Anda di halaman 1dari 40

1.

Identifikasi Pertumbuhan dan Perkembangan

Pada usia toodler peningkatan usia tubuh terjadi secara bertahap bukan secara linier yang
menunjukkan karakteristik, percepatan atau perlambatan pertumbuhan.

Diantaranya:

1. Tinggi badan

Rata-rata bertambah tinggi 7,5/tahun

Rata-rata tinggi toddler usia 2 tahun sekitar 86,6 cm

No Umur Ukuran tinggi badan


1 1 tahun 1,5 x tinggi badan lahir
2 4 tahun 2 x tinggi badan lahir
3 6 tahun 1,5 x tinggi badan 1 tahun
4 13 tahun 3 x tinggi badan lahir
5 Dewasa 3,5 x TB lahir (2 x tinggi badan 2 tahun)

2. Berat badan

Rata-rata pertumbuhan berat badan toddler adalah 1,8-2,7kg/tahun

Pada usia 2 tahun sekitar 12,3 kg

Pada usia 2,5 tahun berat toddler mencapai 4 x berat lahir

No Umur Perkiraan berat badan


1 5 bulan 2 x berat lahir
2 1 tahun 3 x berat lahir
3 2 tahun 4 x berat lahir

3. Lingkar kepala
Pada usia 1-2 tahun lingkar kepala = lingkar dada

Total laju peningkatan lingkar kepala pada tahun kedua adalah 2,5 cm, kemudian berkurang
menjadi 1,25 cm/tahun sampai usia 5 tahun

No Umur Ukuran lingkar kepala


1 6 bulan 44 cm
2 1 tahun 47 cm
3 2 tahun 49 cm
4 Dewasa 54 m

4. Lingkar lengan atas

LLA mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh banyak
oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan, laju tumbuh lambat.Tumbuh
menjadi lambat dari 11 cm waktu lahir menjadi 16cm pada 1 tahun, selanjutnya pada usia 1-3
tahun tidak banyak berubah.

5. Lipatan kulit

Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular merupakan refleksi tumbuh jaringan
lemak dibawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energi pada keadaan defisiensi lipatan kulit
akan menipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi berlebih.

1. Batasan Usia

Batasan pada usia toddler adalah 1 sampai 3 tahun.

1. Karakteristik Usia Toddler

Pada usia toddler memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. PerkembanganPsikososial
Erikson melihat periode 18 bulan sampai 3 tahun sebagai suatu waktu ketika tugas
perkembangan berpusat pada Otonomi Vs rasa malu dan ragu.Toddler memulai perkembangan
rasa Otonominya dengan cara menonjolkan diri mereka dengan seringnya mengatakan kata
tidak. Mereka juga sering merasa putus asa karena pengekangan tingkah lakunya dan pada usia
antara 1 sampai 3 tahun mereka memiliki suatu ciri khas tingkah laku, yang sering
disebutTemper Tantrum. Namun lambat laun mereka akan dapat mengontrol emosi mereka
dengan bantuan dari orang tua.

Periode perkembangan Otonomi adalah suatu waktu saat anak mulai mengadakan kontak sosial.
Toddler menjadi sangat ingin tahu dan banyak bertanya. Pada usia ini anak menjadi lebih kreatif,
meskipun produk yang dihasilkan dari aktivitasnya mungkin tak sempurna.Respon stress yang
biasa muncul pada toddler adalah separation anxiety dan regression. Misalnya, toddler menjadi
sangat cemas ketika harus berpisah dari orang tuanya. Regresi atau kembali pada tingkatan
perkembangan yang lebih awal dapat di lihat saat toddler ngompol, atau menggunakan bedak
bayi. Perawat dapat membantu menjelaskan pada orang tua bahwa hal itu wajar dan itu
menunjukkan bahwa toddler mulai mencoba untuk menentukan posisinya dalam keluarga.

Selama usia toddler, kemampuan untuk mengerti dan mengekspresikan bahasa berkembang
dengan pesat. Kemampuannya untuk mengerti kata-kata lebih maju dari pada kemampuannya
untuk mengekspresikan kata dan ide. Saat usia 1 tahun, toddler sudah bisa mengenal nama
mereka sendiri.

2. Perkembangan Psikoseksual (FaseAnal)

o Fokus tubuh : Area anaK

o Tugas perkembangan: Belajar untuk mengatur defekasi dan urinasi.

o Krisis perkembangan: Toilet training

o Ketrampilan koping yang umum: Temper tantrum, negativisme, bermain dengan


feses dan urine, perilaku regresif, seperti menghisap ibu jari, mengeriting rambut
menjadi simpul-simpul, menangis, iritabilitas, dan mencibir.

o Kebutuhan seksual: Sensasi menyenangkan berhubungan dengan fungsi eksretori,


anak mengeksplorasi tubuh secara aktif.

o Bermain: Anak senang bermain dengan ekskreta (feses)

o Peran orang tua: Membantu anak mencapai kontinensia tanpa kontrol yang trelalu
ketat atau overpermissive.
3. Perkembangan kognitif

Menurut Piaget, toddler berada pada tingkatan ke5 dan 6 dari fase sensorimotorik dan memulai
fase prekonseptual sekitar usia 2 tahun. Pada tingkatan ke lima, toddler menyelesaikan
masalahnya melalui proses trial-and-error. Pada tingkatan keenam, toddler dapat menyelesaikan
masalah melalui pemikiran. Misalnya, ketika anak diberi mainan baru, toddler tidak akan segera
mengambil mainan itu dan melihat bagaimana mainan itu bekerja, tetapi mereka akan
memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan berfikir bagaimana mainan itu bekerja.
Selama fase prekonseptual, sedapat mungkin toddler mengembangkan keterampilan kognitif dan
intelektual. Mereka belajar tentang urutan waktu. Mereka mulai berfikir simbolik, contohnya:
kursi mungkin diibaratkan sebagai tempat yang aman, sedangkan selimut identik dengan
kenyamanan.

4. Perkembangan Moral

Menurut Kohlberg, tingkatan pertama dari perkembangan moral adalah prekonvensional ketika
anak merespon pada label baik atau buruk. Selama tahun kedua kehidupan, anak mulai
belajar mengetahui beberapa aktifitas yang mendatangkan pengaruh dan persetujuan. Mereka
juga mengenal ritual-ritual tertentu, seperti mengulang bagian dari doa-doa. Saat usia dua tahun,
toddler belajar pada perilaku orang tua mereka yang berkaitan dengan urusan moral

5. Perkembangan spiritual

Tingkatan toddler pada perkembangan spiritual adalah Undiferensiasi. Toddler mungkin


mengetahui beberapa praktek keagamaan, tapi utamanya mereka perlu belajar tentang
pengetahuan dan reaksi emosional, daripada menentukan kepercayaan yang akan diikuti. Toddler
mungkin akan mengulang beberapa doa saat akan tidur dan menyesuaikan diri pada ritual
tertentu, sebab ini akan menghasilkan suatu pengaruh dan penghargaan. Respon orang tua ini
meningkatkan rasa aman pada toddler.

6. Kebutuhan Nutrisi pada Anak Usia Toddler

Nutrisi adalah zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak
mempunyai kebutuhan nutrient yang berbeda dan anak mempunyai karakteristik yang khas
dalam mengomsumsi makanan atau zat gizi tersebut. Oleh karena itu, untuk menentukan
makanan yang tepat pada anak, tentukan jumlah kebuthan dari setiap nutrient, lalu tentukan jenis
bahan makanan yang dapat dipilih untuk diolah sesuai denngan menu yang diinginkan, tentukan
juga jadwal pemberian makanan dan perhatikan porsi yang dihabiskannya.

Jenis nutrient yang diperlukan tubuh adalah air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.
Karakteristik pemenuhan kebutuhan nutrisi anak toddler

Anak sukar atau kurang mau makan

Nafsu makan anak sering kali berubah yang mungkin pada hari ini makannya cukup
banyak dan pada hari berikutnya makannya sedikit

Biasanya anak menyukai jenis makanan tertentu

Anak cepat bosan dan tidak tahan makan sambil duduk dalam waktu lama

Pendidikan kesehatan utuk orang tua

Ciptakan lingkungan makan yang menyenangkan, misalnya memberii makan sambil


mengajak bermain

Beri kesempatan anak untuk belajar makan sendiri. Jangan berharap anak dapat makan
dengan rapi sebagaimana anak yang lebih besar karena anak usia toddler belum mampu
melakukannya

o Jangan menuruti kecendrungan anak untuk hanya menyukai satu jenis makanan
tertentu. Kenalkan selalu dengan jenis makanan baru

o Berikan makanan pada saat masih hangat dengan porsi yang tidak terlalu besar

o Kurangi frekuensi minum susu. Dianjurkan untuk memberikan 2 kali sehari saja

Usia Motorik/Bermain Bahasa Sosial/Kognisi


12-15 Motorik kasar
bulan Mengatakan 4 sampai 6 kata
Berjalan tanpa
bantuan Meminta obyek dengan
menunjukkanya
Memanjat
tangga Memahami perintah sederhana

Berlutut tanpa
sokongan

Motorik halus

Senang Menggunakan kata


menjatuhkan tidakmeskipun menyetujui
benda ke lantai permintaan
Dapat Menoleransi perpisahan dengan
membangun orang tua
menara 2 kotak
Dapat meniru orang tua
Melepaskan
membersihkan
butir-butir ke rumah(menyapu,mengelap,melipat
dalam leher pakaian)
botol yang
sempit
Makan sendiri dan sedikit tumbah
Mencoret- coret
Mencium dan memeluk orang tua
dengan spontan
Ekspresi emosi, temper tantrum
Menggunakan
cangkir dengan
baik

16-18 Motorik kasar


bulan Mengatakan 10 kata lebih Peniru yang baik
Berlari kikuk
dan sering jatuh Menunjuk obyek umum seperti Mengatur sendok
sepatu atau bola dan 2 atau 3 dengan baik
Berjalan naik bagian tubuh
tangga dengan 1 Melepaskan sarung
tangan tangan, kaos kaki dan
berpegangan resleting

Menarik dan Mulai sadar


mendorong kepemilikanmainanku
mainan
Mengembangkan
Melompat ketergantungan pada
dengan kedua obyek transisi seperti
kaki selimut keamanan
Duduk sendiri
di kursi

Melempar bola
dari 1 tangan ke
tangan lain
tanpa jatuh

Motorik halus

Membangun
menara 3
sampai 4 kotak

Membalik
halaman buku 2
atau 3 lembar
sekaligus

Dalam
menggambar
membuat
tekanan sesuai
tiruan

19-24 Motorik kasar


bulan Perbendaharaan kata kira-kira 300
Naik turun kata
tangga sendiri
dengan 2 kaki Menggunakan 2-3 kata dalam
pada setiap kalimat
langkah
Menggunakan kata ganti saya,
Berlari kamu, dan aku
seimbang
dengan langkah Memahami perintah langsung
lebar
Menyebutkan nama pertama
Menangkap dengan menunjukkan dirinya
obyek tanpa
jatuh

Motorik halus

Menendang
bola dengan
baik Mengungkapkan kebutuhan untuk
makan, minum, dan toileting
Membangun
menara dengan Bicara dengan tidak putus- putus
6-7 kotak
Tempertantrum menurun
Menyusun 2
atau lebih kotak Mendorong orang untuk
menyerupai menunjukkan sesuatu kepada
kereta mereka

Membalik satu Peningkatan kamandirian


halaman buku
Berpakaian sendiri
Menggambar
meniru gerakan Tahap permainan paralel
vertikal da
melingkar Mempunyai lapang perhatian
lanjut
Memencet bel
pintu dan
membuka
gerendel

24-30 Motorik kasar


bulan Menyebutkan nama pertama dan
Melompat nama terakhir
dengan kedua
kaki Menunjuk pada diri sendiri dengan
kata ganti yang tepat
Melompat atau
melangkah dari Menggunakan kata jamak
kursi
Menyebutkan satu warna
Berdiri sebentar
Dapat dipisahkan dari ibu dengan
pada satu kaki

Mengambil 2
langkah pada
ujung ibu jari
kaki

Motorik halus
lebih mudah
Membangun
menara 8 kotak Dalam bermain, membantu
menyingkirkan sesuatu, dapat
Koordinasi jari membawa barang pecah belah,
baik,memegang mendorong dengan kendali yang
krayon dengan baik
jari bukan
mengenggam Mulai mengakui perbedaan jenis
kelamin sendiri
Menggerakkan
jari secara Dapat ke toilet sendiri kecuali
mandiri bercebok

Mengambar,
meniru gerakan
vertikal dan
horisontal serta
menyilang

30-36 Motorik kasar


bulan Menggunakan kata ganti aku,
Mencoba kamu, dan saya dengan benar
menjaga
keseimbangan Siap mendengar cerita yang lebih
diri dengan kompleks dengan karakter lebih
berjalan di atas beragam
balok atau
jembatan kayu Mulai memahami kata bahasa
sederhana dalam mengucapkan
Mulai dapat kata pendek
memainkan
papan luncur Mencoba membedakan benda dari
tinggi dan besarnya,meski belum
Mulai mencoba
mengayuh
sepeda roda tiga
tentu benar
Motorik halus
Menunturkan cerita-cerita
Dapat sederhana dari hasil imaginasinya
menyusun
menara dengan
Dapat mengingat apa yang
delapan kotak
dilakukanya pada masa lalu dan
menceritakanya
Dapat
mengunting
Memahami konsekuensi dari
dengan yang
tindakannya, misalnya bila tidak
besarnya seauai
hati-hati saat berlari akan jatuh
dengan telapak
tangannya

1. Permasalahan Kesehatan

2. Pada usia Todder masalah kesehatan yang sering terjadi adalah

Kecelakaan

Kecelakaan mobil,tenggelam,terbakar,keracunan dan jatuh.

Kemungkinan kecelakaan tersebut dapat terjadi dikarenakan serba ingin tahu dan suka
merasakan dan mencicipi segala hal

Masalah Penglihatan

Pada usia Todder ini anak perlu menjalani pemeriksaan penglihatan untuk mengetahui adanya
kelainan pada penglihatan

Karies Gigi

Karies gigi banyak terjadi pada usia todder , biasanya disebabkan oleh asupan makanan manis
yang berlebihan atau penggunaan botol susu yang lama saat tidur siang atau tidur malam
Infeksi Pernafasan dan telinga

Infeksi pernafasan dan telinga sering terjadi di sepanjang masa toddler

2. Pada usia Toddler terdapat reaksi terhadap penyakit dan reaksi terhadap hospitalisasi.

Reaksi terhadap penyakit

Toddler kurang mampu mendefinisikan konsep tentang citra tubuh, terutama batasan
tubuh.

Toddler bereaksi terhadap nyeri mirip dengan bayi,dan pengalaman sebelumnya dapat
mempengaruhi toddler dengan baik

Reaksi terhadap Hospitalisasi

Hospitalisasi mekanisme pertahanan primer toddler adalah regresi

Toddler juga merasa kehilangan kendali berkaitan dengan keterbatasan fisik, kehilangan
rutinitas ketergantungan dan takut terhadap cedera atau nyeri pada tubuh.

Toddler seolah tidak mau kehilangan orangtua dengan menunjukkan respon verbal seperti
merangkul dengan erat, menangis. ( PROTES )

Tidak tertarik terhadap lingkungan dengan menunjukkan sikap pasif, depresi dan
kehilangan nafsu makan. (PUTUS ASA )

1. Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan

Deteksi dini pertumbuhan sangat perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui normalitas
pertumbuhan dan mendeteksi penyimpangan pertumbuhan secara dini. Langkah ini dilakukan
secara bersama oleh keluarga, masyarakat dan tenaga kesehatan. Dalam hal ini yang diperiksa
adalah berat badan dan tinggi badan. Adapun tujuan dari pengukuran berat badan dan tinggi
badan (BB/TB) adalah untuk menentukan status gizi anak, yaitu normal, kurus, kurus sekali atau
gemuk. Pengukuran dilaksanakan bersamaan dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita.
Pengukuran TB/BB ini dlakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih.

1. Pengukuran Berat Badan (BB)

Menggunakan timbangan bayi


Timbangan ini digunakan untuk menimbang anak sampai umur dua tahun atau selama
anak masih bias duduk/berbaring tenang

Letakkan timbangan pada tempat yang datar dan tidak mudah bergoyang

Lihat posisi jarum. Usahakan jarum penunjuk pada posisi 0 (nol)

Bayi sebaiknya telanjang, tanpa baju, topi, kaus kaki dan sarung tangan

Baringkan bayi dengan hati-hati pada alas timbangan

Lihat posisi jarum sampai berhenti

Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum

Bila bayi terus-menerus bergerak, perhatikan gerak jarum, baca angka di tengah-tengah
antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri

Menggunakan timbangan injak

Letakkan timbangan di atas lantai yang datar sehingga tidak mudah bergerak

Lihat posisi jarum harus ada pada angka 0 (nol). Jika tidak, maka atur posisi jarum agar
netral

Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas kaki, jaket, topi,
kalung dan tidak memegang sesuatu

Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi

Lihat timbangan jarum sampai berhenti

Baca angka yang ditunjukkan jarum timbangan atau angka timbangan

Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka yang ditengah-
tengah antara gerakan jarum ke kanan dan kiri

2. Pengukuran Panjang badan (PB) atau Tinggi Badan (TB)

Cara mengukur posisi baring

Sebaiknya dilakukan oleh dua orang

Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar


Kepala bayi menenmpel pada pembatas angka nol

Petugas I

Kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel pada pembatas angka nol

Petugas II

Tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan menekan batas kaki ke telapak kaki

Petugas II

Membaca angka tepi luar pengukur

Cara mengukur dengan posisi berdiri

Anak tidak memakai sandal atau sepatu

Berdiri tegak menghadap ke depan

Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur

Turunkan batas atas pengukur sampai menempel diubun-ubun

Baca angka pada batas tersebut

Gambar : menimbang pada anak

Pengukuran lingkar kepala anak

Tujuannya untuk mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas normal atau tidak. Cara
mengukur lingkaran kepala adalah sebagai berikut :

Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis mata, diatas
kedua telinga dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik agak kencang

Baca angka pada pertemuan dengan angka nol

Tanyakan tanggal lahir bayi/anak lalu hitung umur bayi/anak

Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis kelamin
bayi/anak

Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran yang sekarang
Interprestasi :

Bila ukuran kepala anak berada di dalam ;jalur hijau atau area antara -2 SD sampai
dengan 2 SD, maka lingkaran kepala anak normal

Bila ukuran kepala anak berada diluar jalur hijau, maka lingkaran kepala anak tidak
normal

Lingkaran kepala anak tidak normal ada dua,

Intervensi :

Bila ditemukan makrosefal maupun mikrosefal, segera dirujuk ke rumah sakit

Gambar : tempat-tempat mengukur pada anak

1. Deteksi tumbuh kembang menggunakan DDST II

Denver development screening test (DDST) adalah suatu metode skrining terhadap kelainan
perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostic atau tes IQ sehingga tidak dapat meramalkan
kemampuan intelektual dan adaptif/perkembangan anak dimasa yang akan datang. Tes ini juga
tidak untuk mendiagnosis kesulitan belajar, gangguan bahasa, gangguan emosional, substitusi
evaluasi diagnostic atau pemeriksaan fisik anak. Tes ini lebih mengarah kepada perbandingan
kemampuan atau perkembangan anak dengan kemampuan anak lain yang seumurnya. DDST
memenuhi semua persyaratan yang diperlukan metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan
cepat karena hanya membutuhkan waktu 15-20 menit, tetapi dapat diandalkan dan menunjukkan
validitas yang tinggi.

Tujuan dari tes Denver II ini adalah untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan
tugas untuk kelompok umurnya saat tes. Tes Denver II ini juga digunakan untuk melakukan
monitor perkembangan bayi atau anak dengan resiko tinggi terjadinya penyimpangan atau
kelainan perkembangan secara berkala. Hal yang perlu mendapatkan prioritas biasanya anak
dengan riwayat masalah perinatal, seperti premature, berat lahir rendah, riwayat asfiksia,
hiperbilirubinemia, infeksi intrapartum, ibu dengan diabetes mellitus, gemeli dan sebagainya.

Terdapat lima keunikan dari danver II yang membedakan instrument ini dengan instrument yang
lain, yaitu sebagai berikut :
1. Adanya validitas standar yang sangat teliti dan hati-hati yang dapat menrefleksikan hasil
tes

2. Sebagian besar instrument skrining perkembangan berdasarkan pada validitas


pengukuran spesifikasi dan sensitivitas mereka sendiri.

3. Hasil tes digambarkan dalam format grafik untuk masing-masing umur dalam presentase
25, 50, 75 dan 90 persen dari penampilan anak untuk masing-masing komponen.

4. Penilaian sudah dikelompokkan dalam norma-norma subkelompok berdasarkan jenis


kelamin, suku bangsa dan pendidikan ibu

5. Secara primer, tes lebih berdasarkan pada observasi penguji secara actual dibandingkan
dengan observasi orang tua

6. Tes ini ideal dengan menampilkan satu lembar laporan kemajuan perkembangan anak
atau paling tidak perkembangan mereka terpantau dengan baik karena perkembangan
anak merupakan suatu hal yan istimewa

Format denver II adalah satu bentuk tampilan tes unik yang memudahkan dalam pelaporan dan
interprestasi. Tes ini berperan secara luas untuk dipergunakan dalam program-program skrining,
antara lain klinik kesehatan anak, bidan praktik swasta, materi pendidikan awal untuk orang tua
dan pengajar dan lain-lain.

Aspek perkembangan yang dinilai, terdapat 125 tugas perkembangan yang disusun berdasarkan
urutan perkembangan dan diatur dalam empat kelompok besar yang disebut sector
perkembangan. Kelompok yang dimaksud adalah sbagi berikut :

1. Personal social (perilaku social)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya

2. Gerakan motorik halus

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat

3. Bahasa

Aspek yang menggambarkan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti
perintah atau berbicara secara spontan
4. Gerakan motorik kasar

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan atau sikap tubuh

1. Deteksi tumbuh kembang menggunakan KPSP

Penilaian perkembangan pada anak sangat penting dilakukan agar bila ditemukan kecurigaan
penyimpangan dapat segera dilakukan stimulasi dan intervensi dini sebelum kelainan terjadi.
Meskipun secara spesifik KPSP khusus digunakan pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar, tapi
hasil kesimpulan dari kedua instrument ini tidak mengalami perbedaan makna yang sangat
signifikan. Kesimpulannya bahwa pemeriksaan KPSP setara moderat dengan Denver II dan
dapat dijadikan sebagai alat deteksi dini di tingkat posyandu.

Tujuan dari penggunaan KPSP sebagai instrument skrining adalah untuk mengetahui bagaimana
perkembangan anak sesuai dengan umurnya. Selain itu, instrument ini juga digunakan sebagai
alat untuk mendeteksi penyimapangan perkembangan anak agar segera dapat dilakukan
intervensi.

1. Jadwal pelaksanaan skrining

Secara rutin dilakukan pada anak umur 3,6,9,12,15,18,21,24,30,36,42,,48,54,60,66,dan 72 bulan.


Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining
yang terdekat untuk pemeriksaan rutin.

2. Pelaksana

Skrining menggunakan KPSP dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, guru TK, dan petugas PAUD
yang telah terlatih

3. Alat/instrument yang digunakan

Alat instrument yang digunakan pada skrining KPSP adalah sebagai berikut :

Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan
perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP adalah anak umur 0-72 bulan

Alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus
berukuran sisi 2,5 cm sebanyak enam buah, kismis, kacang tanah dan potongan biscuit
kecil berukuran 0,5-1 cm

4. Cara penggunaan KPSP

Pada waktu pemeriksaan anak harus dibawa


Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir. Bila umur anak
(dalam hitungan bulan) lebihnya 16 hari, maka dibulatkan menjadi 1 bulan.

Setalah menentukan umur anak, pilihlah KPSP yang sesuai dengan umur anak

KPSP terdiri atas dua macam pertanyaan sebagai berikut :

Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh, dapatkah bayi makan kue
sendiri?.

Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang tertulis
pada KPSP. Misalnya, pada posisi anak telentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya
secara perlaahan-lahan kea rah posisi duduk!.

Jelaskan kepada orang tuan agar tidak takut atau ragu-ragu untuk menjawab. Oleh karena
itu, pastikan orang tua/pengasuh anak mengerti dengan apa yang ditanyakan kepadanya

Ajukan pertanyaan secara berurutan dan satu per satu. Setiap pertanyaan hanya
membutuhkan satu jawaban, yaitu ya atau tidak. Catat jawaban pada formulir tersebut

Ajukan pertanyaan yang berikutnya stelah orang tua/pengasuh anak menjawab


pertanyaan sebelumnya

Terakhir, teliti kembali apakah semua pertanyaan yang ada dalam KPSP telah terjawab

5. Interprestasi hasil KPSP

Hitunglah berapa jumlah jawaban ya

Jawaban ya bila orang tua/pengasuh anak menjawab anak bisa, pernah, sering atau
kadang-kadang melakukannya

Jawaban tidak bila orang tua/pengasuh anak menjawab anak belum pernah, tidak
melakukan atau oran tua/pengasuh anak tidak tahu

Jumlah jawaban ya = 9 atau 10, berarti perkembangan anak sesuai dengan tahap
jawaban perkembangannya (S)

Jumlah jawaban ya = 7 atau 8, berarti perkmbangan anak meragukan (M)

Jumlah jawaban ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)

Untuk jawaban tidak, perlu dirinci jumlah jawaban tidak menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian)
6. Intervensi

Bila perkembangan anak sesuai perkembangan (S), lakukan tindakan sebagai berikut

Beri pujian kepada orang tua/pengasuh anak karena telah mengasuh anak dengan baik

Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak

Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin sesuai dengan umur dan
kesiapan anak

Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu secra
teratur sebulan sekali dan setiap ada kegiatan bina keluarga balita.

Lakukan pemeriksaan sacara rutin menggunakan KPSP setiap tiga bulan pada anak umur
kurang dari 24 bulan dan setiap enam bulan pada umur 24 sampai 72 bulan

Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan sebagai berikut

Beri petunjuk pada ibu/pengasuh anak agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak
lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin

Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi
penyimpangan/mengejar ketertinggalannya

Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya pemyakit yang


menyebabkan penyimpangan perkembangannya

Lakukan penilaian ulang KPSP dua minggu kemudian dengan menggunakan daftar KPSP
yang sesuai dengan umur anak

Jika halis ya tetap 7 atau 8, maka kemungkinan memang ada penyimpangan


perkembangan (P)

Bila dalam perkembangan anak terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan sebagai
berikut :

Rujuk anak ke rumah sakit dengan menuliskan jnis dan jumlah penyimpangan
perkembangan (gerak halus, gerak kasar, bicara dan bahasa dan sosialisasi dan kemandirian)

1. Stimulasi Pada Usia Toddler

2. Anak usia 12-15 bulan


Kemampuan gerak kasar

Stimulasi yang perlu dilanjutkan, antara lain:

Bermain bola

Berjalan sendiri

Menarik mainan

Bila anak sudah dapat berjalan tanpa berpegangan, berikan mainan yang bisa ditarik ketika anak
berjalan. Anak biasanya akan menyukai mainan yang bersuara.

Berjalan mundur

Bila anak sudah dapat berjalan sendiri tanpa berpegangan, berikan mainan yang dapat ditarik dan
ajari untuk berjalan mundur agar dapat memperhatikan mainannya.

Berjalan naik dan turun tangga

Bila anak sudah dapat berjalan sendiri, ajari anak untuk menaiki tangga dengan berjalan sambil
berpegangan pada dinding atau pegangan tangga. Begitu juga saat turun dari tangga. Temani
anak saat menaiki tangga.

Berjalan sambil berjinjit

Ajari anak untuk berjalan dengan berjinjit. Buat anak agar mau untuk mengikuti kita berjalan
sambil berjinjit berkeliling ruangan.

Menangkap dan melempar bola

Ajak anak untuk bermain bola dengan cara melempar dan menangkap bola. Awali dengan bola
yang berukuran besar.

Kemampuan gerak halus

Stimulasi yang perlu untuk dilanjutkan, antara lain:

Memasukkan benda kedalam wadah

Bermain dengan mainan yang mengampung di air

Menggambar
Menyusun kubus dan mainan

Permainan balok

Beli atau buat balok kayu dengan ukuran 2,52,5 cm. ajari anak untuk menyusun balok itu tanpa
menjatuhkan.

Memasukkan dan mengeluarkan benda

Ajari anak untuk memasukkan benda ke dalam suatu wadah, misalnya pot, kaleng, botol dan
sebagainya. Lalu ajarkan pula bagaimana cara mengeluarkan. Upayakan agar anak dapat
melakukannya sendiri tanpa dibantu.

Memasukkan benda yang satu ke benda yang lain

Sediakan mangkuk atau kotak plastik dengan berbagai ukuran. Ajarkan kepada anak cara
memasukkan mangkok yang berukuran lebih kecil kedalam mangkok yang ukurannya lebih
besar. Biarkan anak melakukannya sendiri.

Kemampuan bicara dan bahasa

Stimulasi yang perlu untuk dilanjutkan, antara lain :

Berbicara

Menjawab pertanyaan

Menunjukkan dan menyebutkan nama gambar dalam buku/majalah

Membuat suara

Ajak anak untuk membuat suara dengan cara memukul-mukul kaleng kosong atau barang lain
yang dapat mengeluarkan suara.

Menyebut nama bagian tubuh

Ketika kita sedang mengenakan pakian anak, sebutkan bagian-bagian tubuhnya dengan
menunjukkan secara langsung. Berikutnya, tanyakan nama bagian tubuh dengan menunjukkan
langsung ke bagian yang dimaksud.

Pembicaraan

Bila anak meminta sesuatu dengan menyebutkan hanya satu kata saja, misalnya susu, maka ajari
ia untuk mengatakan dua kata. Puji ia bila berhasil melakukannya.
Kemampuan sosialisasi dan kemandirian

Stimulasi yang perlu untuk dilanjutkan, antara lain:

Memberi rasa aman dan kasih saying

Mengayun

Meninabobokan

Permainan ciluk-ba

Permainan bersosialisasi

Menirukan pekerjaan rumah tangga

Libatkan anaka dalam kegiatan rumah tangga, misalnya menyapu

Melepas baju

Ajari anak untuk melepas bajunya sendiri. Mula-mula tunjukkan cara melepas kancing atau
melepas sepatunya.

Makan sendiri

Tunjukkan kepada anak cara memegang sendok. Biarkan anak makan sendiri dan bantu jika ia
mengalami kesulitan

Merawat boneka

Berikan ia boneka yang dapat dicuci. Ajari bagaimana cara merawatnya dengan memandikan,
memberikan makan dan menyayanginya (dilakukan terutam anak perempuan)

Pergi ke tempat-tempat umum

Sesekali ajak anak ke tempat-tempat umum, seperti kebun binatang, pasar, terminal, bandara dan
lain-lain sambil membeicarakan apa yang sedang dilihatnya.

2. Anak usia15-18 bulan

Kemampuan gerak kasar

Stimulasi yang perlu untuk dilanjutkan, antara lain:


Berjalan mundur

Berjalan naik dan turun tangga

Berjalan sambil berjinjit

Menangkap dan melempar bola

Bermain diluar rumah

Ajak anak untuk bermain diluar rumah, seperti memanjat, berayun, memanjat tangga dan berlari-
lari dihalaman rumah.

Bermain air

Ajak anak untuk bermain air di pancuran, kolam renang, pantai dan lain-lain. Berikan mainan
berupa gelas plastic untuk menuang air dan ember plastic kecil untuk memampung air. Jangan
biarkan ia sendirian meskipun di kolam yang sangat dangkal.

Menendang bola

Tunjukkan kepada anak bagaimana cara menendang bola besar ke arah tonggak-tonggak besar
agar roboh. Bola dapat terbuat dari potongan Koran, kertas atau kain sedangkan tonggak dapat
terbuat dari tumpukan kotak karton atau kaleng susu.

Kemampuan gerak halus

Stimulasi yang perlu untuk dilakukan, antara lain:

Bermain dengan balok-balok

Memasukkan benda yang satu ke benda yang lain

Menggambarkan dengan krayon atau pengsil warna

Meniup

Ajari anak untuk meniup busa sabun dengan alatnya. Bicarakan mengenai bentuk dan bagaimana
rasanya meraba busa sabun tersebut.

Membuat untaian
Ajari anak untuk membuat untaian benda-benda, seperti manik-manik besar, kancing besar,
macaroni dan lain-lain dengan tali sepatu yang cukup kuat

Kemampuan bicara dan bahasa

Stimulasi yang perlu untuk dilanjutkan, antara lain:

Tunjukkan kepada anak buku dan bacaan setiap hari

Nyanyikan lagu atau sajak untuk anak

Ajari anak untuk menggunakan kata-kata yang menyatakan keinginannya

Bercerita tentang gambar yang ada dalam buku/majalah

Sering-sering ajak anak melihat buku gambar atau majalah. Minta anak untuk bercerita tentang
apa saja yang dilihatnya dalam buku/majalah tersebut.

Telepon-teleponan

Beri anak sebuah mainan yang menyerupai pesawat telepon, misalnya kotak kecil dari karton
atau mainan anak dari plastic yang dibuat menyerupai pesawat telepon. Ajarkan cara menelpon
dan ajak anak untuk menelpon nenek atau ayah yang sedang bekerja.

Menyebut berbagai nama barang

Ajak anak kepasar dan sebutkan nama barang-barang yang dilihatnya. Usahakan agar anak mau
untuk menyebutkan terlebih dahulu sebelum kita menyebutkannya.

Kemampuan sosialisasi dan kemandirian

Stimulasi yang perlu untuk dilanjutkan, antara lain:

Bujuk dan tenangkan anak ketika rewel

Buai anak dengan penuh kasih saying, nyanyikan lagu sampai anak tertidur

Biarkan anak membuka bajunya sendiri, beri bantuan sedikit mungkin

Bermain dengan anak, menyembunyikan dan menemukan mainannya kembali

Ajak anak mengunjungi tempat bermain, kebun binatang, lapangan terbang, museum dan lain-
lain
Ajak anak makan bersama anggota keluarga lainnya

Memeluk dan mencium

Peluk dan cium anak sesering mungkin dan buat agar ia kembali mencium dan memeluk kita.

Membereskan mainan/membantu kegiatan dirumah

Ajari anak untuk membereskan dan mengembalikan mainannya sendiri. Mula-mula anak
mungkin perlu dibantu, selanjutnya kurangi bantuan agar anak dapat mandiri.

Bermain dengan teman sebaya

Ajari anak untuk bertemu dengan teman sebayanya secara teratur dan biarkan mereka bermain
bersama. Sementara itu, orang tua dapat saling berdiskusi mengenai bagaimana cara
menstimulasi anak.

Permainan baru

Tunjukkan permainan baru pada anak, seperti kejar-kejaran, berputar-putar dan lain-lain.

Bermain petak umpet

Beritahu anak bahwa kita akan bersembunyi. Minta anak untuk mencari tempat persembunyian
kita. Mula-mula buat agar ia dpat menemukan kita dengan mudah. Setelah anak terbiasa dengan
permainan ini, buat agar permainan menjadi lebih sulit.

3. Anak usia 18-24 bulan

Kemampuan gerak kasar

Stimulasi yang perlu untuk dilanjutkan, antara lain:

Dorong anak agar mau berlari, berjalan dengan berjinjit


Bermain dengan air

Menendang, menangkap dan melempar bola

Berjalan naik turun tangga

Melompat

Ajarkan anak bagaimana cara melompat dengan dua kaki. Mula-mula pegangi anak di kedua
tangannya. Usahakan agar ia melompat di atas keset atau handuk.

Melatih keseimbangan tubuh

Ajari anak bagaimana cara berdiri di atas satu kaki. Mula-mula anak akan memerlukan bantuan.
Usahakan agar anak menjadi trbiasa dan dapat berdiri dengan seimbang dalam waktu yang lebih
lama setiap kali ia mengulangi permainan ini.

Mendorong mainan dengan kaki

Biarkan anak mencoba mainan yang perlu didorong dengan kakinya agar mainan itu dapat
bergerak maju.

Kemampuan gerak halus

Stimulasi yang perlu untuk dilanjutkan, antara lain:

Doorong anak agar mau untuk bermain balok-balok, memasukkan benda yang satu kedalam
benda yang lainnya

Menggambar dengan krayon atau pengsil berwarna

Menggambar menggunakan tangan

Mengenal berbagai ukuran dan bentuk

Buat lubang-lubang dengan ukuran dan bentuk yang berbeda pada sebuah tutup kotak/kardus.
Beri anak mainan atau benda-benda yang dapat dimasukkan lewat lubang itu.

Bermain puzzle

Beri anak mainan puzzle sederhana yang hanya terdiri atas 2-3 potong saja

Menggambar wajah atau bentuk


Tunjukkan kepada anak cara menggambar bentuk, seperti garis, bulatan dan sebagainya.
Ajaerkan juga bagimana cara menggambar wajah

Membuat berbagai bentuk dari adonan kue/lilin mainan

Beri adonan kue (apabila kebetulan ibu sedang membuat kue) atau lilin yang bias dibentuk. Ajari
bagaimana cara membuat berbagai bentuk.

Kemampuan bicara dan bahasa

Stimulasi yang perlu dilanjutkan, antara lain:

Bernyanyi, bercerita dan membaca sajak, serta syair. Ajak ia agar mau ikut

Bicara banyak pada anak menggunakan kalimay yang pendek tapi jelas dan mudah ditiru anak

Setiap hari anak dibacakan buku

Dorong anak agar mau bercerita tentang apa yang dikerjakan dan dilihatnya

Melihat acara di TV

Biarkan anak melihat acara di TV. Kita berikan penjelasan mengenai acara yang sedang
dilihatnya ketika mendampingi.

Mengerjakan perintah sederhana

Mulai berikan perintah kepada anak dengan instruksi yang jelas, seperti dik, tolong mama
ambilkan kaus kaki yang berwarna merah ya, letakkan cangkirmu di atas meja. Sebelumnya,
ajarkan anak bagaimana cara untuk melakukan perintah tersebut.

Bercerita tentang apa yang dilihatnya

Sering-sering perlihatkan gambar dalam majalah lalu upayakan agar ia mau bercerita tentang apa
yang dilihatnya.

Kemampuan sosialisasi dan kemandirian

Stimulasi yang perlu dilanjutkan, antara lain:

Ajak anak untuk mengunjungi tempat bermain, seperti kebun binatang, pasar, supermarket,
museum, lapangan terbang dan lain-lain

Bujuk dan tenangkan anak ketika rewel


Usahakan anak agar mau melepaskan pakiannya sendiri dan mau membereskan mainannya
sendiri

Ajarkan anak makan ssendiri

Mengancingkan kancing baru

Berikan kepada anak baju dengan kancing tarik, lalu ajarkan anak bagaimana cara
mengancingkannya.

Permainan yang memerlukan interaksi dengan teman bermain

Usahakan anak agar mau untuk bermain dengan teman sebayanya, misalnya main petak umpet.

Membuat rumah-rumahan

Ajari anak membuat rumah-rumahan, misalnya terbuat dari kotak/kardus. Potong kardus untuk
membuat pintu dan jendela.

Berpakaian

Biarkan anak untuk memakai bajunya sendiri sejauh mana ia mampu untuk melakukannya, lalu
pujilah. Setelah mampu, biarkan ia memakai bajunya tanpa bantuan kita.

Memisahkan diri dengan anak

Minta tetangga ayau saudara untuk mengawasi anak sementara kita pergi. Mula-mula pergi
hanya sebentar saja. Dengan cara ini ia akan mengerti bahwa meskipun kita pergi tapi tetap akan
kembali kepadanya.

4. Anak usia 24-36 bulan

Kemampuan gerak kasar

Stimulasi yang perlu dilanjutkan, antara lain:

Dorong anak agar mau untuk memanjat, berlari, melompat, melatih keseimbangan badan dan
bermain bola
Latihan menghadapi rintangan

Ajak anak untuk bermain ular naga, merangkak di kolong meja, berjinjit mengelilingi kursi,
melompat di atas bantal dan lain-lain.

Melompat jauh

Usahakan agar anak mau untuk melompat sejauh-jauhnya dengan kedua kakinya secara
bersamaan. Letakkan sebuah handuk tua dilantai lalu ajari anak untuk melompatinya. Selain itu,
dapat juga dengan membuat garis ditanah dengan sebuah kapur tulis dan minta anak untuk
melompatinya.

Melempar dan menangkap

Tunjukkan kepada anak bagaimana cara melempar sebuah bola besaar kea rah kita. Kemudian
lemparkan kembali bola itu kepada anak sehingga ia dapat menangkapnya.

Kemampuan gerak halus

Stimulasi yang perlu dilanjutkan, antara lain:

Dorong anak agar amau bermain puzzle, balok, memasukkan benda ke benda yang lain dan
menggambar

Membuat gambar tempelan

Bantu anak untuk memotong gambar-gambar dari sejumlah majalah yang tidak dipakai.
Kemudian buat gambar tempelan menggunakan lem kertas. Jelaskan kepada anak apa yang
sedang kita kerjakan.

Memilah dan mengelompokkan benda-benda menurut jenisnya

Berikan kepada anak berbagai benda yang berlainan jenisnya dengan jumlah tiap jenis lebih dari
satu. Minta anak untuk mengelompokkan benda menurut jenisnya. Mula-mula dibatasi hanya
dua jenis saja.

Mencocokkan gambar dengan benda

Tunjukkan kepada anak mengenai gambar bola dan bentuk bola yang sesungguhnya. Jelaskan
mengenai kegunaan benda itu.

Konsep jumlah
Tunjukkan kepada anak cara mengelompokkan benda dalam jumlah satu, dua, tida dan
seterusnya. Katakana kepada anak berapa jumlah benda dalam satu kelompok dan bantu untuk
menghitungnya.

Bermain/menyusun balok-balok

Buat atau beli satu set mainan baok untuk anak. Anak akan bermain dengan balok itu selama
bertahun-tahun. Bila anak bertambah besar, tambahkan jumlah baloknya.

Kemampuan bicara dan bahasa

Stimulasi yang perlu dilanjutkan, antara lain:

Bacakan buku cerita kepada anak. Buat agar dia melihat kita membaca buku. Hal ini
mengandung pesan bahwa mmbaca buku itu bermanfaat dan penting

Dorong anak agar ia mau bercerita tentang apa yang dilihatnya baik dari buku ataupun saat ia
berjalan-jalan

Bantu anak dalam memilih acara TV dan damping saat melihatnya

Acara berita TV kadang menakutkan anak. Jelaskan kepada anak menganai isi berita itu
dengan kalimat yamh bias dipahami anak

Menyebutkan nama anak dengan lengkap

Ajari anak untuk menyebutkan namanya dengan lengkap. Ulangi sampai ia dapat
menyebutkannya sendiri.

Bercerita tentang diri anak

Anak senang mendengar cerita tentang dirinya. Ceritakan kembali kejadian-kejadian lucu yang
dialami anak sebelumnya.

Menyebutkan nama berbagai jenis pakaian

Ketika mengenakan baju anak, sebut jenis baju yang ia pakai, misalnya celana dalam, kaos
dalam, celana, kemeja dan lain-lain.

Menyatakan keadaan suatu benda

Gunakan ungkapan yang menyatakan keadaan suatu benda ketika mengajak anak untuk
berbicara, misalnya,pakai kemeja yang merah atau bolamu yang kuning ada di bawah meka.

Kemampuan sosialisasi dan kemandirian


Stimulasi yang perlu untuk dilanjutkan, antara lain:

Bujuk anak ketika ia kecewa dengan cara memeluk dan berbicara kepadanya

Sering-sering ajak anak untuk pergi keluar seperti ke took, tempat bermain, kebun binatang
dan lain-lain

Ajak anak untuk membersihkan tubuhnya ketika kotor dan mengelapnya dengan bantuan
sesedikit mungkin. Demikian juga dalam berpakaian dan melakukan pekerjaan rumah ringan

Melatih buang air besar di kamar mandi/WC

Ajari anak untuk memberitahukan kita bila ingin buang air kecil atau besar. Damping anak saat
buang air dan beritahu cara membersihkannya atau menyiramnya.

Berdandan

Biarkan anak berdandan mengenakan pakaian dewasa yang sudah lama. Beri anak beberapa topi
anak, rok (untuk perempuan), celana, kemeja (untuk anak laki-laki) dan sepatu. Biarkan anak
memilih sendiri pakian yang ia sukai.

Berpakaian

Ajari anak untuk berpakaian sendiri tanpa bantuan. Berikan kesempatan kepada anak untuk
memilih sendiri pakiannya.
Emosi anak-anak prasekolah diungkapkan secara bebas. Dalam usia 3 tahun, anak-anak
mengalami banyak rasa takut -- terhadap binatang, monster dan mungkin juga terhadap "serigala
besar yang jahat". Karena mereka memunyai kesulitan untuk membedakan antara fakta dengan
khayalan, mereka perlu diyakinkan berulang-ulang oleh orang tua mereka. Anak usia prasekolah
juga sering merasa khawatir, iri hati, ingin tahu, senang, dan sayang.

Orang tua seharusnya memperkenalkan anak-anak prasekolah dengan anak-anak seusianya.


Dalam usia 3 tahun, anak-anak jarang berinteraksi dengan anak-anak lain yang bermain di
ruangan yang sama. Namun, permainan paralel semacam itu akan segera berakhir ketika anak-
anak mulai berinteraksi. Akhirnya, anak-anak prasekolah tidak terlalu berpusat pada diri sendiri
lagi dan belajar untuk merasa empati pada orang lain. Pada tahap ini, sebuah taman kanak-kanak
dengan staf pengajar yang bagus bisa memberi fasilitas untuk perkembangan sosial. Selama 2
atau 3 hari seminggu jauh dari ibunya akan berakibat positif bagi anak-anak dan memberi
kesempatan kepada ibu untuk beristirahat. Collins (1971, 50) menyatakan bahwa permainan pada
masa anak-anak memberi kesempatan untuk menyalurkan energi; memberikan stimulasi yang
diperlukan; membantu anak-anak mengembangkan keterampilan motorik; dan memampukan
anak-anak untuk memerankan dan belajar memahami peranan orang dewasa. Antara usia 3
sampai 6 tahun, anak-anak menambah ribuan kata dalam kosakata mereka dan mulai bernalar
dengan konkret. Namun, mereka tetap hidup dalam dunia yang kecil. Mereka masih berpikir
bahwa sebagian besar peristiwa pada satu segi berpusat pada mereka, dan bahwa hampir semua
orang melihat sesuatu seperti cara mereka.

Selama masa-masa yang penting ini, anak-anak mengambil langkah besar untuk bersikap
mandiri. Mereka belajar makan sendiri dan memotong-motong makanan mereka sendiri di
piringnya. Mereka mulai berpakaian sendiri, biasanya dengan petunjuk orang tua tentang apa
yang harus dipakai dan bukan tentang bagaimana memakainya. Mereka sudah terlatih menjaga
kebersihan, menggunakan kamar mandi jika mereka membutuhkan, dan setelah itu
membersihkan diri sendiri. Mereka tidak lagi terlalu bergantung pada ibu mereka secara sosial
karena mereka mulai memunyai banyak teman.
Tahun-tahun prasekolah merupakan masa-masa ketika identitas seksual diteguhkan. Anak-anak
membutuhkan orang tua yang sejenis untuk mengidentifikasikan diri dan menolong sebagai figur
teladan. Waktu yang dihabiskan dengan anak-anak prasekolah harus kuantitatif dan kualitatif.
Meskipun orang tua harus menghindari tugas-tugas peniruan, meminta anak laki-laki membantu
ayah mereka mengerjakan tugas yang biasa dikerjakan kaum pria, dan anak perempuan
membantu ibu mereka akan membantu proses identifikasi seksual.

Selama tahun-tahun ini, pada umumnya anak-anak melalui tahap pemikiran bahwa mereka
akhirnya akan menggantikan orang tua dan menikah seperti orang tuanya. Orang tua harus
memberikan kehangatan dan kasih sayang kepada anak laki-laki dan perempuan, tetapi mereka
harus menghindari stimulasi yang berlebihan terhadap anak-anak prasekolah. Anak-anak yang
lebih muda bisa saja akan terus mengikuti orang tua mereka ketika berpakaian, menggunakan
toilet, atau mandi, dan bahkan tidur di tempat tidur yang sama. Orang tua harus dengan lembut
tetapi tegas meminta mereka menghentikan kegiatan itu. Anak-anak prasekolah biasanya tidak
akan terlalu keberatan, dan akan menuntut privasi mereka sendiri.

Masalah Umum Anak Masa Prasekolah

Kemarahan

Banyak anak prasekolah yang mengungkapkan kemarahan secara tiba-tiba. Dalam hal ini orang
tua jangan memberikan apa yang diminta anak sebagai tanggapan terhadap kemarahannya itu,
sebab hal itu akan dipandang anak sebagai pahala. orang tua harus mengabaikan kemarahan
pertama anak. Jika usaha ini tidak berhasil untuk meredakan kemarahannya, orang tua perlu
berbicara dengan tegas. Dalam beberapa kasus anak perlu dipukul.

Cacat

Sikap orang tua dan perkembangan anak secara umum bisa sangat dipengaruhi oleh kondisi cacat
(Bentovim, 1972). Anak cacat bisa menjadi terlalu bergantung dan menarik diri. orang tua dan
anggota keluarga lainnya yang merasa kasihan terhadap anak itu mungkin akan membiarkan
anak itu bersikap begitu, tetapi hal itu akan menimbulkan masalah perilaku. Anak yang cacat
harus didorong untuk sebisa mungkin mandiri, tanpa menyangkal kondisi cacatnya.

Kegemukan

Kegemukan menghancurkan citra diri anak dan membuatnya diejek teman-temannya, jadi orang
tua harus mencegah masalah itu dengan risiko apa pun. Memberi anak terlalu banyak makanan,
kemudian meminta mereka "untuk membersihkan piringnya" bisa menyebabkan kegemukan.

Mengompol

Masalah ini biasa untuk anak masa prasekolah, tetapi itu akan menjadi masalah besar jika masih
berlanjut sampai masa sekolah. Kurang lebih 16 persen anak-anak kadang-kadang masih
mengompol setelah berumur 5 tahun (Rae-Grant, Carr, dan Berman, 1983, 181). orang tua tidak
boleh mengolok-olok anak yang masih mengompol; sebaliknya orang tua sebaiknya menyuruh
anak itu untuk membersihkan tempat tidurnya setiap kali hal itu terjadi.

Buang Air Besar di Celana -- Enkopresis

Seperti halnya mengompol, hal ini juga merupakan hal yang normal untuk anak masa
prasekolah. Jika hal ini terus berlanjut setelah umur 4 tahun, orang tua bisa melakukan konsultasi
dengan ahli psikologi. Kadang-kadang, mengompol atau buang air besar di celana merupakan
masalah medis yang bisa diobati dengan obat-obatan tertentu.

Menggigit Jari

Anak yang masih suka menggigit jari pada usia ini merupakan hal yang normal. Untuk
menghilangkan kebiasaan ini, anak perlu ditawari hadiah; namun hukuman untuk hal ini tidak
disarankan.

"Gerenyet"

Perilaku seperti gerakan tiba-tiba yang tidak pantas, seperti mengedipkan mata dan berdehem
terus-menerus disebut gerenyet. Anak yang memiliki perilaku seperti ini mungkin memerlukan
konseling karena perilaku ini biasanya disebabkan oleh konflik emosional yang mendasarinya.
Gerenyet tersebut akan hilang dengan sendirinya jika konflik tersebut diselesaikan (Freedman,
Kaplan, dan Saddrock, 1975, 1398-1399). Pengobatan mungkin juga dapat dipakai untuk
mengatasi masalah itu sementara.

Gagap

Gagap pada anak prasekolah dipandang normal dan biasanya akan hilang saat anak itu berumur 6
tahun. Gagap biasanya disebabkan oleh ketidakmatangan neurologis. orang tua sebaiknya
mengabaikan hal ini kecuali hal itu berlanjut sampai masa sekolah. Makin banyak diberi
perhatian, masalah ini justru makin bertambah parah.

Rasa Takut dan Masalah Tidur

Rasa takut terhadap binatang sangat biasa selama usia ini dan tidak perlu terlalu dikhawatirkan.
orang tua harus meyakinkan anak itu berulang-ulang. Mimpi buruk dan teror malam mungkin
merupakan akibat konflik emosional. Dalam beberapa kasus, dibutuhkan pengobatan, terutama
dengan teror malam di mana anak-anak berteriak dan meronta-ronta tetapi tidak bangun. Lampu
malam mungkin bisa membantu. Anak-anak harus didorong untuk kembali ke kamar mereka
lagi, dan jangan tidur di kamar orang tua. Mengigau merupakan hal yang biasa terjadi pada anak-
anak kecil. Jika itu terjadi berulang kali, mungkin dibutuhkan pengobatan.

Depresi

Depresi merupakan hal yang biasa dialami setelah anak kehilangan orang tua atau benda yang
dikasihi. Depresi sering kali muncul dalam bentuk penarikan diri, kesedihan yang berlarut-larut,
dan peningkatan atau penurunan tingkat aktivitas yang mencolok. Mungkin dibutuhkan
konseling; kadang-kadang obat antidepresan dengan dosis rendah bisa diberikan.

Stres

Sekolah minggu, pindah ke rumah yang baru, kunjungan ke dokter gigi atau ke dokter, atau
kelahiran adik mungkin menyebabkan stres yang cukup berat bagi anak. Orang tua perlu
mempersiapkan anak itu dengan membicarakan kejadian itu dengan jujur. Orang tua harus
memberi tahu anak-anak jika akan mempekerjakan pengasuh untuk mengurangi stres anak.

Tugas Perkembangan Pada Masa Usia Pra Sekolah

Havighurst (1961) mengartikan tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada
periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil
dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya,
sementara apabila gagal maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang
bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan
tugas-tugas berikutnya.

Tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku atau keterampilan yang seyogyanya
dimiliki oleh individu sesuai dengan usia atau fase perkembangannya, seperti tugas yang
berkaitan dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama dan
hal lainnya sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya.

Menurut Elizabeth Hurlock (1999) tugas-tugas perkembangan anak usia 4 5 tahun adalah
sebagai berikut:

1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang umum

2. Membangun sikap yang sehat mengenal diri sendiri sebagai makhluk yang sedang
tumbuh

3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya

4. Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita yang tepat

5. Mengembangkakn keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan


berhitung

6. Mengembangkkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.

7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tingkatan nilai

8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok social dan lembaga-lembaga

9. Mencapai kebebasan pribadi


Pertumbuhan Fisik
Penampilan maupun gerak gerik anak usia prasekolah
mudah dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan
sebelumnya. a) Anak prasekolah umumnya aktif. Mereka
telah memiliki penguasaan atau kontrol terhadap tubuhnya
dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. b)
Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak
membutuhkan istirahat yang cukup, seringkali anak tidak
menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup. Jadwal
aktivitas yang tenang diperlukan anak. c) Otot-otot besar
pada anak prasekolah lebih berkembang dari kontrol
terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu biasanya anak
belum terampil, belum bisa melakukan kegiatan yang rumit,
seperti mengikat tali sepatu. d) Anak masih sering
mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan
pandangannya pada obyek-obyek yang kecil ukurannya,
itulah sebabnya koordinasi tangan masih kurang sempurna.
e) Walaupun tubuh anak lentur, tetapi tengkorak kepala
yang melindungi otak masih lunak (soft).
Perkembangan Motorik

Di usia prasekolah, gerakan tangan anak (handstroke) sudah pada taraf membuat pola (pattern
making). Ini tingkat paling sulit karena anak harus membuat bangun/bentuk sendiri. Jadi, betul-
betul dituntut hanya mengandalkan imajinasinya. Sedangkan pada keterampilan motorik kasar,
anak usia prasekolah sudah mampu menggerakkan seluruh anggota tubuhnya untuk melakukan
gerakan-gerakan seperti berlari, memanjat, naik-turun tangga, melempar bola, bahkan melakukan
dua gerakan sekaligus seperti melompat sambil melempar bola.

Perkembangan Kreativitas

Kreativitas imajiner (orang, benda, atau binatang yang diciptakan anak dalam khayalannya) dan
animasi (kecenderungan mengganggap benda mati sebagai benda hidup) yang merupakan
kreativitas awal di masa batita sudah mulai ditinggalkan. Sebagai gantinya, anak prasekolah
cenderung melakukan dusta putih (white lie) atau membual. Tujuannya bukan untuk menipu
orang lain, tapi karena ia merasa yakin hal itu benar. Ia ingin bualannya didengar. Perlu
diketahui, pada masa prasekolah, anak sudah mulai menunjukkan ego dan otoritasnya. Misal, ia
melihat seekor naga hitam melintas di depan rumah. Anak ini merasa yakin dan ingin orang lain
juga turut meyakininya.

Kelak, sejalan dengan pertambahan usianya dimana anak mulai membedakan antara khayalan
dan kenyataan, kebiasaan membual mulai hilang. Sebaliknya, orang dewasa juga jangan
membiarkan anak untuk terus-terusan membual berlebihan. Sebab, bila hal ini dibiarkan,
membual dan melebih-lebihkan yang dilakukan dengan tujuan mengesankan orang lain, malah
berbuah menjadi kebohongan yang mungkin menjadi kebiasaan.

Perkembangan Emosi

Salah satu tolak ukur kepribadian yang baik adalah kematangan emosi. Semakin matang emosi
seseorang, akan kian stabil pula kepribadiannya. Untuk anak usia prasekolah, kemampuan
mengekspresikan diri bisa dimulai dengan mengajari anak mengungkapkan emosinya.

Jadi, anak prasekolah dapat diajarkan bersikap asertif, yaitu sikap untuk menjaga hak-haknya
tanpa harus merugikan orang lain. Saat mainannya direbut, kondisikan agar anak melakukan
pembelaan. Entah dengan ucapan, semisal, Itu mainan saya. Ayo kembalikan!, atau dengan
mengambil kembali mainan tersebut tanpa membahayakan siapa pun.

Ciri Emosional Pada Anak Prasekolah : a) Anak TK cenderung mengekspreseikan emosinya


dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut. b) Iri
hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian guru.
(Ananda 2010).

Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial, dapat juga
diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok,
moral, dan tradisi. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau
bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau
norma- norma kehidupan bermasyarakat.

Usia prasekolah memberi kesempatan luas kepada anak untuk mengembangkan keterampilan
sosialnya. Di usia inilah ia mulai melihat dunia lain di luar dunia rumah bersama ayah-ibu.
Kemampuan bersosialisasi harus terus diasah. Sebab, seberapa jauh anak bisa meniti
kesuksesannya, amat ditentukan oleh banyaknya relasi yang sudah dijalin. Banyaknya teman
juga membuat anak tidak gampang stres karena ia bisa lebih leluasa memutuskan kepada siapa
akan curhat.

Ciri Sosial Ciri Anak Prasekolah atau TK a) Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu
atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti, mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan
diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang dipilih biasanya yang sama
jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda. b)
Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak terorganisasi secara baik, oleh karena kelompok
tersebut cepat berganti-ganti. c) Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak
yang lebih besar. Parten (1932) dalam social participation among preschool children melalui
pengamatannya terhadap anak yang bermain bebas di sekolah, dapat membedakan beberapa
tingkah laku sosial: a) Tingkah laku unoccupied. Anak tidak bermain dengan sesungguhnya. Ia
mungkin berdiri di sekitar anak lain dan memandang temannya tanpa melakukan kegiatan
apapun. b) Bermain soliter. Anak bermain sendiri dengan menggunakan alat permainan, berbeda
dari apa yang dimainkan oleh teman yang berada di dekatnya, mereka berusaha untuk tidak
saling berbicara. c) Tingkah laku onlooker anak menghasilkan tingkah laku dengan mengamati.
Kadang memberi komentar tentang apa yang dimainkan anak lain, tetapi tidak berusaha untuk
bermain bersama. d) Bermain pararel. Anak-anak bermain dengan saling berdekatan, tetapi tidak
sepenuhnya bermain bersama dengan anak lain, mereka menggunakan alat mainan yang sama,
berdekatan tetapi dengan cara tidak saling bergantung. e) Bermain asosiatif. Anak bermain
dengan anak lain tanpa organisasi. Tidak ada peran tertentu, masing-masing anak bermain
dengan caranya sendiri-sendiri. f) Bermain Kooperatif. Anak bermain dalam kelompok di mana
ada organisasi. Ada pemimpinannya, masing-masing anak melakukan kegiatan bermain dalam
kegiatan, misalnya main toko-tokoan, atau perang-perangan.

Perkembangan Moral

Kemampuan sosialisasi yang berkembang membawa anak usia prasekolah masuk ke dalam
berbagai kelompok baru di luar rumah, yaitu sekolah dan lingkungan sekitarnya. Sebagai bagian
dari kelompok, anak prasekolah belajar mematuhi aturan kelompok dan menyadari
konsekuensinya bila tidak mengikuti aturan tersebut.

Anak usia prasekolah belajar perilaku moral lewat peniruan. Itulah sebabnya, orang-orang
dewasa harus menghindari melakukan hal-hal yang buruk, semisal bicara kasar, memukul,
mencela, dan lain-lainnya di depan anak.

Sosialisasi juga membawa anak pada risiko konflik, terutama dengan teman sebaya. Oleh
karenanya, kemampuan memecahkan konflik merupakan modal yang harus dimiliki anak.
Semakin baik kemampuannya dalam hal ini, maka kepribadiannya akan semakin stabil. Anak
yang pandai mengatasi konflik umumnya akan mudah pula mengatasi masalah dalam hidupnya,
entah di sekolah, di rumah, ataupun kelak di tempat bekerja.

Perkembangan Kognitif

Ciri Kognitif Anak Prasekolah atau TK a) Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa.
Sebagian dari mereka senang berbicara, khususnya dalam kelompoknya, sebaiknya anak diberi
kesempatan untuk berbicara, sebagian dari mereka dilatih untuk menjadi pendengar yang baik. b)
Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, mengagumi dan
kasih sayang. Ainsworth dan Wittig (1972) serta Shite dan Wittig (1973) menjelaskan cara
mengembangkan agar anak dapat berkembang menjadi kompeten dengan cara sebagai berikut: a)
Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak. b) Tunjukkan minat terhadap
apa yang dilakukan dan dikatakan anak. c) Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan
mendapatkan kesempatan dalam banyak hal. c) Berikan kesempatan dan dorongan maka untuk
melakukan berbagai kegiatan secara mandiri. e) Doronglah anak agar mau mencoba
mendapatkan ketrampilan dalam berbagai tingkah laku. f) Tentukan batas-batas tingkah laku
yang diperbolehkan oleh lingkungannya. g) Kagumilah apa yang dilakukan anak. h) Sebaiknya
apabila berkomunikasi dengan anak, lakukan dengan hangat dan dengan ketulusan hati.

Keterampilan Gender

Anak prasekolah sudah mampu membedakan pria dan wanita yang dilihat dari penampilan yang
berbeda, pakaian yang berbeda dan rambut yang berbeda. Beberapa anak juga mulai memahami
organ-organ tubuh yang berbeda pada pria dan wanita karena orang tua mereka mulai
memperkenalkannya, entah lewat pengamatan langsung atau lewat buku-buku. Tetapi tidak
semua anak di usia ini punya keterampilan membedakan melalui anatomi fisik/organ intim
karena beberapa orang tua masih enggan membicarakan soal peran seks pada anak mereka di
usia prasekolah. (Santi Hartono, 2010)

Stimulasi Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun

Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua agar anak dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya. Stimulasi adalah perangsangan
(penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang datang dari lingkungan anak. Anak yang
mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang
bahkan tidak mendapat stimulasi (Kania 2010).

Stimulasi yang diperlukan anak usia 4-5 tahun adalah :

1. Gerakan kasar, dilakukan dengan member kesempatan anak melakukan permainan yang
melakukan ketangkasan dan kelincahan

2. Gerakan halus, dirangsang misalnya dengan membantu anak belajar menggambar

3. Bicara bahasa dan kecerdasan, misalnya dengan membantu anak mengerti satu separuh
dengan cara membagikan kue

4. Bergaul dan mandiri dengan melatih anak untuk mandiri, misalnya bermain ke tetangga.
(Suherman, 2000)
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Pertumbuhan adalah Perubahan fisik dan peningkatan ukuran.Perkembangan adalah Peningkatan


kompleksitas fungsi dan kemajuan ketrampilan.

Pada usia toodler peningkatan usia tubuh terjadi secara bertahap bukan secara linier yang
menunjukkan karakteristik, percepatan atau perlambatan pertumbuhan.

Permasalahan Kesehatan Pada usia Todder masalah kesehatan yang sering terjadi adalah

Kecelakaan

Masalah Penglihatan
Karies Gigi

Infeksi Pernafasan dan telinga

Dalam mendeteksi pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilakukan dengan menggunakan
cara DDST II dan KPSP. Cara ini sangat mudah untuk digunakan dan mengetahui sejauh mana
perkembangan dan pertumbuhan anak.

1. Saran

Setelah membaca tentang penyakit sindrom goodpasture diharapkan bagi para mahasiswa/I dapat
mengerti dan memahami tentang pertumbuhan dan perkembangan anak usia Toddler (1 sampai 3
tahun). Penyusun juga menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan,
bila ada kritikan yang membangun dapat penyusun terima untuk menyempurnakan tugas ini.
Semoga dapat bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Ari,Sulistyawati. 2014. Deteksi Tumbuh Kembang Anak.Salemba Medika. Jakarta

Barbara, Konzier.2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan,Edisi 7 Volume 1.EGC.Jakarta

Dian,Adriyana.2011.Tumbuh Kembang Dan Terapi Bermain PadaAnak. Salemba Medika.


Jakarta

Dwi,Sulityo.2011.Pertumbuhan Perkembangan Anak danRemaja.TIM.Jakarta

Supartini. Yupi. 2004. Konsep dasar keperawatan anak. EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai