Anda di halaman 1dari 32

DEFINISI PENGEMBANGAN

II. Definisi Pengembangan


Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual,
dan moral karyawan sesuai dengan kebituhan pekerjaan/ jabatan melalui pendidikan dan latihan.
Pendidikan meningkatkan keahlian teoritis, konseptual, dan moral karyawan, sedangkan latihan
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan karyawan, workshoop
bagi karyawan dapat meningkatkat pengetahuan lebih lagi di luar perusahaan.

Edwin B. Flippo mendefinisikan pengembangan sebagai berikut : Pendidikan adalah


berhubungan dengan peningkatan pengetahuan umum dan pemahaman atas lingkungan kita
secara menyeluruh, sedangkan latihan didefinisikan sebagai berikut : Latihan adalah
merupakan suatu usaha peningkatan pengetahuan dan keahlian seorang karyawan untuk
mengerjakan suatu pekerjaan tertentu.
Sedangkan Andrew F. Sikula mendefinisikan pengembangan sebagai berikut : Pengembangan
mengacu pada masalah staf dan personel adalah suatu proses pendidikan jangka panjang
menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan terorganisasi dengan mana manajer belajar
pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum. Sedangkan definisi latihan
diungkapkan oleh Andrew F. Sikula yaitu latihan adalah proses pendidikan jangka pendek
dengan menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir, sehingga karyawan operasional
belajar pengetahuan teknik pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu.

perangkat pembelajaran, seperti silabus, bahan ajar, lembar kerja siswa, media
pembelajaran, tes untuk mengukur hasil belajar, dsb.Perangkat pembelajaran dianggap
menjadi masalah karena belumada, atau ada tetapi tidak memenuhi kebutuhan pembelajaran,
ataua d a t e t a p i p e r l u d i p e r b a i k i , d s b . Ten t u n y a t i d a k s e m u a m a s a l a h perangkat
pembelajaran akan diselesaikan sekaligus, satu masalahperangkat pembelajaran saja yang
dipilih sebagai prioritas untukdiselesaikan lebih dulu. Tahap berikutnya adalah mengkaji
teori tentang pengembanganp e r a n g k a t p e m b e l a j a r a n y a n g r e l e v a n
dengan yang akandikembangkan. Setelah menguasai
t e o r i t e r k a i t d e n g a n pengembangan perangkat pembelajaran, peneliti kemudian
bekerjamengembangkan
draft
perangkat pembelajaran berdasarkan teoriyang relevan yang telah dipelajari. Setelah
selesai dikembangkan,draft harus berulangkali direview sendiri oleh peneliti atau
dibantuoleh teman sejawat (
peer review
).S e t e l a h d i y a k i n i b a g u s s e s u a i d e n g a n y a n g
diharapkan,
draft
tersebut dimintakan masukan kepada para ahli yang relevan (
expert validation
) . M a s u k a n d a r i p a r a a h l i d i j a d i k a n d a s a r u n t u k perbaikan terhadap
draft
. Setelah
draft
direvisi berdasar masukand a r i p a r a a h l i , l a n g k a h b e r i k u t n y a
adalah menguji-coba
draft
tersebut. Uji-coba disesuaikan dengan penggunaan perangkat.B i l a y a n g d i k e m b a n g k a n
adalah bahan ajar, maka uji-cobanya a d a l a h d i g u n a k a n u n t u k
m e n g a j a r k e p a d a s i s w a y a n g a k a n membutuhkan perangkat tersebut.
U j i - c o b a b i s a d i l a k u k a n p a d a beberapa bagian saja terhadap sekelompok kecil
siswa, atau satukelas. Bila yang diuji-coba adalah silabus, maka uji-cobanya adalahterhadap
guru yang akan menggunakan silabus tersebut. Kegiatanu j i - c o b a n y a a d a l a h m e m i n t a
g u r u m e n g g u n a k a n s i l a b u s u n t u k menyusun Rencana Program Pembelajaran
(RPP). Tujuan uji-coba adalah untuk melihat apakah perangkatpembelajaran yang
dikembangkan dapat diterima atau tidak. Darih a s i l u j i - c o b a , b e b e r a p a
b a g i a n m u n g k i n m e m e r l u k a n r e v i s i . Kegiatan terakhir adalah revisi
terhadap draft menjadi
draft
akhirperangkat pembelajaran tersebut.Menurut Akker (1999), ada 4 tahap dalam penelitian
pengembanganyaitu :1. Pemeriksaan pendahuluan (
preliminary inverstigation
).P e m e r i k s a a n p e n d a h u l u a n y a n g s i s t e m a t i s d a n i n t e n s i f
d a r i permasalahan mencakup:

tinjauan ulang literatur,

konsultasi tenaga ahli,

a n a l i s a t e n t a n g k e t e r s e d i a a n c o n t o h u n t u k t u j u a n y a n g terkait, dan

studi kasus dari praktek yang umum untuk


m e r i n c i k a n kebutuhan.2. Penyesuaian teoritis (
theoretical embedding
)U s a h a y a n g l e b i h s i s t e m a t i s d i b u a t u n t u k m e n e r a p k a n
d a s a r pengetahuan dalam mengutarakan dasar pemikiran yang teoritis untuk pilihan
rancangan.3. Uji empiris (
empirical testing
)B u k t i e m p i r i s y a n g j e l a s m e n u n j u k k a n t e n t a n g k e p r a k t i s a n d a n efektivitas dari
intervensi.4 . P r o s e s d a n h a s i l d o k u m e n t a s i , a n a l i s a d a n
refleksi(
documentation,analysis, and reflection on process and outcome
).I m p l e m e n t a s i d a n h a s i l n y a u n t u k b e r p e r a n p a d a s p e s i f i k a s i d a n perluasan
metodologi rancangan dan pengembangan penelitian.
E. Metode Penelitian Pengembangan
Metode penelitian pengembangan tidaklah berbeda jauh
d a r i penelitian pendekatan penelitian lainya. Namun, pada
p e n e l i t i a n pengembangan difokuskan pada 2 tahap yaitu tahap
preliminary
dantahap
formative evaluation
( Tes s m e r , 1 9 9 3 ) y a n g m e l i p u t i
self evaluation, prototyping (expert reviews
dan
one-to-one
, dan
smallgroup)
, serta
field test
. Ad a p u n a l u r d e s a i n
formative evaluation
sebagai berikut :

Gambar1. AlurDesain
formativeevaluation
(Tessmer,1993) 1.Tahap
Preliminary
Pada tahap ini, peneliti akan menentukan tempat dan
s u b j e k penelitian seperti dengan cara menghubungi kepala sekolah dan guru mata
pelajaran disekolah yang akan menjadi lokasi penelitian.Selanjutnya peneliti akan mengadakan
persiapan-persiapan lainnya,

seperti mengatur jadwal penelitian dan prosedur kerja sama denganguru kelas yang dijadikan
tempat penelitian.2.Tahap
Formative Evaluation
1)
Self Evaluation

Analisis Tahap ini merupakan langkah awal penelitian pengembangan.P e n e l i t i d a l a m h a l


inin akan melakukan analisis siswa, analisis k u r i k u l u m , d a n
a n a l i s i s p e r a n g k a t a t a u b a h a n y a n g a k a n dikembangkan.

DesainP a d a t a h a p i n i p e n e l i t i a k a n m e n d e s a i n p e r a n g k a t y a n g
a k a n dikembangkan yang meliputi pendesainan kisi-kisi, tujuan,
danmetode yang akan di kembangkan. Kemudian hasil desain yangtelah
diperoleh dapat di validasi teknik validasi yang telah ada s e p e r t i
dengan teknik triangulasi data yakni desain
tersebutd i v a l i d a s i o l e h p a k a r (
expert
) d a n t e m a n s e j a w a t . H a s i l pendesainan ini disebut sebagai prototipe
pertama.2)
Prototyping
Hasil pendesainan pada prototipe pertama yang dikembangkan atasdasar
self evaluation
diberikan pada pakar (
expert review
) dan siswa(
one-to-one
) secara paralel. Dari hasil keduan ya dijadikan bahan r e v i s i . H a s i l r e v i s i
p a d a p r o t o t i p e p e r t a m a d i n a m a k a n d e n g a n prototipe kedua.

Expert Review
Pada tahap
expert review
, produk yang telah didesain dicermati, dinilai dan dievaluasi oleh pakar. Pakar-pakar tadi
menelaah konten,konstruk, dan bahasa dari masing-masing prototipe. Saran
saranp a r a p a k a r d i g u n a k a n u n t u k m e r e v i s i
p e r a n g k a t y a n g dikembangkan. Pada tahap ini, tanggapan dan saran dari para
pakar( v a l i d a t o r ) t e n t a n g d e s a i n y a n g t e l a h d i b u a t d i t u l i s p a d a
l e m b a r v a l i d a s i s e b a g a i b a h a n m e r e v i s i d a n m e n y a t a k a n b a h w a a p a k a h desain
ini telah valid atau tidak.

One-to-one
Pada tahap
one-to-one
, peneliti mengujicobakan desain yang telahdikembangkan kepada siswa/guru yang
menjadi tester. Hasil daripelaksanaan ini digunakan untuk merevisi desain yang telah dibuat.

Small group
Hasil revisi dari
expert
dan kesulitan yang dialami pada saat uji cobapada prototipe pertama dijadikan dasar untuk
merevisi prototipe
tersebut dan dinamakan prototipe kedua kemudian
h a s i l n y a diujicobakan pada
small group
. Hasil dari pelaksanaan ini digunakanuntuk revisi sebelum diujicobakan pada tahap
field test.
Hasil revisisoal berdasarkan saran/komentar siswa pada
small group
dan hasilanalisis butir soal ini dinamakan prototipe ketiga.3)
FieldTest
Saran-saran serta hasil ujicoba pada prototipe kedua dijadikan dasaruntuk merevisi desain
prototipe kedua. Hasil revisi diujicobakan kesubjek penelitian dalam hal ini sebagai uji lapangan
atau
field test
.Produk yang telah diujicobakan pada uji lapangan haruslah produk yang telah
memenuhi kriteria kualitas. Akker (1999) mengemukakanb a h w a t i g a k r i t e r i a k u a l i t a s
a d a l a h : v a l i d i t a s , k e p r a k t i s a n , d a n efektivitas (memiliki efek potensial)

Mahmud Mach Foedz

Perkembangan usaha adalah perdagangan yg dilakukan oleh sekelompok orang yg terorganisasi


untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan konsumen.

Brown dan Petrello

Pengembangan Usaha adalah suatu lembaga yg menghasilkan barang dan jasa yg dibutuhkan
masyarakat.apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnispun akan meningkat
pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba.

Steinford
Pengembangan Usaha adalah aktifitas yg menyediakan barang atau jasa yg diperlukan oleh
konsumen yg memiliki badan usaha, maupun perorangan yg tidak memiliki badan hukum
maupun badan usaha seperti, pedagang kaki lima yg tidak memiliki surat izin tempat usaha.

Hughes dan Kapoor

Pengembangan usaha ialah suatu kegiatan usaha individu yg terorganisasi untuk menghasilkan
dan menjual barang jasa guna mendapatkan keuntungan.

Mussleman dan Jackson

Pengembangan usaha adalah suatu aktifitas yg memenuhi kebutuhan dan keinginan ekonomis
masyarakat dan perusahaan di organisasikan untuk terlibat dalam aktivitas tersebut.

Allan Affuah

Pengembangan usaha merupakan sekumpulan aktiftas yg dilakukan untuk menciptakan dengan


cara mengembangkan dan mentransformasi berbagai sunber daya menjadi barang/jasa yg
diinginkan konsumen.

Glos, Steade dan Lawry

Pengembangan usaha adalah jumlah seluruh kegiatan yg diorganisir oleh orang2 yg


berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yg menyediakan barang dan jasa untuk
kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standard serta kualitas hidup mereka.

Huat, T Chwee

Menurut Huat,T Chwee pengertian pengembangan usaha itu ada 2 yaitu :


Pengembangan usaha dalam arti yg luas adalah istilah umum menggambarkan semua aktifitas
dan institusi yg menproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehaari hari.

Pengembangan usaha adalah sekumpulan uang kecil yg dikelolah sekumpulan orang banyak
sehingga berubah menjadi barang nyata.

III . UNSUR PENGEMBANGAN USAHA


Adapun unsur unsur penting dalam mengembangkan usaha ada 2 unsur yaitu :
1. Unsur yang berasal dari dalam ( pihak internal ) :
1. Adanya niat dari si pengusaha / wirausaha untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih
besar.
2. Mengetahui teknik memproduksi barang seperti berapa banyak barang yang harus diproduksi ,
cara apa yang harus digunakan untuk mengembangkan barang / produk , dan lain lain.
3. Membuat anggaran yang bertujuan seberapa besar pemasukkan dan pengeluaran produk .

2. Unsur dari pihak luar ( Pihak eksternal) :


1. Mengikuti perkembangan informasi dari luar usaha.
2. Mendapatkan dana tidak hanya mengandalakan dari dalam seperti meminjam dari luar.
3. Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik / kondusif untuk usaha .
4. Harga dan kualitas ialah unsur strategi yang paling umum ditemui. Strategi ini bisa digunakan
untuk menghasilkan produk atau jasa berkualitas prima dan harga yang sesuai atau menghasilkan
barang berbiaya rendah dan menjualnya dengan harga yang murah pula.
5. Cakupan jajaran produk

Suatu jajaran produk atau jasa yang bervariasi memuungkinkan pelanggan untuk memenuhi
kebutuhan mereka dalam satu tempat saja. Hal ini juga bisa mendorong perekonomian yang pada
gilirannya akan memberi untung pada konsumen. Namun sebaliknya, sebuah jajaran produk
yang sedikit memungkinkan Anda untuk menggali potensi produk tersebut dengan lebih dalam,
mungkin termasuk banyak alternatif untuk jenis produk yang sama. Variasi produk yang sedikit
juga bisa disandingkan dengan keahlian yang seksama.
Sedangkan Kreativitas merupakan salah satu unsur penting yang perlu dijadikan sebagai salah
satu karakter dalam mengelola bisnis. Kreativitas akan memberikan banyak kontribusi bagi
pengembangan sebuah bisnis usaha. Usaha bisnis sangat perlu dikelola secara kreatif oleh
pemiliknya dalam segala aspek,mulai dari ide dan produksi.

CARA PENGEMBANGAN USAHA

1. Fokus pada satu produk atau jasa, lalu pasarkan, promosikan, jual , lakukan tindakan apapun
untuk meningkatkan penjualan. Walaupun ada hasrat untuk melakukan bisnis dengan menjual
multi produk atau multi jasa untuk memenuhi kebutuhan pasar, namun seringkali focus pada satu
atau dua produk dan melakukannya dengan sangat baik akan mengurangi risiko dan lebih
menguntungkan.
2. Kembangkan lini produk untuk melengkapi produk dan jasa yang sudah ada. Pada saat produk
anda terbukti banyak pembelinya, jangan lalai untuk mengambil peluang dari produk yang
relevant untuk mendiversifikasi lini produk. Hal ini tidak saja akan memberikan variasi produk,
tapi juga akan menarikan bagi pembeli retail yang bertipe suka mengkonsumsi produk yang
beragam namun masih satu lini.
3. Carilah Cara untuk meningkatkan penjualan kepada pelanggan yang sudah pernah mencoba
produk anda. Akan lebih murah untuk melakukannya. Walaupun kamu tidak dapat
mengembangkan lini produk, kamu dapat meningkatkan pendapatan dengan cara Volume
Discount. Contoh : membeli satu dapat dua, kartu discount kunjungan. Teknik ini dapat juga di
gunakan pada Home Based Business.
4. Mulailah untuk memperkerjakan seseorang, karyawan partimer, kontraktor independent,
pegawai lepasan (freelancer) ataupun keluarga. Hal ini bukan saja akan meringankan casflow
dengan cara menyesuaikan biaya dengan level pekerjaan yang ada, namun juga dapat
menggunakan tenaga kerja yang berkompeten, yang mungkin kamu tidak sanggup
memperkerjakan secara full time.
5. Membuat website untuk mengiklankan perusahaan secara online. Sekarang tidak perlu lagi
membuka took untuk menjaring pelanggan retail. Untuk pemasar produk special: buku2 langka
dan barang-barang koleksi, Toko online akan membawa kamu untuk memperoleh jutaan
pelanggan tanpa membayar sewa, utility dan koleksi-koleksi tak berharga. Pengembangan
website sendiri dengan hanya Rp.300.000 per bulan tanpa pengetahuan teknis. Perusahaan yang
membantu anda untuk mendaftarkan Domain Anda akan menyediakan Template Online, Hosting
Website diserver menyediakan beberapa alamat email.
6. Join dengan pemilik bisnis lain untuk mempromosikan bisnis anda. Berpartner dengan pemilik
bisnis yang masih related adalah salah satu tehnik marketing yang termurah dan termudah.
7. Mulai memasarkan ke pasar yang lain. Bila target pelanggan kamu adalah remaja, mulailah
arahkan kepada mahasiswa. Kalau target market anda adalah ibu2 pekerja. Strategi yang lain
adalah dengan menggunakan produk berorientasi retail dan menjualnya secara wholesale.
Contoh, Catering yang menjual makanan ringan misalnya menjual kue-kue kering dan basah, dan
dapat menghubungi perusahaan kue local untuk menjual kepadanya secara wholesale. Walaupun
harga yang ditetapkan lebih murah, namun akan memperoleh pendapatan yang lebih konsisten.
8. Carilah cara baru dan berbeda untuk memasarkan bisnis anda melalui Email Newsletter atau
menjadi pembicara tamu atau pembicara di suatu instansi. Pada dasarnya memasarkan bisnis
tidak perlu menggunakan media yang membutuhkan biaya mahal untuk memasang iklan, kita
dapat menggunakan Teknologi Informasi yang mulai berkembang diantaranya seperti Blog,
informasi melalui Face Book, dan lain-lain.
9. Kembangkan ke lokasi lain. Ini bisa dengan menyewa Virtual office di Pusat Bisnis atau
Menyewa bersama pemilik UKM lainnya. Ada peluang untuk mendirikan kantor sementara,
ketika anda membutuhkan suatu pengembangan tertentu. Seperti menyewa Temporary Office dll.
10.Pertimbangkan untuk mengembangkan bisnis anda dengan jalan Waralaba atau Peluang
Bisnis.
TINGKATAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA

1.Tingkat Produk .
Pada level produk pengembangan usaha berarti mengembangkan produk atau teknologi baru.
Meskipun tingkat pengembangan dapat berbeda dari perusahaan ke perusahaan.Tingkat
perkembangan usaha dibagi menjadi satu kategori yaitu :
* Perkembangan incremental
Perkembangan Incremental adalah perkembangan yang meningkatkan fungsi yang ada platform
atau teknologi, sementara pengembangan mengganggu atau terputus-putus benar-benar hal baru
yang dikembangkan dari awal.Misalnya dari pembangunan berkelanjutan adalah tambahan
ekstensi untuk produk yang sudah ada seperti baru baru ini untuk sampo, kamera digital dengan
pixel 5MIO untuk ponsel.Dalam kedua kasus platform ponsel, shampo dan mobile tetap sama.

2. Tingkat Komersial .
Dalam contoh bentuk pengembangan usaha di tingkat komersial berarti prospeksi murni et
Dur. Ini berarti berburu pelanggan baru di segmen pasar yang baru. Dengan demikian
pekerjaan ini memerlukan individu secara psikologis yang kuat dan yang sangat didorong
mampu menangani banyak masalah.Tingkat berikutnya dari pengembangan usaha komersial
adalah saluran atau setup organisasi penjualan. Saluran atau organisasi penjualan dapat terdiri
dari mitra , agen seperti, distributor, pemegang lisensi,franchisee, atau cabang anda sendiri
nasional atau internasional.Dan terakhir tingkat pengembangan usaha komersial adalah tingkat
rantai nilai.
Pada pengembangan rantai nilai tingkat usaha adalah tentang mengembangkan penawaran
produk secara keseluruhan akan menemukan jenis pengembangan usaha / bisnis di perusahaan
perusahaan teknologi yang telah mengembangkan platform yang harus diintegrasikan atau
dikombinasikan dengan teknologi lain atau platform untuk membentuk seluruh produk. Sebuah
seluruh produk umumnya terdiri dari beberapa teknologi untuk membuatnya menjadi
hidup.Sebuah teknologi pada umumnya tidak dikembangkan oleh satu perusahaan tapi
bersumber dari orang lain yang bertujuan untuk menghemat waktu dalam proses usaha .

3. Tingkat Korporasi .
Bila organisasi harus memutuskan apakah akan membuat atau membeli kompetensi organisasi
tertentu Kemudian memasuki bidang pengembangan bisnis perusahaan . Fokusnya adalah bukan
pada produk maupun komersial tingkat tetapi pada korporasi tingkatan usaha.

4.Tingkat keamanan dalam proses penjualan barang


Menjual produk dengan harga yang terjangkau dan memiliki kualitas yang baik.

Aspek Aspek Yang Diperhatikan Dalam Mengembangkan Usaha


Pengembangan usaha yang terdiri dari aspek strategi , manajemen pemasaran, dan penjualan,
seperti :
1.Aspek strategi
a.Meneliti jenis usaha baru dengan penekanan pada mengidentifikasi kesenjangan (yang ada
dan / atau diharapkan) oleh konsumen .
b.Menciptakan pasar baru .
c.Menciptakan produk baru dengan karakteristik yang menarik konsumen

2.Aspek manajemen pemasaran


a.Menembus dan menguasai pangsa pasar .
b.Mengolah situasi / peluang pasar yang ada dengan teliti.
c.Memasarkan produk dengan jaringan yang luas seperti impor produk ke luar negeri.
d.Membuat strategi pemasaran yang dapat membuat konsumen membeli produk kita , seperti
memasang iklan , brosur, dan lain-lain.
3.Aspek penjualan
a.Memberikan saran tentang perancangan dan menegakkan kebijakan penjualan dan proses
tindak lanjut penjualan .
b.Banyak volume produk yang akan dijual.

IV . Masalah-masalah dalam suatu Pengembangan Usaha


Adapun analisa masalahnya adalah

1. Faktor kurangnya permodalan


Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit
usaha. Kurangnya permodalan UKM, oleh karena pada umumnya usaha kecil dan menengah
merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan modal
dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau
lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena persyaratan secara administratif dan teknis
yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi

2. Kesulitan dalam pemasaran produk


Kesulitan memasarkan produk dapat berakibat berlebihnya penyimpana prodik di gudana
atau over produk. Sehingga tidak ada pemasukkan bagi si pengusaha.
3. Persaingan usaha yang semakin ketat
Persaingan usaha yang semakin ketat mendesak para pengusaha bersaing dengan
pengusaha lainnya , hal ini jika tidak diantisipasi maka pengusaha yang kalah bersaing akan
mengalami gagal produk .

4. Kesulitan bahan baku


Kesulitan dalam bahan baku adalah faktor yang sangat vital dalam proses pengembangan
usaha . Jika tidak ada bahan baku maka akan dipastikan secara perusahaan tidak bisa melakukan
kegitan usahanya.

5. Kurangnya keahlian teknis dan tenaga ahli


Seorang enterpreneur membutuhkan tim kerja dan spesialisasi untuk mengembangkan
perusahaannya. Untuk itu, seorang enterpreneur harus terus berinvestasi pada manusia untuk
membesarkan perusahaan.
Ia mencontohkan PT Astra International Tbk. Astra fokus dalam manajerial sumber daya
manusia, sehingga apa pun bisnis Astra, dapat berkembang. "Awalnya, Astra hanya bisnis
perakitan mobil. Tapi, sekarang bisnisnya di mana-mana, dari sawit hingga air bersih," kata
Poltak dalam Enterpreneur Festival di Jakarta, Jumat 22 Juni 2012.

6. Pemasaran
Bargaining Power pengusaha kecil dalam berhadapan dengan pengusaha besar selalu
lemah, utamanya berkaitan dengan penentuan harga dan system pwmbayaran, serta pengaturan
tata letak produk usaha kecil di department store dan supermarket.
Asosiasi pengusaha atau profesi belum berperan dalam mengkoordinasi persaingan tidak sehat
antar usaha sejenis.
Informasi untuk memasarkan produk di dalam maupun di luar negeri masih kurang, misalnya
tentang produk yang diinginkan, siapa pembeli, tempat pembelian atau potensi pasar, tata cara
memasarkan produk serta tender pekerjaan utamanya pada usaha jasa.
7. Bahan Baku
Supply bahan baku kurang memadai dan berfluktuasi, antara lain karena adanya
kebijakan ekspor dan impor yang berubah-ubah, pembeli besar yang menguasai bahan
baku,keengganan pengusaha besar untuk membuat kontrak dengan pengusaha kecil
Harga bahan baku masih terlalu tinggi dan berfluktuasi karena struktur pasar bersifat
monopolistik atau dikuasai pengusaha pasar.
Kualitas bahan baku rendah, antara lain karena adanya standardisasi dan manipulasi kualitas
bahan baku.
Sistem pembelian bahan baku secara tunai menyulitkan pengusaha kecil, sementara pembayaran
penjualan produk umumnya tidak tunai.

8. Teknologi
Tenaga kerja terampil sulit diperoleh dan dipertahankan, antara lain karena lembaga
pendidikan dan pelatihan kurang dapat menghasilkan tenaga terampil yang sesuai dengan
kebutuhan pengusaha kecil.
Akses dan informasi sumber teknologi masih kurang dan tidak merata, sedangkan upaya
penyebarluasan masih kkurang gencar.
Spesifikasi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan (teknologi tepat guna) sukar diperoleh.
Lembaga independent belum ada dan belum berperan, khususnya lembaga yang mengkaji
teknologi yang ditawarkan oleh pasar kepada pngusaha kecil, sehingga teknologi ini tidak dapat
dimanfaatkan secara optimum.
Peranan instansi pemerintahan, non pemerintahan dan perguruan tinggi dalam mengidentifikasi,
menemukan, menyebarluaskan dan melakukan pembinaan teknis tentang teknologi baru atau
teknologi tepat guna bagi pengusaha kecil masih kurang intensif.

9. Manajemen
Pola manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan usaha sulit
ditmukan, antara lain karena pengetahuan dan manajerial skill pengusaha kecil relative rendah.
Akibatnya, pengusaha kecil belum mampu menyusun strategi bisnis yang tepat.
Pemisahan antara manajemen keuangan perusahaan dan keluarga atau rumah tangga belum
dilakukan, sehingga pengusaha kecil mengalami kesulitan dalam mengontrol atau mengatur cash
flow, serta dalam membuat perencanaan dan laporan keuangan.
10. Birokrasi
Perizinan tidak transparan, mahal, berbelit-belit, diskriminatif, lama dan tidak pasti, serta
terjadi tumpang tindih vertical (antara pusat daerah) dan horizontal (antar instansi daerah).
Penegakan dan pelaksanaan hukum dan berbagai ketentuan masih kurang serta cenderung kurang
tegas. Pengusaha kecil dan asosiasi usaha kecil kurang dilibatkan dalam perumusan kebijakan
tentang usaha kecil. Pungutan atau biaya tambahan dalam pengurusan perolehan modal dari
dana penyisihan laba BUMN dan sumber modal lainnya yang cukup tinggi. Mekanisme
pembagian kuota ekspor tidak mendukung busaha kecil untuk mampu mengekspor produknya.
Banyak pungutan yang seringkali tidak disertai dengan pelayanan yang memadai.

11. Infrastruktur
Listrik, air dan telepon bertarif mahal dan sering menghadapi gangguan disamping
pelayanan petugas yang kurang baik.
Kurangnya prasarana yang memadai seperti jalan, listrik, telepon, air, serta fasilitas penanganan
limbah dan gangguan.

12. Kemitraan
Kemitraan antara usaha kecil dan usaha menengah dan besar dalam pemasaran dan sistem
pembayaran, baik produk maupun bahan baku, dirasakan belum bermanfaat.
Kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah dan besar dalam transfer teknologi masih
kurang.
13. Pengembangan Produk
Poltak menjelaskan, banyak pebisnis pemula salah dalam menentukan bisnis yang akan
diterjuni. Kebanyakan kegagalan pengusaha adalah membuat produk yang tidak dibutuhkan
masyarakat. Ia memberi saran agar membuat produk "demand driven", yaitu produk-produk yang
dibutuhkan masyarakat.
Poltak mencontohkan bagaimana Hewlett-Packard terus meluncurkan produk-produk yang
dibutuhkan masyarakat, karena adanya masukan dan saran dari masyarakat. Pengembangan
produk penting untuk keberlangsungan perusahaan.

14. Memetakan Kompetisi


Poltak menyarankan agar setiap calon pengusaha untuk melakukan riset SWOT (kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman) dan terus mengawasi para pesaing. Penyusunan rencana
sangat penting bila kompetisi terus terjadi.
Salah satu contoh perusahaan yang tidak melakukan perencanaan yang baik adalah Kodak.
"Kodak penemu foto digital pertama dan kuat di fotografi. Namun, karena mereka kuat menjadi
tidak waspada disalip kompetitor, sehingga Kodak bangkrut tahun lalu," kata analis pasar modal
ini.

15. Permintaan
Pelanggan adalah raja. Untuk itu, seorang enterpreneur harus menentukan siapa yang
menjadi prioritas atas produk yang dijual. Penentuan segmentasi ini untuk mengetahui
karakteristik pelanggan. Poltak mencontohkan Wal-Mart yang memposisikan untuk pelanggan
kelas bawah dengan menyediakan barang-barang generik dan dengan harga paling murah.
Positioning ini membuat demand Wal-Mart menjadi elastis. Saat
ekonomi bagus, masyarakat kelas bawah belanja di Wal-Mart, dan saat ekonomi sulit,
masyarakat kelas atas juga ikut belanja di Wal-Mart.

16. Pricing
Penentuan harga merupakan hal yang paling sulit ditentukan oleh seorang yang baru
terjun dalam dunia bisnis. Menurut dia, harga yang telah ditentukan harus dapat berubah
menyesuaikan situasi perekonomian, atau berinovasi dengan menciptakan produk baru yang
terjangkau. Unilever, lanjutnya, merupakan contoh yang bagus. Produk Unilever sangat kuat di
konsumen kelas atas. Namun, dengan strategi brilian, Unilever juga dapat menjangkau kelas
bawah dengan membuat kemasan sachet.
"Ketika produk dikecilkan, ternyata margin lebih besar produk normal," katanya.

17. Siklus Penjualan


Seorang pengusaha pemula harus memperhatikan siklus penjualan produknya, apakah
tahan lama atau tidak. Enterpreneur juga harus memperhatikan lamanya suatu produk di pasaran
dengan terus berinovasi mengeluarkan produk-produk baru. Sebagai contoh, Nokia terus
mengeluarkan produk baru setiap tujuh bulan, sehingga para pesaing tidak dapat mengejar
inovasi yang dilakukan Nokia. "Sayangnya, masalah Nokia cuma operating system yang tetap
bertahan dengan Symbian yang tidak terbuka seperti Android," katanya.

18. Pengelola berbeda dalam usaha


Contoh jika dalam usaha bersama antar pengelola membuat fungsi dan hak dalam
menjalankan roda usaha ,sering terjadi berbeda pandangan dalam mengambil keputusan.

19. Stok
Dalam usaha perdagangan eceran atau grosir jika membeli stok yang lokasinya jauh dari
tempat usaha sering terjadi keterlambatan dan membuat stok kurang lengkap dan dapat
menghambat pemasukan.

20. Biaya Awal


Biaya awal yang tinggi adalah biaya untuk operasional dan perputaran awal .bisa diartikan
bahwa belum ada strategi keuangan dalam pengertian improvisasi anggaran dan belanja.

V . SOLUSI
1 . Modal dapat diperoleh bukan hanya dari dalam tetapi bisa juga dari luar seperti dari
pinjaman bank , hibah , dan sebagainya.
2. Membuat saluran pemasaran yang luas seperti memasarkan barang tidak hanya di dalam
negeri saja tetapi jika bisa diekspor ke luar negeri. Dengan begitu produk kita akan mlebih
mudah dikenal oleh masyarakat .
3. Menerapkan strategi usaha diantaranya seperti yang telah dibahas sebelumnya seperti
menerapkan strategi penjualan contonhnya membuat diversikiasi produk , menemukan produk
baru dan sebagainya.
4. Membuat lokasi usaha dengan mempertimbangkan mudahnya memperoleh suatu bahan baku
untuk mengembangkan usaha atau dengan kata lain memilih lokasi yang strategis dalam usaha.
5. Merekrut tenaga ahli dengan cara melakukan seleksi yang ketat kepada calon pelamar di
perusahaan anda , dengan demikian anda bisa mendapatkan tenaga yang benar benar ahli
dibidangnya .
Perpres 70/2012 tidak menjelaskan kriteria usaha kecil, namun dalam
pasal 1 dapat kita lihat definisi usaha kecil. Usaha kecil adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh orang
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar, yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang yang mengatur mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah, dijelaskan definisi sebagai berikut :
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro.
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha kecil.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil
atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan yang memenuhi kriteria usaha menengah.
Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari
Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha
patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.

Kriteria Usaha Kecil


Kriteria usaha kecil menurut UU 20/2008 sebagai berikut :

1. Usaha Mikro, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 Juta (tidak


termasuk tanah dan bangunan tempat usaha); atau Memiliki hasil
penjualan tahunan paling banyak Rp 300 juta.

2. Usaha Kecil, memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50 Juta sampai


dengan paling banyak Rp 500 juta (tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha); atau Memiliki hasil penjualan tahunan lebih
dari Rp 300 Juta sampai dengan paling banyak Rp 2,5 milyar.

3. Usaha Menengah, memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500 Juta


sampai dengan paling banyak Rp 10 milyar (tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha); atau Memiliki hasil penjualan tahunan lebih
dari Rp 2,5 milyar sampai dengan paling banyak Rp 50 milyar.
Definisi Usaha Kecil

Ilustrasi Usaha Kecil

Usaha kecil didefinisikan berbeda-beda menurut sudut pandang masingmasing


orang yang mendefinisikan, ada yang melihat dari modal usaha, penjualan dan
bahkan jumlah tenaga kerja yang dimiliki. Tetapi pada dasarnya prinsipnya adalah
sama.

M. Tohar mendefinisikan perusahaan kecil adalah sebagai berikut Usaha kecil adalah
kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil, dan memenuhi kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-
undang (Tohar, 2001:1).

Menurut Ina Primiana mendefinisikan usaha kecil adalah sebagai berikut (Primiana,
2009:11):

1. Pengembangan empat kegiatan ekonomi utama (core business) yang menjadi


motor penggerak pembangunan, yaitu agribisnis, industri manufaktur,
sumber daya manusia (SDM), dan bisnis kelautan.

2. Pengembangan kawasan andalan, untuk dapat mempercepat pemulihan


perekonomian melalui pendekatan wilayah atau daerah, yaitu dengan
pemilihan wilayah atau daerah untuk mewadahi program prioritas dan
pengembangan sektor-sektor dan potensi.

3. Peningkatan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat.

Sedangkan Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam Ahmed Riahi


Balkaoui, mendefinisikan perusahaan kecil sebagai berikut: Sebuah perusahaan
kecil yang operasinya relatif kecil, biasanya dengan pendapatan total kurang dari $5
juta. Perusahaan itu umumnya (a). dikelola oleh pemilik sendiri, (b) memiliki
beberapa pemilik lain, jika ada, (c) semua pemilik secara aktif terlibat dalam
menjalankan urusan-urusan perusahaan kecuali mungkin anggota keluarga
tertentu, (d) jarang terjadi pemindahan hak kepemilikan, dan (e) memiliki struktur
modal yang sederhana (Balkaoui, 2000:50).
Menurut M. Kwartono Adi mendefinisikan usaha kecil adalah sebagai berikut: Usaha
kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau yang
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- dan milik Warga
Negara Indonesia (Adi, 2007:12).

Zulkarnain mendefinisikan pengertian usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat


yang memenuhi kriteria sebagai (Zulkarnain, 2006:125):

1. Usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta rupiah, tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Usaha yang memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1 miliar rupiah.

3. Usaha yang berdiri sendiri, bukan perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai,atau terafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha menengah atau skala besar.

4. Berbentuk badan usaha yang dimiliki perseorangan, badan usaha yang tidak
berbadan hukum, termasuk koperasi.

Dari definisi diatas usaha kecil dapat disimpulkan bahwa di dalam usaha kecil ada
dua hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Pemusatan kepemilikan dan pengawasan di tangan seseorang atau beberapa


orang,

2. Terbatasnya pemisahan dalam perusahaan.

Berikut ini adalah list beberapa UU dan Peraturan tentang UKM

1. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil

2. PP No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan

3. PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil

4. Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah

5. Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan Untuk
Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha Menengah atau Besar
Dengan Syarat Kemitraan

6. Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah
7. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik
Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan

8. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik


Negara

9. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Dengan disahkannya Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah (UMKM) pada tanggal 4 Juli 2008, kini Indonesia telah memiliki
definisi UMKM yang lebih lengkap dibanding dengan definisi dalam UU lama yaitu
UU No. 5 Tahun 1995 yang mendefinisikan hanya untuk Usaha Kecil. Definisi
tersebut didasarkan pada kriteria usaha, yaitu asset/kekayaan bersih dan atau
omset/penjualan tahunan. Bagi BI sebagai lembaga yang menerbitkan data statistik
kredit UMKM, pemberlakuan tentang UU UMKM berdasarkan kriteria usaha adalah
suatu hal yang perlu bahkan menjadi keharusan untuk mensosialisasikannya karena
berdampak kepada data statistik kredit UMKM yang selama ini menggunakan
kriteria kredit UMKM berdasarkan plafon kredit Mikro, Kecil dan Menengah (Kredit
MKM) sejak tahun 2003.

Selama ini BI menerbitkan statistik kredit UMKM didasarkan pada plafon, yaitu: (1)
kredit mikro dengan plafon antara Rp0 s.d Rp50-juta, (2) kredit kecil dengan plafon
lebih dari Rp50-juta s.d Rp500 juta, dan (3) kredit menengah dengan plafon lebih
dari Rp500-juta s.d Rp5-miliar. Dengan definisi tersebut, seluruh jenis penggunaan
kredit termasuk kredit untuk kegiatan konsumtif masuk di dalam statistik kredit
MKM (Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi dan Kredit Konsumsi).
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM), definisi dan kriteria UMKM adalah sebagai berikut:
Dalam sistem LBU yang baru dengan sebutan LBU 2008 yaitu sistem pelaporan
bank-bank umum kepada BI yang berlaku efektif sejak awal 2010, telah digunakan
definisi kredit UMKM berdasarkan kriteria usaha sebagaimana dalam UU No.20/2008
tentang UMKM. Dalam sistem LBU 2008 tersebut diatur pelaporan berdasarkan
kategori debitur meliputi 2 kategori : pertama, kategori Debitur UMKM yakni kredit
yang diberikan kepada usaha produktif, dimana didalamnya tidak termasuk kredit
konsumsi dan kedua, kategori Bukan debitur UMKM yakni kredit yang diberikan
kepada bukan usaha UMKM, didalamnya termasuk kredit untuk kegiatan konsumsi.
Sebagai implementasi dari UU No. 20/2008 dan sistem LBU 2008 maka penyajian
data atau statistik kredit UMKM sejak awal 2011 penyajiannya telah menggunakan
kategori debitur UMKM sebagaimana diatur dalam UU dan sistem LBU tersebut.
Implikasinya adalah perubahan pangsa atau jumlah kredit UMKM terhadap total
kredit perbankan yang sangat signifikan dari 53% dengan definisi lama menjadi
21,6% dengan definisi baru dalam UU. 20/2008 karena didalam definisi baru sudah
tidak termasuk kredit konsumsi.

Perubahan jumlah kredit yang sangat signifikan ini tentu saja dapat memunculkan
image pada masyarakat bahwa perbankan seolah-olah kurang memberikan
perhatian kepada UMKM. Persamaan persepsi dalam mendefinisikan kredit UMKM
dan data statistik kredit tersebut sangatlah diperlukan untuk memberikan
penjelasan adanya perubahan di kedua hal tersebut. Untuk itu BI terus melakukan
sosialisasi kepada masyarakat dan berbagai pihak lainnya. Perubahan dimaksud
sangatlah tepat yaitu mendefinisikan kredit UMKM sebagai kredit yang benar-benar
untuk kegiatan produktif dibandingkan dengan dengan definisi sebelumnya yaitu
berdasarkan kriteria plafon kredit dimana didalamnya termasuk kredit konsumsi.
Untuk memberikan informasi yang lengkap tentang perubahan tersebut, maka
dalam statistik data kredit UMKM selama masa transisi 1 tahun yaitu sejak
dimulainya publikasi dengan definisi baru tersebut pada Januari sd akhir 2011,
publikasi statistik data kredit MKM dengan menggunakan kriteria plafon disajikan
secara parallel dengan statistik data kredit UMKM berdasarkan definisi/kriteria
usaha dalam UU.20 Tahun 2008.

Harapannya, perubahan pendefinisian kredit UMKM dan data statistik UMKM akan
meningkatkan kepedulian perbankan dan perhatian masyarakat dalam
pengembangan UMKM. Karena bagaimanapun perkembangan Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM) di Indonesia tidak terlepas dari dukungan perbankan dalam
penyaluran kredit UMKM. Perbankan selalu memberikan dukungan yang baik dalam
penyaluran kredit UMKM, hal ini terlihat dari kecenderungan peningkatan
penyaluran kredit UMKM dari tahun ke tahun. Dalam 1 tahun ini misalnya, hingga
bulan September 2011 statistik kredit UMKM dengan definisi baru usaha UMKM
sesuai UU.20 Tahun 2008 tetap menunjukkan kenaikan yakni rata-rata mengalami
peningkatan 1,8% setiap bulannya. Semoga.

. Definisi dan pengertian industri


Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi
menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.
Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri
tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

B. Jenis / macam-macam industri berdasarkan tempat bahan baku


1. Industri ekstraktif
Industri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar.
- Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lain
lain.
2. Industri nonekstaktif
Industri nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam
sekitar.
3. Industri fasilitatif
Industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual
kepada para konsumennya.
- Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.

C. Golongan / macam industri berdasarkan besar kecil modal


1. Industri padat modal
adalah industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional
maupun pembangunannya
2. Industri padat karya
adalah industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam
pembangunan serta pengoperasiannya.

D. Jenis-jenis / macam industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya


= berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986 =
1. Industri kimia dasar
contohnya seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb
2. Industri mesin dan logam dasar
misalnya seperti industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil, dll
3. Industri kecil
Contoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah, dll
4. Aneka industri
misal seperti industri pakaian, industri makanan dan minuman, dan lain-lain.

E. Jenis-jenis / macam industri berdasarkan jumlah tenaga kerja


1. Industri rumah tangga
Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.
2. Industri kecil
Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang.
3. Industri sedang atau industri menengah
Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.
4. Industri besar
Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.

F. Pembagian / penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi


1. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented industry)
Adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis ini
akan mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar
akan semakin menjadi lebih baik.
2. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja / labor (man power oriented
industry)
Adalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya jenis
industri tersebut membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk lebih efektif dan efisien.
3. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply oriented industry)
Adalah jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas atau
memotong biaya transportasi yang besar.

G. Macam-macam / jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan


1. Industri primer
adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah
terlebih dahulu
Contohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya.
2. Industri sekunder
industri sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan barang-
barang untuk diolah kembali.
Misalnya adalah pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya.
3. Industri tersier
Adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa.
Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih banyak lagi yang
lainnya.

Sumber:
http://organisasi.org/pengertian_definisi_macam_jenis_dan_penggolongan_industri_di_indonesi
a_p

Undang undang yang mengatur tentang UMKM


Undang undang yang mengatur tentang UMKM Usaha Mocro Kecil dan
Menengah/UMKM Indonesia dilindungi oleh beberapa undang undang yang mengatur
tentang UMKM (Usaha Micro,Kecil dan menengah) dan segala permasalahannya.

1. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil

2. PP No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan

3. PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil

4. Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah


5. Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan Untuk
Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha Menengah atau
Besar Dengan Syarat Kemitraan

6. Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah

7. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik


Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan

8. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik


Negara

9. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UA-
40096279-1

10. PDF]PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ...


11. www.depkop.go.id/.../pp_2013_17_tentang_pelaksanaan_uu_nomor_20...
12. ... Mikro, Kecil, dan Menengah, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah ... Pasal 5. (1)
Pengembangan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha. Menengah ...
13. [DOC]peraturan pemerintah republik indonesia - HukumOnline.com
14. www.hukumonline.com/pusatdata/downloadfile/fl19786/parent/13296
15. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 32 TAHUN 1998.
TENTANG. PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL. PRESIDEN ...
16. [PDF]PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
17. perundangan.pertanian.go.id/admin/p_pemerintah/PP-32-98.pdf
18. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, dipandang perlu mengatur
pembinaan dan pengembangan usaha kecil dalam Peraturan.
19. [PDF]UU 20 Tahun 2008
20. bumn.go.id/data/uploads/files/1/20.pdf
21. pengembangan usaha terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan. Menengah sehingga .... Usaha
dengan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan ...
22. [PDF]Perpres Nomor 98 Tahun 2014 perizinan untuk usaha mikro ...
23. pusdiklat.bkpm.go.id/.../Perpres%20Nomor%2098%20Tahun%202014....
24. 18 Sep 2014 - PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 98
TAHUN ... kepada pelaku usaha mikro dan kecil secara sederhana melalui penerbitan izin
... b. mendapatkan pendampingan untuk pengembangan usaha;.
25. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) | Informasi Terdepan ...
26. infoukm.wordpress.com/
27. Berikut ini adalah list beberapa UU dan Peraturan tentang UKM. UU No. ... 32 Tahun
1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil; Inpres No.
28. Bidang UMKM - Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan
29. diskumdagdki.jakarta.go.id/bidangumkmkiri
30. (1) Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mempunyai tugas melaksanakan ...
Pelaksanaan upaya pengembangan, dan perlindungan usaha mikro, kecil dan ... Undang
Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan ...
31. [PDF]Permen Tentang Pengembangan Sentra UKM.pdf - Smart ...
32. www.smartbisnis.co.id/.../Permen%20Tentang%20Pengembangan%20Se...
33. dan Pengembangan Sentra Usaha Kecil dan Menengah; c. bahwa untuk ... PERATURAN
MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA. KECIL DAN ...
34. [PDF]Perda Kota Depok Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Usaha ...
35. www.depok.go.id/.../PERDA%20KOTA%20DEPOK%20THN%202012...
36. membentuk Peraturan Daerah Kota Depok tentang Usaha. Mikro, Kecil, dan ...
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil (Lembaran Negara. Republik ...

Berikut ini adalah list beberapa UU dan Peraturan tentang UKM

1. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil

2. PP No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan

3. PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil

4. Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah

5. Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan Untuk
Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha Menengah atau Besar
Dengan Syarat Kemitraan

6. Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah

7. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik


Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan

8. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik


Negara

9. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

rinsip PNPM-Perdesaan terdiri dari :

Bertumpu pada Pembangunan Manusia. Setiap kegiatan diarahkan untuk meningkatkan harkat
dan martabat manusia seutuhnya.

Otonomi.Masyarakat diberi kewenangan secara mandiri untuk berpartisipasi dalam menentukan


dan mengelola kegiatan pembangunan secara swakelola.

Desentralisasi.Kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan


dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah atau masyarakat, sesuai dengan kapasitasnya.
Berorientasi pada Masyarakat Miskin.Semua kegiatan yang dilaksanakan,
harus mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok masyarakat
yang kurang beruntung.

Partisipasi/ Pelibatan Masyarakat.Masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap proses


pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong-royong menjalankan pembangunan.

Kesetaraan dan Keadilan Gender.Laki-laki dan perempuan mempunyai kesetaraan dalam


perannya di setiap tahap pembangunan dan dalam menikmati secara adil manfaat kegiatan
pembangunan tersebut.

Demokratis.Setiap pengambilan keputusan pembangunan dilakukan secara musyawarah dan


mufakat dengan tetap berorientasi pada kepentingan masyarakat miskin.

Transparansi dan Akuntabel.Masyarakat harus memiliki akses yang memadai terhadap segala
informasi dan proses pengambilan keputusan, sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan
secara terbuka dan dipertanggung-gugatkan, baik secara moral, teknis, legasl maupun
administratif.

Prioritas.Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan pemenuhan kebutuhan untuk


pengentasan kemiskinan, kegiatan mendesak dan bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya
masyarakat, dengan mendayagunakan secara optimal berbagai sumberdaya yang terbatas.

Kolaborasi.Semua pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan kemiskinan didorong


untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi antar-pemangku kepentingan dalam penanggulangan
kemiskinan.

Keberlanjutan.Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan kepentingan


peningkatan kesejahteraan masyarakat, tidak hanya untuk saat ini tetapi juga di masa depan,
dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Organisasi

Details
Category: PNPM Mandiri Perdesaan

Published Date

Written by Super User


Hits: 23316

PPK/ PNPM-Perdesaan berada dibawah binaan Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat


dan Desa (Ditjen PMD) sebagai instansi pelaksana (executing agency). Dalam membantu
pengelolaan program secara nasional, dibentuk Tim Koordinasi (TK) yang terdiri dari Kantor
Menko Kesra, Bappenas, Depdagri, Depkeu, dan Dep. Kimpraswil, di berbagai level
pemerintahan. Di tingkat Kecamatan, Kepala Seksi PMD bertindak sebagai Pimpinan Proyek
(Pimpro) program atau disebut Penanggung Jawab Operasional Kegiatan(PjOK).

Struktur Manajemen PNPM Perdesaan

1. Undang-undang - PNPM Mandiri Perdesaan

www.pnpm-perdesaan.or.id/?page=uu
Website portal PNPM Mandiri Pedesaan pemberdayaan masyarakat. ... UNDANG-
UNDANG REPUBLIK INDONESIA. No.25, Tahun, 2004, Sistem Perencanaan ...

2. UU_PP_PERPRES_KEPMEN_PTO PNPM - Scribd

https://id.scribd.com/doc/.../UU-PP-PERPRES-KEPMEN-PTO-PNPM

12 Jun 2009 - Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan


Menteri, Keputusan menteri, PTO PNPM Mandiri Perdesaan Tahun ...

3. PNPM Mandiri dan Implementasi UU Desa | Kompasiana.com

m.kompasiana.com/.../quo-vadis-pnpm-mandiri-dalam-implementasi-uu-...

29 Sep 2014 - Mengutip laman Setkab.go.id, UU Desa ini mengatur tentang


mekanisme ... Sejak tahun 2007, PNPM Mandiri baik di cluster perkotaan (PNPM ...

4. PNPM Mandiri Perdesaan dan Pelaksanaan UU No. 6 ...

abkessa.blogspot.com/.../pnpm-mandiri-perdesaan-dan-pelaksanaan.html

12 Sep 2014 - PNPM Mandiri Perdesaan dan Pelaksanaan UU No. .... Menteri yang akan
mengatur teknis pelaksanaan UU Desa tersebut, diantaranya; ...

5. MEMBANGUN KEMANDIRIAN DESA | PNPM Mandiri ...

iecpnpmlampung.wordpress.com/2013/.../membangun-kemandirian-des...

19 Jul 2013 - Kedua, di masa kemerdekaan, dimana mulai diatur oleh UUD 1945 meski
tidak eksplisit mengatur desa. Ketiga, di masa UU No. 19/1965 ...

6. PNPM MANDIRI PERKOTAAN | PROVINSI KEPULAUAN ...

bangkabelitung.wordpress.com/

UU Nomor 32 Tahun 2004 menyebutkan bahwa Desa atau yang disebut ... hukum yang
memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan ...

7. Masa depan Pendamping pasca disahkannya UU Desa ...

pnpmperdesaandiy.org/masa-depan-pendamping-pasca-uu-desa

28 Des 2013 - Azas Subsidiaritas mengatur masyarakat atau lembaga yang lebih tinggi ...
PPK/PNPM-MPd yang diadopsi dan tertuang dalam UU Desa ini.
8. Rakernas 2014 Bagian I: Salam Perpisahan dan Tapak ...

www.pnpm-support.org/.../rakernas-2014-bagian-i-salam-perpisahan-da...

12 Jun 2014 - Semangat PNPM ada dalam UU tersebut, sebab PNPM sudah bisa ... Fokus
pada pasal 78 ayat 1 yang mengatur tujuan pembangunan desa ...

9. [PDF]Pengadilan Tipikor Manado Gelar Sidang Korupsi PNPM-MP

psflibrary.org/.../16-04-12%20Antaranewscom%20member%20-%20Pe...

PENGADILAN TIPIKDR MANADO GELAR SlDikNG KORUPSI PNPM-MP ... juknis


tersebut pada Intinya mengatur bahwa penggunaan dana PNPM-MP harus sesuai ... dan
ditambah UU Nomor 2 Tahun 2iIiEi1 tentang Pemberantasan Tindak ...

10.[PPT]REVIEW PERMENDAGRI 38 Tahun 2007 TENTANG ...

bkadrogojampi.files.wordpress.com/.../review-permendagri-38-tahun-20...

UU No 32. Tahun 2004. PP no 72 tahun 2005. Pasal 82 (1): Desa dapat ... DARI DANA
BANTUAN PROGRAM PPK (PNPM- Mandiri Perdesaan) MAKA ... Permendagri 38
Tahun 2007 merupakan peraturan yang mengatur secara teknis atas ...

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Berikutnya

1. Undang-undang - PNPM Mandiri Perdesaan

www.pnpm-perdesaan.or.id/?page=uu

Website portal PNPM Mandiri Pedesaan pemberdayaan masyarakat. ... UNDANG-


UNDANG REPUBLIK INDONESIA. No.25, Tahun, 2004, Sistem Perencanaan ...

2. UU_PP_PERPRES_KEPMEN_PTO PNPM - Scribd

https://id.scribd.com/doc/.../UU-PP-PERPRES-KEPMEN-PTO-PNPM

12 Jun 2009 - Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan


Menteri, Keputusan menteri, PTO PNPM Mandiri Perdesaan Tahun ...

3. PNPM Mandiri dan Implementasi UU Desa | Kompasiana.com


m.kompasiana.com/.../quo-vadis-pnpm-mandiri-dalam-implementasi-uu-...

29 Sep 2014 - Mengutip laman Setkab.go.id, UU Desa ini mengatur tentang


mekanisme ... Sejak tahun 2007, PNPM Mandiri baik di cluster perkotaan (PNPM ...

4. PNPM Mandiri Perdesaan dan Pelaksanaan UU No. 6 ...

abkessa.blogspot.com/.../pnpm-mandiri-perdesaan-dan-pelaksanaan.html

12 Sep 2014 - PNPM Mandiri Perdesaan dan Pelaksanaan UU No. .... Menteri yang akan
mengatur teknis pelaksanaan UU Desa tersebut, diantaranya; ...

5. MEMBANGUN KEMANDIRIAN DESA | PNPM Mandiri ...

iecpnpmlampung.wordpress.com/2013/.../membangun-kemandirian-des...

19 Jul 2013 - Kedua, di masa kemerdekaan, dimana mulai diatur oleh UUD 1945 meski
tidak eksplisit mengatur desa. Ketiga, di masa UU No. 19/1965 ...

6. PNPM MANDIRI PERKOTAAN | PROVINSI KEPULAUAN ...

bangkabelitung.wordpress.com/

UU Nomor 32 Tahun 2004 menyebutkan bahwa Desa atau yang disebut ... hukum yang
memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan ...

7. Masa depan Pendamping pasca disahkannya UU Desa ...

pnpmperdesaandiy.org/masa-depan-pendamping-pasca-uu-desa

28 Des 2013 - Azas Subsidiaritas mengatur masyarakat atau lembaga yang lebih tinggi ...
PPK/PNPM-MPd yang diadopsi dan tertuang dalam UU Desa ini.

8. Rakernas 2014 Bagian I: Salam Perpisahan dan Tapak ...

www.pnpm-support.org/.../rakernas-2014-bagian-i-salam-perpisahan-da...

12 Jun 2014 - Semangat PNPM ada dalam UU tersebut, sebab PNPM sudah bisa ... Fokus
pada pasal 78 ayat 1 yang mengatur tujuan pembangunan desa ...

9. [PDF]Pengadilan Tipikor Manado Gelar Sidang Korupsi PNPM-MP

psflibrary.org/.../16-04-12%20Antaranewscom%20member%20-%20Pe...
PENGADILAN TIPIKDR MANADO GELAR SlDikNG KORUPSI PNPM-MP ... juknis
tersebut pada Intinya mengatur bahwa penggunaan dana PNPM-MP harus sesuai ... dan
ditambah UU Nomor 2 Tahun 2iIiEi1 tentang Pemberantasan Tindak ...

10.[PPT]REVIEW PERMENDAGRI 38 Tahun 2007 TENTANG ...

bkadrogojampi.files.wordpress.com/.../review-permendagri-38-tahun-20...

UU No 32. Tahun 2004. PP no 72 tahun 2005. Pasal 82 (1): Desa dapat ... DARI DANA
BANTUAN PROGRAM PPK (PNPM- Mandiri Perdesaan) MAKA ... Permendagri 38
Tahun 2007 merupakan peraturan yang mengatur secara teknis atas ...

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Berikutnya

Anda mungkin juga menyukai