Anda di halaman 1dari 111

Modul Geologi Teknik 2017

BAB I
PENYELIDIKAN GEOLOGI TEKNIK

1.1 UMUM
Setelah survei pendahuluan selesai maka dapat dibuat rencana penelitian lapangan
yang seksama. Penelitian di lapangan merupakan penunjang dasar bagi perencana dalam
merancang bangunan yang stabil, aman dan ekonomis.
Untuk merencanakan hal tersebut si perencana harus mengerti bagaimana reaksi
tanah terhadap rencana bangunannya dan bagaimana bangunannya kelak akan
dipengaruhi oleh keadaan tanah tersebut.
Penelitian lapangan di sini adalah penelitian terhadap lingkungan dan tanah pada
lokasi rencana bangunan, jadi yang dimaksud dangan penelitian lapangan bukan hanya
penyelidikan tanah tetapi juga termasuk penelitian-penelitian lain yang bisa memberikan
keterangan tambahan yang berguna bagi si perencana, misalnya bangunan tidak boleh
runtuh akibat gaya geser atau penurunan tanah, bendung tidak boleh bocor atau bergerak
dan lain-lain.
Yang akan dibicarakan dalam buku ini adalah penyelidikan tanah baik lapangan
maupun laboratorium dimana dalam bab ini akan dibahas tentang penyelidikan tanah di
lapangan.

1.2 PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK


Pada umumnya peta adalah sarana guna memperoleh gambaran data ilmiah yang
terdapat diatas permukaan bumi dengan cara menggambarkan berbagai tanda-tanda dan
keterangan-keterangan sehingga dapat dibaca dan dimengerti. Jadi peta dapat diartikan
sebagai gambaran dari seluruh atau sebagian atau sebagian dari permukaan bumi atau
unsur-unsur yang ada kaitannya dengan permukaan bumi yang dipilih dan diskalakan.
Pembuatan peta didasarkan pada kenyataan bahwa pada dasarnya permukaan bumi
bukan merupakan permukaan bidang yang datar, akan tetapi bentuk elips, berhubungan
dengan bentuk kulit bumi yang demikian itu maka telah ditetapkan suatu karakteristik
tersebut untuk permukaan bumi tersebut yaitu perpotongan antara permukaan bumi
dengan bidang datar yang melalui sumbu disebut meridian atau garis bujur.
Peta geologi adalah peta yang memberikan gambaran mengenai seluruh
penyebaran dan susunan dari lapisan-lapisan batuan dengan memakai warna atau

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -1


Modul Geologi Teknik 2017

simbul,sedangkan tanda-tanda yang terlihat di dalamnya dapat memberikan pencerminan


dalam tiga dimensi mengenai susunan batuan dibawah permukaan bumi.
Macam-macam peta geologi yang dihasilkan tergantung pada tujuan pemetaan, di
antaranya :
- Keilmuan
- Geologi ekonomi
- Geologi minyak
- Geologi teknik
Peta-peta tersebut walaupun pada dasarnya sama tetapi tiap macam mengandung
penekanan-penekanan tertentu dan sifat-sifat yang diperlukan dalam tujuan masing-
masing. Sebagai contoh pemetaan untuk lokasi bendungan (geologi teknik), yang nantinya
akan digunakan untuk teknik sipil, tidak ada gunanya bila yang dikemukakan itu hanya
geologi sejarah saja. Peta tersebut akan mendukung apabila di dalamnya terkandung
semua aspek yang berkaitan dengan komunikasi bendungan.

Kegunaan
- Untuk mengetahui morfologi daerah penelitian
- Untuk mengetahui luas daerah telitian

Prosedur pelaksanaannya
Tahap pelaksanaan pemetaan geologi dapat dibagi dalam 3 tahap utama yaitu :
1. Tahapan perencanaan
Perencanaan ini meliputi kegiatan diruang kerja dan perencanaan kerja dilapangan.
Perencanaan kerja antara lain :
a. Pengumpulan data mengenai keadaan daerah (medan)
b. Membuat rencana, tenaga, perlengkapan, biaya.
c. Penyusunan jadwal
Setelah dilapangan melakukan penyelidikan untuk dapat mengenali medan, jalan,
sungai, nama kampung, mengetahui secara sepintas jenis-jenis litologi dan membuat
perencanaan mengenai lintasan-lintasan yang akan ditempuh.
2. Tahapan pemetaan dilapangan
Terlebih dulu menyiapkan secara umum seperti :
a. Membiasakan mulai bekerja dilapangan pagi-pagi dan kembali tidak terlalu sore. Ini
sarankan supaya pengambilan data lebih akurat karena keadaan personilnya masih
segar dan kalibrasi akibat sinar matahari yang berlebihan bisa terhindarkan.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -2


Modul Geologi Teknik 2017

b. Persoalan geologi yang tidak bisa dibawa kebasecamp selalu dipecahkan dilapangan.

Pengamatan dilapangan
Semua yang dapat dilihat, bagi pemeta mempunyai arti tertentu yang berfungsi untuk
memberikan informasi yang lebih kepadanya, adalah kewajiban bagi para pemeta untuk
mencatat segala yang diamati, walaupun yang ada pada saat itu mungkin tampaknya tidak
ada gunanya, sebab data tersebut mungkin akan diperlukan saat mendatang.

Ada 3 hal pokok yang harus direkam di dalam suatu buku lapangan, yaitu :
- Unsur struktur
Jurus dan kemiringan untuk struktur bidang (misalnya bidang perlapisan, kekar, sesar,
foliasi dan lain-lain), serta arah dan penunjaman struktur gawir (misalnya sumbu
microfold, goresgaris, liniasi mineral).
- Deskripsi litologi
Dilapangan harus di usahakan pada singkapan yang baik serta dapat diharapkan
mewakili satu satuan.
- Membuat sketsa atau potret
Mungkin tujuannya perlu dilakukan sebab dengan foto ada saja kemungkinan gagal dan
pada sketsa dapat memperjelas hal-hal yang ingin ditonjolkan.

1.3 JENIS PENELITIAN LAPANGAN


Pasal ini bermaksud memberikan pedoman singkat tentang bentuk-bentuk
penyelidikan tanah yang sesuai untuk suatu keadaan tertentu.
Setelah selesai survai pendahuluan maka akan diperoleh keterangan tentang jenis
tanah, batuan dan keadaan air tanah secara umum. Berdasarkan keterangan ini dan
pengetahuan yang ada maka dapat direncanakan jenis percobaan dan peralatan yang
dibutuhkan.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :
1. Ruang lingkup bangunan rencana
2. Jumlah keterangan yang ada
3. Kemungkinan jenis tanah yang ada
4. kemungkinan air tanah yang ada
5. Jenis contoh yang dibutuhkan
6. Jenis pekerjaan dilapangan dan laboratorium yang dibutuhkan

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -3


Modul Geologi Teknik 2017

7. Tersedianya peralatan dan perlengkapannya dan kesesuaian dengan keadaan


dilokasi
8. Biaya penyelidikan yang dibutuhkan
9. Kemampuan setiap alat
10. Kebutuhan tenaga manusia, jumlah dan kemampuannya
11. Peta topografi, batasan-batasan pekerjaan penunjang lain yang dibutuhkan
12. Kebutuhan alat penunjang
Di sini akan dijelaskan beberapa metode yang ada, penggunaan dan batasannya
sehingga memungkinkan penentuan jenis pekerjaan.

1. Sumur Uji/Parit Uji


Untuk sumur uji sampai kedalaman 5,00 m digunakan alat backhoe, jika sampai
kedalaman 1,00 1,50 m dapat digunakan tenaga menusia.
Penggunaan umum
Sumur uji berguna untuk daerah timbunan dan secara visual dapat memberikan
gambaran tentang lapisan tanah yang ada. Dengan sumur uji juga dapat dilihat adanya
daerah-daerah patahan, lapisan dasar batuan. Sumur uji daerah diperpanjang menjadi
paritan uji (trenches) untuk mengikuti atau menyilang daerah longsor.
Contoh tanah dan percobaan ditempat
Contoh tanah terganggu bisa diperoleh langsung. Contoh tanah asli bisa diperoleh
dengan menekan tabung contoh pada dasar sumuran.
Percobaan ditempat yang dapat dilaksanakan :
- Percobaan kipas geser (vane test)
- Percobaan penetrometer
- Percobaan daya dukung plat (plate bearing)
Batasan
Untuk tanah yang ada lepas dan adanya muka air tanah yang tinggi maka
percobaan ini sulit dilaksanakan, juga untuk daerah batuan yang keras.

2. Probing
Dalam bentuk yang paling sederhana adalah dengan cara memukul batang baja
yang tajam atau berbentuk peluru ke dalam tanah. Jumlah pukulan yang dibutuhkan
untuk memasukkan batang dapat dikorelasikan dengan kekuatan tanah yang
bersangkutan

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -4


Modul Geologi Teknik 2017

Penggunaan umum
Percobaan ini adalah percobaan yang mudah, sederhana dan murah dalam
menentukan kedalaman lapisan tanah lepas.
Pengambilan contoh dan percobaan ditempat
Dalam hal ini tidak dapat diambil contoh tanah dan juga tidak dapat dilaksanakan
percobaan ditempat.
Batasan
Alat ini hanya dapat digunakan pada lapisan tanah mengandung kerikil/kerakal
dapat memberikan indikasi lapisan tanah keras yang salah. Hal ini hanya dapat
dilakukan sebagai petunjuk awal lubang bor.

3. Bor Tangan
Metode ini dijalankan dengan tangan untuk membedakan lapisan tanah yang ada.
Hasil yang didapat adalah lubang bor dengan kedalaman maksimum 6,00 10,00
meter dengan dimeter 50- 200 mm
Penggunaan umum
Pemboran tangan adalah metode yang cepat dan murah untuk tanah yang lunak
percobaan ini dapat dilaksanakan pada daerah yang terpencil dan sulit untuk
transportasi alat besar.
Percobaan ini berguna sebagai perencana awal dan dapat digunakan untuk
pencarian muka air tanah dan untuk memasang peralatan-peralatan.
Pengambilan contoh dan percobaan ditempat
Pengambilan contoh dapat dilaksanakan baik asli maupun terganggu. Percobaan
ditempat yang dapat dilaksanakan adalah percobaan kipas geser dan penetrometer.
Batasan
Biasanya jarang digunakan pipa pelindung dan kadang-kadang tanah berguna dan
air dapat menghambat penetrasi, juga batuan atau lempung yang sangat kenyal.

4. Pemboran dengan Tabung tipis


Metode ini menggunakan anjungan ringan yang dikembangkan dari teknik
pemboran kuno dan dirakit oleh Land Rover. Alat ini terdiri dari kaki tidak yang
disambung dangan rantai digunakan untuk menaikkan dan menjatuhkan berbagai alat
kedalam lubang yang biasanya berdiameter 150 200 mm.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -5


Modul Geologi Teknik 2017

Peralatan yang digunakan dipilih sesuai dengan keadaan lapisan tanah dan muka
air tanah yang akan ditembus. Sering dikenal sebagai pemboran dengan tumbukan
ringan.
Kadang-kadang dibutuhkan pipa pelindung menjaga tanah untuh atau mencegah
meresapnya air tanah.
Penggunaan umum
Metode ini paling umum digunakan di Inggris. Dapat digunakan untuk segala
macam jenis tanah dan dapat mencapai kedalaman 60,00 m.
Batuan dapat dipahat atau batuan yang sangat keras dapat dibor dengan bor
putar. Alat ini cukup ringan sehingga dapat diletakkan pada permukaan tanah yang
lunak.
Pengambilan contoh dan percobaan ditempat
Dapat diambil contoh tanah terganggu menerus atau contoh tanah asli dengan
diameter 100 mm.
Juga percobaan penetrasi standar (SPT) dapat dilaksanakan dengan
menggunakan palu seberat 63,5 kg.
Batasan
Pengoperasiannya membutuhkan keahlian tersendiri dan dalam pengambilan
contoh asli dan mewakili perlu kecermatan. Butiran halus akan hilang dalam pemboran
dibawah permukaan air tanah.

5. Pemboran putar
Dengan sistem ini batang bor diputar secara mekanis dan putaran ini diteruskan
kemata bor pada dasar mata lubang bor. Anjungan juga memberikan tekanan pada
mata bor. Batangnya bisa dipasang pada pahat mekanis yang berputar atau diputar
dari atas oleh motor hidrolis.
Mata bor dilumasi dan hasil potongannya diangkat kepermukaan dengan bantuan
pelumas (Lumpur, air, udara atau busa). Inti batuan yang terpotong akan tertinggal
dalam tabung inti dan diangkat kepermukaan untuk diuji.
Penggunaan umum
Ini adalah metode umum dalam penyelidikan tanah dan anjungan yang berbeda-
beda mulai dari yang ringan sampai yang berat sehingga memerlukan kran untuk
pemasangan. Mata bornya pun bermacam-macam tergantung dari jenis tanah atau
batuan, alat bor dan kapasitas pemboran yang dikehendaki.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -6


Modul Geologi Teknik 2017

Pengambilan contoh dan percobaan ditempat


Dengan teknik pemboran yang benar, seluruh contoh inti dapat terambil untuk
pengujian yang dibutuhkan, juga berbagai macam percobaan ditempat dapat
dilaksanakan.
Batasan
Pipa pelindung mungkin dibutuhkan untuk tanah yang tidak stabil untuk menjaga
supaya lubang tidak tertutup. Pengalaman tertentu dibutuhkan untuk memilih jenis mata
bor, penentuan jumlah media pelumas, kecepatan putaran, tekanan mata bor dan lain-
lain untuk mendapatkan contoh inti yang baik.

6. Pemboran Penumbukkan Berputar dan Lubang Terbuka


Sering pemboran ini dapat ditemukan pada pelaksanaan pengambilan bahan
(quarry) dan peledakan. Alat ini dipasang pada traktor, lori atau crawler dan media
pelumas yang digunakan adalah udara. Kadang-kadang alat ini dikenal sebagai palu
tekan atau bor wagon.
Mata bor tanpa inti dapat digunakan untuk alat bor Ikama untuk menghasilkan
langsung lubang bor yang terbuka.
Penggunaan umum
Metode ini menghasilkan lubang yang cepat dan murah dan sering digunakan
dalam pencarian barang tambang dimana dibutuhkan sejumlah besar lubang dalam
jarak dekat untuk melokasikan rongga-rongga.
Gambaran kasar tentang lapisan yang ada bisa diperoleh dari penetrasi rata-rata
dan dari keadaan dan arna gumpalan-gumpalan kecil tanah yang dihasilkan.
Pengambilan contoh dan percobaan ditempat
Seperti dijelaskan diatas, contoh yang bisa diperoleh hanya debu atau gumpalan-
gumpalan kecil tetapi berbagai percobaan ditempat dapat dilaksanakan.
Batasan
Contoh yang dihasilkan hanya dapat memberikan gambaran tentang lapisan
secara kasar sehingga dibutuhkan pengawasan yang terus menerus. Percobaan ini
menimbulkan suara yang bising dan debu. Untuk tanah yang lepas dibutuhkan pipa
pelindung sehingga ada biaya tambahan.

7. Pemboran Mekanis
Dalam proses ini anjungan yang berputar secara mekanis menekan bor yang bisa
yang berbentuk pipa penuh atau berlubang ditengah. Batang yang penuh hanya bisa

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -7


Modul Geologi Teknik 2017

menghasilkan contoh terganggu tetapi batang berlubang bisa menghasilkan baik


contoh asli maupun contoh seni terganggu menerus. Anjungan ini biasanya dipasang
pada lori.
Penggunaan umum
Metode ini pelaksanaannya cepat pada tanah kohesif dan jika diperoleh contoh
menerus hal ini akan sangat berguna dalam mendeteksi perubahan yang kecil pada
tanah misalnya ada lensa pasir yang tipis. Ukuran bor tipikal adalah 150-250 mm dan
kedalaman yang bisa dicapai 50 m. Pada tanah yang bulat dapat digunakan bor yang
bulat yang pendek digunakan untuk memindahkan tanah permukaan. Jika ditemui
lapisan batuan, pemboran dapat dilanjutkan dengan menggunakan pemboran inti
dengan diameter kecil dengan batang yang berlubang.
Pengambilan contoh dan percobaan ditempat
Contoh terganggu dapat diperoleh secara keseluruhan dan berbagai percobaan di
tempat dapat dilaksanakan melalui batang berlubang seperti penetrasi standar dan
kipas geser. Sebagai tambahan, dapat diambil contoh tabung melalui batang
berlubang.
Batasan
Persoalan akan timbul jika digunakan pada lapisan tanah lepas khususnya
dibawah permukaan air tanah atau jika ada kerakal. Anjungan cederung berat karena
dibutuhkan tenaga yang besar dan jalan masuk yang lunak akan menyulitkan.

1.4 METODE PENELITIAN LAPANGAN YANG BANYAK DIPAKAI


Seperti telah disebutkan banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis
penelitian tanah yang diharapkan akan bisa memberikan data yang cukup lengkap bagi
perencana. Dalam hal ini akan dibicarakan beberapa metode tersebut.

1. Sumur Uji
a. Kegunaan
- Penelitian visual tentang keadaan tanah setempat
- Pengujian detail tentang perbedaan tanah, sruktur dan profil akibat perubahan
cuaca
- Observasi aliran air dan pengukurannya
- Pengujian rendaman
- Pencarian benda-benda geologi dan arkeologi atau detail fondasi yang ada

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -8


Modul Geologi Teknik 2017

- Penetapan model kelongsoran dari lereng galian, fundasi atau timbunan dengan
melokasikan daerah longsor
- Mencari kelongsoran geologis dengan membuat/memperluas sumur uji menjadi
paritan untuk mendapatkan kedalaman lapisan tanah/batuan
- Mendapatkan cara yang mudah untuk penggalian ditinjau dari segi biaya dan
untuk menetapkan kedalaman lapisan batuan
- Mengadakan percobaan ditempat dalam skala besar termasuk percobaan daya
dukung pelat dan percobaan pembebanan horizontal
- Menenentukan lokasi titik bor
- Mendapatkan contoh-contoh tanah
- Menetapkan kestabilan galian
Selain untuk keperluan di atas biasanya sumur uji juga dilaksanakan untuk daerah
yang terpencil dimana peralatan sukar mencapai lokasi.

b. Pelaksanaan
Bagian ini mengungkapkan kebutuhan peralatan untuk percobaan sumur uji
dan prosedur lapangan yang disarankan.
Peralatan yang dibutuhkan antara lain :
- Skop
- Palu biasa
- Cangkul
- Kompas
- Tali
Tidak semua peralatan ini dibutuhkan untuk dan kadang dibutuhkan tambahan.
Sebelum pekerjaan dimulai semua peralatan yang dibutuhkan harus dipersiapkan.
Salah satu langkah pertama adalah pemilihan lokasi yang tepat sehingga data
yang diharapkan bisa diperoleh. Kadang-kadang perlu diperhatikan kerusakan yang
timbul pada lengkungan baik akibat sumur uji itu sendiri maupun akibat peralatan
yang dibawa. Setelah lokasi ditemukan, rencana sumur uji ditandai dengan patok.
Lapisan humus dibuang terlebih dahulu. Setiap penggalian dilakukan lapis demi
lapis setebal kurang lebih 30 cm untuk memungkinkan pengujian setempat. Untuk
sumur uji dengan kedalaman lebih dari 1,50 m harus diberi kemiringan atau diberi
turak pelindung tetapi untuk tanah lumpur yang sangat lunak kadang-kadang
diperlukan turak meskipun kedalaman kurang dari 1,50 m. Untuk tanah lempung

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -9


Modul Geologi Teknik 2017

kenyal kadang-kadang tidak dibutuhkan turak sampai kedalaman 1,50 m tetapi


untuk kedalaman > 1,50 m diperlukan turak.
Tanah pasir dan lanau akan membahayakan terutama jika mengandung air
dan terutama jika berada dibawah permukaan air tanah. Tanah batuan sering-
sering tidak membutuhkan turak hanya perlu diperhatikan bahaya batu jatuh.
Setelah galian selesai maka diadakan pengukuran dan kemudian dapat dibuat
penampang lapisan tanah. Jika tidak dibutuhkan lagi maka sumur uji harus ditutup
kembali tetapi jika masih dibutuhkan untuk penelitian maka sumur uji harus dijaga
agar tidak tertimbun kembali.

c. Pengambilan contoh dan percobaan ditempat


Prosedur pengambilan contoh biasanya tergantung jenis bangunan rencana
tetapi biasanya diambil pada setiap interval 0,5 m atau setiap perubahan lapisan.
Untuk contoh balok harus diambil setelah tanah bersih dan lapisannya rata.
Untuk keperluan percobaan gradasi, klasifikasi dan CBR harus diambil contoh
seberat 25 kg untuk tanah berbutir halus dan 50 kg untuk tanah berbutir kasar.
Untuk percobaan pemandatan atau perencanaan campuran beton diambil contoh
seberat 100 kg. Dapat juga diambil contoh asli untuk percobaan CBR kedalam
tanah. Beberapa percobaan yang dapat dilaksanakan adalah penetrometer saku
dan percobaan kipas manual yang hanya bisa memberikan nilai secara kasar.
Penetrometer konus yang sederhana juga bisa dilaksanakan dengan cara menekan
batang dengan konus kecil pada ujungnya. CBR ditempat dengan cara menghitung
penurunan plunyer yang berbeban, untuk mendapatkan gambaran harga CBR
lapangan secara umum, selain juga percobaan daya dukung pelat, untuk percobaan
kepadatan lapangan dapat diadakan percobaan konus pasir (sand cone).

2. Pemboran Tangan
Pemboran tangan bisa digunakan untuk pengambilan contoh tanah dalam lapisan
dangkal (<10,00 m).
a. Kegunaan
Untuk mendapatkan keterangan tanah, jenisnya, sifat-sifat fisis dan keadaan tanah
itu sendiri.

b. Pelaksanaan

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -10


Modul Geologi Teknik 2017

Bor tangan dilaksanakan dengan menggunakan berbagai macam bor (auger)


pada ujung bagian bawah dari stang berbentuk T untuk memutar stang bor.
Sebelum pemboran dilaksanakan perlu diketahui beberapa hal antara lain :
- Letak titik pemboran
- Kedalaman pemboran yang diharapkan
- Jenis contoh yang dikehendaki
- Macam bor yang akan digunakan

c. Peralatan yang dibutuhkan :


- Bor jenis Jarret diameter 10 cm dengan mata bor spiral
- Bor jenis Iwan diameter 10 m dengan mata bor helical
- Kepala pengambilan contoh 6,8 cm dengan kuncinya
- Satu set stang bor
- Tabung contoh ukuran diameter 6,8 cm dan panjangnya 40 cm
- Pemutar stang bor
- Satu set pipa pelindung (casing) dengan sepatu dan dongkrak pencabut pipa
- Kantong plastik
- Lilin atau parafin
- Pisau pemotong contoh
- Kunci pipa dan obeng
- Pita ukur
- Pensil, kertas dan lembaran data
- Alas terpal untuk tempat contoh

d. Prosedur pelaksanaan
Setelah lubang untuk pemeriksa dibuat dan bersih, kemudian bor dimasukkan
kedalam tanah dengan memutar stang bor hingga bor penuh terisi tanah dan kemudian
stang ditarik ke atas. Tanah dalam mata bor dibersihkan dan dimasukkan kedalam
kantong plastik.
- Pengambilan contoh tidak asli
Untuk contoh ini dapat diambil dari contoh tanah dengan bor. Tanah yang diambil
adalah contah dari setiap lapisan yang ditentukan dengan pemeriksaan visual.
Contoh kemudian dimasukkan dalam kantung plastik dan diberi label.
- Pengambilan contoh asli (undistrubed samples)

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -11


Modul Geologi Teknik 2017

Untuk cara ini diperlukan tabung contoh dengan ukuran 6,8 cm dan panjang
40 cm
Tabung contoh dimasukkan kedalam lubang bor dan kemudian ditekan
perlahan-lahan sampai mencapai kedalaman 40 cm
Untuk memudahkan pemeriksaan laboraturium minimal 60 % dari tabung baru
berisi tanah
Stang bor kemudian diputar dengan arah terbalik sehingga contoh tanah
terlepas dari kelilingnya dan contoh dapat diangkat keatas
Setelah contoh diangkat keluar, dilepas dari kepala tabung. Ujung tanah
diratakan dan dibersihkan kemudian diberi lilin/paraffin pada ujung-ujungnya
sebagai isolator
Setelah lilin/parafin mengering, contoh diberi label dan ditempatkan pada
tempat yang terlindung.

3. Pemboran putar
a. Kegunaan
- Penyelidikan bahan tabung/endapan mineral
- Mengetahui struktur geologi suatu daerah
- Menyilidiki tanah dasar untuk tujuan teknik sipil, seperti untuk fondasi bangunan
gedung, jalan, jembatan bendungan, pelabuhan, dan lapangan terbang

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -12


Modul Geologi Teknik 2017

- Pembuatan sumur ekplorasi dan eksploitasi minyak atau air


- Pembuatan lubang udara ventilasi dan lubang pengeringan air dalam tambang di
bawah tanah
- Maksud pemecahan batu dan pembuatan terowongan

b. Peralatan yang dibutuhkan


- Mesin bor dengan alat lengkap dengan alat pengatur geral, alat pemegang bor
dan sebagainya
- Mesin pompa lengkap dengan selang air dan alat penggerak air
- Alat penembus tanah (mata bor) dan stangnya
- Menara atau tripod sebagai pembantu dalam pemasukkan dan pengeluaran
batang bor dari dalam tanah
- Batang bor yang biasa dipakai dengan panjang 2,5 dan 10 feet
- Pipa pelindung dengan panjang 2,3,5, dan 10 feet
- Macam-macam matam bor : straight chopping bit, cross chopping bit, three cone
roller bit, carbide core bit
- Unit cere barrel (penginti)
- Kotak contoh

c. Posedur Pelaksanaan :
- Untuk lapisan permukaan yang terdiri dari lapisan lempung, lanau atau pasir
dapat dimulai dengan bor spiral dari common auger (1 7/8), closed spiral dari
auger (2 1/2") atau open spiral auger, dimana pemboran dengan sistem kering.
Tapi dari pengalaman lebih baik di pakai jenis pertama. Pemboran dari spiral ini
dilakukan tiap 40 cm sampai kedalaman 2 atau 3 meter. Bila ini sudah selesai
dapat diteruskan dengan pencucian (washing) sampai kedalaman bor spiral tadi.
Maksud pencucian disini adalah untuk melebarkan lubang bekas bor spiral yang
maksudnya sebagai persiapan langkah-langkah selanjutnya. Pencucian dapat
dilakukan dengan three cone roller bit yang berdiameter 4 1/2 atau 4 1/8.
Maksud penggunaan mata bor yang besar ini adalah sebagai persiapan untuk
memasukkan pipa pelindung dengan diameter luar 4 1/2".
- Untuk lapisan permukaan yang tediri dari campuran kerakal, kerikil dan pasir
yang bersifat lepas, maka langkah pertama adalah membuat lubang dan
langsung dipasang pipa pelindung. Untuk membersihkan lubang dipakai 3 cone
bit yang diameternya lebih kecil dari diameter pipa pelindung. Hasil pemotongan

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -13


Modul Geologi Teknik 2017

contoh tanah (cutting) dapat diambil sebagai contoh tidak asli. Pengambilan
kotoran dalam pipa pelindung juga dapat dilakukan dengan pompa.
Pengambilan contoh asli
- Pada umumnya dilakukan terhadap contoh tanah dari jenis lempung, lanau, pasir
lempung atau pasir lanauan.
- Alat yang dipakai adalah tabung dinding tipis dengan diameter 75 mm dan
panjang 76 cm
Cara Pengambilan Contoh Asli:
- Bersihkan lubang bor sampai dasarnya dilakukan dengan pemboran basah dan
untuk mengangkat kerikil yang tersisa dapat dikerjakan dengan pompa pasir.
- Pasang tabung contoh dan kepalanya pada batang bor dan turunkan kedasar
lubang.
- Batang bor ditekan dengan mesin bor (secara hidrolis) sehingga tabung masuk
kedalam contoh tanah maksimum sedalam 60 cm.
- Sesudah tabung masuk sampai kedalaman yang diinginkan putar tabung untuk
memisahkan contoh tanah dengan sekitarnya.
- Tabung diangkat dengan hati-hati dan dilapaskan dari kepalanya dan dibersihkan
kedua ujungnya, kemudian ditutup dengan parafin dan diberi label.

Percobaan Penetrasi Standar


Selain pengambilan contoh dilakukan percobaan penetrasi standar untuk
mengetahui kekuatan lapisan tanah yang bersangkutan
Alat yang dibutuhkan :
- Batang bor
- Split spoon sampler
- Penembuk dengan berat 63,5 kg
- Batang peluncur penumbuk dengan panjang minimum 0.5 cm
- Kepala batang penumbuk
- Ring penumbuk
Pelaksanaan :
- Bersihkan lubang bor sampai dasarnya
- Pasang split spoon pada batang bornya
- Turunkan batang bor sampai ke dasar lubang dan beri tanda 15 cm sebanyak 3
kali pada batang bor yang tersisa di atas permukaan tanah. Pengukuran 3 x 15
cm diukur dari muka tanah keatas

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -14


Modul Geologi Teknik 2017

- Sambung batang yang tersisa ini dengan unit kepala penumbukan dan
penumbuk serta batangnya
- Dalam pemotongan mesin bor tumbuklah batang ini dengan penumbukan diatas
dengan tinggi jatuh bebas 75 cm. Jumlah tumbukan untuk tiap 15 cm tadi dicatat,
yaitu nilai N1, N2, dan N3.
Yang disebut dengan nilai N SPT adalah N2 + N3.
- Angkat split spoon perlahan-lahan agar contoh yang didalamnya tidak jatuh
Pemboran mekanis dan lainnya dalam hal ini jarang digunakan sehingga tidak
dibahas dalam buku ini

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -15


Modul Geologi Teknik 2017

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -16


Modul Geologi Teknik 2017

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -17


Modul Geologi Teknik 2017

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -18


Modul Geologi Teknik 2017

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -19


Modul Geologi Teknik 2017

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -20


Modul Geologi Teknik 2017

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -21


Modul Geologi Teknik 2017

4. Sondir
Kegunaan
Untuk mengetahui kedalamannya lapisan tanah keras serta sifat daya dukung
maupun daya lekat setiap kedalaman.

Pelaksanaan
Alat yang biasa digunakan adalah Dutch Cone Penetrometer dengan bikonus jenis
Gegemann dengan kapasitas maksimum 250 kg/cm 2
Bikonus yang digunakan bekerja ganda sehingga dapat menunjukkan tingkat
kepadatan lapisan tanah yang dicapai sehingga ujung konus dan geseran setempat
yang diukur oleh geseran mantel konus.

Peralatan yang digunakan :


- Mesin sondir
- Satu set (30) buah batang stang sondir lengkap dengan stang dalam yang
panjangnya masing-masing 1,0 meter

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -22


Modul Geologi Teknik 2017

- Manometer 2 buah
a. Kapasitas 0-50 kg/cm2
b. Kapasitas 0-250 kg/cm2
- Satu buah bikonus dan satu buah paten konus
- Satu set angker
- Peralatan kunci pipa, kunci plunyer, palu, kunci manometer, waterpass dll
- Minyak hidrolik (kastrol Oli, SEA 10).

Prosedur Pelaksanaan
- Pasang mesin tegak lurus pada tempat yang akan diselidiki yang diperkuat dengan
angker yang dipasang dalam tanah.
- Pasang traker, tekan stang dalam. Pada penekanan pertama ujung konus akan
bergerak kebawah sedalam 4 cm, kemudian baca manometer yang menyatakan
perlawanan ujung. Pada penekanan selanjutnya conus dan mantelnya bergerak
kebawah 4 cm. Nilai pada manometer yang terbaca adalah nilai tahanan ujung dan
perlawanan lekat.
- Tekan stang luar sampai kedalaman baru, penekanan stang dilakukan sampai setiap
kedalaman tambahan sebanyak 20 cm
- Pekerjaan sondir dihentikan pada keadaan sebagai berikut :
Jika bacaan manometer tiga kali berturut-turut menunjukkan nilai > 150 kg/cm 2
Jika alat sondir terangkat ke atas sedangkan bacaan manometer belum
menunjukkan angka yang maksimum maka alat sondir diberi pemberat

Perhitungan
- Hambatan lekat (HL) dihitung dengan rumus
= ( )
= ( )
=
- Jumlah hambatan lekat

dimana i = kedalaman lapisan yang ditinjau


- Grafik yang dibuat :
* Perlawanan penetrasi konus PK pada tiap kedalaman
* Jumlah hambatan pelekat (JHP) pada tiap kedalaman

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -23


Modul Geologi Teknik 2017

A = interval pembacaan = 20 cm

B = faktor alat = = 10 cm

Keuntungan alat sondir
a. Dapat dengan cepat menentukan lapisan keras
b. Dapat diperkirakan perbedaan lapisan
c. Dengan rumus empiris hasilnya dapat digunakan untuk menghitung daya dukung
tiang
d. Cukup baik untuk digunakan pada lapisan yang berbutir halus
Kekurangannya
a. Jika terdapat batuan lepas bisa memberikan indikasi lapisan keras yang salah
b. Tidak dapat mengetahui jenis tanah secara langsung
c. Jika alat tidak lurus dan konus tidak bekerja baik maka hasil yang diperoleh bisa
meragukan

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -24


Modul Geologi Teknik 2017

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -25


Modul Geologi Teknik 2017

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -26


Modul Geologi Teknik 2017

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -27


Modul Geologi Teknik 2017

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -28


Modul Geologi Teknik 2017

5. Percobaan permeabilitas
Untuk mengukur rata-rata aliran air melalui suatu jenis tanah.
Percobaan dengan menurunkan muka air adalah percobaan yang paling
sederhana dan baik untuk tanah berbutir halus sedang cara dengan permukaan tetap
lebih teliti tetapi juga tidak cocok untuk tanah berbutir kasar. Percobaan Packer sering
digunakan pada batuan sedang percobaan dengan pemompaan bisa dilaksanakan
baik tanah maupun batuan dengan permeabilitas tinggi dan biasanya digunakan untuk
mengevaluasi sumber air (aquifer) untuk penyediaan air.

a. Percobaan dengan ujung terbuka


Kegunaan
Untuk mendapatkan harga rata-rata dari permeabilitas (daya rembes dari
suatu lapisan)
Peralatan yang digunakan :
- Alat pembor
- Pipa pelindung
- Meteran air
- Manometer tekanan
- Pompa
- Pipa air dan penyambungnya
Prosedur Pelaksanaan :
- Pipa pelindung ditanamkan sampai kedalaman yang diinginkan
- Jika pipa harus ditanamkan dibawah muka air tanah maka harus diperhatikan
bahwa air harus selalu ada dalam pipa untuk mencegah naiknya tanah
- Lubang kemudian di bersihkan
- Setelah bersih tambahkan air bersih melalui suatu sistem meter untuk menjaga
aliran gravitas pada ketinggian tetap
- Kemudian dicatat tinggi permukaan tetap, aliran rata-rata tetap kedalaman
lubang, ukuran pipa pelindung, ketinggian pipa pelindung sebelah atas dan
bawah.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -29


Modul Geologi Teknik 2017

Perhitungan:

= ln > 10
2


= sin 1 > 10 > >
2

k = permeabilitas
Q = aliran rata-rata konstan dalam lubang
L = panjang bagian yang diuji
H = perbedaan tinggi muka air
r = jari-jari lubang yang diuji

b. Metode sumur uji


Kegunaan
Untuk menetapkan permeabilitas tanah ditempat dan biasanya untuk
menghitung aliran pada saluran untuk menetapkan arah saluran.
Peralatan yang digunakan
1. Bor
2. Alat penampung
3. Klep dengan alat pengaturnya
4. Pengapung
5. Pipa pelindung
6. Beban pemberat
Prosedur pelaksanaan :
a. Ukuran sumur uji
Kedalaman sumur uji harus diantara 10 150 x jari-jari. Ukuran praktis terkecil
adalah 10 cm dan kedalaman 60 cm
b. Persiapan sumur uji
Lubang digali dengan hati-hati dinding harus dibersihkan hingga tidak ada
kemungkinan tanah yang terpadatkan
Jika kedalaman yang akan diuji di bawah permukaan air tanah maka diperlukan
bantuan pipa pelindung yang kelak akan dicabut apabila praktikum akan
dilaksanakan. setelah sumur bersih kemudian diurug dengan pasir bersih atau

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -30


Modul Geologi Teknik 2017

kerikil halus sampai ketinggian 15 cm dibawah permukaan air yang harus


dijaga.
Pipa pelindung galvanis berisi ditempatkan secara vertikal pada ruang diatas
pasir dan pasir porus ditempatkan diantara pipa dan pelindung sumur.
c. Pasir untuk sumur uji
Pasir untuk sumur uji mempunyai dua kegunaan :
1. Mengganti pipa pelindung sebagai pencegah longsornya dinding
2. Sebagai alat pengukur tidak langsung jari-jari sumuran
d. Pengaturan peralatan uji
Bak penampung harus ditaruh dalam daerah datar dan pada ketinggian tertentu.
Tabung 1/2 inchi pada sisi pipa pelindung dapat digunakan sebagai pencatat
suhu (termometer) sumuran atau pipa air pleksibel dari klep apung dapat
disambungkan. Panjang rantai ringan dari batang apung kebatang pengatur
klep harus dipasang dan pemberat banding ditempatkan mengimbangi jika di
airi.
e. Suhu Air
Karena adanya kemungkinan perubahan suhu dilapangan dan perubahan
kekentalan air karena suhu, maka perlu dicatat suhu selama percobaan dan
mengoreksi koefisien permeabilitas ke standar 20 C.
f. Pencatatan aliran dan waktu
Uji permeabilitas diadakan dengan mencatat pembacaan pada tabung
manometer pada interval waktu. Dari data ini bisa digambar kurva yang
menunjukkan hubungan akumulatif aliran dengan waktu dan bisa dihitung aliran
rata-rata pada setiap waktu
g. Lama waktu pengujian
Pengujian harus dilaksanakan cukup lama untuk mendapat selimut jenuh pada
tanah tapi tidak perlu cukup lama untuk menghasilkan muka air atau
menghasilkan kejernihan yang berlebihan sehingga timbul kelongsoran.
Waktu minimum
Waktu minimum adalah waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi volume
minimum.
3

2
= 2.09 1
sin 1 ( )
[ ]

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -31


Modul Geologi Teknik 2017

: Volume minimum, ft3


: spesifik tanah
h : tinggi air disumur, ft
r : jari-jari sumuran, ft

Waktu maksimum
Perhitungan koefisien permeabilitas


(sin 1 ( ) 1) 2
20 : 525.6 ( )
2 20

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -32


Modul Geologi Teknik 2017

BAB II
MEKANIKA TANAH

2.1 SEJARAH TERJADINYA TANAH


Pada mulanya bumi berupa bola magma cair yang sangat panas. Karena
pendinginan, permukaannya membeku, maka terjadi batuan beku oleh proses fisika
(panas/dingin, membeku/mencairnya), batu hancur menjadi butir-butir tanah (sifatnya tetap
seperti batu aslinya : kerikil, pasir, lanau). Oleh proses kimia (migrasi, hidrasi, oksidasi)
batu lapuk, sehingga terjadi tanah dengan sifat berubah dari batuan aslinya.
1. Transported soil adalah merupakan tanah yang lokasinya pindah dari tempat terjadinya
akibat aliran air, angin, dan atau es.
2. Residual soil adalah merupakan tanah yang tidak pindah lokasi dari tempat terjadinya.
Oleh proses alam, proses perubahan dapat bermacam-macam dan berulang. Batu
menjadi tanah karena pelapukan dan penghancuran. Tanah dapat menjadi batu lagi karena
pemadatan, sedimentasi, mencair kembali. Batu bisa menjadi batuan jenis lain karena
panas, tekanan, dan larutan.
Tanah terdiri dari butir-butir diantaranya berupa ruang pori. Ruang pori terisi udara
dan atau air. Tanah yang mengandung bahan organik, sisa atau pelapukan tumbuhan atau
hewan disebut tanah organik, jika kandungan bahan organiknya cukup banyak.
Mekanika tanah merupakan ilmu yang mempelajari tanah dari pandangan teknik sipil.
Tanah dianggap sebagai bahan konstruksi teknik, dipelajari sifat-sifat dan perilaku terhadap
pengaruh beban, pengaruh dari rembesan air dan sebagainya. Kekurangannya jika
dibandingkan dengan bahan konstruksi lain adalah tanah tidak dibuat dengan standar
tertentu sehingga kondisinya tidak homogen.

Tabel jenis tanah (ASTM)


JENIS TANAH BERDASARKAN
No FRAKSI-FRAKSI TANAH
UKURAN BUTIR
1. Kerikil (Gravel) > 4,75 mm
2. Pasir (Sand) 4,75 0,075 mm
3. Lanau (Silt) 0,075 0,005 mm
4. Lempung (Clay) < 0,005 mm
5. Koloid (Colloid) < 0,002 mm
Butir lempung sangat halus kurang dari 0,002 mm disebut colloid

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -33


Modul Geologi Teknik 2017

2.2 PENGUJIAN LABORATORIUM


Uji laboratorium bertujuan untuk mendapatkan sifat fisik maupun parameter
keteknikan yang diperlukan. Pengujian laboratorium ini dilakukan pada laboratorium
mekanika tanah yang meliputi :
1. Uji laboratorium untuk mendapatkan sifat fisik tanah.
Sifat-sifat yang dimaksud di sini adalah indeks properties dari tanah, antara lain :
a. Kadar air (Water content).
b. Berat jenis (Specific gravity).
c. Batas-batas atterberg (Atterberg limit).
d. Analisa besar butir (Grain size analysis).
e. Pemadatan.
f. Hidrometer.
2. Uji laboratorium untuk mendapatkan sifat keteknikan tanah.
Sifat keteknikan tanah didapatkan antara lain dengan melakukan :
a. Uji geser langsung (Direct shear test).
b. Kuat tekan bebas (Unconfined compressive strength test)

2.2.1 Mekanika Tanah


2.2.1.1 Uji Laboratorium Untuk Mendapatkan Sifat Fisik Tanah
A. Berat Isi Tanah
Kegunaan
Test ini dilakukan untuk mendapatkan berat isi tanah yang merupakan perbandingan
antara berat tanah basah dengan volumenya dalam gr/cm 3. Standart uji yang dilakukan
bedasarkan SNI 1965:2004.

Peralatan Yang Digunakan


1. Cincin uji dengan diameter 6 cm dan tinggi 2 cm.
2. Pisau pemotong contoh.
3. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
4. Jangka sorong.

Prosedur Pelaksanaan
1. Cincin dalam keadaan bersih ditimbang (W 1).
2. Benda uji (undisturb) disiapkan dengan menekan cincin pada tabung contoh sampai
cincin terisi penuh.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -34


Modul Geologi Teknik 2017

3. Ratakan kedua permukaan dan bersihkan cincin sebelah luar.


4. Timbang cincin beserta isinya (W 2).
5. Hitung volume tanah dengan mengukur ukuran dalam cincin dengan ketelitian 0,01
cm dengan menggunakan jangka sorong.

Perhitungan


= ( )

B. Kadar Air (Natural Water Content)


Kegunaan
Test ini dilakukan untuk mengetahui kadar air dari contoh tanah. Perbandingan ini
dinyatakan dalam prosentase dari berat air pada suatu massa terhadap berat dari suatu
partikel tanah. Pengukuran dilakukan dengan mengikuti standar SNI 1965:2004.

Peralatan Yang Digunakan


1. Oven pemanas / heater dengan suhu sampai 110 oC.
2. Cawan kedap udara.
3. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
4. Desikator.
5. Jangka sorong.

Prosedur Pelaksanaan
1. Tanah yang akan diperiksa baik disturb maupun undisturb ditempatkan dalam
cawan yang bersih, kering, dan telah diketahui beratnya (disturb), dan dalam cincin
(undisturb).
2. Kedua wadah tersebut beserta isinya kemudian ditimbang dan beratnya dicatat
dalam formulir yang tersedia.
3. Kemudian kedua wadah tersebut dipanaskan dalam oven pemanas / heater sampai
berat contoh tanah konstan.
4. Setelah konstan, kedua wadah tersebut didinginkan dalam desikator.
5. Setelah dingin, ditimbang dan beratnya dicatat.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -35


Modul Geologi Teknik 2017

Perhitungan
Berat wadah + tanah basah = W 1 gram.
Berat wadah + tanah kering = W 2 gram.
Berat wadah kosong = W 3 gram.
Berat air = (W 1 W 2) gram.
Berat tanah kering = (W 2 W 3) gram.


= %

C. Berat Jenis Tanah (Specific gravity)


Kegunaan
Test ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan berat jenis tanah yang lolos
saringan No. 100 dengan menggunakan labu ukur (piknometer). Test ini diperoleh dengan
membandingkan berat satuan bahan di dalam udara terhadap berat air suling pada suhu
4o C. prosedur pelaksanaannya mengikuti cara SNI 1964:2004.

Peralatan Yang Digunakan


1. Piknometer kapasitas 25 ml.
2. Neraca dengan ketelitian 0,001 gram.
3. Desikator.
4. Oven pemanas / heater.
5. Thermometer kapasitas 0 50o C.
6. Wadah untuk merendam.

Prosedur Pelaksanaan
a. Kalibrasi Piknometer
1. Timbang piknometer dalam keadaan bersih dan kering (W 1)
2. Isi piknometer dengan air suling dengan suhu ruang, kemudian timbang
beratnya (W a) dan ukuran suhu air tersebut (ta)

=
Dimana :
W4 : berat piknometer dan air pada suhu T.
Wa : berat piknometer dan air pada suhu Ta.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -36


Modul Geologi Teknik 2017

W1 : berat piknometer.
k : perbandingan kerapatan air pada suhu standar (25 o C) dibanding
kerapatan air pada suhu tertentu (suhu ruang).

b. Benda Uji
1. Siapkan contoh (disturb dan undisturb) tanah sebanyak 6,25 gram dan
kemudian keringkan dengan oven.
2. Masukkan contoh tanah.
3. Timbang contoh tanah + piknometer (W 2).
4. Didihkan contoh tanah tersebut dengan menggunakan larutan gliserin untuk
menghilangkan udara yang terperangkap dalam contoh tanah atau dengan
menghisap udara yang terperangkap dengan pompa vakum.
5. Rendam dan diamkan piknometer sampai mencapai suhu konstan dan tambah
air suling sampai batas leher. Bersihkan bagian luar piknometer dan keringkan
kemudian timbang (W 3).

Perhitungan

=
( ) + ( )

D. Batas Atterberg (Atterberg Limit)


1. Batas Cair (Liquid Limit)
Kegunaan
Batas cair adalah kadar air yang dibutuhkan oleh tanah kering yang ditunjukan dalam
prosen sampai mencapai kondisi plastis. Test ini dilaksanakan dengan mengikuti ketentuan
SNI 1966:2008.

Peralatan Yang Digunakan


1. Cawan porselin 115 mm untuk 4. Grooving tool.
mencampur tanah dengan air. 5. Oven pemanas / heater.
2. Spatula dengan panjang 75 mm 6. Neraca dengan ketelitian 0,01
dan lebar 20 mm. gram.
3. Cassagrande. 7. Wadah penguap.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -37


Modul Geologi Teknik 2017

Prosedur Pelaksanaan
1. Ambil contoh tanah (disturb) secukupnya.
2. Tempatkan dalam cawan porselin dan campurkan dengan air suling sebanyak 15
20 ml. Campur dengan merata dengan bantuan spatula.
3. Ambil contoh tanah yang telah terampur homogen dan taruh pada cawan alat
cassagrande.
4. Ratakan permukaan contoh tanah dalam cawan sehingga sejajar dengan
permukaan alas cawan.
5. Buat alur di tengah pada contoh tanah tersebut (dibelah) dengan bantuan grooving
tool.
6. Pasang cawan pada rangkaian alat cassagrande kemudian operasikan.
7. Hentikan percobaan apabila alur yang telah dibuat telah menyatu kembali pertama
kali, dan hitung berapa ketukan yang dibutuhkan.
8. Ambil contoh tanah sebagian untuk diperiksa kadar airnya dalam wadah yang telah
diketahui beratnya.
9. Ulangi percobaan di atas dengan kadar air yang berbeda (minimal 4 kali).

Perhitungan
Buat grafik dimana absis adalah jumlah ketukan (N) dan ordinat adalah kadar air
contoh tanah yang bersangkutan. Yang disebut batas cair adalah kadar air dimana N = 25
ketukan.

2. Batas Plastis (Plastic Limit)


Kegunaan
Batas plastis suatu contoh tanah adalah suatu kadar air yang dinyatakan dalam
prosen dari suatu massa tanah pada kondisi kering pada batas antara kondisi plastis dan
setengah cair. Kadar air pada batas ini secara jelas didefinisikan sebagai harga kadar air
terendah dimana contoh tanah dapat digulung sampai 3,2 mm tanpa mengalami
keretakan. Test ini dilakukan dengan mengikuti standar SNI 1966:2008. secara lebih jelas
dapat dikatakan bahwa test atterberg limit dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat
karakteristik serta klasifikasi dari tanah berbutir halus.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -38


Modul Geologi Teknik 2017

Peralatan Yang Digunakan


1. Wadah penguap.
2. Spatula.
3. Pelat kaca.
4. Cawan pencampur.
5. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
6. Oven pemanas/heater.
7. Jangka sorong.

Prosedur Pelaksanaan
1. Tempatkan contoh tanah dalam cawan pecampur dan campurkan dengan air suling
sehingga contoh tanah jenuh dan tidak lagi terdapat gelembung udara. Kadar air
yang dibutuhkan minimal sama dengan kadar air pada batas cair.
2. Ambil contoh tanah secukupnya dari cawan pencampur, kemudian buat gulungan
kecil-kecil dengan 3,2 mm dan panjangnya 8 cm sebanyak 8 buah.
3. Setelah jadi, bagi 2 gulungan tadi dan tempat pada 2 wadah yang berbeda. Berarti
satu wadah terdapat 4 gulungan.
4. Lakukan prosedur penentuan kadar air.

Perhitungan
Sama dengan perhitungan kadar air.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -39


Modul Geologi Teknik 2017

Tabel Klasifikasi Kepadatan Relatif (Terzaghi & Peck, 1967)


KEPADATAN
JUMLAH KETUKAN
KELAS RELATIF ISTILAH
(N)
(%)
1 < 15 <4 Sangat urai
2 15 35 4 10 Urai
3 35 60 10 30 Agak Padat
4 60 85 30 50 Padat
5 > 85 > 50 Sangat Padat

Tabel Klasifikasi Konsistensi (CEGM, 1979)


IDENTIFIKASI JUMLAH
KELAS ISTILAH
LAPANGAN TUMBUKAN (N)
Keluar diantara jari
1 <2 Sangat lembek
bila ditekan
Mudah dibentuk oleh
2 24 Lembek
tekanan jari
Dapat dibentuk oleh
3 48 Teguh
tekanan kuat jari
Tidak dapat dibentuk
4 8 15 Kaku
oleh tekanan jari
Rapuh (getas) atau
5 15 30 Sangat kaku
sangat liat

Tabel Klasifikasi Kelulusan (CEGM, 1978 dan Lemment)

KOEFISIEN UMUMNYA TERDAPAT


KELAS KELULUSAN ISTILAH BATU
TANAH
(cm/detik) BERKEKAR
1 > 10 Sangat tinggi Kerikil bersih Sangat rapat
2 10 10-2 Tinggi Pasir kasar bersih Rapat
3 10-2 10-3 Sedang Pasir halus Sedang
4 10-3 10-5 Rendah Pasir lanauan lanau Sangat jarang
5 10-5 10-7 Sangat rendah Lempung Tidak berkekar

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -40


Modul Geologi Teknik 2017

Gambar Alat Cassagrande

E. Pemeriksaan Gradasi / Analisa Saringan (Grain size Analysis)


Kegunaan
Test ini dilakukan untuk mengetahui gradasi dari material dan dilaksanakan baik
dengan menggunakan analisa saringan maupun analisa hidrometer. Test ini merupakan
penentuan kuantitatif dari distribusi ukuran butir 0,075 mm (tertahan saringan No. 200)
yang didapatkan dari penyaringan. Cara-cara pelaksanaan dilakukan dengan mengikuti
standar ASTM D 421.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -41


Modul Geologi Teknik 2017

Peralatan Yang Digunakan


1. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
2. Satu set saringan dengan No. 4, 6, 8, 12, 16, 20, 40, 80, 100, 200, PAN.
3. Oven pemanas/.
4. Alat pemisah contoh.
5. Mesin pengguncang saringan.
6. Talam-talam.
7. Kuas, sikat kuningan, sendok.

Prosedur Pelaksanaan
1. Benda uji dikeringkan dalam oven/heater.
2. Saringan benda uji lewat uuran saringan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan paling atas. Saringan diguncang dengan mesin pengguncang selama
15 menit.
3. Benda uji yang tertahan pada masing-masing saringan ditimbang.

Perhitungan
= ( + )


= 100%

= 100%

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -42


Modul Geologi Teknik 2017

Tabel Klasifikasi Tanah (USCS) (ASTM D2487-11)

PEMBAGIAN UTAMA SIMBOL JENIS TANAH

Kerikil bersih (tanpa Kerikil, kerikilcampur pasir bergradasi


Tertahan saringan No. 4 (4.75
atausedikit GW baik tanpa atau dengan sedikit bahan
mengandung bahan halus
halus). Melalui
Tertahan saringan No. 200 (0.075 mm) > 50%

Kerikil, kerikil campur pasir bergradasi


mm) > 50%

saringan No. 200 GP buruk tanpa atau dengan sedikit bahan


KERIKIL

<50% halus
TANAH BERBUTIR KASAR

Kerikil dengan bahan


Kerikil lanauan, kerikil campur pasir dan
halus (banyak GM
lanau
mengandung bahan
halus). Melalui
Kerikil lempungan, kerikil campur pasir
saringan No. 200 GC
dan lempung
>12%
Pasir bersih (tanpa Pasir, pasir krikilan, bergradasi baik
SW
atau sedikit tanpa atay dengan sedikit bahan halus
Melalui saringan No. 4
(4.75 mm) 50%

mengandung bahan Pasir, pasir krikilan bergradasi buruk


SP
halus) tanpa atau dengan sedikit bahan halus
PASIR

Pasir dengan bahan


halus (banyak SM Pasir lanauan, pasir campur lanau
mengandung bahan
halus). Melalui
Pasir kelempungan, pasir campur
saringan No. 200 SC
lempung
>12%
Lanau organic dan pasir sangat halus,
Melalui saringan No. 200 (0.075 mm) > 50%

tepung batu, pasir halus kelanauan atau


ML
kelempungan atau lanau kelempungan
sedikit plastis
TANAH BERBUTIR KASAR

Batas cair kurang dari Lempung organic dengan plastisitas


LANAU DAN LEMPUNG

50 rendah sampai sedang, lempung


CL
krikilan, lempung pasiran, lempung
lanauan, lempung humus
Lempung organic dan lempung lanauan
OL
organic dengan plastisitas rendah
Lempung anorganik, tanah pasiran
MH halus atau tanah lanauan mengandung
mika atau diatome lanau elastis
Batas cair lebih dari
Lempung anorganik dengan plastisitas
50 CH
tinggi, lempung ekspansif
Lempung organic dengan plastisitas
OH
sedang sampai tinggi, lanau organik

TANAH ORGANIK Pt Gambut dan tanah organic lainnya

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -43


Modul Geologi Teknik 2017

Tabel Klasifikasi Tanah (USCS) (ASTM D2487-11)


PROSEDUR IDENTIFIKASI LAPANGAN KETERANGAN YANG
SIMBOL (Tidak termasuk partikel yang berukuran lebih dari 3 DIPERLUKAN DALAM
inch & berat fraksinya diperkirakan ) ANALISA TANAH
Ukuran butirnya bervariasi dan banyak mengandung Untuk tanah tidak terganggu
GW
partikel berukuran sedang diperlukan keterangan
Umumnya ukuran butirnya sama atau sedikit tambahan seperti perlapisan,
GP
mengandung partikel berukuran sedang tingkat kepadatan, segmentasi,
Bahan halusnya nonplastik atau plastisitasnya rendah kondisi kadar air dan
GM karakteristik drainase. Berikan
(lihat prosedur identifikasi ML)
nama jenis tanahnya, perkirakan
GC Bahan halusnya plastis (lihat prosedur identifikasi CL)
% pasir dan kerikil, ukuran butir
Ukuran butirnya bervariasi dan banyak mengandung maksimum, bentuk butir, kondisi
SW
partikel ukuran sedang permukaan, kekerasan tanah
Umumnya ukuran butirnya sama atau sedikit berbutir kasar, nama setempat
SP
mengandung partikel berukuran sedang. atau nama geologi, dan
Bahan halusnya non plastis atau plastisitasnya rendah keterangan lain untuk
SM
(lihat prosedur identifikasi ML) kepentingan deskripsi serta
symbol huruf kapital
SC Bahan halusnya plastis (lihat prosedur identifikasi CL)

PROSEDUR IDENTIFIKASI
(Untuk fraksi lebih halus dari saringan No. 4)
Keteguhan
Kekuatan kering Dilatansi
(konsistensi
(karakteristik (reaksi thd
mendekati batas
pecah) goncangan)
plastis)
ML Nol rendah Lambat cepat Nol Berikan nama jenis tanahnya,
tingkat dan sifat plastisitas,
CL Rendah tinggi Lambat Sedang jumlah dan ukuran maksimum
OL Rendah tinggi Lambat Rendah dari tanah berbutir kasar, warna
dan kondisi basah, bau bila ada,
Tidak bereaksi
MH Rendah sedang Rendah sedang nama setempat atau nama
sgt lambat
geologi dan keterangan lainnya
CH Tinggi sgt tinggi Tidak bereaksi Tinggi untuk deskripsi serta symbol
Tidak bereaksi tanah dengan huruf kapital.
OH Sedang tinggi Rendah sedang
sgt lambat Untuk tanah tidak terganggu
diperlukan keterangan
Secara langsung dapat diidentifikasikan dari warna, bau. tambahan seperti struktur,
Pt Rasanya seperti bunga kerang dan seringkali teksturnya perlapisan, konsistensi tidak
berbentuk serat. terganggu dan remasan, kondisi
kadar air dan drainase.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -44


Modul Geologi Teknik 2017

Tabel Klasifikasi Tanah (USCS) (ASTM D2487-11)

SIMBOL KRITERIA KLASIFIKASI LABORATORIUM

Berdasarkan pada prosentase bahan halus (fraksi lebih halus dari mess D60
Tentukan prosentase kerikil dan pasir dari kurva pembagian butir.

Cu = ------ lebih besar dari 4


D10
GW
No. 200). Tanah berbutir kasar diklasifikasikan sebagai berikut :

(D30)2
Cc = ---------- antara 1 dan 3
D10 x D60
GP Tidak ditemukan semua persyaratan gradasi untuk GW
GW, GP, SW, SP
GM, GC, SM, SC

Batas Atterberg di bawah garis A Di atas garis A dengan PI


GM
Pada grs bts

atau PI kurang dari 4 antara 4 dan 7 terdapat pada


Batas Atterberg di atas garis A atau garis batas dan
GC
PI lebih besar dari 7 menggunakan symbol ganda
D60
Cu = ------ lebih besar dari 6
D10
SW
a. Kurang dari 5 %
b. Lebih dari 12 %

(D30)2
c. 5 % - 12 %

Cc = ---------- antara 1 dan 3


D10 x D60
SP Tidak ditemukan semua persyaratan gradasi untuk SW
SM Batas Atterberg di atas garis A atau Batas Atterberg yang masuk
PI lebih besar dari 7 pada daerah arsir dengan PI
antara 4 dan 7 disebut kasus
SC
garis batas dengan
menggunakan symbol ganda
ML
CL
OL
MH
CH
OH

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -45


Modul Geologi Teknik 2017

F. Hidrometer (Hydrometer Analysis)


Kegunaan
Test ini dilakukan untuk mengetahui gradasi dari material dengan < 0,075 mm. Cara
pelaksanaannya dilakukan dengan metode ASTM D 421.

Peralatan Yang Digunakan


1. Hidrometer dengan skala-skala konsentrasi (5 60 gr/lt) atau untuk pembacaan
berat jenis campuran (0,995 1,038).
2. Tabung-tabung gelas ukuran kapasitas 1000 ml, 6,5 cm.
3. Thermometer 0 50o C, ketelitian 0,1 o C.
4. Pengaduk mekanik dan mangkuk dispersi.
5. Saringan No. 10, 20, 40, 80, 100, dan No. 200.
6. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
7. Oven pemanas / heater.
8. Tabung-tabung gelas dengan ukuran 50 ml dan 100 ml.
9. Batang pengaduk dari gelas.
10. Jam.
11. Pipet.

Prosedur Pelaksanaan
1. Rendam 50 gram contoh tanah yang lolos saringan No. 200 dengan disversi water
glass. Aduk sampai merata dan biarkan 24 jam.
2. Sesudah perendaman, campuran dipindahkan dalam mangkok pengaduk dan
tambahkan air suling secukupnya. Aduk dengan pengaduk mekanik selama 15
menit.
3. Pindahkan campuran ke dalam tabung gelass ukuran dan tambahkan air suling
sampai 100 ml. Mulut tabung ditutup rapat dengan telapak tangan dan kocok dalam
arah horizontal selama 1 menit.
4. Setelah dikocok, tabing diletakkan dan masukkan hidrometer dengan hati-hjati dan
biarkan terapung bebas, lalu jalankan stop watch / jam. Angka hidrometer dibaca
pada waktu-waktu 0,5 , 1, 2 menit dan dicatat pembacaan-pembacaan itu sampai
0,5 gr/lt yang terdekat atau mendekati 0,001 berat jenis. Sesudah pembacaan pada
menit kedua, hidrometer diangkat hati-hati. Kemudian dicucii dengan air suling dan
masukan ke dalam tabung yang berisi air suling yang bersuhu sama seperti suhu
tabung percobaan.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -46


Modul Geologi Teknik 2017

5. Hidrometer dimasukan kembali dengan hati-hati ke dalam tabung berisi campuran


dan lakukan pembacaan hidrometer pada saat-saat 5, 15, 30 menit, dan 1, 4, 24
jam. Setiap setelah pembacaan, hidrometer dicuci dan dikembalikan ke dalam
tabung air suling. Proses pemasukan dan mengeluarkan hidrometer dilakukan
masing-masing 10 detik.
6. Suhu campuran diukur pada 15 menit pertama dan kemudian pada setiap
pembacaan berikutnya.
7. Sesudah pembacaan yang terakhir, campuran dipindahkan ke dalam saringan No.
200 dan dicuci sampai air pencucian jernih dan biarkan air yang mengalir terbuang.
Fraksi yang tertinggal di atas saringan No. 200 dikeringkan dan dilakukan
Pemeriksaan Analisa Saringan.

Perhitungan
Hitung persen berat dan butiran yang lebih kecil dari diameter dengan rumus :

( + )
= %

Tabel Faktor Koreksi a Untuk Hidrometer 152 H Terhadap Berat Jenis Tanah (ASTM D 421)

NO. BERAT JENIS ( G ) FAKTOR KOREKSI ( a )

1. 2,95 0,94
2. 2,90 0,95
3. 2,85 0,96
4. 2,80 0,97
5. 2,75 0,98
6. 2,70 0,99
7. 2,65 1,00
8. 2,60 1,01
9. 2,55 1.02
10. 2,50 1,03
11. 2,45 1,05

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -47


Modul Geologi Teknik 2017

Tabel Penentuan Kedalaman Efektif Hidrometer (ASTM D 421)


PEMBACAAN KEDALAMAN EFEKTIF PEMBACAAN KEDALAMAN EFEKTIF
HIDROMETER ( L) HIDROMETER ( L)
(R1 + MENISKUS) (cm) (R1 + MENISKUS) (cm)
0 16.3 31 11.2
1 16.1 32 11.1
2 16.0 33 10.8
3 15.8 34 10.7
4 15.6 35 10.6
5 15.5 36 10.4
6 15.3 37 10.2
7 15.2 38 10.1
8 15.0 39 9.9
9 14.8 40 9.8
10 14.7 41 9.8
11 14.5 42 9.6
12 14.3 43 9.4
13 14.2 44 9.2
14 14.0 45 9.1
15 13.8 46 8.9
16 13.7 47 8.6
17 13.5 48 8.4
18 13.3 49 8.2
19 13.2 50 8.1
20 13.0 51 7.9
21 12.9 52 7.8
22 12.7 53 7.6
23 12.5 54 7.4
24 12.4 55 7.3
25 12.2 56 7.1
26 12.0 57 7.0
27 11.9 58 6.8
28 11.7 59 6.6
29 11.5 60 6.3
30 11.4

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -48


Modul Geologi Teknik 2017

Tabel Harga K Untuk Menghitung Butir Dengan Hidrometer (ASTM D 421)


BERAT JENIS BUTIRAN TANAH
T(o C)
2.45 2.50 2.55 2.60 2.65 2.70 2.75 2.80 2.85
16 0.01510 0.01505 0.01481 0.01457 0.01435 0.01414 0.01394 0.01374 0.01356
17 0.01511 0.01486 0.01462 0.01439 0.01417 0.01396 0.01376 0.01356 0.01338
18 0.01492 0.01467 0.01443 0.01421 0.01399 0.01378 0.01359 0.01339 0.01321
19 0.01474 0.01449 0.01425 0.01403 0.01382 0.01361 0.01342 0.01323 0.01305
20 0.01456 0.01431 0.01408 0.01386 0.01365 0.01344 0.01325 0.01307 0.01289
21 0.01438 0.01414 0.01391 0.01369 0.01348 0.01328 0.01309 0.01291 0.01273
22 0.01421 0.01397 0.01374 0.01353 0.01332 0.01312 0.01294 0.01276 0.01258
23 0.01404 0.01381 0.01358 0.01337 0.01317 0.01297 0.01279 0.01261 0.01243
24 0.01388 0.01365 0.01342 0.01321 0.01301 0.01282 0.01264 0.01246 0.01229
25 0.01372 0.01349 0.01327 0.01306 0.01286 0.01267 0.01249 0.01232 0.01215
26 0.01357 0.01334 0.01312 0.01291 0.01275 0.01253 0.01235 0.01218 0.01201
27 0.01342 0.01319 0.01297 0.01277 0.01258 0.01239 0.01221 0.01204 0.01188
28 0.01327 0.01304 0.01283 0.01264 0.01244 0.01225 0.01208 0.01191 0.01175
29 0.01312 0.01290 0.01269 0.01249 0.01230 0.01212 0.01195 0.02278 0.01162
30 0.01298 0.01276 0.01256 0.01236 0.01217 0.01199 0.01182 0.01165 0.01149

G. Test Pemadatan Standar


Kegunaan
Test ini dilakukan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan
tanah sehingga bisa diketahui kepadatan maksimum dan kadar air optimum. Uji pemadatan
ini mengikuti standart AASHTO T 180 74

Peralatan Yang Digunakan


1. Cetakan (mold) dengan 102 mm dan tinggi 11,5 cm.
2. Alat tumbuk tangan dengan 50,8 mm dan berat 2,5 kg serta tinggi jatuh 32 cm
dengan selubung yang mempunyai paling tidak 4 buah lubang udara dengan 9,5
mm.
3. Alat pengeluar contoh.
4. Timbangan kapasitas 50 kg dengan ketelitian 1 kg.
5. Oven pemanas/heater.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -49


Modul Geologi Teknik 2017

6. Kapi.
7. Saringan No. 4.
8. Kuas.
9. Wadah / cawan.
10. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.

Prosedur Pelaksanaan
1. Contoh tanah sebanyak 2 kg (disaring dengan mess No. 4) dikeringkan.
2. Sample tanah dibagi menjadi tiga bagian yang sama, kemudian dicampur dengan
air yang sudah ditentukan dan diaduk sampai rata.
3. Untuk sample yang pertama tidak perlu ditambahkan air, atau dianggap
penambahan air sebanyak 0 ml, selanjutnya penambahan air dilakukan sebanyak
15 ml.
4. Penambahan air pada sample diatur setiap kelipatan 15 ml, sehingga didapatkan
kadar air benda uji masing-masing 1-3 %.
5. Timbang cetakan (mold) dan alasnya dengan ketelitian 5 kg.
6. Mold dan keeping dijadikan satu dan ditempatkan pada alas yang kokoh.
7. Ambil salah satu dari contoh tanah (yang sudah dicampur air dan dibagi menjadi
tiga), lalu dipadatkan dengan cara :
- Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standart 2,5 kg. Dengan tinggi
jatuh 30,5 cm.
- Tanah dipadatkan dalam tiga lapisan dan tiap lapisan didapatkan dengan 25
tumbukan.
8. Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher dengan pisau dan lepeskan leher
sambung.
9. Pergunakan alat perata untuk meratakan kelebihan tanah sehingga betul-betul rata
dengan permukaan cetakan.
10. Timbang cetakan berisi sample uji dengan ketelitian 1 kg.
11. Keluarkan benda uji tersebut dan ambil sebagian kecil untuk pemeriksaan kadar air.
12. Selanjutnya uji pemadatan dilakukan dengan menambahkan sample dengan
kelipatan 15 ml sampai total air yang ditambahkan pada sample sebanyak 75 ml.
Prosedurnya sama dengan diatas.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -50


Modul Geologi Teknik 2017

Perhitungan
Berat isi tanah :

=

Berat isi kering :

=
( + )

Dimana:
B1 : berat mold.
B2 : berat + berat mold.
V : volume mold
W : kadar air sesudah kompaksi.

3.2.1.2 Uji Laboratorium Untuk Mendapatkan Sifat Keteknikan Tanah


A. Uji Geser Langsung (Direct Shear Test)
Kegunaan
Dimaksudkan untuk menentukan nilai kekuatan geser tanah dengan mengubah-
ubah tegangan axial pada beberapa contoh. Maka diperoleh tegangan gesernya,
kecepatan perubahan contoh tanah pada arah horizontal disesuaikan dengan keadaan
jenis tanahnya. Kecepatan perubahan gerakan ini ditentukan dari waktu yang dicapai
hingga contoh tanah longsor. Dengan ini diperoleh garis yang memberikan hubungan
antara tegangan geser dan tegangan axial. Pada percobaan ini mengikuti metode SNI
2813:2008

Peralatan Yang Digunakan


1. Direct Shear Box
2. Benda Uji
3. Alat pengeluaran contoh
4. Pisau pemotong
5. Dial indicator
6. Proving Ring
7. Stop Watch / Jam

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -51


Modul Geologi Teknik 2017

Prosedur Pelaksanaan
1. Siapkan benda uji sebanyak 3 buah (undisturb)
2. Hitung luas dan volume dari benda uji
3. Masukan benda uji kedalam cincin geser yang masih terkunci menjadi satu, posisi
tanah berada pada dua batu pori.
4. Atur posisi setang penekan dalam posisi vertical dan tepat menyentuh bidang
penekan.
5. Putar engkol pendorong sampai tepat menyentuh stang penggeser benda uji.
6. Buka kunci cincin geser.
7. Pasang dial konsolidasi pada posisi Nol (0).
8. Berikan beban normal pertama sesuai dengan beban yang diperlukan.
9. Putar engkol pendorong sehingga tanah mulai menerima benda geser. Baca nilai
proving ring dan dial pergeseran setiap 15 detik sampai terapai beban maksimum
atau deformasi 10 % benda uji.
10. Berikan beban normal pada benda uji kedua dan ketiga sebesar 2 kali dan 3 kali
beban normal pertama dengan mengulangi prosedur di atas.

Perhitungan
Tegangan normal : Tegangan geser :

= =

Kuat geser :

= +

Dimana:
N : beban (kg).
A : luas contoh (cm2).
P : tekanan terbesar (kg/cm 2).
c : kohesi.
: sudut geser dalam ( o ).

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -52


Modul Geologi Teknik 2017

Tabel Kuatan Geser Relatif Dari Tanah


KUAT GESER
NO. KETERANGAN URAIAN DI LAPANGAN
(Kpa)
1. Keras > 288 Getas atau sangat kokoh
Tidak dapat diremas dengan jari-
2. Sangat kaku 144 288
jari tangan
Peremasan hanya mungkin jika
3. Kaku 72 144 jari-jari tangan ditekan dengan
kuat
Memungkinkan peremasan secara
4. Kokoh 36 72
normal
5. Lunak 18 36 Dapat dengan mudah diremas
Akan ke luar dari sela jari pada
6. Sangat lunak < 18
saat diremas

Tabel Nilai-Nilai Khas Untuk Kemungkinan Pemampatan Tanah

NO. JENIS TANAH mv (m2/MN)

1. Gambut 10,0 2,0


2. Lempung plastis 2,0 0,25
3. Lempung kaku 0,25 0,125
Lempung keras (napal-
4. 0,125 0,0625
bongkah)

Tabel Kerapatan Relatif Tanah Berbutir Kasar

NO. KERAPATAN RELATIF KETERANGAN SPT

1. 0 15 Sangat longgar lepas 04


2. 15 35 Lepas 4 10
3. 35 65 Cukup rapat 10 30
4. 65 85 Rapat 30 50
5. 85 100 Sangat rapat > 50

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -53


Modul Geologi Teknik 2017

Tabel Kerapatan Relatif, Kerapatan Kering, dan Nilai Untuk Pasir Kuarsa

NO. KERAPATAN RELATIF NILAI KERAPATAN KERING (mg/m 3)

1. Sangat lepas < 28 < 1,44


2. Lepas 28 30 1,44 1,60
3. Cukup rapat 30 36 1,44 1,60
4. Rapat 36 41 1,60 1,76
5. Sangat rapat > 41 1,60 1,76

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -54


Modul Geologi Teknik 2017

Gambar Alat Direct Shear Test

Keterangan :
1. Dial pengeser 8.Box gigi penggerak
2. Bak perendam 9. Meja pudukan
3. Plat beban 10. Engkol pemutar
4. Lengan keseimbangan 11. Skrup pendorong
5. Dial konsolidasi 12. Tiang penekan
6. As pendorong 13. Landasan bawah
7. Proving ring 14. Beban

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -55


Modul Geologi Teknik 2017

B. Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compressive Strength)


Kegunaan
Pemeriksaan in dimaksudkan untuk mendapatkan besarnya kekuatan tekan bebas
contoh tanah atau batuan yang bersifat kohesif baik dalam keadaan asli mapun buatan
(Remolded). Kecepatan pergerakan perubahan tinggi pada arah vertical 1 %. Hasilnya
merupakan gambar yang memberikan hubungan antara besar tegangan dengan
perubahan tinggi contoh tanah. Prosedur percobaan mengikuti standar ASTM D
2166/2166.
Tabel Klasifikasi Tanah Berdasarkan Harga Kuat Tekan Bebas

NO. NILAI qu (kg/cm2) SIFAT

1. < 0,25 Sangat lembek


2. 0,25 0,50 Lembek
3. 1,5 1,00 Teguh
4. 1,00 2,00 Kenyal
5. 2,00 4,00 Sangat kenyal
6. > 4,00 Keras

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -56


Modul Geologi Teknik 2017

BAB III
MEKANIKA BATUAN

3.1 DEFINISI BATUAN


Berbagai definisi dari batuan sebagai obyek dari mekanika batuan telah diberikan
oleh ahli dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan, antara lain :
1. Menurut para Geologist
a. Batuan adalah susunan mineral dan bahan organis yang bersatu membentuk
kulit bumi.
b. Batuan adalah semua material yang membentuk kulit bumi yang dibagi atas :
Batuan yang terkonsolidasi (Consolidated rock).
Batuan yang tidak terkonsolidasi (Uncosolidated rock).
2. Menurut para ahli Teknik Sipil khususnya para ahli Geoteknik
a. Istilah batuan hanya untuk formasi yang keras dan solid dari kulit bumi.
b. Batuan adalah suatu bahan yang keras dan koheren atau yang telah
terkonsolidasi dan tidak dapat digali dengan cara biasa.
3. Menurut TALOBRE, orang yang pertama kali memperkenalkan mekanika batuan di
Perancis pada tahun 1948. batuan adalah material yang membentuk kulit bumi
termasuk fluida yang berada di dalamnya (seperti minyak, air, dll).
4. Menurut ASTM, batuan adalah suatu bahan yang terdiri dari mineral padat (solid)
berupa massa yang berukuran besar atau pun berupa fragmen-fragmen.
5. Batuan adalah campuran dari satu atau lebih mineral yang berbeda, tidak
mempunyai komposisi kimia tetap.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa batuan tidak sama dengan tanah.
Tanah dikenal sebagai material yang mobile, rapuh dan letaknya dekat dengan permukaan
bumi.

3.2 DEFINISI MEKANIKA BATUAN


Definisi mekanika batuan telah diberikan oleh beberapa ahli atau komisi-komisi yang
bergerak di bidang ilmu tersebut, antara lain :
1. Menurut TALOBRE
Mekanika batuan adalah sebuah teknik dan juga sains yang tujuannya adalah
mempelajari prilaku (behaviour) batuan di tempat asalnya untuk

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -57


Modul Geologi Teknik 2017

dapatmengendalikan pekerjaan-pekerjaan yang dibuat pada batuan tersebut. Untuk


mencapai tujuan tersebut, mekanika batuan merupakan gabungan dari :

TEORI + PENGALAMAN + TEST LABORATORIUM + TEST IN-SITU

Sehingga mekanika batuan tidak sama dengan ilmu geologi yang didefinisikan
oleh TALOBRE sebagai berikut deskriptif yang mengidentifikasikan batuan dan
mempelajari sejarah dari batuan.
2. Menurut COATES
a. Mekanika adalah ilmu yang mempelajari efek dari gaya atau tekanan pada
sebuah benda. Efek ini bermacam-macam, misalnya percepatan, kecepatan,
perpindahan.
b. Mekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari efek dari pada gaya terhadap
batuan. Efek utama yang menarik bagi para geologiawan adalah perubahan
bentuk.
3. Bagi para insinyur, mekanika batuan adalah :
a. Analisis dari pada beban atau gaya yang dikenakan pada batuan.
b. Analisis dari dampak dalam yang dinyatakan dalam tegangan (stress),
regangan (strain) atau energi yang disimpan.
c. Analisis akibat dari dampak dalam tersebut, yaitu rekahan (fracture), aliran atau
deformasi dari batuan.
4. Menurut US National Committee on Rock Mechanics (1964) :
Mekanika batuan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku
(behaviour) batuan baik secara teoritis maupun terapan, merupakan cabang dari
ilmu menkanika yang berkenaan dengan sikap batuan terhadap medan-medan
gaya pada lingkungannya.

3.3 BEBERAPA CIRI MEKANIKA BATUAN


Adapun ciri-ciri mekanika batuan adalah sebagai berikut :
1. Dalam ukuran besar, solid, dan massa batuan kuat/keras, maka batuan dapat
dianggap kontinu.
2. Bagaimanapun juga karena keadaan alamiah danlingkungan geologi, maka batuan
tidak kontinu (diskontinu) Karena adanya kekar, fissure, schistocity, crack, cavities,
dan diskontinuitas lainnya. Untuk kondisi tertentu, dapat dikatakan bahwa mekanika
dari struktur batuan.
3. Secara mekanik, batuan adalah system multiple body.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -58


Modul Geologi Teknik 2017

4. Analisis mekanika tanah dilakukan pada bidang, sedang analisi mekanika batuan
dilakukan pada bidang dan ruang.
5. Mekanika batuan dikembangkan secara terpisah dari mekanika tanah, tetapi ada
beberapa yang tumpang tindih.
6. Mekanika bauan banyak menggunakan :
a. Teori elastisitas.
b. Teori plastisitas.
c. Mempelajari batuan, system struktur batuansecara eksperimen.

Tabel beberapa Sifat Batuan Penting Yang Mudah Diamati Di Lapangan

BATUAN

SIFAT TANAH
BATU
BERKOHESI TIDAK BERKOHESI

Kebundaran
Keterpilahan
Warna
Kelapukan
Permeabilitas
Kerapatan
Kehalusan
Lebar bukaan
Isian
Kepadatan Relatif
Konsistensi
Kekuatan

3.4 SIFAT FISIK DAN SIFAT MEKANIK BATUAN


Batuan mempunyai sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui dalam mekanika batuan
dandapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
1. Sifat fisik batuan, seperti bobot isi, specific gravity, porositas, absorbsi, void ratio.
2. Sifat mekanik batuan, seperti kuat tekan, kuat tarik, modulus elastisitas, poissons
ratio.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -59


Modul Geologi Teknik 2017

Kedua sifat tersebut dapat ditentukan baik di laboratorium maupun di lapangan (in
situ). Penentuan di laboratorium pada umumnya dilakukan terhadap percontohan yang
diambil di lapangan. Satu per satu contoh dapat digunakan untuk menentukan kedua sifat
batuan. Pertama-tama adalah penentuan sifat fisik batuan yangmerupakan pengujian
tanpa merusak, kemudian dilanjutkan dengan penentuan sifat mekanik batuan
yangmerupakan pengujian merusak, sehingga percontohan hancur.

3.5 UJI LABORATORIUM UNTUK BATUAN


3.5.1 Sifat Fisik Batuan (Basic Properties)
Batuan disusun oleh kandungan mineral yang berbeda pada setiap jenis batuan.
Pada batuan beku misalnya, mineral yang menyususn dominan mineral mafik denan berat
jenis yang lebih besar dari mineral felsik yang merupakan penyusun dari batuan beku
asam. Kandungan mineral yang berbeda tersebut akan membentuk batuan yang secara
fisik berbeda terhadap batuan yang lain. Uji sifat fisik batuan ini mengikuti standart SNI
1969:2008

Kegunaan
Untuk mengetahui karakteristik dasar batuan, seperti porositas, kadar air, void ratio,
dan lain-lain.

Peralatan Yang Digunakan


1. Timbangan
2. Desikator
3. Gelas beker
4. Oven pemanas/heater
5. Jangka sorong
6. Benang/tali
7. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
8. Pemberat 500 gram dan 1 kg

Prosedur Pelaksanaan
Sesuai dengan prosedur yang ada di lembar kerja.

Perhitungan
Sesuai dengan perhitungan yang ada dalam lembar kerja.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -60


Modul Geologi Teknik 2017

Tabel Klasifikasi Hard And Soft Rock Berdasarkan Porositas dan Void Ratio

VOID RATIO POROSITY TERM

> 0,43 > 30 Very high


0,43 0,18 30 15 High
0,18 0,05 15 5 Medium
0,05 0,01 51 Low
< 0,01 <1 Very low

Tabel Klasifikasi Degree of Saturation


DEGREE OF SATURATION
TERM
(%)
0,00 0,25 Naturally dry
0,25 0,50 Wet
0,50 0,80 Very wet
0,80 0,95 Highly saturated
0,95 1,00 Saturated

Tabel Klasifikasi Unit Weight

SOIL ROCK TERM

< 1,40 < 1,80 Very low


1,40 1,70 1,80 2,20 Low
1,70 1,90 2,20 2,55 Moderate
1,90 2,20 2,55 2,75 High
> 2,20 > 2,75 Very high

3.5.2 Pengujian Kuat Tekan (Unconfined Compressive Strength Test)


Dasar Teori
Kuat tekan didefinisikan sebagai harga tekan yang diterima pada saat batuan pecah
akibat ditekan oleh suatu gaya tertentu. Dalam teorinya prinsip penentuan kuat tekan
adalah sangat sederhana, tetapi pada prakteknya sangat jauh dari sederhana, sebab cukup
banyak faktor yang mempengaruhi (VUTUKURI et al. 1974), yaitu :

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -61


Modul Geologi Teknik 2017

1. Faktor dalam, antara lain :


a. Mineralogi.
b. Ukuran butir.
c. Porositas.
2. Faktor luar, antara lain :
a. Gaya gesekan antara bidang pelat penekan (platens) dan permukaan ujung-
ujung contoh batuan.
b. Geometri contoh, yaitu perbandingan antara panjang dan diameter contoh (L/D)
serta ukuran contoh.
c. Kecepatan penekanan.
d. Faktor lingkungan, antara lain :
Kadar air.
Jenis cairan.
Temperatur.
Tentang ukuran contoh, ada berbagai pendapat :
1. ISRM, 1972, ukuran standar disarankan tidak lebih kecil dari contoh inti berbentuk
silinder berukuran 54 mm, sedangkan perbandingan panjang dan (L/D) adalah
2,51 sampai 3 : 1.
2. HAWKES dan MELLOR (1970), untuk L/D = 2 : 1 merupakan perbandingan
minimum yang masih bisa diterima (minimum acceptable ratio).
3. VUTUKURI (1974), pengaruh mineralogi kuarsa adalah merupakan yang paling
kuat diantara batuan sedimen.
4. PRICE (1960), makin kecil ukuran butir makin kuat.
5. Brace (1961), makin kecil porositas makin kuat.
Tentang pengaruh bentuk contoh terhadap kuat tekan ada yang mengatakan bahwa
contoh yang berbentuk silinder selalu lebih besar kuat tekannya dari yang berbentuk kubus.
Pengaruh temperatur atas hasil pengujian kuat tekan adalah makin tinggi temperatur
pengeringan akan makin tinggi kuat tekannya (SIMPSON dan PERRUS, 1968 opcit
VUTUKURI et al 1974).
Pengujian ini menggunakan mesin tekan (compression machine) untuk menekan
percontohan batuanyang berbentuk silinder, balok atau prisma satuarah (uniaxial).
Penyebaran tegangan di dalam percontohan batuan secara teoritis adalah searah dengan
gaya yang dikenakan pada percontohan tersebut. Tetapi dalam kenyataannya arah
tegangan tidak searah dengan gaya yang dikenakan pada percontohan tersebut karena
ada pengaruh dari plat penekan mesin tekan yang menghimpit percontohan. Sehingga

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -62


Modul Geologi Teknik 2017

bentuk pecahan tidak berbentuk bidang pecah yang searah dengan gaya melainkan
berbentuk cone.
Sebagai perilaku pecahnya contoh batuan menurut HAWKES dan MELLOR (1970)
ada 3 macam, yaitu :
1. Pecahnya secara kataklastik
Merupakan peretakan bagian dalam secara umum oleh pembentukan multi rekahan
searah dengan penekanan. Apabila contoh tersebut pecah tampak tertinggal
fragmen berbentuk kerucut diujungnya, bersama-sama dengan potongan batuan
yang panjang dari sekitar keliling contoh tersebut.
2. Pecah searah bidang belah sumbu atau pecah vertical
Memperlihatkan terjadinya satu rekahan utama atau lebih panjang arah penekanan.
3. Pecah searah bidang geser
Yaitu pecahnya contoh batuan sepanjang bidang miring tunggal.

Kegunaan
Untuk mengetahui kekuatan batuan terhadap tekanan beban, sudut geser dalam,
dan kohesi batuan.

Prosedur Pelaksanaan
1. Contoh batuan diukur panjangdan diameternya dengan jangka sorong.
2. Dihitung luas permukaannya.
3. Tentukan harga perbandingan L/D dengan menggunakan table Concrete Strenght
Coreection Factor Percent.
4. Letakkan contoh batuan diantara pelat penekan, dimana jarun manometer harus
menunjukkan angka nol.
5. Tekan contoh batuan secara perlahan-lahan sampai pecah dan catat harganya.
Harga di sini harga minimum.
6. Ukur sudut pecah pada contoh dengan tujuan untuk mendapatkan harga sudut
geser.

Perhitungan
Dari percobaan didapat harga :
1. Beban maksimum ( P ) lbs. 3. Tinggi contoh ( t ) cm.
2. Diameter ( ) cm. 4. Sudut pecah ( ) o.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -63


Modul Geologi Teknik 2017

Harga ( P ) dikoreksi terlebih dahulu sebelum dihitung.


Koreksi manometer ( X ) lbs :

=

Manometer terkoreksi ( Y ) lbs :

Manometer efektif ( Q ) lbs :

= ()

L/D koreksi :

% ( )

Beban efektif :

= .

Sudut geser dalam :

( )

Kuat tekan (ultimate) :




Prisma :

Setelah perhitungan di atas, dicari nilai tegangan geser dengan menggunakan Lingkaran
Mohr.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -64


Modul Geologi Teknik 2017

Tabel L/D Koreksi

L/D .00 .01 .02 .03 .04 .05 .06 .07 .08 .09

1.0 85.8 86.7 86.6 87.0 87.4 87.7 88.0 88.4 88.7 89.0
1.1 89.3 89.6 89.9 90.2 90.5 90.8 91.1 91.4 91.6 91.9
1.2 92.1 92.4 92.7 93.0 93.2 93.5 93.7 94.0 94.2 94.5
1.3 94.6 94.8 95.0 95.2 95.3 95.5 95.6 95.8 95.9 96.1
1.4 96.2 96.3 96.4 96.5 96.7 96.8 96.8 96.9 97.0 97.0
1.5 97.1 97.2 97.3 97.4 97.4 97.5 97.5 97.7 97.8 97.6
1.6 97.8 97.8 97.9 97.9 98.0 98.0 98.1 98.1 98.2 98.2
1.7 98.3 98.4 98.4 98.5 98.6 98.6 98.7 98.7 98.9 98.2
1.8 98.9 99.5 99.0 99.1 99.1 99.2 99.2 99.3 99.3 99.4
1.9 99.5 100.1 99.6 99.6 99.7 99.8 99.8 99.9 99.9 100.0
2.0 100.0 100.7 100.1 100.2 100.2 100.3 100.4 100.4 100.5 100.5
2.1 100.6 101.3 100.8 100.8 100.8 100.9 101.0 101.0 101.1 101.7
2.2 101.2 101.9 101.4 101.4 101.5 101.5 101.6 101.7 101.7 102.3
2.3 102.4 102.5 102.4 102.0 102.1 102.1 102.0 102.2 102.3 102.9
2.4 103.0 103.1 102.6 102.6 102.7 102.7 102.8 102.8 102.9 103.5
2.5 103.0 103.7 103.1 103.2 103.2 103.3 103.4 103.4 103.5 104.1
2.6 104.2 104.3 103.7 103.8 103.9 103.8 104.0 104.1 104.1 104.7
2.7 104.8 104.9 104.3 104.4 104.5 104.0 104.6 104.7 104.7 105.2
2.8 104.8 105.5 104.9 105.0 105.1 104.6 105.2 105.3 105.2 105.3
2.9 105.4 105.5 105.5 105.5 105.7 105.2 105.8 105.8 105.9 105.9

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -65


Modul Geologi Teknik 2017

Tabel Koreksi Kalibrasi Manometer


PRESSURE PRESSURE
GAUGE CORRECTION GAUGE CORRECTION
TYPE TYPE
(kg/cm2) (K) (kg/cm2) (K)
(P) (P)
2.900 45 25.250 - 218
7.375 - 13 20.200 - 174
12.575 - 59 17.625 - 102

SOIL
ROCK

17.600 - 77 12.600 - 84
20.150 - 124 7.400 - 38
25.225 - 193 2.925 - 20
29.750 - 300

Tabel Klasifikasi Kuat Tekan (U.C.S) Menurut Deeres

KELAS U.C.S (Mpa) SKALA KEKUATAN

A > 200 Luar biasa kuat


B 100 200 Sangat kuat
C 50 100 Kuat
D 25 50 Cukup kuat
E < 25 Lemah

Kisaran Nilai-Nilai U.C.S Untuk Batuan Alam Dan Beton


E 25 D 50 C 100 B 200 A

granit
sabak
basalt
skiss

gneis
batupasir

kuarsit
Batu kapur

beton

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -66


Modul Geologi Teknik 2017

3.5.3 Lingkaran Mohr (Mohrs Envelope)


Dasar teori
Mohr adalah seorang insinyur jerman (1835 1918) yang mengembangkan metode
analisa stress dengan gambaran grafis. Pada tahun 1773, COULOMB mengajukan
hipotesa mengenai kekuatan geser tanah sebagai berikut :

Di mana :
S : kekuatan geser tanah
c : kohesi tanah
: sudut geser dalam
n : tegangan normal
: tegangan geser

Tahun 1925 terjadi perubahan rumus COULOMB dengan memasukan unsur tegangan air
pori (uplift pressure)

Dimana :
c : kohesi tanah kuat
n : tegangan normal efektif
u : tegangan pori air
: sudut geser dalam efektif

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -67


Modul Geologi Teknik 2017

Pada beberapa percobaan kuat tekan bebas dihasilkan pecahan yang mempunyai
sudut dengan bidang datar. Sudut tersebut disebut sudut pecah. Pada bidang pecah
tersebut bekerja gaya-gaya yaitu gaya normal dan gaya geser, sebagai akibat tegangan
utama yang bekerja yaitu T1. Sedangkan untuk T2 dan T3 = 0.

Lihat gambar :

Untuk penentuan tegangan normal dan tegangan geser pada percobaan ada sedikit
penentuan, yaitu :
1. Karena T2 dan T1 = 0, maka dalam pembuatan lingkaran Mohr nilai T 3 = 0, berarti
lingkaran stress bagian kiri menempel pada absis / konsonan Y.
2. Penentuan nilai tegangan normal dan tegangan geser pada bidang geser, dapat
dilihat langsung dengan melihat :
a. Sumbu Y untuk nilai tegangan geser.
b. Sumbu X untuk nilai tegangan normal.

Prosedur Pembuatan Lingkaran Mohr


1. Sediakan kertas millimeter blok dengan ukuran minimal A4.
2. Perhatikan nilai ultimate dan prisma pada percobaan Kuat Tekan Bebas Batuan.
3. Nilai ultimate akan menjadi diameter lingkaran, sedangkan nilai prisma akan
menjadi jari-jari lingkaran.
4. Buat diagram kartesius pada millimeter blok dengan memperhatikan besarnya nilai
ultimate dan prisma. Skala X dan Y harus sama besar ( X : Y = 1 : 1 ).
5. Gambar setengah lingkaran dengan jangka pada diagram kartesius, dimana sisi kiri
lingkaran menempel pada sumbu Y.
6. Kemudian masukkan nilai sudut pecah ( 2 ) dari titik pusat lingkaran. Nol derajat
dimulai dari sisi kanan lingkaran,

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -68


Modul Geologi Teknik 2017

7. Buatlah garis lurus (garis a) dari sudut pecah tadi sampai menyinggung garis
lingkaran.
8. Dari titik persinggungan antara garis a dengan lingkaran, buatlah garis tegak lurus
(garis b) terhadap garis a yang menyinggung lingkaran sampai sumbu Y.
9. Titik persinggungan antara garis b dengan sumbu Y adalah sebagai nilai c (kohesi).
10. Sudut yang dibentuk antara garis b dengan bidang horisontal adalah sudut .
11. Dari titik persinggungan antara garis a dengan lingkaran, tarik garis horizontal ke
arah sumbu Y, nilai yang didapatkan pada sumbu Y adalah nilai tegangan geser ().
12. Dari titik persinggungan antara garis a dengan lingkaran, tarik garis vertical ke arah
sumbu X, nilai yang didapatkan pada sumbu X adalah nilai tegangan normal (n).
13. Hitung besarnya kuat geser (S).
14. Hasil tegangan normal dan tegangan geser yang didapatkan dari lingkaran Mohr
adalah hasil secara grafis. Cocokan hasil secara grafis tersebut dengan perhitungan
secara matematis terhadap tegangan normal dan tegangan geser.
Dimana besarnya tegangan geser secara matematis adalah :

Sedangkan untuk tegangan normal :

= ( + )

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -69


Modul Geologi Teknik 2017

n X

Gambar Lingkaran Mohr

3.5.4 Point Load Test (Test Franklin)


Dasar Teori
Kekuatan batuan terhadap beban tergantung pada keadaan bebanitu sendiri. Jika
beban yang menerpa batuan berupa bidang, maka gaya tekanan dari beban tersebar
merata ke semua permukaan bidang. Tetapi bila beban berupa titik, maka semua gaya
beban bertumpu pada satu titik. Bila dibandingkan, maka batuan yang menerima beban
berupa titik akan hancu terlebih dahulu.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan (strength) dari percontohan batu
secara tidak langsung di lapangan. Percontohan batu dapat berbentuk silinder atau
bentuknya tidak beraturan. Peralatan yang digunakan mudah dibawa, tidak begitu besar
dan cukup ringan. Pengujian cepat, sehingga dnegan cepat dapat diketahui kekuatan
batuan di lapangan, sebelum pengujian di laboratorium di lakukan. Percontohan yang
disarankan untuk pengujian ini adalah berbentuk silinder dengan 50 mm (nx = 54 mm).
Kegunaan

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -70


Modul Geologi Teknik 2017

Untuk mengetahui klasifikasi batuan. Prinsip kerja alat point load test adalah menekan
contoh batuan pada sumbunya dari 2 arah dengan penekanan yang berbentuk conical.

Peralatan Yang Digunakan


1. Selipper.
2. Point load test meter.
3. Jangka sorong.

Prosedur Pelaksanaan
1. Contoh batuan diukur dulu panjangnya (L) dan (D) dengan menggunakan selipper
atau jangka sorong, dan tentu saja metode uji beban titik berdasarkan syarat-syarat
di bawah ini :
a. Diametral test L = 0,7 D
b. Axial test D/L = 1,1 0,05
c. Irregular test D/L = 1,0 sampai 1,4
2. Tempatkan contoh batuan diantara 2 conical, kemudian tekan alat point load test
secara perlahan-lahan dengan melihat pergerakan jarum manometer.
3. Tentukan nilai manometer maksimum, yaitu nilai manometer pada saat batuan
pecah.

Perhitungan
Faktor koreksi manometer :

Beban efektif :

Is :


Is50 : (Lihat tabel)

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -71


Modul Geologi Teknik 2017

Tabel Penentuan K/P


PRESSURE PRESSURE
GAUGE CORRECTION GAUGE CORRECTION
TYPE TYPE
(kg/cm2) (K) (kg/cm2) (K)
(P) (P)
4 - 2.5 29 5
8 - 2.5 25 2.5
12 -2 20 1
ROCK

SOIL
21 - 1.25 17 0
25 0 15 -3
29 1 7 -2
34 2.5 3 -1

Tabel Nilai-Nilai Khas Uji Beban Titik (Bell)


Is (50) U.C.S
MATERIAL
(Mpa) (Mpa)
Granit eskdale 12.0 198.3
Andesit (somerset) 14.8 204.3
Basalt (derbyshire) 16.9 321.0
Sabak ( north wales) 7.9 96.4
Skiss (aberdeenshire) 7.2 82.7
Gneiss 12.7 162.0
Batupasir aneka warna (edwinstone) 0.7 11.6
Kapur karbon (buxton) 3.5 106.2

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -72


Modul Geologi Teknik 2017

4.5.5 Kualitas Batuan (Rock Quantity Designation)


Dasar Teori
Apa yang dinamakan Rock Quantity Designation (RQD) telah dirancang secara
khusus untuk memperoleh petunjuk tidak langsung dari pemboran inti bagi sifat-sifat
batuan. Nilai RQD didasarkan pada hasil yang diperoleh dari pemboran inti atau core
recovery (Deere and Deere, 1989). Hasil yang diperoleh dari pemboran inti adalah ratio
dari ukuran panjang bor dan ini bervariasi mulai dari 0% (tiada perolehan) sampai 100%
(perolehan penuh). Di sini RQD merupakan sebuah penyesuaian. Hanya bagian pemboran
inti yang utuh saja dan panjangnya lebih dari 10 cm dapat kita gunakan untuk menghitung
perolehan. Sebuan inti yang lebih kecil seringkali akan patah akibat pemboran itu sendiri
sehingga dapat memberikan sebuah nilai RQD yang salah.
Selain penentuan jarak, kondisi suatu diskontinuitas merupakan hal yang penting
pula. Apakah semua permukaannya licin atau kasar, apakah terdapat kandungan material
(lempung, kalsit, kuarsit) di sela-selanya, apakah telah terjadi pelapukan pada bagian
permukaan, berapakah kelebarannya, dan sebagainya. Selain itu tentu saja orientasi ruang
dari berbagai diskontinuitas merupakan sesuatu yang tidak kalah pentingnya.

Kegunaan
Untuk mengetahui kualitas batuan hasil pemboran inti.

Peralatan Yang Dibutuhkan


1. Core minimal 1 meter.
2. Penggaris / jangka sorong.
3. HCl.
4. Komparator.
5. Loupe.

Prosedur Pelaksanaan
1. Amati core yang telah ditentukan.
2. Deskripsikan masing-masing core yang hanya mempunyai panjang minimal 10 cm.
3. Pendeskripsian adalah merupakan gabungan antara prosedur standar deskripsi
batuan dengan pendeskripsian secara geologi teknik.
4. Catat keseluruhan panjang core, baik yang lebih dari 10 cm atau pun kurang dari
10 cm.
Perhitungan

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -73


Modul Geologi Teknik 2017


= 100%

> 10
= 100%

Tabel Kualitas Batuan (Palmstrom, 2005)

NO. RQD(%) KUALITAS BATUAN

1. 0 25 Very poor
2. 25 50 Poor
3. 50 75 Fair
4. 75 90 Good
5. 90 100 Excellent

Berikut ini adalah prosedur perhitungan untuk mendapatkan nilai RQD berdasarkan
sampel core.

Prosedur pengukuran nilai RQD (Palmstrom, 2005)

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -74


Modul Geologi Teknik 2017

BAB IV
APLIKASI GEOLOGI TEKNIK

4.1 Gerakan Tanah


4.1.1 Pendahuluan
Gerakan tanah menurut Varnes (1978), ialah perpindahan masa tanah, batuan,
atau regolith pada arah tegak, mendatar, atau miring dari kedudukan semula. Secara
umum terjadinya longsoran pada suatu lereng diakibatkan oleh ketidak seimbangan antara
beban dan tahanan kuat geser dari material penyusun lereng tersebut.

Keseimbangan benda pada bidang miring

Suatu massa seberat W yang berada dalam keadaan setimbang diatas satu bidang
membetuk sudut terhadap horizontal. Gaya berat yang memiliki arah vertikal dapat
diuraikan pada arah sejajar dan tegak lurus bidang miring. Komponen gaya berat yang
sejajar bidang miring dan cenderung membuat benda menggelincir adalah W sin atau
gaya penggerak, sedangkan komponen gaya yang tegak lurus bidang dan merupakan gaya
yang menahan benda untuk menggelincir adalah W cos atau gaya normal

4.1.2 Klasifikasi Gerakan Tanah


Klasifikasi para peneliti pada umumnya berdasarkan kepada jenis gerakan dan
materialnya. Klasifikasi yang mengacu kepada Varnes (1978), seperti dibawah ini
berdasarkan kepada material yang nampak, kecepatan perpindahan material yang
bergerak, susunan massa yang berpindah dan jenis material dan gerakannya.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -75


Modul Geologi Teknik 2017

Menurut Varnes longsoran (landslide) dapat diklasifikasikannya menjadi: jatuhan


(fall), jungkiran (topple), luncuran (slide) dan nendatan (slump), aliran (flow), gerak bentang
lateral (lateral spread), dan gerakan majemuk (complex movement).

Klasifikasi longsoran oleh Varnes (1978, dalam M.J. Hansen, 1984) yang digunakan oleh Highway
Research Board Landslide Comitte (1978, dalam Sudarsono & Pangular, (1986).

Berdasarkan bentuk longsoran, maka tata nama tubuh longsoran dapat diberikan
dengan melihatnya dari bagian atas lereng atau di mahkotanya. Tata nama tersebut secara
sederhana dapat diuraikan berdasarkan HWRLBC, (1978 ; dalam Pangular, 1985) yang
mengacu pada Varnes (1978).

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -76


Modul Geologi Teknik 2017

Tubuh longsoran (HWRBLC, Highway Researh Board Landslide Comitte 1978 ; dalam Pangular,
1985 ; menurut Varnes 1978, dalam Burma & Van Asch,1997)

1. Mahkota : material yang terletak di bagian tertinggi gawir utama


2. Gawir besar : lereng terjal pada bagian yang mantap di sekeliling bagian yang
longsor
3. Blok longsor
4. Gawir kecil : lereng terjal pada bagian yang bergerak karena ada perbedaan
gerakan dalam massa tanah
5. Tubuh utama
6. Retakan tensi
7. Kaki : garis perpotongan antara bagian terbawah bidang longsor
dengan muka tanah asli
8. Muka tanah : muka tanah asli, yaitu lereng yang tak terganggu oleh gerakan
tanah
9. Sayap : bagian samping dari suatu tubuh gerakan tanah

Gerakan tanah berupa longsor merupakan bencana yang sangat membahayakan.


Longsoran sering kali terjadi akibat adanya pergerakan tanah pada kondisi daerah lereng
yang curam, serta tingkat kelembapan (moisture) yang tinggi, tumbuhan jarang, dan
material kurang kompak. Faktor lain untuk timbulnya longsor adalah rembesan air dan
aktivitas geologi seperti patahan, rekahan, dan liniasi. Kondisi lingkungan setempat
merupakan komponen yang terkait. Bentuk dan kemiringan lereng, kekuatan material,

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -77


Modul Geologi Teknik 2017

kedudukan muka airtanah, dan kondisi drainase setempat sangat berkaitan pula dengan
kondisi kestabilan lereng.

4.1.3 Analisis Stabilitas Lereng

Analisis kestabilan lereng didasarkan pada konsep keseimbangan plastis batas


(limit plastic equilibrium), (Wesley) 1977. Adapun maksud analisis kestabilan lereng adalah
untuk menentukan faktor aman dari bidang longsor yang potensial. Dalam analisis
kestabilan lereng beberapa anggapan telah dibuat, yaitu :

1. Longsoran lereng terjadi disepanjang permukaan bidang longsor tertentu


dan dapat dianggap sebagai masalah bidang 2 dimensi.
2. Massa tanah yang longsor dianggap berupa benda yang masif.
3. Tahanan geser dari massa tanah pada setiap titik sepanjang bidang longsor
tidak tergantung dari orientasi permukaan longsoran, atau dengan kata lain
kuat geser tanah dianggap isotropis.
4. Faktor aman didefinisikan dengan memperhatikan tegangan geser rata-rata
sepanjang bidang longsor yang potensial dan kuat geser tanah rata-rata
sepanjang permukaan longsoran.

Dalam bidang teknik sipil ada 3 macam lereng yang perlu kita perhatikan yaitu :

1. Lereng alam yaitu lereng yang terbentuk karena proses-proses alam,


misalnya lereng suatu bukit.
2. Lereng yang dibuat dalam tanah asli, misalnya bilamana tanah dipotong
untuk pembuatan jalan atau saluran air untuk keperluan irigasi.
3. Lereng yang dibuat dari tanah yang dipadatkan, misalnya tanggul untuk
jalan atau bendungan tanah.

Faktor aman didefinisikan sebagai nilai banding antara gaya yang menahan dan gaya yang
menggerakkan.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -78


Modul Geologi Teknik 2017

Menurut Bowles (1991), kelompok rentang faktor keamanan (FK) dapat dibagi 3
ditinjau dari intensitas kelongsorannya, yaitu:

Nilai Faktor Keamanan (FK) Kejadian / Intensitas Longsor


FK < 1,07 Longsoran terjadi biasa/sering (kelas labil)
FK antara 1,07 1,25 Longsoran pernah terjadi (kelas kritis)
FK > 1,25 Longsoran jarang terjadi (kelas stabil)

Lereng yang stabil memiliki harga FK yang tinggi dan lereng yang tidak stabil
memiliki harga FK yang rendah. Faktor keamanan lereng tersebut harganya tergantung
pada besaran ketahanan geser dan tegangan geser, dimana keduanya bekerja saling
berlawanan arah disepanjang bidang gelincir. Bidang gelincir tersebut terletak pada zona
terlemah didalam tubuh lereng. Jika harga FK = 1,07 maka longsor akan berhenti jika
ketahanan geser batuan penyusun mampu menopang geometri lereng yang baru (yang
lebih landai) dan FKnya menjadi lebih tinggi.

4.1.3.1 Faktor Pengontrol Kestabilan Lereng


a. Faktor Dalam
1. Geometri Lereng

Geometri lereng ditampilkan sebagai bentuk penampang tegak lurus sumbu lereng
yang terdiri dari sudut kemiringan, ketinggian puncak dan panjang permukaan lereng,
sebagai penciri geometri lereng tersebut berpengaruh terhadap kestabilannya. Suatu
massa tanah/batuan memiliki harga batas ketahanan tertentu dalam membenuk suatu
ukuran geometri lereng, sehingga penciri geometri memiliki harga kritis tertentu
pula.Lereng berkestabilan kritis bila nilai salah satu atau lebih penciri geometrinya sama
dengan harga kritisnya, bahkan gerakan tanah bisa terjadi bila nilainya melebihi harga
kritisnya.

2. Batuan / Tanah Pembentuk Lereng

Batuan/massa tanah pembentuk lereng memiliki sifat fisik yaitu berat isi (G wet) dan
sifat mekanik yang terdiri dari kohesi (c) dan sudut geser dalam (). Kedua sifat ini harganya
sangat dipengaruhi oleh kadar air tanah (w). Harga-harga sifat fisik dan mekanik tersebut
akan menentukan kestabilan suatu lereng. Selama harga-harga sifat fisik dan mekanik
tersebut masih dapat membentuk suatu harga tahanan geser yang cukup besar didalam
tubuh lereng, sampai harga batas maksimal harga kadar air (w) tertentu, maka lereng masih
akan tetap stabil.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -79


Modul Geologi Teknik 2017

b. Faktor Luar

Faktor-faktor yang berasal dari luar massa tanah atau batuan pembentuk lereng
yang berpengaruh terhadap kestabilan lereng yang dibentuk, meliputi beban dan vegetasi,
gempa dan hujan atau air dari sumber yang lain.

1) Vegetasi
Beban tanaman (vegetasi) pada massa pembentuk lereng berasal dari tanaman
keras yang berpengaruh terhadap penambahan beban pada massa lereng. Sedangkan
adanya jalinan akar vegetasi akan menambah semakin kuatnya lereng.

Gerakan tanah sangat rentan terjadi pada daerah yang bervegetasi jarang dan
batuan yang tidak stabil. Dapat berupa kurang kompaknya lapisan penyusun batuan.

Pengaruh menguntungkan dari vegetasi adalah menambah stabilitas lereng


sehingga dapat meminimalisir pergerakan tanah yang dapat terjadi, sedangkan pengaruh
negatif pada vegetasi adalah terjadi apabila vegetasi yang tidak kuat menahan gejala alam
yang ada sehingga apabila vegetasi yang ada rusak oleh gejala alam maka stabilitas lereng
yang mengalami gangguan dan berakibat massa tanah akan bergerak.

2) Gempa
Gempa bumi merupakan penyebab permukaan tanah beserta segenap bangunan
diatasnya berguncang. Gempa berasal dari energi regangan (strain energy) yang lepas
secara tiba-tiba, setelah terhimpun secara beragsur-angsur selama kurun waktu tertentu.
Proses tersebut menimbulkan penjalaran getaran ke segala arah dalam tubuh bumi,
termasuk tubuh lereng yang akhirnya dapat berfungsi sebagai pemicu terjadinya gerakan
tanah.

3) Curah Hujan
Air hujan jika meresap kedalam tanah dapat meningkatkan kadar air dalam tanah
pembentuk lereng, yang berakibat pada penurunan kohesi, sudut geser dalam dan
kenaikan berat isi tanah. Air akan memperkecil ketahanan geser massa tanah pada lereng
dan menaikkan tekanan pori yang dapat mengakibatkan longsor.

Faktor-faktor penyebab tersebut diatas saling mempengaruhi satu sama lainnya


dan akan menentukan besar dan luasnya gerakan tanah yang akan terjadi. Kerentanan
suatu daerah terhadap terjadinya gerakan tanah ditentukan oleh pengaruh dan keterkaitan
faktor-faktor tersebut satu sama lainnya diantaranya :

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -80


Modul Geologi Teknik 2017

Faktor Pembentuk Gaya-Gaya Penggerak


Gaya penggerak umumnya dipengaruhi oleh gravitasi, sehingga berat dari beban/
bagian lereng yang bersangkutan adalah merupakan salah satu gaya penggerak terjadinya
longsoran :
1. Bobot Isi Batuan
Batuan dengan bobot isi yang besar akan memberikan beban/gaya yang lebih
besar pada lereng.
2. Kandungan Air Tanah
Keberadaan air sebagai moisture tanah pada lereng yang bersangkutan akan
memberikan tambahan beban yang besar pada lereng.
3. Sudut lereng

Faktor yang Mengurangi Gaya Penahan / Mengurangi Kuat Geser Batuan


1. Proses Pelapukan
Pelapukan (kimia) terjadi di mana-mana, terutama di daerah tropis dimana
temperatur udara dan kelembaban relatif tinggi. Pelapukan yang terjadi pada batuan
mengubah komposisi mineralogi batuan yang bersangkutan berikut struktur dalamnya
(sistem kristal, kemas, tekstur, dll) sehingga kekuatan batuan akan berkurang secara
drastis. Karena proses pelapukan, maka baik sifat fisik maupun sifat mekanik batuan akan
berubah dan umumnya mengakibatkan pengurangan kekuatan batuan/kuat geser batuan.
2. Aktifitas Manusia
Aktifitas manusia yang langsung mempengaruhi kesetimbangan muka bumi (dalam
hal ini kemantapan lereng) antara lain adalah penggalian dan penimbunan.

Faktoryang Memperbesar Gaya Penggerak


Selain pengurangan kuat geser, penambahan beban/gaya penggerak juga dapat
membuat lereng yang tadinya mantap menjadi tidak mantap. Penambahan ini juga dapat
terjadi secara alamiah maupun karena aktifitas manusia (langsung maupun tidak
langsung). Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Aktivitas Tektonik
2. Gempa atau Sumber Getaran Lain
Getaran atau gelombang kejut dapat menghasilkan energi yang besar, yang apabila
mempunyai arah yang sama dengan permukaan bebas suatu lereng dapat
menambah beban dan mengakibatkan longsoran, misalnya adanya uji gelombang
seismik.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -81


Modul Geologi Teknik 2017

3. Penambahan Beban Akibat Penimbunan


Timbunan material tanah/batu (waste) di atas suatu lereng akan memperbesar gaya
penggerak dan dapat mengakibatkan longsoran pada lereng tersebut.
4. Penambahan Air Tanah
Pada pori/celah tanah/batuan jelas akan memperbesar gaya penggerak yang dapat
mengakibatkan longsoran. Penambahan air tanah ini dapat terjadi karena alam
(hujan, banjir, dll) maupun karena aktifitas manusia (irigasi, drainase, dll)

4.1.4 Metode Analisis Kestabilan Lereng (Faktor Keamanan)

Banyak rumus perhitungan Faktor Keamanan lereng (material tanah) yang


diperkenalkan untuk mengetahui tingkat kestabilan lereng ini. Rumus dasar Faktor
Keamanan (Safety Factor, F), lereng (material tanah) yang diperkenalkan oleh Fellenius
dan kemudian dikembangkan oleh Lambe & Whitman (1969) dan Parcher & Means (1974).

Sketsa lereng dan gaya yang bekerja

= . + {( + ) cos } tan
= ( )
= ( + ) sin

Keterangan:
F = faktor keamanan lereng = gaya ketahanan geser / tahanan geser

L = segmen bidang gelincir (meter) sepanjang L( 2 )



s = gaya dorong geser (2 )

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -82


Modul Geologi Teknik 2017

c = kohesi massa lereng (2 ) = tekanan pori ( . . )

= sudut geser dalam massa lereng h = panjang garis ekuipotensial ke titik


(derajat) berat L(meter)

W = bobot massa di atas segmen L (ton) = sudut yang dibentuk oleh bidang
gelincir dengan bidang horisontal
V = beban luar (ton)
(derajat)

Sketsa gaya yang bekerja

4.1.4.1 Hoeks Chart


Metoda ini merupakan metoda grafis atau dapat dianggap sebagai metoda empiris,
karena menggunakan perbandingan kondisi lereng baku dengan kondisi lereng yang akan
dihitung. Metode ini (Chart dari Prof Hoek dan Bray, 1981) bisa dipakai untuk desain
permulaan dari suatu lereng, terutama untuk mengetahui Faktor Keamanan secara cepat.

Cara ini juga dapat digunakan oleh para inspektur tambang atau pengawas
keselamatan kerja dimana perkiraan stabilitas lereng secara cepat dapat dihitung walaupun
relatif tidak terlalu teliti.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -83


Modul Geologi Teknik 2017

Persyaratan atau asumsi penggunaan chart ini adalah :


Material pembentuk lereng dianggap homogen, sehingga parameter kohesi,
sudut geser dalam dan bobot isi cukup diwakili oleh satu harga.
Bidang longsoran dianggap berbentuk circular.
Kondisi air tanah pada lereng diwakili oleh lima model seperti yang digambarkan
oleh Hoek.

Cara Menggunakan Hoeks Charts

Hoeks Charts ini yang dibuat oleh E. Hoek dan Bray dalam Rock Slope
Engineering, second edition. The Institute of Mining and Metallurgy, London 1977. Cara
memakai chart ini sangat sederhana dan cukup memberikan hasil yang dapat dipercaya.
Langkah-langkahnya adalah :

a. Buatlah gambar lereng yang akan di analisis sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Pada gambar itu dibuat perkiraan garis lengkungan level air tanahnya. Dari gambar
ini pilih salah satu chart dengan kondisi air tanah yang paling sesuai diantara lima
kondisi air yang digambarkan oleh Hoek.

b. Hitung harga
..tan

Dimana : c = kohesi
= sudut geser dalam efektif
= bobot isi rata-rata material
H = tinggi lereng total

Catatan : bila c = 0 maka harga C = 0


=0
. . tan


c. Kemudian dari titik luar chart dari nilai , tarik garis radial kedalam sampai
..tan
memotong sudut yang sama dengan sudut lereng yang dianalisis .

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -84


Modul Geologi Teknik 2017

Langkah langkah penggunaan Hoeks Chart

d. Dari titik potong pada p, tarik garis vertikal ke bawah dan horizontal ke kiri untuk
mendapatkan harga:

tan dan
. .

Dari salah satu harga (pilih yang paling suka) Harga Faktor Keamanan (FK)
dapat dihitung.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -85


Modul Geologi Teknik 2017

Lima Kondisi Permukaan Air Tanah yang Digunakan Untuk Analisis Grafis Hoeks Charts

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -86


Modul Geologi Teknik 2017

Chart yang digunakan untuk kondisi pertama

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -87


Modul Geologi Teknik 2017

Chart yang digunakan untuk kondisi kedua

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -88


Modul Geologi Teknik 2017

Chart yang digunakan untuk kondisi ketiga

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -89


Modul Geologi Teknik 2017

Chart yang digunakan untuk kondisi keempat

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -90


Modul Geologi Teknik 2017

Chart yang digunakan untuk kondisi kelima

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -91


Modul Geologi Teknik 2017

4.1.4.2 Metode Fellenius

Data yang diperlukan dalam suatu perhitungan sederhana untuk mencari nilai FK (faktor
keamanan lereng) adalah sebagai berikut :
a. Data lereng (terutama diperlukan untuk membuat penampang lereng)
meliputi : sudut lereng, tinggi lereng, atau panjang lereng dari kaki lereng ke
puncak lereng.
b. Data mekanika tanah :
- sudut geser dalam (derajat)
- bobot isi tanah basah ( wet ; g/cm atau kN/m atau ton/m)
- kohesi (c ; kg/cm atau kN/m atau ton/m)
- kadar air (,%)

Data mekanika tanah yang diambil sebaiknya dari sampel tanah tak terganggu. Kadar air
tanah ( ) diperlukan terutama dalam perhitungan yang menggunakan komputer (terutama
bila memerlukan data dry atau bobot satuan isi tanah kering, yaitu : dry = wet / ( 1 + ).
Pada lereng yang dipengaruhi oleh muka air tanah nilai F (dengan metoda sayatan,
Fellenius) adalah sbb.:
. + tan . ( cos )
=
( sin )

c = kohesi ( 2 )

= sudut geser dalam (derajat)

= sudut bidang gelincir pada tiap sayatan (derajat)

= tekanan air pori ( 2 )



= panjang bidang gelincir pada tiap sayatan (m)

= jumlah panjang bidang gelincir

= tekanan pori di setiap sayatan ()

= luas tiap bidang sayatan (2 ) X bobot satuan isi tanah (. 3 )


Pada lereng yang tidak dipengaruhi oleh muka airtanah, nilai F adalah :

. + tan . ( cos )
=
( sin )

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -92


Modul Geologi Teknik 2017

Berikut ini adalah contoh perhitungan faktor keamanan cara Fellenius pada lereng
tanpa pengaruh muka air tanah, namun sebelumnya ada beberapa langkah yang perlu
diikuti :
1. Membuat sketsa lereng berdasarkan penampang lereng.
2. Membuat sayatan sayatan vertikal sampai batas bidang gelincir.
3. Membuat tabel untuk perhitungan

Metode sayatan Fellenius

Luas bidang tiap sayatan

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -93


Modul Geologi Teknik 2017

KETERANGAN :

Untuk menghitung nilai FK, data- data di atas dimasukkan dalam tabel

Ukur pada masing-masing sayatan L, h dan x serta sudut masing-masing bidang


gelincir

Hitung luas pada masing-masing sayatan, sin , cos , W (luas sayatan X ),


( sin ), ( cos )

Hitung jumlah L, jumlah sin dan cos masukkan dalam rumus F, didapat
nilai F.

4.1.4.3 Metode Bishop

Data-data yang diperoleh dari lapangan maupun dari hasil pengujian laboratorium
dikelompokkan dan dianalisis untuk mendapatkan jenis tanah, sifat fisik dan sifat mekanik.
Berdasarkan pendekatan tersebut dapat ditentukan bidang longsornya berdasarkan
pendekatan penyelidikan geologi teknik, faktor kelongsoran, kestabilan lereng dan
memberikan informasi secara jelas tentang tatanan geologi dan pengaruh kondisi geologi
terhadap longsor pada daerah penelitan.
Analisis kestabilan lereng dengan metode irisan digunakan bila tanah tidak
homogen. Bila tanah tidak homogen dan aliran rembesan terjadi didalam tanahnya
memberikan bentuk aliran dan berat volume tanah yang tidak menentu. Metode Bishop
menganggap bahwa gaya-gaya yang bekerja pada sisi-sisi irisan mempunyai resultan nol
pada arah vertikal.

Gaya normal yang bekerja pada suatu titik dilingkaran bidang longsor, terutama
dipengaruhi oleh berat tanah diatas titik tersebut. Dalam metode irisan, massa tanah yang
longsor dipecah-pecah menjadi beberapa irisan vertikal Keseimbangan dari tiap-tiap irisan
diperhatikan memperlihatkan suatu irisan yang bekerja padanya. Gaya-gaya ini terdiri dari
gaya geser (Xr dan Xl) dan gaya normal efektif (Er dan El) di sepanjang irisannya, dan juga
resultan gaya geser efektif (Ti) dan resultan gaya normal efektif (Ni) yang bekerja di
sepanjang dasar irisannya. Pada irisannya, tekanan air pori Ul dan Ur bekerja di kedua
sisinya, dan tekanan air pori Ui bekerja pada dasarnya.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -94


Modul Geologi Teknik 2017

Gaya-gaya yang bekerja pada irisan dikutip dari Wesley (1977)

4.1.5 Menentukan Stabilitas Lereng (FK) dengan Perangkat Lunak Slide

Analisis kestabilan lereng menggunakan software SLIDE digunakan untuk


mempermudah dan juga mempercepat perhitungan nilai faktor keamanan dari suatu
lereng. Software ini dapet secara otomatis menghitung nilai faktor keamanan terkecil dari
suatu lereng berdasarkan input parameter dari lereng yang diperlukan serta metode yang
diinginkan.

Adapun bagan alir dari pengunaan software SLIDE adalah sebagai berikut :

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -95


Modul Geologi Teknik 2017

Bagan alir penggunaan program software SLIDE

Langkah langkah pengerjaan menggunakan software SLIDE adalah sebagai berikut ini :

Slide 6.0 (Analisis Stabilitas Lereng)

Pastikan sebelum memulai menggunakan software ini anda harus mempunyai


gambar geometri bidang dan tersimpan dalam bentuk format file .dxf (AutoCAD
2007)
Setelah gambar geometri dibuat
Aktifkan program slide 6.0 tersebut

Tampilan aktifasi program SLIDE

Klik close pada tampilan Welcome to Slide 6.0 tersebut

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -96


Modul Geologi Teknik 2017

Langkah selanjutnya klik menu File Import Import DXF

Akan muncul tampilan DXF Options


Unchecklist pada pilihan External Boundary lalu pastikan checklist pada Polygon
Tools, setelah itu dilanjutkan klik Import.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -97


Modul Geologi Teknik 2017

DXF Options

Langkah selanjutnya ialah masukan hasil gambar geometri lereng yang telah anda
buat pada AutoCAD2007 (.dxf) lalu buka pada program SLIDE 6.0 ini

file .dxf yang muncul di SLIDE 6.0

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -98


Modul Geologi Teknik 2017

Open

Setelah gambar muncul, langkah selanjutnya anda bisa mengklik


Boundaries Add ExternalBoundary

Add External Boundary

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -99


Modul Geologi Teknik 2017

Langkah selanjutnya boundary seluruh geometri lereng yang telah dibuat dengan
catatan apabila pada lereng hanya mempunyai 1 litologi atau lereng bersifat
homogen

Boundary lereng homogen

Boundary lereng heterogen atau mempunyai lebih dari 1 litologi

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -100


Modul Geologi Teknik 2017

Tampilan ketika lereng berhasil di Boundary

Untuk langkah selanjutnya klik kanan pada tubuh lereng Convert


BoundaryMaterial Boundary

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -101


Modul Geologi Teknik 2017

Klik kanan lagiMaterial Properties

Lalu akan muncul tampilan jendela seperti dibawah, untukUnit Weight, Cohesion
dan Phi didapatkan dari hasil uji Geologi Teknik

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -102


Modul Geologi Teknik 2017

Define Material Properties

Setelah pada bagian jendelan Define Material Properties diatur sesuai data yang ada,
anda dapat melanjutkan pada proses Analysis Project Setting

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -103


Modul Geologi Teknik 2017

Pada tampilan jendela Project Setting anda akan menemukan pilihan seperti General,
Methods, Groundwater, Transient dll

General

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -104


Modul Geologi Teknik 2017

Methods

Groundwater

Setelah pengaturan dirasa sudah selesai klik OK


Lalu pada toolbars Surfaces Auto Grid akan muncul berupa tampilan Grid
Spacing

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -105


Modul Geologi Teknik 2017

Grid Spacing

Selanjutnya menuju toolbars AnalysisComputeSave

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -106


Modul Geologi Teknik 2017

Slope Stability Compute

Setelah semua proses berjalan lancer, dilanjutkan dengan mengklik


Analysis Interpret

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -107


Modul Geologi Teknik 2017

Hasil Interpret

Tampilan Query sesuai kebutuhan

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -108


Modul Geologi Teknik 2017

Tampilan untuk memperlihatkan minimum surfaces pada geometri lereng

Tampilan tabel keterangan data


Penampang lereng di atas memiliki nilai FK 1.209 dan 1.165, maka menurut
Bowles (1991), lereng bagian atas termasuk lereng stabil. Sedangkan lereng bagian
bawah termasuk dalam lereng kritis.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -109


Modul Geologi Teknik 2017

4.1.6 Solusi Meningkatkan Stabilitas Lereng

Menurut Wesley (1977), pada prinsipnya cara yang dipakai untuk menjadikan lereng
supaya lebih stabil dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu :

1. Memperkecil gaya penggerak


Gaya penggerak dapat diperkecil hanya dengan mengubah bentuk lereng yang
bersangkutan. Untuk itu ada dua cara yaitu :
- Membuat lereng menjadi lebih datar yaitu dengan cara mengurangi sudut
kemiringan lereng.
- Memperkecil ketinggian lereng.

Umumnya kedua cara tersebut hanya dapat dipakai pada lereng yang mempunyai
ketinggian terbatas, yaitu mempunyai jenis gerakan tanah rotational slide. Cara ini
tentu kurang cocok apabila digunakan untuk lereng yang tinggi, dimana gerakan
tanahnya bersifat translational slide.

2. Memperbesar gaya melawan


Gaya melawan dapat ditambah dengan beberapa cara dan cara yang paling sering
dipakai adalah sebagai berikut :

a. Dengan memakai counterweight, yaitu tanah timbunan pada kaki lereng. Hal ini
dilakukan agar gaya melawan lebih besar dibandingkan dengan gaya
penggerak sehingga faktor keamanan menjadi lebih besar.

b. Dengan mengurangi tegangan air pori di dalam lereng.


- Dengan cara membuat selokan secara teratur (drainage) pada lereng yang
dibuat pada arah memanjang lereng sehingga bisa mengurangi tegangan air
pori pada tanah.
- Dengan demikian kekuatan geser tanah akan naik dan gaya melawan juga
akan ikut naik.

c. Dengan cara mekanis, yaitu dengan memasang tiang atau membuat dinding
penahan.
Dengan membuat dinding penahan atau memasang tiang hanya dipakai pada
lereng yang mempunyai potensi gerakan tanah agak kecil. Umumnya pada

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -110


Modul Geologi Teknik 2017

lereng yang tinggi, tekanan dari tanah yang mengalami gerakan tanah sangat
besar sekali dibandingkan dengan gaya yang dapat ditahan oleh dinding atau
tiang sehingga dinding atau tiang tersebut tidak akan berpengaruh. Tiang atau
dinding tersebut hanya akan berguna apabila diletakkan pada sesuatu yang
keras, misalnya lapisan batuan dibawah tanah yang mengalami gerakan tanah.
Dinding atau tiang tersebut dipasang pada tanah yang masih dapat bergerak
tentu tidak akan berpengaruh.

d. Dengan cara injeksi.


Cara ini bertujuan untuk memperbesar daya ikat antar butir tanah sehingga
hanya dapat dipakai apabila lereng tersebut terdiri dari tanah dengan daya
rembesan yang tinggi (permeable). Bahan injeksi tersebut tidak dapat
dimasukkan kedalam lereng yang terdiri dari lempung atau lanau karena daya
rembesannya terlalu terlampau kecil. Oleh karena hal itu maka cara ini sangat
terbatas penggunaannya.

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi -111

Anda mungkin juga menyukai