Anda di halaman 1dari 41

Abstrak

Islam menganjurkan umatnya untuk menikah


karena memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Dibalik anjuran yang diperintahkan kepada umat
manusia, pasti ada hikmahnya. Salah satu tujuan
pernikahan seperti termaktub dalam surat Ar-Rum
ayat 21 adalah untuk memperoleh kententeraman,
kenyamanan, rasa kasih dan sayang. Menjadi
keluarga yang Sakinah, Mawaddah, Warahmah
adalah cita-cita semua umat Islam. Bukan hal yang
mustahil jika kita mengikuti ajaran-Nya.

1
Daftar Isi

1. Abstrak..1
2. Daftar Isi2
3. 1. Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang3
1.2 Rumusan Masalah..4
1.3 Tujuan.4

4. 2. Bab 2 Pembahasan
2.1 Keluarga5
2.2 Fungsi Keluarga8
2.3 Konsep Keluarga Dalam Islam..........................................................
9
2.4 Proses Perbaikan Keluarga................................................................
13
2.5 Keluarga yang Sakinah, Mawaddah, Warahmah...............................
18

3 Bab 3 Kesimpulan..........................................................................................
28
4 Daftar Pustaka................................................................................................
29
5 Profil Penulis..................................................................................................
30

2
BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Hidup berumah tangga merupakan


tuntutan fitrah manusia sebagai makhluk sosial. Keluarga
atau rumah tangga muslim adalah lembaga terpenting
dalam kehidupan kaum muslimin umumnya dan manhaj
amal Islami khususnya. Ini semua disebabkan karena
peran besar yang dimainkan oleh keluarga, yaitu
mencetak dan menumbuhkan generasi masa depan, pilar
penyangga bangunan umat dan perisai penyelamat bagi
negara.

Maka tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa


keluarga merupakan pondasi awal dari bangunan
masyarakat dan bangsa. Oleh karenanya, keselamatan dan
kemurnian rumah tangga adalah faktor penentu bagi
keselamatan dan kemurnian masyarakat, serta sebagai
penentu kekuatan, kekokohan, dan keselamatan dari
bangunan negara. Dari sini bisa diambil kesimpulan
bahwa apabila bangunan sebuah rumah tangga hancur
maka sebagai konsekuensi logisnya masyarakat serta
negara bisa dipastikan juga akan turut hancur.

Kemudian setiap adanya keluarga pasti membutuhkan


keberadaan seorang pemimpin yaitu suami yang tugasnya

3
membimbing dan mengarahkan sekaligus mencakupi
kebutuhan baik itu kebutuhan yang bersifat dhohir
maupun batiniyah agar dapat terbentuk keluarga yang
sakinah, mawaddah, warahmah.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu keluarga?
2. Apa fungsi keluarga?
3. Apa saja konsep keluarga dalam Islam?
4. Bagaimana proses perbaikan keluarga dalam islam?
5. Bagaimana membentuk keluarga yang sakinah,
mawaddah, warahmah?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan makna keluarga.
2. Menjelaskan fungsi keluarga.
3. Menjelaskan apa saja konsep keluarga dalam Islam.
4. Menjelaskan proses perbaikan keluarga dalam Islam.
5. Menjelaskan cara untuk membentuk keluarga yang
sakinah, mawaddah, warahmah.

5
BAB 2
Pembahasan
2.1 Keluarga

Keluarga secara sinonimnya ialah rumahtangga, dan


keluarga adalah satu institusi sosial yang berasas karena
keluarga menjadi penentu (determinant) utama tentang
apa jenis warga masyarakat. Keluarga menyuburi
(nurture) dan membentuk (cultivate) manusia yang
budiman, keluarga yang sejahtera adalah tiang dalam
pembinaan masyarakat.[1]

Keluarga dalam sejumlah kamus bahasa Indonesia dan


atau kamus Melayu diartikan sebagai sanak saudara;
kaum kerabat dan kaum-saudara-mara. Juga digunakan
untuk pengertian: seisi rumah; anak-bini; ibu-bapak dan
anak-anaknya. Juga berarti orang-orang seisi rumah yang
menjadi tanggungan. Arti lain dari keluarga ialah satuan
kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat.
Sedangkan kekeluargaan yang berasal dari kata
keluarga dengan memperoleh awalan ke dan akhiran
an berarti perihal yang bersifat atau berciri keluarga.
Juga dapat diartikan dengan (hal) yang berkaitan dengan
keluarga atau hubungan sebagai anggota di dalam suatu
keluarga.[2]
1[]Sufean Hussin dan Jamaluddin Tubah, 2004 : 1

2[] Ibid. hal. 6-7

6
Keluarga dalam Islam mempunyai arti yang tidak
kecil. Keluarga merupakan bagian kesatuan terbawah
yang melandasi tegaknya sebuah jamaah di dalam Islam.
Keluarga-keluarga yang baik dan solid akan
mengokohkan suatu jamaah, dan apabila keluarga-
keluarga itu buruk dan rusak, akan bisa memperlemah
kondisi jamaah dalam Islam secara keseluruhan.

Keluarga-keluarga yang baik dan solid akan


mengokohkan suatu jamaah, dan apabila keluarga-
keluarga itu buruk dan rusak, akan memperlemah kondisi
jamaah dalam Islam secara keseluruhan. Keluarga
Rasulullah SAW dan keluarga para sahabatnya yang telah
beriman adalah keluarga-keluarga yang baik yang
menghasilkan sebuah jamaah yang kokoh di masanya.
Mereka telah menjadi orang-orang terbaik dari umat ini di
muka bumi.

Bagi setiap individu muslim, keluarga juga menjadi


faktor pendukung penting untuk menjalankan peran
pengabdiannya kepada Allah. Seorang muslim yang
berumah tangga, adalah seseorang yang semakin lengkap
fungsinya sebagai manusia yang mengabdikan dirinya
kepada Allah SWT, karena seorang muslim yang berumah
tangga adalah seorang suami yang menafkahi dan
mengayomi istrinya, seorang bapak bagi anak-anaknya
yang menafkahi dan mengajarkannya, dan sebagai

7
pemimpin di dalam rumah tangganya yang mengarahkan
keluarganya menjadi keluarga yang baik dalam
menjalankan ajaran-Nya. Begitupun bagi seorang
muslimah. Seorang muslimah yang berumah tangga
adalah seorang istri yang melayani dan mendukung
suaminya, mengajarkan anak-anaknya serta menjadi
penanggung-jawab di rumah ketika suaminya pergi.

Suami dan istri adalah dua manusia yang telah Allah


pasangkan. Dengan adanya pasangan Allah SWT
mendatangkan ketenteraman, rasa cinta dan kasih-sayang
di antara keduanya, anugerah, karunia dan rahmat dalam
suatu binaan rumah tangga Islam.

Allah SWT berfirman :

8
Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya, ialah
Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikanNya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu, benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs.Ar-
Ruum : 21)

Bagi setiap muslim, keberadaan istri yang sholihah


dan anak-anak yang baik di rumah adalah hal yang disuka
dan senantiasa menjadi dambaan. Ini sebagaimana firman
Allah SWT:










Dan orang orang yang berkata : Ya Tuhan kami,
anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
(Qs. Al-Furqan : 74)

Al-Hasan Al-Bashri ketika ditanyakan tentang ayat ini


beliau mengatakan: Yaitu Allah memperlihatkan

9
hambaNya yang muslim dari istrinya, saudaranya dan
anaknya dalam ketaatan kepada Allah. Tidak, demi Allah.
Tiada sesuatu yang menyejukkan mata seorang muslim
dibandingkan ketika ia melihat anak yang dilahirkannya
dan saudara yang mengasihinya sebagai orang yang taat
kepada Allah Azza wa Jalla.[3]

Istri yang sholihah yang dia cintai dan anak-anak yang


baik yang dia sayangi menjadi qurrota ayun, penyejuk
pandangan mata, penyenang hati dalam rumah tangga
yang tak bisa tergantikan dengan bentuk kesenangan-
kesenangan lain apapun yang ada di dunia. Inilah dunia
yang indah bagi seorang muslim bersama keluarganya
sambil meniti ajaran-Nya beraktivitas di dunia, untuk
menggapai kehidupan yang lebih baik lagi di akhirat yang
telah dijanjikan oleh Allah bagi setiap hambaNya yang
taat. Yaitu, Al-Jannah.

Diutusnya Rasulullah SAW telah membawa rahmat


yang besar dari Allah SWT. Yang demikian itu merupakan
dampak dari dakwah Rasul kepada manusia dengan ajaran
yang haq. Ajaran Islam yang telah disampaikan oleh
Rasul mendatangkan rahmat dan membahagiakan setiap
pemeluknya di dunia dan dengan izin Allah di akhirat.

2.2 Fungsi Keluarga

3[] (Tafsir Ibnu Katsir, juz 19 Qs.Al-Furqon:74).

10
Masyarakat adalah cerminan kondisi keluarga, jika
keluarga sehat berarti masyarakatnya juga sehat. Jika
keluarga bahagia berarti masyarakatnya juga bahagia.
Selain sebagai penentu kondisi masyarakat tersebut,
keluarga juga mempunyai beberapa fungsi lain dari sudut
pandang yang berbeda, yaitu :

Fungsi Reproduksi
Keluarga mempunyai fungsi produksi, karena
keluarga dapat menghasilkan keturunan secara
sah.

Fungsi Ekonomi
Kesatuan ekonomi mandiri, anggota keluarga
mendapatkan dan membelanjakan harta untuk
memenuhi keperluan.

Fungsi Protektif
Keluarga harus senantiasa melindungi anggotanya
dari ancaman fisik, ekonomis dan psiko sosial.
Masalah salah satu anggota merupakan masalah
bersama seluruh anggota keluarga.

Fungsi Rekreatif
Keluarga merupakan pusat rekreasi bagi para
anggotanya. Kejenuhan dapat dihilangkan ketika
sedang berkumpul atau bergurau dengan anggota
keluarganya.

Fungsi Afektif

11
Keluarga memberikan kasih sayang, pengertian
dan tolomg menolong diantara anggota
keluarganya, baik antara orang tu terhadap anak-
anaknya maupun sebaliknya.

Fungsi Edukatif
Keluarga memberikan pendidikan kepada
anggotanya, terutama kepada anak-anak agar
anak-anak tumbuh menjadi anak yang mempunyai
budi pekerti luhur. Sehingga keluarga merupakan
tempat pendidikan yang paling utama.

2.3 Konsep Keluarga Dalam Islam

Konsep keluarga menurut Islam secara substansial


tidak begitu berbeda dengan bentuk konsep keluarga
sakinah yang ada pada hukum Islam, yaitu membentuk
rumah tangga yang bernafaskan Islam, yang sakinah,
mawaddah, warahmah. Hanya pada poin-poin tertentu
yang memberi penekanan yang lebih dalam
pelaksanaannya, seperti hal-hal yang menyangkut tentang
hak dan kewajiban atau peran suami-istri di dalam rumah
tangga.

2.3.1 Kewajiban-kewajiban dan peran suami dalam


keluarga.

Kebutuhan-kebutuhan yang wajib dipenuhi


seorang ayah sebagai kepala keluarga meliputi:

12
1. Kebutuhan yang berhubungan dengan jasadiyah

Yang berhubungan dengan jasadiyah atau


yang identik dengan kebutuhan lahiriyah antara
lain seperti:

kebutuhan sandang,
kebutuhan pangan,
kebutuhan tempat tinggal, dan
kebutuhan yang sifatnya sosial seperti
kebutuhan berinteraksi dengan sesamanya
dan lain sebagainya.

2. Kebutuhan yang berhubungan dengan ruhiyah,

Kebutuhan yang berhubungan


dengan ruhiyah seperti:

kebutuhan beragama,
kebutuhan aqidah atau kebutuhan tauhid,
dsb.

3. Kebutuhan yang berhubungan


dengan aqliyahnya.
Kebutuhan aqliyah adalah kebutuhan yang
bersifat aqliyah yaitu kebutuhan akan
pendidikan.

Namun dari semua kebutuhan yang tersebut


di atas, kebutuhan ruhiyah lah yang paling

13
penting. Yaitu apa saja yang berhubungan
dengan aqidah islamiyah. Karena masalah ini
berlanjut sampai kehidupan kelak di akhirat.[4]

Allah SWT berfirman:








Hai orang-orang yang beriman
jagalah diri mu dan keluargamu dari
api neraka

Selain sebagai seorang suami dan


atau ayah yang mempunyai tanggung
jawab terhadap keluarga yang
dipimpinnya, laki-laki sebagai seorang
muslim juga mempunyai tugas yang
tidak kalah pentingya dan merupakan
tugas pokok setiap muslim atau

4[] http://blog.re.or.id/konsep-keluarga-sakinah-dalam-pandangan-
islam.htm

14
mumin yaitu melakukan amar
maruf nahi munkar.

Allah SWT berfirman:
















Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar merekalah orang-
orang yang beruntung. (Qs. Al-Imran : 104)

Amar maruf nahi munkar diperintahkan


untuk dikerjakan di manapun dan kapanpun
seorang muslim berada dan kepada siapa saja hal
itu perlu dilakukan. Akan tetapi yang paling
penting dan utama dilakukan amar maruf nahi
munkar adalah dimulai dari diri sendiri, keluarga
dekat maupun jauh, baru kemudian kepada
masyarakat secara umum. Juga dengan cara

15
apapun sesuai dengan kondisi yang ada di
lapangan, misalnya dengan ucapan saja ataukah
diperlukan dengan perbuatan.

Namun dari semua kebutuhan yang tersebut


di atas, kebutuhan ruhiyah lah yang paling
penting. Yaitu apa saja yang berhubungan
dengan aqidah islamiyah. Karena masalah ini
berlanjut sampai kehidupan kelak di akherat.

2.3.2 Kewajiban-kewajiban dan peran seorang istri dalam


keluarga.

Kewajiban yang wajib dipenuhi oleh istri


adalah:

1. Istri wajib menaati suaminya selama bukan


dalam kemaksiatan
2. Tidak Keluar Rumah kecuali dengan izin
suaminya
3. Tinggal dikediaman yang disediakan oleh
suaminya
4. Mengurus anak dan Merawat serta memberi
pengajaran didikan kepada anak-anakUlama
tafsir menyatakan bahwa sakinah dalam ayat
tersebut adalah suasana damai yang melingkupi
rumah tangga dimana masing-masing pihak
(suami-isteri) menjalankan perintah Allah SWT
dengan tekun, saling menghormati, dan saling

16
toleransi. Dari suasana sakinah tersebut akan
muncul rasa saling mengasihi dan menyayangi
(mawaddah), sehingga rasa bertanggung jawab
kedua belah pihak semakin tinggi.

Sehingga ungkapan Rasulullah SAW, Baitii


jannatii, rumahku adalah surgaku, merupakan
ungkapan tepat tentang bangunan rumah tangga/
keluarga ideal. Dimana dalam pembangunannya
mesti dilandasi fondasi kokoh berupa Iman,
kelengkapan bangunan dengan Islam, dan
pengisian ruang kehidupannya dengan Ihsan, tanpa
mengurangi kehirauan kepada tuntutan kebutuhan
hidup sebagaimana layaknya manusia tak lepas
dari hajat keduniaan, baik yang bersifat kebendaan
maupun bukan.

Keluarga sakinah, mawaddah, warahmah,


merupakan suatu keluarga dambaan bahkan
merupakan tujuan dalam suatu perkawinan dan
sakinah itu didatangkan Allah SWT. Maka untuk
mewujudkan keluarga sakinah harus melalui usaha
maksimal baik melalui usaha bathiniah (memohon
kepada Allah SWT), maupun berusaha secara
lahiriah (berusaha untuk memenuhi ketentuan baik
yang datangnya dari Allah SWT dan Rasul-Nya,
maupun peraturan yang dibuat oleh para pemimpin

17
dalam hal ini pemerintah berupa peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku).

2.4 Proses Perbaikan Keluarga


2.4.1 Hubungan suami-istri

Islam memandang suami disamping seruan fitrah


manusia itu sendiri sebagai asal muasal pembentukan,
pertumbuhan dan perkembangan sebuah keluarga. Al-
quran melukiskan hubungan suami isteri dengan
gambaran yang sedemikian tenang dalam firman Allah
SWT.
















Dan diantara tanda-tanda kekuasaanya ialah dia
yang menciptakan untukmu istri-istri jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tentram
kepadanya, dan dijadikanya diantara kamu rasa kasih

18
dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir (Qs. Ar-Rum : 21)

Tak dapat dimungkiri bahwa pernikahan (yang


menjadikan laki laki dan perempuan sebagai pasangan
suami istri) dalam syariat Islam mengandung hikmah
hikmah yang luhur serta faedah-faedah yang tak
terbilang jumlahnya. Berikut ini adalah beberapa
diantaranya yang dikemukakan Abdullah Nasih
Ulwan dalam Tarbiyah Al-Aulad Fi Al-Islam:

1. Menjaga keberlangsungan eksistensi


(keberadaan) manusia
2. Memelihara keturunan
3. Menyelamatkan masyarakat dari kerusakan
moral
4. Melindungi manusia dari gangguan penyakit
yang mematikan
5. Menciptakan ketentraman rohani dan jasmani
6. Membangun kerjasama anatara laki laki dan
perempuan dalam membina kehidupan
keluarga dan mendidik anak anak.

Pentingnya sebuah pernikahan dapat dipahami dari


firman Allah SWT berikut:

19












Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian
diantara kamu dan orang-orang yang layak
(menikah) dan hamba-hamba sahayamu yang laki-
laki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan.
Jika mereka miskin Allah akan mengampunkan
mereka dengan karunianya. Dan Allah Maha Luas
pemberianya Lagi Maha Mengetahui (Qs. An-Nur :
23)

Imam Bukhari dan Imam Muslim msnyatakan


bahwa Rasullulah SAW bersabda:

Barang siapa yang mampu berumah tangga


maka menikahlah! Karena pernikahan itu melindungi
pandangan mata dan memelihara kehormatan tetapi
siapa yang tidak sanggup menikah maka berpuasalah
karena berpuasa merupakan tameng bagimu.

20
Adapun berkenaan dengan keberhasilan
pernikahan itu sendiri Islam menggariskan sejumlah
syarat antara lain:

1. Memilih pasangan yang baik

Dalam hal ini, seseorang lelaki seyogianya


memilih wanita solehah yang agamis
(berpegang teguh pada nilai nilai Islam) serta
berakhlak mulia untuk dijadikan pasangan
hidupnya. Sebab istri yang baik akan
menghasilkan keturunan yang baik pula.

Anjuran Rasulallah SAW untuk memilih


wanita salehah sebagai pasangan hidup
terdapat dalam sejumlah hadis. Diriwayatkan
muslim dan ar-rada

Dunia adalah barang kesenangan. Dan


barang kesenangan yang naik didunia adalah
wanita salehah.

Dan,

Wanita dinikahi karena empat hai harta


kekayaanya, status sosialnya, kecantikan
wajahnya dan ketaatan agamanya; pilihlah
wanita yang taat beragama. Niscaya engkau
akan hidup bahagia

21
Diriwayatkan Ibnu Majah dalam As-Sunah
dan At-Tarmizi dalam An-Nikah.

Jika datang pada kalian orang yang


kalian rela akhlak dan agamanya.
Nikahkanlah dia (dengan keluarga kamu). Bila
kalian tidak melakukanya akan terjadi fitnah
yang meluas dimuka bumi.

2. Menikah dengan sukarela tanpa unsur paksaan

Islam membolehkan kaum wanita memilih


calon suaminya sendiri. Ini menggambarkan
Islam sangat menghargai hak wanita dan tidak
membolehkan siapa pun memaksanya.
Rasullulah SAW lewat kata-kata dan perbuatan
sucinya acapkali menyebutkan hal ini
diantaranya, sabda Rasulullah yang
diriwayatkan Bukhari:

Seorang wanita janda tidak boleh


dikawinkan tanpa bermusyawarah terlebih
dahulu denganya. Seorang gadis perawan
tidak boleh dikawinkan sebelum meminta izin
kepadanya. Izin seorang gadis adalah diam
(tidak mengatakan tidak).

22
3. Kewajiban saling bergaul (memperlakukan
pasangan satu sama lain) dengan baik.

Dalam hubungan dan pergaulan sehari-hari


suami dan istri harus saling memenuhi hak
haknya satu sama lain dengan baik seraya
bertakwa kepada Allah SWT.

Hak hak suami yang harus dipenuhi


istrinya antara lain:

menjaga kehormatan suami,


tidak menolak suami saat suami
menginginkan berhubungan intim
menjaga harta benda milik suami
menjaga rumah dan perasaan suami

Hak-hak istri yang harus dipenuhi oleh


suami adalah sebagai berikut

Memberi istrinya makan dan pakaian,


termasuk menjaga kehormatanya.
Termasuk pula hak itu adalah bahwa
sang suami seyoginya
memberlakukanya dengan baik
Dalam hal ini pergaulan yang layak
membentang luas hingga menjangkau

23
seluruh makna kemulyaan dan cinta
kasih

4. Tugas suami sebagai pemimpin keluarga

Allah SWT befirman:













Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi
kaum wanita, oleh karenanya Allah telah
melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atau
sebagian lain (wanita) dan karena mereka
(laki-laki) telah menafkahkan sebagian harta
mereka (Qs. An-Nisa : 34)

24
5. Tugas istri dalam hal kebijakan dan
tanggung jawab dalam rumah

2.5 Keluarga yang Sakinah, Mawaddah, Warahmah.


2.5.1 Makna Sakinah, Mawaddah, Warahmah
A. Makna Sakinah

Kata Sakinah dalam bahasa Arab memiliki


arti kedamaian, tenang, tentram, dan aman.
Makna kata sakinah dalam pernikahan dapat
diartikan sebagai seorang laki-laki dan istri harus
bisa membuat pasangannya merasa tentram,
tenang, nyaman dan damai dalam menjalani
kehidupan bersama supaya sebuah rumah tangga
bisa langgeng.

Dalam membuat rumah tangga yang


langgeng dibutuhkan sebuah iman dan ikatan
hati yang kuat yakni berupa kesetiaan. Yang
dimaksud setia tersebut adalah selalu menerima
setiap saat dan apa adanya, baik seperti pada saat
memiliki wajah jelek, pangkat yang tinggi,
banyak uang atau tidak memiliki uang sama
sekali.

Jika beberapa tahun hubungan sudah bisa


berjalan dengan baik dan dalam pernikahan
tersebut terasa nyaman dan tentram maka Insya
Allah hubungan itu terlaksana dengan sakinah,

25
tapi jika sebaliknya maka hubungan itu bisa
dikatakan belum sakinah.

B. Makna Mawaddah

Mawaddah merupakan satu kata yang sering


ikut terucap bersama ketika berbicara
masalah sakinah. Mawaddah dalam bahasa
Indonesia bisa diartikan cinta atau sebuah
harapan. Ketika menjalin sebuah pernikahan,
cinta adalah hal utama yang harus ada padanya.
Ketika hubungan sudah berjalan dan
mendapatkan rasa nyaman, saat itu juga cinta
yang sudah ada akan tumbuh menjadi cinta yang
semakin besar dan kuat. Adanya cinta itu akan
sangat bermanfaat dalam kehidupan kedua
pasangan.

Rasa cinta tersebut sangatlah indah, banyak


dari sebagian orang yang sedang merasakan
cinta mereka lupa akan segalanya, mereka akan
berbunga-bunga. Seperti yang sering dikatakan
oleh banyak orang bahwa cinta itu bisa buta.

26
Buta cinta itu lupa segala sesuatu karena
indahnya cinta.

C. Makna Warahmah

Warahmah tidaklah jauh dari kata sakinah


dan mawaddah. Sebab ketiga kata ini memiliki
sebuah hubungan yang saling
berkaitan. Warahmah dalam bahasa Indonesia
dapat diartikan "dan kasih sayang".

Dalam menjalin hubungan keluarga, rasa


kasih sayang merupakan inti dari banyak faktor
yang harus ada, dengan adanya rasa kasih
sayang, keluarga tersebut bisa menjadi lebih
harmonis dan memperoleh sebuah kebahagiaan
yang mana kebahagiaan itu akan menjadi
benteng yang dapat memperkuat hubungan agar
ketika setiap kali ada rintangan atau hambatan
menerjang, rintangan atau hambatan itu dapat
dengan baik dan mudah terselesaikan, tepatnya
tanpa menimbulkan sebuah perselisihan yang
dapat berakibat fatal.

2.5.2 Membentuk Keluarga yang Sakinah, Mawaddah,


Warahmah.

27
Dalam kehidupan sehari-hari, ternyata upaya
mewujudkan keluarga yang sakinah bukanlah
perkara yang mudah, ditengah-tengah arus
kehidupan seperti ini. Jangankan untuk mencapai
bentuk keluarga yang ideal, bahkan untuk
mempertahankan keutuhan rumah tangga saja
sudah merupakan suatu prestasi tersendiri,
sehingga sudah saatnya setiap keluarga perlu
merenung apakah mereka tengah berjalan pada
koridor yang diinginkan oleh Allah SWT dalam
mahligai tersebut, ataukah mereka justru berjalan
bertolak belakang dengan apa yang diinginkan
oleh-Nya.

Islam mengajarkan agar keluarga dan rumah


tangga menjadi institusi yang aman, bahagia dan
kukuh bagi setiap ahli keluarga, karena keluarga
merupakan lingkungan atau unit masyarakat yang
terkecil yang berperan sebagai satu lembaga yang
menentukan corak dan bentuk masyarakat.
Institusi keluarga harus dimanfaatkan untuk
membincangkan semua hal sama ada yang
menggembirakan maupun kesulitan yang dihadapi
di samping menjadi tempat menjana nilai-nilai
kekeluargaan dan kemanusiaan. Kasih sayang, rasa
aman dan bahagia serta perhatian yang dirasakan

28
oleh seorang ahli khususnya anak-anak dalam
keluarga akan memberi kepadanya keyakinan dan
kepercayaan pada diri sendiri untuk menghadapi
berbagai persoalan hidupnya. Ibu bapak adalah
orang pertama yang diharapkan dapat memberikan
bantuan dan petunjuk dalam menyelesaikan
masalah anak. Sementara seorang ibu adalah
lambang kasih sayang, ketenangan dan juga
ketenteraman.

Al-Quran merupakan landasan dari


terbangunnya keluarga sakinah, dan mengatasi
permasalahan yang timbul dalam keluarga dan
masyarakat. Menurut hadist Nabi, pilar keluarga
sakinah itu ada lima, yaitu:

Memiliki kecenderungan kepada agama,


Yang muda menghormati yang tua dan yang
tua menyayangi yang muda,
Sederhana dalam belanja,
Santun dalam bergaul, dan
Selalu introspeksi.

Sedangkan Konsep-konsep cara membangun


keluarga sakinah adalah:

A. Memilih Kriteria Calon Suami atau Istri


dengan Tepat

29
Agar terciptanya keluarga yang sakinah,
maka dalam menentukan kriteria suami
maupun istri haruslah tepat. Diantara kriteria
tersebut misalnya beragama Islam dan shaleh
maupun shalehah; berasal dari keturunan yang
baik-baik; berakhlak mulia, sopan santun dan
bertutur kata yang baik; mempunyai
kemampuan membiayai kehidupan rumah
tangga (bagi suami).

Rasulallah SAW bersabda,

Perempuan dinikahi karena empat faktor:


Pertama, karena harta; Kedua, karena
kecantikan; Ketiga, kedudukan; dan Keempat,
karena agamanya. Maka hendaklah engkau
pilih yang taat beragama, engkau pasti
bahagia.

B. Saling Mengerti Antara Suami-Istri

Seorang suami atau istri harus tahu latar


belakang pribadi masing-masing. Karena
pengetahuan terhadap latar belakang pribadi
masing-masing adalah sebagai dasar untuk
menjalin komunikasi masing-masing. Dan dari
sinilah seorang suami atau istri tidak akan

30
memaksakan egonya. Banyak keluarga hancur,
disebabkan oleh sifat egoisme. Ini artinya
seorang suami tetap bertahan dengan
keinginannya dan begitu pula istri. Seorang
suami atau istri hendaklah mengetahui hal-hal
sebagai berikut:

Perjalanan hidup masing-masing


Adat istiadat daerah masing-masing (jika
suami istri berbeda suku dan atau daerah)
Kebiasaan masing-masing
Selera, kesukaan atau hobi
Pendidikan
Karakter/sikap pribadi secara proporsional
(baik dari masing-masing, maupun dari
orang-orang terdekatnya, seperti orang tua,
teman ataupun saudaranya, dan yang
relevan dengan ketentuan yang dibenarkan
syari`at.

C. Saling Menerima

Suami istri harus saling menerima satu


sama lain. Suami istri itu ibarat satu tubuh dua
nyawa. Tidak salah kiranya suami suka warna
merah, si istri suka warna putih, tidak perlu
ada penolakan. Dengan keredhaan dan saling

31
pengertian, jika warna merah dicampur dengan
warna putih, maka aka terlihat keindahannya.

D. Saling Menghargai

Seorang suami atau istri hendaklah saling


menghargai:

Perkataan dan perasaan masingmasing


Bakat dan keinginan masing-masing
Menghargai keluarga masing-masing.
Sikap saling menghargai adalah sebuah
jembatan menuju terkaitnya perasaan
suami-istri

E. Saling Mempercayai

Dalam berumahtangga seorang istri harus


percaya kepada suaminya, begitu pula dengan
suami terhadap istrinya ketika ia sedang berada
di luar rumah. Jika diantara keduanya tidak
adanya saling percaya, kelangsungan
kehidupan rumah tangga berjalan tidak seperti
yang dicita-citakan yaitu keluarga yang
bahagia dan sejahtera. Akan tetapi jika suami
istri saling mempercayai, maka kemerdekaan

32
dan kemajuan akan meningkat, serta hal ini
merupakan amanah Allah SWT.

F. Suami-Istri Harus Menjalankan Kewajibanya


Masing-Masing

Suami mempunyai kewajiban mencari


nafkah untuk menghidupi keluarganya, tetapi
disamping itu ia juga berfungsi sebagai kepala
rumah tangga atau pemimpin dalam rumah
tangga.

Menikah bukan hanya masalah mampu


mencari uang, walaupun ini juga penting, tapi
bukan salah satu yang terpenting. Suami
bekerja keras membanting tulang memeras
keringat untuk mencari rezeki yang halal tetapi
ternyata tidak mampu menjadi pemimpin bagi
keluarganya.

Istri mempunyai kewajiban taat kepada


suaminya, mendidik anak dan menjaga
kehormatannya (jilbab, khalwat, tabaruj, dan
lain-lain.). Ketaatan yang dituntut bagi seorang
istri bukannya tanpa alasan. Suami sebagai
pimpinan, bertanggung jawab langsung
menghidupi keluarga, melindungi keluarga dan

33
menjaga keselamatan mereka lahir-batin,
dunia-akhirat. Ketaatan seorang istri kepada
suami dalam rangka taat kepada Allah dan
RasulNya adalah jalan menuju surga di dunia
dan akhirat. Istri boleh membangkang kepada
suaminya jika perintah suaminya bertentangan
dengan hukum syara, misal: disuruh berjudi,
dilarang berjilbab, dan lain-lain.

G. Suami Istri Harus Menghindari Pertikaian

Pertikaian adalah salah satu penyebab


retaknya keharmonisan keluarga, bahkan
apabila pertikaian tersebut terus
berkesinambungan maka dapat menyebabkan
perceraian. Sehingga baik suami maupun istri
harus dapat menghindari masalah-masalah
yang dapat menyebabkan pertikaian karena
suami dan istri adalah fakkor paling utama
dalam menentukan kondisi keluarga.

Rasulullah SAW bersabda:

Laki-laki yang terbaik dari umatku


adalah orang yang tidak menindas

34
keluarganya, menyayangi dan tidak berlaku
zalim pada mereka. [5]

Barangsiapa yang bersabar atas


perlakuan buruk isterinya, Allah akan
memberinya pahala seperti yang Dia berikan
kepada Nabi Ayyub (a.s) yang tabah dan sabar
menghadapi ujian-ujian Allah yang berat.[6]

Barang siapa yang menampar pipi


isterinya satu kali, Allah akan memerintahkan
malaikat penjaga neraka untuk membalas
tamparan itu dengan tujuh puluh kali
tamparan di neraka jahanam. [7]

H. Hubungan Antara Suami Istri Harus Atas


Dasar Saling Membutuhkan

Seperti pakaian dan yang memakainya


yaitu menutup aurat, melindungi diri dari
panas dan dingin, dan sebagai perhiasan.
Suami terhadap istri dan sebaliknya harus

5[] (Makarim Al-Akhlaq:216-217)

6[] (Makarim Al-Akhlaq:213)

7[] (Mustadrak Al-Wasail 2:550)

35
menfungsikan diri dalam tiga hal tersebut. Jika
istri mempunyai suatu kekurangan, suami tidak
menceriterakan kepadaorang lain, begitu juga
sebaliknya. Jika istri sakit, suami segera
mencari obat atau membawa ke dokter, begitu
juga sebaliknya. Istri harus selalu tampil
membanggakan suami, suami juga harus
tampil membanggakan istri, jangan terbalik di
luaran tampil menarik orang banyak, di rumah
nglombrot menyebalkan.

I. Suami Istri Harus Senantiasa Menjaga Makanan


yang Halal

Menurut hadis Nabi, sepotong daging


dalam tubuh manusia yang berasal dari
makanan haram, cenderung mendorong pada
perbuatan yang haram juga. Semakna dengan
makanan, juga rumah, mobil, pakaian dan lain-
lainnya.

J. Suami Istri Harus Menjaga Aqidah yang Benar

Akidah yang keliru atau sesat, misalnya


mempercayai kekuatan dukun, majig dan
sebangsanya. Bimbingan dukun dan
sebangsanya bukan saja membuat langkah

36
hidup tidak rasional, tetapi juga bias
menyesatkan pada bencana yang fatal.

Membina suatu keluarga yang bahagia


memang sangat sangat sulit. Akan tetapi jika
masing-masing pasangan mengerti konsep-
konsep keluarga sakinah seperti yang telah
diuraikan di atas, Insya Allah cita-cita untuk
membentuk keluarga bahagia dan kekal dalam
aturan syariat Islam, yang disebutkan
dengan Rumahku adalah surgaku akan
terwujud.

Disamping konsep-konsep diatas masih


ada beberapa resep yang lain bagaimana
menjadi keluarga sakinah, diantaranya:

Selama menempuh hidup berkeluarga,


sadarilah bahwa jalan yang akan kita lalui
tidaklah melulu jalan yang bertabur bunga
kebahagiaan tetapi juga semak belukar
yang penuh onak dan duri.
Ketika biduk rumah tangga oleng,
janganlah saling berlepas tangan, tetapi
sebaliknya justru semakin erat
berpegangan tangan.
Ketika ekonomi keluarga belum membaik,
yakinlah bahwa pintu rezeki akan terbuka

37
lebar berbanding lurus dengan tingkat
ketaatan suami istri kepada Allah SWT.
Ketika ekonomi sudah membaik, jangan
lupa akan jasa pasangan hidup yang setia
mendampingi ketika menderita (justru
godaan banyak terjadi disini, ketika hidup
susah, suami selalu setia namun ketika
sudah hidup mapan dan bahkan lebih dari
cukup, suami sering melirik yang lain dan
bahkan berbagi cinta dengan wanita yang
lain)
Ketika mendidik anak, jangan pernah
berpikir bahwa orang tua yang baik adalah
orang tua yang tidak pernah marah kepada
anak, karena orang tua yang baik adalah
orang tua yang jujur kepada anak.

38
BAB 3

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, setidaknya dapat


diambil kesimpulan bahwa keluarga yang harmonis dan ideal
menurut al-Quran adalah keluarga yang menjunjung tinggi
perintah Allah dan Rasul-Nya, memiliki aspek edukatif,
penuh keteladanan dan internalisasi nilai-nilai Islam secara
menyeluruh, serta adanya ketentraman (sakinah), penuh cinta
(mawaddah), dan kasih sayang (wa rahmah).

39
Daftar Pustaka

http://oconrobiansyah.blogspot.co.id/2012/03/keluarga-sakinah-
mawadah-waarahmah.html

http://konsultasi-hukum-online.com/2013/06/pembentukan-
keluarga-menurut-alquran/

http://ade-jailani.blogspot.co.id/2012/02/konsep-keluarga-
menurul-islam.html

http://aderuspiani.blogspot.co.id/2014/11/konsep-keluarga-dalam-
islam.html

http://irawidyastuti94.blogspot.co.id/2014/06/makalah-konsep-
keluarga-dalam-islam.html

http://www.mishba7.com/2015/10/pengertian-sakinah-
mawaddah-warahmah-pernikahan.html

40
Profil Penulis

Mempunyai nama Miftahus


Saadah yang artinya Kunci
Kebahagiaan, semoga selalu
memberikan kebahagiaan
dimanapun penulis berada. Lahir
di Jakarta, 06 Juni 1998. Anak
ke-2 dari 4 bersaudara. Pernah
bersekolah di SDN Sunter Agung
11 Pagi Jakarta Utara dan SDN
Cilangkap 04 Pagi Jakarta Timur,
SMPN 147 Jakarta, SMKN 22
Jakarta (Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan), dan saat
membuat makalah ini sedang melanjutkan pendidikannya di
Politeknik Negeri Jakarta Jurusan Teknik Elektro Program Studi
Broadband Multimedia.

Penyuka angka 6; warna abu-abu, putih, hitam, dan merah; hujan;


ketenangan; cerita detective; dan apapun yang membuat penulis
tertarik.

Bercita-cita membuat sesuatu yang berguna bagi orang lain, dan


mempunyai motto hidup:

Jika lelah istirahatlah, tapi jangan menyerah!

41

Anda mungkin juga menyukai