
PERUMUSAN
KEBUTUHAN
PENCEGAHAN &
PENINGKATAN
KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH

Untuk memperoleh rumusan konsep serta strategi pencegahan dan


TUJUAN
peningkatan kualitas permukiman kumuh berdasarkan kebutuhan yang
telah teridentifikasi pada tahapan sebelumnya, baik itu skala perkotaan
maupun skala kawasan pada lokasi permukiman kumuh yang telah
diverifikasi.

METODE Analisis kebijakan, Analisis SWOT, Diskusi melalui Focus Group


Discussion (FGD)

LANGKAH Mengelompokkan kawasan permukiman yang sesuai dan tidak sesuai


dengan Rencana Tata Ruang (Kumuh/Slum dan Squatter)
Membuat daftar kebutuhan penanganan baik itu dalam konteks
pencegahan maupun peningkatan kualitas untuk permukiman kumuh
legal dan maupun permukiman kumuh ilegal.
Merumuskan tujuan dan sasaran pengembangan permukiman
berlandasakan kondisi, potensi, dan permasalahan kota/perkotaan
dan kawasan.
Merumuskan konsep serta strategi pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh dalam bentuk matriks.
Memetakan konsep serta strategi pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh

3-90 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Melakukan diskusi FGD untuk menetapkan dan menyepakati konsep
serta strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh.

OUTPUT Matriks rumusan konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan


kualitas permukiman kumuh skala kota/perkotaan dan skala kawasan;
Peta konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh skala kota/perkotaan dan skala kawasan.

DURASI 2 minggu pada bulan ke-3

Strategi skala kota/perkotaan diperlukan dalam hal menangani kondisi -kondisi permukiman
yang tidak sesuai dengan peruntukan rencana tata ruang. Rumusan strategi diarahkan untuk
mengembalikan fungsi ruang sesuai dengan peruntukannya.
Strategi skala kota/perkotaan dalam konteks pencegahan kualitas permukiman diwujudkan
melalui penegakan terhadap kesesuaian perizinan, kesesuaian tata ruang, SPM, aturan dan
standar teknis lainnya yang terkait dengan bidang Cipta Karya.
Strategi skala kota/perkotaan dalam konteks pencegahan kualitas permukiman diwujudkan
melalui pemindahan masyarakat dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali/ tidak sesuai
dengan rencana tata ruang dan/ atau rawan bencana (relokasi/resettlement).
Strategi skala kawasan diperlukan dalam hal menangani kondisi permukiman kumuh sesuai
dengan profil yang telah dimutakhirkan dan terverifikasi serta teridentifikasi kebutuhan
penanganannya.

Secara skematis, perumusan konsep dan strategi pencegahan dan peningk atan kualitas
permukiman kumuh perkotaan, bisa dilhat pada bagan berikut ini.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-91


KONSEP/POLA
KONDISI KEKUMUHAN RUMUSAN STRATEGI
PENANGANAN

PENCEGAHAN PENGAWASAN DAN Penegakan kesesuaian perizinan


Permukiman kumuh PENGENDALIAN Action plan program pencegahan (sosialisasi, public campaign, penyuluhan)
baru PEMBERDAYAAN Pemeriksaan berkala kelaikan fungsi
MASYARAKAT Pendampingan dan pelayanan informasi

PENINGKATAN PEMUGARAN Penyiapan lahan


KUALITAS Ringan Rehabilitasi/perbaikan bangunan hunian
Legal Rehabilitasi/perbaikan infrastruktur permukiman
Rehabilitasi/perbaikan proteksi kebakaran

PEMUKIMAN KEMBALI Penyiapan lahan


Ringan Pembangunan kembali bangunan hunian
Tidak legal Pembangunan/penyediaan infrastruktur permukiman
Pembangunan/penyediaan proteksi kebakaran

PEREMAJAAN Penyiapan lahan


Sedang Peningkatan kapasitas bangunan hunian
Legal Peningkatan kapasitas infrastruktur permukiman
Peningkatan kapasitas proteksi kebakaran

PEMUKIMAN KEMBALI Penyiapan lahan


Sedang Pembangunan kembali bangunan hunian
Tidak legal Pembangunan/penyediaan infrastruktur permukiman
Pembangunan/penyediaan proteksi kebakaran

PEREMAJAAN Penyiapan lahan


Berat Peningkatan kapasitas bangunan hunian
Legal Peningkatan kapasitas infrastruktur permukiman
Peningkatan kapasitas proteksi kebakaran

PEMUKIMAN KEMBALI Penyiapan lahan


Berat Pembangunan kembali bangunan hunian
Tidak legal Pembangunan/penyediaan infrastruktur permukiman
Pembangunan/penyediaan proteksi kebakaran

Gambar 3.18 Skema Umum Perumusan Konsep dan Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 dan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2016

3-92 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Tabel 3.16 Contoh Perumusan Strategi Skala Kota

N Kondisi Faktual dan Isu Strategis Kebijakan Penanganan Permukiman Kebutuhan Penanganan Konsep Penanganan Strategi Penanganan
o Kota/Perkotaan Kum uh Hasil Overview Pencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan
Berkembangnya permukiman di lahan Pengendalian pembangunan permukiman Penegakan aturan perijinan Pemukiman kembali Pengaw asan dan pengendalian Pemukiman kembali Meningkatkan sistem Menyiapkan lahan bagi
yang tidak sesuai dengan pada kaw asan yang tidak sesuai regulasi terhadap kesesuaian masyarakat yang terkena
1 peruntukannya peruntukannya perizinan, kesesuaian tata dampak penataan kaw asan
ruang, SPM, aturan dan
standar teknis
Alih fungsi lahan (konversi) menjadi Membatasi perkembangan permukiman di Sosialisasi dan edukasi Pengembalian fungsi kaw asan Peremajaan Menggalakkan program Mengembalikan fungsi kaw asan
fungsi permukiman akibat demand w ilayah limitasi mengenai aturan dan ketentuan sesuai dengan peruntukannya pencegahan melalui kegiatan sesuai dengan peruntukannya
2
yang cukup tinggi cenderung teknis pembangunan kaw asan sosialisasi, public campaign,
berkembang pada w ilayah limitasi permukiman perkotaan penyuluhan.
Munculnya kantong-kantong kumuh Penataan kaw asan permukiman perkotaan Peningkatan infrastruktur dasar Pemberdayaan masyarakat Pemugaran Pendampingan dan Meningkatkan layanan
3 akibat perkembangan yang tidak permukiman pelayanan informasi infrastruktur dasarpermukiman
terkendali sesuai dengan SPM
Pengaturan Pemanfaatan Monitoring dan evaluasi
Lahan dan Pengendalian terhadap hasil-hasil
Ruang di Kaw asan Lindung pembangunan
4 .
5 .

Tabel 3.17 Contoh Perumusan Konsep dan Strategi Penanganan Permukiman Kumuh Skala Kawasan

Konsep Penanganan Strategi


Kaw asan Kum uh Aspek Perm asalahan
Pencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan
Melakukan relokasi secara bertahap dan
85% bangunan permukiman tidak teratur,
Melakukan pendekatan dan sosialisasi terbatas pada unit lingkungan permukiman
struktur permukiman tidak jelas, dan
Pengaw asan dan pengendalian Pemukiman Kembali kepada masyarakat mengenai aturan yang dikategorikan kumuh berat dan
permukiman didominasi oleh bangunan
sempadan pantai cenderung merusak keseimbangan
yang berada di atas sempadan pantai
ekosistem pantai
Bangunan Gedung
80% Bangunan Tidak Memenuhi
Persyaratan Teknis, berada pada Rehabilitasi bangunan gedung agar fungsi
Peremajaan melalui redevelopment Kampanye lingkungan rumah
Kaw asan Tanjung Laut kaw asan rawan gelombang pasang, dan Pemberdayaan masyarakat dan massa bangunan kembali seusai
kaw asan sederhana sehat
Indah pemanfaatan ruang permukiman mulai kondisi saat aw al dibangun
mengintervensi kaw asan mangrove
Jalan Lingkungan
Air Minum
Drainase Lingkungan
Air Limbah
Persampahan
Sistem proteksi kebakaran
Kaw asan Berbas Pantai
Dst.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-93


3-94 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP
Gambar 3.19 Contoh Peta Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Skala
Kota/Perkotaan

Gambar 3.20 Contoh Peta Konsep dan Strategi Penanganan Skala Kawasan

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-95


FGD 2 : PENYEPAKATAN Untuk memperoleh k esepak atan dari semua
KONSEP, STRATEGI, DAN POLA stak eholder/ pemangk u k epentingan mengenai k onsep
KOLABORASI PENANGANAN dan strategi pencegahan dan peningk atan k ualitas
PERMUKIMAN KUMUH permuk iman k umuh sk ala k ota serta penyepak atan
pola k olaborasi penanganan permuk iman k umuh

A.4
FGD 2:
PENYEPAKATAN KONSEP,
STRATEGI, POLA
KOLABORASI PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

B.10
PERUMUSAN KONSEP
DAN STRATEGI
PENCEGAHAN &
PENINGKATAN KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH

B.9
PERUMUSAN
KEBUTUHAN
PENCEGAHAN &
PENINGKATAN
KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH

TUJUAN Untuk memperoleh kesepakatan dari semua stakeholder/pemangku


kepentingan mengenai konsep dan strategi pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh serta penyepakatan pola
kolaborasi penanganan permukiman kumuh

PENYELENGGARA Pokjanis

PESERTA DAN kegiatan FGD melibatkan pelaku pembangunan di bidang perumahan


dan kawasan permukiman, yang terdiri peserta dan pendukung
PENDUKUNG
Peserta meliputi:
Peserta :
Dinas/instansi tingkat kota yang membidangi infrastruktur
permukiman, permukiman, dan perencanaan
Akademisi
Tokoh Masyarakat
Pihak-pihak terkait (PDAM,swasta, PT.KAI, PELINDO, dll)
Pendukung meliputi:
Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur
permukiman, permukiman, dan perencanaan
Tim Teknis Provinsi

3-96 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Tenaga Ahli Pendamping

DURASI Minimal 1 hari * dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana


kerja yang disusun
*) Dilak sanak an pada minggu k e-4 bulan k e-3 atau sejak
diselesaik annya sub k egiatan k onsep dan strategi pencegahan dan
peningk atan k ualitas permuk iman k umuh

METODE Diskusi dan metaplan

TEMPAT Di Kabupaten/Kota tempat penyusunan RP2KPKP


PELAKSANAAN

OUTPUT Matriks rumusan konsep dan strategi pencegahan dan


peningkatan kualitas permukiman kumuh skala kota/perkotaan
dan skala kawasan;
Peta konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh skala kota/perkotaan dan skala kawasan.
Berita acara kesepakatan (konsep, strategi, dan pola kolaborasi
penanganan permukiman kumuh)

C.3 KOORDINASI PERAN Merupak an k egiatan disk usi dalam rangk a k oordinasi peran
MASYARAKAT masyarak at terhadap pola k olaborasi penanganan
DALAM permuk iman k umuh.
PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

B.7
PENILAIAN LOKASI
BERDASARKAN KRITERIA,
INDIKATOR DAN
PARAMETER
KEKUMUHAN

B.8
DISTRIBUSI POLA
KOLABORASI
PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

C.3
KOORDINASI PERAN
MASYARAKAT DALAM
PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-97


TUJUAN Untuk mengkoordinasikan peran serta masyarakat dalam kontribusi
penanganan permukiman kumuh perkotaan sesuai dengan cakupan skala
penanganan permukiman kumuh, baik itu kontribusi program untuk
pengananan permukiman kumuh yang massif ataupun kontribusi program
untuk kategori kumuh sedang dan ringan.
METODA Diskusi
LANGKAH Melakukan koordinasi peran serta masyarakat terhadap kontribusi
penanganan permukiman kumuh
OUTPUT Matriks peran serta masyarakat terhadap kontribusi penanganan
permukiman kumuh
Matriks sinkronisasi data primer/sekunder terkait peran serta masyarakat:
- Data permasalahan kekumuhan
- Data identifikasi legalitas lahan
- Data demografi
- Data karakteristik masyarakat lokal
DURASI 1 minggu terhitung dari minggu pertama bulan kedua

3-98 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


3.2.3 TAHAP PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN
Tahap perumusan rencana penanganan ini merupakan kegiatan untuk merumuskan skenario
dan konsep desain kawasan permukiman kumuh, merumuskan rencana aksi penanganan,
memorandum keterpaduan program skala kota dan kawasan berdasarkan pada hasil
perumusan kebutuhan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh. Rangkaian
kegiatan yang berada dalam lingkup perumusan rencana penanganan ini akan menjadi bahan
utama untuk melakukan pendetailan pada kawasan prioritas penanganan permukiman kumuh
yang dipilih untuk pengembangan tahap 1.
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua bulan. Pada tahapan ini terdapat beberapa kegiatan
yang bersamaan dengan kegiatan dalam Tahap Penyusunan Desain Teknis.

Penyelenggaraan Kegiatan RP2KPKP A.5 Focus Group Discussion 3

Proses Penyusunan RP2KPKP B.11 Perumusan Skenario Penanganan dan


konsep Desain Kawasan Permukiman
Kumuh
B.12 Perumusan Rencana Aksi dan
Memorandum Keterpaduan Program
Skala Kota dan Kawasan
B.13 Penentuan Kawasan Prioritas
Penanganan Permukiman Kumuh

Pendampingan dan Pelibatan Masyarakat C.4 Perencanaan Partisipatif di Kawasan


Prioritas

Lingkup kegiatan perumusan rencana penanganan ini akan diselesaikan pada 2 (dua) bulan
yaitu bulan ke-4 dan ke-5 pada pelaksanaan kegiatan penyusunan RP2KPKP, dan dimulai
sejak kegiatan dalam tahap survey identifikasi dan kajian. Secara diagramatis, rangkaian
kegiatan pada lingkup kegiatan perumusan rencana penanganan dapat dilihat pada Gambar 3-
16.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-99


TAHAPAN 3 TAHAP PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN

WAKTU BULAN 4 BULAN 5

PENYELENGGARAAN
KEGIATAN RP2KPKP A.5
(pendekatan fasilitasi FGD 3:
PENYEPAKATAN RENC ANA AK SI,
Pemda) PROGRAM DAN KEGIATAN (Hasil
RKM)

B.11 B.12
PERU MUSAN SK ENARIO PERU MUSAN RENCANA AKSI &
PENANGANAN & DESAIN MEMORANDUM KETERPADUAN
KAWASAN PERMUKIMAN PROGRAM SKALA KOTA DAN
KUMUH KAWASAN

B.13
PENENTUAN KAWASAN
PRIORITAS
PROSES PENANGANAN

PENYUSUNAN
PERMUK IMAN KUMUH

RP2KPKP
(Pendekatan
Membangun Sistem)

PENDAMPINGAN &
PELIBATAN C.4
PERENCAN AAN PARTISIP ATIF DI K AWASAN PRIORITAS:
MASYARAKAT Pelaks an aan Rencana Kerja Masyarakat
(Pendekatan Peningkatan Penyepakatan KOMPONEN DED
Kapasitas)

PELAPORAN LAPORAN
DRAFT AKHIR

Skenario penanganan dan desain kawasan permukiman kumuh;


Rencana aksi penanganan permukiman kumuh;
Memorandum keterpaduan program penanganan skala kota dan kawasan;
Rencana investasi dan pembiayaan kawasan permukiman kumuh;
OUTPUT Daftar kawasan prioritas penanganan permukiman kumuh;
Terselenggaranya perencanaan partisipatif (pelaksanaan rencana kerja masyarakat dan penyepakatan
komponen DED) di kawasan permukiman kumuh prioritas;
Berita acara FGD 3 (Penyepakatan rencana aksi, program dan kegiatan hasil perencanaan ditingkat
masyarakat)

Gambar 3.21 Rangkaian Kegiatan pada Lingkup Kegiatan Perumusan Rencana Penanganan

3-100 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


B.11 Perumusan Merupak an k egiatan untuk menurunk an rumusan k onsep dan
Skenario strategi pencegahan dan peningk atan k ualitas permuk iman
Penanganan dan k umuh k e dalam sk enario pencapaian 0% k umuh dalam
Konsep Desain langk ah-langk ah strategis hingga tahun 2019. Konsep Desain
Kawasan k awasan permuk iman yang didasark an pada perumusan
k ebutuhan pencegahan dan peningk atan k ualitas permuk iman
k umuh.

B.10 B.11
B.12
PERUMUSANKONSEP DAN PERUMUSANRENCANA AKSI &
PERUMUSANSKENARIO
STRATEGI PENCEGAHAN & PENANGANAN & KONSEP MEMORANDUM KETERPADUAN
PENINGKATAN KUALITAS PROGRAM SKALA KOTA DAN
DESAIN KAWASAN
PERMUKIMANKUMUH KAWASAN

B.9
PERUMUSAN B.13
KEBUTUHAN PENENTUAN KAWASAN
PENCEGAHAN & PRIORITAS PENANGANAN
PENINGKATAN PERMUKIMANKUMUH
KUALITAS
PERMUKIMANKUMUH

TUJUAN Merumuskan skenario pentahapan pencegahan dan peningkatan


kualitas kawasan permukiman kumuh yang aplikatif, riil dan terukur
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah dalam skala kota
dan kawasan untuk mencapai target 0% kumuh;
Menyusun konsep tematik pengembangan kawasan dan strategi
penanganan kawasan kumuh; dan
Menyusun konsep desain kawasan pada seluruh lokasi permukiman
kumuh.

METODE Analisis Konsep desain kawasan dan diskusi melalui Focus Group
Discussion (FGD)

LANGKAH Menggunakan matriks kebutuhan penanganan pencegahan dan


peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh (output kegiatan
B.9);
Menggunakan peta dan matriks konsep, dan strategi, pencegahan dan
peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh (output kegiatan
B.10);
Melakukan analisis dan kajian terkait capaian per tahun dalam
mencapai target 0% kumuh;
Merinci skema pentahapan yang dirinci ke dalam langkah-langkah yang
akan dilakukan per tahun hingga tahun 2019;
Menentukan tema pengembangan pada seluruh kawasan permukiman
kumuh;
Menyusun konsep desain kawasan pada seluruh permukiman kumuh

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-101


berdasarkan analisis kebutuhan penanganan; dan
Melakukan diskusi untuk menjaring aspirasi dan penyepakatan terhadap
skenario pentahapan dalam pencapaian target 0% kumuh dan konsep
desain kawasan yang dirumuskan.

OUTPUT Skema dan tabel skenario pentahapan penanganan permukiman kumuh


dalam pencapaian target 0% kumuh;
Peta konsep tematik pengembangan kawasan; dan
Peta konsep desain kawasan yang berisi rencana desain 7 (tujuh)
indikator kekumuhan.
Ploting komponen infrastruktur kedalam peta tematik 2 D dan 3 D

DURASI 2 (dua) minggu *


*)Terhitung sejak minggu pertama sampai minggu k edua bulan k eempat
atau sejak diselesaik annya sub k egiatan perumusan k onsep dan strategi
pencegahan dan peningk atan k ualitas permuk iman k umuh

Catatan:
Pengertian konsep desain kawasan dalam konteks RP2KPKP adalah persepektif suasana
didukung skenario tematis pembangunan dan pengembangan infrastruktur permukiman sesuai
dengan kebutuhan penanganan kawasan.

3-102 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Tabel 3.18 Contoh Skema Skenario Pentahapan Skala Kota dan Skala Kawasan

2017 2018 2019

KONSEP/POLA
KONDISI KEKUMUHAN
PENANGANAN
KEBUTUHAN PROGRAM PENANGANAN SKEMA PROGRAM

Penegakan kesesuaian perizinan


PENCEGAHAN Melalui P2KKP
PENGAWASAN DAN sosialisasi, public NUSP-SIAP
Permukiman PENGENDALIAN campaign, penyuluhan

SISHA
CSR
kumuh baru PEMBERDAYAAN
Pemeriksaan berkala kelaikan fungsi APBD Kota
MASYARAKAT Program reguler
Pendampingan dan lainnya
pelayanan informasi

Rehabilitasi/perbaikan
PENINGKATAN KAWASAN A . Ha PEMUGARAN bangunan hunian
KUALITAS Ringan
Legal Rehabilitasi/perbaikan infrastruktur permukiman

Perbaikan proteksi
kebakaran
Melalui P2KKP
Penyiapan lahan dan hunian Pembangunan kembali NUSP-SIAP
KAWASAN B . Ha PEMUKIMAN KEMBALI sementara bangunan hunian SISHA
Ringan CSR
Pembangunan/penyediaan infrastruktur permukiman
Tidak legal Pembangunan/penyediaan proteksi kebakaran APBD Kota/Provinsi
Program reguler
Penyiapan lahan dan hunian Peningkatan kapasitas lainnya
KAWASAN C . Ha PEREMAJAAN sementara bangunan hunian
Sedang
Legal Peningkatan kapasitas
infrastruktur permukiman
Peningkatan kapasitas
proteksi kebakaran

Penyiapan lahan dan hunian Pembangunan kembali


KAWASAN D . Ha PEMUKIMAN KEMBALI sementara bangunan hunian
Sedang
Pembangunan/penyediaan infrastruktur permukiman
Tidak legal Pembangunan/penyediaan proteksi kebakaran

Penyiapan lahan dan hunian Peningkatan kapasitas


KAWASAN E . Ha PEREMAJAAN sementara bangunan hunian Multi stakeholder
Berat Multi program
Legal Peningkatan kapasitas Multi penanganan
infrastruktur permukiman APBN
Peningkatan kapasitas APBD
proteksi kebakaran

Penyiapan lahan dan hunian Pembangunan kembali


KAWASAN F . Ha PEMUKIMAN KEMBALI sementara bangunan hunian
Berat
Pembangunan/penyediaan infrastruktur permukiman
Tidak legal Pembangunan/penyediaan proteksi kebakaran

TOTAL KEBUTUHAN
KEBUTUHAN INVESTASI KEBUTUHAN INVESTASI
INVESTASI DALAM
DALAM PENANGANAN DALAM PENANGANAN
PENANGANAN KUMUH
KUMUH (Rp .) KUMUH (Rp .)
(Rp .)

PENGURANGAN LUAS PENGURANGAN LUAS PENGURANGAN LUAS


PERMUKIMAN KUMUH PERMUKIMAN KUMUH PERMUKIMAN KUMUH
(...Ha) (...Ha) HINGGA (0 Ha)

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-103


Gambar 3.22 Contoh 1 Konsep Desain Kawasan

3-104 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Gambar 3.23 Contoh 2 Konsep Desain Kawasan Permukiman Kumuh

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-105


Gambar 3.24 Contoh 3 Konsep Desain Kawasan Permukiman Kumuh

3-106 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Gambar 3.25 Contoh 4 Konsep Desain Kawasan Permukiman Kumuh

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-107


B.12 Perumusan Penyusunan rencana ak si program penanganan permuk iman
Rencana Aksi dan k umuh ini dilak uk an dengan model pembangunan berbasis
Memorandum k awasan dan lingk ungan melalui pendek atan perencanaan
Keterpaduan partisipatif pada k awasan prioritas. Rencana ak si program
Program Skala disusun sesuai dengan indik ator k ek umuhan berdasark an
Kota dan Kawasan strategi penanganan k umuh dan target yang ingin dicapai dari
penanganan k awasan k umuh prioritas ak an dibahas oleh
pemangk u k epentingan yang ada di daerah dan disepak ati
dalam suatu memorandum k eterpaduan program baik sk ala
k ota dan k awasan.

B.11
B.12
PERUMUSAN SKENARIO PERUMUSANRENCANA AKSI &
PENANGANAN & KONSEP MEMORANDUM KETERPADUAN
DESAIN KAWASAN PROGRAM SKALA KOTA DAN
KAWASAN

B.13
PENENTUAN KAWASAN
PRIORITAS PENANGANAN
PERMUKIMANKUMUH

C.4
PERENCANAANPARTISIPATIFDI KAWASANPRIORITAS:
Pelaksanaan Rencana Kerja Masyarakat
Penyepakatan KOMPONENDED

TUJUAN Merumuskan rencana aksi program penanganan yang aplikatif, riil dan
terukur sesuai dengan kebutuhan kawasan kumuh prioritas yang telah
disepakati di dalam suatu memorandum keterpaduan program meliputi
jenis/komponen, volume, lokasi, dan pelaku
Menyusun rencana investasi dan strategi pembiayaan penanganan
kawasan kumuh

METODE Analisis dan pemetaan stakeholder, analisis pembiayaan, pendekatan


partisipatif, dan diskusi melalui Focus Group Discussion (FGD)

LANGKAH Mengidentifikasi dan memetakan pemangku kepentingan masyarakat


untuk turut terlibat dalam proses perencanaan;
Melakukan sinkronisasi terhadap program-program penanganan
kawasan permukiman kumuh perkotaan yang terdapat di berbagai
dokumen kebijakan;
Merumuskan kebutuhan program-program penanganan kawasan
permukiman kumuh prioritas sesuai dengan strategi dan indikator
kekumuhan;
Mensinkronisasikan rencana kerja masyarakat kedalam memorandum

3-108 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


program
Merinci program-program yang telah disusun kedalam skema
pentahapan yang dirinci ke dalam program lima tahunan;
Mengidentifikasi volume dan satuan dari setiap program;
Mengidentifikasi perkiraan besarnya pembiayaan;
Mengidentifikasi penanggung jawab dari setiap program; dan
Mengidentifikasi alternatif sumber investasi dan pembiayaan; dan
Menyepakati program-program penanganan baik skala kota dan skala
kawasan prioritas.

OUTPUT Peta rencana aksi program penanganan permukiman kumuh;


Rencana investasi dan pembiayaan penanganan kawasan permukiman
kumuh prioritas; dan
Matriks rencana aksi program penanganan dan memorandum program
skala kota dan skala kawasan.

DURASI 3 (tiga) minggu *


*)Terhitung sejak minggu k etiga bulan k eempat sampai minggu pertama
bulan k elima atau sejak diselesaik annya sub k egiatan perumusan sk enario
penanganan dan k onsep desain k awasan

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-109


Gambar 3.26 Contoh Peta Rencana Aksi Program Penanganan Bangunan Permukiman Kumuh

Gambar 3.27 Contoh Peta Rencana Aksi Program Penanganan Jalan Lingkungan

3-110 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Tabel 3.19 Contoh Tabel Rencana Aksi Program Kawasan Prioritas Penanganan Permukiman Kumuh
Provinsi :
Kabupaten/Kota : Sumber : Dokumen RKP-KP Kab/Kota
LUAS HARGA SATUAN TAHUN PENANGANAN SUMBER FOTO LOKASI RENCANA
NO NAMA KAWASAN ASPEK KEKUMUHAN / JENIS KEGIATAN SATUAN VOLUME TOTAL BIAYA (Rp)
(Ha) (Rp) 2016 2017 2018 2019 2020 PENDANAAN* KEGIATAN LELANG 2016
1 PRIORITAS 1 74,058,501,207 1,982,125,000 40,202,151,840 28,635,729,960 1,127,144,000 2,500,000,000 473,375,000
Kawasan Gayam 38.78 55,738,464,000 1,030,000,000 33,883,375,000 20,825,089,000 - - -
Bangunan Gedung
RT 6, 7, 8, 9, 10, 11, - Sosialisasi Program LS 1 -
12, 13 - Pengadaan Lahan m2 87,609 375,000 32,853,375,000 32,853,375,000
RW - Pembangunan Rumah Swadaya Unit 101 206,189,000 20,825,089,000 20,825,089,000
Kelurahan Gayam - Pembangunan Rusunawa Unit -
Kecamatan Tanjung Redeb - Bantuan Stimulan Bahan Bangunan Unit 206 10,000,000 2,060,000,000 1,030,000,000 1,030,000,000
- ... ... -
Titik 117 30' 18.226"
Koordinat E Jalan Lingkungan 4,650,161,800 473,375,000 3,064,724,940 1,112,061,860 - - 473,375,000
2 9' 16.625" N - Sosialisasi Program LS 1 -
- Pengadaan Lahan m2 -
- Peningkatan kapasitas jalan lingkungan m 574 2,767,700 1,588,659,800 - 476,597,940 1,112,061,860 - -
- Peningkatan struktur jalan lingkungan m 1,438 2,129,000 3,061,502,000 473,375,000 2,588,127,000 - - - 473,375,000
- ... ... -
Air Minum 281,250,000 281,250,000 - - - - -
- Sosialisasi Program LS 1 -
- Pengadaan Lahan m2 -
- Sambungan Rumah unit 225 1,250,000 281,250,000 281,250,000
- Pembangunan IPA unit -
- Pembangunan Reservoir unit -
- Pembangunan Hydran Umum unit -
- Penyediaan Terminal Air (mobil tangki/tangki air) unit -
- ... ... -
Drainase Lingkungan 12,082,131,000 - 2,917,801,900 6,664,329,100 - 2,500,000,000 -
- Sosialisasi Program LS 1 -
- Pembangunan Pintu Air m2 1 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000
- Perbaikan Saluran Drainase m 3,079 3,042,000 9,366,318,000 - 2,809,895,400 6,556,422,600 - - -
- Pembangunan Baru Saluran Drainase m -
- Pembangunan Gorong-gorong m -
- Pembangunan Turap m -
- Bantuan Stimulan Tandon Air (detensi air hujan) unit 169 1,277,000 215,813,000 - 107,906,500 107,906,500 - -
Air Limbah 721,000,000 197,500,000 197,500,000 - 326,000,000 - -
- Sosialisasi Program LS -
- Pembangunan Pintu Air m2 -
- Pembangunan IPAL Komunal unit -
- Perbaikan IPAL Komunal unit -
- Pembangunan MCK Komunal unit -
- Perbaikan MCK Komunal unit -
- Penyediaan Truk tinja atau motor tinja unit 1 326,000,000 326,000,000 - - - 326,000,000 -
- Bantuan Stimulan Jambanisasi (On-Site/Bio Filter); Penanganan BABS unit 158 2,500,000 395,000,000 197,500,000 197,500,000 - - -
Persampahan 457,000,000 - 126,750,000 26,750,000 303,500,000 - -
- Sosialisasi Program LS 1 -
- Pengadaan Lahan m2 -
- Penyediaan Bak/Kontainer Sampah unit 214 500,000 107,000,000 - 26,750,000 26,750,000 53,500,000 -
- Penyediaan Gerobak/Motor Sampah/Mobil Bak Sampah/Perahu Sampah/Dumpunit Truck/Armroll
1 Truck/Compactor
100,000,000 Truck/Trailer Truck
100,000,000 - 100,000,000 - - -
- Pembangunan TPST unit 1 250,000,000 250,000,000 - - - 250,000,000 -
- Pembangunan TPS 3R unit -
- ... ... -
Pengamanan Kebakaran 19,500,000 - 12,000,000 7,500,000 - - -
- Sosialisasi Program LS 1 -
- Pengadaan Lahan m2 -
- Rehabilitasi Hidran Pemadam Kebakaran unit 3 2,500,000 7,500,000 - - 7,500,000 - -
- Bantuan Stimulan Pompa Portabel Pemadam Kebakaran unit 1 12,000,000 12,000,000 - 12,000,000 - - -
- ... ... -
Ruang Terbuka 108,994,407 - - - 497,644,000 - -
- Sosialisasi Program LS -
- Pengadaan Lahan m2 -
- Pembangunan Penerangan Jalan Umum Lingkungan (PJU) unit -
- Penyediaan RTH m2 15,571 7,000 108,994,407 - - - 497,644,000 -
- ... ... -

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-111


Tabel 3.20 Contoh Tabel Memorandum Program
INDIKASI KEBUTUHANBIAYA (x juta) SUMBER PENDANAAN PEMBIAYAAN (x juta)
No. PROGRAM KEGIATAN Lokasi Volume Satuan TAHUNANGGARAN Tahun APBN PENANGGUNGJAWAB
DAK APBD PROV APBD Kota BUMD KPS/SWASTA MASYARAKAT LAINNYA
2017 2018 2019 2020 2021 Rupiah PHLN
PENCEGAHAN
1 Pengawasan pemanfaatan ruang Sosialisasi teknis ketentuan kawasan sempadan kawasan D 1 Ls 100
Sosialisasi teknis ketentuan kawasan hutan lindung kawasan G
2 dst
PENINGKATAN KUALITAS
I BANGUNAN HUNIAN
Direktorat Penyediaan
1 Rehabilitasi bangunan hunian sesuai dengan fungsi Perbaikan rumah tidak layak huni kawasan A 73 unit 600 400 1,000
Perumahan
II JALAN LINGKUNGAN
Direktorat Pengembangan
1 Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh Rehabilitasi/peningkatan jalan lingkungan kawasan B 800 meter 1100 700 1200 600 Kawasan Permukiman, Dinas
PU Kota
Pembangunan jalan lingkungan kawasan C 600 meter 1200 1200
III DRAINASE LINGKUNGAN
.dst

IV PENYEDIAAN AIR MINUM


dst

V PENGELOLAAN AIR LIMBAH


dst

VI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

VII PROTEKSI KEBAKARAN

Catatan:

Rencana aksi program penanganan permukiman kumuh seperti pada contoh ilustrasi diatas dilakukan pada seluruh permukiman kumuh di perk otaan yang telah terverifikasi.

3-112 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


B.13 Penentuan Merupak an proses identifik asi terhadap lok asi permuk iman
Kawasan Prioritas k umuh yang dinilai memilik i k esiapan untuk implementasi
Penanganan pembangunan fisik pada tahun pertama dalam rencana
Permukiman pentahapan pembangunan k awasan berdasark an
Kumuh pertimbangan-pertimbangan yang telah disepak ati antar
pemangk u k epentingan yang terk ait dengan penanganan
permuk iman k umuh.

B.11 B.12
PERUMUSAN SKENARIO PERUMUSANRENCANA AKSI &
PENANGANAN & DESAIN MEMORANDUM KETERPADUAN
KAWASAN PERMUKIMAN PROGRAM SKALA KOTA DAN
KUMUH KAWASAN

B.13
PENENTUAN KAWASAN
PRIORITAS PENANGANAN
PERMUKIMANKUMUH

C.4
PERENCANAANPARTISIPATIFDI KAWASANPRIORITAS:
Pelaksanaan Rencana Kerja Masyarakat
Penyepakatan KOMPONENDED

TUJUAN Untuk menentukan minimal tiga kawasan pembangunan tahap pertama


yang akan direncanakan secara lebih rinci dan operasional

METODE Observasi lapangan, analisis kondisi kawasan, pendekatan partisipatif,


diskusi melalui Focus Group Discussion (FGD)

LANGKAH Identifikasi tingkat kekumuhan kawasan (telah dilakukan pada tahap


B.7);
Membuat daftar urutan permukiman kumuh berdasarkan kompleksitas
permasalahan dan kategori kekumuhan;
Merumuskan dan menyepakati dasar pertimbangan penetapan tahapan
penanganan permukiman kumuh prioritas (readiness criteria
pembangunan tahap 1);
Menilai kembali daftar urutan permukiman kumuh berdasarkan das ar
pertimbangan (readiness criteria) yang telah disepakati; dan
Menetapkan dan menyepakati lokasi dan komponen pembangunan
tahap pertama.

OUTPUT Rekomendasi lokasi pembangunan tahap-1;


Peta dan delineasi lokasi pembangunan tahap-1.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-113


PELAKSANA BKM/KSM
Tokoh masyarakat
Tenaga ahli pendamping

DURASI 2 minggu dari minggu ke 4 di bulan ke 4 sampai minggu ke 1 di bulan ke 5

Contoh dasar pertimbangan penentuan kawasan pembangunan tahap 1

1. Komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota Terhadap Penanganan Kawasan


Semakin tinggi komtmen pemerintah Kabupaten/Kota maka semakin prioritas untuk
ditangani.
2. Respon dan Kesiapan Masyarakat Terhadap Program Penanganan
Semakin tinggi respon dan tingkat penerimaan masyarakat terhadap program maka
semakin prioritas untuk ditangani.
3. Keberadaan dan Aktifitas Sistem/Kelompok Pengelola Lingkungan
Semakin baik struktur dan pola kelembagaan di dalam kawasan maka semakin prioritas
untuk ditangani.
4. Karakteristik Daerah dan Kebijakan Daerah
Adanya karakteristik khusus dan kebijakan daerah yang perlu dipertimbangkan
5. Kemampuan Pembiayaan Daerah
Adanya kontribusi kemampuan pembiayaan daerah untuk ikut serta dalam penanganan
permukiman kumuh.

Dasar pertimbangan penentuan kawasan pembangunan tahap 1, bisa tambahkan atau


dikurangi sesuai dengan kebutuhan daerah.

Catatan:

Pembangunan tahap pertama dapat dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan, yaitu:


- Pembangunan berbasis kawasan pembangunan tahap pertama dilakukan pada
minimal 3 (tiga) kawasan permukiman kumuh prioritas terhadap seluruh aspek
penanganan dan seluruh komponen infrastruktur keciptakaryaan, apabila seluruh
readiness criteria (kesiapan lokasi, pemerintah daerah, dan masyarakat) dapat dipenuhi
pada kawasan tersebut.
- Pembangunan berbasis komponen infrastruktur pembangunan tahap pertama
dilakukan pada minimal 3 (tiga) kawasan permukiman kumuh prioritas, namun hanya
dilakukan terhadap beberapa komponen-komponen infrastruktur keciptakaryaan yang
dianggap telah memenuhi readiness criteria (kesiapan lahan, pemerintah daerah, dan
masyarakat) untuk diimplementasikan pada tahun berikutnya.

3-114 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


A.5 FGD 3 Kegiatan penyepak atan terhadap perumusan rencana ak si,
program, k egiatan, dan hasil Rencana Kerja Masyarak at

A.5
FGD 3:
PENYEPAKATAN RENCANAAKSI,
PROGRAM DAN KEGIATAN (hasil
RKM)

B.12
PERUMUSAN RENCANA AKSI &
MEMORANDUM KETERPADUAN
PROGRAM SKALA KOTA DAN
KAWASAN

TUJUAN Menyepakati rumusan rencana aksi penanganan, program-


program dan kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh
Menyepakati kawasan prioritas penanganan permukiman kumuh
yang dipilih untuk pembangunan tahap 1

PENYELENGGARA Pokjanis

PESERTA DAN Kegiatan FGD terdiri peserta dan pendukung Peserta meliputi:
PENDUKUNG Dinas/instansi tingkat kota yang membidangi infrastruktur
permukiman, permukiman, dan perencanaan
Akademisi
Tim P2KKP (Korkot/Faskel)
BKM/KSM
Tokoh Masyarakat
Pendukung meliputi:

Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman


Tim Teknis Provinsi
Tenaga Ahli Pendamping

DURASI Minimal 1 hari * dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana


kerja yang disusun
*) Dilak sanak an pada minggu k e 4 bulan k e 4 sampai dengan minggu
k e 1 bulan k e 5atau sejak diselesaik annya sub k egiatan penilaian
lok asi berdasark an k riteria, indik ator dan parameter k ek umuhan

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-115


METODE Diskusi

TEMPAT di kabupaten/kota tempat penyusunan RP2KPKP


PELAKSANAAN

OUTPUT Skenario penanganan dan konsep desain kawasan permukiman


kumuh;

Rencana aksi penanganan permukiman kumuh


Memorandum keterpaduan program skala kota dan skala
kawasan;
Rencana investasi dan pembiayaan kawasan permukiman kumuh;

Daftar kawasan prioritas penanganan permukiman kumuh; dan


Berita acara kesepakatan

C.4 Perencanaan Melak uk an perencanaan partisipatif dengan melibatk an


partisipatif di k omponen k elembagaan k awasan permuk iman prioritas yang
kawasan prioritas telah dibentuk untuk menyepak ati k ebutuhan penanganan
k awasan dan k omponen infrastuk tur pembangunan tahap-1
yang ak an ditindak lanjuti dengan penyusunan desain tek nis
(DED).

B.11 B.12
PERUMUSAN SKENARIO PERUMUSANRENCANA AKSI &
PENANGANAN & DESAIN MEMORANDUM KETERPADUAN
KAWASAN PERMUKIMAN PROGRAM SKALA KOTA DAN
KUMUH KAWASAN

B.13
PENENTUAN KAWASAN
PRIORITAS PENANGANAN
PERMUKIMANKUMUH

C.4
PERENCANAANPARTISIPATIFDI KAWASANPRIORITAS:
Pelaksanaan Rencana Kerja Masyarakat
Penyepakatan KOMPONENDED

TUJUAN Menyusun rencana aksi masyarakat/community action plan (CAP)


penanganan permasalahan pembangunan pada kawasan permukiman
kumuh meliputi jenis/komponen, volume, lokasi, dan pelaku

3-116 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


METODE Analisis kebutuhan, pemetaan stak eholder, analisis pembiayaan,
pendekatan partisipatif, dan FGD (rembug warga)

LANGKAH Mengidentifikasi dan memetakan pemangku kepentingan di tingkat


masyarakat untuk turut terlibat dalam proses perencanaan;
Mengidentifikasi kebutuhan penanganan tahap pertama yang berbasis
komponen dengan melakukan diskusi partisipatif/rembug warga dengan
pemangku kepentingan dan masyarakat setempat;

Menyusun dan memilih komponen infrastruktur yang akan ditindaklanjuti


dengan penyusunan desain teknis dan diimplementasikan pada tahun
pertama melalui beberapa kriteria, yaitu:
a) Komponen infrastruktur yang akan dibangun harus merupakan
kebutuhan utama kawasan yang langsung dapat dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat setempat.
b) Komponen infrastruktur yang akan dibangun harus memberikan
implikasi atau dampak nyata terhadap peningkatan kualitas
permukiman;
c) Komponen infrastruktur yang akan dibangun harus bersifat mudah
dilaksanakan, tidak menimbulkan friksi di masyarakat,
d) Lokasi pembangunan komponen infrastruktur bukan merupakan
lahan ilegal/disengketakan.
*) Proses pelak sanaan perencanaan partisipatif dilak uk an secara informal,
sesuai dengan k ebutuhan, dan disepak ati dalam bentuk berita acara.

OUTPUT Kebutuhan penanganan kawasan;


Rencana Kerja Masyarakat (RKM)

Hasil perencanaan partisipatif (hasil desain masyarakat skala


lingkungan)

Komponen infrastuktur yang akan ditindaklanjuti dengan penyusunan


desain teknis (DED); dan

Indikasi kesiapan kawasan (readiness criteria) dari sisi masyarakat untuk


implementasi program.

PELAKSANA Koordinator Kota/Askot/Fasilitator Pendamping Masyarakat

BKM/KSM
Tim Inti Perencanaan Partisipatif

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-117


DURASI 6 minggu (1,5 bulan) *
*) Terhitung sejak minggu k e-2 bulan k e-4 atau sejak diselesaik annya sub
k egiatan penyiapan dan penguatan k elembagaan masyarak at

3-118 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


3.2.4 TAHAP PENYUSUNAN DESAIN TEKNIS
Kegiatan penyusunan desain teknis adalah penerjemahan dari rencana penanganan kawasan
permukiman prioritas yang telah disusun pada tahap sebelumnya ke dalam bentuk
rancangan/desain teknis untuk diimplementasikan pada tahun pertama. Dengan kata lain,
rancangan/desain teknis dalam rangka pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh di kawasan prioritas ini disusun berdasarkan rencana penanganan (konsep, strategi,
dan program) yang telah disusun dan disepakati sebelumnya. Dalam lingkup kegiatan
penyusunan desain teknis ini terdapat 7 (tujuh) sub kegiatan yang terbagi dalam 2 (dua) lingkup
sebagai berikut:

Penyelenggaraan Kegiatan RP2KPKP A.6 Pembahasan Pleno


A.7 Konsultasi Publik

Proses Perencanaan & Penyusunan B.14 Penyusunan desain teknis (daftar


komponen DED, pengukuran lapangan,
dan visualisasi pendukung perancangan)
B.15 Penyusunan detailed engineering
design/DED (gambar kerja, RAB, RKS)
B.16 Penyempurnaan hasil pleno
B.17 Penyusunan dokumen RP2KPKP
B.18 Finalisasi dan legalisasi hasil
(Perwal/Perbup)

Lingkup kegiatan penyusunan desain teknis ini akan diselesaikan pada 2 (dua) bulan terakhir
pelaksanaan kegiatan penyusunan RP2KPKP, dan dimulai sejak kegiatan dalam tahap
perumusan rencana penanganan masih berlangsung. Secara diagramatis, rangkaian kegiat an
pada lingkup kegiatan penyusunan desain teknis dapat dilihat pada Gambar 3-18.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-119


TAHAPAN 4 TAHAP PENYUSUNAN DESAIN TEKNIS

WAKTU BULAN 5 BULAN 6

PENYELENGGARAAN
KEGIATAN RP2KPKP
(pendekatan fasilitasi A.6 A.7
PEMBAHASAN KONSULTASI
Pemda) PLENO PUBLIK *

B.16
PENYEMPURNAAN
HASIL PLENO

B.17
PENYUSUNAN
DOKUMEN RP2KPKP
Rencana Aksi 0%
Kumuh
Rencana Teknis
Pembangunan
PROSES PENYUSUNAN tahap 1
Memorandum
RP2KPKP Program
(Pendekatan Membangun DED Komponen
Prioritas
B.14
Sistem) PENYUSUNAN DESAIN
TEKNIS
Daftar rencana
komponen B.18
Pengukuran lapangan FINALISASI &
Visualisasi pendukung LEGALISASI HASIL
perancangan (PERWAL/PERBUP)

B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
(GAMBARKERJA, RAB, RKS)

PELAPORAN LAPORAN
DRAFT AKHIR
LAPORAN
AKHIR

Daftar rencana komponen infrastruktur pembangunan tahap 1;


Data hasil pengukuran detail komponen infrastruktur pembangunan tahap 1:
Peta rinci/siteplan;
Visualisasi pendukung perancangan (dokumentasi drone, ilustrasi before-after, animasi 3D);
OUTPUT DED (Gambar kerja, RAB, RKS) komponen infrastruktur pembangunan tahap 1;
Dokumen lelang;
Dokumen RP2KPKP; dan
Draft Perwal/Perbup

Gambar 3.28 Rangkaian Kegiatan pada Lingkup Kegiatan Penyusunan Desain Teknis

3-120 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


B.14 Penyusunan desain Penerjemahan k onsep dan desain penanganan k awasan yang
teknis telah dirumusk an k e dalam rencana tek nis penanganan yang
lebih teruk ur dan presisi baik secara lok asi, besaran/volume,
dan terpetak an secara visual, serta menyusun dan
menyepak ati daftar k omponen infrastruk tur pembangunan
tahap 1 yang ak an ditindak lanjuti dengan penyusunan DED,
dilanjutk an dengan penguk uran detail terhadap k omponen-
k omponen tersebut.

*) Komponen infrastruk tur pembangunan tahap 1 dibatasi


hanya pada bidang k eciptak aryaan

B.13
PENENTUAN KAWASAN
PRIORITAS PENANGANAN
PERMUKIMANKUMUH

B.14
PENYUSUNAN DESAIN
TEKNIS
Daftar rencana
komponen
Pengukuran lapangan
Visualisasi pendukung
perancangan

B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
(GAMBARKERJA, RAB, RKS)

TUJUAN Memperoleh list/daftar komponen infrastruktur prioritas yang akan


ditindaklanjuti dengan penyusunan gambar kerja serta
diimplementasikan pada tahun pertama penanganan
Melakukan pengukuran teknis untuk menentukan komponen-komponen
dari infrastruktur permukiman yang masih bermasalah
Menyusun peta rinci sebagai acuan untuk pelaksanaan pembangunan di
lapangan;
Menyusun visualisasi pendukung perancangan dan pembuatan
komponen penanganan kawasan secara visual
Memperoleh gambaran visual kawasan kumuh prioritas secara
komperhensif

Memperoleh detail kebutuhan perancangan komponen infrasruktur


(volume dan dimensi) serta kondisi lapangan teraktual pada kawasan
permukiman kumuh prioritas

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-121


METODE Studio, analisis kebutuhan, penjaringan informasi, observasi dan
pengukuran lapangan (ground survey), teknik penelurusan lokasi
(transek)

LANGKAH Melakukan penyusunan peta rinci/siteplan, pembuatan site plan


diperlukan sebagai acuan untuk pelaksanaan di lapangan siteplan
sedikitnya memuat: (1) plotting komponen rencana, (2) jenis serta
ukuran komponen rencana dan (3) kondisi eksisting, misal: nama jalan,
arah aliran, kontur eksisting serta kondisi 0% dari komponen yang akan
dibangun. Peta kebutuhan infarstruktur yang dipersyaratkan skala
1:1.000 untuk penanganan tahun pertama.
Penyusunan Visualisasi Pendukung Perancangan, pembuatan
komponen kawasan secara visual untuk memberikan pembanding dari
kondisi kawasan semula dan kondisi kawasan setelah dibangun atau
before-after
penyiapan gambar pra rencana berdasarkan rumusan program kegiatan
untuk pembangunan kawasan secara keseluruhan. Gambar ini memuat
bentuk dan komponen-komponen fisik apa saja yang diperlukan dalam
penanganan kawasan kumuh prioritas, namun jumlah dan besarannya
belum terinci yang disepakati antara pokja kab/kota, stakeholders
kab/kota serta masyarakat pada kawasan prioritas.
Melakukan analisis dan diskusi pemilihan komponen dengan
stakeholders kab/kota serta masyarakat pada kawasan prioritas
Melakukan ground check dan pengukuran yang di sesuaikan dengan
kebutuhan nyata di lapangan. Komponen rencana disusun ulang dan
dilihat sejauh mana kemungkinan dapat dilaksanakan pembangunannya
di lapangan. Pemilihan komponen yang akan diukur harus melalui
beberapa kriteria, yaitu:
- Komponen harus benar-benar menjadi prioritas utama bagi
penanganan kawasan kumuh;
- Komponen harus memberikan dampak nyata/manfaat terhadap
perbaikan lingkungan kumuh yang ditangani; dan
- Komponen dapat dilaksanakan pembangunannya dan tidak berada
dalam tanah/lahan yang disengketakan

OUTPUT Peta rencana rinci pembangunan tahap pertama yang disusun dengan
memperhatikan berbagai acuan yang ada (peta kebutuhan infarstruktur
skala 1:1.000 untuk penanganan tahun pertama dan skala 1:5.000 untuk
jangka waktu tahun 2017-2019)

Visualisasi 3 dimensi (3D) dari rencana yang disusun


Animasi (video/flim yang memperlihatkan kondisi eksisting dan rencana)

3-122 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Kesepakatan daftar rencana komponen infrastruktur pembangunan
tahap 1; dan

Dimensi dan volume pekerjaan komponen infrastruktur pembangunan


tahap 1

DURASI 4 (empat) minggu *


*) Terhitung sejak minggu k e-1 bulan k e-5 atau sejak diselesaik annya sub
k egiatan penentuan k awasan prioritas penanganan

Survei detail permukiman kumuh prioritas dilakukan setelah ditetapkannya kawasan prioritas
pada tahapan sebelumnya. Survei ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai
permasalahan kondisi fisik dan non fisik melalui pengamatan secara langsung di kawasan
kumuh prioritas. Pengenalan akan lapangan ini penting dilaksanakan agar mampu menyusun
konsep penanganan yang sesuai dengan kebutuhan kawasan kumuh prioritas.
Data yang didapatkan pada survei kawasan kumuh prioritas ini berupa data primer dan data
sekunder (by name by address), diantaranya adalah:
a. Lingkup rumah tangga

Kondisi Bangunan Hunian (Keteraturan bangunan Kelayakan Bangunan Hunian)


Kondisi Penyediaan Air Minum
Kondisi Pengelolaan Sanitasi
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
b. Lingkup Lingkungan

Kondisi Bangunan Hunian (Kepadatan Bangunan)


Kondisi Jalan Lingkungan
Kondisi Drainase Lingkungan (Kejadian Genangan)
Pengamanan Bahaya Kebakaran
Kondisi ketersediaan RTH
c. Data Nonfisik:

Data kependudukan
Data potensi ekonomi eksisting kawasan
Data potensi pengembangan kawasan
Data kebiasaan dan adat istiadat di kawasan
Data identifikasi legalitas lahan dan bangunan hunian

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-123


Tabel 3.1 Contoh Daftar Komponen Pembangunan Tahap 1 (By Name by Address)

Koordinat Kegiatan
No. Nama Kegiatan
Desimal Derajat
RW. 01
Pemasangan Box Cuvert 200 x 200 Kali Badek Gg. 8 RW. -8.000959, 800'03.5"S
1
01 112.629219 11237'45.2"E
-8.001166, 800'04.2"S
2 Pengaspal Jalan Gg. 08 RW. 01
112.630024 11237'48.1"E
-8.001452, 800'05.2"S
3 Pasang Paving Jalan RT. 09 RW. 01
112.630665 11237'50.4"E
-8.001762, 800'06.3"S
4 Pembuatan Pagar BRC Kali Badek RW. 01
112.631073 11237'51.9"E
Pengaspalan Jl. Kolonel Sugiono X dan Jl. Perum. Kota -8.003769, 800'13.6"S
5
Lama 112.630384 11237'49.4"E
Pengaspal dan Pasang Box U 50 x 40 Jl. Kolonel Sugiono -8.003343, 800'12.0"S
6
XA RT. 07 RW. 01 112.629358 11237'45.7"E
Pasang Gorong- gorong D 30 dan Pasang Box U 30 x 40 Jl. -8.005136, 800'18.5"S
7
Kolonel Sugiono XA RT. 07 RW.01 112.629657 11237'46.8"E
-8.007396, 800'26.6"S
8 Pasang Paving Jalan RT. 14,15,16
112.626472 11237'35.3"E
-8.006230, 800'22.4"S
9 Pemasangan 10 Biofil RW. 01
112.628126 11237'41.2"E
RW. 02
-7.999213, 759'57.2"S
10 Pasang Gorong-gorong Gg. Anggrek sampai Gg. Seruni
112.629139 11237'44.9"E
-7.999015, 759'56.5"S
11 Pasang Gorong-gorong Gg. Seruni
112.629116 11237'44.8"E
-7.999584, 759'58.5"S
12 Pasang Gorong-gorong Gg. Cilung
112.628670 11237'43.2"E
-7.999551, 759'58.4"S
13 Perbaikan Aspal Jalan Simpang Sonokeling
112.628418 11237'42.3"E
-8.000240, 800'00.9"S
14 Pasang Box U 50 x 70 Jl. Niaga
112.626679 11237'36.0"E
-7.999601, 759'58.6"S
15 Pembuatan MCK Komunal jl. Simpang Sonokeling
112.628384 11237'42.2"E
-7.998488, 759'54.6"S
16 Pembuatan MCK Komunal Gg. Matahari
112.629020 11237'44.5"E
... RW ...
... ... ... ...
*) Daftar komponen terseb ut disepakati seb elum dilakukan pendetailan dan perhitungan dengan
mempertimbangkan kemungkinanpelaksanaan di lapangan dan dampak penurunan tingkat
kekumuhan dari rencana pembangunan komponen diatas.

3-124 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Gambar 3.29 Plotting/pemetaan Daftar Komponen Infrastruktur Pembangunan tahap 1

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-125


Gambar 3.30 Contoh Siteplan Kawasan Prioritas

3-126 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Gambar 3.31 Contoh siteplan kawasan skala 1:1000 (disertai dokumentasi kondisi eksisting)

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-127


Gambar 3.32 Ilustasi Perbandingan Kondisi Sebelum (Before) dan Setelah (After) Penanganan

3-128 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Gambar 3.33 Contoh ilustrasi 3D Kawasan

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-129


B.15 Penyusunan Penyusunan rencana tek nis rinci/gambar k erja (detailed
Detailed engineering design/DED) disertai dengan analisa harga
Engineering Design satuan, RAB, dan RKS untuk k omponen infrastruk tur
(Gambar kerja, pembangunan tahap 1 yang telah disepak ati
RAB, RKS)

A.6
PEMBAHASAN
PLENO

B.14
PENYUSUNAN DESAIN B.16
TEKNIS PENYEMPURNAAN
Daftar rencana HASIL PLENO
komponen
Pengukuran lapangan
Visualisasi pendukung
perancangan

B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
(GAMBARKERJA, RAB, RKS)

TUJUAN Menyusun rencana teknis rinci (DED) infrastruktur permukiman


perkotaan pada kawasan pembangunan tahap pertama; dan

Menyusun Dokumen Lelang yang memuat Rencana Anggaran Biaya


(RAB) dan daftar kuantitas harga

METODE Desk study, studio

LANGKAH penyusunan desain teknis meliputi:


- Pembuatan keyplan dan gambar kerja sebagai pendetailan
komponen prioritas yang ditentukan sebagai acuan pelaksanaan di
lapangan;
- Pembuatan gambar kerja detail dari komponen yang direncanakan
yaitu gambar denah, tampak dan potongan dengan skala yang telah
ditentukan dan disesuaikan dengan kebutuhan pelaksana lapangan
(skala 1:200, 1:100, 1:50, 1:20, 1:10).
Sedangkan dokumen lelang yang dipersiapkan selain site plan dan
gambar detail diatas mencakup dokumen yang akan digunakan dalam
pengadaan barang dan jasa yaitu:
- Analisa satuan pekerjaan dan RAB; yang disusun dengan
memperhatikan ketentuan yang ada (lihat box 1).

3-130 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


- Rencana Kerja dan Syarat (RKS) serta spesifikasi teknis, yang
disusun berdasarkan kebutuhan lelang

OUTPUT Gambar kerja/DED untuk setiap komponen infrastruktur yang disepakati


(skala 1:100, 1:50, 1:20, 1:10, 1:5) yang terdiri atas:
a) Peta lokasi komponen (k eyplan);
b) Gambar potongan/denah/tampak 2D;
c) Gambar perspektif 3D; dan
d) Detail pengukuran dan analisa biaya (tabel).

Dokumen lelang meliputi:


a) Peta Rinci / Site Plan dan Gambar Detail;
b) Data Hasil Pengukuran dan Kondisi Lapangan;
c) Data survey investigasi lahan dan utilitas
d) Rencana Anggaran Biaya (RAB) atau Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
dari paket-paket pekerjaan yang disusun (OE);
e) Rincian Volume Pekerjaan (BQ);
f) Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS);
g) Dokumen persyaratan umum dan dokumen persyaratan administrasi;
dan
h) Spesifikasi teknis dari masing-masing item komponen rencana

DURASI 8 (delapan) minggu / 2 (dua) bulan *


*) Terhitung sejak awal bulan k e-5 atau sejak diselesaik annya sub k egiatan
penyusunan daftar rencana k omponen infrastruk tur

Acuan yang Digunakan dalam Penyusunan DED


Penyusunan rencana teknis rinci dapat mengacu kepada standar teknis yang digunakan yaitu Standar
Nasional Indonesia (SNI) dan pedoman teknis lainnya, yang antara lain meliputi:
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2013 Tentang Pedoman Analisis Harga
Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum, atau
Standar Teknis Penyusunan Analisa Biaya Komponen DED Standar teknis bidang antara lain:
SNI Tahun 2007 tentang Analisa Harga Satuan Pekerjaan,
Pada kondisi komponen yang dibuat belum terdapat standar analisa satuan pekerjaan maka
dapat digunakan metoda Analisa BOW.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-131


Gambar 3.34 Contoh Ilustrasi 3D Komponen DED

3-132 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


Gambar 3.35 Contoh Gambar Kerja (DED)

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-133


RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

Nama Pekerjaan : Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Prioritas (RKP-KP) Kota Malang
Item Analisa : DIGESTER
Lokasi Pekerjaan : Kota Malang
Tahun Anggaran : 2015

Jumlah
No Nama Pekerjaan Vol Satuan Harga Satuan
Harga
DIGESTER
I Pekerjaan Tanah
1 Pengukuran dan Bouwplank 18,00 m 37.000,00 666.000,00
2 Galian Tanah 41,04 m3 45.900,00 1.883.632,73
3 Timbunan Tanah Kembali 12,31 m3 10.400,00 128.037,78
4 Pemadatan tanah setiap 20 cm 12,31 m3 22.900,00 281.929,34
5 Buangan tanah sisa galian 28,73 m3 13.700,00 393.552,02
6 Pasir Urug, t = 5 cm 0,89 m3 124.500,00 110.929,50

SUB TOTAL.I 3.464.081,37

II Pekerjaan Pasangan dan Beton


1 Beton lantai kerja K 100, t = 5 cm 0,89 m3 697.600,00 621.561,60
2 Beton Plat Dasar tebal = 20 cm K225 tul = 145 kg/m3 2,67 m3 2.946.100,00 7.874.925,30
3 Beton Plat Atas tebal = 12 cm K225 tul = 135 kg/m3 2,53 m3 4.245.000,00 10.745.188,09
4 Beton Tutup Manhole 0,07 m3 4.245.000,00 312.007,50
5 Pasangan Paving block tebal 6 cm 24,00 m2 119.200,00 2.860.800,00
6 Pasangan Batu belah 1Pc : 4 Ps ( penjepit paving block ) 2,16 m3 615.300,00 1.329.048,00
7 Pasangan Batu bata 1Pc : 3 Ps ( Pas 1Bt ) 35,95 m2 190.300,00 6.841.285,00
8 Pasangan Batu bata 1Pc : 3 Ps ( Pas.1/2 Bt ) 1,44 m2 91.000,00 131.040,00
9 Plesteran 1Pc : 3 Ps tebal 15 mm 37,39 m2 36.400,00 1.360.996,00
10 Acian 37,39 m2 19.200,00 717.888,00
11 Saluran drainase terbuka keliling Digester 24,00 m 292.300,00 7.015.200,00

SUB TOTAL.II 39.809.939,49

III Pekerjaan Lain- lain


1 Pipa PVC dia 3/4" AW 12,00 m1 127.800,00 1.533.600,00
2 Bend all socket PVC dia.3/4" AW 2,00 bh 24.000,00 48.000,00
3 Pipa PVC dia 4" AW 3,00 m1 185.200,00 555.600,00
4 Bend all socket PVC dia. 4" AW 2,00 bh 26.000,00 52.000,00

SUB TOTAL.III 2.189.200,00


JUMLAH 45.463.220,86

Gambar 3.36 Contoh Rencana Anggaran Biaya (RAB) Komponen

A.6 Pembahasan Pleno Pada bulan k elima/k eenam penyelenggaraan k egiatan, ak an

3-134 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


diselenggarak an k egiatan Pembahasan Pleno Penyusunan
RP2KPKP yang wajib diik uti oleh Tenaga Ahli Pendamping dan
Pok janis Kabupaten/Kota.

A.5
FGD 3: A.6 A.7
PENYEPAKATAN RENCANA AKSI, PEMBAHASAN KONSULTASI
PROGRAM DAN KEGIATAN (Hasil PLENO PUBLIK *
RKM)

B.16
PENYEMPURNAAN
HASIL PLENO

B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
(GAMBARKERJA, RAB, RKS)

TUJUAN Memonitor pencapaian dari kegiatan penyusunan RP2KPKP yang


dilakukan di setiap kabupaten/kota

METODE Workshop dan diskusi

LANGKAH Menyiapkan materi pembahasan capaian penyusunan RP2KPKP hingga


tahap penyusunan desain teknis yang meliputi bahan tayangan dan
materi visualisasi yang telah disusun;

Mengikuti kegiatan pembahasan pleno dengan memaparkan hasil-hasil


penyusunan RP2KPKP kepada para pemangku kepentingan terkait;

Memaparkan hasil dan proses penyusunan RP2KPKP oleh tim pokjanis


kabupaten/kota; dan
Merumuskan langkah perbaikan berdasarkan masukan terhadap
pencapaian kegiatan RP2KPKP dari pelaksanaan pembahasan pleno

OUTPUT Kesetaraan kualitas dan tingkat kedalaman hasil dari produk RP2KPKP
yang dihasilkan oleh tiap kabupaten/kota; dan

Hasil evaluasi terhadap proses yang telah dilakukan.

DURASI 1-2 hari *


*) Minggu k e-4 pada bulan k e-5 (Jadwal dan lok asi penyelenggaraan
ditentuk an oleh pihak Direk torat PKP, Ditjen Ck , Kementerian PUPR)

Secara proses, pada saat pelaksanaan pembahasan pleno diharapkan seluruh kota/kabupaten
penyusun telah melaksanakan kegiatan FGD 3 serta perencanaan partisipatif di kawasan

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-135


permukiman prioritas (pelaksanaan rencana kerja masyarakat). Secara substansi, pada saat
pelaksanaan pembahasan pleno diharapkan seluruh kota/kabupaten penyusun telah memiliki
output akhir hingga tahap DED komponen pembangunan tahap 1 yang disertai dengan
visualisasi pendukung perancangan (dokumentasi drone, ilustrasi before-after, dan animasi
3D).
Dalam konteks administrasi, pada saat pelaksanaan pembahasan pleno diharapkan seluruh
kota/kabupaten penyusun telah melaksanakan pembahasan laporan akhir sementara di tingkat
provinsi.

B.16 Penyempurnaan Perbaik an rencana pencegahan dan peningk atan k ualitas


hasil Pleno permuk iman k umuh yang telah disusun berdasark an hasil
masuk an dari pembahasan pleno

A.6
PEMBAHASAN
PLENO

B.16
PENYEMPURNAAN
HASIL PLENO

B.17
PENYUSUNAN DOKUMEN RP2KPKP
Rencana Aksi 0% Kumuh
Rencana Teknis Pembangunan tahap 1
Memorandum Program
DEDKomponen Prioritas

B.15
PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING DESIGN/DED
(GAMBAR KERJA, RAB, RKS)

TUJUAN Menyempurnakan substansi rencana pencegahan dan peningkatan kualitas


permukiman kumuh

METODE Desk study

LANGKAH Menginventarisasi catatan masukan penyelenggaraan pembahasan


pleno;
Memperbaiki substansi rencana pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh; dan
Mengkonsultasikan hasil penyempurnaan substansi pasca pembahasan

3-136 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


pleno dengan tim teknis provinsi dan koordinator pusat.

OUTPUT Rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh


yang telah disempurnakan hingga ke tahap desain teknis.

DURASI 2 (dua) minggu *


*) terhitung sejak terselenggaranya k egiatan pembahasan pleno.

A.7 Diseminasi dan Untuk menginformasik an hasil yang telah dicapai, mak a
Publikasi pada awal bulan k eenam perlu diselenggarak an k egiatan
diseminasi dan publik asi. Kegiatan diseminasi dan publik asi
ini adalah k egiatan penyebarluasan terhadap muatan
RP2KPKP k epada pemangk u k epentingan k abupaten/k ota
termasuk masyarak at.

*) Diseminasi dan publik asi ini diselenggarak an melalui


pendanaan pemerintah k ota/k abupaten (APBD)

A.6 A.7
PEMBAHASAN DISEMINASI &
PLENO PUBLIKASI

B.17
PENYUSUNAN
DOKUMEN RP2KPKP
Rencana Aksi 0%
Kumuh
Rencana Teknis
Pembangunan
tahap 1
Memorandum
Program
DEDKomponen
Prioritas

TUJUAN Untuk menyebarluaskan hasil penyusunan RP2KPKP yang telah dilakukan


kepada masyarakat

METODE Pemaparan hasil melalui sosialisasi, publikasi media (cetak/elektronik), dll

LANGKAH Menyiapkan materi pemaparan dan publikasi yang meliputi bahan


tayang dan materi visualisasi yang telah disusun
Memaparkan dan mempublikasikan seluruh capaian kegiatan RP2KPKP

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-137


OUTPUT Terinformasikannya hasil penyusunan RP2KPKP kepada masyarakat

DURASI 1 minggu
*) Jadwal penyelenggaraan disesuaik an dengan rencana k erja yang telah
disusun

B.17 Penyempurnaan Menyempurnak an Dok umen RP2KPKP sebagai produk ak hir


Dokumen hasil penyusunan substansi RP2KPKP yang memuat seluruh
RP2KPKP output k egiatan hingga k e tahap desain tek nis.

A.7
KONSULTASI
PUBLIK *

B.16
PENYEMPURNAAN
HASIL PLENO

B.17
Penyempurnaan DOKUMEN RP2KPKP
Rencana Aksi 0% Kumuh
Rencana Teknis Pembangunan tahap 1
Memorandum Program
DED Komponen Prioritas

B.18
FINALISASI &
LEGALISASI HASIL
(PERWAL/PERBUP)

TUJUAN Menyusun substansi rencana pencegahan dan peningkatan kualitas


permukiman perkotaan ke dalam satu dokumen yang terpadu dan dapat
dimanfaatkan oleh seluruh pemangku kepentingan

METODE Desk study, kompilasi output

LANGKAH Menginventarisasi output/keluaran utama dari kegiatan penyusunan


RP2KPKP;

Sistematisasi seluruh hasil-hasil dari rangkain proses kegiatan yang


disusun dalam dokumen perencanaan yang komprehensif seuai dengan
substansi yang diwajibkan.

Melakukan diskusi pembahasan terhadap konten dan sistematika


penyajian dokumen.

3-138 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


OUTPUT Dokumen Rencana Pencegahan dan peningkatan Kualitas Permukiman
Kumuh Perkotaan yang memuat:

Profil kawasan permukiman kumuh hasil verifikasi;


Potensi dan permasalahan permukiman kumuh (pemetaan 7+1
indikator).
Konsep dan Strategi penanganan permukiman kumuh (skala kota dan
skala kawasan);
Hasil penilaian tingkat kekumuhan berdasarkan kriteria dan indikator
(Permen PUPR No.2/2016);
Kebutuhan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
perkotaan;
Distribusi pola kolaborasi penanganan permukiman kumuh;

Skenario penanganan dan desain penanganan kawasan permukiman


kumuh;
Rencana aksi dan memorandum keterpaduan program penanganan;
Kawasan prioritas yang akan dilakukan pembangunannya pada tahap
pertama (dilakukan penyusunan rencana penanganan secara lebih rinci
dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan
1:1.000);
Siteplan kawasan permukiman prioritas dan visualisasi pendukung
perancangan
a) 1:5.000 (untuk kawasan prioritas)
b) 1:1.000 (untuk kawasan pembangunan tahun pertama)

DURASI 2 (dua) minggu *


*) terhitung sejak minggu k e-2 bulan k e-6 atau sejak diselesaik annya sub
k egiatan penyempurnaan hasil pleno

B.18 Finalisasi dan Melak uk an penyempurnaan Dok umen RP2KPKP serta


legalisasi hasil menyusun produk huk um (legal drafting) dari substansi
RP2KPKP yang telah disusun

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-139


B.17
PENYUSUNAN DOKUMEN RP2KPKP
Rencana Aksi 0% Kumuh
Rencana Teknis Pembangunan
tahap 1
Memorandum Program
DEDKomponen Prioritas

B.18
FINALISASI & LEGALISASI HASIL
(PERWAL/PERBUP)

TUJUAN Menyusun substansi rencana pencegahan dan peningkatan kualitas


permukiman perkotaan ke dalam satu dokumen yang terpadu dan dapat
dimanfaatkan oleh seluruh pemangku kepentingan

METODE legal drafting, pembahasan

LANGKAH Penyusunan Draft Peraturan Walikota/Bupati berdasarkan dokumen


RP2KPKP yang telah disepakati oleh pemangku kepentingan;

Pembahasan di bagian hukum (harmonisasi dan koordinasi dgn SKPD


terkait);

Pengajuan RANPERWAL/RANPERBUP kepada Walikota/Bupati


(melalui SEKDA);

Penyempurnaan perwal/perbup oleh tim penyusun perwal;


Penetapan peraturan Walikota/Bupati.

OUTPUT Berdasarkan timeline penyusunan RP2KPKP yang hanya selama 6 bulan,


output yang diharapkan yaitu tersusunnya naskah draft Peraturan
Walikota/Bupati tentang Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Kota/Kabupaten

DURASI 2 (dua) minggu *


*) terhitung sejak minggu k e-3 bulan k e-6 atau sejak diselesaik annya sub
k egiatan penyusunan dok umen RP2KPKP

3-140 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


3.3 KELUARAN YANG DIHASILKAN
Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan Penyusunan RP2KPKP meliputi 4 (empat) dokumen,
yaitu:
1. Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan (RP2KPKP);
2. Dokumen Penyelenggaraan (Proceeding)Kegiatan;
3. Dokumen/Album Detailed Engineering Design (DED); dan
4. Dokumen/Album Peta.
dengan rincian muatan tiap dokumen sebagai berikut:
1. Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan (RP2KPKP)

MUATAN Profil kawasan permukiman prioritas;


Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman
prioritas;

Konsep dan rencana penanganan pada kawasan permukiman


prioritas;
Rencana aksi program penanganan permukiman pada kawasan
prioritas selama 5 tahun;
Momerandum program penanganan kumuh.

Rencana pembangunan tahun 1


Kawasan prioritas yang akan dilakukan pembangunannya pada
tahap pertama (dilakukan penyusunan rencana penanganan
secara lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman
skala perencanaan 1:1.000);
Rencana Detail Desain (Detailed Engineering Design/DED)
infrastruktur permukiman untuk kawasan permukiman kumuh yang
pembangunannya akan dilaksanakan pada tahun pertama yang
disajikan dalam bentuk 3D; dan

Dokumen spasial terkait dengan konsep, rencana penanganan,


rencana aksi program dalam skala :
e) 1:100 (Untuk DED kawasan prioritas)
f) 1:5.000 (untuk kawasan prioritas)
g) 1:1.000 (untuk kawasan pembangunan tahun pertama)

PENYAJIAN Dokumen ini disajikan sebagai laporan utama; dan


Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar dan peta

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-141


yang representatif

2. Dokumen Penyelenggaraan (Proceeding)Kegiatan

MUATAN Notulensi dari tiap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan


penyepakatan dan sosialisasi;

Absensi dan daftar hadir tiap penyelenggaraan kegiatan


penyepakatan dan sosialisasi;

Materi yang disampaikan;


Bentuk-bentuk kesepakatan yang dihasilkan; dan

Proses diskusi

PENYAJIAN Dokumen ini disajikan sebagai dokumen yang terpisah dengan


dokumen proses (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan
Akhir Sementara, dan Laporan Akhir) dan dokumen RP2KPKP;
Kegiatan yang dilaporkan setidaknya adalah kegiatan Sosialisasi,
Konsolidasi Tingkat Provinsi, FGD 1, FGD 2, FGD 3, dan
Kolokium;

Bentuk-bentuk kesepakatan tertuang dalam berita acara kegiatan


yang dihasilkan yang ditanda tangani oleh perwakilan pihak yang
hadir dan menyetujui; dan

Tiap kegiatan yang diselenggarakan dilengkapi dengan


dokumentasi foto penyelenggaraan yang disajikan sebagai
lampiran dalam dokumen ini.

3. Dokumen/Album Detailed Engineering Design (DED)

MUATAN DED untuk komponen infrastruktur permukiman dan sektor terkait


lainnya pada kawasan pembangunan tahap pertama; dan

Rencana Anggaran Biaya (RAB)

PENYAJIAN Gambar kerja yang ditampilkan dalam Dokumen/Album DED


merupakan kompilasi gambar kerja yang termuat dalam
dokumen RP2KPKP maupun dokumen proses kegiatan (Laporan
Draft Akhir dan Laporan Akhir)

Gambar kerja yang dihasilkan minimal memuat unsur-unsur

3-142 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


sebagai berikut (contoh terlampir):
a) Instansi yang menerbitkan gambar (pemilik kegiatan);
b) Judul kegiatan;
c) Judul gambar;
d) Pihak yang mengetahui dan menyetujui;
e) Skala gambar (baris dan angka);
f) Keterangan jumlah lembar dan nomor lembar;
g) Legenda/keterangan peta;
h) Peta orientasi/inset; dan
i) Gambar utama peta.
Gambar kerja yang secara visual memanjang dari atas ke bawah
ditampilkan dalam bentuk portrait (contoh terlampir)
Gambar kerja yang secara visual memanjang dari kiri ke kanan
ditampilkan dalam bentuk landscape (contoh terlampir)
Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan daftar isi yang
representatif.

4. Dokumen/Album Peta

MUATAN Peta kondisi eksisting;


Peta rencana

PENYAJIAN Peta yang ditampilkan dalam Album Peta merupakan kompilasi


peta yang termuat dalam dokumen RP2KPKP maupun dokumen
proses kegiatan (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan
Draft Akhir, dan Laporan Akhir)
Peta yang dihasilkan minimal memuat unsur-unsur sebagai berikut
(contoh terlampir):
j) Instansi yang menerbitkan peta (pemilik kegiatan);
k) Judul kegiatan;
l) Judul peta;
m) Orientasi peta;
n) Skala peta (baris dan angka) disertai keterangan jenis
proyeksi, sistem grid, dan datum horizontal;
o) Sumber data;
p) Legenda/keterangan peta;
q) Peta orientasi/inset; dan
r) Gambar utama peta.

Peta kota/kabupaten/kawasan yang berorientasi utara-selatan

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP 3-143


atau secara visual memanjang dari atas ke bawah ditampilkan
dalam bentuk portrait (contoh terlampir)

Peta kota/kabupaten/kawasan yang berorientasi barat-timur atau


secara visual memanjang dari kiri ke kanan ditampilkan dalam
bentuk landscape (contoh terlampir)
Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan daftar isi yang
representatif.

3-144 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


LAMPIRAN 1: OUTLINE LAPORAN PENDAHULUAN

Kata Pengantar
Daftar Isi

Daftar Tabel

Daftar Gambar
I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Maksud, tujuan dan sasaran
3. Ruang lingkup
Ruang lingkup substansi

Ruang lingkup wilayah

4. Kedudukan dokumen RP2KPKP dalam kerangka pembangunan kota


5. Sistematika penyajian

II. KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN


Pada bagian ini mencerminkan karakter dan kekhasan penanganan kawasan kumuh di
masing-masing kota/kabupaten yang telah di-overview. Rumusan bagian ini lebih

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP L-1


menggambarkan dan memaparkan secara jelas rumusan kebijakan penanganan
kumuh perkotaan.
1. Isu Strategis Pembangunan Permukiman Perkotaan
2. Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan
3. Kebijakan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

III. GAMBARAN PROFIL AWAL PERMUKIMAN KUMUH KOTA

Pada bagian ini berisi gambaran secara awal mengenai kondisi awal permukiman
kumuh hasil identifikasi awal.

1. Baseline data kumuh serta SK penetapan lokasi kumuh


2. Sebaran permukiman kumuh, peta deliniasi kawasan kumuh, lokasi beserta
luasannya

3. Profil awal kawasan permukiman kumuh kota


4. Gambaran kelembagaan lokal ( BKM/KSM )

IV. PENDEKATAN DAN METODOLOGI


Pada bagian ini diuraikan mengenai pendekatan yang digunakan dalam penyelesaian
kegiatan berikut dengan metode analisis yang akan digunakan dalam tiap lingkup
kegiatannya.

1. Pendekatan pelaksanaan kegiatan


2. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan
3. Pendekatan dan metode pelaksanaan kegiatan dalam rangkaian penyelesaian
pekerjaan

V. RENCANA KERJA RINCI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Pada bagian ini akan menjelaskan mengenai uraian secara rinci dari rencana kerja
yang telah disusun dimana akan menjadi panduan dalam proses penyelesaian kegiatan
penyusunan RP2KPKP. Selain itu akan dijelaskan pula struktur organisasi dalam
pelaksanaan kegiatan RP2KPKP, komposisi tim ahli pendamping, dan jadwal
keterlibatan tenaga ahli pendamping.
1. Program Kerja Rinci

L-2 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
3. Sistem Pelaporan
4. Struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan
5. Tugas dan tanggung jawab tenaga ahli
6. Jadwal penugasan tenaga ahli

VI. RENCANA TINDAK LANJUT

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai rencana tindak lanjut pelaksanaan pekerjaan
yang akan dilakukan untuk penyelesaian kegiatan pada tahap selanjutnya, khususnya
sampai dengan Laporan Antara selesai disusun.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP L-3


LAMPIRAN 2: OUTLINE LAPORAN ANTARA
Kata Pengantar
Daftar Isi

Daftar Tabel

Daftar Gambar
I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Maksud, tujuan dan sasaran
3. Ruang lingkup
Ruang lingkup substansi

Ruang lingkup wilayah

4. Kedudukan dokumen RP2KPKP dalam kerangka pembangunan kota


5. Sistematika penyajian

II. KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN

Pada bagian ini mencerminkan karakter dan kekhasan penanganan kawasan kumuh di
masing-masing kota/kabupaten yang telah di-overview. Rumusan bagian ini lebih
menggambarkan dan memaparkan secara jelas rumusan kebijakan penanganan
kumuh perkotaan.

1. Isu Strategis Pembangunan Permukiman Perkotaan


2. Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan
3. Kebijakan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

III. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KOTA

Pada bagian ini berisi gambaran mengenai profil permukiman kumuh yang telah
dilakukan sinkronisasi dan verifikasi bersama stakeholder terkait.

1. Baseline data kumuh serta SK penetapan lokasi kumuh


2. Sebaran permukiman kumuh, peta deliniasi kawasan kumuh, lokasi beserta
luasannya hasil verifikasi

3. Profil kawasan permukiman kumuh kota hasil verifikasi (dilengkapi peta masing-
masing kawasan)

L-4 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


4. Gambaran kelembagaan lokal ( BKM/KSM )

IV. IDENTIFIKASI KEKUMUHAN DAN KEBUTUHAN PENANGANAN

Pada bagian ini akan menjelaskan proses penilaian tingkat kekumuhan dan skala
prioritas penanganan sebagai perumusan kebutuhan penanganan sehingga dapat
diketahui kontribusi program penanganan permukiman kumuh sesuai cakupannya.

1. Kriteria dan Indikator penilaian penentuan klasifikasi dan skala prioritas


penanganan

2. Perumusan kebutuhan penanganan berdasarkan isu dan permasalahan


permukiman kumuh

3. Pola kontribusi program penanganan permukiman kumuh perkotaan sesuai


cakupan skala kawasan dan skala lingkungan

V. KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS


PERMUKIMAN KUMUH
Pada bagian ini akan menjelaskan alur dan arah penyusunan RP2KPKP sebagai suatu
strategi pencapaian pada akhirnya berupa Kota bebas kumuh.
1. Konsep pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh skala kota
2. Strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh sampai dengan
pencapaian kota bebas kumuh dalam skala kota

3. Konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh


skala kawasan

VI. RENCANA TINDAK LANJUT

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai rencana tindak lanjut pelaksanaan pekerjaan
yang akan dilakukan untuk penyelesaian kegiatan pada tahap selanjutnya, khususnya
sampai dengan Laporan Akhir selesai disusun.

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP L-5


LAMPIRAN 3: OUTLINE LAPORAN AKHIR
Kata Pengantar
Daftar Isi

Daftar Tabel

Daftar Gambar
I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Maksud, tujuan dan sasaran
3. Ruang lingkup
Ruang lingkup substansi

Ruang lingkup wilayah

4. Kedudukan dokumen RP2KPKP dalam kerangka pembangunan kota


5. Sistematika penyajian

II. KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN

Pada bagian ini mencerminkan karakter dan kekhasan penanganan kawasan kumuh di
masing-masing kota/kabupaten yang telah di-overview. Rumusan bagian ini lebih
menggambarkan dan memaparkan secara jelas rumusan kebijakan penanganan
kumuh perkotaan.

1. Isu Strategis Pembangunan Permukiman Perkotaan


2. Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan
3. Kebijakan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

III. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KOTA

Pada bagian ini berisi gambaran mengenai profil permukiman kumuh yang telah
dilakukan sinkronisasi dan verifikasi bersama stakeholder terkait.

1. Baseline data kumuh serta SK penetapan lokasi kumuh


2. Sebaran permukiman kumuh, peta deliniasi kawasan kumuh, lokasi beserta
luasannya hasil verifikasi

3. Profil kawasan permukiman kumuh kota hasil verifikasi (dilengkapi peta masing-
masing kawasan)

L-6 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


4. Gambaran kelembagaan lokal ( BKM/KSM )

IV. IDENTIFIKASI KEKUMUHAN DAN KEBUTUHAN PENANGANAN

Pada bagian ini akan menjelaskan proses penilaian tingkat kekumuhan dan skala
prioritas penanganan sebagai perumusan kebutuhan penanganan sehingga dapat
diketahui kontribusi program penanganan permukiman kumuh sesuai cakupannya.

1. Kriteria dan Indikator penilaian penentuan klasifikasi dan skala prioritas


penanganan

2. Perumusan kebutuhan penanganan berdasarkan isu dan permasalahan


permukiman kumuh

3. Pola kontribusi program penanganan permukiman kumuh perkotaan sesuai


cakupan skala kawasan dan skala lingkungan

V. KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS


PERMUKIMAN KUMUH
Pada bagian ini akan menjelaskan alur dan arah penyusunan RP2KPKP sebagai suatu
strategi pencapaian pada akhirnya berupa Kota bebas kumuh.
1. Konsep pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh skala kota
2. Strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman k umuh sampai dengan
pencapaian kota bebas kumuh dalam skala kota

3. Konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh


skala kawasan

VI. PROGRAM DAN KEGIATAN PENANGANAN KUMUH PERKOTAAN


Bagian ini menjelaskanturunan dari konsep dan strategi penanganan kumuh kota serta
hasil penyusunan dokumen-dokumen Memorandum Program
1. Kebutuhan program penanganan kawasan permukiman kumuh prioritas sesuai
dengan konsep, strategi dan indikator kekumuhan

2. Program dan kegiatan penanganan kumuh terkait pencegahan tumbuhnya


permukiman kumuh baru

3. Program dan kegiatan penanganan kumuh terkait peningkatan kualitas


permukiman kumuh

4. Dasar pertimbangan pentapan Kawasan Pembangunan Tahap 1

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP L-7


5. Program Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1

VII. RENCANA AKSI PROGRAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

Merupakan bagian yang akan memuat Dokumen Rencana Aksi Program Penanganan
Permukiman Kumuh Perkotaan (Memorandum Program) berupa Rencana Program dan
Rencana Investasi pada lingkup penanganan skala lingkungan, kawasan dan kota
secara bersama oleh seluruh stakeholders.
1. Rencana aksi program pencegahan dan peningkatan permukiman kumuh skala
kota dan skala kawasan
2. Memorandum Program Pembangunan Ke-Cipta Karya-an Termasuk Rencana
Investasi

3. indikasi program dan kegiatan penanganan tahun 2017 dan indikasi penyusunan
ded kawasan prioritas tahun 2017

4. Rencana Aksi Masyarakat (CAP) dan prioritas kebutuhan

VIII. RENCANA DETAIL KONSEP DESAIN KAWASAN PENANGANAN PRIORITAS

1. Rencana Pembangunanan Penanganan Permukiman Tahap I


2. Rencana Detail Desain (Detailed Engineering Design/DED) Kawasan Penanganan
Prioritas

3. Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Daftar Kuantitas Harga

L-8 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


LAMPIRAN 4: OUTLINE DOKUMEN RP2KPKP
Kata Pengantar
Daftar Isi

Daftar Tabel

Daftar Gambar
I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Maksud, tujuan dan sasaran
3. Ruang lingkup
Ruang lingkup substansi

Ruang lingkup wilayah

4. Kedudukan dokumen RP2KPKP dalam kerangka pembangunan kota


5. Sistematika penyajian

II. KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN

Pada bagian ini mencerminkan karakter dan kekhasan penanganan kawasan kumuh di
masing-masing kota/kabupaten yang telah di-overview. Rumusan bagian ini lebih
menggambarkan dan memaparkan secara jelas rumusan kebijakan penanganan
kumuh perkotaan.

1. Isu Strategis Pembangunan Permukiman Perkotaan


2. Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan
3. Kebijakan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

III. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KOTA

Pada bagian ini berisi gambaran mengenai profil permukiman kumuh yang telah
dilakukan sinkronisasi dan verifikasi bersama stakeholder terkait.

1. Sebaran permukiman kumuh, peta deliniasi kawasan kumuh, lokasi beserta


luasannya hasil verifikasi

2. Profil kawasan permukiman kumuh kota hasil verifikasi (dilengkapi peta masing-
masing kawasan) dan gambaran kelembagaan lokal (BKM/KSM)

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP L-9


3. Kriteria dan Indikator penilaian penentuan klasifikasi dan skala prioritas
penanganan

4. Perumusan kebutuhan penanganan berdasarkan isu dan permasalahan


permukiman kumuh

5. Pola kontribusi program penanganan permukiman kumuh perkotaan sesuai


cakupan skala kawasan dan skala lingkungan

IV. KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS


PERMUKIMAN KUMUH
Pada bagian ini akan menjelaskan alur dan arah penyusunan RP2KPKP sebagai suatu
strategi pencapaian pada akhirnya berupa Kota bebas kumuh.
1. Konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh
sampai dengan pencapaian kota bebas kumuh dalam skala kota

2. Konsep dan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh


skala kawasan

V. RENCANA AKSI PROGRAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

Merupakan bagian yang akan memuat Dokumen Rencana Aksi Program Penanganan
Permukiman Kumuh Perkotaan (Memorandum Program) berupa Rencana Program dan
Rencana Investasi pada lingkup penanganan skala lingkungan, kawasan dan kota
secara bersama oleh seluruh stakeholders.

1. Program dan kegiatan penanganan kumuh terkait pencegahan peningkatan


kualitas permukiman kumuh

2. Program Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1


3. Rencana aksi program pencegahan dan peningkatan permukiman kumuh skala
kota dan skala kawasan

4. Memorandum Program Pembangunan Ke-Cipta Karya-an Termasuk Rencana


Investasi

5. Indikasi program dan kegiatan penanganan tahun 2017 dan indikasi penyusunan
ded kawasan prioritas tahun 2017

6. Rencana Aksi Masyarakat (CAP) dan prioritas kebutuhan

L-10 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


VI. RENCANA DETAIL KONSEP DESAIN KAWASAN PENANGANAN PRIORITAS

1. Rencana Pembangunanan Penanganan Permukiman Tahap I


2. Rencana Detail Desain (Detailed Engineering Design/DED) Kawasan Penanganan
Prioritas

3. Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Daftar Kuantitas Harga

Lampiran dokumen RP2KPKP :


A. Rencana Kerja Masyarakat

1. SK dan profil kumuh perkotaan


2. Berita acara setiap kesepakatan dan persetujuan hasil analisa teknis kajian

3. Dokumentasi potensi dan permasalahan kumuh (kondisi eksisting) dalam bentuk foto,
video dan tangkapan drone/film/foto udara
4. Konsep dan desain dan scenario penanganan dalam bentuk desain 3D

B. DOKUMEN DED

1. DED, RAB dan RKS (dilengkapi dengan analisa biaya dan harga satuan)

LAMPIRAN 5: OUTLINE LAPORAN BULANAN


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I. URAIAN SINGKAT KEGIATAN RP2KPKP

1.1 Latar Belakang Kegiatan


1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran

1.2.1 Maksud Pekerjaan

1.2.2 Tujuan Pekerjaan


1.2.3 Sasaran Pekerjaan

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP L-11


1.3 Ruang Lingkup Kegiatan

1.3.1 Ruang Lingkup Substansi


1.3.2 Ruang Lingkup Wilayah

II. PROGRES DAN CAPAIAN KEMAJUAN PEKERJAAN PADA BULAN KE-x

2.1 Rencana kerja (keseluruhan)


2.2 Rencana dan capaian pelaksanaan kegiatan bulan 1

2.2.1 Lingkup dan rencana kegiatan bulan 1 (jelaskan sesuai poin-poin di


pedoman)

2.2.2 Progress pencapaian pelaksanaan kegiatan bulan 1 (jelaskan sesuai poin-


poin di pedoman)
2.2.3 Mobilisasi tenaga ahli pekerjaan RP2KPKP bulan 1

2.3 Rencana kegiatan bulan berikutnya

LAMPIRAN
a. Kurva S
b. Foto-foto

c. Rincian kegiatan harian per tenaga ahli (ditandatangani oleh tenaga ahli tersebut dan
direktur)
d. Daftar hadir personil

L-12 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP


LAMPIRAN 6: OUTLINE PROCEEDING
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan Kegiatan Diskusi

1.2 Tujuan dan Sasaran Penyelenggaraan Kegiatan Diskusi

1.2.1 Pra FGD


1.2.2 FGD
1.3 Keluaran yang Diharapkan

1.3.1 Pra FGD


1.3.2 FGD

1.4 Kedudukan Kegiatan Diskusi


1.5 Metode dan Proses Penyelenggaraan Diskusi

1.6 Peserta Diskusi

1.7 Waktu dan Tempat Penyelenggaraan Diskusi


1.7.1 Pra FGD

1.7.2 FGD

II. KESIMPULAN DAN CAPAIAN KEGIATAN

LAMPIRAN
A. Risalah Kegiatan Diskusi

B. Berita acara kegiatan diskusi

C. Dokumentasi Kegiatan Diskusi


D. Daftar Hadir Kegiatan Diskusi

E. Materi Presentasi

PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP L-13


LAMPIRAN 7: FORMAT BERITA ACARA KESEPAKATAN FGD

BERITA ACARA KEGIATAN


FOCUS GRUP DISCUSSION (FGD) I/II/III

Pekerjaan : Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman


Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kota/Kabupaten . TA 2016 (APBN)
Perihal : Penyepakatan Profil Permukiman Kumuh Hasil Verifikasi

Pada hari ini, .., tanggal .. bulan . tahun dua ribu enam belas (--2016) pukul
:.... bertempat di , Kota/kabupaten, telah dilaksanakan FGD I
RP2KPKP Kota/Kabupaten, mengenai penyepakatan profil permukiman kumuh
hasil verifikasi, yang dihadadiri oleh Satuan Kerja Pengembangan Permukiman dan Provinsi
.., Pokjanis Kota/Kabupaten, Dinas/Instansi terkait, Konsultan
Pelaksana Kegiatan serta unsur lainnya sebagaimana terlampir dalam absensi pelaksanaan
kegiatan. Adapun beberapa hal yang dihasilkan dalam FGD I ini antara lain:
..
.....

Demikian Berita Acara FGD I Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kota/Kabupaten..ini dibuat dan
ditanda tangani oleh Ketua Tim Konsultan Pelaksana Kegiatan, Kepala Satuan Kerja
Pengembangan Permukiman dan Perbatasan Provinsi. dan perwakilan dari
Pokjanis Kota/Kabupaten...

Kota/Kabupaten, . 2016

Nama Jabatan Tanda Tangan


Tim Teknis Provinsi
(Kepala Satker)
Pokjanis (Ketua)
Pokjanis (anggota)
TAP

L-14 PANDUAN PENY USUNAN RP2KPKP

Anda mungkin juga menyukai