1.1 Tipe
Alat ukur ambang lebar adalah bangunan aliran atas (overflow), untuk ini
tinggi energi hulu lebih kecil dari panjang mercu. Karena pola aliran di atas
alat ukur ambang lebar dapat ditangani dengan teori hidrolika yang sudah
ada sekarang, maka bangunan ini bisa mempunyai bentuk yang berbeda-
beda, sementara debitnya tetap serupa. Gambar 1.1 dan 1.2 memberikan
contoh alat ukur ambang lebar.
Mulut pemasukan yang dibulatkan pada alat ukur Gambar 1.1. dipakai
apabila kostruksi permukaan melengkung ini tidak menimbulkan masalah
masalah pelaksanaan, atau jika berakibat diperpendeknya panjang
bangunan. Hal ini sering terjadi bila bangunan dibuat dari pasangan batu.
Tata letak pada Gambar 1.2. hanya menggunakan permukaan datar saja.
Ini merupakan tata letak paling ekonomis jika bangunan dibuat dari beton.
Gambar 1.1. memperlihatkan muka hilir vertikal bendung; Gambar. 1.2.
menunjukkan peralihan pelebaran miring 1:6. Yang pertama dipakai jika
tersedia kehilangan tinggi energi yang cukup diatas alat ukur. Peralihan
pelebaran hanya digunakan jika energi kinetik diatas mercu dialihkan
Gambar 1.1. Alat ukur ambang lebar dengan mulut pemasukan yang
dibulatkan
Juga, penggunaan peralihan masuk bermuka bulat atau datar dan peralihan
penyempitan tidak mempunyai pengaruh apaapa terhadap kalibrasi.
Permukaan-permukaan ini harus mengarahkan aliran ke atas mercu alat
ukur tanpa kontraksi dan pemisahan aliran. Aliran diukur di atas mercu
datar alat ukur horisontal.
Kriteria Perencanaan Banguna
Gambar 1.2. Alat ukur ambang lebar dengan pemasukan bermuka datar
dan peralihan penyempitan
1.50
Q Cd Cv 2 / 3 2 / 3gbch1 .. (1.1)
Dimana :
3
Q = debit m /dt
Cd = koefisien debit
Cd adalah 0,93 + 0,10 H1/L, for 0,1 < H1/L < 1,0
H1 adalah tinggi energi hulu, m
L adalah panjang mercu, m
Cv = Koefisien kecepatan datang
2
g = percepatan gravitasi, m/dt ( 9,8)
bc = lebar mercu, m
h1 = kedalaman air hulu terhadap ambang bangunan ukur, m
Harga koefisien kecepatan datang dapat dicari dari Gambar 1.3, yan
g
memberikan harga harga Cv untuk berbagai bentuk bagian pengontrol.
Persamaan debit untuk alat ukur ambang lebar bentuk trapesium adalah :
0,5
Q = Cd bcyc + mc2 2g (H1 yc) .. (1.2)
Dimana :
bc = lebar mercu pada bagian pengontrol, m
yc = kedalaman air pada bagian pengontrol, m
m = kemiringan samping pada bagian pengontrol (1 : m)
Arti simbol simbol lain seperti pada persamaan 1.1.
Gambar 1.4. memberikan ilustrasi arti simbol simbol yang digunakan oleh
kedua tipe alat ukur ambang lebar ini.
flum ambang
Nilai banding ekspansi 1:6 diilustrasikan pada Gambar 1.6 di bawah ini.
Dalam gambar itu ditunjukkan cara untuk memotong ekspansi, yang hanya
akan sedikit saja mengurangi efektivitas peralihan.
Q .. (1.3)
Q
maks
alat ukur segi empat = 35, untuk alat ukur trapesium = 55 untuk
Untuk min
alat ukur besar dan 210 untuk alat ukur kecil.
Pada saluran irigasi nilai banding = Qmaks/ Qmin jarang melebihi 35.
0,45
dimana :
3
Q = debit m /s
C = koefisien aliran bebas (free flow coefficient) = 0,7.
2
A = Luas lubang ( m )
Z = perbedaan muka air (m)
2.5 Dimensi
Ditetapkan dari perhitungan hidrolis. Untuk tembok sayap minimum 30 cm
Pintu Romijn adalah alat ukur ambang lebar yang bisa digerakkan untuk
mengatur dan mengukur debit di dalam jaringan saluran irigasi. Agar dapat
bergerak, mercunya dibuat dari pelat baja dan dipasang di atas pintu
sorong Pintu ini dihubungkan dengan alat pengangkat.
lingkaran itu pengarahan air diatas mercu pintu bisa saja dilakukan tanp
a
pemisahan aliran.
3.2 Dimensi
Lebar standar untuk alat ukur Romijn adalah 0,50, 0,75, 1,00, 1,25 dan
1,50 m untuk harga harga lebar standar ini semua pintu, kecuali satu tipe,
mempunyai panjang standar mercu 0,50 untuk mercu horisontal dan jari
jari 0,10 m untuk meja berunjung bulat. Satu pintu lagi ditambahkan agar
sesuai dengan bangunan sadap tersier yang debitnya kurang dari 160 l/dt.
Lebar pintu ini 0,50 m, tetapi mercu horisontalnya 0,33 m dari jari jari
0,07 m untuk ujung meja.
Kriteria Perencanaan Banguna n
Pada saluran besar dimana ada sadapan untuk tersier kecil, tidak ekonomis
untuk membangun kompleks bangunan pengatur, maka direkomendasikan
dibangun bangunan pipa sadap sederhana.
Pada bangunan sadap yang memerlukan debit lebih besar maka tidak boleh
menggunakan pipa sadap sederhana dengan pintu sorong, tetapi harus
menggunakan bangunan sadap dengan alat ukur meskipun tanpa pintu
pengatur. Hal ini bertujuan untuk menghindari dan meminimalisasi
penggunaan air yang tidak terkontrol pada jaringan irigasi.
Pada petak tersier dengan areal sama dengan atau dibawah 25 ha, dimana
penggunaan alat ukur tidak memungkinkan karena debit yang dialirkan
terlalu kecil pipa sadap sederhana ini diperbolehkan untuk dipergunakan.
Untuk menjamin air selalu dapat masuk ke petak tersier, tetapi sedimen
Alat ukur Cipoletti merupakan penyempurnaan alat ukur ambang tajam yang dik
ontraksi
sepenuhnya. Alat ukur Cipoletti memiliki potongan pengontrol trapesium,
mercunya
horisontal dan sisi-sisinya miring ke samping dengan kemiringan 1 vertikal ba
nding
horisontal (lihat Gambar A.1.1).
di mana:
3
Q = debit, m /dt
Cd = koefisien debit ( 0,63)
Cv = koefisien kecepatan datang
2
g = koefisien gravitasi m/dt ( 9,8)
b = lebar mercu, m
h1 = tinggi energi hulu, m
5.3. Penggunaan
Alat ukur Cipoletti yang dikombinasi dengan pintu sorong sering dipakai sebagai ba
ngunan
sedap tersier. Karena jarak antara pintu dan bangunan ukur jauh, eksploitasi pintu m
enjadi
rumit. Oleh sebab itu, lebih dianjurkan untuk memakai bangunan kombinasi. Pemakai
an alat
ukur ini tidak lagi dianjurkan, kecuali di lingkungan laboratorium.
Alat ukur parshall adalah alat ukur yang sudah diuji secara laboratoris untuk me
ngukur
aliran dalam saluran terbuka. Bangunan itu terdiri dari sebuah peralihan penyempita
n
dengan lantai yang datar, leher dengan lantai miring ke bawah, dan peralihan pelebara
n
dengan lantai miring ke atas (lihat Gambar A.1.2). karena lereng-lereng lantai yang tid
ak
konvensional ini, aliran tidak diukur dan diatur di dalam leher, melainkan didekat uju
ng
lantai datar peralihan penyempitan (mercu pada gambar A.1.2). Dengan adanya lengkung
garis aliran tiga-dimensi pada bagian pengontrol ini, belum ada teori hidrolika un
tuk
menerangkan aliran melalui alat ukur Parshall: Tabel debit hanya dapat diperoleh lew
at
pengujian di laboratorium. Tabel ini hanya bisa digunakan oleh bangunan yang dieksploitas
i
di lapangan jika bangunan itu dibuat sesuai dengan dimensi talang yang telah diuji
di
laboratorium. Dimensi 22 alat ukur yang sudah diuji (dengan satuan milimeter) disajik
an
pada tabel A.1.2. Harus diingat bahwa keenam bidang yang membentuk peralih
an
penyempitan dan potongan leher tersebut harus saling memotong pada garis yang benar-
benar tajam. Pembulatan akan mengurangi lengkug garis aliran dan mengubah kalibrasi alat
ukur. Juga kran piesometer yang dipakai untuk menukur tekanan piesometris har
us
dipasang di lokasi yang tepat agar bisa mengukur debit. Kesalahan pada tabel debit kuran
g
dari 3%.
Karena leher lantai yang miring kebawah, air diarahkan kelantai peralihan pele
baran.
Peredaman energinya menghasilkan batas moduler yang lebih renndah dibandingka
n
dengan alat ukur ambang lebar (atau secara hidrolis berhubungan dengan panjang leher
saluran).
Untuk alat-alat ukur yang kecil batas moduler ini adalah 0,05, sedangkan untuk
yang
berukuran besar (lebarnya lebih dari 3 m) batas moduler itu naik hingga 0,08.