LAPORAN KEGIATAN
PROMOSI KESEHATAN DAN
PEMBERIAN INFORMASI OBAT
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
HALAMAN PENGESAHAN
PROMOSI KESEHATAN DAN
PEMBERIAN INFORMASI OBAT
08 September 2020
Disetujui Oleh :
Mengetahui,
DAFTAR ISI
LAPORAN KEGIATAN...................................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Tujuan....................................................................................................................5
C. Manfaat..................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
BAB III METODE PELAKSANAAN...............................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................9
BAB V PENUTUP...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
LAMPIRAN.....................................................................................................................12
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata adalah salah satu indera yang penting bagi manusia, melalui
mata manusia menyerap informasi visual yang digunakan untuk melaksanakan
berbagai kegiatan. Namun gangguan terhadap penglihatan banyak terjadi,
mulai dari gangguan ringan hingga gangguan berat yang dapat mengakibatkan
kebutaan. Upaya mencegah dan menanggulangi gangguan penglihatan dan
kebutaan perlu mendapatkan perhatian (Kemenkes RI, 2014). Mata
merupakan organ yang peka dan penting dalam kehidupan, terletak dalam
lingkaran bertulang yang berfungsi untuk memberi perlindungan maksimal
sebagai pertahanan yang baik dan kokoh. Mata mempunyai pertahanan
terhadap infeksi, karena sekret mata mengandung enzim lisozim yang dapat
menyebabkan lisis pada bakteri dan dapat membantu mengeliminasi
organisme dari mata (Muzakkar, 2007).
Sediaan obat mata (optalmika) adalah tetes mata (oculoguttae), salep
mata (oculenta), pencuci mata (colyria) dan beberapa bentuk pemakaian yang
khusus (lamella, penyemprot mata) serta bentuk depo yang dapat digunakan
untuk mata utuh atau terluka. Obat mata digunakan sebagai obat dengan efek
lokal. Sediaan farmasi untuk obat mata dapat berupa salep dan larutan,
keduanya merupakan sediaan farmasi dengan sterilitas yang harus terjamin.
Larutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel asing dan merupakan
sediaan yang dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata.
Pembuatan larutan obat mata membutuhkan perhatian khusus dalam toksisitas
bahan obat, nilai isotonisitas, banyak dapar yang digunakan, ada tidaknya
pengawet yang sesuai, sterilisasi dan kemasan yang tepat (Nathan, 2010).
Salep adalah suatu sediaan topikal yang berbentuk setengah padat
berupa massa lunak yang digunakan untuk pemakaian luar. Salep mata adalah
salep steril untuk pengobatan mata yang mengandung basis salep yang cocok,
dimana pembuatan sediaan salep mata dilakukan dengan menambahkan bahan
5
obat sebagai larutan steril atau sebagai serbuk steril yang termikronisasi dalam
dasar salep steril yang hasil akhirnya dimasukkan secara aseptis dalam tube
steril salep yang disterilkan dengan cara yang cocok (Ditjen POM, 1979).
Bentuk sediaan salep mata merupakan sediaan steril, sehingga untuk
mencegah kontaminasi, ujung wadah obat tidak boleh terkena permukaan lain
dan ditutup rapat setelah digunakan.
Tetes mata merupakan sediaan steril yang dapat berupa larutan
ataupun suspensi, digunakan untuk mata, dengan cara meneteskan pada obat
pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata (Ditjen POM,
1979). Penggunaan obat tetes mata digunakan untuk mengobati berbagai
penyakit dan kondisi pada mata, dapat juga digunakan untuk menghilangkan
ketidaknyamanan pada mata (American Academy of Ophtalmology, 2011).
Persyaratan tetes mata antara lain: steril, jernih, tonisitas sebaiknya air mata
yaitu 4,4 dan bebas partikel asing. Obat yang telah terbuka dan dipakai tidak
boleh disimpan lebih dari 30 hari untuk digunakan lagi, karena obat mungkin
sudah terkontaminasi kuman. Penggunaan obat tetes mata tidak boleh
digunakan lebih dari 1 orang (BPOM RI, 2005).
Kasus kebutaan banyak diakibatkan oleh kasus kesalahan penggunaan
dan penyimpanan obat tetes mata. Kesalahan penggunaan dan penyimpanan
obat tetes mata karena tidak memperhatikan kebersihan pada saat penggunaan
obat tetes mata, tidak memperhatikan aturan penyimpanan nya yang
seharusnya tidak lebih dari satu bulan (Luckyama, 2016). Menurut Depkes RI
(2007) pasien harus diberitahukan tentang cara penyimpanan obat terutama
obat-obat yang harus disimpan pada temperatur kamar, adanya cahaya dan lain
sebagainya. Berdasarkan penelitian terdahulu dari Bayu Samudera yang
berjudul Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien di Puskesmas Cempaka Putih
Kota Banjarmasin Timur Tentang Penggunaan Dan Penyimpanan Obat Tetes
Mata tahun 2016. Dengan hasil persentase pengamatan mendapatkan 55,50%
atau sebanyak 101 responden dengan tingkat pengetahuan baik tentang
penyimpanan obat, dan 45,50% atau sebanyak 81 responden dengan tingkat
pengetahuan cukup tentang penyimpanan obat tetes mata. Dari hasil
6
B. Tujuan
Tujuan romosi kesehatan dan pemberian informasi obat kepada
yang benar.
C. Manfaat
mata seperti tetes mata dan salep mata yang benar atau rasioanal.
7
BAB II
TARGET/JUMLAH PESERTA
B. Sasaran Peserta
Kegiatan edukasi dan pemberian informasi obat mata yang ditunjukan
pada pasien dan pengunjung Sultan Agung Eye Center Rumah Sakit Islam
Sultan Agung Semarang.
C. Tempat Peserta
Sultan Agung Eye Center lantai dua Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang.
8
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Materi penyuluhan
1. Pengertian
2. Macam – macam obat mata
3. Cara Penggunaan
4. Penyimpanan
Tanya Jawab
1. Berapa jeda waktu pemberian obat tetes mata jika mendapatkan dua
tetes mata ?
Jarak waktu pemberian obat yang satu dengan yang lainnya berbeda
tergantung dari jenis obat dan
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
11
BPOM RI. 2005, Cara Penggunaan Obat yang Benar, Dilihat 16 Oktober 2018,
https://www.pom.go.id/mobile/index.php/view/berita/75/CaraPenggunaan-
Obat--yangBenar.html
Depkes, 2007, Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian Di Sarana Kesehatan,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta, Indonesia
Ditjen POM 1979. Farmakope Indonesia.Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI
Luckyama, A.F., 2016, “Identifikasi Cemaran Mikroba”. Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah
Kemenkes RI, 2014, Situasi Gangguan Penglihatan Dan Kebutaan, Pusat Data
Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, Jakarta, Indonesia.
Muzakkar., 2007, Uji Sterilitas Tetes Mata yang Beredar di Kota Palu Setelah
Satu Bulan Penggunaan. Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi dan
Pengetahuan Alam (STIFA) Pelita Mas, Palu. cit.Natalia, C. S., 2013,
Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang cara Penggunaan dan
Penyimpanan Obat Tetes Mata di Apotek Perintis Banjarmasin, Karya
Tulis Ilmiah, Akfar ISFI, Banjarmasin.
Nathan, A. 2010, Non-prescription Medicines, 4 th ed. London, United Kingdom:
Pharmaceutical Press
Notoatmodjo, Soekidjo., 2007, Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan seni, Rineka
Cipta: Jakarta. cit. Samudera, Bayu., 2016, Gambaran Pengetahuan Pasien
Tentang cara Penggunaan dan Penyimpanan Obat Tetes Mata di
Puskesmas Pekauman Banjarmasin, Karya Tulis Ilmiah, Akfar ISFI,
Banjarmasin.
LAMPIRAN
12