Penatalaksanaan Umum Keracunan PDF
Penatalaksanaan Umum Keracunan PDF
Diagnosis keracunan
Penatalaksanaan awal pasien koma, kejang, atau perubahan keadaan mental
lainnya hams mengikuti cara pendekatan yang sama tanpa memandang jenis racun
penyebab. Usaha untuk membuat diagnosis toksikologi khusus hanya memperlambat
penggunaan tindakan suporitif yang merupakan bentuk dasar (ABCD) pada
pengobatan keracunan.
Pertama, saluran napas (A) harus dibersihkan dan muntah atau beberapa
gangguan lain dan, bila diperlukan, suatu alat yang mengalirkan napas melalui oral atau
dengan memasukkan pipa endotrakea. Pada kebanyakan pasien, penempatan pada
posisi sederhana dalam posisi dekubitus lateral cukup untuk menggerakkan lidah yang
Sindrom Toksik
Berdasarkan pemeriksaan Fisik awal, diagnosis tentatif jenis keracunan dapat
dimungkinkan. Tabel 60-1 dicantumkan daftar karakteristik dari beberapa sindrom
keracunan yang penting.
Golongan Obat Gambaran Klinik Intervensi Kunci
Antidepresan Gambaran antikolinergik umum: Kontrol kejang, koreksi
(misalnya, dilatasi pupil, takikardia, kulit asidosis, dan kardio-
amitriptilin, doksepin, panas dan kering, Bising usus toksisitas dengan ventilasi
maprotilin, dan lain- menurun. Tiga K koma, konvulsi, dan HCO3.
lain) dan masalah kardiak merupakan Jangan gunakan fisostigmin
penyebab kematian yang paling atau flurnazenil. Awasi
sering. hipertermia.
C. Uji Fungsi Ginjal: Beberapa toksin mempunyai efek nefrotoksik; dalam kasus
lain, gagal ginjal merupakan akihat syok, koagulasi intravaskular yang menyebar
(disseminated irrtravascular coagulation, DTC), atau mioglohinuria. Tingkat kadar
nitrogen urea darah dan kreatinin harus diukur dan dilakukan urinalisis.
D. Osmolalitas Serum: Perhitungan osmolalitas serum terutama bergantung
pada natrium serum, glukosa serum serta nitrogen urea darah dan dapat diperkirakan
dan rumus berikut:
Nilai normal perhitungan ini adalah 280-290 mosm/kg. Etanol dan alkohol lainnya
dapat menyumbang secara bermakna terhadap pengukuran osmolalitas serum, tetapi
karena alkohol ini tidak termasuk dalam perhitungan, menyebabkan suatu osmolargap:
Osmolargap =
Osmolalitas yang diukur - Osmolalitas yang dihitung
E. Elektrokardiogram: Pelebaran lama kompleks QRS yang lebih besar dari 0,1
detik adalah khas untuk takar lajak antidepresan trisiktik dan kuinidin.
F. Gambaran sinar-X: fotopolos abdomen mungkin berguna, karena beberapa
tablet, khususnya besi dan kalium, dapat berbentuk radiopaque. Foto toraks dapat
menunjukkan pneumonia aspirasi, pneumonia hidrokarbon, atau edema paru. Bila
dicurigai adanya trauma kapitis, dianjurkan untuk pemeriksaan CT-scan.
Dekontaminasi
Prosedur dekontaminasi harus dilakukan setelah penilaian diagnostik awal dan
evaluasi laboratirum dikerjakan. Dekontaminasi mencakup tindakan mengeluarkan toksin
dan kulit atau saluran cerna.
A. Kulit: Pakaian yang terkontaminasi harus ditanggalkan semuanya dan
diamankan untuk dianalisis. Penetrasi toksin melalui kulit sukar diteliti tetapi harus
diantisipasi. Pencucian berulang-ulang dengan sabun dan jumlah air yang banyak harus
dilakukan.
B. Saluran Cerna: Terdapat pendapat yang bertentangan mengenai efektivitas
dan dekontaminasi usus, khususnya bila pengobatan dimulai Iebih dari 1 jam setelah
penelanan zat. Beberapa ahli menganjurkan pemberian arang aktif sederhana tanpa
didahului pengosongan lambung pada pasien tertentu.
Peringatan: Melindungi saluran napas adalah merupakan hal yang sangat
esensial. Harus disediakan semua peralatan gawat darurat yang diperlukan, seperti
penghisap. Kejang, refleks muntah yang negatif, dan ulserasi membran mukosa mulut
merupakan kontra indikasi untuk tindakan merangsang muntah. Bilasan lambung
dikontra indikasikan jika saluran pernapasan berisiko (misalnya, pada pasien yang tidak
sadar dengan refleks muntah yang tidak ada). Zat-zat asam dan alkali yang korosif harus
diencerkan tetapi tidak boleh dilakukan netralisasi. Para penolong tidak boleh menaruh
jari-jarinya dalam kerongkongan pasien dan tidak boleh menggunakan air garam atau
mustard sebagai zat emetik.
Antidotum Spesifik
Konsep salah yang umum terdapat ialah bahwa untuk setiap racun ada dotumnya.
Yang benar adalah sebaliknya antidotum yang tersedia relatif sedikit yaitu hanya untuk
beberapa golongan toksin tertentu saja. Antidotum utama dan karakteristiknya terdapat pada
Tabel 60-7. Obat-obat ini merupakan tambahan untuk zat imunologi seperti antivenin ular
(lihat bawah) dan antibodi digoksin.
Tabel antidotum yang direkomendasikan.