0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1K tayangan25 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang koding prosedur medis menggunakan klasifikasi ICD-9 dan ICD-9-CM, termasuk prinsip-prinsipnya seperti multiple coding dan catatan khusus seperti pembatalan prosedur, penggunaan kode kombinasi, dan cara mengkode laporan operasi.
Dokumen tersebut membahas tentang koding prosedur medis menggunakan klasifikasi ICD-9 dan ICD-9-CM, termasuk prinsip-prinsipnya seperti multiple coding dan catatan khusus seperti pembatalan prosedur, penggunaan kode kombinasi, dan cara mengkode laporan operasi.
Dokumen tersebut membahas tentang koding prosedur medis menggunakan klasifikasi ICD-9 dan ICD-9-CM, termasuk prinsip-prinsipnya seperti multiple coding dan catatan khusus seperti pembatalan prosedur, penggunaan kode kombinasi, dan cara mengkode laporan operasi.
LILY KRESNOWATI The International Classification of Diseases , 9th Revision (WHO)
ICD-9 diterbitkan oleh WHO th 1975
Terdiri dari 2 Volume; Vol 1 daftar tabulasi disertai supplemen kode V dan E (yang kemudian menjadi Bab XXI dan bab XX pada Rev 10), dan Vol 2 indeks alfabetik Untuk klasifikasi prosedur medis ICOPIM (the international classification of procedures in medicine) terdiri dari 2 volume dan 9 Bab. The International Classification of Diseases , 9th Revision - Clinical Modification
Diperkenalkan oleh US (Commission of
Professional & Hospital Activities) th 1978 3 Volume : Volume 1 Diseases : tabular list Volume 2 Diseases : alphabetical list Volume 3 Procedures : tabular and alphabetical list Kode hanya numerik Berbasis struktur 2-digit dengan 2 digit desimal bila perlu (ekspansi dari 3-digit pada ICD-9 menjadi 4 digit pada ICD-9-CM) Semua daftar tabulasi dalam ICD-9-CM disusun berdasarkan body-systems, kecuali 3 bab ini ; Bab 00 Prosedur dan Intervensi, Tak Terklasifikasi di Tempat Lain, Bab 13 - Prosedur Obstetrik, Bab 16 prosedur Diagnostik dan Terapeutik Lain-lain. Tata Cara Koding Prosedur Tata Cara Koding Prosedur dalam ICD-9-CM adalah sbb : - Carilah dalam indeks nama prosedurnya, atau eponymnya - Lalu cross-check ke dalam daftar tabulasi - Ikuti catatan-catatan khusus (konvensi) dalam daftar tabulasi - Pilih kode dengan tingkat rincian tertinggi. Kode paling spesifik mencakup 4 digit. KODING PROSEDUR MEDIS PRINSIP : Multiple Coding Prosedur utama adalah prosedur yang paling signifikan, yang dilakukan untuk mengobati/mengatasi diagnosis utama. Semua prosedur signifikan yang telah dilakukan sejak saat admisi hingga pulang (discharge) harus didokumentasikan, meliputi prosedur diagnostik, terapeutik dan penunjang. Prosedur pemeriksaan yang relevan meliputi semua hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, yang dianggap membawa/ memberikan pengaruh terhadap manajemen pasien pada episode perawatan kali ini. Extracted from Clinical Casemix Handbook (2014) CATATAN KHUSUS 1. Pembatalan Prosedur Bila suatu operasi yang direncanakan tidak berjalan sepenuhnya, maka koder harus mengkode sejauh mana operasi dilaksanakan ; a. Bilamana suatu prosedur dibatalkan setelah pasien dirawat inap di RS dan pasien tersebut belum dipersiapkan untuk operasi, maka kode prosedurnya tidak dilaporkan. b. Jika suatu operasi terjadwal dihentikan setelah pasien siap atau sedang dilakukan operasi, maka dianggap sebagai tindakan yang tidak lengkap/tidak selesai. Berikut tata cara koding untuk tindakan operasi yang tidak lengkap atau tdk selesai : (1) Pasien masuk rawat inap untuk dilakukan partial gastrectomy akibat ulcus gaster perforasi. Baru saja dokter bedah selesai melakukan incisi abdomen, anestesiolog mengingatkan dokter bedah bahwa pasiennya mengalami distress respirasi. Dokter bedah menutup incisi abdomen dan pasien dipindahkan ke ruang ICU. Maka berilah kode 54.0 untuk incisi dinding abdomen. Jangan kode partial gastrectomy karena belum dilakukan. (2) Misalnya pasien dijadwalkan untuk tindakan operasi akibat ureteritis berat. Setelah dilakukan anestesi, pasien dipersiapkan untuk endoscopic biopsy ureter kanan. Endoskop dapat masuk dengan mudah ke dalam kandung kemih, tetapi tidak bisa masuk lebih jauh ke dalam ureter akibat adanya sumbatan. Dokter bedah kemudian mencabut kembali endoskop dan memindahkan pasien ke ruang pemulihan. Maka berilah kode untuk cystoscopy saja (57.32). Prosedur biopsi ureter tidak di-kode karena tidak dilakukan. (3) Seorang pasien dipersiapkan untuk operasi lobectomy hepar akibat thrombosis liver. Incisi transabdominal telah dibuat dan dilakukan exploratory laparotomy. Pada saat dokter bedah mempersiapkan lobectomy, ruang operasi tiba-tiba gelap karena serangan badai. Dokter bedah menutup kembali incisi transabdominal nya dan operasi dijadwalkan ulang. Beri kode 54.11 untuk laparotomy eksplorasi. Lobectomy tdk dikode karena tidak dilakukan. 2. Penggunaan Kode Kombinasi & Kode Ganda Kode kombinasi adalah kode tunggal utk mengklasifikasi 2 prosedur. Kode kombinasi dapat ditemukan dengan merujuk pada subterm pada indeks prosedur dan dengan membaca keterangan dalam includes dan excludes pada daftar tabulasi. Kode ganda diberikan bila tidak mencakup prosedur yang dilakukan Contoh : Beri kode 28.3 untuk prosedur tonsillectomy and adenoidectomy karena deskripsi kode tersebut telah mencakup keduanya. Perhatikan bahwa 28.2 adalah untuk tonsillectomy without adenoidectomy, sedangkan kode 28.6 adalah untuk adenoidectomy without tonsillectomy. Jadi jangan mengkode tonsillectomy and adenoidectomy dengan 28.2 dan 28.6 3. Koding Pengangkatan (Removal) Organ atau Sub-bagian Organ.
Jika pengangkatan suatu organ :
Excision / Resection - Subterm ; lokasi anatomik / nama organ
Jika pengangkatan suatu lesi (bagian patologis dari
organ) : Excision - Lesion - - Subterm ; lokasi anatomik/nama organ Untuk Eponym : Operation - Subterm ; nama
4. Bilamana prosedur tertutup seperti
laparoscopic, thoracoscopic atau arthroscopic dirubah menjadi tindakan bedah terbuka (yang luka-nya lebih lebar), maka cukup dikode operasi terbuka-nya saja. Prosedur terbuka merupakan tindakan incisi melalui lapisan kulit, jaringan bawah kulit, dan mungkin otot untuk membuka area tubuh yang perlu di operasi (misalnya abdominal hyterectomy). Prosedur tertutup menggunakan endoskop untuk melihat area (misalnya colonoscopy) dan instrumen-instrumen dimasukkan melalui endoskop untuk menyelesaikan prosedur. 5. Bila mengkode prosedur endoskopi, jika endoskopinya melalui lebih dari satu rongga tubuh, beri kode menurut letak terjauh. Misalnya endoskopi untuk esofagus dan lambung, maka di kode sebagai endoskopi lambung (gastroscopy 44.13). 6. Bila mengkode biopsi, review rekam medis pasien untuk menentukan tipe biopsi yang dilakukan, sbb : Tertutup (closed) ; dilakukan secara percutaneous, menembus kulit, dengan aspirasi, bristle atau dengan sikat, endoskop, atau jarum. Terbuka (open) ; dilakukan melalui incisi ICD-9-CM mengklasifikasi sebagian besar kode biopsi tertutup dengan kode kombinasi. Namun jika kode kombinasi untuk suatu biopsi melalui endoskop (misalkan endoscopic biopsy of urethra) tidak tersedia dalam daftar tabulasi, gunakan dua kode; kode untuk endoskopi dilaporkan terlebih dulu karena lebih signifikan dan lebih berisiko, baru kode biopsi. Untuk biopsi terbuka, harus dipahami bahwa incisi sudah termasuk dalam kode biopsi, meskipun deskripsi kode nya tidak menyatakan demikian. Misalnya jika dilakukan incisi pada kulit untuk biopsi tulang, maka yang dikode cukup biopsi tulangnya saja, dengan asumsi dokter bedah tentu perlu melakukan incisi pada kulit untuk bisa menjangkau tulang. 7. Kode Juga (Code Also) Instruksi code also dalam daftar tabulasi berarti beri kode ini juga jika prosedur lain dilakukan 8. Hapus Kode (Omit Code) Jika terdapat keterangan omit-code di belakang terminologi utama atau sub-term, maka prosedur tersebut tidak di-kode karena dianggap sebagai pendahuluan atau bagian integral dari suatu prosedur. Sebagai tambahan, jangan pula di-kode untuk tindakan menutup luka operasi atau pemberian anestesi pada operasi. Indeks prosedur Incision (and drainage) abdominal wall, as operative approach menginstruksikan pada koder untuk menghilangkan kode (omit-code) untuk operasi pendahuluan pada dinding abdomen, jika ada prosedur lain yang definitif. Operasi pendahuluan di-kode jika prosedur membuka rongga tubuh (misalnya laparotomy explorasi) diikuti oleh prosedur diagnostik (misalnya biopsy lambung) dan tidak dilakukan prosedur terapeutik. Untuk ini, kode laparotomy dimasukkan terlebih dulu, diikuti oleh kode biopsy, karena tindakan membuka rongga tubuh dianggap lebih signifikan daripada biopsy. Bagaimana mengkode Laporan Operasi ? 1. Dalam mengkode laporan operasi koder terlebih dahulu harus membaca dengan seksama seluruh laporan operasi dan mencatat atau menggarisbawahi kemungkinan adanya penulisan diagnosis, kelainan atau prosedur yang tidak sesuai dengan apa yang ditulis oleh dokter . Jika koder menemukan adanya diagnosis, atau prosedur dalam laporan operasi, yang tidak dituliskan sesuai, Koder harus mengklarifikasikan hal ini dengan dokter ybs 2. Jika diagnosis pre-operatif dan post-operatif berbeda, gunakan diagnosis post-operatif
3. Periksalah laporan patologi, jika ada, untuk
memverifikasi diagnosis. Bila terdapat perbedaan antara diagnosis patologist dan SpB, maka sebaiknya didiskusikan dg keduanya.