Anda di halaman 1dari 8

Kelainan kongenital atau konstitusi genetika.

Konstitusi genetika dapat berupa kerusakan:

a. Struktural

b. Fungsional

c. Sistem kerja

Kerusakan struktural ialah karena konstitusi gen itu rusak.

Kerusakan fungsi ialah kerusakan fungsi atau sistem kerjanya dan

ini menentukan kemampuan tumbuh untuk:

1) Menetralisasi karsinogen yang masuk ke dalam tubuh

2) Mereparasi kerusakan gen dalam chromosom

3) Menjaga imunitas tubuh

4) Mematikan sel kanker yang baru terbentuk.

Adanya kerusakan konginetal ini menentukan apakah seseorang itu

mempunyai tidak bakat atau mudah/ sukar mendapat kanker.

2. Karsinogen
Di dalam alam banyak terdapat karsinogen, yaitu zat atau bahan yang
dapat menimbulkan tumor/ kanker. Ada beberapa macam karsinogen,
yaitu:
a. Karsinogen Kimiawi
Pada saat ini telah ditemukan lebih dari 2000 jenis karsinogen yang
berupa zat kimia sehingga dapat dikatakan hampir tidak ada orang
yang bebas dari karsinogen. Karsinogen kimiawi dapat berupa:
1) Karsinogen alami
Banyak sekali karsinogenyang ditemukan di alam bebas seperti:
a) Bahan organik
(1) Aflatoxin
Terdapat pada biji kacang-kacangan yang ditumbuhi jamur
aspergillus flamus, alfatoxin itu dapat menimbulkan tumor
ganas.
(2) Cycasin dari biji cycad
(3) Safide dari akar sassafras
(4) Alkaloidadari golden raqwant

(5) Nitrosamindalam berbagai makanan dan minuman

b) Anorganik

(1) Berryllium

(2) Cadmium

(3) Plumbum

(4) Chromium

(5) Arsenikum

(6) Asbes

(7) Radium

2) Karsinogenbuatan manusia

Karsinogen buatan manusia digunakan untuk:

a) Bahan industri di pabrik-pabrik seperti:

(1) Arang dan tir

(2) Cat

(3) Petrokimia

(4) Tekstil

(5) Karet

(6) Kulit

(7) Plastik

(8) Kayu

b) Obat-obatan
(1) Arsen

(2) Chlornaphazine

(3) Immunosupresif

(4) Kontrasepsi

c) Pestisida

Karsinogen kimiawi dapat digolongkan dalam 3 golongan:

1) Direct acting carcinogen

Bahan ini sangat aktif dan secara langsung dapat menimbulkan

kanker/ tumor. Contoh : gas mustard, melphalan, dan lain

sebagainya.

2) Pro carcinogen

Bahan ini tidak secara langsung dapat menimbulkan tumor/

kanker, bahan ini melalui proses metabolisasi dulu oleh enzim-

enzim tubuh. Contoh : nitroramin.

3) Co carcinogen

Bahan ini tidak atau hanya sedikit sekali mempunyai aktivitas

karsinogenesis

Tetapi dalam memperbesar reaktivitas direct carcinogen atau pro

carcinogen. Contoh: minyak kroton

Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai karsinogen seperti

yang terdapat dalam:

1) Tir atau jelaga


Hasil pembakaran zat biologi seperti kayu, arang, minyak,

tembakau, rokok, ikan, daging dan lain sebagainya.

2) Asap rokok

Asap rokok mengandung gas partikel padat:

a) Dalam gas asap rokok terdapat zat yang beracun dan

karsinogen, seperti karbondioksida, karbonmonoksida,

amnion, hydrozine, venyl clorida, nitrotamin, dan lain

sebagainya.

b) Dalam partikel padat terdapat banyak karsinogenseperti:

(1) Polyciclic aromatic hydrocarbon

(2) Aromatic amine

b. Sinar inonisasi

Sinar yang dapat mengadakan ionisasi air dan elektrolit dalam


jaringan ialah sinar X atau sinar rntgen dan sinar- UV
(Ultraviolet).Dengan adanya ionisasiair dan elektrolit dalam jaringan,
akan tindakan desintegrasi sel dan bila disentegrasi loeratsel akan
mati.
Karena radiasi mungkin timbul malformasisel, gangguan mitosis,
mutasi gen. Ini semua dapat mengakibatkan timbulnya
pembentukan sel yang tak terkontrol.
c. Virus
Ada 3 janis virus yang dapat menimbulkan tumor yaitu virus
DNA(De-oksi Ribonucleac Acid), RNA(Ribo Nucleac Acid) dan
Restroid.
1) Virus De-oksi Ribonucleac Acid
Dan bermacam-macam virus De-oksi Ribonucleac Acid, seperti:
a) Virus papava
b) Virus edemona
c) Virus herpes
d) Virus hepatitis B
2) Virus Ribo Nucleic Acid.
Virus Ribo Nucleic Acid dapat digolongkan menjadi 3 tipe, yaitu
A, B dan C tergantung morvologinya yang tampak pada
mikroskop elektron.
a) Virus Tipe A
b) Virus Tipe B, Virus tumor mamae
c) Virus Tipe C, Virus sarkomadan leukimia
3) Virus rektroid (Virus sektropspokon).
d. Hormon
Hormon menimbulkan hanya pada beberapa organ saja, yaitu
payudara, uterus, dan prostat.
e. Iritasi kronik
Mekanisme karsinogenesispada kasus ini belum jelas. Virshow kali
pertama mengajukan hipotesa bahwa penyebab kanker ada iritasi
kronik.
3. Lingkungan hidup
Lingkungan hidup mencakup smua keadaan di daerah tempat hidup
kita baik alamiah maupun biologi:
a. Pekerjaan
Risiko tinggi mendapat kanker pada pekerja-pekerja berikut:
1) Laboraturium radiologi
2) Tambang-tambang, batu bara, minyak tanah
3) Industri-industri: kayu, nikel, chrom, sepatu, cat pertokimia,
plastik, karet, asbes, dan sebagainya.
4) Nelayan dan petani.
b. Tempat tinggal
Misalnya hidup pada daerah yang banyak mengandung:
1) Radium
2) Arsen
3) Nikel
4) Ahrom
5) Asbes
c. Gaya hidup (Live Style)
Gaya hidup yang mempengaruhi timbulnya tumor, karena gaya
hidup itu menentukan banyak, lama dan seringnya kontak dengan
karsinogen.
1) Nutrisi
1. Makanan yang menambah risiko mandapat kanker atau
tumor:
(1) Lemak tinggi
(2) Protein hewani tinggi
(3) Alkohol
(4) Makanan asin, diasap, dipanggang
(5) Nitrate dan pengawet makanan nitrite
(6) Kalori tinggi.

2. Makanan yang mengurangi risiko mandapat kanker


(1) Makanan yang berserat banyak
(2) Sayuran, buah-buahan, bijian
Mengandung indole, seperti kubis, caulim flovesyang
mengurangi risiko mendapat kanker colon tetapi mungkin
menambah kanker lambung.
(3) Kacang-kacangan terutama kedelai.
2) Minuman keras
Mengandung alkohol menambah risiko mendapat kanker atau
tumor.
3) Merokok
Rokok yang dibuat dari daun tembakau banyak sekali
mengandung karsinogen.
4) Menginang
5) Terik sinar matahari
6) Kawin muda
7) Sirkumsisi

ANATOMI HIDUNG
1. Hidung Luar
Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagian seperti puncak
hidung, dorsum nasi, pangkal hidung (bridge), kolumela, ala nasi dan lubang
hidung (nares anterior). Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang
rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang
berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung. Kerangka tulang
terdiri dari tulang hidung (os nasalis) dan prosesus frontalis maksila, sedangkan
kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa buah tulang rawan yang terletak di
bagian bawah hidung.
2. Romgga Hidung (Cavum Nasi)
Rongga hid ung mempunyai bentuk sebagai sebuah terowongan dari depan
ke belakang dan di tengah-tengah dipisahkan oleh septum nasi. Lubang bagian
depan disebut nares anterior dan lubang belakang disebut nares posterior
(koana) yang menghubungkannya dengan nasofaring. Bagian dari rongga hidung
yang letaknya sesuai dengan ala nasi, tepat dibelakang nares anterior, disebut
vestibulum. Vestibulum ini dilapisi oleh kulit yang mempunyai banyak kelenjar
sebasea dan rambut-rambut panjang (vibrissae). Tiap rongga hidung mempunyai
4 buah dinding, yaitu dinding medial, dinding lateral, dinding inferior dan
dinding superior.
3. Dinding medial
Dinding medial hidung adalah septum nasi. Septum dibentuk oleh tulang dan
tulang rawan. Bagian tulang adalah (1) lamina perpendikularis tulang etmoid, (2)
vomer, (3) krista nasalis maksila dan (4) krista nasalis os palatum. Bagian tulang
rawan adalah (1) kartilago septum (lamina kuadran-gularis) dan (2) kolumela.
Septum dilapisi oleh perikondrium pada bagian tulang rawan dan periosteum
pada bagian tulang, sedangkan diluarnya dilapisi pula oleh mukosa hidung.
4. Dinding lateral
Bagian depan dari dinding lateral hidung licin, yang disebut ager nasi dan
dibelakangnya terdapat konka yang merupakan bagian terbesar dari dinding
lateral hidung. Terdapat 4 buah konka didalam hidung. Yang terbesar ialah
konka inferior, kemudian yang lebih kecil ialah konka media, lebih kecil lagi ialah
konka superior, sedangkan yang paling kecill disebut konka suprema. Konka
suprema ini biasanya rudimenter. Konka inferior merupakan tulang tersendiri
dan melekat pada maksila dan labirin etmoid. Konka media, superior dan
suprema merupakan bagian dari labirin etmoid. Ruang yang terletak diantara
konka inferior dan dinding lateral rongga hidung disebut meatus inferior. Pada
meatus inferior terdapat muara (ostium) duktus nasolakrimalis.
Meatus media ialah ruang yang terletak diantara konka media dan dinding
lateral rongga hidung. Pada meatus medius terdapat bula etmoid, prosesus
unsinatus, hiatus semilunaris dan infundibulum etmoid. Di sekitar hiatus
semilunaris yang merupakan celah terdapat muara sinus frontal, sinus maksila
dan sinus etmoid anterior. Pada meatus superior yang merupakan ruang
diantara konka superior dan dinding lateral rongga hidung terdapat muara sinus
etmoid posterior dan sinus sfenoid.
5. Dinding inferior
Dinding inferior merupakan dasar rongga hidung dan dibentuk oleh os
maksila dan os palatum.
6. Dinding superior
Dinding superior atau atap hidung sangat sempit dan dibentuk oleh lamina
kribriformis, yang memisahkan rongga tengkorak dari rongga hidung.

Anda mungkin juga menyukai