a. Struktural
b. Fungsional
c. Sistem kerja
2. Karsinogen
Di dalam alam banyak terdapat karsinogen, yaitu zat atau bahan yang
dapat menimbulkan tumor/ kanker. Ada beberapa macam karsinogen,
yaitu:
a. Karsinogen Kimiawi
Pada saat ini telah ditemukan lebih dari 2000 jenis karsinogen yang
berupa zat kimia sehingga dapat dikatakan hampir tidak ada orang
yang bebas dari karsinogen. Karsinogen kimiawi dapat berupa:
1) Karsinogen alami
Banyak sekali karsinogenyang ditemukan di alam bebas seperti:
a) Bahan organik
(1) Aflatoxin
Terdapat pada biji kacang-kacangan yang ditumbuhi jamur
aspergillus flamus, alfatoxin itu dapat menimbulkan tumor
ganas.
(2) Cycasin dari biji cycad
(3) Safide dari akar sassafras
(4) Alkaloidadari golden raqwant
b) Anorganik
(1) Berryllium
(2) Cadmium
(3) Plumbum
(4) Chromium
(5) Arsenikum
(6) Asbes
(7) Radium
2) Karsinogenbuatan manusia
(2) Cat
(3) Petrokimia
(4) Tekstil
(5) Karet
(6) Kulit
(7) Plastik
(8) Kayu
b) Obat-obatan
(1) Arsen
(2) Chlornaphazine
(3) Immunosupresif
(4) Kontrasepsi
c) Pestisida
sebagainya.
2) Pro carcinogen
3) Co carcinogen
karsinogenesis
2) Asap rokok
sebagainya.
b. Sinar inonisasi
ANATOMI HIDUNG
1. Hidung Luar
Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagian seperti puncak
hidung, dorsum nasi, pangkal hidung (bridge), kolumela, ala nasi dan lubang
hidung (nares anterior). Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang
rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang
berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung. Kerangka tulang
terdiri dari tulang hidung (os nasalis) dan prosesus frontalis maksila, sedangkan
kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa buah tulang rawan yang terletak di
bagian bawah hidung.
2. Romgga Hidung (Cavum Nasi)
Rongga hid ung mempunyai bentuk sebagai sebuah terowongan dari depan
ke belakang dan di tengah-tengah dipisahkan oleh septum nasi. Lubang bagian
depan disebut nares anterior dan lubang belakang disebut nares posterior
(koana) yang menghubungkannya dengan nasofaring. Bagian dari rongga hidung
yang letaknya sesuai dengan ala nasi, tepat dibelakang nares anterior, disebut
vestibulum. Vestibulum ini dilapisi oleh kulit yang mempunyai banyak kelenjar
sebasea dan rambut-rambut panjang (vibrissae). Tiap rongga hidung mempunyai
4 buah dinding, yaitu dinding medial, dinding lateral, dinding inferior dan
dinding superior.
3. Dinding medial
Dinding medial hidung adalah septum nasi. Septum dibentuk oleh tulang dan
tulang rawan. Bagian tulang adalah (1) lamina perpendikularis tulang etmoid, (2)
vomer, (3) krista nasalis maksila dan (4) krista nasalis os palatum. Bagian tulang
rawan adalah (1) kartilago septum (lamina kuadran-gularis) dan (2) kolumela.
Septum dilapisi oleh perikondrium pada bagian tulang rawan dan periosteum
pada bagian tulang, sedangkan diluarnya dilapisi pula oleh mukosa hidung.
4. Dinding lateral
Bagian depan dari dinding lateral hidung licin, yang disebut ager nasi dan
dibelakangnya terdapat konka yang merupakan bagian terbesar dari dinding
lateral hidung. Terdapat 4 buah konka didalam hidung. Yang terbesar ialah
konka inferior, kemudian yang lebih kecil ialah konka media, lebih kecil lagi ialah
konka superior, sedangkan yang paling kecill disebut konka suprema. Konka
suprema ini biasanya rudimenter. Konka inferior merupakan tulang tersendiri
dan melekat pada maksila dan labirin etmoid. Konka media, superior dan
suprema merupakan bagian dari labirin etmoid. Ruang yang terletak diantara
konka inferior dan dinding lateral rongga hidung disebut meatus inferior. Pada
meatus inferior terdapat muara (ostium) duktus nasolakrimalis.
Meatus media ialah ruang yang terletak diantara konka media dan dinding
lateral rongga hidung. Pada meatus medius terdapat bula etmoid, prosesus
unsinatus, hiatus semilunaris dan infundibulum etmoid. Di sekitar hiatus
semilunaris yang merupakan celah terdapat muara sinus frontal, sinus maksila
dan sinus etmoid anterior. Pada meatus superior yang merupakan ruang
diantara konka superior dan dinding lateral rongga hidung terdapat muara sinus
etmoid posterior dan sinus sfenoid.
5. Dinding inferior
Dinding inferior merupakan dasar rongga hidung dan dibentuk oleh os
maksila dan os palatum.
6. Dinding superior
Dinding superior atau atap hidung sangat sempit dan dibentuk oleh lamina
kribriformis, yang memisahkan rongga tengkorak dari rongga hidung.