KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
NO DIAGNOSA KOMPETE C
KRITERIA RUJUKAN MENURUT T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
1 Abortus 4A Abortus Insipiens, Abortus Pada ibu hamil Komplikasi yang dapat Tidak ada
(komplit) / Inkomplit, perdarahan yang dengan terjadi pada abortus fasilitas USG
3B banyak, nyeri perut, ada Penyakit infeksi ialah perdarahan, untuk
(inkomplit, pembukaan serviks, demam, Kelainan infeksi, menegakkan
insipiens) hormonal, perforasi, syok. diagnosa
darah cairan berbau dan kotor
seperti
hipotiroidisme
Gangguan
nutrisi berat
Penyakit
menahun dan
kronis
Alkohol,
merokok dan
penggunaan
obat-obatan
Anomali uterus
dan serviks
Gangguan
imunologis
Trauma fisik
dan psikologis
2 Akne Vulgaris 4A Akne vulgaris sedang sampai Akne Vulgaris Sedang:
Ringan berat. Banyak lesi tak
beradang pada satu
predileksi
Beberapa lesi tak
beradang pada lebih
dari satu predileksi
Beberapa lesi beradang
ada satu predileksi
Sedikit lesi beradang
pada lebih dari satu
predileksi
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
ke dalam lumen
apendiks.
penyumbatan ampulla
Vateri ataupun saluran
empedu dan kadang
masuk ke jaringan hati.
12 Asma Bronkial 4A ASMA PADA DEWASA Asma tidak Terjadi komplikasi Tidak ada
(Asma Stabil) 1. Bila sering terjadi terkontrol berupa: Pneumotoraks, fasiilitas
eksaserbasi. meskipun Pneumo-mediastinum, nebulizer
2. Pada serangan asma akut sudah diterapi Gagal napas, Asma Tidak ada
sedang dan berat. selama 3 resisten terhadap fasilitas rawat
3. Asma dengan komplikasi. bulan steroid, emfisema inap
subkutis, Atelektasis,
ASMA PADA ANAK
Gagal napas, Bronkitis,
1. Asma eksaserbasi sedang-
Fraktur iga
berat
2. Asma tidak terkontrol
3. Asma mengancam jiwa
4. Asma Persisten
13 Astigmatisme 4A 1. koreksi dengan kacamata Tidak ada trial
tidak memperbaiki visus frame / trial
2. ukuran lensa tidak dapat lense untuk
ditentukan (misalnya penegakan
astigmatisme berat) diaagnosa
Tidak ada dokter
Spesialis Mata
(yg berhak
menulis resep
kacamata)
14 Bell's Palsy 4A 1. Bila dicurigai kelainan lain Jika Infeksi, Komplikasi okular Tidak ada
(diagnosis banding) progresifitas terutama virus unilateral fase awal fasilitas
2. Tidak menunjukkan masih (HSV tipe 1) berupa: fisioterapi
perbaikan berlanjut Penyakit Lagoftalmus
3. Terjadi kekambuhan atau setelah hari ke autoimun (ketidakmampuan untuk
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
sudah
menghindari
kontak.
31 Dermatitis 4A 1. Apabila kelainan tidak Apabila Apabila diduga Infeksi sekunder
Numularis membaik dengan kelainan tidak terdapat faktor
pengobatan topical standar. membaik penyulit lain,
2. Apabila diduga terdapat dengan misalnya focus
faktor penyulit lain, pengobatan infeksi pada
topical organ lain,
misalnya focus infeksi pada
standar maka konsultasi
organ lain, maka konsultasi
selama 2 dan atau
danatau disertai rujukan minggu. disertai rujukan
kepada dokter spesialis kepada dokter
terkait (contoh: gigi mulut, spesialis terkait
THT, obgyn, dan lain-lain) (contoh: gigi
untuk penatalaksanaan mulut, THT,
fokus infeksi tersebut. obgyn, dan lain-
lain) untuk
penatalaksanaa
n fokus infeksi
tersebut.
32 Dermatitis 4A Pasien dirujuk apabila pasien Pasien dengan Infeksi sekunder Pasien
Perioral memerlukan pemeriksaan dengan imunodefisiensi memerlukan
mikroskopik atau pada pasien gambaran pemeriksaan
dengan gambaran klinis yang klinis yang mikroskopik
tidak biasa dan perjalanan tidak biasa
penyakit yang lama. dan
perjalanan
penyakit
yang lama.
33 Dermatitis 4A Pasien dirujuk apabila tidak Pasien dirujuk Pada anak, lesi bisa
Seboroik ada perbaikan dengan apabila tidak meluas menjadi
ada perbaikan penyakit Leiner atau
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
terjadi di
hidung, sinus
paranasal, atau
nasofaring.
4. Kelainan
kongenital,
misalnya:
hereditary
hemorrhagic
telangiectasia /
Osler's disease.
5. Adanya
deviasi septum
41 Erisipelas 4A Jika terjadi komplikasi 1. Diabetes Ganggren, Edema
Mellitus kronis, terjadi scar,
2. Higiene sepsis, demam Scarlet,
buruk Pneumonia, Abses,
3. Gizi kurang Emboli, Meningitis
4. Gangguan
saluran limfatik
42 Eritrasma 4A - - DM tidak ada lampu
- Obesitas Wood utk
menegakkan
diagnosa
43 Exanthematou 4A 1. Lesi luas, hampir di seluruh Bila tidak ada - Lesi luas, hampir di Bila diperlukan
s Drug tubuh, termasuk mukosa perbaikan seluruh tubuh, termasuk untuk
Eruption dan dikhawatirkan akan setelah mukosa dan membuktikan
mendapatkan dikhawatirkan akan jenis obat yang
berkembang menjadi
pengobatan berkembang menjadi diduga sebagai
Sindroma Steven Johnson.
standar dan Sindroma Steven penyebab :
2. Bila diperlukan untuk
menghindari Johnson. Uji tempel
membuktikan jenis obat
obat selama 7 - Lesi meluas tertutup, bila
yang diduga sebagai hari negatif lanjutan
penyebab : dengan
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
setelah
penatalaksana
an awal
55 Gangguan 4A Pasien tidak
Somatoform menunjukkan
respon positif
atas
tatalaksana
yang
dilakukan dan
gangguan
somatoform
terus berlanjut
meskipun
sudah
dilakukan
pengobatan
selama 3
bulan
56 Gastritis 4A 1. Bila 5 hari pengobatan Bila 5 hari penyakit refluks Komplikasi :
belum ada perbaikan. pengobatan empedu, 1. Pendarahan saluran
2. Terjadi komplikasi. belum ada penyakit cerna bagian atas
3. Terdapat alarm symptoms perbaikan autoimun, 2. Ulkus peptikum
HIV/AIDS, Chron 3. Perforasi lambung
disease 4. Anemia
57 Gastroenteritis 4A PASIEN DEWASA Jika rehidrasi - kondisi Tanda dehidrasi berat Tidak ada
(Kolera Dan 1. Tanda dehidrasi berat tidak dapat imunokomprom Syok hipovolemik fasilitas rawat
Giardiasis) 2. Terjadi penurunan dilakukan atau ais (HIV/AIDS) Penurunan kesadaran inap
kesadaran tercapai dan demam Tidak ada infus
3. Nyeri perut yang signifikan dalam 3 jam tifoid set serta cairan
4. Pasien tidak dapat minum pertama perlu infus di fasilitas
oralit penanganan diidentifikasi pelayanan
5. Tidak ada infus set serta - pasien tidak
cairan infus di fasilitas dapat minum
oralit
pelayanan
PASIEN ANAK
1. Anak diare dengan dehidrasi
berat dan tidak ada fasilitas
rawat inap dan pemasangan
intravena.
2. Jika rehidrasi tidak dapat
dilakukan atau tercapai
dalam 3 jam pertama
penanganan.
3. Anak dengan diare persisten
4. Anak dengan syok
hipovolemik
58 Glaukoma 3B Pada glaukoma akut, rujukan Penatalaksana Pemeriksaan
Akut dilakukan setelah penanganan an kasus Penunjang Tidak
awal di layanan tingkat glaukoma dapat dilakukan
pada layanan pada fasilitas
pertama.
tingkat pelayanan
pertama kesehatan
bertujuan tingkat pertama
menurunkan
tekanan intra
okuler
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
sesegera
mungkin dan
kemudian
merujuk ke
dokter
spesialis mata
di rumah sakit
59 Glaukoma 3B Pada glaukoma kronik, Pada Pemeriksaan
Kronis rujukan dilakukan segera glaukoma Penunjang Tidak
setelah penegakan diagnosis. kronik, dapat dilakukan
rujukan pada fasilitas
dilakukan pelayanan
segera setelah kesehatan
penegakan tingkat pertama
diagnosis.
60 Gonore 4A 1. Apabila tidak dapat Apabila Komplikasi Pada pria Apabila tidak
melakukan tes laboratorium. pengobatan Lokal : tynositis, dapat
2. Apabila pengobatan di atas tidak parauretritis, litritis, melakukan tes
tidak menunjukkan menunjukkan kowperitis. laboratorium
perbaikan dalam jangka perbaikan Asendens : prostatitis,
dalam jangka vesikulitis, funikulitis,
waktu 2 minggu, penderita
waktu 2 vasdeferentitis,
dirujuk ke dokter spesialis
minggu, epididimitis, trigonitis.
karena kemungkinan penderita Komplikasi Pada wanita
terdapat resistensi obat. dirujuk ke Lokal : parauretritis,
dokter bartolinitis.
spesialis Asendens : salfingitis,
karena Pelvic Inflammatory
kemungkinan Diseases (PID).
terdapat Disseminata : Arthritis,
resistensi obat miokarditis,
endokarditis, perkarditis,
meningitis, dermatitis.
61 Hemoroid 4A Hemoroid interna grade 2, 3, 1. Penuaan Anemia Hemoroid
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
berbahaya.
65 Herpes Zoster 4A Pasien dirujuk apabila: Penyakit tidak Terjadi pada Terdapat Terjadi komplikasi,
1. Penyakit tidak sembuh pada sembuh pada pasien bayi dan penyakit antara lain:
7-10 hari setelah terapi. 7-10 hari geriatrik penyerta yang 1. Neuralgia pasca-
2. Terjadi pada pasien bayi dan setelah terapi (immune- menggunakan herpetik
geriatrik kompromais) multifarmaka 2. Ramsay Hunt
Syndrome: herpes pada
(imunokompromais).
Pasien dengan ganglion genikulatum,
3. Terjadi komplikasi.
4. Terdapat penyakit penyerta imunodefisiensi ditandai dengan
(mis: HIV, gangguan pendengaran,
yang menggunakan
keganasan, usia keseimbangan dan
multifarmaka.
lanjut) paralisis parsial.
3. Pada penderita
dengan imunodefisiensi
(HIV, keganasan, atau
usia
lanjut), vesikel sering
menjadi ulkus dengan
jaringan nekrotik
dapat terjadi infeksi
sistemik.
4. Pada herpes zoster
oftalmikus dapat terjadi
ptosis paralitik,
keratitis, skleritis,
uveitis, korioretinitis,
serta neuritis optik.
5. Paralisis motorik.
66 Hidradenitis 4A Pasien dirujuk apabila - Pasien 1. Jaringan parut di
Supuratif penyakit tidak sembuh dirujuk lokasi lesi.
dengan pengobatan oral atau apabila 2. Inflamasi kronis pada
lesi kambuh setelah dilakukan penyakit tidak genitofemoral dapat
sembuh menyebabkan striktur
insisi dan drainase.
dengan di anus, uretra atau
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
pengobatan rektum.
oral selama 2 3. Fistula uretra.
minggu 4. Edema genital yang
dapat menyebabkan
- lesi kambuh gangguan fungsional.
setelah 5. Karsinoma sel
dilakukan skuamosa dapat
insisi dan berkembangpada pasien
drainase dengan
riwayat penyakit yang
lama, namun jarang
terjadi.
67 Hifema 3A Semua pasien yang Semua pasien 1. Perdarahan ulang Pemeriksaan
didiagnosis dengan hifema yang (rebleeding), umumnya tekanan
perlu dirujuk ke dokter didiagnosis terjadi antara 2-5 hari intraokular
dengan setelah trauma dengan
spesialis mata
hifema perlu 2. Glaukoma sekunder Tonometer
segera dirujuk 3. Atrofi saraf optik Schiotz
ke dokter 4. Corneal blood staining
spesialis
mata
68 Hiperglikemia 3B Pasien harus dirujuk ke Pasien harus usia lebih dari penyakit ginjal
Hiperosmolar layanan sekunder (spesialis segera dirujuk 60 tahun atau
Non Ketotik penyakit dalam) setelah ke layanan kardiovaskular,
mendapat terapi rehidrasi sekunder penyakit
(spesialis akromegali,
cairan.
penyakit tirotoksikosis,
dalam) dan penyakit
setelah Cushing,
mendapat aritmia,
terapi perdarahan,
rehidrasi gangguan
cairan keseimbangan
cairan,
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
pankreatitis,
koma hepatik,
dan operasi.
69 Hipermetropia 4A Rujukan dilakukan jika timbul 1. Esotropia atau juling Tidak ada trial
komplikasi ke dalam terjadi akibat lense dan trial
pasien selamanya frame untuk
melakukan akomodasi penegakan
2. Glaukoma sekunder diagnosa.
terjadi akibat hipertrofi Tidak ada dokter
otot siliar pada badan SpM di
siliar yang akan puskesmas
mempersempit sudut (resep kacamata
bilik mata hanya boleh
3. Ambliopia diberikan oleh
dokter SpM)
70 Hipertensi 4A 1. Hipertensi dengan - Obesitas - Hipertensi dengan Pemeriksaan
Esensial komplikasi - Dislipidemia komplikasi, antara lain : penunjang untuk
2. Resistensi hipertensi - Diabetus 1. Hipertrofi ventrikel kiri komplikasi
3. Hipertensi emergensi Melitus 2. Proteinurea dan hipertensi
(hipertensi dengan tekanan gangguan fungsi ginjal dilakukan
darah systole >180) 3. Aterosklerosis setiap 6 bulan
pembuluh darah atau minimal 1
4. Retinopati tahun sekali.
5. Stroke atau TIA
6. Gangguan jantung,
misalnya infark miokard,
angina pektoris,
serta gagal jantung
- Resistensi hipertensi
- Hipertensi emergensi
(hipertensi dengan
tekanan darah systole
>180)
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
71 Hiperurisemia 4A 1. Apabila pasien mengalami Bila nyeri Apabila pasien Apabila pasien Bila perlu
(Gout Arthritis) komplikasi atau pasien tidak memiliki factor mengalami komplikasi : Pemeriksaan
memiliki penyakit komorbid teratasi denga komorbid : 1. Terbentuknya batu penunjang :
2. Bila nyeri tidak teratasi n pengobatan - Obesitas ginjal - X Ray
selama 5 hari - Alkohol 2. Gagal ginjal - Kadar asam
- Hipertensi urat
- Gangguan
fungsi ginjal
- Penyakit-
penyakit
metabolik
- Konnsumsi
Obat: aspirin
dosis rendah,
diuretik, obat-
obat TBC
72 Hipoglikemia 4A (ringan)/ 1. Pasien hipoglikemia dengan Bila Geriatri Diabetes - Penurunan kesadaran
3B (berat) penurunan kesadaran harus hipoglikemi Mellitus (sampai koma)
dirujuk ke layanan sekunder tidak teratasi - Kerusakan otak
setelah 2 jam - kematian
(spesialis penyakit dalam)
tahap
setelah diberikan dekstrose
pertama
40% bolus dan infus
protokol
dekstrose 10% dengan penanganan
tetesan 6 jam per kolf.
2. Bila hipoglikemi tidak
teratasi setelah 2 jam tahap
pertama protokol
penanganan
73 HIV / AIDS 4A 1. Setelah dinyatakan Pasien HIV/AIDS dengan - Setelah
Tanpa terinfeksi HIV maka pasien komplikasi dinyatakan
Komplikasi perlu dirujuk ke Pelayanan terinfeksi HIV
maka pasien
Dukungan Pengobatan
perlu dirujuk ke
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
dalam
76 Infeksi Pada 4A 1. Bila intake tidak mencukupi Bila intake Terdapat tanda
Umbilikus dan anak mulai tampak tidak komplikasi :
tanda dehidrasi mencukupi dan 1. Necrotizing fasciitis
2. Terdapat tanda komplikasi anak mulai dengan tanda-tanda:
sepsis tampak tanda edema, kulit tampak
dehidrasi seperti jeruk (peau
dorange appearance)
disekitar tempat infeksi,
progresivitas cepat dan
dapat menyebabkan
kematian
2. Peritonitis
3. Trombosis vena porta
4. Abses
5. sepsis
77 Infeksi Saluran 4A 1. Jika ditemukan komplikasi Jika gejala - diabetes Jika ditemukan Pemeriksaan
Kemih dari ISK maka dilakukan ke menetap melitus komplikasi : Gagal ginjal, penunjang
layanan kesehatan sekunder setelah - Riwayat Sepsis , ISK berulang tambahan (di lay
2. Jika gejala menetap dan pengobatan kencing batu atau kronik kekambuhan sekunder) :
terdapat resistensi kuman, selama 3 hari (urolitiasis) 1. Urine
curiga - Riwayat mikroskopik
terapi antibiotika
terdapat keputihan berupa
diperpanjang berdasarkan
resistensi - Kehamilan peningkatan
antibiotika yang sensitive kuman >103 bakteri per
dengan pemeriksaan kultur dirujuk untuk lapang
urin pemeriksaan pandang
kultur urine 2. Kultur urin
(hanya
diindikasikan
untuk pasien
yang memiliki
riwayat
kekambuhan
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
infeksi salurah
kemih atau
infeksi dengan
komplikasi).
78 Influenza 4A Bila didapatkan tanda-tanda Pasien Usia lanjut PPOK - Infeksi sekunder oleh
pneumonia (panas tidak turun disarankan bakteri
5 hari disertai batuk purulen kembali untuk - Pneumonia (panas
tindak lanjut tidak turun 5 hari
dan sesak napas)
jika keluhan disertai batuk purulen
yang dialami dan sesak napas)
bertambah
buruk atau
tidak ada
perbaikan
dalam waktu
72 jam.
79 Insomnia 4A Apabila setelah 2 minggu Apabila - Kerusakan Dapat terjadi Keterbatasan
pengobatan tidak setelah 2 otak, seperti: penyalahgunaan zat obat
menunjukkan perbaikan, atau minggu encephalitis,
pengobatan stroke, penyakit
apabila terjadi perburukan
tidak Alzheimer
walaupun belum sampai 2
menunjukkan - Adanya
minggu, pasien dirujuk
perbaikan, gangguan
kefasilitas kesehatan sekunder atau apabila psikiatrik
yang memiliki dokter spesialis terjadi seperti
kedokteran jiwa. perburukan gangguan
walaupun psikotik,
belum sampai gangguan
2 minggu depresi,
gangguan
cemas, dan
gangguan
akibat zat
psikoaktif
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
- Adanya
gangguan
organik (seperti
gangguan
endokrin,
penyakit
jantung).
80 Intoleransi 4A Perlu dilakukan konsultasi ke bila keluhan dehidrasi
Makanan layanan sekunder bila keluhan tidak
tidak menghilang walaupun menghilang
tanpa terpapar walaupun
sudah
dilakukan
penatalaksana
an dan tanpa
terpapar
81 Inverted 4A - - demam
Nipple - pembengkakan pada
payudara
- Puting sulit untuk
dikeluarkan pada
pemeriksaan fisik dan
membutuhkan
pembedahan untuk
dikeluarkan
- Saluran ASI
terkonstriksi dan tidak
memungkinkan untuk
menyusui
82 Kandidiasis 4A Bila kandidiasis merupakan Pasien kontrol Pasien dengan Diare karena kandidiasis
Mulut akibat dari penyakit lainnya, kembali imunodefisiensi saluran cerna
seperti HIV. apabila dalam (mis: HIV, gizi
3 hari tidak buruk)
ada perbaikan
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
dengan obat
anti jamur
rujuk
83 Katarak Pada 2 1. Katarak matur usia > 40 tahun - kelainan - Glaukoma Keterbatasan
Pasien Dewasa 2. Jika pasien telah mengalami sistemik - uveitis peralatan :
gangguan penglihatan yang seperti diabetes - katarak matur 1. Tonometri
signifikan mellitus - gangguan penglihatan Schiotz
3. Jika timbul komplikasi - riwayat yg signifikan 2. Oftalmoskop
pemakaian obat
steroid
84 Kehamilan 4A Konsultasikan dan rujuk pada Konsultasikan
Normal kunjungan trimester 1 atau dan rujuk pada
2 bila kunjungan
trimester 1 atau
ditemukan keadaan di bawah
2 bila
ini:
ditemukan
1. DM
keadaan di
2. Penyakit jantung
bawah ini:
3. Penyakit ginjal
DM
4. epilepsy
Penyakit
5. pengguna narkoba
6. Anemia berat (Hb < 7 jantung
Penyakit ginjal
gr/dl)
epilepsy
7. Primigravida
pengguna
8. riwayat lahir mati
9. riwayat IUGR narkoba
10.riwayat pre eklamsi / Anemia berat
(Hb < 7 gr/dl)
eklamsi
11.riwayat SC Primigravida
12.Hipertensi (>140/90 riwayat lahir
mati
mmHg)
riwayat IUGR
13.MUAC (lingkar perut
riwayat pre
bagian tengah)
eklamsi /
Konsultasikan dan rujuk pada eklamsi
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
Predileksi di
lokasi yang
berisiko
bersentuhan
dengan
pembuluh
darah atau
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
saraf.
pasien LES
manifestasi
berat atau
mengancam
nyawa perlu
segera
dirujuk ke
pelayanan
kesehatan
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
tersier bila
memungkink
an.
gangguan koagulasi
intravaskular.
8. Kejang berulang > 2
kali per 24 jam
pendidngan pada
hipertermia.
9. Asidemia (pH darah
<7.25)atau asidosis
(biknat plasma < 15
mmol/L).
10. Makroskopik
hemoglobinuria karena
infeksi malaria akut.
102 Malaria 3B Pasien dengan Malaria
Serebral Serebral agar segera dirujuk
ke RS
103 Malnutrisi 4A 1. Bila terjadi komplikasi, Bila Bila terdapat 1) Bila terjadi
Energi Protein seperti: sepsis, dehidrasi penanganan/ penyakit komplikasi, seperti:
(MEP) berat, anemia berat, intervensi komorbid berat sepsis, dehidrasi berat,
penurunan kesadaran selama 3 seperti: anemia berat,
2. Bila terdapat penyakit bulan belum pneumonia penurunan kesadaran
ada perbaikan berat 2) Bila ada kelainan
komorbid, seperti:
grafik KMS laboratorium signifikan
pneumonia berat
3) Bila ada malabsorbsi/
intoleransi
104 Mastitis 4A Jika terjadi komplikasi abses Mastitis Mastitis Jika terjadikomplikasi
mammae dan sepsis berulang berulang pada abses mammae dan
pada ibu tidak usia menopause sepsis
menyusui.
105 Mata Kering / 4A Dilakukan rujukan ke spesialis Dilakukan Timbul komplikasi mata
Dry Eye mata jika keluhan tidak rujukan ke kabur/ blurring of vision
berkurang spesialis mata
jika keluhan
setelah terapi atau timbul
tidak
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
komplikasi berkurang
setelah terapi
106 Migren 4A Pasien perlu dirujuk jika Pasien perlu Migren dengan Migren disertai
migren terus berlanjut dan dirujuk jika riwayat gangguan neurologi
tidak hilang migren terus penyakit berat /kelemahan motorik/
berlanjut dan stroke, infark mati rasa/ kejang.
dengan pengobatan analgesik
tidak hilang pada jantung.
non-spesifik. Pasien dirujuk ke
dengan
layanan sekunder (dokter
pengobatan
spesialis saraf). analgesik non-
spesifik.
Frequent
migraine/
berulang/
status
migrenosis
107 Miliaria 4A - Miliaria
pustulosa berat
pada bayi(0-
6bln)
108 Miopia Ringan 4A 1. Kelainan refraksi yang Kelainan yang Kelainan refraksi yang Tidak ada
progresif tidak progresif fasilitas trial
2. Kelainan refraksi yang membaik frame/trial lense.
tidak maju dengan koreksi pada Tidak ada dokter
atau tidak ditemukan pengobatan spesialis mata
konservatif/ utk meresepkan
ukuran lensa yang
pemeriksaan kacamata.
memberikan perbaikan
pinhole.
visus
3. Kelainan yang tidak maju
dengan pinhole.
109 Moluskum 4A 1. Tidak ditemukan badan Segera Terdapat Lesi dapat mengalami Laboratorium
Kontagiosum moluskum. setelah tidak penyakit infeksi sekunder. Jika dan sarpras
2. Terdapat penyakit di temukan komorbiditas moluskum mengenai terkait penyakit
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
komorbiditas yang terkait Badan yang terkait kelopak mata (jarang tidak tersedia
dengan kelainan Moluskum dengan terjadi), dapat terjadi
hematologi. kelainan konjungtivitis kronis.
3. Pasien HIV/AIDS. hematologi. Pada individu dengan
Pasien AIDS, moluskum
HIV/AIDS. seringkali tidak mudah
dikenali,
banyak, dan
penatalaksanaannya
membutuhkan
ketrampilan
khusus.
110 Morbili 4A Perawatan di rumah sakit anak dengan Perawatan di rumah
untuk campak dengan gizi buruk, anak sakit untuk campak
komplikasi yang belum dengan komplikasi
mendapat berupa : otitis media,
(superinfeksi bakteri,
imunisasi, dan pneumonia, ensefalitis,
pneumonia, dehidrasi, croup,
anak dengan trombositopenia. Pada
ensefalitis)
imunodefisiensi anak HIV yang tidak
dan leukemia. diimunisasi,
pneumoniayang fatal
dapat terjadi tanpa
munculnya lesi kulit.
111 Napkin 4A Bila keluhan tidak membaik Bila keluhan
Eczema setelah pengobatan standar tidak
(Dermatitis selama 2 minggu. membaik
Popok) setelah
pengobatan
standar
selama 2
minggu.
112 Obesitas 4A 1. Konsultasi pada dokter Jika sudah Konsultasi pada
spesialis penyakit dalam dipercaya dokter spesialis
bila pasien merupakan melakukan penyakit dalam
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
imunodefisiensi)
dilakukan
penanggulang
an awal
132 Polimialgia 3A Setelah ditegakkan dugaan Setelah Sarpras yang
Reumatik diagnosis, pasien dirujuk ke ditegakkan tidak memadai
pelayanan kesehatan dugaan
sekunder diagnosis,
pasien dirujuk
ke pelayanan
kesehatan
sekunder
133 PPOK 3B 1. Untuk memastikan PPOK Sarpras Untuk
(Penyakit Paru (eksaserbas diagnosis dan menentukan eksaserbasi memastikan
Obstruksi i akut) derajat PPOK sedang - berat diagnosis dan
Kronis) 2. PPOK eksaserbasi sedang - menentukan
berat derajat PPOK
3. Rujukan penatalaksanaan tidak mamadai
Rujukan
jangka panjang
penatalaksanaa
n jangka
panjang
134 Pre Eklamsia 3B 1. Rujuk bila ada satu atau Rujuk bila ada
lebih gejala dan tanda-tanda satu atau
preeklampsia berat ke lebih gejala
fasilitas pelayanan dan tanda-
tanda
kesehatan sekunder.
preeklampsia
2. Penanganan
ke fasilitas
kegawatdaruratan harus di
pelayanan
lakukan menjadi utama kesehatan
sebelum dan selama proses sekunder.
rujukan hingga ke
Pelayanan Kesehatan
sekunder.
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
komplikasi
139 Refluks 4A 1. Pengobatan empirik tidak Pengobatan Pengobatan Adanya alarm
Gastroesofage menunjukkan hasil empirik tidak empirik symptom:
al 2. Pengobatan empirik menunjukkan menunjukkan Berat badan menurun
menunjukkan hasil namun hasil hasil namun Hematemesis melena
kambuh kembali kambuh Disfagia (sulit menelan)
3. Adanya alarm symptom: kembali Odinofagia (sakit
a. Berat badan menelan)
menurun Anemia
b. Hematemesis
melena
c. Disfagia (sulit
menelan)
d. Odinofagia (sakit
menelan)
e. Anemia
140 Retinopati 2 Setiap pasien diabetes yang Setiap pasien 1. Kadar
Diabetik ditemukan tanda-tanda diabetes yang glukosa darah
retinopati ditemukan yang tidak
tanda-tanda terkontrol
diabetik sebaiknya dirujuk ke
retinopati dengan baik
dokter mata
diabetik 2. Hipertensi
sebaiknya yang tidak
dirujuk ke terkontrol
dokter mata dengan baik
3.
Hiperlipidemia
141 Rinitis Akut 4A 2 minggu
pengobatan
tidak sembuh.
142 Rinitis Alergi 4A 1. Bila perlu dilakukan Prick Bila perlu dilakukan Sarpras tidak
Test untuk mengetahui tindakan operatif. Memadai utk
jenis alergen. Prick Test
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
pasien dengan
skor 3 atau
lebih
harus dirujuk
ke fasiltas
pelayanan
kesehatan
sekunder
untuk
mendapatkan
perawatan
intensif
148 Sinusitis 4A (akut) / Pada kasus RSA, rujukan Bila tidak Terdapat gejala dan
(Rinosinusitis) 3A (kronis) segera ke spesialis THT terjadi tanda komplikasi, di
dilakukan bila: perbaikan antaranya:
pasca terapi 1) Kelainan orbita
1. Terdapat gejala dan tanda
adekuat Penyebaran infeksi ke
komplikasi, di antaranya:
setelah 10 orbita paling sering
Edema / eritema periorbital,
hari (RSA terjadi pada sinusitis
perubahan posisi bola mata, viral), 14 hari etmoid, frontal, dan
Diplopia, Oftalmoplegia, (RSA pasca maksila. Gejala dan
penurunan visus, sakit viral), dan 48 tanda yang patut
kepala yang berat, jam (RSA dicurigai
pembengkakan area frontal, bakterial) sebagai infeksi orbita
tanda-tanda iritasi adalah: edema
meningeal, kelainan periorbita, selulitis
orbita, dan nyeri berat
neurologis fokal.
2. Bila tidak terjadi perbaikan pada mata. Kelainan
dapat mengenai satu
pasca terapi adekuat
mata atau menyebar ke
setelah 10 hari (RSA viral),
kedua mata.
14 hari (RSA pasca viral), 2) Kelainan intrakranial
dan 48 jam (RSA bakterial).
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
Penyebaran infeksi ke
intrakranial dapat
menimbulkan
meningitis,
abses ekstradural, dan
trombosis sinus
kavernosus. Gejala dan
tanda yang perlu
dicurigai adalah: sakit
kepala (tajam, progresif,
terlokalisasi), paresis
nervus kranial, dan
perubahan status
mental
pada tahap lanjut.
3) Komplikasi lain,
terutama pada
rinosinusitis kronik,
dapat berupa:
osteomielitis sinus
maksila, abses
subperiosteal, bronkitis
kronik, bronkiektasis.
149 Skabies 4A Pasien skabies dirujuk apabila Pasien skabies anak < 2 tahun Infeksi kulit sekunder
keluhan masih dirasakan dirujuk terutama oleh S. aureus
setelah 1 apabila sering terjadi, terutama
bulan paska terapi. keluhan masih pada anak.
dirasakan
setelah 1
bulan paska
terapi.
150 Skistosomiasis 4A Pasien yang didiagnosis Bila keluhan 1. Gagal ginjal
dengan skistosomiasis (kronis) tetap ada 2. Gagal jantung
setelah
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
disertai pengobatan
komplikasi. selama 4
minggu
151 Skrofuloderma 4A Sama dengan Sama dengan Sama dengan TB Paru keterbatasan
TB Paru TB Paru sarpras utk
penegakan
diagnosa
152 Status 3B Tidak respons dengan - Setelah - penyakit gagal nafas - Tidak ada
Asmatikus pengobatan, ditandai dengan: observasi penyerta fasilitas rawat
(Asma Akut a. Tidak terjadi perbaikan selama 2 jam (komorbid) inap
Berat) klinis di Puskesmas seperti; - Dibutuhkan
b. Bila APE sebelum tapi tidak ada sinusitis, polip pemeriksaan/ uji
perbaikan hidung, lainnya di luar
pengobatan awal < 25%
- aspergilosis pemeriksaan
nilai terbaik/ prediksi; atau
(ABPA), rinitis standar, seperti
APE pasca tatalaksana < berat, disfungsi uji kulit (uji
40% nilai terbaik/ prediksi. pita suara, alergi),
c. Serangan akut yang refluks pemeriksaan
mengancam jiwa gastroesofagus faal paru
d. Tanda dan gejala tidak jelas dan PPOK. lengkap, uji
(atipik), atau masalah provokasi
dalam diagnosis banding, - Kondisi resiko bronkus, uji latih
atau komplikasi atau tinggi (keadaan (kardiopulmonar
penyakit penyerta fatal/ y exercise test),
(komorbid); seperti sinusitis, mengancam bronkoskopi dan
polip hidung, aspergilosis jiwa) yaitu: sebagainya.
1. Riwayat
(ABPA), rinitis berat,
serangan asma
disfungsi pita suara, refluks
yang
gastroesofagus dan PPOK. membutuhkan
e. Dibutuhkan pemeriksaan/ intubasi/
uji lainnya di luar ventilasi
pemeriksaan standar, mekanis
seperti uji kulit (uji alergi), 2. Riwayat
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
keadaan penegakan
imunokomprom diagnosa belum
ais seperti ada
penderita AIDS
156 Syok 3B Setelah kegawatan pasien Setelah infark miokard, Kerusakan otak, koma,
ditangani, pasien dirujuk ke kegawatan diabetes kematian
pelayanan kesehatan ditangani, melitus,
pasien segera gagal jantung
sekunder
dirujuk ke kongestif, infark
yankes anterior
sekunder
157 Taeniasis 4A Bila ditemukan tanda-tanda Bila ditemukan tanda-
yang mengarah pada tanda yang mengarah
sistiserkosis pada sistiserkosis
158 Takikardia 3B Segera rujuk setelah Segera rujuk Tidak ada EKG
pertolongan pertama dengan setelah dan Obat-
pemasangan infuse dan pertolongan obatan Jantung
oksigen. pertama
dengan
pemasangan
infus dan
oksigen
159 TB dengan HIV 3A 1. Pasien dengan sputum BTA TB anak TB dengan 1. tidak ada
(-), klinis (+) tapi tidak komplikasi/ sarana/Lab
menunjukkan perbaikan keadaan pemeriksaan
setelah pengobatan dalam khusus (TB HIV 2. tidak
jangka waktu tertentu dengan ada obat-
2. Pasien dengan sputum BTA Komorbid) obatan ARV
(-), klinis (-/ meragukan) seperti TB
3. Pasien dengan sputum BTA pada orang
tetap (+) setelah jangka dengan HIV,
waktu tertentu TB dengan
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
4. TB dengan penyakit
komplikasi/keadaan khusus metabolik, TB
(TB dengan komorbid) anak perlu
5. Suspek TBMDR harus dirujuk ke
dirujuk ke pusat rujukan TB layanan
MDR . sekunder.
Pasien TB
yang telah
mendapat
advise dari
layanan
spesialistik
dapat
melanjutkan
pengobatan di
Fasilitas
Pelayanan
Primer
160 TB Paru 4A TB PADA DEWASA Pasien Suspek TB- TB dengan komplikasi
1. Pasien dengan sputum BTA dengan MDR harus
(-), klinis (+) tapi tidak sputum BTA dirujuk ke
menunjukkan perbaikan (-), klinis (+) layanan
setelah pengobatan dalam tapi tidak sekunder
jangka waktu tertentu menunjukka
2. Pasien dengan sputum BTA n perbaikan TB dengan
(-), klinis (-/ meragukan) setelah keadaan
3. Pasien dengan sputum BTA pengobatan khusus (TB
tetap (+) setelah jangka dalam dengan
waktu tertentu jangka waktu komorbid)
4. TB dengan tertentu
komplikasi/keadaan khusus
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
pemeriksaan
konsentrasi
tiroksin bebas di
dalam plasma
Diagnosis pasti
dan
penatalaksanaa
n awal pasien
tirotoksikosis
dilakukan pada
pelayanan
kesehatan
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)
sekunder
165 Tonsilitis Akut 4A 1. Komplikasi tonsilitis akut: Pasien Komplikasi tonsilitis
abses peritonsiler, dengan akut: abses
septikemia, meningitis, tonsilitis peritonsiler,
glomerulonephritis, difteri. septikemia,
demam rematik akut. meningitis,
2. Adanya indikasi glomerulonephritis,
tonsilektomi. demam rematik akut.
3. Pasien dengan tonsilitis
difteri. Adanya indikasi
tonsilektomi
166 Transcient 3B Pasien segera dirujuk ke RS Pasien Antara 10-15% pasien
Ischemic untuk penanganan lebih segera mengalami stroke
Attack (TIA) lanjut. dirujuk ke RS iskemik dalam waktu 3
bulan, dan sebagian
untuk
besar diantaranya
penanganan
terjadi dalam waktu 48
lebih lanjut.
jam
setelah terjadinya TIA.
167 Trauma Kimia 3A Setelah penanganan awal Setelah 1. Simblefaron
Mata dengan irigasi, rujuk pasien ke penanganan 2. Hipotoni bola mata
dokter awal dengan 3. Ptisis bulbi
4. Entropion
spesialis mata untuk irigasi,
5. Katarak
tatalaksana lanjut segera rujuk
6. Neovaskularisasi
pasien ke
kornea
dokter
spesialis
mata untuk
tatalaksana
lanjut
168 Trikiasis 4A 1. Bila tatalaksana di atas bila sudah Bila telah terjadi
dilakukan penurunan visus
KRITERIA RUJUKAN
LEVEL
N
DIAGNOSA KOMPETE C
O KRITERIA RUJUKAN T A
NSI (COMORBIDIT C (COMPLICATION) LAIN - LAIN
MENURUT KMK 514/2015 (TIME) (AGE)
Y)