Anda di halaman 1dari 4

Cerebellum atau otak kecil adalah bagian dari sistem saraf pusat yang terletak di bagian belakang tengkorak

(fossa posterior cranial). Bagian otak ini terpisah dari lobus occipitalis cerebri oleh tentorium
cerebelli (duplikatura duramatris). Cerebellum juga bertetangga dengan pons (terletak di ventral cerebellum) dan
hanya terpisahkan oleh ventrikel quartus.
Sama seperti cerebrum, cerebellum juga punya substansia grisea yang menutupi area yang lebih besar dari
substansia alba. Kontur nya juga reguler dan berlipat-lipat, lipatan nya disebut folia. Beberapa folia lebih dalam
dari yang lain dan membentuk fisura.

Cerebellum punya beberapa struktur penting :


-Vermis -> bagian yang terletak di bagian median dari cerebellum. Ada 9 vermis
-Hemisphere cerebelli atau biasa disebut lobus cerebelli -> ada dua hemisphere dan jelas bahwa kedua struktur
ini dipisahkan oleh vermis. Ada 3 lobus, masing-masing lobus punya beberapa lobulus. Lobulus akan
dipisahkan oleh fisura dan semua lobulus akan berada tepat dilateral dari setiap vermis (kecuali lingula). Total
lobulus cerebelli 9
-Nucleus cerebellaris profunda -> biasa disebut roof nuclei karena terletak di atap dari ventrikel. Ada 4 nucleus
-Pedunculus cerebelli -> bagian yang akan menempelkan cerebellum dengan truncus cerebri. Mengandung
jaras-jaras aferen dan eferen. Ada 3 pedunculus cerebelli

Yang paling umum adalah herniasi lobus ekor dari vermis serebelar melalui foramen magnum ke aspek anterior
dari kanal tulang belakang.
Dalam foto di sebelah kiri, perhatikan penonjolan lobus ekor dari vermis serebelar (panah hitam) melalui
foramen magnum (dibatasi oleh garis hitam). Ini adalah penampilan khas dari vermis hernia dan kadang-kadang
disebut "coning" atau "Lipping" dari otak kecil. Hal ini lebih dihargai di otak sagittally dipotong di sebelah
kanan

Sekali lagi perhatikan "coning" dari lobus ekor dari vermis serebelar. Mengapa begitu memerah?
Trauma terkait perdarahan mungkin terjadi sebagai vermis didorong ke bawah dan ke luar melalui foramen
magnum sebagai otak membengkak. Nekrosis vermis juga akan terjadi sekunder untuk kompresi. Dapatkah
Anda memikirkan gejala sisa lainnya?
Ketika otak kecil dipindahkan ke bawah dan caudally oleh edema, otak kecil tekanannya pada medula. Tekanan
pada pusat-pusat pernafasan menyebabkan disfungsi mereka menyebabkan pernapasan dan kematian.

Degenerasi dan nekrosis


Degenerasi merupakankelainan sel yang terjadi akibatcedera ringan.perubahan morfologi dan fungsi yang
sifatnya reversibel (bisa kembali menjadi normal). Degenerasi sel atau jaringan dapat diamati dari komponen
komponen yang ada pada sel seperti membran sel, inti sel, dan sitoplasmanya.
Degenerasi adalah perubahan-perubahan morfologik akibat trauma yang nonfatal atau Degenerasi
sel(kemunduran sel) adalah kelainan sel yang terjadi akibat cedera ringan. Cedera ringan yang mengenai
struktur dalam sel seperti mitokondria dansitoplasma akan mengganggu proses metabolisme sel Kerusakan
reversibel artinya bisa diperbaiki apabila penyebabnya segera dihilangkan.Apabila tidak dihilangkan, atau
bertambah berat, maka kerusakan menjadi reversibel, dan sel akan mati
a. MACAM MACAM DEGENERASI
1) Degenerasi Albumin (cloudi swelling = bengkak keruh)
Merupakan Degenerasi yang paling ringan bersifat riversibel.Perubahan kemunduran akibat jejas yang tidak
keras.Ditandai adanya timbunan albumin dalam sitoplasma serta tampak keruh dan membengkak.Sering
ditemukan pada sel tubulus ginjal, sel hati dan sel otot jantung.Penyebab infeksi, demam, keracunan, suhu yang
terlalu rendah/tinggi, anoxia, gizi buruk, &dan gangguan sirkulasi
2) Degenerasi Hidrofik (Degenerasi Vakuolar)
Degenerasi hidrofik merupakan jejas sel yang reversible denganpenimbunan intraselular yang lebih parah jika
dengan degenerasialbumin. Etiologinya sama dengan pembengkakan sel hanya
intensitasrangsangan patologik lebih berat dan jangka waktu terpapar rangsanganpatologik lebih lama.Secara
miokroskopik organ yang mengalami degenerasi hidrofik menjadi lebihbesar dan lebih berat daripada
normaldan juga nampak lebih pucat. Nampak juga vakuola-vakuola kecil sampai besar dalam sitoplasma.
3) Degenerasi Lemak
Sering terjad pada parenkim, otot jantung, hati (paling sering), yang mempunyai metabolik rata-rata tinggi.
karna ketidakmampuan jaringan non-lemak memetabolik sejumlah lemak sehingga tertimbun dalam sitoplasma
yang mengakibatkan sitoplasma membesar ketepi.
Jika degenerasi lemak ini terjadi dihati maka hati akan tertimbun lemak dapat berkembang menjdi cirrosis
hepatis dan hati mengecil (carsinoma hep/hepatoma)
Degenerasi Mukoid (musin & lendir)
Degenerasi Mukoid adalah Suatu perubahan yang seringterjadi pada tumor epitel yg mensekresi musin.Epitel
yangdegenerasi melarut dalam musin.Kadang-kadang jaringan ikat nampak mensekresi musin yang mengisi
ruang antaranya yang disebut myxomatous.
Contoh : FAM (Fibroma Adeno Mamae)
5) Infiltrasi (degenerasi) glikogen
Glikogen normal terdapat dalam semua sel dan terutama sel otot dan hati. Pada keadaan-keadaan tertentu
glikogen mengumpul dalam jumlah banyak dibawah mikroskop terlihat sebagai vakuol-vakuol dalam sitoplasma
maupun inti sel. Sel tidak menunjukkan gangguan fungsi, dianggap bahwa kelainan ini disebabkan oleh ketidak
seimbangan metabolik antara glikogenisis dan glikogenosis. Infiltrasi glikogen ditemukan terutama pada
disbetes mellitus dan golongan penyakit yang disebut glicogen stroge diseases ( penyakit von cierke).
6) Degenerasi Hialin
Degenerasi Hialin adalah timbunan hialin (jaringan ikat), sering pada otot uterus yang mengalami tumor jinak
(mioma).Merupakan degenerasi paling buruk yang bersifat irrevesibel.Tidak menunjukkan timbunah bahan
tertentu, yang memberikan gambaran masa yg mengkilap, homogen (bermacam-macam/tidak jelas)
Degenerasi hialin ini banyak ditemukan dalam bentuk massa kolagen yang padat pada tumor jinak otot, contoh :
Mioma Uteri
7) Degenerasi Amnoid
Degenerasi Amnoid adalah Timbunan berupa bahan-bahan lilin terdiri dari protein abnormal di jaringan ekstra
sel, terutama : sekitar jaringan penyokong pembuluh darah, sekitar membran basalis. bersifat amiloid tidak
gampang rusak, tidak gampang bergerak timbunan tersebut mengeras. Degenerasi amnoid ini dibagi menjadi
dua tipe:
- primer (tdk diketahia sebabnya)
- sekunder (mengikuti penyakit kronik spt TBC, sifilis, rheumatik.

2. Pengertian Nekrosis
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan selakut atau trauma. kematian sel
tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat menyebabkan rusaknya sel, adanya respon peradangan dan
sangat berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Akibat jejas yang paling ekstrim adalah kematian sel (cellular death). Kematian sel dapat mengenai seluruh
tubuh (somatic death) atau kematian umum dan dapat pula setempat, terbatas mengenai suatu daerah jaringan
teratas atau hanya pada sel-sel tertentu saja. Terdapat dua jenis utama kematian sel, yaitu apotosis dan nekrosis.
1. Apoptosis
Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram (programmed cell death), adalah suatu komponen yang normal
terjadi dalam perkembangan sel untuk menjaga keseimbangan pada organisme multiseluler. Sel-sel yang mati
adalah sebagai respons dari beragam stimulus dan selama apoptosis kematian sel-sel tersebut terjadi secara
terkontrol dalam suatu regulasi yang teratur.
Informasi genetik pemicu apoptosis aktif setelah sel menjalani masa hidup tertentu, menyebabkan perubahan
secara morfologis termasuk perubahan pada inti sel. Kemudian sel akan terfragmentasi menjadi badan apoptosis,
selanjutnya fragmen tersebut diabsorpsi sehingga sel yang mati menghilang.
Perubahan morfologi dari sel apoptosis diantaranya sebagai berikut :
Sel mengkerut
Kondesasi kromatin
Pembentukan gelembung dan apoptotic bodies
Fagositosis oleh sel di sekitarnya

Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan selakut atau trauma (misalnya:
kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem,dan cedera mekanis), di mana kematian sel tersebut terjadi
secara tidak terkontrolyang dapat menyebabkan rusaknya sel, adanya respon peradangan dan sangatberpotensi
menyebabkan masalah kesehatan yang serius.Stimulus yang terlalu berat dan berlangsung lama serta melebihi
kapasitasadaptif sel akan menyebabkan kematian sel di mana sel tidak mampu lagimengompensasi tuntutan
perubahan. Sekelompok sel yang mengalami kematiandapat dikenali dengan adanya enzim-enzim lisis yang
melarutkan berbagai unsursel serta timbulnya peradangan. Leukosit akan membantu mencerna sel-sel yangmati
dan selanjutnya mulai terjadi perubahan-perubahan secara morfologis.
Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis. Selainkarena stimulus patologis,
kematian sel juga dapat terjadi melalui mekanismekematian sel yang sudah terprogram di mana setelah
mencapai masa hiduptertentu maka sel akan mati. Mekanisme ini disebut apoptosis, sel akanmenghancurkan
dirinya sendiri (bunuh diri/suicide), tetapi apoptosis dapat juga dipicu oleh keadaan iskemia.
a. Perubahan Mikroskopis
Perubahan pada sel yang nekrotik terjadi pada sitoplasma dan organel-organel sel lainnya. Inti sel yang mati
akan menyusut (piknotik), menjadi padat, batasnya tidak teratur dan berwarna gelap. Selanjutnya inti sel hancur
dan meninggalkan pecahan-pecahan zat kromatin yang tersebar di dalam sel. Proses ini disebut karioreksis.
Kemudian inti sel yang mati akan menghilang (kariolisis).
a. Mekanisme nekrosis :
1. Pembengkakan sel
2. Digesti kromatin
3. Rusaknya membran (plasma dan organel)
4. Hidrolisis DNA
5. Vakuolasi oleh ER
6. Penghancuran organel
7. Lisis sel

Ada tujuh khas morfologi pola nekrosis:


1. Nekrosis coagulative biasanya terlihat pada hipoksia(oksigen rendah) lingkungan, seperti sebuah infark.
Garis besar sel tetap setelah kematian sel dan dapat diamati oleh cahaya mikroskop. Hipoksiainfark di
otak namun mengakibatkan nekrosis Liquefactive.
2. Liquefactive nekrosis (atau nekrosis colliquative) biasanya berhubungan dengan kerusakan seluler
dannanahformasi (misalnya pneumonia). Ini khas infeksi bakteri atau jamur, kadang-kadang, karena
kemampuan mereka untuk merangsang reaksi inflamasi.Iskemia(pembatasan pasokandarah) di otak
menghasilkan liquefactive, bukan nekrosis coagulativekarena tidak adanya dukungan substansialstroma.
3. Gummatous nekrosis terbatas pada nekrosis yang melibatkan spirochaetal infeksi (misalnya sifilis).
4. Dengue nekrosis adalah karena penyumbatan pada drainase vena dari suatu organ
atau jaringan (misalnya, dalam torsi testis).
5. Nekrosis Caseous adalah bentuk spesifik dari nekrosis koagulasi biasanya disebabkan
olehmikobakteri(misalnya tuberkulosis), jamur, dan beberapa zat asing. Hal ini dapat dianggap sebagai
kombinasi dari nekrosis coagulative dan liquefactive.
6. nekrosis Lemak hasil dari tindakan lipase di jaringan lemak (misalnya,pankreatitis
akut,payudaranekrosis jaringan).
7. Nekrosis fibrinoiddisebabkan oleh kekebalanyang diperantarai vaskular kerusakan. Hal ini ditandai dengan
deposisi fibrin seperti proteinbahan diarteri dinding, yang muncul buram dan eosinofilik pada
mikroskop cahaya.

KRANIOTOMI DAN FENETRASTION


Kraniotomi merupakan tindakan bedah yang paling sering dilakukan pada manajemen neoplasma primer dan
metastasis neoplasma pada otak. 1 Tindakan bedah tersebut bertujuan untuk membuka tengkorak sehingga dapat
mengetahui dan memperbaiki kerusakan yang ada di dalam otak. Penelitian terakhir membuktikan bahwa nyeri
merupakan masalah yang biasa timbul setelah tindakan kraniotomi
Fenestrasi adalah suatu proses pembedahan atau operasi pada telinga dengan membuat liang pada lengkungan
labirinnya.[1] Operasi ini dapat memberbaiki jenis-jenis ketulian tertentu.[1] Ketulian ini biasanya dikarenakan
telinga mengalami infeksi sehingga menimbulkan cairan dari dalam telinga, kemudia juga dikarenakan penyakit
seperti Otosklerosis yang biasanya disebut sebagai penyakit demam, campak dan infeksi telinga pada
kenyataannya telinga berhubungan dengan penyakit ini sehingga dapat menimbulkan ketulian, dan juga
penyakit minginitis yang juga dapat menyebabkan ketulian pada telinga, walaupun penyakit ini terdapat di otak,
namun otak dan telinga sangat berdekatan sehingga ini dapat berpengaruh terhadap kinerja dari pendengaran
pada telinga.[2]
Sebelum melakukan fenestrasi atau pembedahan, debu tulang harus dicegah masuk agar tidak mengendap
ditempat yang dapat menimbulkan osteogenesis.[3] Hal itu bertujuan agar lapangan pembedahan mudah terlihat
maka diperlukan irigator pengisap.[3] Kemudian Irigasi dalam jumlah besar akan menyapu darah, debu tulang,
dan bakteri dari telinga yang mengalami infeksi kronik.[

Anda mungkin juga menyukai