Anda di halaman 1dari 4

Definisi prostaglandin

Prostaglandin adalah molekul turunan dari asam arakidonat (AA) yang diproduksi oleh
sikloosigenase (siklooksigenase 1 dan 2) dan PGsintase yang mana berasal dari jalur
isoprostan. Secara lokal PGE2 diproduksi di myeloid dan sel stroma yang diatur dari
keseimbangan siklooksigenase 2 dan 15 hidroksiprostaglandin dehidrogenase (15-
PGDH). Reseptor PGE2 terdapat di semua sel sehubungan dengan fungsi PGE2 ,
yang sebelumnya nociceptif dan aspek lain dari sinyal saraf, hematopoiesis ,
pengaturan aliran darah , filtrasi ginjal dan tekanan darah , pengaturan integritas
mukosa , permeabilitas vaskular , dan fungsi otot halus. Focus dari PGE2 dan
reseptornya dalam mengatur perbedaan respon imun dan mekanisme efek yang
berbeda dalam imunitas (Pawel,2012).

Peran prostaglandin

PGE2 berperan dalam inflamasi dan berbagai jenis imunitas yang spesifik. Meskipun
secara umum dikenal sebagaimediator inflamasi yang aktif, berperan dalam
vasodilatasi, aktifasi neutrophil, dan sel mas pada stadium awal inflamasi,
kemampuannya untuk menginduksi penekanan IL-10 dan menekan produksi dari
berbagai sitokin proinflamasi sehingga mambatasi inflamasi nonspesifik, menekan
imunitas yang berhubungan dengan inflamasi kronis dan kanker. Meskipun PGE2
memicu aktivasi, maturasi, dan migrasi sel dendritic, inti sel selama pembentukan
imunitas antigen spesifik, menekan antigen imunitas antigen spesifik dan innate secara
luas pada tingkat molekuler dan seluler (Pawel, 2012).

Terdapat beberapa inhibitor PGE2 seperti steroid (menghambat pelepasan asam


arakidonat) dan NSAID (menghambat fungsi dari COX1 dan COX2) dari agen
farmakoterapi tersebut berefek secara potensial yang menargetkan PGE2 dalam
pengobatan infeksi kronis, inflamasi, dan kanker sebatas pada komplek imunoregulasi
yang dimediasi PGE2 dan mekanismenya masih belum dapat dipahami (Pawel,2012).

Regulasi postaglandin

PGE2 diproduksi oleh semua sel ditubuh, epitel, fibroblast, dan sel penginfiltrasi
inflamasi menunjukkan sumber utama dari PGE2 pada respon sistem imun. Proses
sintesis PGE2 meliputi fosfolipase A2 yang memindahkan AA dari membrane seluler,
siklooksigenase merubah AA menjadi PGH2 dan PGE SINTASE dibutuhkan untuk
pembentukan akhir PGE2 . walaupun sintesis PGE2 menghasilkan inflamasi dapat
dipengaruhi factor-faktor lain, seperti keberadaan lokal AA, dalam keaddan fisiologis
sintesis PGE2 dikontrol oleh COX2 (Pawel,2012).
Degradasi prostaglandin

Secara in vitro PGE2 relatif stabil meskipun dilambatkan oleh albumin. Kebalikannya,
PGE2 in vivo memiliki daya perubahan yang cepat dieliminasi dari jaringan dan
sirkulasi. Kecepatan degradasi PGE2 di jaringan dikontrol olrh 15-PGDH. Supresi
15-PGDH telah diobservasi pada banyak jenis kanker atau kulit yang mengalami radiasi
UV, PGE2 yang melimpah dan lingkungan imunosupresif. Apoptosis sel kanker dapat
memodulasi produksi prostanoid yang ditambahkan ekspresi makrofag dari COX2 dan
microsomal PGEsintase 1 saat menekan 15PGDH. SAAT 15PGDH DINONAKTIFKAN
menunjukkan resistansi pada lesi kolon premaligna terhadap celecoxib (Pawel,2012).

Jalur sinyal dan reseptor prostaglandin

KEBERAGAMAN efek PGE2 direfleksikan dengan adanya 4 reseptor PGE2 yaitu EP1,
EP2, EP3, EP4 dengan suatu tingkat keberagaman fungsional dari berbagai varian EP3
yang ditemukan, 8 macam pada manusia dan 3 macam pada mencit (Pawel,2012).

(Pawell,2012)
PGE2 dan aktivitas pada sel imun innate (alami)

Walaupun PGE2 dapat meningkatkan jumlah neutrophil, makrofag, dan sel mast ke
jaringan, namun selain itu juga memiliki pengaruh yang berbeda-beda dan fungsinya
dari efektor murni yang berbeda, pada sel natural killer PGE2 menekan fungsi efektor
sitolitiknya, selain itu juga menekan fungsi granulosit makrofag berperan sebagai EP2
bebas dan PTEN bebas dengan membatasi fagositosis alveolar makrofag dan fungsi
membunuh pathogen. Pada sel mast PGE2 mempengaruhi induksinya dan atraksi lokal
serta degranulasi dalammekanisme yang menyangkut EP1 dan EP3 (Pawel, 2012).

PGE2 menginduksi respon imun Ag spesifik

PGE2 mempengaruhi beberapa fenomena utama yang berhubunganinduksi respon


imun, diantaranya mempengaruhi pengaturan fungsi sel dendritik sejak awal
pembentukan sel T selain itu juga menghambat produksi sel T pada IL-2 dan respons
IL-2 dan menekan aktivasi dan ekspansi Ag spesifik pada sel T (Pawel,2012).
(Pawell,2012)

Hubungan terapi oksigen hiperbarik dengan PGE2

Terapi oksigen hiperbarik menurunkan secara nyata pada PGE2 dan COX2. Pada
tulang alveolar dan gingiva didapatkan terapi oksigen hiperbarik menurunkan PGE2,
selain itu juga menurunkan produksi IL-1. Ditemukan penurunan yang signifikan
produksi PGE2 yang diproduksi oleh splenic makrofag. Penghambatan yang nyata dari
eksresi PGE2 di ginjal yang dihubungkan dengan efek antidiuresis selama terapi
oksigen hiperbarik yeng dievaluasi pada anjing yang sadar. Efek terapi oksigen
hiperbarik pada COX2 setelah terjadi fokal iskemia pada otak dengan pemberian
oksigen hiperbarik 3 ATAselama 1 jam setelah 6 jam reperfusi, yangmana menunjukkan
penurunan secara signifikan area infark daripada kelompok yang tidak diberi oksigen
hiperbarik. Ini merupakan keadaan kebalikan, dimana pemberian terapi
oksigenhiperbarik menurunkan COX2 dan level protein yang seharusnya meningkat
setelah reperfusi. Dapat disimpulkan terapi oksigen hiperbarik menurunkan area infark
dalam 6 jam sejak serangan (Noori et al, 2006).

Anda mungkin juga menyukai