Strategi Komunikasi Sesuai Area Keperawatan
Strategi Komunikasi Sesuai Area Keperawatan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan kasih sayang-
Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah berjudul Keterampilan
Berkomunikasi Pada Klien Dewasa untuk memenuhi tugas pembuatan makalah
Mata Kuliah Keperawatan Dewasa III di semester ganjil tahun 2009.
Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh anggota kelompok yang telah
berkontribusi secara optimal sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Terima
kasih pula kami ucapkan kepada para dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini. Ucapan
terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
membantu proses pembuatan makalah ini baik secara moril maupun materil.
Penyusun
ABSTRAK
Individu berkomunikasi dalam tatanan yang tepat menurut hubungan dan peran
mereka. Perawat mungkin merasa nyaman ketika berkomunikasi dengan teman
sejawat, bercanda mengenai kejadian sehari-hari dan berbagai cerita yang
menyenangkan. Namun, berkomunikasi dengan klien yang memasuki klinik
untuk pertama kalinya membutuhkan peran yang berbeda. Makalah ini
memberikan berbagai pedoman dan petunjuk bagi perawat agar dapat
berkomunikasi secara terpeutik dengan klien pada berbagai area keperawatan
seperti : area medikal bedah, maternitas, keluarga, jiwa, komunitas, tim
kesehatan, berkomunikasi dengan klien dengan penyakit kronis, terminal dan
dalam kondidi khusus.
Kata Kunci: diagnosa; fase kerja; fase terminasi; jiwa; keluarga; kelompok;
komunikasi; komunitas; keperawatan; medikal beda; orientasi; pengkajian;
penyakit kronis; penyakit terminal; perkenalan; terminasi sementara; terminasi
akhir; tim kesehatan; transkultural.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................................i
ABSTRAK..................................................................................................................
...........ii
DAFTAR
ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang.....................................................................................................iv
1.2
Tujuan...................................................................................................................v
1.3 Perumusan
Masalah..............................................................................................v
1.4 Metode
Penulisan................................................................................................vi
1.5 Sistematika
Penulisan..........................................................................................vi
BABA II PEMBAHASAN
B. Keperawatan maternitas....................................................................................5
C. Keperawatan jiwa............................................................................................10
D. Keperawatan Keluarga....................................................................................15
E. Keperawatan Komunitas..................................................................................21
3.1
Kesimpulan........................................ .....................................................................
....50
3.2
Saran........................................ ..............................................................................
.....50
LAMPIRAN................................................................................................................
.........52
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................................66
BAB I
PENDAHULUAN
Komunikasi menjadi suatu istilah yang paling sering diucapkan dan dilakukan
oleh setiap orang. Semua pengetahuan dan ketrampilan tidak berarti jika tidak
berlangsung proses komunikasi. Dengan komunikasi manusia dapat
menyampaikan apa yang ia inginkan, dengan komunikasi pula kesalahpahaman
dapat terjadi di antara mereka. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan
kepada orang lain, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh karena
itu, kegiatan komunikasi mendominasi setiap aspek kehidupan manusia.
1.2 Tujuan
1.3 Rumusan
Berdasarkan kasus pemicu pada materi, dijelaskan bahwa terjadi konflik antara
perawat dengan perawat, perawat dengan klien, perawat dengan tim kesehatan,
perawat dengan kleuarga atau dengan komunitas yang disebabkan oleh faktor
komunikasi dan perbedaaan budaya atau. Dengan demikian, identifikasi
permasalahan yang ada yaitu:
4) Hal-hal apa saja yang perlu dilkukan pada saaat fase perkenalan, orientasi,
kerja dan terminasi?
Makalah ini disusun dengan literasi buku, internet, serta melalui diskusi Problem
Based Learning.
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
Bab I. Pendahuluan
D. Keperwatan Maternitas
E. Keperawatan Jiwa
F. Keperawtan Keluarga
G. Keperawatan Komunitas
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
1. Fase Orientasi
A. Proses keperawatan :
2) Tujuan Khusus :
3) Tindakan Perawat :
d. Diskusikan tentang cara koping individu yang efektif untuk mengatasi masalah
yang dialami
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik : Selamat pagi Ibu, perkenalkan nama saya Ns. R. Saya
senang dipanggil R. Saya yang akan merawat Ibuelama disini. Ibuenangnya
dipanggil apa?
b. Evaluasi / validasi : Bagaimana perasaan Ibu saat ini? Apakah ada yang
menggangu pikiran Ibu sekarang?
2. Kerja
Baik Bu sebelumnya saya ingin tahu, apa Ibu sebelumnya pernah mengalami
operasi? Bagaimana perasaan Ibu setelah menjalani operasi? Ataukah dengan
luka sayatan yang baru dijahit menyebabkan Ibu merasakan nyeri? Jika dinilai
dari nominal satu sampai sepuluh, kira-kira rasa nyeri yang Ibu rasakan berada
dinominal berapa Ibu? Selama ini, bagaimana Ibu mengatasi nyeri yang Ibu
alami? Apakah itu cukup membantu Ibu?
Nah, untuk lebih mengurangi rasa nyeri yang Ibu derita, bagaimana kalau kita
berlatih napas dalam? Tidak lama kok Bu, hanya sepuluh menit saja. Baiklah,
sekarang Ibu menempatkan diri pada posisi nyaman Ibu. Sekarang Ibu coba
menarik napas yang dalam... iya... tahan kira-kira lima detik Bu... Iya Bu seperti
Itu... sekarang keluarkan Bu... Iya seperti itu Bu. Ibu bisa lakukan hal tersebut
lima kali dalam satu kesempatan. Coba Ibu ulangi lagi sampai lima kali...
Bagaimana Bu, efeknya? Iya. Alhamdulillah. Ibu bisa melakukan napas dalam
tersebut jika Ibu merasakan nyeri lagi. Ibu bisa melakukannya kapan pun ,
terutama ketika Ibu merasa nyeri karena luka yang Ibu alami. Berarti sekarang
kita bisa memasukkannya ke dalam jadwal ya Bu. Berapa kali Ibu akan
melakukan napas dalam selama satu jam? Baik, tiga kali ya Bu?
Selain napas dalam Ibu juga bisa mengalihkan perhatian Ibu dengan
membayangkan Ibu berada di suatu tempat yang Ibu suka. Misalnya, jika Ibu
suka pantai maka bayangkanlah Ibu berada di pantai. Atau bisa juga Ibu
memutar musik yang Ibu suka. Perasaan bahagia membayangkan tempat
kesukaan ataupun mendengarkan musik dapat mengurangi rasa nyeri yang Ibu
rasakan.
3. Terminasi
Sekarang Ibu sudah mengetahui cara mengatasi rasa nyeri Ibu? Bisa Ibu ulangi
lagi? Ya bagus sekali.
Kontrak yang akan datang : Baik Bu, besok pagi saya akan kesini lagi untuk
mengganti balutan luka Ibu. Kira-kira jam berapa Ibu dapat meluangkan waktu?
Bagaimana kalau jam 9 pagi di ruangan ini lagi, Ibu setuju? Baiklah. Oya, jika Ibu
menbutuhkan bantuan saya, Ibu dapat memanggil saya ke sini antara pukul
09.00-14.00 WIB karena itu waktu bertugas saya. Ibu dapat memanggil saya
dengan menekan tombol merah di samping tempat tidur Ibu. Baik Bu, sampai
ketemu besok ya.
2. Fase Kerja
A. Proses keperawatan
3. Tindakan Perawat :
1. Orientasi
c. Kontrak : Baiklah Bu, sesuai janji kita kemarin, pagi ini saya akan mengganti
balutan luka Ibu. Tidak lama kok Bu... Hanya tiga puluh menit, bisakan Bu?
Bagaimana kalau melakukannya di ruangan ini?
2. Kerja
Baik Bu sebelumnya saya ingin tahu, bagaimana kegiatan yang kemarin kita
lakukan? Apakah Ibu sering melakukannya disaat Ibu merasa nyeri? Berapa kali
dalam satu jam Ibu melakukan napas dalam? Apakah cukup efektif dan
membantu Ibu meredakan rasa nyeri Ibu? Ibu bisa meneruskan melakukan napas
dalam untuk mengurangi rasa nyeri Ibu.
Nah Ibu, sekarang saya akan mengganti balutan luka Ibu. Tidak lama kok Bu,
hanya sekitar dua puluh menit. Pertama-tama saya akan membuka balutan Ibu
(sambil bekerja). Maaf Bu, saya harus membuka sebagian pakaian atas Ibu.
Bagaimana Bu apakah terasa sakit (membuka plester balutan)?
Nah, sekarang saya akan mempersiapkan alat terlebih dahulu (menyiapkan alat).
Sekarang saya menggunakan sarung tangan agar sterilitas luka Ibu tetap terjaga
(memakai sarung tangan steril dan melanjutkan bekerja). Maaf Bu, apakah Ibu
merasakan sakit (mengecek adanya jejas di sekitar luka)? Iya Bu, Luka Ibu cukup
baik.
Nah Ibu, balutan luka Ibu sudah selesai diganti. Saya berharap Ibu pun dapat
merawat luka Ibu. Selama ini apakah Ibu merasakan sedikit gatal di sekitar luka
Ibu? Ibu harus menjaga perbaikan luka Ibu dengan tidak mengaruk-garuk daerah
luka. Cukup bagian sekitarnya saja Bu. Hal tersebut agar penyembuhan luka
lebih cepat.
3. Terminasi
Sekarang Ibu sudah mengetahui bagaimana menjaga balutan luka Ibu. Bisa Ibu
ulangi apa yang harus dilakukan untuk menjaga balutan luka? Ya bagus sekali.
Kontrak yang akan datang : Baik Bu, nanti siang pukul 13.00 WIB saya akan ke
sini lagi untuk memeriksa keadaan Ibu. Jika sebelum saya ke sini Ibu
membutuhkan bantuan saya, Ibu bisa memanggil saya. Baik Bu, sampai ketemu
nanti pukul 13.00 WIB.
A. Proses Keperawatan
2) Tujuan Khusus :
3) Tindakan Perawat :
b. Perpisahan
1. Orientasi
c. Kontrak : Baiklah Bu, sesuai janji kita tadi pagi, siang ini kita akan berbincang-
bincang tentang napas dalam yang telah saya ajarkan perawatan balutan luka
secara mandiri. Kita akan berbincang-bincang selama dua puluh menit, bisa?
Bagaimana kalau di ruangan ini?
2. Kerja
Sebelumnya, saya ingin tahu apakah Ibu sudah melakukan kegiatan yang
kemarin sudah dijadwalkan? Apakah Ibu sering melakukan napas dalam disaat
Ibu merasakan nyeri? Apakah cukup efektif dalam membantu Ibu mengurangi
rasa nyeri? Merasa lebih baik? Bisa Ibu ceritakan mengapa Ibu bisa merasa lebih
baik?
3. Terminasi akhir
Sekarang Ibu sudah dapat melakukan perawatan balutan luka dan mengatasi
rasa nyeri secara mandiri? Bisa Ibu ulangi apa yang tadi sudah kita lakukan? Ya
bagus sekali. Ibu, untuk waktu mendatang, saya tidak dapat menrawat Ibu lagi
seperti dua hari ini. Saya harus dipindahkan ke ruangan lain. Jadi untuk
selanjutnya, Ibu akan dirawat oleh rekan saya, namanya Ns. T. Saya harap Ibu
dapat menerima hal ini. Saya pun berharap Ibu masih terus melakukan apa yang
telah saya ajarkan.Ya Bu? Baik. Terima kasih atas kerjasama Ibu selama ini.
Semoga proses penyembuhan luka Ibu semakin cepat. Sampai jumpa di lain
waktu Bu.. Selamat Siang.
A. Proses Keperawatan
1) Kondisi klien: Kondisi klien : Ny.Y (23 tahun) melahirkan seorang bayi
perempuan dengan berat 2,5 kg pada usia kehamilan 38 minggu di RS Tamrin.
Persalinan normal, Ny.Y tidak mengerti melakukan perawatan tali pusat dan
memandikan bayi dengan cara yang benar.
2) Diagnosa Keperawatan:
3) Tujuan :
Ny.Y dan Tn.K dapat mendeteksi secara dini adanya tanda-tanda infeksi
4) Intervensi keperawatan
Mengajarkan cara memandikan dan merawat tali pusat bayi kepada Ny.Y dan
Tn.K
1.Fase orientasi
c) Kontrak: Oke ibu, Saya adalah perawat yang bekerja di RS ini bu. Nah, saya
akan membantu perawatan bayi ibu selama 2 hari kedepan ya bu dimulai dari
hari ini. Saya datang jam 7 pagi dan pulang jam 2 siang. Apabila ada keperluan
dengan saya dan saya tidak berada disini, Ibu dapat memanggil saya ya dengan
memencet bel ini ya bu (tunjuk kearah belnya).
2. Kerja
Oke bu rani, Dalam memandikan bayi kita harus hati-hati ya bu, kulit bayi yang
baru lahir masih sangat sensitif ya bu. Kita pastikan semua peralatan sudah kita
sediakan sebelum kita memandikan bayinya ya bu. Pemilihan waktu
memandikan bayi sebaiknya dilakukan pada pertengahan waktu makan bayi ya
bu sehingga bayi siap untuk dimandikan. Sedangkan untuk perawatan tali pusat
akan kita lakukan setelah bayi dimandikan ya bu, ini sangat penting sekali bu,
untuk mencegah terjadinya infeksi. Nah, untuk meningkatkan proses
pengeringan dan penyembuhan tali pusat pada saat memandikan bayi baru lahir
tidak dianjurkan untuk di celupkan dalam bak mandi ya bu Rani sampai tali pusat
putus dan umbilikus atau tanda luka sembuh. Bagaimana bu Rani. Oke ibu, Kita
mulai ya bu Rani. Kita persiapkan alat-alatnya dulu bu. Alat-alatnya dapat
diperhatikan ya bu.
- Air hangat
Ada yang mau ditanyakan ibu, mengenai peralatan yang perlu disediakan bu
Rani. Pertama kita cuci tangan dulu bu Rani. (sambil ajarkan cuci tangan yang
benar) Oke setelah itu. Masukkan air hangat kedalam waskom ya bu. Nah, Ada
beberapa hal yang harus dipastikan kembali ya bu seperti: suhu tubuh bayi,
pernapasannya ada sesak atau tidak ya bu, berikan posisi yang nyaman dalam
pegangan atau terbaring dalam inkubator, ingat ya bu tidak boleh dicelupkan
bayinya. Kemudian periksa kembali temperatur air dengan suhu 37 38 derajat
celcius/ atau hangat hangat kuku, Nah air dalam waskom hanya digunakan
untuk menyeka (sponge bath) dan membersihkan rambut ya bu. Kita mulai
memandikan ya bu.
- Pertama kita mulai dengan mengusap mata dari arah kantus dalam ke kantus
luar, gunakan air bersih dan bagian berbeda untuk tiap tiap mata ya bu Rani.
(jangan lupa tetap kontak mata dengan klien)
- Untuk membersihkan genetalia atau alat kelamin bu, karena bayi ibu
perempuan : bersihkan labia (tunjukkan) secara perlahan-lahan dengan arah dari
depan ke belakang ya bu. Diingat ya bu jangan sampai terbalik.
- Nah, sudah selesai ya bu memandikan bayinya. Tapi jangan lupa bu Bersihkan
dan keringkan, gunakan handuk bersih yang telah disediakan ya bu.
- Setelah selesai dibersihkan ambil popok bayi yang akan dikenakan ya bu.
Gunakan popok dengan lipatan ke depan dan berada dibawah tali pusat, biarkan
tali pusat dalam keadaan terbuka ya bu.Nah, ini bertujuan agar memudahkan
dan mempercepat pengeringan pada tali pusat
- Nah, Jika nanti suatu waktu daerah sekitar tali pusat berwarna merah dan
mengeluarkan bau yang tidak sedap disekitarnya. harus diperhatikan ya bu,
karena ini tanda adanya infeksi tali pusat dan segera laporkan ya bu untuk
mendapatkan perawatan dan pengobatan yang lebih lanjut.a
- Oke, sudah selesai ya bu... Mudahkan bu, Asalkan dilakukan dengan hati-hati
bu. Bagaimana ibu Rani ada kesulitan?
3. Terminasi Sementara
2.Fase Kerja
A. Proses Keperawatan
4) Kondisi klien: Kondisi klien : Ny.Y (23 tahun) melahirkan seorang bayi
perempuan dengan berat 2,5 kg pada usia kehamilan 38 minggu di RS Tamrin.
Persalinan normal, Ny.Y tidak mengerti melakukan perawatan tali pusat dan
memandikan bayi dengan cara yang benar.
5) Diagnosa Keperawatan:
a. Gangguan mempertahankan kebersihan diri dikarenakan kurangnya
pengetahuan orang tua tentang cara memandikan bayi
6) Tujuan :
Ny.Y dan Tn.K dapat mendeteksi secara dini adanya tanda-tanda infeksi
4) Intervensi keperawatan
Mengajarkan cara memandikan dan merawat tali pusat bayi kepada Ny.Y dan
Tn.K
b) Evaluasi & kontrak: Bagaimana kabarnya ibu? Tampaknya ibu gembira sekali
ya bu. Ibu Rani masih ingat apa yang akan kita lakukan pagi ini bu sampai
dengan 15 menit kedepan di ruangan ini ya bu? Iya benar sekali ibu, tampaknya
ibu sudah tidak sabar ya bu untuk memandikan dan merawat bayi ibu.
Baiklah ibu langsung saja kita mulai ya bu, baiklah semua peralatan sudah saya
sediakan. Menurut ibu ada yang kurang atau tidak bu? Kita lakuakan di kamar ini
saja ya bu, sama seperti kemarin. (Ibu Rani melakukan tahapan demi tahapan
dengan baik sekali samapai dengan selesai walaupun melakukannya dengan
grogi). Bagus sekali ibu, coba sedikit lebih lembut mengusapnya ya bu. Nah,
akhirnya ibu dapat menyelesaikan semua tahapan dengan benar. Bagus sekali lo
bu. Saya percaya ibu sudah dapat melakukannya secara mandiri.
3. Terminasi Akhir
Oke ibu Rani, Saya melihat Ibu Rani sudah dapat melakukan cara memandikan
dan merawat tai pusar bayi ibu dengan baik. Saya percaya ibu sudah dapat
melakukannya secara mandiri. Tetapi saya ingatkan kembali ya bu. Jika nanti
suatu waktu daerah sekitar tali pusat berwarna merah dan mengeluarkan bau
yang tidak sedap disekitarnya. harus diperhatikan ya bu, karena ini tanda
adanya infeksi tali pusat dan segera laporkan ya bu untuk mendapatkan
perawatan dan pengobatan yang lebih lanjut. Bagimana perasaan Ibu Rani
setelah bekerjasama dengan saya bu dalam merawat bayi ibu. Tarima casi verja
samanya ya bu. Selamat siang.
C. Strategi Tindakan Keperawatan Jiwa
1. Fase Orientasi
A. Proses Keperawatan
1. Orientasi
Selama 3 hari ini saya yang akan membantu dan merawat ibu Ana, mulai hari ini
sampai hari Sabtu. Saya akan datang pukul 07.00 dan pulang pukul 14.00.
antara rentang waktu tersebut, ibu Ana dapat memanggil saya apabila ibu
membutuhkan bantuan saya. Saya akan membantu ibu Ana untuk
menyelesaikan masalah yang ibu hadapi
b. Evaluasi validasi: apa yang ibu Ana rasakan sampai datang ke rumah sakit ini?
Apa yang membuat ibu tidak nyaman saat berada di rumah? Apakah ibu pernah
melakukan tindak kekerasan? Dari percakapan kita tadi, tampaknya emosi ibu
tidak terkendali dirumah dan ibu merasa tidak nyaman berada dirumah.
c. Kontrak (topic, waktu, tempat): baiklah ibu, hari ini kita akan membahas
tentang penyebab emosi ibu menjadi tinggi dan rasa tidak nyaman ibu berada
dirumah. Ibu ingin berapa lama kita bercakap-cakap? Baiklah kita akan bercakap-
cakap selama 1 jam. Ibu ingin kita bercakap-cakap dimana? Baiklah kita akan
bercakap-cakap diruangan ini.
2. Kerja
apa yang menyebabkan emosi ibu tinggi saat ibu berada di rumah? Apa saja
yang sudah dilakukan suami ibu saat beliau marah-marah? Apa ibu melakukan
perlawanan kepada suami ibu? Apa yang ibu rasakan saat ibu melakukan hal
tersebut? Apakah setelah melakukan hal tersebut ibu merasa lebih tenang?
Emosi ibu langsung terkendali misalnya. Apakah menurut ibu tindakan ibu
tersebut benar? Iya ibu, menurut saya tindakan ibu tersebut salah. Lalu apa
penyebab ibu merasa tidak nyaman berada dirumah ibu sekarang? Tenang ibu,
diminum dulu ibu airnya.
3. Terminasi
2. Fase Kerja
A. Proses Keperawatan
1. Orientasi
b. Evaluasi validasi: bagaimana perasaan ibu hari ini? Setelah kemaren kita
belajar penyebab emosi yang menyebabkan ibu tidah betah dirumah?
c. Kontrak (topic, waktu, tempat): ibu masih ingat kita janjian jam berapa pagi
ini? bagus ibu, ibu masih ingat. Lalu apa ibu masih ingat apa yang akan kita
bicarakan hari ini? hebat. Baiklah ibu, sekarang kita akan latihan mengontrol
emosi. Berapa lama ibu kita latihan? Baiklah kita latihan selama 30 menit.
Dimana ibu? Baiklah kita akan latihan di taman belakang rumah sakit. Mari ibu.
2. Kerja
pertama mari kita coba latihan tarik napas dalam. Sekarang ibu bisa berdiri atau
ibu mau duduk rileks saja? Baiklah ibu duduk rileks saja. Tarik napas dalam ibu
dari hidung, lalu tahan sebentar dan hembuskan perlahan-lahan dari mulut. Mari
saya contohkan dulu, nanti ibu saya ajarkan pelan-pelan, ibu lihat saya dulu ya.
Apakah ibu sudah mengerti caranya sekarang? Baiklah coba ibu lakukan pelan-
pelan. Pertama tarik napas melalui hidung, tahan sebentar, lalu keluar melalui
mulut. Ini dilakukan lima kali ya bu. Ayo lakukan lagi ibu, pelan-pelan, ya bagus.
3. Terminasi
Bagaimana ibu rasanya? ibu harus sering latihan seperti ini ya bu. Paling tidak
setiap pagi hari. Nanti kalau ibu merasa ingin marah atau ketakutan ibu lakukan
latihan ini, pasti ibu merasa lebih nyaman dan emosi ibu dapat terkontrol. Besok
kita akan bertemu lagi ibu. Ibu ingin jam berapa? Apa yang akan kita bicarakan
besok? Bagaimana kalau besok saya ajarkan ibu meditasi? Tidak lama-lama ibu
hanya 30 menit. Tempatnya disini. Baiklah ibu. Ibu bisa terus latihan napas
dalam sendiri. Ya bagus. Saya tinggal dulu ya bu, assalamualaikum.
A. Proses Keperawatan
1. Orientasi
b. Evaluasi validasi: bagaimana perasaan ibu hari ini? Bagaimana dengan latihan
napas dalam kemarin? Bagus. Apa ibu sudah lakukan untuk pagi ini? Baiklah,
sekarang ibu lakukan dulu tarik napas dalamnya.
c. Kontrak (topic, waktu, tempat): baiklah ibu. Pagi ini ini kita akan melakukan
apa ibu? Bagus ibu masih ingat. Ya kita akan latihan meditasi pagi ini. Kita akan
latihan selama 30 menit ya bu, diruangan ini.
2. Kerja
baiklah ibu setelah kemarin kita latihan napas dalam, sekarang saya akan
ajarkan ibu meditasi. Meditasi dapat mengontrol emosi kita bu. Namun, meditasi
akan lebih baik dilakukan jika berdasarkan kepercayaan ibu yang paling tinggi,
yaitu agama. Oleh karena ibu seorang muslim, setelah melakukan napas dalam
ada baiknya ibu beristighfar tiga kali. Seperti ini bu, astaghfirullahaladzim,
astaghfirullahaladzim, astaghfirullahaladzim. Coba ibu latihan sendiri.
Alhamdulillah. Selain beristighfar, meditasi dapat dilakukan juga dengan salat.
Setelah napas dalam dan istighfar, tapi emosi ibu belum terkontrol, ada baiknya
ibu ambil air wudhu dan salat 2 rakaat. Insya Allah pikiran ibu akan lebih tenang
dan emosi ibu lebih terkontrol. Lebih baik lagi apabila salat ibu diakhiri dengan
dzikir. Karena saat kita marah, diri kita dikendalikan oleh syaitan. Makanya saat
kita marah pasti kita akan memaki-maki orang bahkan sampai melakukan tindak
kekerasan seperti yang ibu lakukan. Rasa takut ibu pun akan berkurang karena
ibu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Allah SWT pasti akan selalu melindungi
ibu, jadi sekarang ibu tidak perlu merasa takut lagi. Tidak ada yang perlu ibu
takutkan apabila ibu merasa dekat dengan Allah SWT.
3. Terminasi Akhir
ibu, coba ibu sebutkan kemampuan yang ibu dapatkan setelah ibu dirawat disini?
Bagus ibu. Apa rencana kegiatan ibu dirumah nanti? Bagaimana kalau ibu
mempraktekan apa yang telah ibu dapat di rumah sakit ini? Bagaimana perasaan
ibu akan meninggalkan rumah sakit ini? Ya bu, tapi kondisi ibu sudah
mengijinkan ibu untuk pulang kerumah dan berkumpul dengan anak-anak ibu.
Saya yakin ibu pasti bisa mempraktekan apa yang telah ibu dapatkan di rumah
sakit ini di rumah. Baiklah bu, sekarang saya akan memberitahu anak ibu.
Baiklah mas, saya melihat ibu Ana sudah dapat mengontrol rasa marah dan
ketakutannya. Saya telah mengajarkan latihan napas dalam dan meditasi kepada
ibu Ana. Beliau pun ikut turut serta mempraktekannya diluar sepengetahuan
saya. Hasil pemeriksaan dokter pun mendukung beliau boleh pulang kerumah
hari ini. Mas perlu memerhatikan kondisi ibu Ana lebih dekat. Sering-sering ajak
beliau bercerita tentang perkembangan anak-anaknya. Ibu Ana butuh teman
untuk bercerita. Namun saya yakin, ibu Ana sudah dapat mengontrol emosinya
tersebut. Ibu Ana termasuk pasien yang cepat belajar.
Terima kasih ya bu atas kerjasamanya selama ini. Apabila masih ada yang ibu
kurang paham, ibu dapat menghubungi saya di nomor ini atau ibu dapat datang
langsung ke rumah sakit ini. Saya bertugas pada hari Senin-Jumat pukul 07.00
14.00. Ya bu, hati hati dijalan.
1. Fase Orientasi
A. Proses Keperawatan
1) Kondisi klien: anak umur 6 tahun, berat badan 30 kg, Pertama kali ke rumah
sakit karena diare. Tanda-tanda BAB cair lebih dari 5 x, gelisah, mata cekung,
terasa haus, dan cubitan kulit perut kembalinya lambat. Sering jajan makanan
diluar dan tidak memperhatikan kebersihan diri.
1) Orientasi
a. Salam terapeutik: selamat pagi ade, selamat pagi ibu. Nama saya suster Fallah
Adi Wijayanti, saya senang dipanggil Fallah, umur saya 19 tahun, saya orang
sunda. Sekarang saya bertugas di ruang rawat inap RS Sapta Pesona. Saya
datang jam 07.00 dan pulang jam 14.00. Nama ade siapa?nama ibu siapa?.
Baik Rani dan bu Susi sebelum saya menjelaskan dan mempraktekkan tentang
mencuci tangan yang baik. Saya akan menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
dulu ya. Sekarang saya akan menjelaskan tentang mencuci tangan terlebih
dahulu kemudian memperaktekkannya. Mencuci tangan sebaiknya dilakukan
ketika tangan kotor setelah memegang benda-benda kotor dan alat lainnya.
Setelah menyentuh selaput lendir, darah, atau cairan tubuh lainnya. Setelah
buang air besar dan buang air kecil. Sebelum dan sesudah makan. Setelah
memegang binatang.Tujuan dari mencuci tangan adalah membuang kotoran dan
kuman yang menempel di tangan, jadi dapat mengurangi penyebaran infeksi.
Mencuci tangan sebaiknya menggunakan sabun karena biar lebih bersih dan
kumannya hilang.
Sebelum saya mempraktekkan cara mencuci tangan apakah ada yang mau
ditanyakan? Baik, sekarang saya akan mempraktekkan cara mencuci tangan
terlebih dahulu setelah itu ade dan ibu bisa mencoba. Gulung lengan baju diatas
siku dan lepaskan semua perhiasan dan jam tangan. Basahi tangan sampai
pergelangan dengan air yang ada di baskom. Apabila menggunakan kran
nyalakan kran. Pertahankan supaya posisi tangan lebih rendah daripada siku
selama mencuci tangan agar air mengalir dari daerah yang sedikit kuman ke
banyak kuman. Ambil sabun dengan gerakan menggosok dan berputar, gosokan
sabun ke tangan meliputi telapak tangan, punggung tangan, jari-jari, sela-sela
jari, pergelangan tangan, dan lengan bawah 10-30 detik minimal 5 kali. jika
kukunya kotor bersihkan dengan menggunakan sikat kuku. Bilas kedua tangan
dengan air bersih dari ujung tangan ke pangkal tangan. Posisi tangan
menghadap keatas. Jangan menyipratkan air ke lantai. Keringkan tangan dengan
menggunakan tisu atau handuk dari jari tangan sampai lengan. Jika
menggunakan kran, matikan kran dengan tisu untuk menghentikan aliran air.
Rapihkan peralatan yang telah digunakan.
Ya itu praktek dari saya, selanjutnya Rani atau bu Susi dulu yang ingin
mencoba?. Baik bu Susi terlebih dahulu mencoba, nanti apabila ada pertanyaan
silahkan ditanyakan ya bu.Wah bagus ibu mempraktekannya dengan baik.
Selanjutnya ayo Rani mencoba. Wah ternyata Rani juga sudah baik
melakukannya, sering dilakukan ya cuci tangannya. Baik, hari ini kita telah
selesai belajar tentang cuci tangan. Terimakasih kerjasamanya.
3) Terminasi
Coba Rani dan bu Susi ulangi apa yang tadi telah dipelajari.
Rani dan bu Susi jangan lupa untuk membiasakan mencuci tangan dengan baik
sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. Ajarkan juga kepada anggota
keluarga yang lainnya untuk meningkatkan kebersihan diri.
Besok jam 10 kita bertemu lagi, kita diskusi tentang makanan yang sehat dan
bergizi. Tempat di ruangan ini ya. Sampai bertemu besok.
2. Fase Kerja
A. Proses Keperawatan
1) Kondisi klien: anak umur 6 tahun, berat badan 30 kg, Pertama kali ke rumah
sakit karena diare. Anak Sering jajan makanan diluar sembarangan.
1) Orientasi
c. Kontrak (topik, waktu, tempat): masih ingat apa yang akan kita lakukan pada
pertemuan hari ini?. Ya betul Hari ini kita akan diskusi tentang makanan yang
sehat dan bergizi. Tujuannya untuk mengetahui makanan yang baik untuk
kesehatan dan bergizi. Saya akan melakukannya selama 10 menit di ruangan ini.
Jadi dimohon kerjasamanya.
2) Kerja
Baik, pertemuan kali ini kita akan diskusi tentang makanan sehat dan bergizi.
Apa yang ibu Susi ketahui tentang makanan yang sehat?. Wah jawabannya
sudah baik. Saya akan mencoba melangkapi jawaban bu Susi dengan leaflet
makanan sehat dan bergizi. Nah Rani dan Ibu bisa baca leaflet ini apabila ada
yang mau ditanyakan silahkan ditanya ya. Kita lihat di lefleat ini makanan yang
sehat yaitu makanan yang di dalamnya terkandung zat-zat gizi. Sampai sini ada
yang kurang jelas atau mau ditanyakan?. Ya salah satu penyebab dari diare yang
diderita Rani juga karena makanan yang tidak sehat, apalagi Rani suka jajan
sembarangan jadi pencernaan Rani terganggu akibat makanan yang tidak sehat
itu. Baik, sekarang saya akan memberikan pedoman praktis untuk mengatur
makanan sehari- hari yang seimbang: makanlah makanan sumber karbohidrat
setengah dari kebutuhan energy, batasi konsumsi lemak dan minyak sampai
seperempat dari kebutuhan energy, gunakan garam beryodium, makanlah
makanan sumber zat besi, biasakan makan pagi, minumlah air bersih, lakukan
kegiatan fisik dan olah raga secara teratur, hindari minum minuman beralkohol,
makanlah makanan yang aman bagi kesehatan, jangan jajan disembarang
tempat, bacalah label pada makanan yang dikemas. Itulah hal-hal yang penting
yang harus ibu dan Rani perhatikan. Mungkin sebelum kita mengakhiri
pertemuan kali ini ada yang mau di tanyakan lagi bu? Apa ada yang kurang
jelas?. Ibu bisa mencoba untuk menerapkan pola makan yang sehat dan bergizi
di rumah. Rani mulai sekarang usahakan tidak jajan sembarangan ya lebih baik
rani membawa bekal dari rumah yang lebih terjamin kebersihannya.
3) Terminasi
Evaluasi perawat (obyektif): Coba ibu sebutkan apa saja makanan yang sehat
dan bergizi? klien dapat menyebutkan kandungan yang ada di makanan bergizi
dan kegunaanya.
Rani jangan jajan sembarangan lagi ya dan bu Susi dapat mengatur menu
makanan sehari-hari yang bergizi sesuai dengan yang telah didiskusikan tadi
dapat diterapkan di kehidupan.
c. Kontrak yang akan datang (topik, waktu, tempat)
Kita akan bertemu lagi besok jam 10. Kita akan berdiskusi tentang diare. Tempat
di ruangan ini ya. Sampai bertemu besok.
A. Proses Keperawatan
1) Kondisi klien: anak umur 6 tahun, berat badan 30 kg, Pertama kali ke rumah
sakit karena diare.
4) Tindakan keperawatan:
a. Evaluasi SP 1 dan SP 2
b. Perpisahan
1) Orientasi
b. Evaluasi/validasi: Bagaimana keadaan hari ini Ran? Cuci tangan nya dilakukan
terus kan? Masih ingat tentang pengetahuan makanan yang sehat dan bergizi
kemarin bu Susi?
Hari ini merupakan pertemuan terakhir kita. Jadi kita akan berdiskusi tentang
penyakit diare. Tujuannya agar dapat mencegah diare dan dapat menanggulangi
apabila terkena diare. Kita akan berdiskusi selama 15 menit di ruangan ini.
2) Kerja
Baik, pertemuan terakhir kita ini mari kita diskusi tentang diare. Bu Susi sebelum
saya menjelaskan tentang apa itu diare. Apa yang ibu ketahui tentang diare?.
Wah jawaban yang bagus. Saya akan mencoba melengkapinya. Diare adalah
buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari.
Selanjutnya, penyebab diare adalah infeksi bakteri, virus, keracunan, alergi
makanan, makanan basi, makanan terlampau banyak lemak, sayuran dimasak
kurang matang, dan kebersihan diri yang kurang. Sampai disini ada yang mau
ditanyakan?. Diare dapat dicegah dengan: mencuci tangan pakai sabun seperti
yang kita telah paelajari pada pertemuan sebelumnya, meminum air minum
sehat dan matang, mengelola sampah yang baik supaya makanan tidak
tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain), membuang air besar
dan air kecil pada tempatnya. Jadi, Rani dan bu Susi harus menerapkan
pencegahan tersebut di kehidupan agar diare dapat di cegah. Apabila terkena
diare, pertolongan pertama yang bisa dilakukan dirumah adalah berikan oralit
dengan cara campur garam dapur 1/2 sendok teh, soda kue 1/2 sendok teh,
glukosa 1/2 sendok tambahkan dengan air matang 1 liter. Apabila tanda-tanda
diare sudah semakin parah sebaiknya di bawa ke dokter. Penjelasan saya cukup.
Apa ada yang mau ditanyakan? Ada yang kurang jelas?. Baik, kalo bu Susi sudah
mengerti. Jangan lupa untuk diterapkan di rumah ya bu. Semoga di keluarga bu
Susi tidak ada yang terkena penyakit diare lagi. Terimakasih atas kerjasamnya
selama ini. Maaf kalo ada yang tidak berkenan di hati bu Susi dan Rani
3) Terminasi Akhir
Bu Susi dapat menyebutkan pengetahuan apa saja yang telah didapat selama di
rawat. Bu Susi dapat melakukan cuci tangan dengan baik sesuai prosedur.
c. Eksplorasi perasaan
1. Fase Orientasi
A. Proses Keperawatan
1) Kondisi klien adalah populasi dengan gizi balita, dimana sebagaian besar
orangtua balita tersebut tergolong ekonomi menengah ke bawah dan tingkat
pendidikan orangtua balita SD sampai dengan SMP. Lingkungan tempat tinggal di
pemukiman yang padat penduduk. Para orangtua balita jarang memeriksa
kesehatan dan gizi balita mereka ke posyandu.
1) Orientasi
c. Kontrak :
Baiklah, bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian, hari ini saya akan menyampaikan
materi dengan topic yaitu penyuluhan gizi dan kandungan gizi balita. Waktunya
tidak lama-lama dari jam 08.00 s/d 09.30. Tempat di sini yaitu posyandu
komplek. Tujuan saya memberikan penyuluhan ini yaitu untuk menambah
pengetahuan klien (orang tua balita) tentang gizi balitanya dan kandungan yang
seimbang buat balitanya.
2) Kerja
Baiklah, bapak-bapak dan ibu-ibu sebelumnya ada yang tahu tentang kandungan
gizi apa saja yang baik buat balita? bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian saya akan
menjelaskan tenyang Gizi dan kandungan yang seimbang buat Balita Ibu.
Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat, Masa
balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada masa ini
otak balita Ibu telah siap menghadapi berbagai stimuli seperti belajar berjalan
dan berbicara lebih lancar. Balita memiliki kebutuhan gizi yang berbeda dari
orang dewasa. Mereka butuh lebih banyak lemak dan lebih sedikit serat. Seorang
anak yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan normal. Secara fisik,
anak sehat dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan yang teratur,
dan proporsional. Secara psikis, anak yang sehat akan terus bertambah cerdas,
perasaan bertambah peka, dan dapat bersosialisasi dengan baik. Bukan hanya
itu saja, anak yang sehat tampak aktif, gesit, dan gembira serta mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
protein, vitamin, mineral dan air. Karbohidrat diperlukan oleh tubuh sebagai
sumber energy utama. Apabila kekurangan karbohidrat, tubuh akan terasa berat
dan lemah. Karbohidrat banyak terdapat pada umbi-umbian. Sedangkan lemak
berfungsi untuk melindungi organ tubuh, pelarut vitamin A,D, E, dan K, dan
sebagai sumber energi. Protein banyak terdapat pada keju, susu, kelapa, dan
avokad. Protien berfungsi untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak, banyak
terdapat pada telur, gandum, dan kacang-kacangan. Vitamin berfungsi untuk
memperlancar proses pengolahan makanan. Vitamin banyak terdapat pada
buah-buahan. Makanan yang mengandung keenam zat gizi tersebut disebut 4
sehat 5 sempurna. Baik, hari ini saya telah selesai memberikan penyuluhan gizi
dan kandungan gizi balita. Bapak-bapak dan ibu-ibu tolong ingat apa yang sudah
saya sampaikan. Terimakasih kerjasamanya.
3) Terminasi
Coba bapak atau ibu ulangi apa yang telah saya jelaskan tadi
Baiklah, bapak-bapak dan ibu-ibu, dirumah nanti balita kalian jangan lupa
diberikan kandungan gizi yang seimbang.
Baiklah, pertemuan kita hari ini cukup sampai disini dan pertemuan selanjutanya
dengan topic yaitu cara pemberian makanan balita yang sehat, pada jam 10.00
wib dan tempat di Posyandu Komplek. Baik, Sampai bertemu besok.
2. Fase Kerja
A. Proses Keperawatan
1) Kondisi klien: populasi dengan gizi balita, dimana sebagaian besar orangtua
balita tersebut tergolong ekonomi menengah ke bawah dan tingkat pendidikan
orangtua balita SD sampai dengan SMP. Lingkungan tempat tinggal di
pemukiman yang padat penduduk. Para orangtua balita jarang memeriksa
kesehatan dan gizi balita mereka ke posyandu.
2) Diagnosa keperawatan : kurang pengetahuan mengenai gizi bagi balita dan
pencegahan dari gizi buruk berhubungan dengan kurangnya informasi.
1) Orientasi
b. Kontrak :
Baiklah, masih ingat apa yang akan kita lakukan pada pertemuan hari ini? Hari
ini saya akan memberikan pengetahuan tentang topic yaitu pemberian makanan
balita yang sehat. Waktu tidak lama-lama dari jam 10.00 s/d 13.00. Tempatnya
disini yaitu posyandu komplek, Jadi dimohon kerjasamanya. Tujuan saya
meberikan materi ini yaitu agar mengetahui pemberian makanan yang sehat
untuk balita.
2) Kerja
Sesuai dengan topic yang akan dibicarakan sekarang saya akan memberikan
penjelasan tentang pemberian makanan untuk balita agar sehat. Pemberian
makanan bagi untuk balita di bagi menjadi 4 kelompok yaitu: Makanan bayi
umur 0 4 bulan : Cukup berikan ASI saja yaitu ASI eksklusif. ASI diberikan
setelah bayi lahir paling lambat setengah jam pertama bayi lahir. Jangan
membuang ASI pertama ( kolostrum ), karena kolostrum berwarna kekuning
kuningan mengandung zat gizi bermutu tinggi dan zat kekebalan tubuh yang
sangat diperlukan oleh bayi. Makanan anak umur 4 6 bulan : ASI terus
diberikan makin sering. Anak muali diberikan makanan lumat sebagai makanan
pendamping ASI. Misalnya bubur tepung, air buah, pisang lumat, biskuit lumat,
bayam rebus dilumatkan dan sebagainya. Makanan anak umur 7 12 bulan : ASI
terus diberikan, lebih sering, lebih baik anak diberikan makan, misalnya bubur
campur yang disaring dapat diberikan pada usia 7 9 bulan, bubur beras, nasi
tim, dapat diberikan pada usia 10 12 bulan. Menginjak umur 10 bulan kenalkan
dengan makanan keluargayang lunak. Gunakan berbagai lauk pauk dan sayuran
berganti ganti dalam menyajikan makanan lembek, mulailah dengan 1 kali
secara bertahapmenjadi 4 5 X / 1 piring sedang. Makanan anak umur 1 tahun
keatas : ASI terus diberikan paling tidak sampai usia 2 tahun. Jangan
memberikan botol pada usia 1 tahun. Sebaiknya anak mulai diberi makanan
setiap hari terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur mayur, dan buah
buahan. Anjurkan agar anak makan 4 5 X/ hari selain ASI. ASI diberikan sampai
anak umur 2 tahun. Pada anak umur 2 tahun anak perlu makan dengan jumlah
separuh dari jumlah makan ayahnya. Pisahkan dahulu makanan untuk anak, baru
untuk kedua orang tuanya. Biasakan anak untuk makan bersama sama dengan
seluruh anggota keluarga. Ada pertanyaan bapak-bapak dan ibu-ibu? Ada yang
kurang jelas?. Bapak-bapak dan ibu-ibu bisa mencoba untuk menerapkan pola
pemberian makan yang sehat dan bergizi bagi balita anda di rumah.
3) Terminasi
Coba sebutkan apa saja makanan yang sehat dan bergizi yang telah disebutkan
tadi?
Bapak-bapak dan ibu-ibu jangan lupa untuk melakukan apa yang sudah saya
beritahu tadi kepada balita ibu-ibu dan bapak semua, dan baiklah ib-ibu dan
bapak-bapak hari ini kita telah mengetahui pemberian makanan yang sehat buat
balita anda setelah ini kita akan membicarakan tentang cara untuk mencegah
terjadinya gizi buruk pada balita.
Baik, demikian pertemuan kita kali ini dan pertemuan berikutnya saya akan
menyampaikan dengan topic yaitu cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk
pada balita, pada jam 14.00 wib, tidak lama-lama ko hanya 30 menit dan tempat
di Posyandu Komplek.
A. Proses Keperawatan
1) Kondisi klien adalah populasi dengan gizi balita, dimana sebagaian besar
orangtua balita tersebut tergolong ekonomi menengah ke bawah dan tingkat
pendidikan orangtua balita SD sampai dengan SMP. Lingkungan tempat tinggal di
pemukiman yang padat penduduk. Para orangtua balita jarang memeriksa
kesehatan dan gizi balita mereka ke posyandu.
1) Orientasi
c. Kontrak :
Masih semangat kan mendengarkan informasi tentang gizi balita buat balita
anda sekalian? Baiklah, sekarang saya akan menyampaikan dengan topic yaitu
cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada balita. Tidak lama-lama
waktunya hanya 30 menit dari jam 14.00 s/d 14.30. Tempatnya disini yaitu
posyandu komplek. Tujuannya yaitu untuk menambah pengetahuan klien ( orang
tua balita) bagaimana cara untuk mencegah gizi buruk pada balita.
2) Kerja
Sebelumnya, apakah masih ingat topic yang saya sampaikan minggu kemarin?
Apakah sudah di terapakan kepada ballita nada? Baiklah, Sesuai dengan topic
yang akan dibicarakan sekarang saya akan memberikan penjelasan tentang cara
untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada balita. Menimbang begitu
pentingnya menjaga kondisi gizi balita untuk pertumbuhan dan kecerdasannya,
maka sudah seharusnya para orang tua memperhatikan hal-hal yang dapat
mencegah terjadinya kondisi gizi buruk pada anak. Berikut adalah beberapa cara
untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada anak: Memberikan ASI eksklusif
(hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu, anak mulai dikenalkan
dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan
tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun. Anak diberikan makanan
yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak, vitamin dan
mineralnya. Perbandingan komposisinya: untuk lemak minimal 10% dari total
kalori yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat. Rajin
menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program Posyandu.
Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak
sesuai, segera konsultasikan hal itu ke dokter. Jika anak dirawat di rumah sakit
karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada petugas pola dan jenis makanan
yang harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit. Jika anak telah menderita
karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang tinggi dalam bentuk
karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa diberikan setelah
sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak.
Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting lainnya. Penanganan dini
sering kali membuahkan hasil yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi
bisa dilakukan dengan meningkatkan kondisi kesehatan secara umum. Namun,
biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang permanen dan akan
muncul masalah intelegensia di kemudian hari. Ada pertanyaan bapak-bapak
dan ibu-ibu? Ada yang kurang jelas? Bapak-bapak dan ibu-ibu bisa mencoba
untuk menanggulangani masalah gizi balita di rumah dan cegahlah sebelum
terlambat.
3) Terminasi Akhir
baiklah ibu- ibu, waktu kita sudah habis dan karena hari ini adalah pertemuan
kita yang terakhir karena ibi-ibu dan bapak-bapak sudah mendapatkan
pengetahuan yang banyak tetapi sebelum berpisah saya ingin mengetahui dari
pertemuan kita selama ini pengetahuan apa saja yang telah didapatkan oleh ibu-
ibu dan bapak-bapak? dan coba ibu lakukan apa yang telah ibu-ibu dan bapak-
bapak dapatkan dari yang saya sampaikan...!
baiklah ibu-ibu dan bapak-bapak, dari yang telah saya lihat tadi ternyata ibu-
ibu dan bapak-bapak sudah bisa mengetahui hal-hal yang baik buat balita anda
sekalian.
c. Eksplorasi perasaan
Kolaborasi ini juga sangat penting dilakukan oleh para praktisi kesehatan yang
tergabung dalam tim profesi kesehatan. Para peneliti menemukan bahwa jiwa
kolegalitas dalam professional kesehatan pada intinya ditujukan untuk pelayanan
kesehatan yang berkualitas (Knauss, dkk, 1986). Para professional kesehatan
perlu berkolaborasi dan bekerjasama satu dengan yang lainnya untuk membantu
memecahkan masalah-masalah pelayanan kesehatan yang kompleks.
Untuk menjadi seorang perawat profesional, tidak cukup terlibat secara
mendalam dengan klien. Akhirnya, iklim lingkungan kerja akan berpengaruh
pada hubungan yang menempatkan perawat dengan klien. Kegagalan dalam
berkomunikasi dalam penyedia pelayanan kesehatan adalah faktor umum yang
terjadi sehingga dapat berkontribusi pada hasil yang kurang baik dan
ketidakpuasan perawat. (Coeling & Cukr, 2000; Tschannen, 2004). Komitmen
untuk kolaborasi dalam hubungan kerja dengan profesi lain menolong
mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan.
Bertemu dengan orang sakit setiap hari merupakan tugas yang tidak mudah.
Pekerjaan profesional kesehatan secara konstan menempatkan mereka dalam
kontak dengan pasien yang sedang bergelut dengan kondisi kritis dalam
hidupnya dan mereka sedang mencoba mengatasi emosi atau penyakit yang
serius. Sumber masalah role stress yang dialami para professional kesehatan
berhubungan dengan penyelesaian peran professional itu sendiri. Jenis role
stress dibagi dua jenis yaitu role conflict dan role overload. Kasus role conflict
dapat ditunjukan salah satunya dengan reality shock.
Kramer (1974) dalam teorinya tentang Reality Shock menjelaskan bahwa stress
dapat disebabkan oleh adanya kesenjangan atau perbedaan antara lingkungan
pendidikan dengan pelayanan. Hal itu biasanya dialami oleh lulusan perawat
baru. Perawat Yanti sebagai perawat baru yang bekerja di sebuah Rumah Sakit
merasakan bahwa pendidikan yang ia tempuh selama ini ternyata belum cukup
untuk mempersiapkan dirinya dalam lingkungan kerja. Perawat Yanti akhirnya
mengalami reality shock yang menyebabkan terhambatnya komunikasi
terapeutik antara perawat dan klien. Karena baru pertama masuk dunia kerja,
perawat Yanti juga merasakan kesulitan berkomunikasi dengan tim kesehatan
lain, apalagi untuk berbicara di depan suatu forum tim kesehatan.
Hubungan interpersonal antara perawat dan profesi lain pun harus terpelihara
dengan baik. Hubungan tersebut dapat diwujudkan dengan meningkatkan
pemahaman interpersonal mengenai peran masing-masing individu atau profesi.
Perawat Yanti harus paham benar tentang perannya sebagai perawat dan
berusaha tidak memasuki batas wilayah peran profesi lainnya sehingga tidak
memicu konflik internal tim kesehatan. Kolaborasi antara perawat Yanti dengan
perawat atau tim kesehatan lain dapat terwujud jika hubungan interpersonal
perawat Yanti berjalan dengan baik.
Area-area rentang konflik seperti yang digambarkan di atas merupakan hal yang
perlu diwaspadai, terutama dalam menjalin kolaborasi antar anggota tim
kesehatan atau interprofesional. Untuk mempertahankan hubungan yang
harmonis serta mengurangi beban stress di lingkungan kerja, akhirnya para
professional kesehatan membuat jadwal pertemuan rutin yang digunakan
sebagai sarana sharing atau berdiskusi tentang masalah-masalah yang ada di
lingkungan kerja. Pertemuan tersebut antara lain rapat rutin tim kesehatan dan
case conference.
Rapat tim kesehatan adalah media komunikasi antara tim kesehatan (rapat
multidisiplin) untuk membahas manajerial ruang untuk membicarakan hal-hal
yang terkait dengan manajerial.
Tujuan rapat tim keehatan yaitu menyamakan persepsi terhadap informasi yang
didapat dari masalah yang ditemukan (khususnya masalah manajerial),
meningkatkan kesinambungan pemberian pelayanan kesehatan, mengurangi
kesalahan informasi, dan meningkatkan koordinasi antara anggota tim
kesehatan.
Case conference
Peserta case conference melibatkan tim kesehatan yang terkait seperti perawat,
dokter, atau anggota profesi lainnya jika diperlukan. Waktu pertemuan dua kali
dalam sebulan atau disesuaikan dengan kondisi atau tingkat urgensi kasus, dan
lamnya pertemuan tentatif. Tujuan diadakannya case conference yaitu mengenal
kasus dan permasalahannya, mendiskusikan kasus untuk mencari alternatif
penyelesaian masalah asuhan keperawatan, meningkatkan koordinasi dalam
rencana pemberian asuhan keperawatan, dan meningkatkan pengetahuan dan
wawasan dalam mengangani kasus.
mengajukan resolusi
Case conference sebagai salah satu kegiatan penting dalam proses kolaborasi
antara tim kesehatan. Kolaborasi merupakan proses kompleks yang
membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan dan menjadi tanggung
jawab bersama untuk merawat pasien. Kolaborasi dalam case conference ini
meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang memberikan perspektif
kepada seluruh kolaborator tentang suatu permasalahan dalam asuhan
keperawatan. Efektifitas hubungan kolaborasi profesional membutuhkan mutual
respek baik setuju atau ketidaksetujuan yang dicapai dalam interaksi tersebut.
Partnership kolaborasi merupakan usaha yang baik sebab dapat menghasilkan
outcome yang lebih baik bagi pasien.
Teori keperawatan atau konsep model dalam keperawatan merupakan teori yang
mendasari bagaimana seorang perawat dalam mengaplikasikan praktik
keperawatan, beberapa teori diantaranya adalah teori adaptasi dari roy , teori
komunikasi terapeutik dari peplau, teorigoal atteccment dari bety newman dan
sebagainya. Leiningers konsep model yang dikenal dengan sunrise modelnya
merupakan salah satu teori yang diap;ikasikan dalam praktik keperawatan.
Leininger berasal dari ilmu antropologi, tapi konsep ini relevan untuk
keperawatan. Leininger mendefinisikan Transkultural nursing sebagai area
yang luas dalam keperawatan yang mana berfokus dalam komparatif studi dan
analisis perbedaan kultur dan subkultur dengan menghargai perilaku caring,
nursing care, dan nilai sehat sakit, kepercayaan dan pola tingkah laku dengan
tujuan perkembangan ilmu dan humanistic body of knowledge untuk kultur yang
universal dalam keperawatan.
1. Pengkajian
masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and
Davidhizar, 1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada
pada "Sunrise Model" yaitu :
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis
bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk
menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan di atas kehidupannya
sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah : agama yang
dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara
pengobatan dan kebiasaan agama yang
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap, nama
panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan kepala
keluarga.
d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya
(Andrew and Boyle, 1995). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan
dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga
yang boleh menunggu, cara
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur
pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka
keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibukti ilmiah yang rasional dan
individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan
kondisi kesehatannya. Hal yang
perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan
serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman
sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
2. Diagnosa keperawatan
b. Cultural careaccomodation/negotiation
1) Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang diberikan dan
melaksanakannya
2) Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya kelompok
4. Evaluasi
1. Fase Orientasi
A. Proses Keperawatan
1) Kondisi
Ibu Hana seorang penderita diabetes melitus mengalami luka gangren pada
kakinya sehingga kakinya terasa kaku dan sulit untuk digerakkan. Selain itu, luka
itu sering terasa gatal dan terdapat sinus. Ibu Hana mengaku susah tidur.
2) Diagnosa
3) Tujuan
b. Untuk memberikan dan mengajarkan perawatan luka kepada klien agar klien
dapat melakukan juga secara mandiri.
c. Mengajarkan mobilisasi kaki pada klien sehingga kaki tidak terasa kaku lagi
dan pergerakan kaki lebih luas.
4) Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan cara menyapa klien dengan
ramah.
1). Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi ibu?, perkenalkan nama saya suster Sudarti, saya senang
dipanggil suster darti. nama ibu siapa?, dan ibu senangnya di panggil apa?
baiklah bu, disini saya akan membantu ibu untuk membantu proses
penyembuhan penyakit ibu dan semoga kita dapat bekerja sama dengan baik
untuk mempercepat penyembuhan ibu.
b. Evaluasi/Validasi
bagaimana perasaan ibu hari ini? apakah ibu dapat tidur dengan nyenyak
malam ini? dan apa sebenarnya yang menyebabkan ibu tidak dapat tidur dengan
nyenyak?
c. Kontrak
Baiklah ibu, dibangsal ini tepatnya ditempat tidur ibu ini selama 10 menit, saya
akan bercakap-cakap dengan ibu mengenai kebiasaan yang dilakukan ibu dalam
kaitannya dengan luka ibu.
2) Kerja
Biasanya ibu kalau dirumah suka memakan makanan yang berlemak tidak?
Apakah ibu sering melakukan olah raga atau berupa pergerakan kecil dari
anggota tubuh ibu? Apakah ibu sering merasakan gatal pada luka ibu? Apakah
ibu sering menggaruk-garuk luka ibu? Pernahkah ibu melakukan perawatan luka
dengan baik? Apakah luka ibu pernah mengeluarkan nanah? Kalau ada nanahnya
atau cairan lain apa yang biasanya dilakukan ibu? Apakah dari luka ibu sering
menimbulkan nyeri dan menyebabkan kaki ibu menjadi kaku sehingga sulit
untuk digerakkan?
3) Terminasi
a. Evaluasi
Baiklah ibu, gimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap selama 10 menit
tadi? Apakah ada yang ingin ibu tanyakan kepada saya?
Kalau tidak ada yang ditanyakan, cobalah ibu ulangi tentang apa yang telah
tadi bicarakan...!
b. Rencana tindak lanjut
setelah ini kita akan membicarakan mengenai cara perawatan luka dengan
benar
c. Kontrak
baiklah ibu, waktu kita sudah habis, saya rasa pertemuan kita kali ini cukup
sampai disini. Bagaimana kalau besok sekitar pukul 10 kita dan bertempat
disini kita akan membicarakan perawatan luka selama 15 menit..? baiklah
sesuai kesepakatan kita, kita akan bertemu besok pukul 10 bertempat disini.
terima kasih ibu atas kerja samanya untuk hari ini, dan sampai bertemu lagi
besok, semoga ibu lekas sembuh.
2. Fase Kerja
A. Proses Keperawatan
1) Kondisi
Ibu Hana seorang penderita diabetes melitus mengalami luka gangren pada
kakinya sehingga kakinya terasa kaku dan sulit untuk digerakkan. Selain itu, luka
itu sering terasa gatal dan terdapat sinus. Ibu Hana mengaku susah tidur.
2) Diagnosa
3) Tujuan
b. Untuk memberikan dan mengajarkan perawatan luka kepada klien agar klien
dapat melakukan juga secara mandiri.
c. Mengajarkan mobilisasi kaki pada klien sehingga kaki tidak terasa kaku lagi
dan pergerakan kaki lebih luas.
4) Tindakan Keperawatan
1) Orientasi
a. Salam terapeutik
selamat pagi ibu hana, masih ingat dengan nama saya tidak? coba ibu
sebutkan siapa nama saya, alhamdulillah, ternyata ibu masih dengan nama
saya.
b. Evaluasi/Validasi
wah, kelihatannya ibu hana sudah lebih segar dan gembira daripada kemari?
apakah karena keluarga ibu sudah disini semua untuk menunggu ibu, atau
semalan sudah dapat tidur dengan nyenyak?
c. Kontrak
pertemuan kemarin, kita telah membahas tentang kondisi luka ibu dan
sekarang sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, ditempat tidur ibu ini selama
15 menit kita akan membahas bagaimana cara perawatan luka ibu yang benar
sekaligus saya akan memberikan perawatannya pada luka ibu, apakah bisa
dimulai sekarang ibu hana?
2) Kerja
ibu hana, apakah ibu sebelumnya sudah tahu cara perawatan luka yang benar
itu seperti apa. terima kasih atas jawabannya, ibu. ya, jawaban ibu bagus
sekali tapi akan lebih baik jika dalam perawatan luka, ibu juga harus
memperhatikan kebersihan tangan ibu. baiklah, sekarang saya akan
melakukan perawatan terhadap luka ibu agar tidak bertambah parah, dan ibu
juga harus menyimak dengan baik agar dapat melakukan perawatan luka
dengan benar. Pertama, kita lihat kondisi luka ibu apakah kotor atau ada pus-
nya atau tidak, setelah itu baru saya akan melakukan perawatan luka tapi
terlebih dahulu harus mencuci tangan dan memakai sarung tangan steril. Saya
akan membersihkan luka ibu dengan antiseptik (NaCl) dan kassa steril. Karena
luka ibu ada sinusnya maka harus disemprot dengan NaCl. Setelah luka
dibersihkan, lalu saya akan menutup dengan kassa basah yang diberi larutan
NaCl lalu dibalutkan disekitar luas luka. Jaringan luar luka jaga agar tidak
tertutupi kassa sebab akan menimbulkan masrasi (pembengkakan). Setelah luka
ditutup dengan kassa basah bercampur NaCl, lalu saya akan metutup kembali
dengan kassa steril yang kering untuk selanjutnya dibalut.
3) Terminasi
a. Evaluasi
bagaimana perasaan ibu hana setelah saya melakukan perawatan luka ini?
apakah rasa nyeri dan gatalnya sedikit berkurang? dan apakah kaki ibu
masih terasa kaku untuk digerakkan?
baiklah ibu Hana, hari ini kita telah melakukan cara perawatan luka yang benar
setelah ini kita akan membicarakan tentang mobilisasi agar pergerakan kaki ibu
Hana bertambah luas dan tidak terasa kaku lagi.
c. Kontrak
tidak terasa 15 menit telah berlalu tanpa terasa, saya rasa pertemuan kita
berakhir disini.
kira-kira kapan kita akan melakukan pertemuan lagi? Dimana? Dan pada pukul
berapa?
baiklah, bagaimana kalau besok kita melakukan pertemuan di tempat ini lagi,
pada pukul 15.00 WIB selama 15 menit untuk membahas/memberikan
pengetahuan mengenai pemberian mobilisasi ringan agar kaki ibu tidak kaku
lagi, dan menghindari luka tambahan.
A. Proses Keperawatan
1) Kondisi
Ibu Hana seorang penderita diabetes melitus mengalami luka gangren pada
kakinya sehingga kakinya terasa kaku dan sulit untuk digerakkan. Selain itu, luka
itu sering terasa gatal dan terdapat sinus. Ibu Hana mengaku susah tidur.
2) Diagnosa
3) Tujuan
b. Untuk memberikan dan mengajarkan perawatan luka kepada klien agar klien
dapat melakukan juga secara mandiri.
c. Mengajarkan mobilisasi kaki pada klien sehingga kaki tidak terasa kaku lagi
dan pergerakan kaki lebih luas.
4) Tindakan Keperawatan
1) Orientasi
a. Salam terapeutik
selamat sore, ibu hana? gimana kabar ibu hari ini? kelihatannya hari ini
wajah ibu kelihatan cerah dan bersemangat sekali? Apakah ibu sudah makan?
b. Evaluasi/Validasi
bagaimana ibu, apakah ibu sudah mencoba perawatan luka yang kemarin saya
ajarkan pada ibu? baguslah kalau ibu sudah mencobanya dan sekarang sudah
lancar melakukannya sendiri.
c. Kontrak
kemarin kita telah belajar tentang perawatan luka dan ibu sekarang sudah bisa
mempraktekan dengan lancar, sekarang seperti yang telah kita sepakati kemarin
bertempat disini selama 15 menit, saya akan mengajarkan bagaimana cara
mobilisasi ringan anggota tubuh ibu terutama kaki ibu agar tidak kaku lagi.
baiklah ibu Hana, bisakah kita mulai sekarang?
2) Kerja
kemarin, kita telah membahas perawatan luka untuk luka ibu dan sekarang luka
ibu juga sudah agak mendingan. untuk mempercepat kesembuhan ibu, saya
akan melakukan mobilisasi agar kaki ibu tidak terasa kaku lagi
baiklah ibu hana, saya akan mulai latihan pergerakan pada kaki ibu untuk
mengurangi kekakuan. saya harap, ibu juga memperhatikan dengan seksama
agar kalau tidak ada saya, ibu dapat menggerak-gerakan kaki ibu secara mandri
agar terasa lebih baik lagi. pertama cuci tangan, posisikan pasien duduk tegak
diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai, jari-jari kedua belah kaki
diluruskan keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam
sebanyak 10 kali, Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat
telapak kaki ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan
tumit kaki diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan
kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali. Tumit kaki diletakkan di
lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan memutar dengan
pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali, Jari-jari kaki diletakkan
dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada
pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
3) Terminasi Akhir
a. Evaluasi Hasil
baiklah ibu Hana, waktu kita sudah habis dan karena hari ini adalah pertemuan
kita yang terakhir karena luka ibu sudah membaik maka ibu sudah
diperbolehkan pulang, tetapi sebelum berpisah saya ingin mengetahui dari
pertemuan kita selama ini kemampuan apa saja yang telah didapatkan oleh
ibu? dan coba ibu lakukan apa yang telah ibu dapatkan dari perawatan di
rumah sakit ini...!
baiklah ibu Hana, dari yang telah saya lihat tadi ternyata ibu sudah bisa
melakukan perawatan luka yang baik dan dapat melakukan mobilisasi ringan
pada kaki ibu untuk mengurangi kekakuan pada kaki ibu. saya hanya dapat
berpesan semua yang telah ibu Hana dapatkan selama perawatan di rumah sakit
juga harus dilakukan secara rutin di rumah agar luka ibu cepat sembuh!
b. Tindak Lanjut
apa saja pantangan makanan yang harus di patuhi ibu di rumah agar tidak
memperparah luka ibu?
c. Eksplorasi Perasaan
Evaluasi hasil
pengetahuan apa saja yang telah keluarga ibu Hana dapatkan selam proses
perawatan ini?
saya ingin lihat apakah kelurga ibu Hana dapat memperagakan apa yang telah
kita dapatkan selama di rumah sakit?
Tindak Lanjut
keluarga ibu Hana, apakah rencana ke depannya setelah ibu Hana boleh di
izinkan keluar dari rumah sakit?
apa gejala dan tanda yang harus kelurga ibu Hana perhatikan?
apakah kelurga ibu Hana sudah mengetahui tempat dan waktu kontrol ibu Hana
setelah keluar dari rumah sakit?
apa pantangan makanan yang tidak boleh dimakan oleh ibu Hana?
Eksplorasi Perasaan
bagaimana perasaan keluarga ibu Hana setelah mengetahui bahwa ibu Hana
sudag diperbolehkan pulang?
1. Fase Orientasi
A. Proses Keperawatan
1) Kondisi
2) Diagnosa
3) Tujuan
4) Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam
Assalamualaikum, Selamat Pagi Ibu I. Saya Mujiati Alifah Wardani, Mahasiswa FIK
UI, akan merawat Ibu pada shift pagi ini. Ibu dapat memanggil saya perawat
MJ.Saya yang akan bertanggung jawab terhadap perawatan Ibu pada shift ini.
Apa saja yang terkait dengan perawatan Ibu silakan hubungi saya selama shift
pagi ini.
Bagaimana kabar ibu hari ini?. Apakah ibu dapat tidur nyenyak tadi malam?.
Apakah rasa nyerinya sering timbul selama ibu beraktivitas?. Dalam rentang 1
hingga 10, berapa skala nyeri yang ibu rasakan?. Maksud Ibu, Ibu merasakan
nyeri dengan skala 8 setiap beraktivitas dan terkadang juga terasa saat Ibu
tidur?.
c. Kontrak
Baiklah, pada jam 08.00 hingga jam 08.10 ini, saya akan mengajarkan Ibu
mengenai latihan napas dalam. Latihan napas dalam ini sangat berguna untuk
mengurangi rasa nyeri yang ibu rasakan sehingga nantinya Ibu akan merasa
lebih nyaman. Caranya mudah, saya akan menunjukkan contoh yang dapat Ibu
ikuti. Latihan ini hanya 10 menit dan tempatnya di ruangan ini. Apakah ibu
bersedia untuk mengikuti latihan ini?.
2. Kerja
Kita mulai ya Bu. Latihan napas dalam adalah satu teknik relaksasi yang dapat
Ibu terapkan. Tujuannya adalah untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan.
Caranya sangat mudah sembari memperagakan-. Pertama, tarik napas dalam
secara perlahan-lahan, kemudian tahan selama 3 detik. Setelah itu, Ibu
hembuskan perlahan-lahan. Baik, saya ulangi caranya ya Bu, pertama-tama,
tarik napas dalam secara perlahan-lahan, kemudian tahan 3 detik. Setelah itu,
Ibu hembuskan perlahan.
Apakah Ibu sudah merasa lebih nyaman?. Ibu dapat melakukan teknik ini jika Ibu
merasakan nyeri. Ibu dapat melakukannya selama 10-15 menit.Selain teknik ini,
Ibu juga dapat melakukan beberapa teknik lain untuk mengurangi rasa nyeri
yang Ibu rasakan seperti mendengarkan musik yang Ibu sukai. Ibu suka musik
apa?. Ibu dapat menyetelnya melalui telepon genggam atau mp3 yang Ibu miliki.
Hal itu dapat mengurangi rasa nyeri yang Ibu rasakan. Ibu dapat
mempaktikannya dengan mudah.
3. Terminasi
Latihan sesi ini sudah selesai Ibu. Bagaimana perasaan Ibu?. Apakah rasa
nyerinya masih terasa sakit?. Ibu dapat mempraktikkan yang tadi saya ajarkan
jika Ibu merasa nyeri atau membutuhkan relaksasi.
Baiklah, Pertemuan sesi ini sampai di sini ya Bu. Saya akan kembali lagi jam
10.00 untuk mengecek keadaan Ibu. Jika Ibu ada perlu dengan saya, Ibu dapat
menghubungi saya. Terima kasih atas kerjasamanya. Selamat pagi,
Assalamualaikum.
2. Fase Kerja
A. Proses Keperawatan
1) Kondisi
Ny I adalah seorang wanita yang berusia 68 tahun dengan penyakit karsinoma
hepatoseluler (KHS) stadium akhir, kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang
lain. Ia mengalami penurunan berat badan yang cukup signifikan dan anoreksia
disertai dengan hilangnya kekuatan tubuh dan anemia. Seringkali Ia
mengeluhkan mengalami nyeri hebat di bagian abdomen. Ny I sudah
mengetahui akan kondisi kesehatannya dan ia menunjukkan ketakutan bahwa
kematian akan datang menjemputnya dengan begitu cepat. Keluarga Ny I sangat
perhatian terhadap kondisi yang diderita Ny I, namun Ny I sering mengeluhkan ia
merasa begitu hampa dan kesepian.Ny I beragama Islam dan berasal dari suku
Jawa.
2) Diagnosa
3) Tujuan
4) Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam
Bagaimana kondisi saat ini?. Apakah rasa nyeri masih sering timbul?. Ibu sudah
mencoba latihan yang tadi saya ajarkan?. Bagaimana perasaan Ibu sekarang?.
Jadi, sekarang rasa nyerinya sudah tidak terlalu sakit lagi setelah Ibu memcoba
latiha napas dalam yang tadi saya ajarkan?.
c. Kontrak
Iya, selama sesi ini, saya akan mengganti botol infus Ibu karena cairan yang
berada di dalamnya saya lihat sudah habis serta mendiskusikan mengenai
program pemenuhan nutrisi Ibu.Ini sangat mudah Ibu. Ibu rileks saja. Ini tidak
akan memakan waktu yang lama.
2. Kerja
Kita mulai ya Bu, saya akan mengganti botol infuse Ibu. Ini sangat mudah, tidak
memakan waktu lama. Hanya 10 menit saja Ibu. Ibu rileks saja, tidak usah terlalu
tegang. Botolnya sudah saya ganti dengan yang baru. Bagaimana keadaan Ibu?,
Apakah merasa lebih baik? Jarum infusnya terasa sakit?.
3. Terminasi
Iya, ini sudah selesai Bu. Infusnya sudah saya ganti ya Bu. , bagaimana kondisi
Ibu?.Sekarang,apakah Ibu masih terasa lemas?
Kita juga sudah mendiskusikan mengenai program pemenuhan nutrisi dan Ibu
telah memilih beberapa diantaranya. Hasil diskusi tadi akan saya konsultasikan
kepada ahli gizi Ibu.Baiklah, Pertemuan sesi ini sampai di sini ya Bu. Saya akan
kembali lagi jam 13.00 untuk mengecek keadaan Ibu. Jika Ibu ada perlu dengan
saya, Ibu dapat menghubungi saya. Terima kasih atas kerjasamanya. Selamat
pagi, Assalamualaikum.
A. Proses keperawatan
1) Kondisi
2) Diagnosa
Risiko isolasi sosial berhubungan dengan takut penolakan sekunder akibat
kanker
3) Tujuan
4) Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam
Bagaimana kondisi Ibu saat ini?. Apakah Ibu sudah dapat beristirahat dengan
nyaman?. Apakah rasa nyeri masih sering timbul?.Sepertinya Ibu terlihat murung
saat ini. Apakah ada hal yang mengganggu pikiran Ibu?
c. Kontrak
Karena Ibu mengalami masalah, sepertinya pada sesi ini kita akan mencoba
mencari solusi mengenai masalah Ibu. Sejak kapan Ibu mulai merasakan itu?.
2. Kerja
Jadi, Ibu merasa tidak nyaman dengan kondisi itu?.Apakah Ibu dapat
menjelaskannya?Begini, menurut pendapat saya Bu. Itu merupakan hal wajar Bu.
Setiap orang jika ada di posisi Ibu kemungkinan besar merasakan hal yang sama
seperti Ibu.Ibu dapat berdoa kepada Allah untuk mengangkat penyakit Ibu dan.
Penyakit merupakan ujian yang diberikan Allah kepada hambaNya, sehingga
hanya kepadaNya saja kita dapat meminta pertolongan . Namun, kita tidak lupa
berikhtiar, seperti Ibu yang lakukan saat ini, mencoba mengobatinya. Menurut
saya, yang Ibu lakukan sudah benar.-memberi dukungan-
Keluarga Ibu juga begitu perhatian kepada Ibu. Itu berarti, mereka masih
menyayangi Ibu dan mengharapkan Ibu agar segera sembuh. Oleh karena itu,
Ibu tidak boleh putus asa dalam berjuang melawan penyakit yang Ibu derita.
Saya yakin, jika ada kemauan dan tekad, semua pasti ada jalan menuju
kesembuhan.
3. Terminasi Akhir
Sepertinya pertemuan kita hari ini sudah selesai. Shift saya sudah selesai.
Bagaimana perasaan Ibu sekarang?. Apakah sudah merasa lebih baik?.Rasa
nyerinya bagaimana?. Sudah tidak terlalu sakit?.
Baiklah, cukup sekian pertemua kita. Selanjutnya Ibu akan dirawat oleh teman
saya yang bekerja di shift berikutnya. Terima kasih atas kerjasamanya ya Bu.
Saya mohon maaf jika ada hal yang tidak berkenan di hati Ibu. Saya permisi
dulu. Assalamualaikum.Selamat Siang Ibu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara umum pada saat pertama kali perawat berjumpa dengan klien maka
terjadilah proses perkenalan, Selanjutnya dari pertemuan tersebut Perawat
mengkaji kebutuhan klien yang utama. Dari hasil pengkajian perawat
menentukan diagnosa yang tepat dan membuat rencana asuhan keperawatan
yang akan dilaksanakan pada saat intervensi. Pelaksanaan intervensi
keperawatan terdapat dalam fase orientasi dan kerja. Evaluasi asuhan
keperawatan dilaksanakan pada fase terminasi baik itu pada fase terminasi
sementara maupun fase terminasi akhir.
3.2 Saran
Inisial Klien : S
Deskripsi klien : Ny. S yang mengalami operasi jahitan luka sayatan di bagian
perut yang cukup dalam. Ny.S tampak meringis menahan nyeri. Ny. S baru
pertama kali bertemu Perawat R
Tujuan : Klien dapat mengatasi nyeri yang diderita setelah operasi dengan napas
dalam. Nama Mahasiswa : Rasya Marhamantunnisa
Bangsal : Lily
Komunikasi Verbal Komunikasi non Verbal Analisa berpusat pada Perawat Analisa
berpusat pada Klien Rasional
P: Tersenyum
P: menunjukan penghargaan dan siap membantu K: mulai membuka diri dan
percaya pada perawat R
P: perkenalkan nama saya Ns. R. Saya senang dipanggil R. Saya mahasiswi FIK UI
yang sedang praktek lapangan disini dan akan merawat Ibu selama dua hari
kedepan. Sebelumnya, Bolehkah saya tahu nama Ibu? Ibu senangnya dipanggil
apa? P: Suara lembut, kontak mata, mempertahankan jarak yang dekat dan
sikap terbuka
K: Nama saya Syaraniq. Saya senang dipanggil bu Syara. K: suara agak bergetar,
mempertahankan kontak mata, tersenyum namun tidak lebar
P: Tersenyum
P: Bagaimana perasaan Ibu saat ini? Apakah ada yang menggangu pikiran Ibu
sekarang? P: sikap terbuka, memperhatikan keadaan klien
Untuk membuka topik pembicaraan dan membantu klien lebih rileks dalam
berinteraksi selanjutnya.
K: Iya Mbak, daerah sekitar jahitan luka saya terasa nyeri K: kontak mata dan
menunjukan bagian yang nyeri
P: Baik Bu sebelumnya saya ingin tahu, apa Ibu sebelumnya pernah mengalami
operasi? P: kontak mata, mempertahankan sikap terbuka
K: Belum pernah Mbak Ini yang pertama kali K: kontak mata, agak bingung
P: Dapat menerima dan mulai merasakan empati K: membuka diri dan percaya p
P: Jika dinilai dari nominal satu sampai sepuluh, kira-kira rasa nyeri yang Ibu
rasakan berada dinominal berapa Ibu? P: Mendekatkan diri ke klien, tangan
menunjuk 1 dan 10, kontak mata
K: Sekitar delapan Mbak K: raut muka seperti berpikir, tidak kontak mata
K: Hanya ganti ganti posisi tidur Mbak K: kontak mata, raut muka datar
P: kontak mata
P: Nah, untuk lebih mengurangi rasa nyeri yang Ibu derita, bagaimana kalau kita
berlatih napas dalam? Tidak lama kok Bu, hanya sepuluh menit saja. P: kontak
mata, tangan terbuka
P: Apakah Ibu tahu bagaimana cara napas dalam? P: kontak mata, tangan
terbuka
K: Tidak Mbak, memangnya seperti apa? K: Kontak mata, raut muka bingung
P: tersenyum
P: Baiklah, sekarang Ibu menempatkan diri pada posisi nyaman Ibu. Mengambil
napas dalam yang baik adalah dengan menarik napas yang dalam kemudian
tahan 5-7 detik kemudian secara perlahan-lahan dikeluarkan melalui mulut. Saya
akan mencoba mempraktekkannya. P: membantu klien tidur nyaman, tangan
mempraktekan gerakan, kontak mata
P: memperhatikan klien
P: Iya Bu, bagus sekali. Bagaimana Bu, efeknya? P:tersenyum, kontak mata,
tangan terbuka
K: Lebih baik Mbak, cukup berkurang rasa nyerinya. K: Kontak mata, tersenyum,
raut muka cerah, mengangguk
P: Iya. Alhamdulillah. Ibu bisa melakukan napas dalam tersebut jika Ibu
merasakan nyeri lagi. Berarti sekarang kita bisa memasukkannya ke dalam
jadwal ya Bu. Berapa kali Ibu akan melakukan napas dalam selama saya tidak
bersama dengan Ibu? P: kontak mata, tersenyum
K: Ehm, berapa ya? Tiga kali saja boleh tidak Mbak? K:raut muka berpikir, kontak
mata diakhir pertanyaan
P:memperhatikan klien
P: Baik, tiga kali ya Bu? Oya, selain napas dalam Ibu juga bisa mengalihkan
perhatian Ibu dengan membayangkan Ibu berada di suatu tempat yang Ibu suka.
Misalnya, jika Ibu suka pantai maka bayangkanlah Ibu berada di pantai. Atau bisa
juga Ibu memutar musik yang Ibu suka. Perasaan bahagia membayangkan
tempat kesukaan ataupun mendengarkan musik dapat mengurangi rasa nyeri
yang Ibu rasakan. Bagaimana perasaan Ibu A setelah tadi kita berbincang-
bincang? P: kontak mata, tangan terbuka, tersenyum
Ekplorasi perasaan: evaluasi subjektif interaksi yang terjalin dari sisi klien
K: Saya senang Mbak. Sekarang saya sudah tahu cara mengatasi rasa nyeri.
K:tersenyum lebar, kontak mata
P:tersenyum
P: menghargai K K: senang dengan interaksi yang terjadi
K:Iya Mbak. Mengurangi nyeri bisa dengan napas dalam . ditahan 5-7 detik
kemudian di keuarkan perlahan-lahan lewat mulut. K:tidak kontak mata, raut
muka berpikir
P: Ya bagus sekali Ibu. Baik Bu, besok pagi saya akan kesini lagi untuk mengganti
balutan luka Ibu. Kira-kira jam berapa Ibu dapat meluangkan waktu? P: Kontak
mata
K: Pukul sembilan saja Mbak, tapi di sini saja ya Mbak? K: kontak mata
tersenyum
P: Baiklah. Oya, jika Ibu membutuhkan bantuan saya, Ibu dapat memanggil saya
ke sini antara pukul 09.00-14.00 WIB karena itu waktu bertugas saya. Ibu dapat
memanggil saya dengan menekan tombol merah di samping tempat tidur Ibu. P:
kontak mata, tersenyum
P: tersenyum
DAFTAR PUSTAKA
Arjatmo, Tjokronegoro.2002. Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu.cet 2.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Fortune, Karen Lee. 2003. Mental Health Nursing 5 th ed. Pearson education, inc.
BAB 2. h. 54-67.
Jenny, M.P, et all. Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah psikososial
dan gangguan jiwa. http://usupress.usu.ac.id/files/Asuhan%20Keperawatan
%20pada%20Klien%20dengan%20Masalah%20Psikososial%20dan%20Gangguan
%20Jiwa_Final.pdf. (7 Oktober 2009).
Keliat, B.A, Panjaitan, R.U., & Helena, N. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan
Jiwa. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Nency, Y dan Arifin, M.T. 2005. Gizi buruk, ancaman generasi yang hilang. Inovasi
Edisi Vol. 5/XVII/November 2005: Inovasi Online.
Potter, P.A & Perry, A.G.(2005). Fundamental Of Nrsing: Concepts, Process, and
Practice. Eds 4. Jakarta: EGC
Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J. (2005). Principles and Practice of Psychiatric
Nursing. Ed ke 5. St. Louis: Mosby Year Book.
Stuart, G.W. dan Lairaia, M.T. (2005). Principles and Practice of Psychiatric
Nursing. Edisi ke 8. St. Louis: Elsevier Mosby.
Swasono. M.F, (1997), Kehamilan, kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalam
Yani, A & Hamid, S. ( 1998). Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta: EGC.
http://www.canceradvice.co.uk/hepatocellular-carcinoma/(Senin,06/10/2009,
12.15)
http://brighamrad.harvard.edu/Cases/bwh/hcache/335/full.html/
( Senin,06/10/2009, 12.18)