Anda di halaman 1dari 8

GraceHOPPER

Ketika mimpi,impian,dan kenyataan tertuang dalam sebuah tulisan

39814

Minggu, 09 November 2014


Contoh Rencana Perawatan Kasus Gigi Tiruan Sebagian Lengkap berbasis
Resin Akrilik

RENCANA PERAWATAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

I. IDENTITAS PASIEN

Nomor Status :
Nama Pasien : S******
Umur : 61 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Jawa/WNI
Alamat : Jalan ************ Medan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. HP : *************

II. DIAGNOSIS PASIEN


a. Anamnesis
b. Pemeriksaan umum
c. Pemeriksaan lokal
d. Diagnosis

a. Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan ingin membuat gigi palsu atas dan bawah karena pasien telah
kehilangan gigi belakang dan beberapa gigi depan, pasien mengeluhkan sulit untuk mengenyah.
Berdasarkan pemeriksaan subjektif, pasien mengatakan belum pernah memakai gigi tiruan.

b. Pemeriksaan Umum
1. Penyakit sistemik/penyakit infeksi : Hipertensi
2. Kebiasaan jelek : Tidak ada
3. Pernah memakai gigi tiruan :
a. Rahang atas : tidak b. Rahang bawah : tidak
4. Sikap mental pasien : Filosofis

c. Pemeriksaan Lokal
1. Ekstra Oral
a. Wajah Depan : Oval Samping : Cembung
b. Bibir : Normal
c. Mata : Tidak Bergerak
d. Sendi temporo mandibular : Normal
2. Intra Oral
a. Status Gigi : Gigi yang masih ada 13 11 23 21 35 33 32 31 41 42 43 45
b. Gigi yang hilang : Sebagian
c. Kelainan gigi : Mobiliti : Ada, gigi 31 dan 41
Malposisi : Ada, gigi 33 linguoversi gigi 45 mesioversi
Elongasi : Ada
Diastema : Ada
d. Oklusi (angle) : Klas.....
e. Derajat karies : Rendah
f. Oral higiene : Baik
g. Mukosa linggir aveloaris : Atas kanan : Normal Atas kiri : Normal Bawah kanan :
Normal Bawah kiri : Normal
h. Linggir alveolaris : Bentuk : - Mx. Ka: Tapering
- Mx. Ki: Ovoid
- Md. Ka: Knife edge
- Md. Ki: Knife edge
Lengkung : Trapesium
Relasi rahang : Normal
Ruang antar linggir : 5mm
Palatum : .......
Torus palatinus : Rendah
Posterior palatal seal : .........
Lidah : Sedang
Kondisi saliva : Kental
Dasar : Dalam

d. Diagnosis :
RA : Klas I modifikasi 2 Kennedy
RB : Klas I modifikasi 2 Kennedy

III. RENCANA PERAWATAN


a. Perawatan Persiapan
Tindakan Tanpa Bedah : Tidak perlu
Tindakan Bedah : Tidak perlu

b. Pencetakan Anatomis
a. Tujuan : Untuk pembuatan sendok cetak fisiologis dan survey pendahuluan.

b. Bahan : Hydrocolloid Irreversible (alginate)

c. Bahan Pengisi : Dental stone tipe III


d. Pemilihan sendok cetak :
Menggunakan sendok cetak pabrik
Bagian permukaan sendok cetak persegi
Ukuran sendok cetak lebih besar 3-6 dibandingkan dengan linggir pasien.
Sendok cetak RA harus mencakup Hamular Notch dan Vibrating line
Sendok cetak RB harus mencakup Retromolar Pad dan Sulkus Aveolingual.

e. Cara mencetak :
1. Dudukkan pasien di denta unit dengan posisi badan yang tegak
2. Pilih sendok cetak yang sesuai dengan pasien.
3. Aduk bahan cetak dengan perbandingan 1:1 (alginate:air), aduk sampai homogen.
4. Masukkan bahan cetak ke sendok cetak secukupnya.
Pada RA : operator berdiri di sebelah belakang kanan pasien.
Pada RB : operator berdiri di sebelah kanan depan pasien.
5. Masukkan sendok cetak ke mulut pasien, dan dilakukan penekanan pada daerah yang
edentulous. Periksa daerah perlekatan frenulum, dan daerah2daerah tempat yang akan dijadikan
retensi untuk GTSL.
6. Tunggu sampai bahan cetak mengeras, dan keluarkan dari mulut pasien,
7. Hasil cetakan dicuci di bawah air mengalir, perhatikan apakah hasil cetakan sudah memenuhi
syarat cetakan yang baik.

f. Evaluasi hasil cetakan:


1. Mencakup seuruh gigi, daerah linggir dan jaringan lunak harus jelas tercetak.
Batas cetakan
RA Posterior : Mencakup Fovea Palatine ke arah posterior sampai AH Line.
Lateral : Meliputi Hamular Notch Batas Cetakan
RB Posterior : Retromolar pad
Lateral : Linggir Oblique bagian luar dan menyempit ke arah bawah sebagai frenulum bukalis.

Seluruh linggir alveolus sampai dasar mulut (dalam keadaan istirahat).


2. Pinggiran cetakan harus membulat kea rah perekatan otot.
3. Tidak ada geembung-gelembung udara atau sobekan atau lubang.
4. Dasar sendok cetak tidak boleh nampak.

c. Model Cetak Anatomis


1. Hasil cetakan anatomis diisi dengan dental stone.
2. Setelah keras, hasil cetakan dikeluarkan dan didapatkan model anatomis dan kemudian
ditanam dalam basis.

d. Desain Perawatan
Perencanaan Desain
- Klasifikasi (Kennedy) : Klas I Modifikasi 2
- Penentuan dukungan : Gigi dan mukosa
- Penentuan gigi penyangga : 13 23 35 33 45

RA: Diametrik
RB: Segitiga

- Penentuan cangkolan/desain cangkolan : Tipe pengungkit Klas II

a. Letak cangkolan
Pada permukaan bukal dibagi atas 4 kuadran, kuadran II dan IV berada dekat bagian
edentulus cangkolan melalui 3 kuadran yaitu I, III dan IV untuk mendapatkan retensi yang
benar.
Lengan retentive= pada bagian bukal, terbagi pada 2 bagian yaitu retensi dan bracing
o Retensi: terletak di bawah garis survei
o Bracing: diatas garis survei
o Panjang retensi= Panjang bracing
Lengan resiprokal= pada bagian palatal/ lingual, berada diatas garis survei
Dukungan (oklusal rest) = pada permukaan oklusal disebelah dista/mesial gigi penyangga.

b. Desain cangkolan Desain cangkolan pada kasus rahang atas yaitu:


Pada gigi13 dan 23 :berjalan dari arah mesial ke distal Pada kasus rahang bawah yaitu:
Pada gigi 33 : cangkolan berjalan dari arah distal ke mesial
Pada gigi 35 : cangkolan berjalan dari arah mesial ke distal
Pada gigi 45 : cangkolan berjalan dari arah mesial ke distal Survei :

e. Sendok Cetak Fisiologis


1. Pembuatan Sendok Cetak Fisiologis
Pembuatan outline pada model anatomis untuk batas sendok cetak fisiologis dengan pensil biru
di daerah forniks (batas mukosa bergerak dan tidak bergerak) pada daerah edentulous. Dengan
pensil merah 2 mm di atas garis biru sebagai batas pembuatan wax (spacer) pada daerah
edentulous dan di daerah prominensia pada daerah bergigi.
Lapis 1 lembar wax di atas model anatomis tebal 1-2 mm sebagai spacer (tempat bahan cetak)
sampai garis merah.
Pembuatan stopper berbentuk persegi panjang (4-5 mm) di daerah molar dan kaninus kanan dan
kiri untuk tahanan vertikal.
Aduk resin akrilik, lalu masukkan ke stopper dan ratakan di atas wax 2 mm
Buat tangkai sendok cetak di bagian anterior posisi tidak mengganggu bibir saat memasukkna
sendok cetak ke dalam mulut dan tidak mengganggu proses muscle trimming.
Rapikan dan haluskan sendok cetak dan bagian tepinya tidak melewati garis merah.

2. Uji Coba Sendok Cetak Fisiologis


- Mencobakan sendok cetak ke mulut pasien.
- Perhatikan hal berikut: Sendok cetak harus mencakup jaringan pembatas GTSL.
Permukaan labial dan bukal harus lebih pendek 1-2 mm dari forniks.
Berkontak rapat dengan mukosa jaringan pendukungnya.

3. Pembuatan Muscle Trimming (Border molding)


Proses yang diakukan untuk mendapatkan batas anatomi struktur pembatas gigi tiruan yang lebih
akurat. Tepi sendok cetak harus lebih pendek 1-2 mm dari batas tepi jaringan yang harus dicetak.

Tujuan muscle trimming : - Untuk mendapatkan anatomis struktur pembatas GTSL yang lebih
akurat.
- Pembentukkan sekitar rongga mulut sehingga dapat terbentuk seal
yang baik.
Prosedur muscle trimming:
Pastikan terlebih dahulu tepi sendok cetak harus lebih pendek 1-2 mm dari batas tepi mukosa
yang akan dicetak.
Modeling compound (Green Kerr) dipanaskan dan dietakkan di tepi sendok cetak secara
bertahap, didinginkan sedikit demi sedikit sebelum dimasukkan ke mulut.

Border molding pada RA:


Labial : Bibir atas diturunkan ke bawah
Frenulum labial : Bibir atas diturunkan ke bawah
Bukal : Tarik pipi ke bawah, ke depan, dan ke belakang
Bukal posterior : Tarik pipi ke bawah, ke depan, dan ke belakang
Frenulum bukal : Tarik pipi ke arah luar, bawah, belakang, dan depan.
Belakang palatum : Pasien diinstruksikan untuk mengucapkan kata Ah

Border molding pada RB:


Labial : Bibir bawah ditarik ke atas dan memijatnya
Frenulum labial : Bibir bawah ditarik ke atas
Bukal : Pegang pipi dengan ibu jari dan jari telunjuk, tarik pipi ke atas dan lakukan gerakan
pemijatan.
Anterior lingual : Pasien diinstruksikan untuk menjulurkan lidah ke arah gagang sendok cetak
dan diinstruksikan untuk menjilat bibir atas dari sisi ke sisi.
Disto lingual : Pasien diinstruksikan untuk menjulurkan lidah ke arah pipi yang berlawanan.

Evaluasi hasil border molding


Antara wax dengan Green Kerr tidak terdapat step.
Terlihat adanya guratan otot.
Sendok cetak semakin cekat seteah dilakukan muscle trimming.
Permukaan Green Kerr harus berwarna suram (dove) yang berarti sudah terjadi kontak rapat
antara Green Kerr dengan mukosa.

4. Pembuatan Retensi pada Sendok Cetak Fisiologis


Lapisan wax bagian dalam sendok cetak dilepas.
Sendok cetak dilubangi dengan round bur, jarak tiap lubang 4-5 mm, lubang tidak boleh dibuat
pada daerah palatum dan di atas linggir alveolaris untuk mengalirkan bahan cetak yang berlebih
pada saat pencetakan. Jika tidak dibuat lubang, maka bahan cetak yang berlebih akan
menyebabkan tekanan yang berlebih pada jaringan pendukung gigi tiruan.

f. Pencetakan Fisiologis
i. Metode fungsional: kombinasi antara metode mukostatis dan mukokompresi
ii. Hal ini dilakukan karena adanya perbedaan kompresibilitas antara jaringan mukosa dengan
gigi.
iii. Teknik mukokompresi untuk daerah tidak bergigi dengan bahan cetak silikon atau polieter,
dan teknik mukostatis untuk daerah bergigi dengan bahan cetak hidrokoloid irreversible.
iv. Penggunaan teknik pencetakan mukofungsional: Dengan teknik mukokompresi yang
disesuaikan dengan kemampuan jaringan menerima beban (mukofungsional) jaringan lunak
alveolaris berada di bawah penekanan, sehingga pada waktu tekanan pengunyahan hanya sedikit
terjadi pergerakan dari jaringan lunak hingga dapat mengurangi efek torsi gigi penyangga.
v. Tujuan cetak fisiologis:
1. Mengetahui arah pasang dan lepas yang tepat
2. Dukungan pada gigi penyangga lebih akurat
3. Stabilisasi pada gigi penyangga lebih baik
4. Retensi Pada rahang atas, pencetakan fisiologis menggunakan bahan cetak elastomer untuk
memperoleh hasil cetakan yang akurat.

g. Surveying
Tujuan Survei Model:
i. Menentukan lingkaran terbesar dari gigi penyangga untuk menentukan posisi cangkolan
yang tepat
ii. Menentukan permukaan gigi dan jaringan lunak yang perlu diblocking out yang akan
menggangu pasang dan lepas gigitiruan
iii. Mengindentifikasi permukaan proksimal gigi agar dapat dibuat sejajar sehingga dapat
bertindak sebagai guiding plane atau menentukan dataran petunjuk sehingga dapat dipasang
dengan mudah
iv. Mengukur derajat undercut pada gigi penyangga
v. Menentu arah pasang dan lepas terbaik
vi. Mencatat posisi model berhubung arah pasang dan lepas

h. Cara membuat Shellac dan Oklusal Rim:


RA dan RB : Basis shellac dipanaskan dan ditekan sampai rata, dibuang yang berlebih. Oklusal
rim diletakkan pada basis tersebut di daerah proccesus alveolaris yang tidak bergigi setinggi
dataran oklusal.

Guna oklusal rim: o Untuk menemukan dataran oklusal dan relasi vertikal
o Tempat penyusunan gigi
o Mengembalikan profil pasien

Faktor yang harus diperhatikan:


Oklusal rim RA dan RB harus berkontak bidang.
Inklinasi anterior RA lebih ke labial
Pada posisi istirahat, oklusal rim terlihat 2 mm

i. Pembuatan klammer
Tentukan garis survey yang benar dan untuk mendesain letak cangkolan yang tepat

j. Perluasan Basis
a. Rahang Atas:
Bila gigi posterior tidak ada, basis diperluas menutupi palatum sampai ke tuberositas dan
hamular notch.
Bagian posterior sampai ke batas mukosa bergerak dan tidak bergerak.
Bagian bukal sampai tidak mengganggu pergerakan frenulum
b. Rahang Bawah:
Pada basis dukungan jaringan, perluasan menutupi retromolar pad dan meluas ke lateral sampai
sulkus bukalis.
Bagian distolingual meluas dari retro molar pad ke sulkus alveolingual.
Batas sayap lingual tergantung dari anatomi linggir milohyoid.
Bila linggir tajam, maka sayap berakhir pada puncak linggir milohioid.
Bila linggir tidak tajam, sayap dapat diperluas sampai sulkus alveolingual

k. Pemasangan ke Artikulator

l. Pemilihan Anasir gigitiruan


Pemiihananasirgigitiruan posterior:
i. Ukuran Gigi:
Mesio distal Pada kasus basis berujung bebas, ukuan mesio distal diukur dari tepi distal
gigi yang berdekatan dengan edentulus sampai mesial dari retromolar pad
Okluso gingival Ditentukan oleh besarnya ruangan inter oklusal. Panjang anasir gigitiruan
disesuaikan dengan gigi tetangga terutama gigi premolar.
Buko lingual/palatal Disesuaikan dengan lebar mesio distalnya sehingga bentuk sebanding,
tetapi pada kasus linggir alveolus datar diperlukan ukuran oklusal yang sempit untuk mengurangi
daya kunyah yang besar dan memberi tempat pada lidah.

ii. Bentuk: Gigi Anatomik Pemilihan anasir gigi tiruan anterior


Pemilihan anasir gigitiruan:
Mesiodistal yang kecil
Bukolingual yang sempit dibandingkan dengan gigi asli agar daya yang diterima
oleh jaringan pendukung lebih kecil.

m. Pasang percobaan
Hal yang dilihat:
Warna
Bentuk
Oklusi
Estetik

n. Pemasangan GTSL
a. Adaptasi basis gigitiruan pada mukosa
b. Retention masuk ke daerah gerong serta terletak tepat pada tempatnya
c. Oklusal rest berkontak rapat pada permukaan oklusal gigi sandaran
d. Tahanan gigitiruan tidak boleh samai menyebabkan gigi sandaran terasa sakit
e. Oklusi dan artikulasi rapat
f. Letak cangkolan harus tepat
g. Hal yang diperhatikan sewaktu pasca pemasangan:
- Pada gigi asli:
Kebersihan mulut dan gigi baik
Pemeriksaan gigi asli berkaitan karies, mobility, dan jaringan pendukung
Jaringan lunak yang ditutupi gigitiruan berkaitan inflamasi akibat iritasi
- Pada gigitiruan
Kebersihan gigitiruan
Retensi
Oklusi dan artikulasi

Anda mungkin juga menyukai