KELOMPOK 4 KP A
Annisa Hatfiana A.P /110115235 ; Anna Nasari /110115201 ; Amos Payungallo /
110115232 ; Alif Iffah N /110115177; Anna Chairat/110115149
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
A. Penetapan Kadar Sari
Tujuan penetapan kadar sari adalah untuk menentukan jumlah senyawa aktif
dalam suatu tanaman obat yang dapat terekstraksi dengan pelarut tertentu dan pelarut
etanol 95% yang digunakan bertujuan untuk mendapatkan sari dari simplisia dengan
perendaman dalam cairan penyari. Kemudian dikocok 6 jam pertama saat dimaserasi
yang bertujuan untuk memperoleh konsentrasi senyawa yang ada di dalam simplisia
dengan di luar berbeda sehingga proses difusi bisa terjadi atau membantu
pengekstraksian supaya senyawa aktif lebih cepat larut. Saat dimaserasi dipakai labu
bersumbat agar cairan penyarinya yaitu etanol 95% tidak menguap. Maserasi di sini
adalah ekstrak sampai mencapai kesetimbangan konsentrasi yaitu konsentrasi ekstrak
pada cairan penyari sama dengan konsentrasi ekstrak pada simplisia.
Didinginkan
Dioven selama 30 menit (hanya dilakukan dg105oC
10 menit) eksikator 5 Cawan
menit ditimbang
3 cawan
(3)Cawan kosong
Ditimbang Hasil maserasi disaring keDipipet
labu ukur 100,0
filtrate mlml (3)cawan
20,0
Dimaserasi
5 gram serbuk simplisia kering rimpang kunyit24 jam
6 jam dikocok
18 jam didiamkan
Diuapkan filtrate dg WB ad kering
Ditambah ethanol 95% ad 100,0 ml
Diukur 100,0 ml ethanol 95%
Dioven filtrate kering 105C selama 10 menit
Dicuci
dirangkai alat buret dengan
destilasi Stahl ethanol (1x) eter (1x) HCl (1x) , dibilas dg Aq (2x)
Ditimbang 10g
Dimasukkan
lada hitam keDitambah
labu alas aq
bulat Buret
300 ml + batu didihsiap
qs pakai
Penimbangan ekstrak
Berat cawan kosong Selisi oven 1 dan oven 2
No Oven 2
(gram) Oven 1 (gram) (gram)
(gram)
1 94,4520 g 0,2243 g 0,1687 g 0,0606 g
2 89,0785 g 0,1210 g 0,0992 g 0,0227 g
3 77, 5149 g 0,0246 g 0,0237 g 0,0009 g
0,0237 g x 5
Cawan 3, % ks x 100 =2,3653
5,0099
1,0529 g0,9304 g
Krus 1= x 100 =11,5505
1,0519 g
0,9451 g0,8371 g
Krus 2= x 100 =11,4273
0,9451 g
0,9957 g0,8819 g
Krus 3= x 100 =11,4291
0,9987 g
11,5505 +11,4273+11,4291
Rata-rata =11,4689 %
3
SD = 0,07062
KV = 0,6158 %
3.3 Penetapan Kadar Tanin
A. Perhitungan Baku Primer
g 1000
N as.oksalat = x x ekiv
Mr V
0,6357 1000
= x x2
126,07 100
= 0,100848734 N
B. Pembakuan KMnO4
Vol Baku Konsentrasi Baku Vol Titran Konsentrasi Titran
Primer (ml) Primer (N) KMnO4 (ml) KMnO4 (N)
10,0 0,10084734 0,00-10,34 0,097532624
10,0 0,10084734 0,00-10,30 0,097911392
10,0 0,10084734 0,00-10,25 0,098389008
SD
SD : 0,0004291417397 X :0,097944341 N KV = =
X
0,44%
(KV 2%)
N KMnO 4 0,097944341 N
= x 1 ml=0,97944341 ml
0,1 0,1
SD
SD :0,240424939 X :12,1904379 KV = = 0,02%
X
(KV 10%)
IV. PEMBAHASAN
A Penetapan Kadar Sari
Dari hasil yang diperoleh nilai identifikasi bobot tetap (selisih bobot) lebih
besar dari nilai ambang. Hal ini disebabkan karena kurangnya waktu pemanasan
simplisia di oven dan suhu pemanasan kurang dari 105C. Rata rata presentase
kadar sari yang kami dapatkan adalah 9,54 %. Sedangkan rata rata presentase KV
adalah 73,35 % yang secara teoritis (Farmakope herbal Indonesia) presentase KV
kadar sari dalam kunyit tidak lebih dari 11,5%, maka dapat dikatakan hasil
percobaan kami tidak sesuai dengan hasil teoritis. Hal ini dapat di sebabkan oleh
karena pemanasan dengan oven yang hanya di lakukan sebanyak dua kali
pemanasan, atau di karenakan waktu pengovenan yg kurang, dan dapat juga
dikarenakan kesalahan dari praktikan.
V. KESIMPULAN
1. Mutu simplisia (temulawak) tidak memenuhi standar mutu yang berdasar pada
MMI Jilid I Th 1977 yang menyatakan bahwa kadar sari dalam simplisia yang
terlarut dalam etanol tidak kurang dari 10%.
2. Mutu simplisia (kunyit) telah memenuhi standar mutu berdasarkan pada FHI ed I th
2008 (% susut pngeringan kunyit : tidak boleh lebih dari 12%)
3. Kadar tanin (teh hijau) rata-rata yang diperoleh adalah 12,19%. Hal ini
menunjukkan kadar tanin yang diperoleh sesuai dengan standar mutu, karena kadar
tanin dalam teh hijau menurut Rational Phytotherapy berkisar antara 5-20%.
4. Mutu simplisia (lada hitam) tidak memenuhi standart kadar minyak atsiri yang
didapat adalah 0 %. Sedangkan menurut MMI edisi I kadar minyak atsiri lada
hitam tidak kurang dari 1%v/b.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.1995. Farmakope Indonesia edisi IV .Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Anonim.2008. Farmakope Herbal Indonesia edisi 1.Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Depkes RI, 1977, Materia Medika Indonesia Jilid I, hal 130
Ditjen POM Depkes RI.1977.Materia Medika Indonesia I.Jakarta: Departemen
Depkes RI, 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta
Guenther E, 1987, Minyak Atsiri Jilid I, Terjemahan S. Ketaren, Jakarta : UI Press
Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.261/MenKes/SK/IV/2009 tentang
Farmakope Herbal Indonesia.
Konsep Herbal Indonesia : Pemastian Mutu Produk Herbal. 2011. Universitas Indonesia.
Potter,Norman N,et al.1995.Food Science.U.S
Umar,Buyung Suwardi.2002.Analisis Kadar Tanin.Jakarta
Schulz, Volker. 1998. Rational Phytotherapy. New York