Peledakan Pada Terowongan
Peledakan Pada Terowongan
PENDAHULUAN
A. Tujuan umum
Setelah selesai mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu
melaksanakan proses penorowongan sesuai dengan standar prosedur
operasi dan rencana yang telah ditetapkan sehingga hasil kegiatan
tercapai sesuai dengan spesifikasi visual yang ditentukan.
C. Sasaran
Sasaran kompetensi adalah supervisor penambangan bahan galian, atau
yang setingkat yaitu orang yang pekerjaan rutinnya melakukan supervisi,
teknisi peledakan untuk penambangan bahan galian.
F. Pedoman penilaian
Pada setiap soal latihan terdapat cara menghitung nilai untuk mengukur
tingkat pemahaman peserta. Pengerjaan soal harus tuntas sesuai waktu
yang disediakan. Disarankan untuk tidak membuka buku pada saat
mengerjakan latihan soal sampai peserta benar-benar selesai mengisinya.
Apabila nilai latihan peserta di atas 90%, maka peserta dapat langsung
mempelajari modul berikutnya. Namun, apabila nilai latihan soal kurang
dari 90%, sebaiknya peserta mengulang pelajaran tersebut sampai benar-
benar faham atau bernilai di atas atau sama dengan 90%.
Perlu diketahui bahwa belajar dengan menggunakan modul dituntut
kemandirian dan kejujuran terhadap diri sendiri. Jadi, janganlah tergesa-
gesa menyelesaikan suatu modul dan menjawab latihan soal sebelum
menguasai betul setiap pembelajarannya.
II. MATERI
II.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENEROWONGAN
Tujuan Khusus Pembelajaran adalah agar peserta diklat dapat :
1. Mengetahui manfaat terowongan
2. Mengetahui Jenis Terowongan
3. Mengelola Terowongan
Gambar 2.1
Bebarapa jenis cut untuk terowongan
Gambar 2.2
Full face excavation
Gambar 2.3
Top heading atau jenjang dengan arah lubang horizontal
Gambar 2.4
Top heading atau jenjang dengan arah lubang vertikal
II.2 .3 . Des ain Pola Pe le da kan
Peledakan bawah tanah mempunyai beberapa tujuan, yaitu :
Meledakkan batuan dengan tujuan menghasilkan ruangan untuk gudang,
jalan, saluran, terowongan pipa, dan lain sebagainya.
Meledakkan batuan dengan tujuan mengambil material : operasi
penambangan.
Dari kedua jenis kegiatan di atas terowongan merupakan bagian yang
terpenting dari keseluruhan kegiatan. Terowongan umumnya dibuat dengan
arah mendatar, miring, atau vertikal ke bawah maupun ke atas.
Daur waktu kerja pembuatan terowongan adalah :
- pemboran
- pemuatan bahan peledak
- peledakan
- pembersihan asap (ventilasi)
- scaling" ("grouting" apabila diperlukan)
- pengangkutan
- mempersiapkan pemboran dan lain-lain selanjutnya.
Dari jenis-jenis pekerjaan di atas yang perlu perhatian khusus adalah
pekerjaan pemboran. Lubang ledak harus dibor tepat di tempat yang telah
ditentukan dan dengan kemiringan yang benar atau dengan perkataan lain :
pemboran lubang ledak harus sempurna.
Gambar 2.5
Jenis-jenis lubang ledak untuk peledakan terowongan
Gambar 2.6
Look out
Gambar 2.7
Burn cut
Gambar 2.8
Letak cut pada muka terowongan
5.3.1.1. "Large hole cut"
"Cut" yang umum dipakai pada saat ini adalah "large hole cut", terdiri dari
satu atau lebih lubang kosong yang berdiameter besar, dikelilingi oleh
lubang-lubang berdiameter kecil yang berisi muatan bahan peledak.
"Burden" antara lubang-lubang ini dengan lubang kosong adalah
kecil. Selanjutnya lubang-lubang ledak diatur dalam segi empat yang
mengelilingi bukaan (iihat Gambar 2.9 dan 2.10).
Jumlah segiempat dalam "cut" dibatasi oleh ketentuan bahwa "burden"
dalam segiempat terakhir tidak melebihi "burden" dari lubang "stoping".
Gambar 2.9
Bentuk dasar rancangan large hole cut
Gambar 2.10
Susunan lengkap lubang bor pada cut
Dalam merencanakan suatu "cut", parameter-parameter penting yang
harus diperhatikan adalah :
- diameter lubang besar (kosong) - "burden"
- "charge concentration"
Sebaoai tambahan, ketepatan pemboran adalah faktor yang sangat
penting terutama untuk lubang-lubang ledak paling dekat dengan lubang
besar/ kosong (Iihat Gambar 2.11).
Gambar 2.11
Hasil peledakan sebagai fungsi dari letak dan diameter
Lubang ledak dan lubang kosong
dimana :
D = diameter lubang samaran
d = diameter lubang kosong
n = jumlah lubang
5.3.1.1.1. Perhitungan
Dan grafik pada Gambar 2.11, terlihat bahwa supaya peledakan berhasil
dengan baik (cleaned blast), maka jarak antara lubang ledak dengan lubang
kosong, tidak boleh lebih besar daripada 1,5 lubang kosong. Apabila jaraknya
lebih besar hanya akan menimbulkan kerusakan (breakage) dan jika jaraknya
terlalu dekat ada kemungkinan lubang ledak bertemu dengan lubang besar
kosong.
Gambar 2.12
Kemajuan per round sebagai fungsi kedalaman lubang ledak
untuk berbagai lubang kosong
Jadi posisi lubang ledak adalah sebagai berikut :
a= 1,54
dimana :
a = jarak antara lubang besar dengan lubang ledak (diukur dari pusat
lingkaran)
= diameter iubang besar
Jika beberapa lubang kosong yang dipergunakan maka a = 1,5 D
dimana : D = diameter samaran
Bujursangkar lI
Bujursangkar III
Bujursanakar IV
5.3.1.2. "Stoping"
Suatu "round" dibagi menjadi :
- Lubang lantai(floor holes)
- Lubang dinding (wall holes)
- Lubang atap (roof holes)
- Lubang "stoping" arah pemecahan ke atas dan horisontal
- Lubang "stoping" arah pemecahan ke bawah
Untuk menghitung "burden" (B) dan muatan untuk bermacam-macam
bagian dari "round" dapat dipakai grafik pada Gambar 2.16.
Gambar 2.16
Burden sebagai fungsi dari konsentrasi muatan
untuk berbagai diameter lubang dan jenis bahan peledak
5.3.1.3. Kontur
Kontur dan terowongan dibagi menjadi : lubang lantai, lubang dinding
dan lubang atap. "Burden" dan "spacing" untuk lubang lantai sama
seperti lubang "stoping". Lubang lantai diisi muatan lebih kuat daripada
lubang "stoping" untuk mengimbangi gaya gravitasi dan berat massa batuan
yang terisi dari "round".
Untuk lubang dinding dan lubang atap ada dua cara peledakan yang
dipakai yaitu "normal profile blasting" dan "smooth blasting". Perhitungan
"normal profile blasting" memakai tabel 2.1 di atas.
5.3.1.5. V -cut
Suatu "cut" dengan lubang-lubang tembak membentuk sudut yang paling
umum dipakai adalah V - cut. Dibutuhkan lebar terowongan tertentu agar
tersedia tempat kerja untuk alat bor.
Kemajuan per "round" akan bertambah apabila lebarnya bertambah,
dapat dicapai kemajuan sampai 40 - 50% x lebar terowongan. Sudut "cut"
tidak boleh kurang dari 600. Sudut yang lebih lancip membentuk "charge
concentration" yang lebih tinggi.
"Cut" biasanya terdiri dari dua buah V, tetapi di "round" yang lebih dalam
"cut" dapat terdiri dari 3 atau 4 buah V. Setiap V dalam "cut" harus
diledakkan dengan nomor interval yang sama, memakai MS detonator
untuk menjamin koordinasi antara lubang ledak dalam hal proses
pemecahannya. Apabila setiap V diledakkan sebagai kesatuan satu
demi satu, waktu tunda antara V yang berlainan harus dalam urutan
50 mili detik, tujuannya memberikan waktu untuk pemindahan dan
pemuaian batuan (lihat Gambar 2.19).
Gambar 2.19
V Cut
5.3.1.5.1. Perhitungan V - Cut
Pemuatan lubang "cut"
"Charge concentration" di dasar lubang "cut" (b) dapat diperkirakan
menggunakan grafik pada Gambar 2.20.
Gambar 2.20
Konsentrasi muatan dasar untuk berbagai bahan peledak
sebagai fungsi dari burden dan ketinggian cut
Contoh perhitungan
Suatu proyek pembuatan terowongan untuk jalan berdimensi panjang
1500 m dan luas penampang 88 m 2. Diameter lubang ledak 38 mm,
dinding terowongan diledakkan dengan cara "smooth blasting. Peralatan
bor yang dipergunakan adalah "electro hydraulic jumbo" dengan panjang
batang bor 4,3 m dan "feed travel" 3,9 m. Kemajuan yang diharapkan adalah
95% dari kedalaman lubang ledak.
Bahan peledak yang dipakai adalah Emulite 150 dalam dodol 29 dan 25
mm untuk "cut", "stoping" dan lantai. Gurit 17 x 500 mm dalam dodol
plastik dipakai untuk kontur. Penembakan memakai Nonel GTJT.
Untuk mendapatkan kemajuan lebih dari 90% dari kedalaman lubang
tembak 3,9 m, dipilih diameter lubang kosong 127 mm atau sebagai
altematif 2 x 89 mm lubang kosong.
Segiempat - 1
Jarak C C
a = 1,5
a =1,5x127=190mm
Lebar segiempat - 1
W1 = a 2
W1 = 190 x 2 = 270 mm
Segiempat - 3
Bukaan mempunyai lebar, W = 0,56 m
B2 = W 2 = 0,53 m C - C = 1,5 W 2
C - C = 0,84 m
W3 = 1,5 W2 2
W3 = 1,81 m
"Charge concentration" yang diperiukan adalah 0,65 kg/m (lihat
Gambar 2.23). Untuk segiempat - 3 digunakan bahan peledak Emulite
29 x 200 mm dalam "paper cartridge" dengan "charge concentration"
0,90 kg/m, sehingga lubang tembak akan kelebihan muatan.
Segiempat 3
ho = 0,5 B = 0,3 m
Q = c (H ho)
Q = 0,90 (3,9 - 0,3)
Q = 3,20 kg
Segiempat 3
B = 0,56 m
W3 = 1,18 m
Q = 3,20 kg
Segiempat - 4
Lebar bukaan akibat peledakan segiempat - 3 menjadi 1,18 m.
Apabila B dipilih sama dengan W, maka "burden" akan Iebih besar
daripada "burden stoping" dalam "round".
Dalam hal demikian maka harus diadakan pengaturan kembali yaitu
"burden" yang dipakai adalah "burden" dari "stoping" dan hitungan
muatan dipakai hitungan untuk lubang "stoping". Dan grafik pada
Gambar 2.23, dipilih "burden" = 1,0 m.
Dan grafik yang sama didapat "charge concentration" untuk muatan
dasar = 1,35 kg/m.
Dari Tabel 2.1 didapat
b = 1,35 kg/m
hb = 1/3 H
hb = 0,33 x 3,9
hb = 1,3 m
Q b = b x hb
Qb = 1,35 x 1,3
Qb = 1,75 kg
Muatan dasar dipakai bahan peledak Emulite dalam "paper cartridge"
29 mm dan dipadatkan.
Muatan kolom
c = 0,5 x b
c = 0,5 x 1,35
c = 0,67 kg/m
Gambar 2.23
Contoh perhitungan untuk segiempat ketiga dan keempat
Gambar 2.24
Lubang lantai, dinding, atap, stoping ke atas dan ke bawah
1. Lubang lantai
Dalam perhitungan lubang pinggir perlu dimasukkan "look out", yang tidak
boleh melebihi 10 cm + 3 cm/kedalaman lubang ledak, maksimurn 20 cm.
Dari grafik pada Gambar 2.25 didapat "burden" adalah 1,0 m dan "spacing"
=1,1 x B = 1,1 m.
Disebabkan adanya "look out", lubang-lubang di atas lubang lantai
diletakkan 0,8 m di atas dasar lantai.
Muatan dasar :
b = 1,35 kg/m
hb = 1/3 x 3,90 = 1,30 m
Qb = 1,35 x 1,3 = 1,75 kg
Muatan kolom :
c = 1,35 kg/m
h0 = 0,2 x B = 0,2 m
h0 = H-hb-h0=2 ,4m
Qc = 1,35 x 2,4 = 3,25 kg
Qtot= 1,75 + 3,25 = 5,0 kg
Lubang Iantai :
B = 1,0 m
S = 1,1 m
Q = 5,0 kg
Gambar 2.25
Contoh perhitungan untuk lubang lantai
2. Lubanq dinding
Pola peledakan diambil dari tabel "smooth blasting" (lihat Gambar 2.26)
"burden" 0,8 m, "spacing" 0,6 m dan "stemming" 0,2 m. Bahan peledak
yang dipakai adalah Gurit 17 x 500 mm dengan "charge concentration"
= 0,23 kg/m. Lubang-lubang tembak diisi 7 tube muatan dan 1 stick
Emulite 150 : 25 x 200 mm di bagian dasarnya.
Muatan dasar :
Qb = 0,11 kg
Muatan kolom :
Qc = 7 x 0,115 kg = 0,81 kg
Muatan total :
Qtot = 0,11 + 0,81 = 0,92 kg
Karena adanya "look out" maka "burden" yang diukur adalah
0,8 - 0,2 = 0,6 m
Lubang dinding :
B = 0,8 m
S = 0,6 m
Q = 0,92 kg
3. Lubang atap
Perhitungannya sama dengan perhitungan untuk lubang dinding
B = 0,8 m
S = 0,6 m
Q = 0,92 kg
Gambar 2.26
Contoh perhitungan untuk lubang dinding dan atap
Gambar 2.27
Contoh perhitungan untuk lubang stoping
ke atas dan horizontal
Muatan kolom :
c = 0,90 kg/m
ho = 0,5 x B = 0,5 m
hc = H-hb-ho=2,1 m
Qc = 0,90 x 2,1 = 1,9 kg
Muatan total :
Qtot = 1,75 + 1,9 = 3,65
Lubang "stoping", ke atas dan horisontal
B = 1,0 m
S = 1,1 m
Q = 3,65 kg
Gambar 2.28
Contoh perhitungan untuk lubang stoping ke bawah
Ringkasan
"Round" terdiri dari 127 lubang ledak berdiameter 38 mm dan
1 lubang kosong, berdiameter 127 mm, (Iihat Tabel 2.3).
Tabel 2.3
Hasil perhitungan
Gambar 2.29
Pola pemboran dan penembakan
1500
Jumlah "round" = 3,55 = 425
Gambar 2.30
Pembagian muka terowongan
5.3.1.6.1.1. Kemajuan peledakan (advance)
Kemajuan peledakan biasanya dipengaruhi oleh diameter lubang kosong
dan deviasi dari lubang-lubang tembak yang berdiameter kecil. Kedalaman
lubang tembak dipengaruhi oleh besarnya lubang kosong.
Kedalaman lubang (H) dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
H = 0,15 + 34,1 - 39,4
= diameter lubang kosong (m)
Kemajuan peledakan dapat dihitung dengan rumus :
L = 0,95 H
Kadang-kadang sebagai pengganti satu lubang kosong, dipakai dua lubang
kosong dengan diameter yang lebih kecil dalam "cut". Hal tersebut
disebabkan keterbatasan alat bor yang dipergunakan tidak mampu
melaksanakan pemboran dengan diameter lebih besar. Dalam keadaan
seperti di atas, persamaan tersebut di atas masih dapat dipakai dengan
diameter diperhitungkan sebagai berikut :
= do 2
dimana :
do = diameter dua lubang kosong (m)
Persamaan-persamaan tersebut di atas hanya berlaku untuk deviasi
pemboran tidak melebihi 2%.
5.3.1.6.1.2. "Cut"
Segiempat pertama (first quadrangle)
"Burden"
Jarak antara lubang kosong dengan lubang tembak dalam segiempat
pertama tidak boleh melebihi 1,7 kali diameter lubang kosong. Kondisi
pemberaian (breakage conditions) berbeda sekali tergantung pada tipe
bahan peledak, struktur dari batuan dan jarak antar lubang bermuatan
dengan lubang kosong.
Apabila deviasi lubang tembak maksimum yang diperbolehkan adalah
0,5 - 1 %, maka "burden" praktis (B1) untuk "spreader holes", dalam "cut"
harus lebih kecil daripada "burden" maksimum (B = 1,7 ), jadi :
B1 = 1,5
Apabila deviasi melebihi 1%, B1 harus dikurangi, rumus yang dipakai
adalah :
B1 = 1,7 - ( H + B) (in)
F = ( H + ), deviasi maksimum lubang tembak (m)
= "the angular deviation" (m/m)
= "the collaring deviation" (m)
H = kedalaman lubang tembak (m)
Dalam praktek ketelitian pemboran biasanya cukup baik sehingga dapat
digunakan persamaan B1 = 1,5 .
dimana :
1 = konsentrasi muatan untuk lubang tembak dengan = 0,032 m.
Dengan mempertimbangkan jenis batuan dan tipe bahan peledak yang
dipakai maka konsentrasi muatan menjadi :
55d ( B ) 1, 5 ( B / 2)(c / 0,4)
= (kg/m)
S ANFO
dimana :
SANFO = "relative weight terhadap ANFO
C = "rock constant"
Bahan peledak yang dibuat/ dihasilkan pabrik jenisnya terbatas sehingga
tidak dapat memenuhi konsentrasi muatan yang sesuai dengan
perhitungan. Untuk keadaan saperti tersebut di atas, maka konsentrasi
muatan ditentukan dahulu sesuai dengan bahan peledak yang tersedia
kemudian "burder," dihitung memakai persamaan di atas.
Segiempat kedua (second quadrangle)
Setelah segiempat pertama ditentukan, geometri baru ini dipakai untuk
menentukan "burden" segiempat selanjutnya. Meledakkan ke arah
lubang (circular hole) membutuhkan konsentrasi muatan yang lebih
tinggi daripada peledakan ke arah bidang lurus (straight face). Apabila
lebar bukaan segiempat VV, dan "burden" B, maka konsentrasi muatan
() reiatif terhadap ANFO adalah :
32,3 d c B
= (kg/m)
S ANFO sin(arctan (W / 2 B )) 1, 5
Harga tersebut di atas harus dikurangi dengan deviasi dari lubang tembak (F)
untuk mendapatkan "burden" praktis (B2).
B2 =B -1,7F (m)
Ada batasan yang harus dikenakan terhadap B2, yaitu harus memenuhi
kriteria sebagai berikut
B2 2W (m)
Apabila tidak terjadi "plastic deformation" dapat dihitung konsentrasi
muatan,
32,3d . c. 2 W
= (kg/m)
S ANFO (sin (arctan (1 / 4)))1,5
5.3.1.6.1.3. "Lifters"
"Burden" maksimum dapat dicari memakai rumus :
B = 0,9 (. SANFo i (C f (S/B)) (m)
Dimana :
f = "fixation factor"
C = "corrected rock constant"
E = "spacing"
B = "burden"
Rumus di atas dapat digunakan dengan ketentuan B 0,64.
Untuk "lifter holes" dipakai f = 1,45
S/B = 1
= C + 0,05 B 1,4m
C + 0.07/B B < 1,4m
Dalam mengatur letak dari lifter hole perlu diperhatikan the last out
angle. Untuk "advance" 3 m dengan "look out angle 0,05 rad (300)
didapat -5 cm/m, harus cukup untuk menyediakan ruang/ tempat untuk
pemboran "round" selanjutnya. Jarak lubang (hole spacing) sama
dengan B, walaupun dapat bertambah tergantung pada lebar dari
terowongan (tunnel width) adalah :
lebar terowongan 2 H sin
N = integral dari ( +2)
B
"Smooth Blasting"
Kerusakan atap dan dinding akibat peledakan dapat dikurangi hingga minimun
dengan cara "smooth blasting". Menurut Pearson 1973
S=k.d (m)
dimana :
k = konstanta = 15 - 16 SIB = 0.8
Untuk diameter lubang = 41 mm didapat
S = 0.6 m dan "burden" 3 = 0,8 m
Konsentrasi muatan minimum per meter lubang adalah fungsi dari diameter
lubana tembak. Untuk diameter lubang tembak sampai dengan 0.15 m
hubungannya adalah sebagai berikut
i = 90 d (kg/m)
Perhitungan
Bahan Peledak
'Weight strength" relatif LFB adalah S = 6 Q + 6 B
o
SLFe = 6 x 5,0 + 1 x 0,85 = 0,92
Segiemaat ketiaa
Lebar lubang bukaan W adalah
W3 = (B 2 + z W, - F)
W3 = ,~ 10,16 + 0'27 - 0,05) = 0,2757716::L- 0,28 W 3 = 0,28 m
Bahan peledak yang dipakai oalam segiempat ketida adalah dodol
"water ge!" dengan 4) 38 x 600 mm, f = 1,36 kg/m.
"Burden" maksimum
B = 8,8 10-2 I0,28 x 1,36 x 1,09
max 0,045 x 0,4
Brnax = 0,422579221 = 0,42 Bmax = 0,42 m
Practical burden'
63 = Br.,ax - F
B3 = 0,42 - 0.05
B, = 0,37 m
'_ubang yang tidak diisi. h0 = 0,45 m
Jarak lubang tembak dalam segiempat ketiga adalah
w3' (e, + W2'
2)
W3' = ,'2 ' 0.37 + 0'35) = 0.770746391 0.77 W3' =
0,77 m
"Burden" mak:imum
Bmax= 0,9 (1 SANFO / C f(S/B)) "
B
max = 0.9 1,36 x 1,09 = 1,35654734 = 1,36
0,45 x 1,45 x 1
B
max = 1,36 m
Jumlah lubang tembak = integer (lebar terowongan + 2 H sin y + 2, ;
= integer 4,5 + 2 x H sin 3c +2
\
i
1,36
5-1
S L = 1,21 m
"Practical spacing"
S L = SL - H sin y
SL = 1,21 - (3,2 x sin 3 ) 1,04252494 1,04 S L =
1,04 m
"Practical burden"
Dengan memakai
C = 0,45
f = 1,2
"Practical burden"
B,,; = 1,33 - 3,2 sin 30 - 0,05 = 1,11627 - 1,12 = 1,12 m
S = 1,25 B = 1,25 x 1,33 = 1,6625 - 1,66 S = 1,66
m
3-1
Panjang muatan "bottom"
hb = 1,25 x B
= 1,25 x 1,12
= 1,40 m
Panjang muatan "column"
hC =H-hy-ho
= 32 -1.40 - 0,45 = 1,35 m
Jumlah dodol 4 38 x 600 mm untuk "bottom charge"
1.40 = 2,5 buah
0.60
Jumlah dodol 4, 32 x 600 mm untuk "column charge" = 1.35 _ 2 buah 0,60
Referensi/Daftar Pustaka
Evaluasi Akhir
Strategi Pembelajar