Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PKL

APOTEK SUTJI

DISUSUN OLEH:
1. FINA

CHOIRUNNISA (1300023059)
2. SAFHIRA SHOLEHATIN (1300023060)
3. DAFIT AGUS PRASTIO (1300023065)
4. FITRAH SHAFRAN ILAHI (1300023150)
5. MUHAMMAD IBNU RIDLA(1300023152)
6. CORY AN NISSA (1300023154)
7. AVRIANA DESTA EKASARI (1300023242)
8. QANITA KAMILA (1300023244)
9. M. FEDLY RIFQY ANSYARY (1300023248)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN

Kelas FSBA kelompok I-III telah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di APOTEK
SUTJI pada tanggal 19 September 2016 sampai dengan tanggal 15 Oktober 2016 dan
telah menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan.

Yogyakarta, 26 Oktober 2016


Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

Kuswardani Dwi Atmini, S.Si., M.Sc., Apt Widyasari Putranti, M.Sc., Apt
19770910/SIPA-3471/2016/2698 NIP :
Koordinator PKL Apotek

Widyasari Putranti, M.Sc., Apt


NIP :

i
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Allah SWT, penulis mengucapkan syukur karena telah


menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan Apotek beserta penyusunan laporannya.
Semua ini berkat dukungan dari semua pihak, baik dari Apotek Sutji maupun dari
teman-teman satu kelompok yang sangat kompak. Pada Praktik Kerja Lapangan ini,
penulis mendapatkan banyak ilmu baru mengenai apotek dan cara mengelolanya.

Praktik Kerja Lapangan ini merupakan salah satu cara mempraktikkan ilmu yang
telah penulis dapatkan di perkuliahan, sehingga diharapkan setelah lulus, penulis siap
memasuki dunia kerja. Teori tanpa praktik, bagaikan ilmu yang tidak sempurna.
Practice Makes Perfect

Penulis menyadari dalam menyusun laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, penulis berharap kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis
berharap laporan ini dapat bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan
pengetahuan khususnya tentang apotek.

Yogyakarta, 26 Oktober 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan................................................................................................. i
Kata Pengantar......................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................. iii
Pembahasan............................................................................................................. 1
Lampiran.................................................................................................................. 7

iii
PEMBAHASAN
A. Bentuk Sediaan
Bentuk sediaan yang tersedia di apotek Sutji antara lain adalah :
a) Tablet
Bentuk sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi
b) Syrup
Sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula yang terdiri dari bahan obat
dengan atau tanpa bahan tambahan.
c) Injeksi
Sediaan steril, berupa larutan, suspensi, emulsi atau serbuk yang harus dilarutkan atau
disuspensikan dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek
jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir
d) Suppositoria
Obat solid (padat) berbentuk peluru yang dirancang untuk dimasukkan ke dalam
anus/rektum (suppositoria rektal), vagina (suppositoria vagina) atau uretra
(suppositoria uretra).
e) Inhaler
Sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri atas sau atau lebih bahan obat yang
diberikan melalui saluran nafas atau hidung atau mulut untuk memperoleh efek lokal
atau sistemik.
f) Salep
Sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar.
Bahan obat harus larut atau terdispersi homogeny dalam dasar salep yang cocok.
Selain jenis-jenis di atas, ada pula bentuk sediaan lainnya, seperti krim, kapsul, kaplet, pil,

tetes telinga, tetes mata, tetes hidung, pasta, suspensi, emulsi, serbuk, gel, oinment dan puyer.

B. Cara Penggunaan
Cara penggunaan obat di apotek Sutji dibedakan menjadi :
a) Cara penggunaan obat oral
Ikuti petunjuk dokter atau apoteker. Ada beberapa obat yang diminum bersama
makanan atau sesudah makan, ada juga yang diminum pada saat lambung kosong.
Jangan digerus atau dihisap jika tidak diberi petunjuk seperti itu. Jika meminum obat
cairan, harus diperhatikan penggunaan sendok yang disebutkan pada obat.
b) Cara penggunaan obat kulit (topikal)
Untuk penggunaan obat yang berbentuk sediaan topikal, oleskan pada daerah kulit
yang bersih, dan kering. Jangan gunakan pada luka terbuka dan iritasi.
c) Cara penggunaan inhaler

1
Obat-obat inhaler biasanya mempunyai petunjuk sendiri untuk pasien. Ada beberapa
tipe inhaler yang digunakan dengan cara yang berbeda, sehingga adalah penting untuk
mengikuti cara pakai yang diberikan.
d) Cara penggunaan tetes mata
Cara penggunaan tetes mata adalah terlebih dahulu cuci tangan dengan sabun.
Miringkan kepala kebelakang dan jari telunjuk tarik kelopak mata bawah dari mata
hingga membentuk lekukan. Teteskan obat mata ke dalam lekukan mata dan pelan-
pelan tutup. Jangan kedip-kedipkan mata dan biarkan tertutup selama 1-2
menit. Dalam penggunaan obat tetes mata, untuk mencegah kontiminasi, jangan
dibiarkan ujung wadah tetes mata bersinggungan dengan permukaan/bagian mata dan
selalu dijaga tutup tetes mata selalu rapat
e) Cara penggunaan suppositoria
Untuk penggunaan suppositoria, cuci tangan sampai bersih. Pisahkan pembungkus suppositoria

dari badan supp. Tidurlah dengan posisi miring dan dorong Suppositoria ke dalam dubur (rectal)

dengan jari kanan. Jika Suppositoria terlalu lunak untuk dimasukan, simpan 30 menit di dalam

lemari es atau siram dengan air es sebelum dilepaskan dari pembungkusnya.

Selain dari cara-cara di atas, ada pula cara penggunaan obat lainnya, yakni injeksi, per

rektum, kumur, di hirup, semprot, serta per vaginal.

C. Alur Pelayanan Resep


Di Apotek Sutji terdapat bagian khusus untuk pelayanan resep, sehingga jika
pasien datang membawa resep, langsung menuju ke bagian pelayanan resep. Langkah
selanjutnya yaitu pihak apotek Sutji (biasanya tenaga teknik farmasi) menyambut
pasien, menerima resep yang pasien bawa, kemudian mempersilahkan pasien untuk
menunggu sebentar.

Selanjutnya dilakukan skrinning resep yang meliputi skrining administratif,


skrining farmasetis, dan skrining klinis. Skrining administratif meliputi pengecekan
ada tidaknya nama, SIP, dan alamat dokter, tanggal resep, serta nama, alamat, umur
pasien. Skrining farmasetis meliputi bentuk sediaan obat, dosis, potensi obat, jumlah
obat, cara penggunaan dan lama pemberian. Skrining klinis meliputi ada atau tidaknya
alergi, efek samping, interaksi obat. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemalsuan

2
resep, kesalahan pemberian obat, dan kesalahan penggunaan obat, serta untuk
memastikan apakah obat yang diresepkan sesuai dengan penyakit yang diderita oleh
pasien.

Setelah dilakukan skrining, dilakukan penghitungan harga dan pembayaran oleh


pasien. Namun jika terkendala pasien sensitif terhadap harga atau harga obat terlalu
mahal untuk pasien, maka penanganannya aalah mengajukan obat alternative dengan
jenis, jumlah, dan harga yang sesuai dengan kemampuan pasien. Jika hal ini disetujui
maka akan muncul atau dibuat copy resep untuk pasien. Karena dengan copy resep ini
pasien bisa menebus setengah obatnya terlebih dahulu, baru setelah itu bisa ditebus
waktu berikutnya. Disinilah juga terkadang ada pergantian obat paten dengan obat
paten satunya yang lebih murah atau pergantian obat paten menjadi obat generiknya.

Selanjutnya dilakukan peracikan dan penyiapan obat. Pada tahap ini akan
dilakukan penyiapan obat sesuai dengan jumlah yang diminta atau peracikan obat
seperti puyer, kapsul, salep, krim, sirup. Penyiapan dan peracikan obat biasanya
dilakukan oleh apoteker dan dibantu oleh tenaga teknis farmasi yang bekerja di
apotek. Setelah semua obat siap, masing-masing obat diberi etiket dan kemudian obat
diserahkan kepada pasien disertakan dengan pemberian informasi obat kepada pasien
ataupun konseling. Apoteker memberikan informasi obat yang meliputi: cara
pemakian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta
makanan dan minuman yang harus dihindari selama pengobatan, serta efek samping
yang tidak berbahaya untuk menghindari kecemasan dari pasien.

Sebelum pasien meninggalkan apotek, apoteker akan meminta alamat dan nomor
telepon pasien. Hal ini dilakukan untuk mengkonfirmasi kepada pasien jika terjadi
kesalahan dalam pemberian obat. Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat,
apoteker akan dapat langsung menghubungi pasien atau mendatangi alamat pasien
untuk mengkonfirmasi kesalahan yang terjadi tanpa harus menakuti pasien.
D. Cara Peracikan
Untuk resep-resep tertentu, terkadang diminta bentuk sediaan obat lain dari yang

3
tersedia, hal ini dapat dikarenakan pasien yang tidak dapat mengkonsumsi obat dalam
bentuk sediaan tertentu. Oleh karena itu di Apotek Sutji juga terdapat bagian
peracikan obat dan sebagian besar peracikan obat yaitu dibuat menjadi puyer dan
kapsul.
Cara meracik suatu obat dimulai dengan pengambilan obat sesuai jumlah obat
atau dosisnya, kemudian obat tersebut digerus hingga halus dan homogen. Jika sudah
homogen, lalu proses pembagiannya dilakukan secara merata pada kertas perkamen.
Dikatakan merata yaitu dengan pengamatan secara visual saja. Tahap berikutnya,
apabila sediaan puyer maka dilakukan pembungkusan menggunakan kertas perkamen
tersebut. Jika sediaan yang dimaksud itu kapsul maka setelah dibagi rata obat tersebut
dimasukkan ke dalam cangkang kapsul sesuai pembagiannya.
E. Format Buku Defecta
Buku Defecta pada Apotek SUTJI, terdiri dari 2 bagian yaitu HV dan etical /
resep. Alasan dibagi 2 bagian seperti itu untuk mempermudah dalam pengawasan
(controlling). Pada penjualan hari terakhir, untuk bagian HV stock dilihat dulu dari
stock barang yang ada. Keterangan stock barang dapat dilihat pada komputer, jika
obat-obat fast moving pemesanannya tidak perlu tunggu sampai stock habis.
Sedangkan untuk bagian resep, formatnya sama dengan bagian HV kemudian APA
memutuskan mana yang harus diorder berdasarkan pengelompokkan PBF.
F. Format Buku Barang Masuk dan Catatan ED
Buku barang masuk sebenarnya tidak ada dalam Apotek SUTJI. Untuk tanda
bukti factur terdokumentasi pada aplikasi komputer (computerize), incaso dengan
melunasi secara satu persatu, dan penghitungan fisik persediaan (stock opname)
dilakukan setiap 1 tahun sekali. Format catatan ED terdiri dari nomor, nama obat yang
tidak bisa terjual, harga. Keterangan harga di sini untuk mengetahui kerugiannya
dalam setahun.
G. Format Kartu Kendali
Pengertian kartu kendali menurut Zulkifli Amsyah dalam bukunya yang
berjudul Manajemen Kearsipan (1998:57) bahwa :
Kartu kendali adalah selembar kertas berukuran 10 cm x 15 cm yang berisikan data-data suatu

4
surat seperti indeks, isi ringkas, lampiran, dari, kepada, tanggal surat, nomor surat, pengolah,

paraf, tanggal terima, nomor urut, M/K, kode dan catatan

Kartu Kendali hanya untuk psikotropika, narkotika, dan obat-obat tertentu


(OOT). Formatnya dimulai dengan tanggal, pemasukan beserta nomor batch,
pengeluaran, dan sisa stock akhir.
H. Display Obat
Display Obat pada Apotek SUTJI terdiri dari display depan dan belakang.
Display depan terdiri dari obat branded dengan urutan alfabetis lalu disusun di dalam
rak sesuai indikasinya. Untuk obat-obat generik dan OWA juga disusun secara
alfabetis berdasarkan bentuk sediaan serta obat branded berdasarkan farmakologis
pada display bagian belakang.
I. Gudang
Tidak terdapat gudang khusus di Apotek Sutji. Gudang hanya berupa ruang
kosong yang difungsikan sebagai penyimpanan obat fast moving di bawah dan di atas
lemari obat. Penyimpanan obat hanya untuk obat-obat yang fast moving, untuk obat-
obat yang slow moving di order jika obat sudah habis.
J. Format Buku OWA
Buku Obat Wajib Apotek disusun berdasarkan jenis penyakit yang diderita. Pada
format buku ini terdapat pula jumlah pengambilan obat oleh pasien. Jumlah obat ini
penting untuk menghindari adanya penyalahgunaan obat dan mendata pemakaian obat
pasien, karena jika ternyata pasien membeli obat dalam dengan frekuensi berulang,
apoteker dapat menyarankan agar pasien tersebut memeriksakan diri ke dokter, karena
ada kemungkinan penyakit yang diderita tersebut hanyalah gejala dari suatu penyakit
lain. Format buku OWA seperti berikut:
No Nama Alamat Obat Jumlah Penyakit

K. Format Laporan Narkotika dan Psikotropika


Obat-obatan psikotropika dan narkotika sangat diawasi peredarannya karena
rentan penyalahgunaan, sehingga untuk penjualannya harus tercatat secara rapi dan
detail serta tidak boleh ada selisih antara stok dengan yang dibuku walau sekecil

5
apapun. Buku laporan ini dibuat tiap bulan dan setaip akhir bulan dilaporkan ke Dinas
Kesehatan. Format laporan seperti berikut:
No Nama Satuan Stok Awal Pemasukan Pengeluaran Stok Akhir
PBF Sarana Resep Sarana Pemusnahan

L. Format Buku Keuangan dan Neraca


Untuk format buku keuangan dilakukan pembukuan setiap hari. Pembukuan atau
pencatatan dilakukan tiap shift (pagi dan siang) dan dimasukan dalam pembukuan
keuangan. Untuk pembukuan neraca dilakukan tiap setahun sekali untuk mengetahui
untung atau rugi dalam 1 tahun tersebut. Format buku keuangan seperti berikut:
Tanggal Pemasukan Jumlah 10% Bruto
Resep HV Operasional

6
LAMPIRAN

1. Resep Kelompok I

7
8
1. Subject
Nama : Ida
Umur : 4 tahun
Aamat : yogyakarta
No. Telpon :081390318328
2. Skrining administratif
Nama dokter : ada
Alamat dokter : ada
Nomor telpon : ada
Tanggal resep : ada
No resep : ada
SIP : ada
Tanda tangan dokter : ada
Nama pasien : ada
Alamat pasien : ada
Umur pasien : ada
Berat badan pasien : tidak ada
Jenis kelamin pasien : tidak ada
No. Telp pasien : ada
3. Skrining farmasetik
Bentuk sediaan : sesuai
Nama obat : sesuai
Potensi : tidak sesuai
Dosis : sesuai
Cara penggunaan : sesuai
Jumlah obat : sesuai
4. Assignment
a. Sumagesic
Komposisi : parasetamol 500 mg
Indikasi : antipiretik
Dosis literatur : umur 4-5 tahun; bila perlu 240 mg
Dosis dalam resep : 200 mg 4 x sehari 1 bungkus sesudah makan
Kesimpulan : dosis dalam resep sesuai tidak over dosis
Jumlah tablet yang diambil : 15 bungkus x 200 mg = 6000 mg
6000 mg : 500 mg = 12 tablet paracetamol 500 mg
b. Cefspan
Kompisisi : cefixim 50 mg
Indikasi : antibiotik
Dosis literatur : untuk anak-anak; maksimal 400 mg/hari
Dosis dalam resep : 35 mg 2 x sehari 1 bungkus sesudah makan di
minum sampai habis
Kesimpulan : dosis dalam resep sesuai 75 mg/hari < 400 mg/hari (tidak
over dosis)
Jumlah tablet yang diambil : 10 bungkus x 35 mg = 350 mg

9
350 mg : 50 mg = 7 tablet sefiksim 50 mg
Lama penggunaan obat : 10 bungkus : 2 = 5 hari
c. Meptin mini
Komposisi : prokaterol HCl hemihidrat 25 mcg/tablet
Indikasi : ashma bronkia
Dosis literatur : 1-1,25 mcg/kgBB tiap kali pemberian
BB anak 4 tahun = 19,96 kg
Dosis untuk anak 4 tahun = 19,96-24,95 mcg/pemberian
Dosis dalam resep : 20 mcg 2 x sehari 1 bungkus
Kesimpulan : dosis dalam resep sesuai (tidak over dosis)
Jumlah tablet yang diambil : 10 bungkus x 20 mcg = 200 mcg
200 mcg : 25 mcg = 8 tablet meptin mini 25 mcg/tablet
d. Lameson
Komposisi : metil prednisolon 4 mg
Indikasi : ashma bronkial, reaksi anafilaksis, rinithis alergi
Dosis literatur : 4-48 mg/hari
Dosis dalam resep : 2/3 tab x 4 mg = 2,7 mg
3 x sehari 2,7 mg
Kesimpulan : dosis 1 hari = 3 x 2,7 mg = 8,1 mg (dosis dalam resep
sesuai, tidak over dosis)
Jumlah tablet yang diambil : 12 bungkus x 2,7 mg = 32,4 mg
32,4 mg : 4 mg = 8,1 tablet (8 tablet)
2. Resep Kelompok II

R/ Braxidin tab 20
s.2dd 1
R/ Acitral tab 20
s.3dd 1
R/ Analsik 20
Sprn. Caps 1

Kegunaan :
Braxidin sebagai
obat maag.
Dalam kasus ini
fungsi Braxidin
sebagai relaxan
digunakan untuk meredakan perutnya yang kolik.
Acitral juga sebagai obat maag yang utama, mengandung Aluminium
hidroksida koloidal, Magnesium hidroksida, dan Simetikon.
Analsik yang isinya Diazepam dan Metampiron digunaka sebagai analgesic

10
atau penghilag nyerinya.

Skrining administratif
Aspek skrining Konfirmasi dalam R/ Keterangan
(Ada / Tidak)
No Resep Ada Fungsi no resep adalah
identitas. No resep
diberikan oleh petugas
farmasi, tujuan dari no
resep adalah menghindari
terjadinya kesalahan

Aspek Skrining Konfirmasi data R/ Keterangan


Tanggal 18/8/2016
Tanggal Ada
(Ada / Tidak ) Ny. Nurmiati
Nama obat
Nama pasien Ada Ada Braxidin -
Umur pasien Tidak Ada Acitral
Jenis kelamin Ada Analsik Perempuan
Bentuk Ada Ada Dr. acitral
Braxidin dan sri winih widya s.
: tablet
Nama dokter
Analsik : Kapsul
SIP : No. 503/1714
No izin dokter Ada
Kekuatan obat Tidak ada - Jl. Wirama 11, YK
Alamat
Dosis praktek
obat Ada Ada Braxidin : -2x sehari 1 tablet
Paraf Tidak Ada Acitral : 3x sehari 1 tablet
Analsik : jika nyeri 1 kapsul
Cara penggunaan Ada Analsik : jika nyeri saja
Jumlah obat Ada Braxidin : 40 tab
Acitral : 60 tab
Analsik : 20 caps

Skrining Farmasetik

11
Kriteria Obat (ada / tidak ) Keterangan
Ada indikasi tidak ada Tidak ada -
obat
Salah memilih obat Tidak ada -
Gagal menerima obat Tidak ada -
Muncul efek samping ada Acitral : gangguan pencernaan
Analsik : agranulositosis
Ada interaksi obat Tidak ada -
Ada obat tidak ada Tidak ada -
indikasi
Skrining klinis

3. Resep Kelompok III

12
Skrining administratif:
Lulus skrinning administratif, karena terdapat:
a) Cop resep
b) Nomer resep
c) Tanggal penulisan resep
d) Nama dokter
e) Nomer telefon dokter

13
f) Alamat dokter
g) SIP dokter
h) Tanda tangan dokter
i) Nama pasien
j) Umur pasien
k) Alamat pasien

Skrining farmasetik
Kriteria Ada / Tidak
Nama obat ada
Bentuk ada
Kekuatan obat ada
Dosis obat ada
Cara penggunaan ada
Jumlah obat ada

Skrining klinis
1. Sumagesik
Indikasi : SUMAGESIC ideal untuk menyembuhkan rasa sakit termasuk sakit kepala, sakit gigi,
sakit pada otot dan persendian, rheumatoid arthritis, osteoarthritis dan sakit karena trauma ringan
dan tindakan pembedahan. Juga ideal untuk menurunkan demam yang menyertai flu, masuk
angin, tonsilitis, tuberkulosis dan infeksi-infeksi lainnya
Efek samping : Obat ini bisa menyebabkan kerusakan hati terutama jika penggunaannya melebihi
dosis yang dianjurkan. Potensi efek samping ini meningkat pada orang-orang yang mengkonsumsi
alkohol. Efek samping ringan pada saluran pencernaan misalnya mual dan muntah. Pada
penggunaan dosis yang lebih tinggi diketahui meningkatkan resiko terjadinya perdarahan lambung

2.Sporetik
Indikasi : UTI, otitis media ,faringitis,tonsilitis, bronkitis akut eksaserbasi dan kronik
Efek samping : gangguan GI,gejala syok,gangguan ginjeksial ,granulositopenia atau eusinofilia ,
kelainan pernapasan,stomatitis, kandidiasis ,defisiensi vitamin K lainnya

3.Meptin
Indikasi: Sesak nafas akibat asma bronkhial, bronkhitis seperti asma, bronkhitis kronis, &
empisema paru (pelebaran dan pecahnya gelembung-gelembung paru secara abnormal).
Efek samping : Berdebar, abnormalitas elektrokardiogram (EKG), kenaikan tekanan darah,
demam, kemerahan & kedinginan, gemetar, baal pada tangan, sakit kepala, pusing, kelemahan,
ngantuk, mual, muntah, rasa sakit pada bronkhofaring.

4. Lameson
Indikasi : Seperti glukokortikoid lainnya, lameson (methylprednisolone) digunakan sebagai obat
anti inflamasi (radang), kondisi alergi, penyakit endokrin, gangguan hematologik, dan sindrom
nefrotik. Obat ini juga sangat umum digunakan dalam pengobatan arthritis (rematik) dan

14
pengobatan jangka pendek peradangan bronkial atau bronkitis akut karena berbagai penyakit
saluran pernafasan.
Efek samping : pada penggunaan jangka pendek misalnya retensi cairan dan natrium,
hiperglikemia dan intoleransi glukosa, hipokalemia, gangguan pada saluran pencernaan dan
ulserasi, depresi reversibel dari hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA) axis, dan perubahan suasana
hati seperti euforia ringan, gugup, gelisah, depresi, delusi, halusinasi, dan perilaku kekerasan.

Interaksi antar obat dalam resep : -


Kontraindikasi antar obat dalam resep : -

4. Daftar OGB dan Sinonimnya


No. OGB Sinonim
1 Clindamycin 300mg Klindamisin HCl
2 Captopril 25 mg Captoprilium
3 Amoxicillin 250 mg Amopenoxin
4 Metformin 500mg Metformin hydrocloride
5 Furosemide 40 mg Furosemidum
6 Acyclovir 200 mg Aciclovirum
7 Bisoprolol 5 mg Bisoprolol hemifumarate
8 Loperamide 2 mg Loperamide hydrocloride
9 Omeprazol 20 mg Prilosec
10 Vitamin B12 50 mcg Cyanocobalamin
11 Acylovir 400mg Zovir
12 Allupurinol 100mg Allopurinolum
13 Bisoprolol 5 mg Bisprolol
14 Cefixime 100 mg Cefspan
15 Rifampicin 600mg Rifaldazina
16 Metformin HCl 500 mg Dimethylbiguanide
hidroklorida
17 Ibuprofen 400mg Ibuprofenum
18 Digoxin 0,23 mg 1-2-hydroxydigitoxin
19 Captopril 12,5mg Apopril
20 Clindamycin 150 mg Biodasin
21 Natrium Diklofenak 50 mg Klotaren
22 Dexametason 4 mg Cortidex
23 Amlodipin 5 mg Calsivas
24 Metil Prednisolon 2 mg Medrol
25 Gliklazid 80 mg Libronil
26 Asetosal 80 mg Aspirin
27 Piroxicam 20 mg Maxicam
28 Tramadol 500 mg Zumatra
29 Nifedipin 10 mg Nifedin

15
30 Metformin 500 mg Metphar
31 Parasetamol 250 mg Acetaminophen
32 Vitamin C 50 mg Asam Askorbat
33 Isoniazid 300 mg Isonikotinhydrazid
34 Vitamin B6 100 mg Piridoksin Hydrokhloridum
35 Fenobarbital 100 mg Luminal
36 CTM 4 mg Chlortrimeton
37 HCT 4 mg Hidroklortiazid
38 Aminofilin 200 mg Teofilin
39 Asetosal 100 mg Aspirin
40 Kloramfenikol 250 mg Kemycetin
41 Captopril 12.5 mg Apopril ; Capoten
42 Amlodipin 5 mg Amlodipine base
43 Simvastatin 10 mg Synvinolin
44 Piroxicam 20 mg 4-hydroxy-2-methyl-n-2-
pyridinyl-2h-1,2-benzothiazine-
3-carboxamide 1,1-dioxide
45 Asam Mefenamat 500 mg CN 35355
46 Betahistin 6 mg Betahistinum
47 Glimepirid 3 mg Amary
48 Glibenklamid 5 mg Gliburid
49 Sefadroxil 500 mg Cefadroxil
50 Kalium diklofenak 50 mg Potassium diklofenak
51 CTM 4 mg Chlortrimeton
52 Paracetamol 100 mg Acetaminophen
53 Asam Mefenamat 500 mg Mefenamic acid
54 Isoniazid 100 mg Isonikotinhydrazid
55 Vitamin C 250 mg Asam askorbat
56 Vitamin B6 10 mg Pyridoxine
57 Vitamin B1 10 mg Thiamin
58 Vitamin B12 200 mcg Cyanocobalamin
59 Vitamin B2 5mg Riboflavin
60 Dexamethasone 0.5 mg Cortidex
61 Amplodipin tab 10 mg 2-[(2-
Aminoethoxy)methyl]-4-(2-
chlorophenyl)-6-methyl-1,4-
dihydro-3,5-
pyridinedicarboxylate di 3-
ethyl et di 5-methyl
62 Atorvastatine tab salut 40 7-[2-(4-fluorophenyl)-3-phenyl-
mg 4-(phenylcarbamoyl)-5-(propan-
2-yl)-1H-pyrrol-1-yl]-3,5-

16
dihydroxyheptanoate
63 Betahistine tab 6 mg [2-(2-
Pyridyl)ethyl]methylamine
Hydrochloride
64 Bisoprolol tab 5 mg 1-(propan-2-ylamino)-3-(4-
{[2-(propan-2-
yloxy)ethoxy]methyl}pheno
xy)propan-2-ol
65 Candesartan tab 8 mg Trityl candesartan cilexetil
66 Cetirizine kap 10 mg (S)-[2-[4-[(4-Chlorophenyl)-
phenylmethyl]-1-
piperazinyl]ethoxy]acetic Acid
67 Clindamisin kap 300 mg methyl 7-chloro-6,7,8-trideoxy-
6-({[(2R)-1-methyl-4-
propylpyrrolidinium-2-
yl]carbonyl}amino)-1-thio-beta-
L-erythro-octopyranoside
chloride
68 Cotrimoxazole tab 80 mg balsamum peruvianum
69 Citicoline kaplet 500 mg 5'-O-[hydroxy({[2-
(trimethylammonio)ethoxy]phos
phinato}oxy)phosphoryl]cytidin
e
70 Clonidin tab 0.15 mg 2-(2,6-Dichloroanilino)-2-
imidazoline hydrochloride
71 Zinc tab 20 mg Spelter
72 Valsartan tab salut selaput N-(1-oxopentyl)-N-[[2-
80 mg (1H-tetrazol-5-yl) [1,1-
biphenyl]-4-yl]methyl]-L-
valine
73 Triamcinolone tab 4 mg polcartolone
74 Tetracycline kap 500 mg Tetracycline free base
75 Spironolactone tab 25 mg Espironolactona
76 Simvastatin tab 20 mg Synvinolin
77 Vitamin K tab 10 mg Menadion
78 Vitamin A inj 40.000 IU Akseroftol
79 Propanolol tab 40 mg hyddrochlorothiazide
80 Piracetam kaplet salut 1-acetamido-2-
selaput 800 mg pyrrolidinone
81 Domperidon tab 10 mg Motilium
82 Donepzil HCl tab salut 5 Aricept
mg
83 Digoxin tab 0.25 mg 1,2-hydroxydigitoxin

17
84 Diltiazem tab 30 mg Latiozen hidroklorida
85 Eperisone HCl tab salut 50 Myonal
mg
86 Famotidine tab 40 mg 2(aminoiminomethyl
amino)-4 tiozoli-m-tio-N-
aminosufonyl-
propanimidomide
87 Fluconazole kap 150 mg 2-2.4 diflourophenyl- 1.3 bis
(1H-1.2.4 triazol 1y) prapon
88 Glibenklamid tab 5 mg Gliburide
89 Gemfibrozil kap 300 mg Lopid
90 Glimepiride tab 1 mg 3 ethyl-4 methyl 1-N 4 N 1r-
4 methylcylohexylcarbomyl

18

Anda mungkin juga menyukai