Anda di halaman 1dari 24

MODUL IV

EVALUASI KEMPA LANGSUNG

Zat Aktif : Antalgin


Bentuk Sediaan : Tablet Granulasi Kering
Jumlah Sediaan yang akan dibuat : 350 tablet
Dosis : Anak anak : 3 4 kali sehari

4.1. FORMULA YANG DIGUNAKAN


R/ Antalgin 250 mg
Amprotab 10%
PVP 8%
Avicel 102 28,045%
Mg. Stearat 1,5%
Talk 2%
Amilum 5%

4.2. METODE YANG DIGUNAKAN


Granulasi Kering
Alasan : karena metode granulasi kering ini baik untuk zat aktif yang
sensitif terhadap panas dan lembab dan dapat mempercepat waktu
hancur karena tidak terikat oleh pengikat. (Andayana, 2009)

4.3. MONOGRAFI
4.3.1. ZAT AKTIF

Gambar 4.3.1 Stuktur Kimia Antalgin


Antalgin (FI IV hal,538)
Nama kimia : Natrium 2,3-dimetil-1-fenil-5-pirazolon-
4-metilaminometanasulfonat
Sinonim : Metampironum, Novaminsulfon,
Metamizol, Novalgin, Dipiron.
Rumus molekul : C13H16N3NaO4S.H2O
Berat molekul : 351,37
Pemerian : Serbuk Hablur, putih/ putih kekuningan.
Kelarutan : Larut dalam air, mudah larut dalam

Page | 1
etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

4.3.2. ZAT TAMBAHAN


A. Magnesium Stearat
Rumus molekul : C36H70MgO4
Berat Molekul : 591, 20
Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau.
Larutan Ph :-
Kelarutan :praktis tidak larut dalam etanol, etanol
(95%), eter dan air, sedikit larut dalam
benzene hangat dan etanol hangat (95%).
Titik Lebur : 117 1500 C
OTT : Inokompatibel dengan asam kuat, basa
dan garam besi. Tidak tercampur dengan
bahan oksidator. Tidak bisa digunakan
dalam produk yang mengandung aspirin,
beberapa vitamin, dan kebayakan garam
alkaloidal.
Khasiat : 0,2 2 % sebagai Pelicin
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat dan tempat yang
sejuk dan kering (15-250) C. ( Handbook
of pharmaceutical Excipien, 6th ed, 2009,
hal.404 )
B. Avicel 102
Rumus Molekul : (C6H10O5)
Bobot Molekul : >3100
Pemerian : Berupa serbuk organic poros, putih, tidak
berbau, tidak berasa, dan memiliki aliran
yang baik
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, cairan asam
dan kebanyakan pelarut organic, sedikit
larut dalam larutan NaOH 5% b/v
Larutan pH : 6-8
Titik Lebur 260 2700 C

Page | 2
OTT :Tidak tercampurkan dengan bahan
pengoksidasi kuat.
Khasiat : 20 90% adalah pengikat, absorban,
pengikat; 5-15% disintegran
Penyimpanan : Wadah tertutup baik, pada tempat yang
sejuk dan kering( Handbook of
pharmaceutical Excipien, 6th ed, 2009,
hal.129 )
C. Amprotab
Rumus Molekul : (C6H10O5)n
Berat Molekul : > 3100
Pemerian : Serbuk sangat halus, tidak berbau, tidak
berasa.
Larutan pH : 5,5 6,5
Kelarutan :Praktis tidak larut dalam air dan etanol.
Khasiat : Glidan, pengisi, penghancur.
Penyimpanan :Wadah tertutup baik. ( Handbook of
pharmaceutical Excipien, 6th ed, 2009,
hal.483-487 )
D. Talk
Pemerian : Mg6(si2O5)4(OH)4
Pemerian : Berupa serbuk hablur sangat halus, putih
atau putih kelabu. Berkilat, mudah melekat
pada kulit dan bebas dari butiran debu.
Larutan pH : 7 10 untuk 20% w/v larutan dispersi
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam larutan asam dan
alkalis, pelarut organic dan air.
OTT :Tidak tercampurkan dengan campuran
ammonium quartener.
Khasiat : Sebagai glidant dan lubrikan 1 10%,
pengisi 5 30%
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, pada tempat
yang sejuk dan kering ( Handbook of
pharmaceutical Excipien, 6th ed, 2009,
hal.728 )

Page | 3
E. PVP (Povidon)
(Handbook Of Pharmaceutical Exipentedisi VI halaman 508;
Farmakope Indonesia Edisi III halaman 510).
Pemerian : Putih sampai krem, Pahit, tidak
berbau, Higroskopi (serbuk).
Kelarutan : Praktis larut dalam asam, kloroform,
etanol, metanol, ketondan air. Praktis
tidak larut dalam eter hidrokarbon dan
minyak mineral.
Stabilitas : Stabil pada suhu 110 130
0C ;Mudah terurai dengan adanya
udara dari luar ; Dapat bercampur
dengan air ; Stabil bila disimpan
ditempat kering.
OTT : jika ditambahkan thimerosol akan
membentuk senyawa kompleks.
Kompatibel terhadap gerak organic
alami, resin sintetik dan senyawa
lainnya. Akan terbentuk senyawa
sulfathiazole, sodium salisilat, asam
salisilat, fenol barbital dan komponen
lainnya.
F. AmilumHidroksida
(FI III ,Farmakologi terapi ed V halaman 523, OOP VI hal 911)
Rumus Molekul : Al (OH)3
Berat Molekul : 78,0
Pemerian : Serbuk Amorf, putih ; tidak berbau;
tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan
etanol larut dalam asam encer.
pH : 5,5 8,0
Penyimpanan : Dalam wadah tetutup baik, pada
suhu tidak lebih dari 25oC.

4.4. PERHITUNGAN BAHAN DAN PENIMBANGAN


4.4.1. Perhitungan
Formula yang akan dibuat:
Tiap tablet Metamzolin mengandung antalgin 250 mg
Bobot tablet yang akan dibuat : 550 mg

Page | 4
Jumlah tablet Metamzolin yang akan dibuat : 350 tablet
Untuk tiap tablet:
Fase dalam : Antalgin : 250 mg
10
x 550 mg=55 mg
Amprotab : 100

8
x 550 mg=44 mg
PVP : 100

Avicel : 503,25 mg ( 250 mg + 55 mg +


44
mg )
: 503,25 mg 349 mg
: 154,25 mg
91,5 mg
x 550 mg=503,25 mg
FD : 100
8,5
x 550 mg=46,75 mg
Faseluar : 100
1,5
x 46,75 mg=8,25 mg
Mg. Stearat : 2,5
2
x 46,75 mg=11 mg
Talk : 8,5
5
Amilum : 8,5 x 46,75 mg = 27,5 mg

Untuk 350 tablet


Bobot granul teoritis : 179,52 gram
Fase dalam total : Antalgin : 250 x 350
: 87.500 mg = 87,5 gram
: PVP : 44 x 350
: 14.500 mg = 14,5 gram
: Amprotab : 55 x 35
: 19.125 mg = 19,125 gram
: Avicel : 154, 25 x 350
: 53.978,5 mg = 53,9785
gram
Faseluar yang ditambahkan :
Mg stearat : x 8,25 = 4,125 x 350 = 1.443,75 mg
: 1,44375 gram
Talk : x 11 = 5,5 x 350 = 1.925 mg

Page | 5
: 1,925 gram
Jumlah teoritis : 179, 52 gram
Dalam praktikum diperoleh hasil/berat slug 152,20 gram, maka :
152,20 mg
x 350 tablet=296, 7586 tablet
Jumlah tablet = 179,52 mg

Dengan demikian, fase luar yang ditambahkan (sisa) :


1,5
x 152,20 mg=1,224129 gram
Mg stearat : 93,25

2
x 152,20 mg=1,632172 gram
Talc : 93,25
5
x 152,20 mg=8,160858 gram
Amilum : 93,25

Total : 11,01716 gram


Massa kempa : 152,20 + 11,01716 = 166,0803 gram
166,0803 x 1000
=549,9999 gram
Bobot/tablet : 296,7586

4.4.2. Penimbangan
Fase dalam total :
Antalgin :87,5 gram
PVP : 14,5 gram
Amprotab : 19,125 gram
Avicel : 53, 9785 gram
Mg stearat : 1,44375 + 1,224129 = 2,667879 gram
Talk : 1,925 + 1,632172 = 3,557172 gram
1,5
x 152,20 mg=1,224129 gram
Mg stearat : 93,25

2
x 152,20 mg=1,632172 gram
Talc : 93,25

Amilum : 8,160858 gram

4.5. PROSEDUR KERJA


4.5.1. PROSEDUR KERJA (PEMBUATAN)
Ditimbang seluruh bahan yang akan digunakan. Fase dalam
(antalgin, amprotab, PVP, avicel) dicampur dengan setengah fase
luar (Mg strearat, talk, amilum). Dilakukan slugging antara fase

Page | 6
dalam dan setengah fase luar. Dihancurkan hasil slugging dalam
mortir, diayak dengan mesh no 16, 40, dan 80. Dilakukan slugging
kembali. Lalu dilakukan evaluasi granul. Ditimbang granul dan
ditambahkan dengan setengah fase luar, lalu dikempa menjadi
tablet, lalu dilakukan evaluasi tablet.
4.5.2. EVALUASI MASA GARANUL
A. EVALUASI GRANUL
1. Mesh (Distribusi Ukuran Partikel)
Granul ditimbang seluruhnya kemudian granul
dimasukan ke dalam mesh no 16 lalu mesh ditutup dan
mesh digoyang-goyangkan selama beberapa saat.
Penggoyangan mesh dilakukan secara mekanis. Mesh yang
digunakan adalah mesh 16, 40, 80. Setelah mesh di
goyangkan selanjutnya granul akan bergerak turun melalui
seri urutan ayakan terbesar lubangnya yaitu no 16 ke
ayakan yang lebih halus yaitu no 80, setelah selesai
pengayakan lalu dilakukan peninbangan granul yang
tertahan pada setiap no mesh.
2. Bobot Jenis
Ditimbang piknometer kosong (W1), diisi serbuk
sebanyak 1 gram lalu bagian volumenya ditimbang. Diisi
paraffin cair sampai penuh yang berisi serbuk ditimbang
(W4). Dibersihkan piknometer, isi dengan paraffin cair
sampai penuh, ditimbang (W2). Dihitung kerapatan
sejatinya.
3. Kompresibilitas
Timbang 100 g granul masukkan ke dalam gelas
ukur dan dicatat volumenya, kemudian granul
dimampatkan sebanyak 500 kali ketukan dengan alat uji,
catat volume uji sebelum dimampatkan (Vo) dan volume
setelah dimampatkan dengan pengetukan 500 kali (V).
Hitung komprsibilitas dan rasio hausner.
4. Daya Alir dan Sudut Istirahat
Granul dimasukkan kedalam corong uji waktu alir.
Penutup corong dibuka sehingga granul keluar dan
ditampung pada bidang datar. Waktu alir granul dicatat dan

Page | 7
sudut diamnya dihitung dengan mengukur diameter dan
tinggi tumpukan granul yang keluar dari mulut corong.
Waktu alir dipersyaratkan dengan sudut diam tidak lebih
dari 30. (Aulton, 1988;Liebermann&Lachman, 1986).
B. EVALUASI TABLET
1. Friabilitas
Tablet ditimbang sebanyak 6,15 gram sebagai bobot
awal tablet, lalu tablet dimasukan ke dalam friabilator.
Kemudian tekan tombol star pada friabilator maka
friabilator ini akan memutar selama 4 menit. Setelah 4
menit friabilator akan berhenti dan tablet pada friabilator
diambil untuk dibersihkan dari debu serbuk yang hancur.
Selanjutnya tablet yang tersisa ditimbang kembali
dinyatakan sebagi bobot akhir tablet.
2. Friksibilitas
Ditimbang tablet sebanyak 6,26 gram, kemudian
masukkan kedalam alat friabilator kemudian dijalankan
selama 4 menit. Setelah selesai tablet dibersihkan dan
ditimbang ulang dan dihitung.
3. Uji kekerasan

Disiapkan tiga tablet yang akan di uji kemudian


dimasukan ke dalam alat hardness tester dan putar
ujungnya. Setelah itu di lihat kekerasan tablet pada alat
tersebut.
4. Keseragaman bobot
Ditimbang 20 tablet dan dihitung bobot rata-
ratanya, jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2
tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar
dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak boleh
ada satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot
rata-rata lebih dari harga dalam kolom B. Jika perlu dapat
diulang dengan 10 tablet dan tidak boleh ada satu tablet pun
yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata
yang ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B.
5. Waktu hancur

Page | 8
Masukan 6 tablet kedalam tabung, dimana tiap 1
tabung diisi dengan 1 tablet kemudian naik - turunkan
keranjang secara teratur 30 kali tiap menit. Tablet
dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang
tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen berasal dari zat
penyalut. Terakhir catat waktu yang dibutuhkan oleh
masing-masing tablet untuk hancur.(Farmakope Indonesia,
Edisi Ketiga, hal.7), Timbang 20 tablet yang diambil secara
acak satu per satu. Setelah itu dihitung berat rata-rata tablet
dan dibandingkan berat tiap tablet dengan berat rata-rata.
6. Keseragaman ukuran
Di siapkan 10 tablet lalu di ukur menggunakan
jangka sorong pada diameter dan tebal masing masing
tablet kemudian rata rata diameter dan tebal tablet yang
dihitung.

4.6. HASIL EVALUASI DAN PERHITUNGAN EVALUASI


4.6.1. Hasil Evaluasi
Organoleptic
Bentuk : Tablet
Warna : Putih
Bau : Tidak ada bau
Rasa : Pahit
4.6.2. Perhitungan Evaluasi Granul
A. Perhitungan Mesh
1. Evaluasi pertama
No Rentang D N N d4 d3 n.d4 n.d3
Mesh (mm) (mm) (g) ( %)
23 0, 79 0, 79 74,96 48,76 0,38 0,49 0,30 0,38
40 0,63 - 0,15 0, 71 10,16 6,61 0,25 0,35 0,17 0,25
80 0,31 0,63 0, 47 23,15 15,06 0,048 0,10 0,022 0,047
Pen 0 0,31 0, 16 45,43 29,56 0,0006 0, 004 0,00096 0,0064
=166,45 =99,8
%
Kesimpulan : Jelek, karena tidak ada granul yang
tertahan pada mesh melebih 50%
2. Evaluasi kedua
No Rentang D N N d4 d3 n.d4 n.d3
Mesh (mm) (mm) (g) ( %)
16 0, 15 0, 15 5,17 3,106 0,0005 0,0033 0,0025 0,017

Page | 9
40 0,63 - 0,15 0, 705 76, 03 45,67 0,247 0,350 18,779 26,61
80 0,31 0,63 0, 625 24,56 14,75 0,152 0,244 3,733 5,992
Pen 0 0,31 0, 155 60,69 36,46 0,00057 0, 0037 0,0345 0,224
=166,45 =99,8
Kesimpulan : Jelek, karena tidak ada granul yang
tertahan pada mesh melebih
50%.
4.6.3 Perhitungan Evaluasi Tablet
A. Keseragaman Bobot
No Bobot (mg) Syarat A Syarat B

1 470 - -
2 540
3 510 -
4 550 -
5 560
6 510 -
7 590
8 530
9 530
10 490 -
11 560
12 560
13 580
14 580
15 520
16 560
17 570
18 500 -
19 540
20 460 - -
Kesimpulan : Buruk, karena pada kolom A tablet terdapat
penyimpanan lebih dari 2 tab dan pada kolom B
terdapat tablet yang menyimpang.
B. Keseragaman Ukuran
Tablet Diameter Tebal
1 10,1 5,35
2 10,1 5,25
3 10,1 5,1
4 10,1 5,1
5 10,1 5,2
6 10,1 5,3
7 10,1 5,1

Page | 10
8 10,1 5,25
9 10,1 5,2
10 10,1 5,35
11 10,1 5,1
12 10,1 5,2
13 10,05 5,35
14 10,1 5,5
15 10,1 5,1
16 10,1 4,35
17 10,05 5,15
18 10,1 5,05
19 10,1 5
20 10,1 5,3
Rata-rata 10,095 5,125
-6
SD 5,67668x10 0,6218838
Kesimpulan : Baik, karena diameter tablet tidak melebihi dari 3x
Dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet.
C. Waktu Hancur
Suhu = 37C
Tablet= 6 pcs
Waktu hancur

No Waktu hancur(menit)
1 18
2 17
3 21
4 20
5 26
6 19
Kesimpulan : Buruk, karena waktu hancur tidak boleh lebih dari
15 menit.

4.7 PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini membahas mengenai Tablet Granulasi
Kering dengan tujuan untuk memahami kriteria zat aktif yang akan di
produksi menjadi tablet menggunakan metode granulasi kering, untuk
memahami dan dapat mengaplikasikan cara memproduksi tablet dengan
metode granulasi kering dan untuk memahami dan mengaplikasi evalusi masa
siap kempa dan evaluasi tablet hasil metode granulasi kering.
Pertama dilakukan pengujian bobot jenis dengan menggunakan
piknometer yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kelarutan/daya larut
suatu zat dan juga dapat mempermudah dalam pembuatan formulasi tablet.
Dilakukan pembersihan piknometer menggunakan etanol, karena etanol

Page | 11
mudah menguap sehingga partikel pengotor tidak akan menempel. Pada saat
penimbangan, tangan tidak boleh langsung menyentuh piknometer tersebut,
karena dikhawatirkan kotoran atau minyak dari tangan akan menempel dan
mempengaruhi akurasi pada saat penimbangan. Serbuk yang dimasukan ke
dalam piknometer ditimbang beserta tutupnya, ditambahkan dengan parafin
hingga penuh sampai tidak muncul gelembung dan ditimbang. Alasan
digunakan parafin cair, yaitu karena parafin cair tidak dapat melarutkan
serbuk. Selanjutnya piknometer dibersihkan dan diisi dengan cairan parafin
hingga penuh sampai tidak ada gelembung, lalu piknometer ditimbang.
Kemudian dilakukan perhitungan bobot jenisnya, hasil yang didapat dari data
pengamatan untuk bj sejati formulasi tablet antalgin sebelum slugging adalah
1,506 gram yang menunjukkan dapat larut dalam air karna bj nya mendekati
bj air. Kemudian setelah slugging bj nya adalah 1,761197. Evaluasi ini
dilakukan sebanyak 2x (sebelum dan sesudah slugging) untuk
membandingkan dan melihat perubahan bj setelah penambahan sisa fase luar
dan amilum. Dari perbandingan ini ternyata, bj dari formula ini meningkat
setelah penambahan sisa fase luar dan amilum. Artinya setelah penambahan
sisa fase luar dan amilum, sediaan granul ini jadi berkurang kelarutannya
dalam air karena bj nya pada pengujian kedua lebih menjauhi bj air.
Setelah itu dilakukan pengujian kompresibilitas untuk menentukan
kerapat serbuk dengan adanya tekanan . Suatu serbuk yang baik memiliki
nilai % kompresibilitas dibawah 20%. Dari hasil pengujian dan perhitungan
yang pertama diperoleh nilai % kompresibilitas dari granul sebesar 10,99%.
Nilai ini menunjukkan bahwa serbuk memiliki nilai kompresibilitas yang
baik. Kompresibilitas ini berhubungan dengan rasio hausner. Pada rasio
hausner nilai tidak boleh lebih dari 1,5, dari hasil percobaan didapat 1,12
maka aliran serbuk tersebut baik. Pada pengujian evaluasi dan perhitungan
yang kedua nilai yang diperoleh dari % kompresibilitas dari granul sebesar
7,608%. Nilai kompresibilitas menunjukkan baik. Dan pada rasio hausnernya
memperoleh 1,082. Nilai rasio hausner juga menunjukkan baik.
Lalu dilakukan pengujian distribusi ukuran partikel meggunakan
pengayakan untuk menentukan ukuran partikel serbuk. Proses pengayakan
merupakan proses penting dalam menentukan ukuran partikel yang akan

Page | 12
digunakan dalam membuat suatu sediaan farmasi sebab ukuran partikel
mempunyai peranan besar dalam pembuatan sediaan obat. Dalam praktikum
minggu lalu pengayakan dilakukan dengan menggunakan mesh, mesh adalah
alat yang digunakan untuk menentukan derajat halus atau ukuran partikel
serbuk. Mesh ini terdiri dari suatu panic dengan dasar kawat kasar dengan
lubanglubang segiempat. Nomer ayakan menunjukkan jumlah lubang tiap 1
inchi (2,54 cm) dihitung searah dengan panjang kawat. Misalnya ayakan
nomer 32 (mesh 32), berarti seria pinchi mengandung 32 lubang.
Pengayakan memudahkan kita untuk mendapatkan serbuk dengan
ukuran yang seragam. Dengan demikian pengayakan dapat didefinisikan
sebagai suatu metoda pemisahan berbagai campuran partikel pada sehingga
didapat ukuran partikel yang seragam serta terbebas dari kontaminan yang
memiliki ukuran yang berbeda dengan menggunakan alat pengayakan.
Uji mesh ini dilakukan dua kali pengujian yaitu uji pada saat masih
berupa serbuk dan uji setelah menjadi granul untuk uji mesh pada saat berupa
serbuk didapat hasil buruk karena hasil pengujian ini tidak mendapat serbuk
yang tertampung mesh yang dominan atau lebih besar dari 50%, hasil dari uji
ini adalah Pada mesh pertama yaitu mesh 32 ada granul yang tidak lolos yaitu
sebanyak74,95 gram , kemudian pada mesh 40 tertinggal 10,16 gram dan
lalu pada mesh 80 granul yang tersisa adalah 23,15 gram dan sisa serbuk
lainnya dapat lolos dari mesh 80 sehingga tertampung pada pen. Kemudian
hasil perhitungan n% nyadari mesh 32 sebanyak 48,76%, n% mesh 40
sebesar 6,61%, n% 80 sebesar 15,06% dan n% pada pen sebesar29,56%
Sedangkan hasil uji kedua didapat hasil pada mesh pertama yaitu
mesh 16 ada granul yang tidak lolos yaitu sebanyak 5,17 gram , kemudian
pada mesh 40 tertinggal 76,03 gram dan lalu pada mesh 80 granul yang
tersisa adalah 24, 56 gram dan sisa serbuk lainnya dapat lolos dari mesh 80
sehingga tertampung pada pen. Kemudian hasil perhitungan n% nya dari
mesh 16 sebanyak 3,106%, n% mesh 40 sebesar 45,67%, n% 80 sebesar
14,75% dan n% pada pen sebesar 36,46% sehingga dari data ini dapat
disimpulkan bahwa granul yang di uji memiliki nilai distribusi partikel yang
jelek karena n% nya tidak memiliki nilai lebih besar dari 50%.
Yang selanjutnya kecepatan alir atau laju alir dihitung dengan
membagi massa serbuk dan waktu serbuk jatuh melewati corong, sedangkan

Page | 13
sudut istirahat dihitung dengan mengukur tinggi dan diameter timbunan yang
telah mengalir dari corong getar. Tinggi gundukan diukur dengan jangka
sorong, diameternya dapat dihitung dengan penggaris. Persyaratan kecepatan
alir yang baik 4-10g/s baik dan >10 g/s sangat baik.sedangkan persyaratan
sudut istirahat yang baik adalah <25. Hasil dari data pengamatan
menunjukan sudut istirahat dan waktu alir evaluasi pertama sangat baik
yaitu 22,78 dan waktu alir 9,286 g/detik. Dan pada evaluasi yang kedua
yaitu 21,80 dan waktu alir 12,112 g/detik.
Hasil dari laju alir dan sudut istirahat untuk evaluasi serbuk sebelum
dan sesudah menjadi granul dinyatakan sesuai dengan persyaratan dalam
literatur FI yaitu sangat baik dimana gaya gesek antar partikelnya rendah
sehinggi serbuk dapat mengalir lancar tanpa saling menghambat.
Pada evaluasi tablet yaitu uji kekerasan tablet dapat didefinisikan
sebagai uji kekuatan tablet yang mencerminkan kekuatan tablet secara
keseluruhan, yang diukur dengan memberi tekanan terhadap diameter tablet.
Tablet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan
dari berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan
transportasi. Alat yang biasa digunakan adalah hardness tester. Kekerasan
adalah parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan
tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan talet
selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai
sebagai ukuran dari tekanan pengempaan.
Dari percobaan yang telah di lakukan di ambil 4 tablet yang memiliki
berat 550mg kemudian di ukur kekerasanya . Hasil pecobaan nya menunjukan
kekerasan tablet berada di berat 4 dan 3 kg , hal ini menungjukan bahwa
tablet yang tidak keras akan memiliki kerapuhan yang tinggi dan lebih sulit
penanganannya . Dari parameter yang di gunakan bahwa tablet tersebut
memiliki kekeras tablek yang buruk karena apa bila tablet memiliki berat
berkisar 400-700mg harus memiliki kekerasab berkiras 5 12 kg .

Pada evaluasi selanjutnya selain keseragaman bobot. Keseragaman


bobot ini juga termasuk penilaian agar didapat penampilan yang baik dan rata
pada semua tablet. Selain bobot, diharapkan juga tablet memiliki

Page | 14
keseragaman kandungan, agar pada tiap tablet memiliki dosis yang sama
untuk memberi efek yang sama pada setiap kali minum. Alat yang digunakan
untuk uji ini adalah neraca. Uji keseragaman bobot dilakukan dengan
menimbang 20 tablet, kemudian ditimbang kembali satu per satu. Setelah itu
dihitung rata-rata bobot tablet dan SD nya, terakhir dihitung %
penyimpangannya. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet
yang masing masing bobotnya menyimpang dari bobot rata -ratanya lebih
besar dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun yang
bobotnya menyimpang dari bobot rata ratanya lebih dari harga yang
ditetapkan kolom B. Dari hasil pengamatan, terdapat 6 tablet yang bobotnya
menyimpang dari kolom A, ada 2 tablet yang bobotnya menyimpang dari
kolom B. Berarti, keseragaman bobot dari tablet tablet ini kurang baik karena
jumlah bobot yang menyimpang lebih dari yang diperbolehkan dalam
persyaratan.
Pada evaluasi selanjutnya uji keseragaman ukuran tablet diuji
keseragamannya agar didapatkan penampilan yang baik dengan ukuran yang
kurang lebih sama antara 1 tablet dengan tablet lainnya. Uji ini meliputi
pengukuran diameter dan tebal tablet. Pada uji ini dilakukan pengukuran tebal
dan diameter tablet dengan menggunakan jangka sorong. Ukuran tablet yang
baik, diameternya tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet dan tidak lebih dari
3 kali tebal tablet. Hasil dari pengujian didapati tebal rata-rata 5,125 mm
dengan diameter 10,095 mm. Berarti rentang diameter yang baik adalah
diantara 6,83 mm (1 1/3 tebal tablet) 15,375 mm (3x tebal tablet), dari
syarat tersebut, diameter tablet yang dibuat kali ini sesuai dengan syarat (FI
ed III). SD tebalnya sebesar 0,628838, sedangkan SD diameternya 0,567668
x 10-5. Baik tebal maupun diameternya memilik SD yg kurang dari 1, artinya
penyimpangan ukuran tiap tablet ini sangat kecil, maka dapat dikatakan
bahwa tablet-tablet ini memiliki ukuran yg seragam.

Pada evaluasi selanjutnya friabilitas dan friksibilitas yang bertujuan


dari pengujian friksi dan friabilitas yaitu untuk mengukur ketahanan
permukaan tablet terhadap gesekan yang di alami sewaktu pengemasan dan
pengiriman. Saat pengemasan tablet bisa saja bergesekan dengan alat dan saat

Page | 15
pengiriman bisa saja tablet bergesekan dengan kemasan yang nantinya akan
merusak kualitas tablet. Tablet yang mudah menjadi bubuk, menyerpih, dan
pecah-pecah pada penanganannya, akan kehilangan keelokannya serta
konsumen enggan menerimanya, dan dapat menimbulkan pengotoran pada
tempat pengangkutan dan pengepakan, juga dapat menimbulkan variasi pada
berat dan keseragaman isi tablet.
Friabilitas diukur dengan menggunakan friabilator. Prinsip kerja alat
ini yaitu memberikan bantingan terhadap sejumlah tablet selama 100 putaran
(100 bantingan) atau yang setara dengan 4 menit. Jumlah tablet yang diuji
bergantung pada bobot per tabletnya. Pada sebuah literatur disebutkan, untuk
tablet dengan bobot setara atau kurang dari 650 mg, jumlah tablet yang diuji
mengacu pada berat totalnya yakni sekitar 6,5 g. Sedangkan untuk tablet
dengan bobot lebih dari 650 mg, jumlah tablet yang diuji cukup 10
tablet.Sebelum diuji, tablet harus dibersihkan dari segala debu atau serbuk
yang menempel, begitupun setelah pengujian. Bobot sebelum dan sesudah
diuji kemudian dibandingkan. Selisih bobot yang tidak boleh lebih dari 1%,
jika tablet yang di uji kehilangan bobot awal lebih dari 1% dapat dinyatakan
bahwa tablet yang di uji jelek, begitu pula pada tablet yang di uji pada saat
praktikum memiliki ketahanan yang jelek karena tablet yang di uji setelah di
lakukan perhitungan bobot yang hilangnya lebih dari 1% yaitu sebesar
25.20%, hal ini dikarenakan salah satunya adalah factor pengempaan yaitu
tablet yang dikempa kurang padat sehingga tablet tidak tahan terhadap
guncangan atau gesekan.
Pengujian friksibilitas bertujuan untuk menguji ketahanan permukaan
tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan
pengiriman. Pada uji friksibilitas ini tidak boleh lebih dari 1%, sedangkan
hasil dari percobaan yaitu, 1,863%. Berarti nilai friksibilitasnya buruk.
Pada evaluasi selanjutnya uji keseragaman ukuran tablet diuji
keseragamannya agar didapatkan penampilan yang baik dengan ukuran yang
kurang lebih sama antara 1 tablet dengan tablet lainnya. Uji ini meliputi
pengukuran diameter dan tebal tablet. Pada uji ini dilakukan pengukuran tebal
dan diameter tablet dengan menggunakan jangka sorong. Ukuran tablet yang
baik, diameternya tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet dan tidak lebih dari

Page | 16
3 kali tebal tablet. Hasil dari pengujian didapati tebal rata-rata 5,125 mm
dengan diameter 10,095 mm. Berarti rentang diameter yang baik adalah
diantara 6,83 mm (1 1/3 tebal tablet) 15,375 mm (3x tebal tablet), dari
syarat tersebut, diameter tablet yang dibuat kali ini sesuai dengan syarat (FI
ed III). SD tebalnya sebesar 0,628838, sedangkan SD diameternya 0,567668
x 10-5. Baik tebal maupun diameternya memilik SD yg kurang dari 1, artinya
penyimpangan ukuran tiap tablet ini sangat kecil, maka dapat dikatakan
bahwa tablet-tablet ini memiliki ukuran yg seragam.
Ketidak seragaman ini dapat ditimbulkan karena laju alir dan
distribusi partikel yang kurang baik. Dari percobaan laju alir, didapat hasil
yang baik, berarti bisa jadi qda sedikit masalah pada distribusi partikelnya,
dimana distibusi partikel granul pada mesin pencetakan tidak maksimal
sehingga volume granul yang melewati punch saat pencetakan tidak seragam
dan menghasilkan tablet dengan ukuran yang berbeda. Buruknya distribusi
pastikel ini bisa jadi karena daya kohesi granul lebih kecil dibanding daya
adhesinya, sehingga granul lebih menempel pada dinding mesin pencetak dari
pada dengan granul lainnya, sehingga proses pengempaannya tidak maksimal.
Maka, untuk menatasinya, bisa dengan penambahan jumlah zat pengikat agar
granul lbih terikat dengan sesamanya. Bisa juga dengan diberibsuatu
pembasah, karena dengan kelembaban yang sesuai, partikel granul dapat
terikat dengan kuat.
Pada evaluasi selanjutnya yaitu waktu hancur pada pengujian waktu
hancur bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan pada
suatu obat untuk terdesintegrasi/hancur dalam tubuh. Alat yang digunakan
yaitu desintegrator tester dimana prinsip dari alat ini disesuaikan seperti
simulasi larutan gastric fluid. Setelah 6 buah tablet dimasukkan dalam tiap
tube, ditutup dengan penutup dan dinaik-turunkan keranjang tersebut dalam
medium air dengan suhu 37 didapati waktu hancur paling cepat yaitu 17
menit dan yang paling lama 26 menit sehingga rata-rata dari waktu masing
masing tablet tersebut terdesintegrasi adalah 20,16 menit.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi waktu hancur suatu
sediaan tablet yaitu sifat fisik tablet,kekerasan, porositas tablet, dan daya
serap tablet. Penambahan tekanan pada waktu penabletan menyebabkan

Page | 17
penurunan porositas dan menaikkan kekerasan tablet. Dengan bertambahnya
kekerasan tablet akan menghambat penetrasi cairan ke dalam pori-pori tablet
sehingga memperpanjang waktu hancur tablet. Kecuali dinyatakan lain waktu
hancur tablet bersalut tidak > 15 menit.

4.8 RENDEMEN / HASIL PRODUKSI / KESIMPULAN


i. Rendemen dan Hasil Produksi
Massa siap ganulasi teoritis = 179,52 gram
Masa siap granulasi nyata = 98,12 gram
Jumlah tablet teoritis = 350 butir
Jumlah tablet nyata = 182 butir
Jumlah tablet yang dikemas = 167 butir
Rendemen = 54,65 %
ii. Kesimpulan
Pembuatan tablet menggunakan zat Antalgin dilakukan dengan metode
granulasi kering, hasil evaluasi serbuk yang diperoleh buruk. Karena dari 6
evalusi tablet (keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan,
friabilitas, friksibilitas, dan waktu hancur) 5 evaluasi diantaranya memiliki
hasil yang buruk.

D. DAFTAR PUSTAKA
Ansel C Howard, 2008, PengantarBentukSediaanFarmasi, UI Press,
Jakarta
Ditjen POM, (1995), Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Ditjen POM, (1979), Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Lachman L H A Lieberman dan J L kanig, 2008, TeoridanPrakterFarmasi
Industri EdisiKetiga, Jakarta: UI Press
Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E., 2009, Handbook of
Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Pharmaceutical Press and
American Pharmacists Association, London

Page | 18
LAMPIRAN
A. Kompresibilitas
1. Evaluasi pertama

Dik : massa = 36,15 gram


Volume curah = 45,5 ml
Volume mampat = 40,5 ml
Kompresibilitas curah mampet
100
= curah

45,540,5
100
= 45,5

= 10,99%
Rasio Housner mampat
= curah

curah massa
= v curah

36,15
= 45,5

= 0,79
mampat massa
= v mampat

36,15
= 40,5

Page | 19
= 0,89
Rasio Housner mampat
= curah

0,89
= 0,79

= 1,12
Kesimpulan:Baik, karena berbanding lurus dengan rasio hausner yaitu
kurang dari 1,5.

2. Evaluasi kedua
Dik : massa = 35,22 gram
Volume curah = 46 ml
Volume mampat = 42,5 ml
Kompresibilitas curah mampet
100
= curah

4642,5
100
= 46

= 7,608%
Rasio Housner mampat
= curah

curah massa
= v curah

35,22
= 42,5

= 0,828
mampat massa
= v mampat

35,22
= 46

= 0,765
Rasio Housner mampat
= curah

0,828
= 0,765

= 1,082
Kesimpulan:Baik, karena berbanding lurus dengan rasio hausner yaitu
kurang dari 1,5.

Page | 20
B. Bobot sejati
a. Evaluasi pertama
Sebelum slugging :
Pikno kosong (W1) : 22,97 gram
Pikno + paraffin cair (W2) : 51,91 gram
Pikno + serbuk (W3) : 24,07 gram
Pikno + serbuk + paraffin cair (W4) : 52,28 gram
= ( W3 - W1 )
( W2 - W1 ) - ( W4 - W3 )
= ( 24,07 22,97 )
( 51,91 22,97 ) - ( 52,28 24,07 )
= 1,1
0,73
= 1,506 g/ml
b. Evaluasi kedua
Setelah slugging :
Pikno kosong (W1) : 21,72 gram
Pikno + paraffin cair (W2) : 43,51 gram
Pikno + serbuk (W3) : 22,90 gram
Pikno + serbuk + paraffin cair (W4) : 44,02 gram
= ( W3 - W1 )
( W2 - W1 ) - ( W4 - W3 )
= ( 22,90 21,72 )
( 43,51 21,72 ) - (44,02 22,90 )
= 1,18
0,67
= 1,761194 g/ml

C. Daya alir dan sudut istirahat


a. Evaluasi pertama
Tinggi curah serbuk = 2,22 cm
Diameter rata rata curah serbuk = 10,46 cm
Bobot serbuk = 55,72 gram
Waktu alir = 6 detik
t 2,22
=
Sudut istirahat = tan = 1 /2. d 5,23 = 0,42

= tan = 22,78
massa
Laju alir = waktu alir

Page | 21
55,72
= 6

= 9,286 g/detik
Kesimpulan : Baik, karena pada laju alir tidak kurang dari 10 dan sudut
istirahat yang baik 25-30.
b. Evaluasi kedua
Tinggi curah serbuk = 2,12 cm
Diameter rata rata curah serbuk = 10,63 cm
Bobot serbuk = 60,56 gram
Waktu alir = 5 detik
t 2,12
=
Sudut istirahat = tan = 1 /2. d 5,315 = 0,40

= tan = 21,80
massa
Laju alir = waktu alir
60,56
= 5

= 12,112 g/detik
Kesimpulan : Baik, karena pada laju alir tidak kurang dari 10 dan sudut
istirahat yang baik 25-30.
D. Mesh
a. Evaluasi pertama
n.d 4
d=
n. d 3
0, 30
=
0,38

0,78
n.d 4
d=
n. d 3
0, 17
= 0,68
0,25
n.d 4
d=
n. d 3

0,022

0, 047

=0,46
n.d 4
d=
n. d 3

Page | 22
0, 00096

0,0069

= 0, 01
b. Evaluasi kedua
n.d 4
d=
n. d 3

0, 0025

0,0170 =0,1470

n.d 4
d=
n. d 3
18,779

26,61 =

0,7057
n.d 4
d=
n. d 3
3, 733

5,992 = 0,6229

n.d 4
d=
n. d 3

0, 0345

0,224 =0,1540

E. Friabilitas dan friksibilitas


a. Friabilitas
Diketahui :Digunakan 12 tab : 6,15gram
Bobot awal : 6,15 gram
Bobot setelah uji : 4,60 gram
w 1w 2

% friabilitas w1 x 100 %

6,15 4,60

6,15 x 100 %

= 25,20%
Kesimpulan : Buruk, karena bobot yang hilang melebihi 1%.
b. Friksibilitas
Diketahui :Digunakan 12 tab : 6,26 gram
Bobot awal : 6,26 gram
Bobot setelah uji : 6,03 gram

Page | 23
w 1w 2

% friabilitas w1 x 100 %

6,26 6,03

6,26 x 100 %

= 3,20%
Kesimpulan : Buruk, karena bobot yang hilang melebihi 1%.

Page | 24

Anda mungkin juga menyukai