Anda di halaman 1dari 5

Perilaku caring perawat menurut Potter dan Perry

Potter dan Perry (2010) menggambarkan bentuk perilaku caring yang

diberikan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan terhadap

pasien yaitu kehadiran, sentuhan, mendengarkan dan memahami klien.

1. Kehadiran
Perilaku caring perawat dapat ditunjukan dengan kehadiran

perawat. Kehadiran perawat merupakan sesuatu yang berarti bagi

pasien (Watson, 2003 dalam Potter & Perry, 2010). Kehadiran

perawat, kontak mata, bahasa tubuh, nada suara, mendengarkan,

memiliki sikap positif dan semangat perawat dalam berinteraksi

dengan pasien dapat membentuk suasana keterbukaan dan saling

mengerti (Potter & Perry, 2010). Kehadiran seorang perawat untuk

membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan dasar yang tidak

dapat dilakukan sendiri oleh pasien atau oleh keluarga.


2. Sentuhan
Penggunaan sentuhan merupakan salah satu cara pendekatan yang

dapat menenangkan pasien. Sentuhan dapat berupa kontak maupun

nonkontak (fredriksson, 1999 dalam Potter & Perry, 2010). Sentuhan

kontak dapat diartikan sebagai perawat memberikan sentuhan

secara langsung terhadap pasien untuk memberikan ketenangan.

Sedangkan sentuhan tidak langsung dapat diartikan dengan

memberikan kontak mata dan perhatian terhadap pasien. Sentuhan

caring adalah suatu bentuk komunikasi nonverbal yang dapat

mempengaruhi kenyamanan dan keamanan klien, meningkatkan

harga diri, dan memperbaiki orientasi tentang kenyataan (Boyek &

Watson, 1994 dalam Potter & Perry 2010).


Sentuhan dapat memberikan banyak pesan, oleh sebab itu harus

digunakan secara bijaksana. Sentuhan itu sendiri dapat menjadi

masalah pada budaya tertentu yang dianut oleh perawat maupun

klien. Dalam pelaksanaannya, sentuhan harus memperhatikan

aspek nilai dan budaya (Benner, 2004 dalam Potter & Perry 2010).
3. Mendengarkan
Caring merupakan hubungan interpersonal antara perawat dan

klien, sehingga di dalamnya bukan hanya sekedar percakapan

sosial. Dalam hubungan interpersonal, mendengarkan merupakan

kunci, karena menunjukkan perhatian penuh, dan ketertarikan

perawat terhadap pasien. Dengan mendengarkan, perawat dapat

mengerti masalah yang dihadapi oleh pasien dan mengetahui

dengan jelas apa yang harus dilakukan untuk menolong pasien.

Bernick (2004) dalam Potter &Perry (2010) mengemukakan bahwa

dengan mendegarkan, perawat mulai memahami pasien dan

mengetahui apa yang penting bagi pasien.


4. Memahami Klien
Memahami klien merupakan salah satu proses caring yang

diungkapkan oleh Swason (1991). Pemahaman tersebut meliputi

pemahaman tentang pasien, masalah yang dihadapi pasien dan

intervensi yang akan dilakukan. Pemahaman terhadap pasien

membantu perawat dalam merespon maslah pasien (Bulfin, 2005

dalam Potter & Perry, 2010). Pemahaman terhadap pasien

berkembang seiring dengan hubungan interpersonal yang dibangun

antara perawat dan klien. Pemahaman terhadap pasien membuka

peluang bagi perawat untuk menentukan intervensi yang tepat bagi

pasien.
Teori caring Swanson
Teori yang dikemukakan oleh Swanson (1991, dalam Potter & Perry

2010) mendefinisikan caring sebagai suatu pemeliharaan hubungan

dan menghargai orang lain disertai perasaan memliki dan tanggung

jawab. Teori ini mengemukakan bahwa caring terdiri dari lima proses

yaitu;
a. Knowing (Mengetahui)
Perilaku perawat yang ditujukan yaitu perawat berusaha

mengerti kejadian yang berarti dalam kehidupan seseorang,

dengan cara menghindari asumsi terhadap pasien, perawat

memfokuskan pelayanan terhadap satu orang, mencari dan

mengkaji petunjuk yang mendukung untuk lebih mengenal

pasien, memberikan penilaian terhadap keadaan pasien secara

menyeluruh, dan membangun hubungan yang terapeutik dengan

pasien.
b. Being With (Melakukan Bersama)
Prinsip ini mengandung makna perawat hadir secara emosional

bersama dengan pasien, dan membantu pasien dalam

menghadapi masalahnya. Perilaku yang dapat ditunjukan oleh

seorang perawat yaitu, perawat ada bersama pasien,

menunjukkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki,

berbagi perasaan dengan pasien, dan tidak mudah marah.


c. Doing for (Melakukan Untuk)
Makna dari perilaku prinsip ini adalah bahwa perawat sebisa

mungkin melakukan tindakan kepada orang lain seperti

melakukannya terhadap diri sendiri, sehingga perawat dapat

merasakan respon yang mungkin ditimbulkan dari tindakan

tersebut. Perilaku yang ditunjukkan perawat yaitu selalu


memberikan kenyamanan kepada pasien, tindakan antisipasi

terhadap faktor resiko dan adanya efek lain yang ditimbulkan,

melindungi pasien dan menunjukkan kepercayaan dan

keterampilan dalam melakukan tindakan.


d. Enabling (Kemampuan)
Prinsip ini bermakna perawat senantiasa memiliki kemampuan

untuk membantu individu dalam menjalani transisi kehidupan

(seperti kelahiran, kematian, dan kesakitan) atau kejadian luar

biasa. Perilaku yang ditunjukkan oleh seorang perawat

diantaranya yaitu perawat mampu menjelaskan, mendukung,

mencari alternatif pemecahan masalah, fokus terhadap pasien,

dan memberikan umpan balik.


e. Mantaining Belief (Mengatasi Kepercayaan)
Perawat menaruh kepercayaan terhadap kemampuan seseorang

dalam menjalani hidup atau transisi kehidupan serta menghadapi

masa depan dengan memegang kepercayaan pasien dan

mempercayai pasien, mempertahankan sikap penuh

pengharapan, dan menawarkan keyakinan yang realistik.

Anda mungkin juga menyukai