XV. IMPLEMENTASI
memonitor TTV
memonitor TTV
Posisi kliensemi
memberikan obat sesuai fowler
14.00 program
Ronkhi
23/6/04 Ambroxol 5 gram
07.00
PCT 100 gram
BC/C tablet
10.00
RR 34X/menit
11.00
12.00
XVI. EVALUASI
O:
RR 34 X/meit
Ronkhi
A : masalah teratasi
2 S:
O:
S:
370C
A : masalah teratasi
ASKEP DIARE
Data Masalah keperawatan Etiologi
DS : klien mengatan berak Gangguan keseimbangan Output yang berlebihan
kuning kehijauan cairan
bercampur lendir
DO : Turgor kulit menurun,
mulut kering, malas makan
DS : Pasien mengatakan Gangguan rasa nyaman Hiperperistaltik
bahwa mengalami perut (nyeri)
kembung
DO : setelah dilakukan
perkusi diketahui klien
distensi, klien tampak
menahan kesakitan.
Peristaltik : 40x/ menit
Skala nyeri :
P : sebelum dan sesudah
BAB
Q : nyeri seperti teremas
R : pada regio epigastrium
S : skala nyeri 5
T : sering
DS : klien mengatakan Gangguan pola eliminasi Infeksi bakteri
bahwa klien BAB berkali- BAB
kali
DO :klien tampak lemas,
mata cowong.
3.4 INTERVENSI
No
. Tujuan dan KH Intervensi Rasional
Dx
1 Setelah Dilakukan
1. pantau tanda kekurangan
1. Menentukan intervensi
Tindakan Keperawatan cairan selanjutnya
2. observasi/catat hasil intake
2. Mengetahui keseimbangan
2x24 Jam dengan
output cairan cairan
Tujuan : volume cairan
3. anjurkan klien untuk banyak 3. Mengurangi kehilangan cairan
dan elektrolit dalam minum 4. Meningkatkan partisipasi dalam
4. jelaskan pada ibu tanda
tubuh seimbang perawatan
kekurangan cairan 5. mengganti cairan yang keluar
(kurangnya cairan dan
5. berikan terapi sesuai advis :
dan mengatasi diare
elektrolit terpenuhi) Infus RL 15 tpm
Dengan KH :
Turgor kulit cepat
kembali.
Mata kembali normal
Membran mukosa
basah
Intake output seimbang
2 Setelah dilakukan
1. Teliti keluhan nyeri, cacat
1. Identifikasi karakteristik nyeri &
tindakan keperawatan intensitasnya (dengan skala0- factor yang berhubungan
2x24 jam dengan 10). merupakan suatu hal yang amat
2. Anjurkan klien untuk
Tujuan : rasa nyaman penting untuk memilih
menghindari allergen
terpenuhi, klien intervensi yang cocok & untuk
3. Lakukan kompres hangat
terbebas dari distensi mengevaluasi ke efektifan dari
pada daerah perut
abdomen dengan KH :4. Kolaborasi terapi yang diberikan.
Berikan obat sesuai indikasi2. Mengurangi bertambah beratnya
Klien tidak
Steroid oral, IV, & inhalasi
penyakit.
menyeringai kesakitan. Analgesik : injeksi novalgin
3. Dengan kompres hangat,
Klien mengungkapkan
3x1 amp (500mg/ml)
distensi abdomen akan
verbal (-) Antasida dan ulkus : injeksi
Wajah rileks mengalami relaksasi, pada kasus
ulsikur 3x1 amp (200mg/
Skala nyeri 0-3
peradangan akut/peritonitis akan
2ml)
menyebabkan penyebaran
infeksi.
4. Kortikosteroid untuk mencegah
reaksi alergi.
5. Analgesik untuk mengurangi
nyeri.
3 Setelah Dilakukan
1. Mengobservasi TTV 1. kehilangan cairan yang aktif
2. Jelaskan pada pasien tentang
Tindakan Keperawatan secar terus menerus akan
penyebab dari diarenya
2x24 Jam dengan mempengaruhi TTV
3. Pantau leukosit setiap hari
2 Klien dapat mengetahui
Tujuan : Konsistensi
4. Kaji pola eliminasi klien
penyebab dari diarenya.
BAB lembek, frekwensi setiap hari
3 Berguna untuk mengetahui
5. Kolaborasi
1 kali perhari dengan
- Konsul ahli gizi untuk penyembuhan infeksi
KH : 4 Untuk mengetahui konsistensi
memberikan diet sesuai
Tanda vital dalam dan frekuensi BAB
kebutuhan klien.
5 Metode makan dan kebutuhan
batas normal (N: 120-- Antibiotik: cefotaxime 3x1
kalori didasarkan pada
60 x/mnt, S; 36-37,50 c, amp (500mg/ml)
kebutuhan.
RR : < 40 x/mnt )
Leukosit : 4000
11.000
Hitung jenis leukosit :
1-3/2-6/50-70/20-80/2-
8
1,3
Sabtu,04/5/13
06.30 Menganjurkan klien untuk
DS : -
istirahat dan melakukan DO : Ny. S keluarga
kompres hangat pada daerah kooperatif
2,3 perut
07.30 Mengobservasi TTV DS : -
Mengganti infus RL 15 tpm DO : TD = 100/70, S = 380, N =
Mengkaji pola eliminasi klien 100x/mnt, RR = 20x/mnt
1,3
08.50 Memberikan obat:
DS : -
Injeksi Novalgin 1 amp
DO : Keluarga kooperatif
Injeksi Ulsikur 1 amp
1,2 Injeksi Cefotaxime 1 amp
11.30
DS : Klien mengatakan akan
Observasi/catat hasil intake
makan dalam porsi kecil tapi
output cairan
3,2 sering.
14.00 Menganjurkan makan dalam DO : Keluarga kooperatif
porsi sedikit tapi sering.
DS : pasien mengatakan akan
Menyuruh pasien banyak minum sesering mungkin
DO : Ny. S keluarga
1,2,3 minum agar tidak dehidrasi
Minggu, Jelaskan pada keluarga tanda- kooperatif
05/5/13 tanda kekurangan cairan
DS : -
06.00
3 DO : Ny. S keluarga
06.30 Memberikan obat: kooperatif
Injeksi Dexa 1 amp
Injeksi Ulsikur 1 amp
1,3 Injeksi Cefotaxime 1 amp
DS : -
08.00
DO : TD = 100/70, S = 370, N =
100x/mnt, RR = 22x/mnt
Mengopservasi TTV
2,3 Mengganti cairan infus + drip
DS : klien mengatakan akan
08.30 Neurobio
makan dalam porsi kecil tapi
Menganjurkan makan dalam sering.
porsi dikit tapi sering DO : keluarga kooperatif
3
10.00
DS : -
DO : Turgor kulis sedikit
Mengopservasi tanda tanda
membaik , mukusa mulut lembab,
dehidrasi
muntah berkurang,diare
berkurang.
DS : -
DO : Leukosit : 8600/mm3
Observasi leukosit
Hitung jenis leukosit : 1-3/2-
6/50-70/20-80/2-8
INTERVENSI KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN
Setelah dilakukan
4. Kolaborasi pemberian
tindakan keperawatan, Antipiretik
pasien tidak mengalami
5. Monitor masukan dan
peningkatan suhu tubuh keluaran cairan dalam
24 jam
Kriteria hasil:
2. Menjelaskan tindakan
untuk mengurangi
peningkatan suhu tubuh
Tindakan untuk
mengurangi
peningkatan suhu
tubuh.
5. Respirasi normal
6. Cairan seimbang
(intake dan out put)
dalam 24 jam
4.4 Evaluasi
2. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial,
pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.
7. Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.
8. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebihan, penurunan masukan oral.
III. INTERVENSI
A. Dx 1 : Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial,
peningkatan produksi sputum, ditandai dengan:
Dispnea, sianosis
Kriteria hasil :
Batuk teratasi
Nafas normal
Intervensi:
Auskultasi area paru, catat area penurunan 1 kali ada aliran udara dan bunyi nafas.
Rasional: Penurunan aliran darah terjadi pada area konsolidasi dengan cairan.
Rasional: Merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas suara mekanik pada faktor yang
tidak mampu melakukan karena batuk efektif atau penurunan tingkat kesadaran.
Dispnea, sianosis
Takikardia
Gelisah/perubahan mental
Hipoksia
Kriteria hasil :
Nafas normal
Intervensi
Rasional: Manifestasi distress pernafasan tergantung pada indikasi derajat keterlibatan paru dan
status kesehatan umum.
Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku. Catat adanya sianosis perifer (kuku)
atau sianosis sentral.
Rasional: gelisah mudah terangsang, bingung dan somnolen dapat menunjukkan hipoksia atau
penurunan oksigen serebral.
Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam dan batuk efektif.
Rasional: tindakan ini meningkat inspirasi maksimal, meningkat pengeluaran secret
untuk memperbaiki ventilasi tak efektif.
Kolaborasi
Berikan terapi oksigen dengan benar misal dengan nasal plong master, master venturi.
Rasional: mempertahankan PaO2 di atas 60 mmHg. O2 diberikan dengan metode yang
memberikan pengiriman tepat dalam toleransi pernapasan.
Kriteria hasil :
Intervensi:
Takikardia
Sianosis
Kriteria hasil :
Nafas normal
Intervensi
Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi.
Rasional: menurunkan stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat.
Nyeri dada
Sakit kepala
Gelisah
Kriteria hasil :
3) Tampak tenang
Intervensi:
Tentukan karakteristik nyeri, misal kejan, konstan ditusuk.
Rasional: nyeri dada biasanya ada dalam seberapa derajat pada pneumonia, juga dapat
timbul karena pneumonia seperti perikarditis dan endokarditis.
Rasional: Perubahan FC jantung/TD menu bawa Pc mengalami nyeri, khusus bila alas an lain
tanda perubahan tanda vital telah terlihat.
Aturkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode batuk.
Rasional: alat untuk mengontrol ketidaknyamanan dada sementara meningkat
keefektifan upaya batuk.
Kriteria hasil :
Intervensi :
Berikan makan porsi kecil dan sering termasuk makanan kering (roti panggang)
makanan yang menarik oleh pasien.
Rasional: tindakan ini dapat meningkat masukan meskipun nafsu makan mungkin lambat untuk
kembali.
Rasional: adanya kondisi kronis keterbatasan ruangan dapat menimbulkan malnutrisi, rendahnya
tahanan terhadap inflamasi/lambatnya respon terhadap terapi.
Kriteria hasil :
Pasien menunjukkan keseimbangan cairan dibuktikan dengan parameter individual yang tepat
misalnya membran mukosa lembab, turgor kulit baik, tanda vital stabil.
Intervensi :
Kaji perubahan tanda vital contoh peningkatan suhu demam memanjang, takikardia.
Rasional: peningkatan suhu/memanjangnya demam meningkat laju metabolik dan
kehilangan cairan untuk evaporasi.
Pantau masukan dan keluaran catat warna, karakter urine. Hitung keseimbangan cairan.
Ukur berat badan sesuai indikasi.
D. EVALUASI
1. Batuk teratasi
2. Nafas normal
1. Nafas normal
3. Tampak tenang
10. Tidak ada tanda kurang volume cairan ditandai dengan : pasien
menunjukkan keseimbangan cairan dibuktikan dengan parameter
individual yang tepat misalnya membran mukosa lembab, turgor kulit
baik, tanda vital stabil.