perangkat pembelajaran, seperti silabus, bahan ajar, lembar kerja siswa, media
pembelajaran, tes untuk mengukur hasil belajar, dsb.Perangkat pembelajaran dianggap
menjadi masalah karena belumada, atau ada tetapi tidak memenuhi kebutuhan pembelajaran,
ataua d a t e t a p i p e r l u d i p e r b a i k i , d s b . Ten t u n y a t i d a k s e m u a m a s a l a h perangkat
pembelajaran akan diselesaikan sekaligus, satu masalahperangkat pembelajaran saja yang
dipilih sebagai prioritas untukdiselesaikan lebih dulu. Tahap berikutnya adalah mengkaji
teori tentang pengembanganp e r a n g k a t p e m b e l a j a r a n y a n g r e l e v a n
dengan yang akandikembangkan. Setelah menguasai
t e o r i t e r k a i t d e n g a n pengembangan perangkat pembelajaran, peneliti kemudian
bekerjamengembangkan
draft
perangkat pembelajaran berdasarkan teoriyang relevan yang telah dipelajari. Setelah
selesai dikembangkan,draft harus berulangkali direview sendiri oleh peneliti atau
dibantuoleh teman sejawat (
peer review
).S e t e l a h d i y a k i n i b a g u s s e s u a i d e n g a n y a n g
diharapkan,
draft
tersebut dimintakan masukan kepada para ahli yang relevan (
expert validation
) . M a s u k a n d a r i p a r a a h l i d i j a d i k a n d a s a r u n t u k perbaikan terhadap
draft
. Setelah
draft
direvisi berdasar masukand a r i p a r a a h l i , l a n g k a h b e r i k u t n y a
adalah menguji-coba
draft
tersebut. Uji-coba disesuaikan dengan penggunaan perangkat.B i l a y a n g d i k e m b a n g k a n
adalah bahan ajar, maka uji-cobanya a d a l a h d i g u n a k a n u n t u k
m e n g a j a r k e p a d a s i s w a y a n g a k a n membutuhkan perangkat tersebut.
U j i - c o b a b i s a d i l a k u k a n p a d a beberapa bagian saja terhadap sekelompok kecil
siswa, atau satukelas. Bila yang diuji-coba adalah silabus, maka uji-cobanya adalahterhadap
guru yang akan menggunakan silabus tersebut. Kegiatanu j i - c o b a n y a a d a l a h m e m i n t a
g u r u m e n g g u n a k a n s i l a b u s u n t u k menyusun Rencana Program Pembelajaran
(RPP). Tujuan uji-coba adalah untuk melihat apakah perangkatpembelajaran yang
dikembangkan dapat diterima atau tidak. Darih a s i l u j i - c o b a , b e b e r a p a
b a g i a n m u n g k i n m e m e r l u k a n r e v i s i . Kegiatan terakhir adalah revisi
terhadap draft menjadi
draft
akhirperangkat pembelajaran tersebut.Menurut Akker (1999), ada 4 tahap dalam penelitian
pengembanganyaitu :1. Pemeriksaan pendahuluan (
preliminary inverstigation
).P e m e r i k s a a n p e n d a h u l u a n y a n g s i s t e m a t i s d a n i n t e n s i f
d a r i permasalahan mencakup:
a n a l i s a t e n t a n g k e t e r s e d i a a n c o n t o h u n t u k t u j u a n y a n g terkait, dan
Gambar1. AlurDesain
formativeevaluation
(Tessmer,1993) 1.Tahap
Preliminary
Pada tahap ini, peneliti akan menentukan tempat dan
s u b j e k penelitian seperti dengan cara menghubungi kepala sekolah dan guru mata
pelajaran disekolah yang akan menjadi lokasi penelitian.Selanjutnya peneliti akan mengadakan
persiapan-persiapan lainnya,
seperti mengatur jadwal penelitian dan prosedur kerja sama denganguru kelas yang dijadikan
tempat penelitian.2.Tahap
Formative Evaluation
1)
Self Evaluation
DesainP a d a t a h a p i n i p e n e l i t i a k a n m e n d e s a i n p e r a n g k a t y a n g
a k a n dikembangkan yang meliputi pendesainan kisi-kisi, tujuan,
danmetode yang akan di kembangkan. Kemudian hasil desain yangtelah
diperoleh dapat di validasi teknik validasi yang telah ada s e p e r t i
dengan teknik triangulasi data yakni desain
tersebutd i v a l i d a s i o l e h p a k a r (
expert
) d a n t e m a n s e j a w a t . H a s i l pendesainan ini disebut sebagai prototipe
pertama.2)
Prototyping
Hasil pendesainan pada prototipe pertama yang dikembangkan atasdasar
self evaluation
diberikan pada pakar (
expert review
) dan siswa(
one-to-one
) secara paralel. Dari hasil keduan ya dijadikan bahan r e v i s i . H a s i l r e v i s i
p a d a p r o t o t i p e p e r t a m a d i n a m a k a n d e n g a n prototipe kedua.
Expert Review
Pada tahap
expert review
, produk yang telah didesain dicermati, dinilai dan dievaluasi oleh pakar. Pakar-pakar tadi
menelaah konten,konstruk, dan bahasa dari masing-masing prototipe. Saran
saranp a r a p a k a r d i g u n a k a n u n t u k m e r e v i s i
p e r a n g k a t y a n g dikembangkan. Pada tahap ini, tanggapan dan saran dari para
pakar( v a l i d a t o r ) t e n t a n g d e s a i n y a n g t e l a h d i b u a t d i t u l i s p a d a
l e m b a r v a l i d a s i s e b a g a i b a h a n m e r e v i s i d a n m e n y a t a k a n b a h w a a p a k a h desain
ini telah valid atau tidak.
One-to-one
Pada tahap
one-to-one
, peneliti mengujicobakan desain yang telahdikembangkan kepada siswa/guru yang
menjadi tester. Hasil daripelaksanaan ini digunakan untuk merevisi desain yang telah dibuat.
Small group
Hasil revisi dari
expert
dan kesulitan yang dialami pada saat uji cobapada prototipe pertama dijadikan dasar untuk
merevisi prototipe
tersebut dan dinamakan prototipe kedua kemudian
h a s i l n y a diujicobakan pada
small group
. Hasil dari pelaksanaan ini digunakanuntuk revisi sebelum diujicobakan pada tahap
field test.
Hasil revisisoal berdasarkan saran/komentar siswa pada
small group
dan hasilanalisis butir soal ini dinamakan prototipe ketiga.3)
FieldTest
Saran-saran serta hasil ujicoba pada prototipe kedua dijadikan dasaruntuk merevisi desain
prototipe kedua. Hasil revisi diujicobakan kesubjek penelitian dalam hal ini sebagai uji lapangan
atau
field test
.Produk yang telah diujicobakan pada uji lapangan haruslah produk yang telah
memenuhi kriteria kualitas. Akker (1999) mengemukakanb a h w a t i g a k r i t e r i a k u a l i t a s
a d a l a h : v a l i d i t a s , k e p r a k t i s a n , d a n efektivitas (memiliki efek potensial)
Pengembangan Usaha adalah suatu lembaga yg menghasilkan barang dan jasa yg dibutuhkan
masyarakat.apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnispun akan meningkat
pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba.
Steinford
Pengembangan Usaha adalah aktifitas yg menyediakan barang atau jasa yg diperlukan oleh
konsumen yg memiliki badan usaha, maupun perorangan yg tidak memiliki badan hukum
maupun badan usaha seperti, pedagang kaki lima yg tidak memiliki surat izin tempat usaha.
Pengembangan usaha ialah suatu kegiatan usaha individu yg terorganisasi untuk menghasilkan
dan menjual barang jasa guna mendapatkan keuntungan.
Pengembangan usaha adalah suatu aktifitas yg memenuhi kebutuhan dan keinginan ekonomis
masyarakat dan perusahaan di organisasikan untuk terlibat dalam aktivitas tersebut.
Allan Affuah
Huat, T Chwee
Pengembangan usaha adalah sekumpulan uang kecil yg dikelolah sekumpulan orang banyak
sehingga berubah menjadi barang nyata.
Suatu jajaran produk atau jasa yang bervariasi memuungkinkan pelanggan untuk memenuhi
kebutuhan mereka dalam satu tempat saja. Hal ini juga bisa mendorong perekonomian yang pada
gilirannya akan memberi untung pada konsumen. Namun sebaliknya, sebuah jajaran produk
yang sedikit memungkinkan Anda untuk menggali potensi produk tersebut dengan lebih dalam,
mungkin termasuk banyak alternatif untuk jenis produk yang sama. Variasi produk yang sedikit
juga bisa disandingkan dengan keahlian yang seksama.
Sedangkan Kreativitas merupakan salah satu unsur penting yang perlu dijadikan sebagai salah
satu karakter dalam mengelola bisnis. Kreativitas akan memberikan banyak kontribusi bagi
pengembangan sebuah bisnis usaha. Usaha bisnis sangat perlu dikelola secara kreatif oleh
pemiliknya dalam segala aspek,mulai dari ide dan produksi.
1. Fokus pada satu produk atau jasa, lalu pasarkan, promosikan, jual , lakukan tindakan apapun
untuk meningkatkan penjualan. Walaupun ada hasrat untuk melakukan bisnis dengan menjual
multi produk atau multi jasa untuk memenuhi kebutuhan pasar, namun seringkali focus pada satu
atau dua produk dan melakukannya dengan sangat baik akan mengurangi risiko dan lebih
menguntungkan.
2. Kembangkan lini produk untuk melengkapi produk dan jasa yang sudah ada. Pada saat produk
anda terbukti banyak pembelinya, jangan lalai untuk mengambil peluang dari produk yang
relevant untuk mendiversifikasi lini produk. Hal ini tidak saja akan memberikan variasi produk,
tapi juga akan menarikan bagi pembeli retail yang bertipe suka mengkonsumsi produk yang
beragam namun masih satu lini.
3. Carilah Cara untuk meningkatkan penjualan kepada pelanggan yang sudah pernah mencoba
produk anda. Akan lebih murah untuk melakukannya. Walaupun kamu tidak dapat
mengembangkan lini produk, kamu dapat meningkatkan pendapatan dengan cara Volume
Discount. Contoh : membeli satu dapat dua, kartu discount kunjungan. Teknik ini dapat juga di
gunakan pada Home Based Business.
4. Mulailah untuk memperkerjakan seseorang, karyawan partimer, kontraktor independent,
pegawai lepasan (freelancer) ataupun keluarga. Hal ini bukan saja akan meringankan casflow
dengan cara menyesuaikan biaya dengan level pekerjaan yang ada, namun juga dapat
menggunakan tenaga kerja yang berkompeten, yang mungkin kamu tidak sanggup
memperkerjakan secara full time.
5. Membuat website untuk mengiklankan perusahaan secara online. Sekarang tidak perlu lagi
membuka took untuk menjaring pelanggan retail. Untuk pemasar produk special: buku2 langka
dan barang-barang koleksi, Toko online akan membawa kamu untuk memperoleh jutaan
pelanggan tanpa membayar sewa, utility dan koleksi-koleksi tak berharga. Pengembangan
website sendiri dengan hanya Rp.300.000 per bulan tanpa pengetahuan teknis. Perusahaan yang
membantu anda untuk mendaftarkan Domain Anda akan menyediakan Template Online, Hosting
Website diserver menyediakan beberapa alamat email.
6. Join dengan pemilik bisnis lain untuk mempromosikan bisnis anda. Berpartner dengan pemilik
bisnis yang masih related adalah salah satu tehnik marketing yang termurah dan termudah.
7. Mulai memasarkan ke pasar yang lain. Bila target pelanggan kamu adalah remaja, mulailah
arahkan kepada mahasiswa. Kalau target market anda adalah ibu2 pekerja. Strategi yang lain
adalah dengan menggunakan produk berorientasi retail dan menjualnya secara wholesale.
Contoh, Catering yang menjual makanan ringan misalnya menjual kue-kue kering dan basah, dan
dapat menghubungi perusahaan kue local untuk menjual kepadanya secara wholesale. Walaupun
harga yang ditetapkan lebih murah, namun akan memperoleh pendapatan yang lebih konsisten.
8. Carilah cara baru dan berbeda untuk memasarkan bisnis anda melalui Email Newsletter atau
menjadi pembicara tamu atau pembicara di suatu instansi. Pada dasarnya memasarkan bisnis
tidak perlu menggunakan media yang membutuhkan biaya mahal untuk memasang iklan, kita
dapat menggunakan Teknologi Informasi yang mulai berkembang diantaranya seperti Blog,
informasi melalui Face Book, dan lain-lain.
9. Kembangkan ke lokasi lain. Ini bisa dengan menyewa Virtual office di Pusat Bisnis atau
Menyewa bersama pemilik UKM lainnya. Ada peluang untuk mendirikan kantor sementara,
ketika anda membutuhkan suatu pengembangan tertentu. Seperti menyewa Temporary Office dll.
10.Pertimbangkan untuk mengembangkan bisnis anda dengan jalan Waralaba atau Peluang
Bisnis.
TINGKATAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA
1.Tingkat Produk .
Pada level produk pengembangan usaha berarti mengembangkan produk atau teknologi baru.
Meskipun tingkat pengembangan dapat berbeda dari perusahaan ke perusahaan.Tingkat
perkembangan usaha dibagi menjadi satu kategori yaitu :
* Perkembangan incremental
Perkembangan Incremental adalah perkembangan yang meningkatkan fungsi yang ada platform
atau teknologi, sementara pengembangan mengganggu atau terputus-putus benar-benar hal baru
yang dikembangkan dari awal.Misalnya dari pembangunan berkelanjutan adalah tambahan
ekstensi untuk produk yang sudah ada seperti baru baru ini untuk sampo, kamera digital dengan
pixel 5MIO untuk ponsel.Dalam kedua kasus platform ponsel, shampo dan mobile tetap sama.
2. Tingkat Komersial .
Dalam contoh bentuk pengembangan usaha di tingkat komersial berarti prospeksi murni et
Dur. Ini berarti berburu pelanggan baru di segmen pasar yang baru. Dengan demikian
pekerjaan ini memerlukan individu secara psikologis yang kuat dan yang sangat didorong
mampu menangani banyak masalah.Tingkat berikutnya dari pengembangan usaha komersial
adalah saluran atau setup organisasi penjualan. Saluran atau organisasi penjualan dapat terdiri
dari mitra , agen seperti, distributor, pemegang lisensi,franchisee, atau cabang anda sendiri
nasional atau internasional.Dan terakhir tingkat pengembangan usaha komersial adalah tingkat
rantai nilai.
Pada pengembangan rantai nilai tingkat usaha adalah tentang mengembangkan penawaran
produk secara keseluruhan akan menemukan jenis pengembangan usaha / bisnis di perusahaan
perusahaan teknologi yang telah mengembangkan platform yang harus diintegrasikan atau
dikombinasikan dengan teknologi lain atau platform untuk membentuk seluruh produk. Sebuah
seluruh produk umumnya terdiri dari beberapa teknologi untuk membuatnya menjadi
hidup.Sebuah teknologi pada umumnya tidak dikembangkan oleh satu perusahaan tapi
bersumber dari orang lain yang bertujuan untuk menghemat waktu dalam proses usaha .
3. Tingkat Korporasi .
Bila organisasi harus memutuskan apakah akan membuat atau membeli kompetensi organisasi
tertentu Kemudian memasuki bidang pengembangan bisnis perusahaan . Fokusnya adalah bukan
pada produk maupun komersial tingkat tetapi pada korporasi tingkatan usaha.
6. Pemasaran
Bargaining Power pengusaha kecil dalam berhadapan dengan pengusaha besar selalu
lemah, utamanya berkaitan dengan penentuan harga dan system pwmbayaran, serta pengaturan
tata letak produk usaha kecil di department store dan supermarket.
Asosiasi pengusaha atau profesi belum berperan dalam mengkoordinasi persaingan tidak sehat
antar usaha sejenis.
Informasi untuk memasarkan produk di dalam maupun di luar negeri masih kurang, misalnya
tentang produk yang diinginkan, siapa pembeli, tempat pembelian atau potensi pasar, tata cara
memasarkan produk serta tender pekerjaan utamanya pada usaha jasa.
7. Bahan Baku
Supply bahan baku kurang memadai dan berfluktuasi, antara lain karena adanya
kebijakan ekspor dan impor yang berubah-ubah, pembeli besar yang menguasai bahan
baku,keengganan pengusaha besar untuk membuat kontrak dengan pengusaha kecil
Harga bahan baku masih terlalu tinggi dan berfluktuasi karena struktur pasar bersifat
monopolistik atau dikuasai pengusaha pasar.
Kualitas bahan baku rendah, antara lain karena adanya standardisasi dan manipulasi kualitas
bahan baku.
Sistem pembelian bahan baku secara tunai menyulitkan pengusaha kecil, sementara pembayaran
penjualan produk umumnya tidak tunai.
8. Teknologi
Tenaga kerja terampil sulit diperoleh dan dipertahankan, antara lain karena lembaga
pendidikan dan pelatihan kurang dapat menghasilkan tenaga terampil yang sesuai dengan
kebutuhan pengusaha kecil.
Akses dan informasi sumber teknologi masih kurang dan tidak merata, sedangkan upaya
penyebarluasan masih kkurang gencar.
Spesifikasi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan (teknologi tepat guna) sukar diperoleh.
Lembaga independent belum ada dan belum berperan, khususnya lembaga yang mengkaji
teknologi yang ditawarkan oleh pasar kepada pngusaha kecil, sehingga teknologi ini tidak dapat
dimanfaatkan secara optimum.
Peranan instansi pemerintahan, non pemerintahan dan perguruan tinggi dalam mengidentifikasi,
menemukan, menyebarluaskan dan melakukan pembinaan teknis tentang teknologi baru atau
teknologi tepat guna bagi pengusaha kecil masih kurang intensif.
9. Manajemen
Pola manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan usaha sulit
ditmukan, antara lain karena pengetahuan dan manajerial skill pengusaha kecil relative rendah.
Akibatnya, pengusaha kecil belum mampu menyusun strategi bisnis yang tepat.
Pemisahan antara manajemen keuangan perusahaan dan keluarga atau rumah tangga belum
dilakukan, sehingga pengusaha kecil mengalami kesulitan dalam mengontrol atau mengatur cash
flow, serta dalam membuat perencanaan dan laporan keuangan.
10. Birokrasi
Perizinan tidak transparan, mahal, berbelit-belit, diskriminatif, lama dan tidak pasti, serta
terjadi tumpang tindih vertical (antara pusat daerah) dan horizontal (antar instansi daerah).
Penegakan dan pelaksanaan hukum dan berbagai ketentuan masih kurang serta cenderung kurang
tegas. Pengusaha kecil dan asosiasi usaha kecil kurang dilibatkan dalam perumusan kebijakan
tentang usaha kecil. Pungutan atau biaya tambahan dalam pengurusan perolehan modal dari
dana penyisihan laba BUMN dan sumber modal lainnya yang cukup tinggi. Mekanisme
pembagian kuota ekspor tidak mendukung busaha kecil untuk mampu mengekspor produknya.
Banyak pungutan yang seringkali tidak disertai dengan pelayanan yang memadai.
11. Infrastruktur
Listrik, air dan telepon bertarif mahal dan sering menghadapi gangguan disamping
pelayanan petugas yang kurang baik.
Kurangnya prasarana yang memadai seperti jalan, listrik, telepon, air, serta fasilitas penanganan
limbah dan gangguan.
12. Kemitraan
Kemitraan antara usaha kecil dan usaha menengah dan besar dalam pemasaran dan sistem
pembayaran, baik produk maupun bahan baku, dirasakan belum bermanfaat.
Kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah dan besar dalam transfer teknologi masih
kurang.
13. Pengembangan Produk
Poltak menjelaskan, banyak pebisnis pemula salah dalam menentukan bisnis yang akan
diterjuni. Kebanyakan kegagalan pengusaha adalah membuat produk yang tidak dibutuhkan
masyarakat. Ia memberi saran agar membuat produk "demand driven", yaitu produk-produk yang
dibutuhkan masyarakat.
Poltak mencontohkan bagaimana Hewlett-Packard terus meluncurkan produk-produk yang
dibutuhkan masyarakat, karena adanya masukan dan saran dari masyarakat. Pengembangan
produk penting untuk keberlangsungan perusahaan.
15. Permintaan
Pelanggan adalah raja. Untuk itu, seorang enterpreneur harus menentukan siapa yang
menjadi prioritas atas produk yang dijual. Penentuan segmentasi ini untuk mengetahui
karakteristik pelanggan. Poltak mencontohkan Wal-Mart yang memposisikan untuk pelanggan
kelas bawah dengan menyediakan barang-barang generik dan dengan harga paling murah.
Positioning ini membuat demand Wal-Mart menjadi elastis. Saat
ekonomi bagus, masyarakat kelas bawah belanja di Wal-Mart, dan saat ekonomi sulit,
masyarakat kelas atas juga ikut belanja di Wal-Mart.
16. Pricing
Penentuan harga merupakan hal yang paling sulit ditentukan oleh seorang yang baru
terjun dalam dunia bisnis. Menurut dia, harga yang telah ditentukan harus dapat berubah
menyesuaikan situasi perekonomian, atau berinovasi dengan menciptakan produk baru yang
terjangkau. Unilever, lanjutnya, merupakan contoh yang bagus. Produk Unilever sangat kuat di
konsumen kelas atas. Namun, dengan strategi brilian, Unilever juga dapat menjangkau kelas
bawah dengan membuat kemasan sachet.
"Ketika produk dikecilkan, ternyata margin lebih besar produk normal," katanya.
19. Stok
Dalam usaha perdagangan eceran atau grosir jika membeli stok yang lokasinya jauh dari
tempat usaha sering terjadi keterlambatan dan membuat stok kurang lengkap dan dapat
menghambat pemasukan.
V . SOLUSI
1 . Modal dapat diperoleh bukan hanya dari dalam tetapi bisa juga dari luar seperti dari
pinjaman bank , hibah , dan sebagainya.
2. Membuat saluran pemasaran yang luas seperti memasarkan barang tidak hanya di dalam
negeri saja tetapi jika bisa diekspor ke luar negeri. Dengan begitu produk kita akan mlebih
mudah dikenal oleh masyarakat .
3. Menerapkan strategi usaha diantaranya seperti yang telah dibahas sebelumnya seperti
menerapkan strategi penjualan contonhnya membuat diversikiasi produk , menemukan produk
baru dan sebagainya.
4. Membuat lokasi usaha dengan mempertimbangkan mudahnya memperoleh suatu bahan baku
untuk mengembangkan usaha atau dengan kata lain memilih lokasi yang strategis dalam usaha.
5. Merekrut tenaga ahli dengan cara melakukan seleksi yang ketat kepada calon pelamar di
perusahaan anda , dengan demikian anda bisa mendapatkan tenaga yang benar benar ahli
dibidangnya .
Perpres 70/2012 tidak menjelaskan kriteria usaha kecil, namun dalam
pasal 1 dapat kita lihat definisi usaha kecil. Usaha kecil adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh orang
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar, yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang yang mengatur mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah, dijelaskan definisi sebagai berikut :
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro.
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha kecil.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil
atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan yang memenuhi kriteria usaha menengah.
Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari
Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha
patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
M. Tohar mendefinisikan perusahaan kecil adalah sebagai berikut Usaha kecil adalah
kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil, dan memenuhi kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-
undang (Tohar, 2001:1).
Menurut Ina Primiana mendefinisikan usaha kecil adalah sebagai berikut (Primiana,
2009:11):
1. Usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta rupiah, tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
3. Usaha yang berdiri sendiri, bukan perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai,atau terafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha menengah atau skala besar.
4. Berbentuk badan usaha yang dimiliki perseorangan, badan usaha yang tidak
berbadan hukum, termasuk koperasi.
Dari definisi diatas usaha kecil dapat disimpulkan bahwa di dalam usaha kecil ada
dua hal yang perlu diperhatikan yaitu:
5. Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan Untuk
Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha Menengah atau Besar
Dengan Syarat Kemitraan
6. Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah
7. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik
Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan
9. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Dengan disahkannya Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah (UMKM) pada tanggal 4 Juli 2008, kini Indonesia telah memiliki
definisi UMKM yang lebih lengkap dibanding dengan definisi dalam UU lama yaitu
UU No. 5 Tahun 1995 yang mendefinisikan hanya untuk Usaha Kecil. Definisi
tersebut didasarkan pada kriteria usaha, yaitu asset/kekayaan bersih dan atau
omset/penjualan tahunan. Bagi BI sebagai lembaga yang menerbitkan data statistik
kredit UMKM, pemberlakuan tentang UU UMKM berdasarkan kriteria usaha adalah
suatu hal yang perlu bahkan menjadi keharusan untuk mensosialisasikannya karena
berdampak kepada data statistik kredit UMKM yang selama ini menggunakan
kriteria kredit UMKM berdasarkan plafon kredit Mikro, Kecil dan Menengah (Kredit
MKM) sejak tahun 2003.
Selama ini BI menerbitkan statistik kredit UMKM didasarkan pada plafon, yaitu: (1)
kredit mikro dengan plafon antara Rp0 s.d Rp50-juta, (2) kredit kecil dengan plafon
lebih dari Rp50-juta s.d Rp500 juta, dan (3) kredit menengah dengan plafon lebih
dari Rp500-juta s.d Rp5-miliar. Dengan definisi tersebut, seluruh jenis penggunaan
kredit termasuk kredit untuk kegiatan konsumtif masuk di dalam statistik kredit
MKM (Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi dan Kredit Konsumsi).
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM), definisi dan kriteria UMKM adalah sebagai berikut:
Dalam sistem LBU yang baru dengan sebutan LBU 2008 yaitu sistem pelaporan
bank-bank umum kepada BI yang berlaku efektif sejak awal 2010, telah digunakan
definisi kredit UMKM berdasarkan kriteria usaha sebagaimana dalam UU No.20/2008
tentang UMKM. Dalam sistem LBU 2008 tersebut diatur pelaporan berdasarkan
kategori debitur meliputi 2 kategori : pertama, kategori Debitur UMKM yakni kredit
yang diberikan kepada usaha produktif, dimana didalamnya tidak termasuk kredit
konsumsi dan kedua, kategori Bukan debitur UMKM yakni kredit yang diberikan
kepada bukan usaha UMKM, didalamnya termasuk kredit untuk kegiatan konsumsi.
Sebagai implementasi dari UU No. 20/2008 dan sistem LBU 2008 maka penyajian
data atau statistik kredit UMKM sejak awal 2011 penyajiannya telah menggunakan
kategori debitur UMKM sebagaimana diatur dalam UU dan sistem LBU tersebut.
Implikasinya adalah perubahan pangsa atau jumlah kredit UMKM terhadap total
kredit perbankan yang sangat signifikan dari 53% dengan definisi lama menjadi
21,6% dengan definisi baru dalam UU. 20/2008 karena didalam definisi baru sudah
tidak termasuk kredit konsumsi.
Perubahan jumlah kredit yang sangat signifikan ini tentu saja dapat memunculkan
image pada masyarakat bahwa perbankan seolah-olah kurang memberikan
perhatian kepada UMKM. Persamaan persepsi dalam mendefinisikan kredit UMKM
dan data statistik kredit tersebut sangatlah diperlukan untuk memberikan
penjelasan adanya perubahan di kedua hal tersebut. Untuk itu BI terus melakukan
sosialisasi kepada masyarakat dan berbagai pihak lainnya. Perubahan dimaksud
sangatlah tepat yaitu mendefinisikan kredit UMKM sebagai kredit yang benar-benar
untuk kegiatan produktif dibandingkan dengan dengan definisi sebelumnya yaitu
berdasarkan kriteria plafon kredit dimana didalamnya termasuk kredit konsumsi.
Untuk memberikan informasi yang lengkap tentang perubahan tersebut, maka
dalam statistik data kredit UMKM selama masa transisi 1 tahun yaitu sejak
dimulainya publikasi dengan definisi baru tersebut pada Januari sd akhir 2011,
publikasi statistik data kredit MKM dengan menggunakan kriteria plafon disajikan
secara parallel dengan statistik data kredit UMKM berdasarkan definisi/kriteria
usaha dalam UU.20 Tahun 2008.
Harapannya, perubahan pendefinisian kredit UMKM dan data statistik UMKM akan
meningkatkan kepedulian perbankan dan perhatian masyarakat dalam
pengembangan UMKM. Karena bagaimanapun perkembangan Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM) di Indonesia tidak terlepas dari dukungan perbankan dalam
penyaluran kredit UMKM. Perbankan selalu memberikan dukungan yang baik dalam
penyaluran kredit UMKM, hal ini terlihat dari kecenderungan peningkatan
penyaluran kredit UMKM dari tahun ke tahun. Dalam 1 tahun ini misalnya, hingga
bulan September 2011 statistik kredit UMKM dengan definisi baru usaha UMKM
sesuai UU.20 Tahun 2008 tetap menunjukkan kenaikan yakni rata-rata mengalami
peningkatan 1,8% setiap bulannya. Semoga.
Sumber:
http://organisasi.org/pengertian_definisi_macam_jenis_dan_penggolongan_industri_di_indonesi
a_p
6. Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah
9. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UA-
40096279-1
5. Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan Untuk
Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha Menengah atau Besar
Dengan Syarat Kemitraan
6. Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah
9. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Bertumpu pada Pembangunan Manusia. Setiap kegiatan diarahkan untuk meningkatkan harkat
dan martabat manusia seutuhnya.
Transparansi dan Akuntabel.Masyarakat harus memiliki akses yang memadai terhadap segala
informasi dan proses pengambilan keputusan, sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan
secara terbuka dan dipertanggung-gugatkan, baik secara moral, teknis, legasl maupun
administratif.
Organisasi
Details
Category: PNPM Mandiri Perdesaan
Published Date
www.pnpm-perdesaan.or.id/?page=uu
Website portal PNPM Mandiri Pedesaan pemberdayaan masyarakat. ... UNDANG-
UNDANG REPUBLIK INDONESIA. No.25, Tahun, 2004, Sistem Perencanaan ...
https://id.scribd.com/doc/.../UU-PP-PERPRES-KEPMEN-PTO-PNPM
m.kompasiana.com/.../quo-vadis-pnpm-mandiri-dalam-implementasi-uu-...
abkessa.blogspot.com/.../pnpm-mandiri-perdesaan-dan-pelaksanaan.html
12 Sep 2014 - PNPM Mandiri Perdesaan dan Pelaksanaan UU No. .... Menteri yang akan
mengatur teknis pelaksanaan UU Desa tersebut, diantaranya; ...
iecpnpmlampung.wordpress.com/2013/.../membangun-kemandirian-des...
19 Jul 2013 - Kedua, di masa kemerdekaan, dimana mulai diatur oleh UUD 1945 meski
tidak eksplisit mengatur desa. Ketiga, di masa UU No. 19/1965 ...
bangkabelitung.wordpress.com/
UU Nomor 32 Tahun 2004 menyebutkan bahwa Desa atau yang disebut ... hukum yang
memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan ...
pnpmperdesaandiy.org/masa-depan-pendamping-pasca-uu-desa
28 Des 2013 - Azas Subsidiaritas mengatur masyarakat atau lembaga yang lebih tinggi ...
PPK/PNPM-MPd yang diadopsi dan tertuang dalam UU Desa ini.
8. Rakernas 2014 Bagian I: Salam Perpisahan dan Tapak ...
www.pnpm-support.org/.../rakernas-2014-bagian-i-salam-perpisahan-da...
12 Jun 2014 - Semangat PNPM ada dalam UU tersebut, sebab PNPM sudah bisa ... Fokus
pada pasal 78 ayat 1 yang mengatur tujuan pembangunan desa ...
psflibrary.org/.../16-04-12%20Antaranewscom%20member%20-%20Pe...
bkadrogojampi.files.wordpress.com/.../review-permendagri-38-tahun-20...
UU No 32. Tahun 2004. PP no 72 tahun 2005. Pasal 82 (1): Desa dapat ... DARI DANA
BANTUAN PROGRAM PPK (PNPM- Mandiri Perdesaan) MAKA ... Permendagri 38
Tahun 2007 merupakan peraturan yang mengatur secara teknis atas ...
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Berikutnya
www.pnpm-perdesaan.or.id/?page=uu
https://id.scribd.com/doc/.../UU-PP-PERPRES-KEPMEN-PTO-PNPM
abkessa.blogspot.com/.../pnpm-mandiri-perdesaan-dan-pelaksanaan.html
12 Sep 2014 - PNPM Mandiri Perdesaan dan Pelaksanaan UU No. .... Menteri yang akan
mengatur teknis pelaksanaan UU Desa tersebut, diantaranya; ...
iecpnpmlampung.wordpress.com/2013/.../membangun-kemandirian-des...
19 Jul 2013 - Kedua, di masa kemerdekaan, dimana mulai diatur oleh UUD 1945 meski
tidak eksplisit mengatur desa. Ketiga, di masa UU No. 19/1965 ...
bangkabelitung.wordpress.com/
UU Nomor 32 Tahun 2004 menyebutkan bahwa Desa atau yang disebut ... hukum yang
memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan ...
pnpmperdesaandiy.org/masa-depan-pendamping-pasca-uu-desa
28 Des 2013 - Azas Subsidiaritas mengatur masyarakat atau lembaga yang lebih tinggi ...
PPK/PNPM-MPd yang diadopsi dan tertuang dalam UU Desa ini.
www.pnpm-support.org/.../rakernas-2014-bagian-i-salam-perpisahan-da...
12 Jun 2014 - Semangat PNPM ada dalam UU tersebut, sebab PNPM sudah bisa ... Fokus
pada pasal 78 ayat 1 yang mengatur tujuan pembangunan desa ...
psflibrary.org/.../16-04-12%20Antaranewscom%20member%20-%20Pe...
PENGADILAN TIPIKDR MANADO GELAR SlDikNG KORUPSI PNPM-MP ... juknis
tersebut pada Intinya mengatur bahwa penggunaan dana PNPM-MP harus sesuai ... dan
ditambah UU Nomor 2 Tahun 2iIiEi1 tentang Pemberantasan Tindak ...
bkadrogojampi.files.wordpress.com/.../review-permendagri-38-tahun-20...
UU No 32. Tahun 2004. PP no 72 tahun 2005. Pasal 82 (1): Desa dapat ... DARI DANA
BANTUAN PROGRAM PPK (PNPM- Mandiri Perdesaan) MAKA ... Permendagri 38
Tahun 2007 merupakan peraturan yang mengatur secara teknis atas ...
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Berikutnya