Anda di halaman 1dari 20

TEORI PASAR MODAL

EKONOMI DAN KAITANNYA DENGAN KINERJA EFEK

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Gayatri, M.si., Ak., CA

Oleh:
KELOMPOK 2
Ni Putu Wina Purnama Dewi (1506305115)
Pande Made Hierra Andira Sari (1506305139)
Dewa Ayu Dita Witami (1506305149)
Ika Maherliana (1506305158)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2017

RANGKUMAN DAN KASUS

0
EKONOMI DAN KAITANNYA DENGAN KINERJA EFEK

1. INTERPRETASI ANALYST REPORT TERHADAP EMITEN DAN KINERJA


EFEK
1.1 Pelajaran dalam menginterpretasi
Prospektus mengatakan: Informasi yang terkandung dalam prospektus ini relatif
terhadap pasar untuk produk perusahaan dan tren dalam penjualan neto, marjin kotor
dan antisipasi pengeluaran. Demikian pula dengan pernyataan lain termasuk kata-kata
seperti antisipasi, percaya, estimasi, harapan, dan maksud dan berbagai
ekspresi serupa, merupakan pernyataan yang berwawasan ke depan Kenyataan hasil
operasional perusahaan bisa berbeda secara material dengan apa yang terkandung dalam
pernyataan yang berwawasan ke depan.
Interpretasi: Semua angka-angka yang berwawasan ke depan dalam prospektus hanyalah
sebuah proyeksi. Oleh karena itu, tak ada jaminan bahwa perusahaan akan memenuhi
sebagian atau bahkan semua target penjualan atau keuntungan.

Prospektus mengatakan: risiko bagi perusahaan termasuk, namun tidak terbatas pada,
perkembangan dan model bisnis serta pertumbuhan manajemen yang tidak diperkirakan
sebelumnya, Tidak ada jaminan bahwa perusahaan akan berhasil dalam menangani
risiko tertentu, dan kegagalan dalam menangani risiko dapat berdampak material
terhadap bisnis perusahaan, prospek, kondisi finansial, dan hasil operasional
perusahaan.
Interpretasi: Perusahaan ini menghadapi risiko besar. Jika ia gagal mengatasi perangkap
risiko tersebut dan ini sangat mungkin terjadi besar kemungkinan perusahaan itu akan
bangkrut.

Prospektus mengatakan: Perusahaan meyakini bahwa hal ini akan mendatangkan


kerugian operasi yang cukup besar di masa mendatang, dan ketika kerugian tersebut
dipertanggungkan akan meningkat secara signifikan dari level saat ini. Meskipun
perusahaan mengalami pertumbuhan penerimaan yang signifikan pada periode ini, tingkat
pertumbuhan tersebut tak akan berkelanjutan dan akan berkurang di masa mendatang.
Interpretasi: Perusahaan ini kehilangan uangnya dan kerugian itu akan berlanjut di masa
1
yang akan datang. Pertumbuhan perusahaan akan menurun.

Prospektus mengatakan: Bidang usaha ini masih baru, berkembang cepat dan sangat
kompetitif, perusahaan memperkirakan di masa mendatang kompetisi perusahaan akan
semakin meningkat. Hambatan untuk masuk (barrier to entry) sangat minimal, dan
kompetitor yang ada dan yang baru dapat meluncurkan situs baru dengan biaya relatif
rendah.
Interpretasi: Prospektus mengatakan bahwa perusahaan itu beroperasi dalam industri
yang sangat kompetitif, dan murah serta relatif mudah bagi pemain baru untuk masuk.

Garis besar yang dapat diambil dari menginterpretasikan laporan ini adalah bahwa
model bisnis perusahaan ini dan keuntungannya tak pasti, serta kompetisi diperkirakan
akan menjadi ketat. Ini adalah faktor yang penting diketahui, bahkan jika kita adalah
investor yang dapat menangani risiko-risiko yang berkaitan dan merasa bahwa perusahaan
akan bertahan.
Membaca prospektus berarti menyelami beberapa pernyataan peringatan yang legal dan
komprehensif yang lebih melindungi perusahaan ketimbang investor. Meskipun demikian,
itu adalah bentuk legal prospektus yang dapat memberi beberapa informasi penting tentang
prospek perusahaan kepada investor, yaitu bentuk risiko, prospek dan industrinya. Ketika
membaca prospektus, kita perlu memberikan perhatian lebih besar kepada informasi yang
unik ketimbang kepada informasi yang mungkin diajukan oleh hampir semua perusahaan
publik.

1.2 ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL DI PASAR MODAL


1.2.1 Dasar Analisis Fundamental
Di dalam analisis fundamental, yang dijadikan dasar perkiraan harga wajar (intrinsic
value) suatu efek (dalam hal ini saham) adalah faktor-faktor fundamental seperti kinerja
keuangan, informasi penting lain menyangkut prospek perkembangan usaha dan ekonomi
makro, maupun berita dalam bidang-bidang lain seperti politik, sosial, budaya, hankam,
dan sebagainya yang dianggap perlu, semuanya dalam kurun waktu paling tidak 5 tahun ke
belakang dan ke depan. Disini tentu memerlukan suatu proses kerja yang kolosal, bila ingin

2
ditinjau secara mendalam dan menyeluruh. Kerangka dasar yang biasa digunakan untuk
melakukan analisa fundamental (top-down approach).

1.2.2 Spekulasi Bukan Factor Teknikal


Spekulan pada umumnya menggunakan analisis teknikal untuk mendasari keputusan
jual-beli, dan karena itu analisis teknikal diasosiasikan dengan spekulasi. Memang ruang
lingkup analisis teknikal, yang hanya memperhatikan sifat dan pola gerak harga, tidaklah
seluas analisis fundamental yang mencakup ilmu akuntansi, ekonomi mikro dan makro,
sosial politik, cuaca, dsb. Namun metode analisis teknikal juga tidaklah sederhana.
Program komputer yang mutakhir dapat mengolah lebih dari 150 indikator atau alat
analisis untuk seleksi yang terbaik diantara ribuan saham dalam waktu beberapa menit
saja.
Pada metode analisis teknikal, pekerjaan baru dimulai setelah harga terbentuk di
bursa. Perlu diketahui juga bahwa proses jual-beli di bursa melibatkan beberapa pihak
yang berlawanan. Hasil dari kekuatan tarik-menarik antara permintaan dan penawaran
inilah yang dipelajari dalam analisis teknikal. Interaksi antara permintaan dan penawaran
secara kolektif dan kumulatif menghasilkan grafik gerak harga, yang bila dibaca dengan
benar, dapat menjadi pedoman untuk menghasilkan keputusan investasi (jual-beli) yang
menguntungkan secara total.
Mereka yang menggunakan analisis teknikal dengan benar pasti bukanlah spekulan
yang tidak menguasai dan mengerti tindakan mereka sendiri, serta cenderung tidak
konsisten dalam hasil. Pelaku bursa yang fanatik teknikal seperti Richard Dennis (buku
New Market Wizards, pasal Silence of the Turtles) di samping mendapatkan hasil yang
konsisten dengan melipatgandakan beberapa ribu dolar menjadi $200 juta, juga telah
melatih puluhan orang lain untuk berhasil secara konsisten. Agar tidak merusak pasar,
mereka terikat kontrak untuk bungkam tentang sistem dagang mereka.

2. EKONOMI DAN KAITANNYA DENGAN KINERJA EFEK

3
2.1 PASAR, PERMINTAAN, DAN PENAWARAN
Pasar merupakan media bertemunya pembeli dan penjual barang /jasa untuk melakukan
pertukaran. Bursa Efek (pasarsuratberharga) merupakan penawaran dan permintaan yang
mengacu kepada perilaku manusia, pada saat mereka berinteraksi satu sama lain di pasar.
Dimana pembeli menentukan pemintaan, sedangkan penjual menentukan penawaran.

Jenis Pasar lain yang Tidak Sempurna :


1) Pasar Monopoli merupakan pasar yang hanya ada satu penjual yang menentukan
harga barang/jasa untuk banyak pembeli. Misalkan, Pt. Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) sebagai penyedia tunggal air bersih disuatu daerah.
2) Pasar Oligopoli merupakan pasar yang hanya ada beberapa penjual yang menentukan
harga sebuah barang/jasa untuk banyak pembeli. Misalkan, Organisasi Negara-negara
Produsen Minyak Dunia (OPEC) yang rutin mengadakan pertemuan untuk
menetukan kuota produksi masing-masing Negara anggotanya yang disesuaikan
dengan permintaan pasar, sehingga pada akhirnya mempengaruhi harga komoditas
tersebut.
3) Pasar Monopsin merupakan pasar yang hanya ada satu pembeli yang menentukan
harga sebuah barang/jasa untuk anyak penjual. Misalkan, PT. Perusahaan Listrik
Negara (PLN) yang bisa saja menawar harga batubara lebih rendah dari harga pasar
kepada para pemilik tambang untuk keperluan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU), terutama pada saat permintaan batubara untuk pasar ekspor sedang melemah.
4) Pasar Oligopsoni merupakan pasar yang hanya ada beberapa pembeli yang
menetukan harga sebuah barang/jasa untuk banyak penjual. Misalkan, jaringan ritel
seperti Carrefour dan Hypermat yang bisa saja menawar harga lebih rendah kepada
para petani sayuran untuk membeli dalam jumlah besar.

Permintaan (Demand)

Jumlah barang yang dimintaadalah jumlah barang yang rela dan dapat dibeli oleh
konsumen. Hukum permintaan Apabila harga turun maka jumlah barang yang diminta
akan mengalami kenaikan, dan apabila harga naik maka jumlah barang yang diminta akan
mengalami penurunan.

Penawaran (Supply)

4
Jumlah barang yang ditawarkan adalah jumlah barang dan jasa yang rela dan dapat dijual
oleh produsen. Hukum penawaran apabila tingkat harga mengalami kenaikan maka
jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan apabila tingkat harga turun maka jumlah
barang yang ditawarkan akan turun.

2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH BARANG YANG


DIMINTA DAN DITAWARKAN
2.2.1 Factor-faktor yang mempengaruhi jumlah barang dan jasa yang diminta
selain barang itu sendiri:
1) Selera: apabila selera konsumen terhadap suatu barang dan jasa berubah menjadi
lebih suka, maka akan diikuti dengan peningkatan jumlah barang dan jasa
diminta, demikian sebaliknya.
2) Jumlah Pembeli: ketika makin banyak orang yang ingin membeli suatu barang
tertentu, maka jumlah barang dan jasa yang diminta akan semakin meningkat.
3) Apabila pendapatan konsumen semakin tinggi, maka akan diikuti oleh
peningkatan daya beli konsumen dan peningkatan kemampuan untuk membeli
barang dan jasa dalam jumlah yang besar, demikian sebaliknya.
4) Harga barang/jasa pengganti: suatu barang merupakan barang substitusi bila salah
satu barang harganya naik akan memicu kenaikan jumlah permintaan barang lain
sehingga konsumen akan cenderung mencari barang atau jasa yang harganya
relative lebih murah untuk dijadikan alternative penggunaan.
5) Harga barang/jasa pelengkap: suatu barang merupakan barang komplementer bila
kenaikan harga salah satu barang memicu penurunan jumlah permintaan barang
lain sehingga, keduanya merupakan kombinasi barang yang sifatnya saling
melengkapi dan nilai guna suatu barang akan menjadi kelebihan kalau disertai
barang lainnya.
6) Perkiraan harga dimasa datang: apabila konsumen memperkirakan harga barang
akan terus mengalami kenaikan dimasa datang, maka konsumen cenderung untuk
menambah jumlah barang yang dibelinya.
7) Intesitas kebutuhan konsumen: bila suatu barang atau jasa sangat dibutuhkan
secara mendesak dan dirasakan pokok oleh konsumen, ,aka jumlah barang dan
jasa yang diminta akan mengalami peningkatan.

5
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah barang dan jasa yang ditawarkan
selain harga barang itu sendiri:
1) Biaya produksi harga bahan baku yang mahal akan mengakibatkan tinggi biaya
produsi yang menyebabkan produsen menawarkan barang dalam jumlah terbatas
untuk menghindari kerugian karena takut tidal laku.
2) Teknologi : adanya kemajuan teknologi akan menyebabkan pengurangan terhadap
biaya produksi dan produsen dapat menawarkan barang dalam jumlah yang lebih
besar lagi .
3) Harga barang pengganti dan pelengkap: hubungan antara satu factor produksi
dengan fakto produksi lainnyadapat digolongkan menjadi komplementer maupun
substitusi.
4) Pajak: semakin tinggi tariff pajak yang dikenakan akan berakibat naiknya harga
barang dan jasa yang akan membawa dampak pada rendahnya pemintaan
konsumen dan berkurangnya jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.
5) Perkiraan harga barang di masa datang : apabila harga jual dimasa mendatang
diperkirakan akan naik, maka perusahaan akan mempersiapkan diri dengan
memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih
banyak ketika harga naik akibat berbagai factor.
6) Jumlah penjualan: semakin banyak penjual, maka jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan akan semakin banyak.

2.3 KESETIMBANGAN PASAR DAN HARGA


Kesetimbangan pasar (market equilibrium) adalah suatu kondisi dimana jumlah
barang/jasa yang ditawarkan sama dengan jumlah barang/jasa yang diminta. Kesetimbangan
terjadi jika jumlah kmoditi yang diminta dalam pasar per unit waktu sama dengan jumlah
komoditi yang ditawarkan selama periode yang sama. Sehingga secra grafis ketimbangan
terjadi pada perpotongan antara kurva permintaan pasar dan kurva penawaran pasar.

2.4 ELASTISITAS
Elastisitas merupakan suatu indikator yang mengukur seberapa responsif jumlah
permintaan atau penawaran berubah terhadap salah satu factor yang menetkan.

2.4.1 Elastisitas dan Permintaan

6
Suatu indikator yang mengukur perubahan jumlah permintaan dari suatu barang akibat
dari perubahan harga barang tersebut, dan dapat dihitung seperti perubahan persentase dalam
jumlah permintaan dibagi dengan perubahan persentase dalam harga.

2.4.2 Jenis-jenis Elastisitas


Elastisitas permintaan ada 3 macam yaitu Elastisitas Harga, Silang, dan Pendapatan.
Elastisitas Harga
Mengukur seberapa besar sensitivitas perubahan permintaan konsumen terhadanp perubahan
harga produk. Koefisien permintaan dibedakan menjadi:
1. Inelastitas Sempurna
2. Elastisitas Sempurna
3. Elastisitas Uniter
4. Elastis
5. Inelastis
Elastisitas Silang
Mengukur seberapa besar sensitivitas perubahan permintaan konsumen terhadap produk A
akibat adanya perubahan harga produk B. Jika elastisitasnya positif maka barang A dan B
adalah substitusi dan Jika elastisitasnya negative berarti barang A dan B adalah
Komplementer.
Q2+Q 1
(Q 2Q 1)/ [ ]
2
Elastisitas Harga Permintaan=
P2+ P 1
(P 2P 1)/ [ ]
2

Elastisitas Pendapatan
Mengukur seberapa besar sensitivitas perubahan permintaan konsumen terhadap produk
akibat adanya perubahan pendapatan konsumen. Jika elastisitasnya positif maka barang dan
jasa tersebut adalah barang normal, dan jika elastisitasnya negative maka barang dan jasa
tersebut adalah barang inferior.

2.5 INFLASI
Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus menerus. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks
Harga Konsumen (IHK) atau CPI (Consumer Price Index). Perubahan IHK dari waktu ke

7
waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi
masyarakat.

2.5.1 Indikator inflansi lainnya berdasarkan international best practice antara lain:

1. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)


2. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB)

2.5.2 Pengelompokan IHK


Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok
pengeluaran (berdasarkan the Classification of Individual Consumption by Purpose
COICOP), yaitu:
1) Kelompok Bahan Makanan
2) Kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau
3) Kelompok Perumahan
4) Kelompok Sandang
5) Kelompok Kesehatan
6) Kelompok Pendidikan dan Olah Raga
7) Kelompok Transportasi dan Komunikasi

2.5.3 Pengelompokan Inflasi


BPS saat ini juga mempublikasikan inflasi berdasarkan pengelompokan yang lainnya
yang dinamakan disegregasi inflasi. Disegregasi inflasi tersebut dilakukan untuk
menghasilkan suatu indikator inflasi yang lebih menggambarkan pengaruh dari factor yang
bersifat fundamental.

Di Indonesia, disagregasi inflasi IHK terseut dikelompokan menjadi:


1. Inflasi Inti, , yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten di dalam
pergerak inflasi dan dipengaruhi oleh factor fundamental, seperti:
a. Interaksi permintaan-penawaran
b. Lingkungan Eksternal
c. Ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen
2. Inflasi non inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi volatilitasnya karena
dipengaruhi oleh selain factor fundamental, yaitu:
a. Inflasi komponen Bergejolak
b. Inflasi Komonen Harga yang diatur Pemerintah

8
2.5.4 Determinan Inflasi
Inflasi tibul karena adanya tekana dari sisi supply (cost push inflation), dari sisi
permintaan (demand pull inflation), dan ekspektasi inflasi.
1) Cost Push Inflation: dapat disebabkan dari depesiasi nilai tukar, dampak inflasi luar
negeri terutama Negara-negara partner dagang, peningkatan harga-harga komoditi
yang diatur pemerintah, dan terjadi negative supply shocks akibat bencana alam dan
terganggunya distribusi.
2) Demand Pull Inflation : tingginya permintaan barang dan jasa relative terhadap
ketersediannya
3) Faktor Ekspektasi Inflasi: dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan pelaku ekonom
dalam menggunakan ekspektasi angka inflasi dalam keputusan kegiatan
ekonominya.

2.5.5 Pentingnya Kestabilan Inflasi


Kestabilan inflasi merupakan persyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi
yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negative kepada kondisi sosal ekonomi
masyarakat.

1) Inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun
sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang,
terutama orang miskin, bertambah miskin.
2) Inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian bagi pelaku ekonomi dalam
mengambil keputusan.
3) Tingka inflasi domestic yang lebih tinggi disbanding dengan tingkat inflasi di Negara
tetangga menjadikan tingkat bunga domestic riil menjadi kempetitif sehingga dapat
memberikan tekanan pada nilai rupiah.

2.6 PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB)


Merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha di dalam suatu
Negara, atau dapat juga merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
seluruh unit ekonomi. Angka PDB dapat dihitung menggunakan Pendekatan Produksi,
Pengeluaran, dan Pendapatan.

9
Menurut Pendekatan Produksi
PDB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit
produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu.

Menurut Pendekatan Pengeluaran


PDB adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari:
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto
4. Inventori
5. Ekspor-Impor

Menurut Pendekatan Pendapatan


PDB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh factor-faktor produksi yang ikut
serta dalam proses produksi di suatu Negara dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa factor
produksi yang dimaksud adalah upah gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan,
semuanya dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya.

3. PERANAN NEGARA DALAM EKONOMI

Negara (pemerintah) dapat meningkatkan aktivitas ekonomi, antara lain sebagai


fasilitator, atau melakukan investasi. Sebagai fasilitator, Pemerintah bertugas untuk
memastikan bahwa mekanisme pasar dapat bekerja dengan baik melalui penegakan hokum
dan penyediaan sarana dan prasarana. Sementara bentuk investasi Pemerintah dapat
dilakukan melalui penetapan kebijakan Moneter dan Fiskal.

3.1 Kebijakan Moneter


Merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Sentral untuk mengendalikan jumlah
uang yang beredar untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan.

Sifat Kebijakan Moneter


1. Sifat Kebijakan Ekonomi yang Kontaktif
2. Sifat Kebijakan Ekonomi yang Ekspansif

3.2 Kebijakan Fiskal

10
Merupakan kebijakan yang dibuat Pemerintah untuk mengarahkan keadaan ekonomi
Negara melalui pengendalian pengeluaran dan penerimaan.

Sifat Kebijakan Fiskal


1. Sifat Kebijakan Fiskal Kontraktif
2. Sifat Kebijakan Ekspansif

Tujuan Kebijakan Fiskal


Kebijakan Fiskal bertujuan untuk mempengaruhi beberapa variabel ekonomi, antara lain:
1. Harga Barang dan Jasa
2. Kesempatan Kerja
3. Pertumbuhan Ekonomi

Secara umum Kebijakan Fiskal digunakan pemeritah untuk mempengaruhi tingkat


permintaan dan penawaran agregat dalam perekonomian melalui perubahan insentif bagi
perusahaan dan individu.

4. SIKLUS BISNIS
Siklus bisnis menggambarkan penggerakan perekonomian secara keseluruhan, dimana
biasanya memiliki pola umum dimulai dari lembah, puncak dan berakhir pada lembah yang
baru.

4.1 Pola Siklus Bisnis


Di dalam masa resesi, belanja konsumen cenderung menurun. Hal ini menyebabkan stok
produk perusahaan bertambah. Keadaan tersebut mendorong perusahaan untuk menguangi
produksi yang berdampak pada pengurangan tenaga kerja.

5. ANALISIS EKONOMI TERHADAP KEGIATAN USAHA PERUSAHAAN


5.1 ANALISIS FUNDAMENTAL
Merupakan fondasi atau dasar dalam melakukan investasi , yang bertujuan untuk
mempelajari segala variabel yang dapat mempengaruhi nilai intrinsic sebuah surat berharga.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam top-down approach meliputi:

11
1) Analisis ekonomi dan pasar untuk menentukan baik tidaknya waktu saat ini untuk
melakukan sebuah investasi dengan mempertimbangkan pengaruh keadaan
perekonomian terhadap profitabilitas perusahaan.
2) Analisis Industri dilakukan untuk melihat variabilitas tingkat pengembalian sebuah
investasi ada industry tertentu.
3) Analisis perusahaan yang dilakukan untuk memahami penggerakan saham perusahaan
secara individu.
5.2 ANALISIS TEKNIKAL
Merupakan metode analisis yang digunakan untuk memprediksi pergerakan harga suatu
instrument keuangan dimasa yang akan datang berdasarkan data masa lalu, terutama
pergerakan harga dan volume.
Kerangka Kerja Analisis Teknikal meliputi:
1) Nilai saham merupakan fungsi dari kondisi supply dan demand yang ditentukan oleh
banyak factor, mulai dari hal-hal ilmiah, opini sampai perkiraan.
2) Para analis teknikal mempelajari pergerakan pasar dengan menggunakan grafik
perubahan harga, volume perdagangan dari waktu ke waktu, dan sejumlah indikator
teknikal.
3) Teknik dalam analisis teknikal adala momentum strategis yaitu momentum investasi
berdasarkan pergerak harga terkini.

6. PERMINTAAN DAN PENAWARAN: PENGARUHNYA TERHADAP KEGIATAN


INVESTASI DI PASAR MODAL

Harga merupakan hasil interaksi antara jumlah penawaran dan permintaan antara
penjual dan pembeli. Kunci keberhasilan pasar modal terletak pada pemahaman atas
kondisi pasar secara umum, serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penawaran
dan/atau permintaan dari suatu efek (surat berharga: saham, obligasi).
Nilai sebuah efek ditentukan dari potensi perusahaan tersebut untuk menghasilkan
laba, atau kemampuannya membayar kewajiban. Hal tersebut akan mempengaruhi
persepsi, ekspektasi dan perilaku investor dalam menentukan harga yang dianggapnya
wajar. Walaupun efek tidak dapat dikonsumsi seperti layaknya barang dan jasa, namun
hukum penawaran dan permintaan tetap berlaku. Jika jumlah penawaran meningkat
(menurun), maka nilai/harga akan turun (naik).

6.1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN


12
PERMINTAAN INVESTASI (DALAM HAL INI SAHAM) DI PASAR MODAL
6.1.1 Berikut ini beberapa faktor (aksi korporasi, corporate action) yang dapat
mempengaruhi jumlah penawaran (supply) saham yang beredar di pasar.

1) Kebutuhan perusahaan (emiten) untuk menambah modal: Perusahaan dapat


menerbitkan saham baru pada saat membutuhkan tambahan modal. Selain dengan
skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD, Right Issue), perusahaan juga
dapat menggunakan skema non-HMETD atau biasa disebut dengan Private
Placement.
2) Ketika opsi saham untuk karyawan dieksekusi: Ketika karyawan diberikan opsi
saham, hal ini akan berpotensi untuk meningkatkan jumlah saham beredar dan
kapitalisasi pasar (market capitalization).
3) Terjadinya pemecahan nilai saham (stock split): Pemecahan nilai saham menjadi
nominal yang lebih kecil atau besar (reverse stock split) akan menimbulkan
perubahan pada jumlah lembar saham yang beredar di pasar secara volume, namun
tidak akan menimbulkan perubahan pada market cap apabila tidak diikuti dengan
aksi korporasi lainnya.
4) Adanya pembelian saham kembali (buy back): Jumlah saham beredar dapat
berkurang apabila perusahaan memutuskan untuk melakukan buy back.
5) Adanya likuidasi dari pemegang saham mayoritas: Pemegang saham mayoritas
dapat melikuidasi (mengalihkan, menjual) saham yang dimilikinya baik kepada pihak
lain secara tertutup, atau kepada publik secara terbuka.

6.1.2 Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah


permintaan (demand) saham suatu perusahaan.
1) Keuntungan perusahaan: Keuntungan perusahaan yang lebih besar dari harapan
investor, dapat dianggap sebagai sinyal positif dan dapat mengakibatkan kenaikan
permintaan atas saham perusahaan tersebut, terutama bagi investor yang
mengharapkan pembagian dividen lebih besar dari perkiraan semula.
2) Perluasan pasar dan/atau kontrak penjualan baru: Perluasan pasar atau penerbitan
kontrak penjualan baru dapat memberikan sentimen positif bagi investor karena
dapat berpotensi meningkatkan laba perusahaan tsb.

13
3) Hutang perusahaan: Peningkatan hutang melebihi modal atau potensi pendapatan
yang akan diperoleh dapat menjadi sentimen negatif terhadap kinerja perusahaan,
namun apabila peningkatan hutang tidak melebihi modal atau potensi pendapatan
yang akan diperoleh maka dampaknya cenderung positif, karena apabila dikelola
dengan baik, hutang dapat menjadi sumber pendanaan ekspansi kegiatan bisnis
perusahaan.
4) Berita lainnya: Berita seputar perkembangan kegiatan bisnis perusahaan, sektor
industri, keadaan ekonomi negara tempatnya berdomisili, rencana aksi korporasi, dll,
dapat menyebabkan perubahan pada permintaan atas saham perusahaan tsb.
Berita-berita yang baik akan meningkatkan permintaan saham perusahaan,
sedangkan berita yang dianggap buruk akan menurunkan permintaan atas saham
perusahaan.
5) Psikologi massa: Psikologi massa dapat memainkan peranan yang penting pada
permintaan saham perusahaan. Sama halnya dengan saham individual, keseluruhan
pasar dapat bergerak cepat ketika para investor percaya bahwa saham atau pasar akan
naik atau turun, walaupun disana tidak terdapat dasar rasional mengenai
perubahan tersebut. Pergerakan ekstrim keatas disebut dengan bubbles atau panic
buying. Sedangkan, pergerakan ekstrim kebawah disebut dengan panic selling.

PEMBAHASAN KASUS EKONOMI & KINERJA KEGIATAN


INVESTASI DI PASAR MODAL

Informasi Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI)


Topik: Dampak Pengesahan UU Tax Amnesty Terhadap Peningkatan Permintaan
Investasi (Saham).
Potongan artikel dari berbagai sumber, Juni
2016:
BEI mengakui pengesahan Undang-Undang (UU) Pengampunan Pajak atau Tax
Amnesty oleh DPR membuat IHSG sempat melambung ke atas level 5.000.
Menurut Direktur Utama BEI Tito Sulistio, ditariknya dana dari luar negeri ke

14
Indonesia membuat laju ekonomi secara nasional menjadi membaik. Bisa dikatakan,
kebijakan pengampunan pajak itu sudah mulai dirasakan oleh pasar keuangan di Indonesia,
termasuk pasar saham. (Sumber:Metrotvnews.com)
Disahkannya Undang-undang Pengampunan Pajak memberikan angin segar bagi
sektor keuangan Indonesia khususnya pasar modal. Dalam 4 hari (27 30 Juni 2016)
perdagangan saham, dana asing yang masuk sudah mencapai sekitar Rp 5 triliun. (Sumber:
Detik.com)
Dana asing mengalir deras ke Indonesia dalam enam bulan terakhir dan akan terus
meningkat pada masa akan datang jika program pengampunan pajak (tax amnesty) sukses
dijalankan. Namun, tantangan utama Indonesia saat ini adalah upaya meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian ekonomi dunia. "Jika tidak ada dampak
signifikan dari tax amnesty, pertumbuhan ekonomi sekitar 5,046 persen. Namun, jika tax
amnesty bisa memberikan dampak yang besar, laju pertumbuhan ekonomi tahun ini 5,4
persen," ungkap Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo dalam diskusi dengan
para pemimpin redaksi seusai buka puasa di Gedung BI, Jakarta, Kamis (30/6). Hadir
pada acara buka bersama ini para pimpinan BI, antara lain Deputi Senior BI, Mirza
Adityaswara. BI memperkirakan nilai repatriasi aset dari luar negeri akibat penerapan UU
Pengampunan Pajak dapat mencapai sekitar Rp560 triliun tahun ini. Agar masuknya dana
repatriasi bisa bertahan lama, perlu dilakukan pendalaman pasar dan perbaikan iklim
investasi. Pendalaman pasar berkaitan dengan produk perbankan dan produk pasar modal
yang saat ini masih minim.
Selama Januari hingga 24 Juni 2016, dana asing yang masuk ke Indonesia sebesar Rp
97 triliun, jauh lebih besar dibanding dana asing periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp
50
triliun. "Masuknya dana asing disebabkan oleh membaiknya ekonomi makro sejak
November2015,"kataAgus
.
Selain laju inflasi yang terkendali, kata Agus, current account deficit (CAD) atau
defisit transaksi berjalan menurun. Pada kuartal pertama 2016, CAD sebesar US$ 4,7
miliar atau
2,14 persen dari produk domestik bruto (PDB). Pada kuartal keempat 2016, CAD

15
diperkirakan sebesar US$ 5,1 miliar atau 2,37 persen dari PDB. Rupiah juga mencapai
stabilitas dengan kecenderungan menguat.
Sepanjang 2016, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak dari 13.525 di awal
tahun ke 13.165 per 28 Juni 2016. BI kini siap dengan berbagai instrumennya untuk
memperkuat dan menstabilkan nilai rupiah. "Rupiah dijaga pada level yang mampu
mendorong ekspor, mengurangi impor, dan mendorong industri di dalam negeri," papar
gubernur BI. Dalam jangka menengah dan panjang ekonomi Indonesia diperkirakan lebih
baik. Namun, dalam jangka pendek, ekonomi Indonesia akan cukup banyak
dipengaruhi oleh perkembangan global yang belum menentu.
Agus menjelaskan, yang menjadi masalah saat ini adalah pertumbuhan
ekonomi. Penyebabnya, pertama, karena spending pemerintah yang lemah, dan kedua,
kerena kondisi APBN yang masih defisit akibat tidak tercapainya target penerimaan pajak.
Harapannya ada pada tax amnesty yang bisa mencapai Rp 560 triliun di luar dana asing
sampai akhir Desember 2016, dengan menggunakan data Global Transparency, kata Agus.
Menurut dia, spending pemerintah terbatas dan konsumsi masyarakat juga menurun akibat
melambatnya pertumbuhan kredit, meningkatnya dana yang tidak dicairkan (undisbursed
loan) oleh dunia usaha, sehingga gaji karyawan tidak naik dan tidak ada pendapatan
tambahan untuk meningkatkan konsumsi.
Di sisi lain, ada perlambatan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun
perbankan. Sementara kondisi global masih tidak menentu. Perolehan pendapatan dari
ekspor juga tidak banyak, sedangkan investasi yang masuk tidak diimbangi oleh ekspor.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menambahkan ekonomi 2016 bisa tumbuh 5,0-5,3
persen, tetapi tidak bisa lebih dari angka itu dan juga tidak akan sustainable karena tidak
didorong oleh investasi.
Untuk mendorong peningkatan pendapatan negara dalam APBN, bisa dari tax amnesty
dengan menggenjot perolehan pajak. Agus menjelaskan, dalam jangka pendek, keluarnya
Inggris dari Uni Eropa (Brexit) memberikan ketidakpastian terhadap pasar finansial. Akibat
Brexit, The Fed mengurungkan niat menaikkan suku bunga acuan. Merespons Brexit, Bank
of England (BoE) menyediakan likuiditas sebesar 250 miliar pound sterling. Sebanyak 30
bank sentral menyatakan kesiapan menjaga kelancaran dan kestabilan pasar finansial.
Dukungan dari BoE memperat hubungan antarbank sentral. (Sumber: Beritasatu.com)

16
Sembilan bank dipersiapkan Pemerintah untuk menjadi bank persepsi yang akan
menampung dana repatriasi hasil penerapan UU Pengampunan Pajak, yang terdiri dari 4
bank BUMN (Mandiri, BNI, BRI, BTN), 3 bank swasta (BCA, BTPN, Danamon), serta 2
bank syariah yang belum ditentukan. Direktur Utama BTN, Maryono, mengatakan ada
banyak yang bisa dilakukan untuk memfasilitasi penempatan dana repatriasi baik di pasar
modal maupun perbankan. Di BTN, dana repatriasi bisa masuk ke properti atau
instrumen lain. BTN juga mengidentifikasi nasabah yang mungkin memanfaatkan kebijakan
pengampunan pajak ini. Apalagi segmen BTN banyak di pengembang properti. (Sumber:
Republika.co.id)
Pemerintah tidak memberikan jatah dana repatriasi yang bisa ditampung oleh setiap
bank persepsi. Nantinya, masyarakat diberikan kebebasan untuk memilih bank persepsi yang
diinginkan. (Sumber: CNNIndonesia.com)
Informasi yang berdampak pada kinerja perusahaan
Judul artikel: Pajak Kendaraan Bermotor Jakarta Akan Naik, Asing Lepas Saham Astra &
Indomobil
Sumber:Bareksa,27 Juni 2016.
Saham-saham produsen otomotif kembali terkoreksi dalam, ditekan aksi jual investor
asing. Kali ini, yang jadi pemicunya adalah wacana kenaikan tarif pajak Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBNKB) wilayah DKI Jakarta yang akan dinaikan menjadi 15
persen dari yang saat ini berkisar antara 2-10 persen. Kepala Dinas Pelayanan Pajak (DPP)
DKI Jakarta, Agus Bambang Setyowidodo mengatakan kenaikan pajak BBNKB ini
dilakukan untuk menekan pembelian mobil baru di Jakarta. Adapun jumlah penjualan
kendaraan di Jakarta mencerminkan 19 persen total penjualan seluruh Indonesia. "Kenaikan
pajak ini diharapkan bisa menekan volume kendaraan baru," ungkapnya dalam keterangan
persnya dalam situs resmi milik pemprov DKI Jakarta.
Analis Bahana Sekuritas, Leonardo Henry Gavaza dalam laporannya, menilai
kebijakan pemerintah Jakarta ini akan berdampak negatif bagi industri otomotif nasional.
Sebab, kenaikan tarif pajak akan diiringi oleh kenaikan harga jual kendaraan bermotor.
Gaikindo mencatat kenaikan pajak ini diperkirakan meningkatkan harga jual mobil hingga
13 persen dari harga sebelumnya. Sedangkan, jumlah penjualan kendaraan di Jakarta
mencerminkan 19 persen total penjualan seluruh Indonesia. Terlebih lagi, kebijakan ini

17
tidak berjalan tunggal karena akan ada beberapa kebijakan pendukung lainnya seperti
pemberlakuan ERP dan pengaturan kendaraan pelat nomor ganjil-genap.
Berdasarkan pantauan Bareksa, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih
untuk saham PT Astra international Tbk (ASII) dengan nilai transaksi sebesar Rp159,6
miliar.
Broker Macquarie Capital (RX) dan UBS Kay Hian Securities (AK) tercatat
sebagai broker penjual terbesar saham ASII. Hingga pukul 14.45 WIB, RX telah melepas
8,17 juta lembar saham. Sementara AK terpantau melakukan penjualan saham ASII
sebanyak 6,73 juta lembar saham.
Selain saham ASII, investor asing juga banyak menjualsaham perusahaan otomotif PT
Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS). Berdasarkan data Bareksa, investor asing
mencatatkan penjualan bersih saham IMAS senilai Rp160,3 miliar melalui broker Mandiri
Sekuritas (CC) dan Deutcshe Securities Indonesia (DB).

Struktur Mikro Bursa Efek


Indonesia
Kajian struktur mikro akan memberikan gambaran yang lebih rinci tentang aliran
transaksi perdagangan saham antara pelaku pasar, siapa pelaku terbesar dan sangat
berpengaruh dalam proses pembentukan harga, serta dampak transmisinya pada pasar
lainnya.

Sebagaimana proses terbentuknya harga di pasar barang, harga saham dalam pasar modal
tergantung pada kekuatan penawaran (supply) dan permintaan (demand) terhadap saham.
Supply-demand dalam pasar saham merupakan muara akhir dari berbagai faktor yang
mempengaruhi pelaku pasar yang direpresentasikan dalam aksi jual-beli saham. Selain
kekuatan supply-demand, proses pembentukan harga di pasar saham sangat ditentukan
oleh kondisi struktur mikro pasar modal

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Modul 12 Ticmi
2. Modul 13 Ticmi

19

Anda mungkin juga menyukai