Anda di halaman 1dari 14

1

LAPORAN KEGIATAN
PROMOSI KESEHATAN DAN
PEMBERIAN INFORMASI OBAT

Dosen Pembimbing :

Apt. Arifin Santoso, M.Sc

Disusun Oleh :

1. Ana Ibrir Wajha (20101900002)


2. Dyah Purnaning Tyas
3. Ziantifani

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS


KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG SEMARANG
2020
2

HALAMAN PENGESAHAN
PROMOSI KESEHATAN DAN
PEMBERIAN INFORMASI OBAT
08 September 2020

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

Untuk memperoleh gelar Apoteker pada fakultas Kedokteran Universitas

Islam Sultan Agung Semarang

Disetujui Oleh :

Pembimbing Akademik Preceptor

Apt. Arifin Santoso, M.Sc Apt. Ida Ayu Ariessanti, S.Farm

Mengetahui,

Ketua Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Prof. Dr. Suwaldi Martodihardjo M.Sc, Apt


3

DAFTAR ISI

LAPORAN KEGIATAN...................................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Tujuan....................................................................................................................5
C. Manfaat..................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
BAB III METODE PELAKSANAAN...............................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................9
BAB V PENUTUP...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
LAMPIRAN.....................................................................................................................12
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mata adalah salah satu indera yang penting bagi manusia, melalui
mata manusia menyerap informasi visual yang digunakan untuk melaksanakan
berbagai kegiatan. Namun gangguan terhadap penglihatan banyak terjadi,
mulai dari gangguan ringan hingga gangguan berat yang dapat mengakibatkan
kebutaan. Upaya mencegah dan menanggulangi gangguan penglihatan dan
kebutaan perlu mendapatkan perhatian (Kemenkes RI, 2014). Mata
merupakan organ yang peka dan penting dalam kehidupan, terletak dalam
lingkaran bertulang yang berfungsi untuk memberi perlindungan maksimal
sebagai pertahanan yang baik dan kokoh. Mata mempunyai pertahanan
terhadap infeksi, karena sekret mata mengandung enzim lisozim yang dapat
menyebabkan lisis pada bakteri dan dapat membantu mengeliminasi
organisme dari mata (Muzakkar, 2007).
Sediaan obat mata (optalmika) adalah tetes mata (oculoguttae), salep
mata (oculenta), pencuci mata (colyria) dan beberapa bentuk pemakaian yang
khusus (lamella, penyemprot mata) serta bentuk depo yang dapat digunakan
untuk mata utuh atau terluka. Obat mata digunakan sebagai obat dengan efek
lokal. Sediaan farmasi untuk obat mata dapat berupa salep dan larutan,
keduanya merupakan sediaan farmasi dengan sterilitas yang harus terjamin.
Larutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel asing dan merupakan
sediaan yang dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata.
Pembuatan larutan obat mata membutuhkan perhatian khusus dalam toksisitas
bahan obat, nilai isotonisitas, banyak dapar yang digunakan, ada tidaknya
pengawet yang sesuai, sterilisasi dan kemasan yang tepat (Nathan, 2010).
Salep adalah suatu sediaan topikal yang berbentuk setengah padat
berupa massa lunak yang digunakan untuk pemakaian luar. Salep mata adalah
salep steril untuk pengobatan mata yang mengandung basis salep yang cocok,
dimana pembuatan sediaan salep mata dilakukan dengan menambahkan bahan
5

obat sebagai larutan steril atau sebagai serbuk steril yang termikronisasi dalam
dasar salep steril yang hasil akhirnya dimasukkan secara aseptis dalam tube
steril salep yang disterilkan dengan cara yang cocok (Ditjen POM, 1979).
Bentuk sediaan salep mata merupakan sediaan steril, sehingga untuk
mencegah kontaminasi, ujung wadah obat tidak boleh terkena permukaan lain
dan ditutup rapat setelah digunakan.
Tetes mata merupakan sediaan steril yang dapat berupa larutan
ataupun suspensi, digunakan untuk mata, dengan cara meneteskan pada obat
pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata (Ditjen POM,
1979). Penggunaan obat tetes mata digunakan untuk mengobati berbagai
penyakit dan kondisi pada mata, dapat juga digunakan untuk menghilangkan
ketidaknyamanan pada mata (American Academy of Ophtalmology, 2011).
Persyaratan tetes mata antara lain: steril, jernih, tonisitas sebaiknya air mata
yaitu 4,4 dan bebas partikel asing. Obat yang telah terbuka dan dipakai tidak
boleh disimpan lebih dari 30 hari untuk digunakan lagi, karena obat mungkin
sudah terkontaminasi kuman. Penggunaan obat tetes mata tidak boleh
digunakan lebih dari 1 orang (BPOM RI, 2005).
Kasus kebutaan banyak diakibatkan oleh kasus kesalahan penggunaan
dan penyimpanan obat tetes mata. Kesalahan penggunaan dan penyimpanan
obat tetes mata karena tidak memperhatikan kebersihan pada saat penggunaan
obat tetes mata, tidak memperhatikan aturan penyimpanan nya yang
seharusnya tidak lebih dari satu bulan (Luckyama, 2016). Menurut Depkes RI
(2007) pasien harus diberitahukan tentang cara penyimpanan obat terutama
obat-obat yang harus disimpan pada temperatur kamar, adanya cahaya dan lain
sebagainya. Berdasarkan penelitian terdahulu dari Bayu Samudera yang
berjudul Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien di Puskesmas Cempaka Putih
Kota Banjarmasin Timur Tentang Penggunaan Dan Penyimpanan Obat Tetes
Mata tahun 2016. Dengan hasil persentase pengamatan mendapatkan 55,50%
atau sebanyak 101 responden dengan tingkat pengetahuan baik tentang
penyimpanan obat, dan 45,50% atau sebanyak 81 responden dengan tingkat
pengetahuan cukup tentang penyimpanan obat tetes mata. Dari hasil
6

pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak orang-orang


yang tidak mengetahui bagaimana menyimpan obat tetes mata ataupun obat
mata yang baik dan benar. Beberapa pasien yang mengeluh mengalami infeksi
yang lebih berat pada matanya. Salah satu penyebabnya adalah ketidaktahuan
pasien dalam penyimpanan obat tetes mata yang benar, sehingga
memperburuk keadaan mata.
Berdasarkan uraian di atas maka sangat penting diketahui oleh pasien
tentang cara penyimpanan obat mata baik tetes mata dan salep mata, guna
untuk meminimalkan efek yang tidak diinginkan serta dapat menambah
penambah pengetahuan serta kesadaran pasien bahwa penggunaan obat yang
baik dan rasional serta cara penyimpanan obat mata sangat penting agar efek
terapi tercapai.

B. Tujuan
Tujuan romosi kesehatan dan pemberian informasi obat kepada

pengunjung rumah sakit ini adalah untuk :

1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengunaan obat mata

yang benar.

2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat

C. Manfaat

1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan obat

mata seperti tetes mata dan salep mata yang benar atau rasioanal.
7

BAB II
TARGET/JUMLAH PESERTA

A. Target atau Jumlah Peserta


Peserta adalah semua pengunjung Sultan Agung Eye Center Rumah Sakit
Islam Sultan Agung Semarang. Sebanyak kurang lebih 50

B. Sasaran Peserta
Kegiatan edukasi dan pemberian informasi obat mata yang ditunjukan
pada pasien dan pengunjung Sultan Agung Eye Center Rumah Sakit Islam
Sultan Agung Semarang.

C. Tempat Peserta
Sultan Agung Eye Center lantai dua Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang.
8

BAB III
METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan yang digunakan berupa ceramah dan pembagian


leaflet mengenai cara penggunaan obat tetes mata dan salep mata. Pemberian
Informasi Obat dilakukan di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Sasaran
penyuluhan adalah pasien Sultan Agung Eye Center.
Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal : Selasa, 08 September 2020
Tempat : Ruang tunggu pasien SEC RISA
Jumlah Peserta : ± 50 orang
Hal yang dilakukan saat PIO antara lain:
a. Perkenalan dan penyampaian tujuan PIO
b. Penyampaian materi
c. Tanya jawab
d. Dokumentasi

Materi penyuluhan
1. Pengertian
2. Macam – macam obat mata
3. Cara Penggunaan
4. Penyimpanan

Tanya Jawab
1. Berapa jeda waktu pemberian obat tetes mata jika mendapatkan dua
tetes mata ?
Jarak waktu pemberian obat yang satu dengan yang lainnya berbeda
tergantung dari jenis obat dan
9

2. Apakah penggunaan tetes mata dipengaruhi oleh makanan dan ada


makanan yang harus dihindari atau tidak?
Misalkan pasien memiliki alergi obat sebaiknya waktu periksa
disampaikan oleh dokter sehingga dokter dapat memberikan obat atau
meresepkan obat yang tidak dialergikan oleh pasien tersebut. Untuk
makanan biasanya yang dapat menimbulkan risiko-risiko alergi lebih
baik dikurangi terlebih dahulu tergantung dari diagnosa dokter,
biasanya dipilihkan obat yang minim menumbulkan alergi.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
10

BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
11

BPOM RI. 2005, Cara Penggunaan Obat yang Benar, Dilihat 16 Oktober 2018,
https://www.pom.go.id/mobile/index.php/view/berita/75/CaraPenggunaan-
Obat--yangBenar.html
Depkes, 2007, Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian Di Sarana Kesehatan,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta, Indonesia
Ditjen POM 1979. Farmakope Indonesia.Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI
Luckyama, A.F., 2016, “Identifikasi Cemaran Mikroba”. Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah
Kemenkes RI, 2014, Situasi Gangguan Penglihatan Dan Kebutaan, Pusat Data
Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, Jakarta, Indonesia.
Muzakkar., 2007, Uji Sterilitas Tetes Mata yang Beredar di Kota Palu Setelah
Satu Bulan Penggunaan. Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi dan
Pengetahuan Alam (STIFA) Pelita Mas, Palu. cit.Natalia, C. S., 2013,
Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang cara Penggunaan dan
Penyimpanan Obat Tetes Mata di Apotek Perintis Banjarmasin, Karya
Tulis Ilmiah, Akfar ISFI, Banjarmasin.
Nathan, A. 2010, Non-prescription Medicines, 4 th ed. London, United Kingdom:
Pharmaceutical Press
Notoatmodjo, Soekidjo., 2007, Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan seni, Rineka
Cipta: Jakarta. cit. Samudera, Bayu., 2016, Gambaran Pengetahuan Pasien
Tentang cara Penggunaan dan Penyimpanan Obat Tetes Mata di
Puskesmas Pekauman Banjarmasin, Karya Tulis Ilmiah, Akfar ISFI,
Banjarmasin.

LAMPIRAN
12

Lampiran 1. Leaflet Tetes Mata

Lampiran 2. Leaflet Salep Mata

Lampiran 3. Dokumentasi PIO


13

Lampiran 4. Naskah Siaran Radio Rumah Sakit

Lampiran 5. Dokumentasi Siaran


14

Anda mungkin juga menyukai