Makalah Pasar Modal
Makalah Pasar Modal
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Teks Dosen Pengampu : Rr. Indah Mustikawati dan Amanita Novi Yushita
Disusun oleh :
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
1
KATA PENGANTAR
Yogyakarta, November
2011
Penyusun
2
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
5
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami fungsi adanya pasar modal di
Indonesia
3. Mahasiswa mengetahui dan memahami produk apa saja yang ada di
pasar modal
6
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar
konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan
memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Umumnya
yang termasuk pihak penawar adalah perusahaan asuranssi, dana pensiun, bank-
bank tabungan sedangkan yang termasuk peminat adalah pengusaha, pemerintah
dan masyarakat umum.
Pasar modal berbeda dengan pasar uang (money market). Pasar uang
berkaitan dengan instrument keuangan jangka pendek (jatuh tempo kurang dari
satu tahun) dan merupakan pasar yang abstrak. Instrument pasar uang biasanya
terdiri dari berbagai jenis surat berharga jangka pendek seperti sertifikat deposito,
commercial papper, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Pasar
Uang (SPBU).
7
B. PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA
Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan
obligasi dimulai pada abad ke-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan
oleh Verreninging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah
berlangsung sejak 1880. Pada tanggal Desember 1912, Amserdamse Effectenbeurs
mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut
merupakan yang tertua keempat setelah Bombay, Hongkong, dan Tokyo. Aktivitas
yang sekarang diidentikkan sebagai aktivitas pasar midal sudah sejak tahun 1912
di Jakarta. Aktivitas ini pada waktu itu dilakukan oleh orang-orang Belanda di
Batavia yang dikenal sebagai Jakarta saat ini. Sekitar awal abad ke-19 pemerintah
kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di
Indonesia. Sebagai salah satu sumber dana adalah dari para penabung yang telah
dikerahkan sebaik-baiknya. Para penabung tersebut terdiri dari orang-orang
Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari
penghasilan penduduk pribumi. Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial
waktu itu mendirikan pasar midal. Setelah mengadakan persiapan akhirnya berdiri
secara resmi pasar midal di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta) pada
tanggal 14 Desember 1912 dan bernama Verreninging voor den Effectenhandel
(bursa efek) dan langsung memulai perdagangan. Efek yang dperdagangkan pada
saat itu adalah saham dan obligasi perusahaan milik perusahaan Belanda serta
obligasi pemerintah Hindia Belada. Bursa Batabia dihentikan pada perang dunia
yang pertama dan dibuka kembali pada tahun 1925 dan menambah jangkauan
aktivitasnya dengan membuka bursa paralel di Surabaya dan Semarang. Aktivitas
ini terhenti pada perang dunia kedua.
8
beberapa makelar efek lainnya dengan Bank Indonesia sebagai penasihat.
Aktivitas ini semakin meningkat sejak Bank Industri Negara mengeluarkan
pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954, 1955, dan 1956. Para pembeli
obligasi banyak warga negara Belanda, baik perorangan maupun badan hukum.
Semua anggota diperbolehkan melakukan transaksi abitrase dengan luar negeri
terutama dengan Amsterdam.
Pada tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan
Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), institusi baru di bawah Departemen
Keuangan. Unuk merangsang perusahan melakukan emisi, pemerintah
memberikan keringanan atas pajak persetoan sebesar 10%-20% selama 5 tahun
sejak perusahaan yang bersangkutan go public. Selain itu, untuk investor WNI
yang membeli saham melalui pasar midal tidak dikenakan pajar pendapatan atas
capital gain, pajak atas bunga, dividen, royalti, dan pajak kekayaan atas nilai
saham/bukti penyertaan modal.
9
itu telah dikeluarkan Paker 24 Desember 1987 yang berkaitan dengan usaha
pengembangan pasar modal meliputi pokok-pokok:
a. Kemudahan syarat go public antar lain laba tidak harus mencapai 10%.
b. Diperkenalkan Bursa Paralel.
c. Penghapusan pungutan seperti fee pendaftaran dan pencatatan di bursa yang
sebelumya dipungut oleh Bapepam.
d. Investor asing boleh membeli saham di perusahaan yang go public.
e. Saham boleeh dierbitkan atas unjuk.
f. Batas fluktuasi harga saham di bursa efek sebesar 4% dari kurs sebelum
ditiadakan.
g. Proses emisi sudah diselesaikan Bapepem dalam waktu selambat-lambatnya
30 hari sejak dilengkapinya persyaratan.
1. Bagi Emiten
2. dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai
3. tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan
dana/perusahaan
10
2. Bagi investor
Sementara, bagi investor, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
Tugas Badan Pengawas Pasar Modal menurut Keppres No. 53 Tahun 1990
tentang Pasar Modal adalah :
a. Mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga efek dapat
ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur dan efisien serta melindungi
kepentingan pemodal masyarakat umum.
b. Melaksanakan pembinaan dan pengawas terhadap lembaga-lembaga berikut:
1) Bursa efek
2) Lembaga kliring, penyelesaian dan penyimpanan
3) Reksa dana
4) Perusahaan efek dan perorangan
c. Memberi pendapat kepada Menteri Keuangan mengenai pasar modal
Bapepam sebagai lembaga pengawas pasar modal wajib menetapkan
ketentuan bagi terjaminnya pelaksanaan efek secara ertib dan wajar dalam rangka
melindungi pemodal dan masyarakat berupa:
1) Keterbukaan informasi tentang transaksi efek di bursa efek oleh semua
perusahaan efek dan semua pihak. Ketentuan ini wajib memuat persyaratan
kererbukaan kepada Ketua Bapepam dan masyarakat tentang semua transaksi
efek oleh semua pemegang saham utama dan orang dalam serta pihak
terasosiasikan dengannya.
11
2) Penyimpanan catatan dan laporan yang diberikan oleh pihak telah
memperoleh izin usaha, izin perorangan, persetujuan atau pendaftaran
profesi.
3) Penjatahan efek, dalam hal terdapat kelebihan jumlah permintaan pada suatu
penawaran umum. Ketentuan ini tidak mengharuskn diadakannya penerbitan
sertifikat dalam jumlah yang kurang dari jumlah standar yang berlaku dalam
perdagangan efek pada suatu bursa efek.
b. Akuntan Publik
Tugas akuntan publik antara lain adalah sebagai berikut:
1) Melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan dan memberikan
pendapatya.
2) Memeriksa pembukuan apakah sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum dan ketentuan-ketentuan Bapepam.
3) Memberikan petunjuk pelaksanaan cara-cara pembukuan yang baik apabila
diperlukan
12
c. Konsultan Hukum
Tugas konsultan hukum adalah meneliti aspek-aspek hukum emiten dan
memberikan pendapat dari sisi hukum tentang keadaan dan keabsahan usaha
emiten, yang meliputi anggaran dasar, izin usaha, bukti kepemilikan atas
kekayaaan emiten, perikatan yang dilakukan oleh emiten dengan pihak ketiga,
serta gugatan dalam perkara perdata dan pidana.
d. Notaris
Notaris bertugas membuat berita acara RUPS, membuat konsep akta perubahan
anggaran dasar dan menyiapkan naskah perjanjian dalam rangka emisi efek.
e. Agen Penjual
Agen penjual ini umumnya terdiri dari perusahaan pialang (broker/dealer) yang
bertugas melayani investor yang akan memesan efek, melaksanakan
pengembalian uang pesanan dan menyerahkan sertifikat efek kepada pemesan.
f. Perusahaan Penilai
Perusahaan penilai diperlukan apabila perusahaan emiten akan melakukan
penilaian kembali aktivanya. Penilaian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui
beberapa beesarnya nilai wajar aktiva perusahaan sebagai dasar dalam melakukan
emisi melalui pasar modal.
13
8) Memanggil Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO), apabila diperlukan.
b. Penanggung (Guarantor)
Penanggung bertanggungjawab atas dipenuhinya pembayaran pinjaman pokok
obligasi beserta bunganya dari emiten kepada para pemengang obligasi tepat pada
waktunya, apabila emiten tidak memenuhi kewajibannya.
c. Perusahaan Efek
Perusahaan efek atau perusahaan sekuritas (sekurities company) dapat
menjalankan saru atau beberapa kegiatan, baik sebagai penjamin emisi efek
(underwriter) , peranraa pedagang efek, manajer investasi atau penasihat investasi.
14
pasar uang oleh manajer investasi. Atas dana yang dikelola tersebut diterbitkan
unit saham atau sertifikat sebagai bukti keikutsertaan investor pada perusahaan
reksadana.
a. Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus tanpa
melalui termin-termin.
b. Proses untuk melakukan go public relatif mudah sehingga biaya untuk go
public juga menjadi relatif murah.
c. Perusahaan dituntut untuk lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu
perusahaan untuk melakukan pengelolaan dengan lebih profesional.
d. Memberikan kesempatan pada kalangan masyarakat untuk turut serta memiliki
saham perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial. Dlam hal
ini tentu saja juga menuntut keaktifan masyarakat untuk mendapatkan
informasi yang berkaitan dengan aktivitas di pasar modal.
e. Emiten akan lebih dikenal oleh masyarakat. Go public dapat menjadi media
promosi yang sangat efisien dan efektif. Selain itu, keuntungan ganda dapat
diperoleh oleh perusahaan karena penyertaan karena penyertaan masyarakat
biasanya tidak akan memengaruhi kebijakan manajemen.
15
Penawaran Umum
Meski proses untuk go public ini relatif mudah, ada beberapa hal yang
harus disiapkan oleh pihak emiten agar proses untuk go public ini dapat berjalan
lancar sesuai dengan perencanaan. Perencanaan tersebut meliputi perencanaan
16
internal dan eksternal. Perencanaan internal dilakukan dengan membuat
kesepakatan dengan pemegang saham dan manajemen. Perencanaan eksternal
dilakukan dengan menjalin kerja dengan lembaga-lembaga penunjang dan
Bapepam.
17
2. Tahapan dalam Rangka Penawaran Umum
a. Tahap persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala
sesuatu yang berkaitan dengan proses penawaran umum. Pada tahap yang
paling awal perusahaan yang akan menerbitkan saham terlebih dahulu
melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta
persetujuan paa pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham.
Setelah mendapatkan persetujuan, selanjutnya emiten melakukan penunjukan
penjamin emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasr yaitu:
Penjamin emisi (underwiter). Merupakan pihak yang paling banyak
terlibat membantu emiten dalam rangka penerbitan saham. Kegiatan yang
dilakukan penjamin emisi antara lain: menyiapkan berbagai dokumen,
membantu menyiapkan prospektus dan memberikan penjaminan atas
penerbitan.
Akuntan publik (Auditor Independen). Bertugas melakukan audit atau
pemeriksaan atas laporan keuang calon emiten.
Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan
menentukan nilai wajar dari akviwa tetap tersebut.
Konsultan hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal
opinion).
Notaris untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran Dasar, akta
perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-
notulen rapat.
18
penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja. Perlu diingat pula bahwa tidak
seluruh keinginan investor terpenuhi dalam tahapan ini. Misal, saham dilepas
ke pasar perdana sebanyak 100 juta saham sementara yang ingin dibeli seluuh
investor berjumlah 150 juta saham. Jika invstor tidak mendapatkan sham pada
pasar perdana, maka investor tersebut dapat membeli di pasar sekunder yaitu
setelah saham dicatatkan di bursa efek.
No. Kriteria
1. Telah memenuhi persyarat umum pencatatan saham.
2. Sampai dengan diajukannya permohonan pencatatan, telah
melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core
business) yang sama minimal 36 buln berturut-turut.
3. Laporan Keuangan telah diaudit 3 tahun buku terakhir, dengan
ketentuan Laporan Keuangan Auditan 2 tahun buku terakhir dan
Laporan Keuangan Auditan interim terakhir (jika ada) memperoleh
pendapat Wajar Tanpa Pengcualian (WTP).
4. Berdasarkan Laporan Keuangan Auditan terakhir memiliki Aktiva
Berwujud Bersih (net tangible asset) minimal Rp 100.000.000.000
(seratus miliar rupiah).
5. Jumlah saham yang dimilikai oleh pemegang saham yang bukan
merupakan Pemegang Saham Pengendali atau Pemegang Saham
Minoritas (minority shareholders) setelah Penawaran Umum atau
perusahaan yang sudah tercatat di Bursa Efek lain atau bagi
Perusahaan Publik yang belum tercatat di Bursa Efek lain dalam
periode 5 (lima) hari bursa sebelum permohonan pencatatan,
sekurang-kurangnya 100.000.000 (seratus juta) saham atau 35%
dari modal disetor (mana yang lebih kecil).
6. Jumlah pemegang saham paling sedikit 1.000 (seribu) pemenang
saham yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek,
dengan ketentuan;
19
Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang melakukan
penawaran umum, maka jumlah pemegang saham tersebut
adalah pemegang saham setelah penawaran umum perdana.
Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal dari
perusahaan publik, maka jumlah peegang saham tersebut
adalah jumlah pemegang saham terakhir selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan sebelum mengajukan permohonan
pencatatan.
Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat di Bursa Efek
lain, maka jumlah pemegang saham tersebut dihitung
berdasarkan rata-rata per bulan selama 6 (enam) bulan
terakhir.
b. Papan Pengembagan
No. Kriteria
1. Telah memenuhi persyaratan umum pencatatan saham.
2. Sampai dengan diajukannya permohonan pencatatan, telah
melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core
business) yang sama minimal 12 bulan berturut-turut.
3. Laporan Keuangan Auditan tahun buku terakhir yang mencakup
minial 12 bulan bulan dan Laporan Keuagan Auditan interim
terakir (jika ada) memperoleh pendapat Wajar anpa Pengecualian
(WTP).
4. Memiliki Akiva Berwujud Bersih (net itangible asset) minimal Rp
5.000.000 (lima miliar rupiah).
5. Jika calon emiten mengalami rugi usaha atau belum membukukan
keuntugan atau beroperasi kurang dari 2 tahun, wajib:
Selambat-lambatnya pada akhir tahun buku ke-2 sejak
tercatat sudah memperoleh laba usaha dan laba bersih
berdasarkan proyeksi keuangan yang akan diumumkan di
bursa.
Khusus bagi calon emiten yang bergerak dalam bidang
20
yang sesuai dengan sifanya usahanya memerlukan waku
yang cukup lama untuk mencapai titik impas (seperti:
infrastruktur, perkebuban tanaman keras, konsensi Hak
Pengelolaan Hutan (HPH) atau Hutan Tanaman Industri
(HTI) atau bidang usaha lain yang berkaitan dengan
pelayanan umum, maka berdasrkan proyeksi keuangan
calon perusahaan tercatat tersebut selambat-lambatnya
pada akhir tahun buku ke-6 sejak tercatat sudah
memperoleh laba usaha dan laba bersih.
6. Jumalah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang bukan
merupakan pemegang saham pengendali (minority shareholders)
setelah Penawaran Umum atau perusahaan yang sudah tercatat di
bursa efek lain atau bagi perusahaan publik yang belum tercatat di
bursa efek lain dalam periode 5 (lima) hari bursa sebelum
permohonan pencatatan, sekurang-kurangnya 50.000.000 (lima
puluh juta) saham tau 35% dari modal disetor (mana yang lebih
kecil).
7. Jumlah pemegang saham paling sedikit 500 (lima ratus) pemenang
saham yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek,
dengan ketentuan;
Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang melakukan
penawaran umum, maka jumlah pemegang saham tersebut
adalah pemegang saham setelah penawaran umum
perdana.
Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal dari
perusahaan publik, maka jumlah peegang saham tersebut
adalah jumlah pemegang saham terakhir selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan sebelum mengajukan
permohonan pencatatan.
Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat di Bursa
Efek lain, maka jumlah pemegang saham tersebut dihitung
berdasarkan rata-rata per bulan selama 6 (enam) bulan
terakhir.
8. Khusus calon emiten yang ingin melakukan IPO, perjanjian
21
emisinya harus menggunakan prinsip kesanggupan penuh (full
commiment).
2. Pengertian Beroperasi
22
a. Perusahaan dianggap telah beroperasi apabila memenuhi salah satu pengertian
berikut ini:
Telah memperoleh izin/persetujuan tetap dari BKPM,
Telah memperoleh izin operasional dari Departemen Teknis,
Secara akuntansi telah mencatat laba/rugi operasional,
Secara ekonomis telah memperoleh pendapatan/biaya yang berhubungan
dengan operasi pokok.
b. Dalam dua tahun buku terakhir memperoleh laba bersih dari kegiatan
operasional;
c. Memiliki minimal kekayaan (aktiva) Rp 20 miliar, modal sendiri Rp 7,5
miliar, dan modal disetor Rp 2 miliar;
d. Kapitalisasi bagi perusahaan yang telah melakukan penawaran umum
sekurang-kurangnya Rp 4 miliar;
e. Anggota direksi dan komisaris memiliki reputasi yang baik.
23
d. Jumlah pemegang saham orang/badan minimal 200 pemodal (1 pemodal
minimal memiliki 500 saham);
e. Direksi dan manajer investasi memiliki reputasi baik.
a. Waran harus diterbitkan oleh emiten yang sahamnya telah tercatat di bursa;
b. Pernyataan pendaftaran atas waran telah dinyatakan efektif;
c. Setiap waran harus memberikan hak kepada pemegang waran untuk membeli
minimal satu saham atau kelipatannya;
d. Waran yang dinyatakan memiliki masa berlaku minimal 3 tahun dan
pelaksanaan hak (konversi) minimal 6 bulan setelah waran diterbitkan;
e. Harga pelaksanaan hak (konversi) atas waran maksimal 125% dari harga
saham terakhir pada hari saat diputuskannya penerbitan waran oleh RUPS
(Rapat Umum Pemegang Saham) emiten;
f. Perjanjian penerbitan waran memuat ketentuan tentang:
Perlakuan untuk waran yang tidak dikonversi sampai jatuh tempo;
Perlindungan pemegang waran dari dilusi karena turunnya harga saham
akibat keputusan perusahaan.
g. Harga pelaksanaan waran tidak menyimpang dari yang ditetapkan dalam
perjanjian penerbit waran;
h. Sertifikat waran diterbitkan atas nama.
24
perusahaan piutang. Hal ini penting karena sebagai pemodal, terutama pemodal
pubik tidak memiliki akses informasi langsung kepada emiten. Untuk mengetahui
kinerja perusahaan, pemodal sangat bergantung pada informasi tersebut. Oleh
karena itu kewajiban pelaporan dimaksudkan untuk membantu penyebaran
informasi agar dapat sampai secara tepat waktu dan tepat guna kepada pemodal.
1. Reksa Dana
25
distribusi capital gain. Ada juga reksa dana yang tidak mendistribusikan capital
gain ini, tapi menambahkannya pada nilai aktiva bersih. Nilai aktiva bersih
adalah perbandingan antara total nilai investasi yang dilakukan manajer investasi
dengan total volume reksa dana yang diterbitkan.
Kemungkinan untuk mendapatkan kenaikan aktiva bersih ini sangat
tergantung pada jenis reksa dana yang dibeli. Reksa dana terbuka akan dibeli
kembali dengan harga nilai aktiva bersih baru. Reksa dana tertutup tidak akan
dibeli kembali oleh penerbitnya. Setelah terjadi transaksi di pasar perdana,
selanjutnya reksa dana akan diperjualbelikan di pasar sekunder. Harga yang
terbentuk merupakan pertemuan dari permintaan dan penawaran. Harga inilah
yang merupakan nilai aktiva bersih yang baru.
2. Saham
26
klaim yang terakhir, bila perusahaan penerbit saham bangkrut. Secara normal,
artinya diluar kebangkrutan, risiko potensial yang akan dihadapi pemodal hanya
dua, yaitu tidak menerima pembayaran dividen dan menderita capital loss.
3. Saham Preferen
Saham preferen adalah gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham biasa.
Artinya disamping memiliki karakteristik seperti obligasi juga memiliki
karakteristik saham biasa. Karakteristik obligasi misalnya saham preferen
memberikan hasil yang tetap seperti bunga obligasi. Biasanya saham preferen
memberikan pilihan tertentu atas hak pembagian dividen. Ada pembeli saham
preferen yang menghendaki penerimaan dividen yang besarnya tetap setiap tahun,
ada pula yang menghendaki didahulukan dalam pembagian dividen, dan lain
sebagainya.
Pilihan untuk berinvestasi pada saham preferen didorong oleh
keistimewaan alat investasi ini, yaitu memberikan penghasilan yang lebih pasti.
Bahkan ada kemungkinan keuntungan tersebut lebih besar dari suku bunga
deposito apabila perusahaan penerbit mampu menghasilkan laba yang besar, dan
pemegang saham preferen memiliki keistimewaan mendapatkan dividen yang
dapat disesuaikan dengan suku bunga.
4. Obligasi
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara
pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman. Surat obligasi adalah selembar
kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman
kepada perusahaan yang menerbitkan obligasi. Pada dasarnya memiliki obligasi
sama persis dengan memiliki deposito berjangka. Hanya saja obligasi dapat
diperdagangkan. Obligasi memberikan penghasilan yang tetap, yaitu berupa
bunga yang dibayarkan dengan jumlah yang tetap pada waktu yang telah
ditetapkan. Obligasi juga memberikan kemungkinan untuk mendapatkan capital
gain, yaitu selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian. Kesulitan
27
untuk menentukan penghasilan obligasi disebabkan oleh sulitnya memperkirakan
perkembangan suku bunga. Padahal harga obligasi sangat tergantung dari
perkembangan suku bunga. Bila suku bunga bank menunjukkan kecenderungan
meningkat, pemegang obligasi akan menderita kerugian.
Disamping menghadapi risiko perkembangan suku bunga yang sulit
dipantau, pemegang obligasi juga menghadapi risiko kapabilitas (capability risk),
yaitu pelunasan sebelum jatuh tempo. Sebelum obligasi ditawarkan di pasar,
terlebih dahulu dibuat peringkat (rating) oleh badan yang berwenang. Rating
tersebut disebut sebagai credit rating yang merupakan skala risiko dari semua
obligasi yang diperdagangkan. Skala ini menunjukkan seberapa aman suatu
obligasi bagi pemodal. Keamanan ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk
membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman.
Salah satu varian produk obligasi adalah obligasi konversi. Obligasi
konversi, sekilas tidak ada bedanya dengan obligasi biasa, misalnya memberikan
kupon yang tetap, memiliki jatuh tempo dan memiliki nilai nominal atau nilai pari
(par value). Hanya saja obligasi konversi memiliki keunikan yaitu dapat ditukar
dengan saham biasa. Pada obligasi konversi selalu tercantum persyaratan untuk
melakukan konversi. Misalnya setiap obligasi konversi bisa dikonversi menjadi 3
saham biasa setelah 1 Januari 2005 dengan harga konversi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Sama dengan alat investasi yang lain, obligasi konversi tidak ubahnya
dengan menabung. Bedanya, surat tanda menabung tidak dapat diperjualbelikan;
sebaliknya obligasi konversi dapat diperjualbelikan. Pilihan terhadap alat investasi
ini karena mampunya memberikan penghasilan optimal sebab obligasi konversi
bisa digunakan sebagai obligasi atau saham. Bila suku bunga yang ditawarkan
obligasi konversi lebih tinggi dari suku bunga bank atau perusahaan tidak
membagikan dividen yang besar, maka pemegang obligasi konversi tidak perlu
mengonversikan obligasi konversinya. Bila diperkirakan emiten berhasil
mendapatkan laba yang tinggi sehingga mampu membagi dividen yang lebih
besar daripada bunga obligasi konversi, pemegang obligasi konversi lebih baik
mengonversi obligasinya menjadi saham guna mendapatkan dividen.
28
Imbalan yang dapat diperoleh pemegang obligasi konversi dapat terdiri
bunga (bila mempertahankan sebagai obligasi), dividen (bila melakukan
konversi), capital gain (bila berhasil menjual obligasinya dengan harga lebih
tinggi dari harga perolehannya, atau mendapat diskon saat membeli. Capital gain
juga bisa didapat jika pemegang obligasi konversi melakukan konversi, kemudian
berhasil menjual saham tersebut diatas harga perolehannya).
Risiko yang dihadapi pemegang obligasi konversi adalah kesalahan
didalam mengambil keputusan konversi, antara lain:
Seandainya pada saat yang ditentukan pemodal menggunakan haknya
menukar obligasi konversi menjadi saham, dan ternyata kondisi
menunjukkan suku bunga bank cenderung naik.
Bila emiten tidak berhasil meraih keuntungan, sehingga tidak membagikan
dividen. Dengan demikian pemodal menghadapi risiko tidak mendapatkan
kesempatan untuk memperoleh suku bunga. Seandainya ia tidak
menggunakan haknya, maka ia akan memperoleh kesempatan itu.
5. Waran
Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang
sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga
lainnya, misalnya obligasi atau saham. Penerbit waran harus memiliki saham yang
nantinya dikonversi oleh pemegang waran. Namun setelah obligasi atau saham
yang disertai waran memasuki pasar baik obligasi, saham maupun waran dapat
diperdagangkan secara terpisah.
Memiliki waran tidak ubahnya menabung. Hanya saja, waran dapat
diperjualbelikna. Selain itu waran dapat ditukar dengan saham. Pilihan terhadap
alat investasi ini karena kemampuannya memberikan penghasilan ganda, terutama
waran yang menyertai obligasi. Karena disamping akan mendapatkan bunga
obligasi kelak setelah waran dikonversi menjadi saham akan mendapatkan dividan
dan capital gain.
Pendapatan bunga diperoleh pemodal yang membeli waran yang
menyertai obligasi. Dengan membeli obligasi otomatis pemodal akan
29
mendapatkan bunga. Bahwa obligasi ini disertai waran yang yang bisa dikonversi
menjadi saham di waktu-waktu mendatang, itu tidak mempengaruhi hak pemodal
atas bunga obligasi. Suku bunga obligasi yang disertai waran biasanya lebih
rendah dari suku bunga bank.
Kalau pemodal ingin mendapatkan dividen, terlebih dahulu ia
menggunakan waran untuk membeli saham. Untuk mendapatkan dividen, ia harus
bersedia menahan saham dalam waktu yang relatif lama. Capital gain bisa didapat
bila pemegang obligasi yang disertai waran menjualnya dengan harga yang lebih
tinggi dari harga ketika memperolehnya. Capital gain juga bisa didapat jika
pemegang obligasi yang disertai waran mendapatkan diskon pada saa melakukan
pembelian. Pada saat jatuh tempo ia akan mendapatkan pelunasan sebesar harga
pari. Capital gain juga bisa didapat bila setelah melakukan konversi saham biasa,
pemodal bisa menjual sahamnya diatas harga perolehan.
6. Right Issue
Right issue merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang
dikeluarkan emiten. Karena merupakan hak, maka investor tidak terikat untuk
membelinya. Ini berbeda dengan saham bonus atau dividen saham, yang otomatis
diterima oleh pemegang saham. Right issue dapat diperdagangkan. Pilihan
terhadap alat investasi ini karena kemampuannya memberikan penghasilan yang
sama dengan membeli saham, tetapi dengan modal yang lebih rendah. Biasanya
harga saham hasil right issue lebih murah dari saham lama. Karena membeli right
issue berarti membeli hak untuk membeli saham, maka kalau pemodal
menggunakan haknya otomatis pemodal telah melakukan pembelian saham.
Dengan demikian maka imbalan yang akan didapat oleh pembeli right issue
adalah sama dengan membeli saham, yaitu dividen dan capital gain.
30
Strategi dasar investor yang akan meningkatkan kinerja atau nilai portofolio
investasi menjadi lebih baik adalah dengan senantiasa mengikuti prinsip Keep
your alpha high and your beta low. Prinsip ini berarti bahwa investor akan selalu
mempertimbangkan berapa tingkat risiko dan keuntungan yang akan diperoleh.
Keuntungan atau kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor
untuk menganalisis berbagai jenis saham kemudian memilih beberapa saham
sesuai dengan kemampuan dana, saham yang dipilih dan dibeli tersebut
merupakan portofolio. Oleh karena itu, bermain di pasar modal tidak memberikan
jaminan untuk mendapatkan capital gain yaitu selisih lebih dari harga beli saham
dan harga jual saham. Dengan demikian bermain di bursa akan sangat mungkin
pula investor mengalami capital loss.
Beberapa strategi yang dapat digunakan dalam melakukan investasi di
bursa efek khususnya dalam bentuk saham antara lain sebagai berikut:
a. Mengumpulkan beberapa jenis saham dalam satu portofolio. Strategi ini
dapat memperkecil risiko investasi karena risiko akan disebar ke berbagai
jenis saham.
b. Membeli di pasar perdana dan dijual setelah saham tersebut dicatat di
bursa.
c. Beli dan simpan. Strategi ini dapat digunakan apabila investor memiliki
keyakinan berdasarkan analisis bahwa perusahaan yang bersangkutan
memiliki prospek untuk berkembang yang cukup pesat beberapa tahun
mendatang sehingga sahamnya diharapkan akan mengalami kenaikan
yang cukup besar pada saat itu.
d. Membeli saham tidur. Saham tidur adalah saham yang jarang atau tidak
pernah ada transaksi. Saham tidur ini bisa disebabkan karena jumlah
saham yang dicatatkan terlalu sedikit atau dikuasai oleh investor institusi
dan pemilik saham lama. Dapat pula disebabkan karena kinerja
perusahaan yang bersangkutan kurang baik atau prospek usahanya masih
cerah sehingga kurang mendapat perhatian pemodal.
e. Strategi berpindah dari saham yang satu ke saham yang lain. Investor
yang memiliki strategi in cenderung bersifat lebih spekulatif. Mereka
akan cepat-cepat melepas saham-saham yang diperkirakan harganya akan
31
mengalami penurunan atau buru-buru membeli saham yang menurut
anggapannya akan mengalami kenaikan kurs.
f. Konsentrasi pada industri tertentu. Strategi ini lebih cocok bagi investor
yang benar-benar menguasai kondisi suatu jenis industri sehingga
mengetahui prospek perkembangannya dimasa yang akan datang.
g. Reksa dana (mutual fund). Melakukan investasi dengan membeli unit
sertifikat atau saham yang diterbitkan oleh investment trust. Strategi ini
cocok untuk investor yang tidak memiliki cukup waktu melakukan
analisis pasar atau tidak ada akses informasi.
32
Sejarah perkembangan industri keuangan syariah yang meliputi
perbankan, asuransi dan pasar modal pada dasarnya merupakan suatu proses
sejarah yang sangat panjang. Lahirnya Agama Islam sekitar 15 (lima belas) abad
yang lalu meletakkan dasar penerapan prinsip syariah dalam industri keuangan,
karena di dalam Islam dikenal kaedah muamalah yang merupakan kaedah hukum
atas hubungan antara manusia yang di dalamnya termasuk hubungan perdagangan
dalam arti yang luas. Namun demikian, perkembangan penerapan prinsip syariah
mengalami masa surut selama kurun waktu yang relatif lama pada masa imperium
negara-negara Eropa.
33
Secara umum, penerapan prinsip syariah dalam industri pasar modal
khususnya pada instrumen saham dilakukan berdasarkan penilaian atas saham
yang diterbitkan oleh masing-masing perusahaan, karena instrumen saham secara
natural telah sesuai dengan prinsip syariah mengingat sifat saham dimaksud
bersifat penyertaan. Para ahli fiqih berpendapat bahwa suatu saham dapat
dikatergorikan memenuhi prinsip syariah apabila kegiatan perusahaan yang
menerbitkan saham tersebut tidak tercakup pada hal-hal yang dilarang dalam
syariah islam, seperti :
1. Alkohol;
2. Perjudian;
3. Produksi yang bahan bakunya berasal dari babi;
4. Pornografi;
5. Jasa keuangan yang bersifat konvensional;
6. Asuransi yang bersifat konvensional.
34
syariah dapat dikatakan sangat tertinggal jauh terutama jika dibandingkan dengan
Malaysia yang sudah bisa dikatakan telah menjadi pusat investasi berbasis syariah
di dunia, karena telah menerapkan beberapa instrumen keuangan syariah untuk
industri pasar modalnya. Kenyataan lain yang dihadapi oleh pasar modal syariah
kita hingga saat ini adalah minimnya jumlah pemodal yang melakukan investasi,
terutama jika dibandingkan dengan jumlah pemodal yang ada pada sektor
perbankan.
Menurut metwally (1995, 177) fungsi dari keberadaan pasar modal syariah :
35
b. Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham dapat
diperjualbelikan melalui pialang
c. Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat diperjualbelikan di
Bursa efek diminta menyampaikan informasi tentang perhitungan (account)
keuntungan dan kerugian serta neraca keuntungan kepada komite manajemen
bursa efek, dengan jarak tidak lebih dari 3 bulan
d. Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap-tiap
perusahaan dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali
e. Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi dari HST
f. Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST
g. Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang terlibat
dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah
h. Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung dalam satu minggu periode
perdagangan setelah menentukan HST
i. Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode perdagangan,
dan dengan harga HST
36
5. Produk Pasar Modal Syariah
1) Saham Syariah
37
bank berbasis bunga;
ii. rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak
lebih dari 82%, dan
iii. rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal
lainnya dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya
tidak lebih dari 10%.
2) Sukuk
38
b. nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul ayyan) tertentu baik yang sudah
ada maupun yang akan ada;
c. jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada
Karakteristik Sukuk
Jenis Sukuk
3. Sertifikat salam.
39
4. Sertifikat istishna.
5. Sertifikat murabahah.
6. Sertifikat musyarakah.
7. Sertifikat muzaraa.
8. Sertifikat musaqa.
9. Sertifikat mugharasa.
Reksa Dana Syariah dikenal pertama kali di Indonesia pada tahun 1997
ditandai dengan penerbitan Reksa Dana Syariah Danareksa Saham pada bulan Juli
1997. Sebagai salah satu instrumen investasi, Reksa Dana Syariah memiliki
kriteria yang berbeda dengan reksa dana konvensional pada umumnya. Perbedaan
ini terletak pada pemilihan instrumen investasi dan mekanisme investasi yang
tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Perbedaan lainnya adalah
keseluruhan proses manajemen portofolio, screeninng (penyaringan), dan
cleansing (pembersihan).
40
Seperti halnya wahana investasi lainnya, disamping mendatangkan
berbagai peluang keuntungan, Reksa Dana pun mengandung berbagai peluang
risiko, antara lain:
Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari Efek (saham, sukuk, dan surat
berharga syariah lainnya) yang masuk dalam portfolio Reksa Dana tersebut.
Ini berkaitan dengan kemampuan manajer investasi reksadana dalam
mengelola dananya.
Risiko Likuiditas
Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi jika
sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas
sebagian besar unit penyertaan yang dipegangnya kepada Manajer Investasi
secara bersamaan. dapat menyulitkan manajemen perusahaan dalam
menyediakan dana tunai. Risiko ini hanya terjadi pada perusahaan reksadana
yang sifatnya terbuka (open-end funds). Risiko ini dikenal juga sebagai
redemption effect.
Risiko Wanprestasi
Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana pada umumnya kekayaan reksa
dana diasuransikan kepada perusahaan asuransi. Risiko ini dapat timbul ketika
perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tersebut
tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai
pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu,
wanprestasi dimungkinkan akibat dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksa
Dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang
dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.
41
Risiko yang berasal dari perubahan kebijakan ekonomi dan politik yang
berpengaruh pada kinerja bursa dan perusahaan sekaligus, sehingga akhirnya
membawa efek pada portofolio yang dimiliki suatu reksadana.
a. Belum ada ketentuan yang menjadi legitimisi pasar modal syariah dari
Bapepam atau pemerintah, misalnya Undang-Undang. Perkembangan
keberadaan pasar modal syariah saat ini merupakan gambaran bagaimana
legalitas yang diberikan Bapepam dan pemerintah lebih tergantung dari
permintaan pelaku pasar yang menginginkan keberadaan pasar modal syariah
b. Selama ini pasar modal syariah lebih populer sebagai sebuah wacana dimana
banyak bicara tentang bagaimana pasar yang disyariahkan. Dimana selama ini
praktek pasar modal tidak bisa dipisahkan dari riba, maysir dan gharar, dan
bagaimana memisahkan ketiganya dari pasar modal
c. Sosialisasi instrumen syariah di pasar modal perlu dukungan dari berbagai
pihak. Karena ternyata perkembangan pasar modal perlu dukungan berbagai
pihak. Karena ternyata perkembangan Jakarta Islamic Index dan reksadana
syariah kurang tersosialisasi dengan baik sehingga perlu dukungan dari
berbagai pihak, khususnya praktisi dan akademisi. Praktisi dapat menjelaskan
keberadaan pasar modal secara pragmatis sedangkan akademisi bisa
menjelaskan secara ilmiah
42
Tahun 1995, sehingga dengan hal ini diharapkan semakin mendorong
perkembangan pasar modal syariah
b. Perlu keaktifan dari pelaku bisnis (pengusaha) muslim untuk membentuk
kehidupan ekonomi yang islami. Hal ini guna memotivasi meningkatkan
image pelaku pasar terhadap keberadaan instrumen pasar modal yang sesuai
dengan syariah
c. Diperlukan rencana jangka pendek dan jangka panjang oleh Bapepam untuk
mengakomodir perkembangan instrumen-instrumen syariah dalam pasar
modal. Sekaligus merencanakan keberadaan pasar modal syariah di tanah air.
d. Perlu kajian-kajian ilmiah mengenai pasar modal syariah, oleh karena itu
dukungan akadmisi sangat diperlukan guna memahamkan perlunya
keberadaan pasar modal syariah.
43
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar
konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan
memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Umumnya
yang termasuk pihak penawar adalah perusahaan asuranssi, dana pensiun, bank-
bank tabungan sedangkan yang termasuk peminat adalah pengusaha, pemerintah
dan masyarakat umum.
1. Reksa Dana
2. Saham
3. Saham Preferan
4. Obligasi
5. Waran
6. Right Issue
1. Bagi Emiten
7. dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai
8. tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan
dana/perusahaan
44
2. Bagi investor
Sementara, bagi investor, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
B. SARAN
45
DAFTAR PUSTAKA
Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya. Jakarta: Salemba Empat
http://www.google.com/pasar modal
http://www.google.com/pasar modal syariah
46