Anda di halaman 1dari 9

TEORI INFORMASI

CLAUDE E. SHANNON

Oleh
Musa Achdiyat
Rifat
Sukma Alam

Magister Ilmu Komunikasi


Sekolah Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2015
DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Studi komunikasi dewasa ini telah banyak melahirkan berbagai macam teori yang
masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Ada banyak teori tentang
komunikasi. Berdasarkan kurun waktu dan pemahaman atas makna komunikasi, teori
komunikasi semakin hari berkembang, seiring berkembangnya teknologi informasi yang
memakai komunikasi sebagai fokus kajiannya.
Teori komunikasi kontemporer yang merupakan perkembangan dari teori komunikasi
klasik melihat fenomena komunikasi tidak fragmatis. Artinya, komunikasi dipandang
sebagai sesuatu yang kompleks-tidak sesederhana yang dipahami dalam teori komunikasi
klasik.
Pendekatan dalam memahami komunikasi pun tidak hanya mengacu pada teori
semata, tetapi juga memperhitungkan mazhab dan model apa yang dipakai. Mazhab yang
dipakai antara lain mazhab proses dan semiotika. Namun, dalam paper ini kita tidak
membahas teori kontemporer yang dianggap pahlwan revolusioner, tetapi saya
mengajak anda untuk mengkaji lebih detail tentang salah satu teori komunikasi klasik
yang dicetuskan oleh Shannon, yaitu teori matematis atau teori informasi yang
berkembang setelah perang dunia II . Teori yang termasuk ke dalam tradisi sibernetik ini
mengkaji bagaimana mengirim sejumlah informasi yang maksimum melalui saluran yang
ada.
Tentunya teori ini memiliki kelebihan dan kelemahan jika dibandingkan dengan teori-
teori lainnya. Apakah teori ini masih relevan atau justru sudah tidak dapat disentuh sama
sekali. Namun, kita tidak bisa menafikkan kontribusi Shannon dalam memberikan
inspirasi ahli-ahli komunikasi berikutnya yang terus mengembangkan teorinya seperti
Gerbner, Newcomb, Westley dan MacLean, dan lain-lain.
Seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi, maka kebutuhan akan
informasi juga ikut meningkat, dan meningkatnya kebutuhan informasi tersebut
berdampak pada peningkatan efisiensi dan kecepatan untuk menghasilkan informasi. teori
komunikasi salah satu yang digunakan sebagai pendekatan untuk memahami prakara
dalam penyampaian informasi. Pada awal perkembangan dari kemajuan teknologi
terutama teknologi informasi, lahirlah teori informasi. Salah satu Teori Informasi yang
sangat dikenal pada kalangan masyarakat merupakan bentuk penjabaran dari karya
Claude E. Shannon yang berjudul A Mathematical Theory of Communication pada
tahun 1948, Shanon menjelaskan bagaimana komunikasi dapat di salurkan dan
dikirimkan melalui simbol-simbol dari satu titik disuatu tempat, ke titik lain ditempat
lainnya yang digunakan untuk mentransmisikan informasi.

1.2 Tujuan Penulisan


Berdasarkan bahasan mengenai teori informasi, maka tujuan dibuatnya makalah ini,
sebagai berikut:

2
a. Untuk memahami dasar teori informasi
b. Untuk mengetahui komunikasi dalam kemajuan teknologi
c. Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian

1.3 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan Teori Informasi?
b. Apa sajakah metode yang dapat diterapkan berdasarkan teori informasi Claude E.
Shannon dalam bidang komunikasi informasi?
c. Apa hubungan transmisi informasi dengan teori informasi?

1.4 Batasan Masalah


Pada pembuatan makalah teori informasi persoalan yang dibahas antara lain hanya
mengenai teori informasi menurut Claude E. Shannon, dimulai dari.sampaiyang
berhubungan dengan teori informasi Claude E.Shannon.

3
1.5 Sistematika Penulisan
Secara keseluruhan penulisan makalah ini disajikan dalam beberapa bab dengan
penjelasan sebagai berikut:

Bab I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang penulisan
makalah mengenai teori informasi claude e. shannon, tujuan
penulisan makalah, tujuan penulisan, rumusan masalah, ruang
lingkup permasalahan serta sistematika penulisan.

Bab II : LANDASAN TEORI


Dalam bab ini menjelaskan landasan teori yang berhubungan
dengan teori informasi dalam pengerjaan makalah.

Bab III : PEMBAHASAN


Dalam bab ini menjelaskan tentang penjelasan singkat mengenai
teori informasi mengenai metode yang dapat diterapkan
berdasarkan teori informasi Claude E. Shannon dalam bidang
komunikasi informasi dan hubungan transmisi informasi dengan
teori informasi.

BAB IV : PENUTUP
Dalam bab ini memberikan pertanggung jawaban berupa
kesimpulan dari pembuatan makalah yang penulis kerjakan, serta
saran yang dapat membantu dalam makalah.

4
2. LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Teori Informasi
Upaya membahas fenomena informasi secara ilmiah sudah mulai dipikirkan oleh
para ilmuwan sejak tahun 1920an. Namun upaya tersebut baru benar-benar menarik
perhatian kalangan akademisi dan industri ketika Claude Shannon menulis A
Mathematical Theory of Communication tahun 1948 di jurnal Bell System Technical
Journal. Shannon adalah seorang ilmuwan matematik yang memang bekerja untuk
laboratorium Bell, membantu perusahaan ini mengembangkan teknologi telekomunikasi.
Sistem telekomunikasi dibatasi kemampuannya oleh:
1. Power dari signal yang tersedia
2. Latar belakang noise yang tidak dapat dielakkan
3. Keharusan membatasi bandwidth
Sebelum tahun 1940 penelitian mengenai telegrafi dilakukan oleh Nyquist dan Hartley.
Setelah Perang Dunia II dilakukan oleh, Nobert Wiener (1949)Telah mengembangkan
konsep baru yang sampai sekarang masih tetap dipakai.Wiener meneliti dengan cara :
Jika diketahui suatu signal kemudian ditambahkan dengan noise yang ada, lalu
bagaimanakah kita memperkirakan keadaan signal tersebut pada waktu sebelum dan
sesudah diterima.Penelitian ini dilakukan pada ujung penerima saja. Teori ini disebut
sebagai Detection Theory.
Salah satu model awal komunikasi yang lain dikemukakan Claude E. Shannon pada
1949 dalam buku The Mathematical Theory of Communication. Model yang sering
disebut model matematis atau model teori informasi itu mungkin adalah model yang
pengaruhnya paling kuat atas model dan teori komunikasi lainnya. Teori informasi adalah
cabang dari matematika peluang dan statistik, yang berkaitan dengan konsep informasi
dan entropi informasi.
Bekerja sesuai dengan prinsip dari komunikasi, dimana signal processing dapat
terjadi baik pada penerima maupun pada pengirim. Shannon meneliti dengan cara : Jika
diketahui suatu berita, lalu diteliti bagaimana berita tersebut dapat terwakilkan
sedemikian rupa sehingga dapat membawa informasi melalui suatu sistem yang diberikan
dengan keterbatasan-keterbatasannya. Dengan cara ini yang dipentingkan bukan
signalnya, melainkan informasinya yang terkandung didalam signal tersebut. Pendekatan
ini disebut sebagai Teori Informasi.
Teori informasi adalah suatu pelajaran matematik yang terbagi menjadi 3 bagian
konsep dasar, yaitu:
1. Pengukuran dari informasi
2. Kapasitas saluran komunikasi untuk menyalurkan informasi
3. Penyandian (coding) sebagai cara untuk mendayagunakan saluran agar dapat
berkapasitas penuh.
Claude E. Shannon menggambarkan komunikasi sebagai suatu konsep transmisi
informasi dalam diagram, adapun diagram sebagai berikut.

5
Dari gambar diagram diatas, system komunikasi terdiri dari beberapa bagian. Pada
blok pertama berisi sumber informasi dimana suatu informasi berasal yang nantinya akan
dikomunikasikan untuk terminal penerima. Pada blok kedua pemancar berfungsi sebagai
pengubah informasi dari bentuk asli menjadi bentuk yang sesuai untuk dilakukannya
pengiriman. Setelah informasi diubah menjadi bentuk yang sesuai untuk pengiriman,
informasi akan dikirimkan melalui saluran informasi komunikasi. Dalam pengiriman
informasi sering kali terjadi kendala oleh kebisingan (noise). Setelah informasi dapat di
terima oleh blok penerima, maka penerima akan melakukan pengubahan sinyal informasi
dari bentuk yang telah di sesuaikan sebelumnya menjadi bentuk asli informasi. Setelah
informasi kembali menjadi bentuk asli maka akan di kirimkan kepada blok akhir yaitu
tujuan.
Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan
informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan
saluran dan media komunikasi. Ini merupakan salah satu contoh gamblang dari mazhab
proses yang mana melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan
menerjemahkannya (encoding dan decoding). Titik perhatiannya terletak pada akurasi
dan efisiensi proses. Proses yang dimaksud adalah komunikasi seorang pribadi yang
bagaimana ia mempengaruhi tingkah laku atau state of mind pribadi yang lain. Jika efek
yang ditimbulkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka mazhab ini cenderung
berbicara tentang kegagalan komunikasi. Ia melihat ke tahap-tahap dalam komunikasi
tersebut untuk mengetahui di mana letak kegagalannya. Selain itu, mazhab proses juga
cenderung mempergunakan ilmu-ilmu sosial, terutama psikologi dan sosiologi, dan
cenderung memusatkan dirinya pada tindakan komunikasi.1

3. PEMBAHASAN
Model teknis komunikasi awalnya dikembangkan di bidang cybernetics (informasi
atau system) oleh mereka yang percaya bahwa organisme manusia pada dasarnya tidak
berbeda dari mesin. Sebagai contoh,

1
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003),
h. 137-138.

6
Ketika saya berkomunikasi dengan orang lain. Saya menyampaikan pesan kepadanya,
dan ketika ia berkomunikasi kembali dengan saya ia kembali memberi pesan yang terkait
dan berisi informasi terutama diakses oleh dia dan tidak bagi saya. Ketika saya
mengendalikan tindakan orang lain. Saya berkomunikasi pesan kepadanya, dan meskipun
pesan ini adalah dalam suasana penting, teknik komunikasi tidak berbeda dari pesan
fakta. Selain itu, jika kontrol saya adalah untuk menjadi efektif saya harus mengambil
tanggung jawab dari setiap pesan dari dia yang mungkin menunjukkan bahwa pesan
dipahami dan telah dipatuhi.
Model yang diciptakan oleh Shannon adalah model yang paling mempengaruhi model
komunikasi lain. Pada model ini Shannon menjelaskan tentang masalah dalam mengirim
pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini mengandaikan sebuah sumber daya
informasi (source information) yang menciptakan sebuah pesan (message) dan
mengirimnya dengan suatu saluran (channel) kepada penerima (receiver) yang kemudian
membuat ulang (recreate)pesan tersebut. Dengan kata lain, model ini mengasumsikan
bahwa sumberdaya informasi menciptakan pesan dari seperangkat pesan yang tersedia.
Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang
dipakai. Saluran adalah media yang mengirim tanda dari pemancar kepada penerima. Di
dalam percakapan, sumber informasi adalah otak, pemancar adalah suara yang
menciptakan tanda yang dipancarkan oleh udara. Penerima adalah mekanisme
pendengaran yang kemudian merekonstruksi pesan dari tanda itu. Tujuannya adalah otak
si penerima. Dan konsep penting dalam model ini adalah gangguan.
Salah satu diagram komunikasi konvensional yang telah diadopsi oleh banyak teori
komunikasi dan pembangun model adalah Claude Shannon. Fokus perhatian adalah
transmisi pesan yang akurat untuk semua jenis situasi komunikasi. Dari semua kontribusi
terhadap minat yang luas dalam model komunikasi, yang satu ini adalah yang paling
penting. Komponen dari model linier ini mencakup sumber informasi pengiriman pesan
melalui pemancar, yang menghasilkan sinyal yang akan dijemput oleh penerima,
sehingga mendapatkan pesan ke tujuan. Juga dibangun ke dalam model adalah sumber
kebisingan yang dapat mengganggu penerimaan pesan. Salah satu kritik dari model ini
adalah bahwa tak ada ketentuan yang dibuat untuk umpan balik dalam sistem atau
indikasi bahwa kebisingan dapat mengganggu pada titik-titik lain di sepanjang model. Ini
pada dasarnya adalah sebuah model transmisi.
Selain itu yang paling penting adalah model ini mejelaskan adanya gangguan (noise)
yang terjadi dalam proses komunikasi, gangguan kemdian dibagi menjadi dua bagian
yaitu gangguan psikologis dan gangguan fisik. Gangguan psikologis meliputi gangguan
yang berkaitan dengan pemikiran dan perasaan. Kelemahan dari model ini lagi-lagi
adalah, komunikasi masih dianggap sebagi sesuatu yang statis dan satu arah.
Teori informasi Shannon juga menganggap bahwa informasi dapat dihitung
jumlahnya, dan bahwa informasi bersumber atau bermula dari suatu kejadian. Jumlah
informasi yang dapat dikaitkan, atau dihasilkan oleh, sebuah keadaan atau kejadian
merupakan tingkat pengurangan (reduksi) ketidakpastian, atau pilihan kemungkinan,
yang dapat muncul dari keadaan atau kejadian tersebut. Dengan kata yang lebih
sederhana, teori ini berasumsi bahwa kita memperoleh informasi jika kita memperoleh
kepastian tentang suatu kejadian atau suatu hal tertentu.
Keunggulan teori Shannon terletak pada kemampuannya membuat persoalan
komunikasi informasi menjadi persoalan kuantitas, sehingga sangat cocok untuk

7
mengembangkan teknologi informasi. Kritik terhadap teori mereka datang dari kaum
yang mencoba mengaitkan informasi dengan makna dan kandungan nilai sosial-budaya di
dalam informasi. Sampai sekarang, perdebatan tentang apakah informasi adalah sesuatu
yang kuantitatif atau kualitatif masih terus berlangsung. Ada yang mencoba mengambil
kebaikan dari kedua pihak dengan mengatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang
berwujud dan sekaligus bersifat abstrak.
Jasa Shannon terletak pada kepioniran mereka memperkenalkan diskusi dan aplikasi
informasi ke dalam kehidupan manusia. Apa yang sekarang kita alami dan nikmati,
adalah hasil perkembangan dari pemikiran mereka juga.

8
4. PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai